Anda di halaman 1dari 16

RMK AUDIT 2

BAPEPAM dan Akuntan Publik


NAMA : MUH. RIZALDI
NIM : A31116327
1. Struktur BAPEPAM
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (disingkat BAPEPAM-LK) adalah
sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan Indonesia yang bertugas membina, mengatur,
dan mengawasi kegiatan sehari-hari pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan
dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan.
BAPEPAM-LK merupakan penggabungan dari Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan. Saat ini, BAPEPAM-LK digantikan oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) sejak berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun
2011.
Tujuan BAPEPAM adalah mewujudkan kegiatan pasar modal yang terarur, wajar, dan efisien,
serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat di Indonesia. Wewenang BAPEPAM
diantaranya:
 Memberikan izin, persetujuan, dan pendaftaran kepada para pelaku pasar modal.
 Memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum.
 Menerbitkan peraturan pelaksanaan dari perundang-undangan di bidang pasar modal.
 Melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-
undangan di bidang pasar modal.
 Membina pasar modal.
 Mengatur pasar modal.
 Mengawasi kegiatan-kegiatan yang terjadi di pasar modal.
Dalam melaksanakan tugas tersebut BAPEPAM dan Lembaga Keuangan menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut :
 Penyusunan dan penegakan peraturan di bidang pasar modal primer dan sekunder
 Penegakan peraturan di bidang pasar modal;
 Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha, persetujuan,
pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar modal;
 Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan Perusahaan Publik;
 Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek,
Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian;
 Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;
 Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;
 Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku;
 Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang lembaga keuangan;
 Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan;
 Pelaksanaan tata usaha Badan.

BAPEPAM dan Lembaga Keuangan terdiri dari 1 Ketua Badan dan membawahi 1 Sekretariat
dan 12 Biro Teknis, di mana lingkup pembinaan dan pengawasan meliputi aspek pasar modal,
dana pensiun, perasuransian, perbankan dan usaha jasa pembiayaan serta modal ventura.
 Sekretariat Badan, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta
pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur di lingkungan Badan.
 Biro Pengelolaan Investasi, bertugas melaksanakan pengembangan dan pengaturan
pengelolaan investasi, pemrosesan izin usaha, pernyataan pendaftaran dan ijin orang
perseorangan, membina dan mengawasi Pengelola Investasi, Manajer Investasi, Wakil
Manajer Investasi, dan Penasihat Investasi.
 Biro Transaksi dan Lembaga Efek,
 Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa, bertugas melaksanakan penelaahan dan
pemantauan keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik yang bergerak di sektor jasa.
 Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil, bertugas melaksanakan penelaahan, dan
pemantauan keterbukaan Emiten dan Perusahaan Publik yang bergerak di sektor riil.
 Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan, bertugas melaksanakan penyusunan dan
pengembangan standar akuntansi, standar pemeriksaan akuntansi, standar penilaian di bidang
pasar modal, standar tata kelola perusahaan, penelaahan dan penyusunan peraturan
perundang-undangan penilaian keuangan perusahaan, pengumpulan dan analisis data dalam
rangka pengembangan akuntansi dan keterbukaan, pembinaan, pengawasan dan inspeksi
profesi Akuntan dan Penilai;
 Biro Kepatuhan Internal, bertugas melaksanakan penelaahan dan penilaian kepatuhan
pelaksanaan tugas sekretariat dan biro di lingkungan BAPEPAM dan LK, serta pemberian
rekomendasi peningkatan pelaksanaan tugas.
 Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
peraturan, penetapan sanksi, penanganan keberatan, pemberian bantuan hukum, pemberian
bantuan dalam penyelesaian masalah antara pihak tanpa melalui jalur hukum, melakukan
litigasi, pemberian pertimbangan, saran, dan pendapat hukum di bidang Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan serta pembinaan dan pengawasan profesi hukum yang melakukan
kegiatan di bidang Pasar Modal.
 Biro Riset dan Teknologi Informasi, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan riset dan
pemanfaatan teknologi informasi dalam upaya pengembangan di bidang pasar modal dan
lembaga keuangan.
 Biro Pemeriksaan dan Penyidikan, bertugas menegakkan hukum di bidang transaksi dan
lembaga Efek, Pengelolaan Investasi, Keterbukaan Emiten, dan Perusahaan Publik serta
melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang terkait dalam rangka penegakan hukum
 Biro Pembiayaan dan Penjaminan, bertugas menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi,
evaluasi, pelaksanaan dan pengawasan di bidang lembaga pembiayaan dan lembaga
penjaminan.
 Biro Perasuransian, bertugas menyiapkan perumusan kebijakan standardisasi dan bimbingan
teknis, evaluasi serta pelaksanaan pengawasan di bidang perasuransian, termasuk program
Tabungan Hari Tua dan Asuransi Kesehatan bagi Pegawai Negeri Sipil dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja.
 Biro Dana Pensiun, bertugas menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi, bimbingan
teknis, pelaksanaan dan evaluasi pengawasan dana pensiun, melaksanakan analisis, evaluasi
dan pelaporan atas pengelolaan dana program pensiun Pegawai Negeri Sipil, dan melakukan
pembinaan lembaga penunjang dana pensiun.
2. Komponen BAPEPAM dan Pasar Modal
2.1.Emiten
Emiten adalah perusahaan yang membutuhkan dana sehingga melakukan go public berupa
aksi penjualan surat-surat berharga mereka atau melakukan emisi di pasar bursa. BAPEPAM
mengemban tugas besar dalam memajukan pasar modal Indonesia ini memutuskan untuk
memajukan dukungan sistem pasar modal Indonesia. Salah satu yang paling penting adalah para
emiten. Emiten merupakan salah satu komponen penting penggerak pasar modal.
Oleh sebab itu, BAPEPAM memutuskan untuk membina para emiten untuk menumbuhkan
iklim pasar modal yang kondusif dan profesional. Hal ini tentu akan menginspirasi calon emiten
lain untuk bergabung di pasar modal.

