1. Penyuntikan segera garam kalsium secara IV, seperti larutan kalsium glukonat 10%
untuk meningkatkan kadar kalsium serum terionisasi (tetani akut yang mengancam
nyawa pasien). Jika terapi ini tidak segera menurunkan iritabilitas neuromuskuler dan
serangan kejang, preparat sedatid seperti pentobarbital dapat diberikan (Smeltzer,
2002)
2. Bernapas di dalam kantung kertas dan menghirup gas CO2 yang dihembuskan pasien sendiri
akan menimbulkan asidosis respiratorik ringan yang meningkatkan kadar kalsium serum
(pasien yang sadar dapat bekerja sama)
3. Pemberian sedatif dan antikonvulasan untuk mengendalikan spasme sampai kadar kalsium
meningkat
4. Peningkatan asupan kalsium dari makanan
5. Terapi rumatan dengan pemberian suplemen kalsium dan vitamin D per oral (tetani kronis)
6. Pemberian suplemen vitamin D dan kalsium, karena absorbsi kalsium dalam usus halus
memerlukan keberadaan vitamin D (terapi penyakit yang reversibel dan biasanya harus
dilakukan seumur hidup)
7. Pemberian kalsitriol (Calcijex, Rocaltrol) jika ada gangguan hepar atau renal yang membuat
pasien tidak toleran terhadap vitamin D
8. Pemberian preparat parathormon parenteral dapat dilakukan untuk mengatasi
hipoparatiroidisme akut disertai tetanus. Pasien yang mendapatkan parathormon memerlukan
pemantauan akan adanya perubahan kadar kalsium serum dan reaksi alergi
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah
Volume 2. EGC: Jakarta