2.2.Bursa Efek
Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
untuk mempertemukan penawaran dan permintaan efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek di antara mereka.Fungsi Bursa Efek ( E. Tandelilin, 1991: 81 ) adalah
sebagai berikut :
 Menciptakan pasar secara terus menerus bagi efek yang telah ditawarkan kepada masyarakat
 Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui mekanisme pasar
 Membantu pembelanjaan dunia usaha
Kemudian menurut Tjiptono Darmadji ( 2001 : 95 ) tugas Bursa Efek adalah sebagai berikut
:

 Tugas Bursa Efek sebagai fasilitator


 Menyediakan sarana perdagangan efek
 Mengupayakan likuiditas instrumen yaitu mengalirnya dana secara cepat pada efek-efek yang
dijual
 Menyebarluaskan informasi bursa ke seluruh lapisan masyarakat
 Memasyarakatkan pasar modal, untuk menarik calon investor dan perusahan yang go public
 Menciptakan instrumen dan jasa baru
2.3.Perusahaan Efek
Pemailitan perusahaan efek oleh BAPEPAM ditegaskan dalam pasal 2 ayat (4) UU No. 37
Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang:
“Dalam hal Debitor adalah Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjamin,
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan
oleh Badan Pengawas Pasar Modal”.

2.4.Self Regulatory Organization


Organisasi regulator mandiri (Inggris: self-regulatory organization atau SRO) adalah suatu
organisasi yang melaksanakan tingkat tertentu dari kewenangan penerapan aturan (regulator) atas
suatu industri atau profesi. Kewenangan regulator dapat diterapkan sebagai pelengkap dari aturan
pemerintah yang ada, ataupun dapat pula mengisi kekosongan dari aturan dan pengawasan
pemerintah yang ada. Kemampuan dari SRO ini untuk melaksanakan kewenangan penerapan
hukum tidak selalu merupakan bentuk pengalihan kewenangan dari pemerintah.
Di Indonesia, peran Organisasi Regulator Mandiri ini dilaksanakan oleh Bursa Efek Indonesia
(dahulu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya), Kustodian Sentral Efek Indonesia dan
Kliring Penjaminan Efek Indonesia Organisasi Regulator Mandiri ini memberikan pelaporan
kepada Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) berupa data dan informasi yang disajikan
dalam bentuk sistem pelaporan elektronik atau sering disebut "SRO's e-Reporting System".
Sistem pelaporan tersebut ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan keandalan
pelaporan sehingga tercapai peningkatan transparansi dan penyebaran informasi, peningkatan
efisiensi kerja, serta peningkatan akuntabilitas industri pasar modal.

3. Kualifikasi dan Registrasi Akuntan Publik di BAPEPAM


Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) adalah suatu badan pemerintah yang menangani
pasar modal, dibentuk guna membantu para investor untuk mendapatkan informasi andaluntuk
membuat keputusan investasi. Untuk itu akuntan publik harus memperhatikan sejumlah laporan
khusus yang disyaratkan oleh ketentuan BAPEPAM. Laporan terpenting diantaranya :
 Surat Pengantar untuk Pernyataan Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum. Formulir ini
harus diisi dan diserahkan kepada BAPEPAM apabila suatu perusahaan bermaksud untuk
penawaran umum kepada masyarakat.
 Laporan keterbukaan Informasi. Laporan ini disampaikan paling lambat akhir hari kerja kedua
setelah keputusan atau terjadinya suatu peristiwa, keterangan penting dan relevan yang
mungkin dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal.
Peristiwa tersebut meliputi akuisisi atau penjualan suatu perusahaan anak, perubahan susunan
direksi, penambahan lini / jenis produk yang baru, pergantian auditor dan sebagainya.
 Laporan Tahunan. Laporan ini harus disampaikan setiap tahun dalam waktu 120 hari setelah
penutupan tahun buku. Dalam laporan ini dimuat informasi keuangan yang lengkap dan
terinci, termasuk laporan keuangan yang telah diaudit.
 Laporan Kuartalan. Laporan kuartalan harus disampaikan oleh semua perusahaan publik.
Laporan ini berisi informasi keuangan tertentu yang disyaratkan oleh BAPEPAM.
Karena KAP besar biasanya mempunyai klien yang harus membuat satu atau dua jenis laporan
ini setiap tahun, dan ketentuan serta peraturan yang ditetapkan oleh BAPEPAM sangat kompleks,
maka pada umumnya mereka memiliki tenaga spesialis yang mencurahkan perhatiannya secara
khusus untuk menangani masalah ini guna memenuhi persyaratan BAPEPAM.
BAPEPAM berpengaruh penting dalam penetapan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
persyaratan mengenai pengungkapan yang menyertai laporan keuangan karena mereka berwenang
untuk merumuskan persyaratan pelaporan yang dipandang perlu untuk memberikan informasi
yang benar kepada pemodal. Selama ini, IAI bekerja sam dengan BAPEPAM dalam merumuskan
standar akuntansi yang diberlakukan bagi emiten dan perusahaan publik, sepanjang belum diatur
oleh PSAK.
Selain itu, BAPEPAM memiliki wewenang untuk menetapkan peraturan bagi setiap akuntan
publik yang terkait dengan laporan keuangan yang diaudit yang diserahkan ke BAPEPAM.
Meskipun BAPEPAM telah mengambil sikap bahwa prinsip akuntansi dan standar audit harus
disusun oleh IAI, tetapi pandangan BAPEPAM selalu dipertimbangkan dalam setiap perubahan
yang diajukan oleh IAI.
BAPEPAM juga mengeluarkan peraturan-peraturan yang penting bagi akuntan publik,
termasuk keputusan dan pendapat mengenai masalah akuntansi dan audit yang menyangkut setiap
akuntan pasar modal.
4. Keterkaitan BAPEPAM dengan Auditor Independen
Independensi adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak
tergantung pada orang lain. Berikut tiga aspek independensi seorang auditor.
 Independensi dalam Fakta (Independence in fact) : Artinya auditor harus mempunyai
kejujuran yang tinggi, keterkaitan yang erat dengan objektivitas.
 Independensi dalam Penampilan (Independence in appearance) : Artinya pandangan pihak
lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit.
 Independensi dari sudut Keahliannya (Independence in competence) : Independensi dari sudut
pandang keahlian terkait erat dengan kecakapan profesional auditor.
Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil
usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Indonesia mengharuskan auditor
menyatakan apakah, menurut pendapatnya, laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dan jika ada, menunjukkan adanya ketidak konsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
Penilaian kecukupan peraturan perlindungan investor pada pasar modal Indonesia mencakup
beberapa komponen analisa yaitu;
 Ketentuan isi pelaporan emitmen atau perusahaan publik yang harus disampaikan kepada
publik dan BAPEPAM,
 Ketentuan BAPEPAM tentang penerapan internal control pada emitmen atau perusahaan
public,
 Ketentuan BAPEPAM tentang, pembentukan Komite Audit oleh emitmen atau perusahaan
public,
 Ketentuan tentang aktivitas profesi jasa auditor independen.
Seperti regulator pasar modal lainnya BAPEPAM mempunyai kewenangan untuk
memberikan izin, persetujuan, pendaftaran kepada para pelaku pasar modal, memproses
pendaftaran dalam rangka penawaran umum, menerbitkan peraturan pelaksanaan dari
perundang-undangan di bidang pasar modal, dan melakukan penegakan hukum atas setiap
pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Salah satu tugas
pengawasan BAPEPAM adalah memberikan perlindungan kepada investor dari kegiatan-kegiatan
yang merugikan seperti pemalsuan data dan laporan keuangan, window dressing, serta lain-lainnya
dengan menerbitkan peraturan pelaksana di bidang pasar modal.
Dalam melindungi investor dari ketidakakuratan data atau informasi, BAPEPAM sebagai
regulator telah mengeluarkan beberapa peraturan yang berhubungan dengan keaslian data yang
disajikan emiten baik dalam laporan tahunan maupun dalam laporan keuangan emiten.Ketentuan-
ketentuan yang telah dikeluarkan oleh BAPEPAM antara lain adalah Peraturan Nomor:
VIII.A.2/Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep-20/PM/2002 tentang Independensi Akuntan
yang Memberikan Jasa Audit di Pasar Modal. Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
 Periode Audit adalah periode yang mencakup periode laporan keuangan yang menjadi objek
audit, review, atau atestasi lainnya.
 Periode Penugasan Profesional adalah periode penugasan untuk melakukan pekerjaan atestasi
termasuk menyiapkan laporan kepada BAPEPAM dan Lembaga Keuangan.
 Anggota Keluarga Dekat adalah istri atau suami, orang tua, anak baik di dalam maupun di luar
tanggungan, dan saudara kandung.
 Fee Kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa profesional yang
hanya akan dibebankan apabila ada temuan atau hasil tertentu dimana jumlah fee tergantung
pada temuan atau hasil tertentu tersebut.

 Orang Dalam Kantor Akuntan Publik adalah orang yang termasuk dalam penugasan audit,
review, atestasi lainnya, dan/atau non atestasi yaitu: rekan, pimpinan, karyawan professional,
dan/atau penelaah yang terlibat dalam penugasan.
Peran akuntan publik di pasar modal adalah memeriksa laporan keuangan
dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan.
Di pasar modal dituntut pendapat wajar (unqualified) terhadap laporan keuangan
dari perusahaan yang akan menerbitkan saham baru
(Initial Public Offering) atau yang telah terdaftar di bursa. Pendapat wajar berarti laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh IAI
tanpa suatu catatan atau kekurangan dan kesalahan material.
Akuntan yang terdaftar di BAPEPAM-LK diharapkan menjadi gate keeper dalam melindungi
kepentingan publik dengan menghasilkan opini yang berkualitas atas laporan keuangan. Akuntan
berperan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaan dan memberikan pendapat
mengenai kewajaran atas data yang disajikan dalam laporan keuangan.
Peran dan tanggung jawab profesi akuntan terhadap perkembangan pasar modal sangat besar.
Jadi, apabila akuntan publik yang beroperasi di pasar modal memiliki kualitas dan integritas yang
lemah, maka hampir bisa dipastikan perkembangan pasar modal akan terhambat karena tingkat
kepercayaan investor akan berkurang. Akuntan profesional dituntut memiliki integritas dan moral
untuk melindungi kepentingan masyarakat. Profesi akuntan juga harus memiliki etika profesi yang
mengikat para anggotanya. Semua ini melahirkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi
akuntan. Profesi Akuntan Publik merupakan profesi yang unik yang berbeda dengan profesi
lainnya karena akuntan publik dibayar oleh klien namun bekerja atas nama masyarakat (investor)
sehingga akuntan publik dituntut harus independensi dan objektifitas dalam pengambilan
keputusannya.
Berkembangnya pasar modal akan memberikan peran yang sangat penting bagi akuntan
khususnya akuntan publik mengingat keterkaitannya dengan informasi yang dibutuhkan di pasar
modal. Sesuai UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, peran profesi akuntan menjadi sangat
penting. Secara garis besar peran akuntan di pasar modal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (1)
Pemeriksa laporan keuangan dan (2) Penyusun standar akuntansi.
Dalam mendorong perkembangan pasar modal di Indonesia, peranan para akuntan sebagai
profesi kepercayaan publik menjadi sangat penting. Fungsi utama akuntan adalah dalam rangka
memberikan gambaran yang transparan mengenai posisi keuangan suatu perusahaan dalam
menginformasikan ke publik. Bidang jasa Akuntan di Pasar Modal terbagi menjadi: (1) Perikatan
Atestasi dan (2) Perikatan Non-atestasi
5. Tanggung Jawab Akuntan Publik Terhadap BAPEPAM

Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan PMK No. 17 Tahun 2008 pasal 44 ayat (1)
menyatakan akuntan publik dan/atau KAP bertanggung jawab atas seluruh jasa yang diberikan dan
ayat (2) menyatakan Akuntan Publik bertanggung jawab atas Laporan Auditor Independen dan
Kertas Kerja dari Akuntan Publik yang bersangkutan selama 10 (sepuluh) tahun.
Tanggung Jawab Akuntan Publik dalam Pasal 80 UU No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
menyatakan Akuntan Publik sebagai jasa professional ikut bertanggung jawab bila Pernyataan
Pendaftaran Emiten yang dijaminnya tidak memuat informasi mengenai Fakta Material sesuai
Undang-Undang sehingga informasi tersebut menyesatkan. Namun tanggung jawab auditor
terbatas pada pendapat yang diberikannya.
Tanggung jawab Akuntan Publik berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan Nomor: KEP-86/BL/2011 tentang independensi akuntan yang
memberikan jasa di pasar modal, pada pasal 7 menyatakan dalam penerimaan penugasan
profesional, Akuntan wajib mempertimbangkan secara profesional dan memiliki independensi
yang dapat dipertanggungjawabkan sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP).Tanggung jawab akuntan di pasar modal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
 Tanggung jawab yuridis, berkaitan dengan opini yang diberikan akuntan yang dsampaikan
kepada masyarakat, opini akuntan dan penyampaian informasi lainnya harus sesuai dengan
standar profesi dan peraturan pasar modal yang berlaku. Pelaksanaan penugasan akuntan di
pasar modal tidak terlepas dari kemungkinan adanya tuntutan atau gugatan baik administratif,
perdata, maupun pidana.
 Tanggung jawab finansial, dalam kaitannya dengan kemungkinan munculnya kerugian yang
diderita oleh pihak ketiga. Hal ini dapat mengakibatkan tuntutan ganti rugi dari pihak-pihak
yang merasa dirugikan tersebut.
 Tanggung jawab moral, dalam kaitannya dengan kewajiban akuntan untuk menjunjung tinggi
kode etik akuntan serta selalu menjaga sikap mental yang independen. Hal ini diperlukan
mengingat profesi akuntan sebagai profesi yang dipercaya oleh masyarakat
Apabila ketiga tanggung jawab tersebut dipahami maka diharapkan profesi akuntan yang
bergerak di pasar modal selalu berhati-hati dalam bersikap dan bertindak, sehingga akuntan tidak
terjebak pada hal-hal yang dapat merugikan akuntan yang bersangkutan dan profesi akuntan secara
keseluruhan. Akuntan yang terdaftar di BAPEPAM-LK mempunyai tanggungjawab untuk turut
menjaga kualitas informasi di Pasar Modal melalui pemberian opini yang berkualitas dan
independen atas laporan keuangan.
Oleh karena itu, akuntan yang bergerak di pasar modal harus memahami bahwa kepentingan
publik jauh lebih besar dan harus lebih diutamakan. Adapun kewajiban akuntan sebagai pemeriksa
laporan keuangan dinyatakan secara eksplisit dalam UU Pasar Modal yang menyatakan bahwa
akuntan yang terdaftar di BAPEPAM yang memeriksa laporan keuangan emiten, bursa efek,
lembaga kliring dan penjaminan (LKP), lembaga penyimpanan dan penyelesaian (LPP), dan pihak
lain yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal wajib menyampaikan pemberitahuan yang
sifatnya rahasia kepada BAPEPAM jika ditemukan adanya:
 Pelanggaran yang dilakukan terhadap ketentuan dalam UU ini dan atau peraturan
pelaksanaannya.
 Hal-hal yang dapat membahayakan keadaan keuangan lembaga yang dimaksud atau
kepentingan para nasabahnya.

Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan merupakan lembaga Independen yang menggantikan tugas


BAPEPAM-LK yang dahulu berada dibawah Kementerian Keuangan. OJK mulai bertugas sejak
1 Januari 2013, sehingga BAPEPAM-LK dibubarkan. Menurut Pengamat Ekonomi, Seto
Wardono, berpindahnya wewenang ini tidak akan membawa dampak yang besar terhadap dunia
pasar modal karena kinerja OJK sebenarnya sama saja dengan BAPEPAM-LK walaupun akan
membawa perubahan dan perbedaan sedikit. UU OJK sendiri telah disahkan pada 2010 lalu yang
mengamanatkan kepada OJK untuk melakukan pengawasan terhadap lembaga keuangan baik
sektor perbankan, sektor pasar modal maupun sektor non perbankan.
Alasan pembentukan OJK ini antara lain makin kompleks dan bervariasinya produk jasa
keuangan, munculnya gejala konglomerasi perusahaan jasa keuangan, dan globalisasi industri jasa
keuangan. Disamping itu, salah satu alasan rencana pembentukan OJK adalah karena pemerintah
beranggapan bahwa BI, sebagai Bank Sentral telah gagal dalam mengawasi sekor perbankan.
OJK dibentuk dan dilandasi dengan prinsip-prinsip tata kelola yang baik, yang mana
mengingatkan pemikiran pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan benar (Good
Corporate Governance) yang terdiri dari 5 prinsip, yaitu:
 Transparancy (keterbukaan informasi). Secara sederhana bisa diartikan sebagai keterbukaan
untuk menyediakan informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu.
 Accuntability (akuntabilitas). Adanya kejelasan fungsi, struktur, sistem, kejelasan akan hak
dan kewajiban serta wewenang dari elemen-elemen yang ada.
 Responsibility (pertanggungjawaban). Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang
berlaku, diantaranya termasuk masalah pembayaran pajak, hubungan industrial, kesehatan dan
keselamatan kerja, perlindungan lingkungan hidup, memelihara lingkunganbisnis yang
kondusif bersama masyarakat dan sebagainya;
 Independency (kemandirian). Mensyaratkan agar perusahaan dikelola secara profesional
tanpa adanya benturan kepentingan dan tekanan atau intervensi dari pihak manapun maupun
yang tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku.
 Fairness (kesetaraan atau kewajaran). Prinsip ini menuntut adanya perlakuan yang adil dalam
memenuhi hak shareholders dan stakeholders sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
Mengenai tujuan OJK dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 4 UU OJK. selengkapnya ketentuan
Pasal 4 berbunyi sebagai berikut: Pasal 4 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas
Jasa Keuangan. OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan:
 Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel.
 Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
 Mampu melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat.
Mengenai fungsi OJK itu sendiri telah dijabarkan dalam UU No.21 Tahun 2011, dalam Pasal
5 yang menyatakan bahwa OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan
yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. Selanjutnya di
dalam Pasal 6 undang-undang tersebut juga menyebutkan mengenai tugas pengaturan dan
pengawasannya, yaitu:
 Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan.
 Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal.
 Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
Dalam melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor Perbankan sebagaimana
yang dimaksud didalam Pasal 6 huruf a, OJK mempunyai wewenang:
 Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi:
 Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja,
kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi
bank, serta pencabutan izin usaha bank.
 Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan
aktivitas di bidang jasa.
 Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi:
 Likudasi, rentabilitas, solvabilitas, kualitas asset, rasio kecukupan modal minimum, batas
maksimum pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan, dan pencadangan bank.
 Laporan bank yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank; Sistem informasi debitur.
 Pengujian kredit (credit testing).
 Standar akuntansi bank.
 Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi:
 Manajemen risiko
 Tata kelola bank.
 Prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian uang.
 Pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan
 Pemeriksaan bank.
Untuk melaksanakan tugas pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, OJK
mempunyai wewenang:
 Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini.
 Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
 Menetapkan peraturan dan keputusan OJK.
 Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan.
 Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK.
 Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga
Jasa Keuangan dan pihak tertentu.
 Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statute pada Lembaga Jasa
Keuangan.
 Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menatausahakan kekayaan dan kewajiban.
 Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
Selanjutnya, untuk melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6,
OJK mempunyai wewenang:
 Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan.
 Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif/
 Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan
lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
 Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu.
 Melakukan penunjukan pengelola statuter.
 Menetapkan penggunaan pengelola statuter.
 Menetapkan sanksi administrative terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
 Memberikan dan/atau mencabut:
 Izin usaha.
 Izin orang perseorangan.
 Efektifnya pernyataan pendaftaran.
 Surat tanda terdaftar.
 Persetujuan melakukan kegiatan usaha.
 Pengesahan.
 Persetujuan atau penetapan pembubaran.
 Penetapan lain.
Adapun dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan dikemukakan bahwa OJK dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya
berlandaskan asas-asas sebagai berikut: Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

 Asas Independensi, yakni independen dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan fungsi,
tugas, dan wewenang OJK, dengan tetap sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 Asas Kepastian Hukum, yakni asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan
peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan Otoritas
Jasa Keuangan.
 Asas Kepentingan Umum, yakni asas yang membela dan melindungi kepentingan konsumen
dan masyarakat serta memajukan kesejahteraan umum.
 Asas Keterbukaan, yakni asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan
Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak pribadi dan
golongan, serta rahasia negara, termasuk rahasia sebagaimana ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan.
 Asas Profesionalitas, yakni asas yang mengutamakan keahlian dalam pelaksanaan tugas dan
wewenang Otoritas Jasa Keuangan, dengan tetap berlandaskan pada kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 Asas Integritas, yakni asas yang berpegang teguh pada nilai-nilai moral dalam setiap tindakan
dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan.
 Asas Akuntabilitas, yakni asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
setiap kegiatan penyelenggaraan Otoritas Jasa Keuangan harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik.
Struktur organisasi OJK terdiri atas:
 Dewan Komisioner OJK
 Pelaksana Kegiatan Operasional
Struktur dewan komisioner terdiri atas:
 Ketua merangkap anggota
 Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota
 Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota
 Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota
 Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota
 Ketua Dewan Audit merangkap anggota
 Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen
 Anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan Gubernur Bank
Indonesia
 Anggota Ex-officio dari Kementerian Keuangan yang merupakan pejabat setingkat Eselon I
Kementerian Keuangan.

Pelaksana Kegiatan Operasional Terdiri Atas:


 Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis I
 Wakil Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis II
 Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan memimpin bidang Pengawasan Sektor Perbankan
 Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal memimpin bidang Pengawasan Sektor Pasar Modal
 Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya memimpin bidang Pengawasan Sektor IKNB
 Ketua Dewan Audit memimpin bidang Audit Internal dan Manajemen Risiko
 Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen memimpin bidang
Edukasi dan Perlindungan Konsumen.

Anda mungkin juga menyukai