PTK Matematika
PTK Matematika
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Disusun oleh :
Anang Abdullah,S.Pd. M.M
SMK N 4
2019
LATAR BELAKANG MASALAH
Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidah terlepas dari pengaruh perubahan global,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perkembangan
dan perubahan secara terus menerus ini menuntut perlunya perbaikan system pendidikan
nasional termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu
bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan jaman tersebut.
Atas dasar tuntutan mewujudkan masyarakat seperti itu di perlukan upaya
peningkatan mutu pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup
pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral, akhlak,
budi pekerti, prilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan dan seni. Pengembangan
aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup
yang diwujudkan melalui pencapain kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup,
menyesuaikan diri, dan berhasil di masa datang. Dengan demikian, peserta didik memiliki
ketangguhan, kemandirian dan jati diri yang dikembangkan melalui pembelajaran dan atau
pelatihan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Oleh karena itu
diperlukan penyempurnaan kurikulum sekolah yang berbasis pada kompetensi peserta
didik.
Model pembelajaran KBK mendorong siswa mengkontruksi pengetahuan dan
pemahaman sendiri. Mendasarkan diri pada pandangan Konstruktivisme Kurikulum 2004 di
desain menggunakan pendekatan berbasis kompetensi.
Berdasarkan hal tersebut pendekatan yang sesuai dengan KBK yaitu pendekatan
CTL, yaitu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata siswa dan menghubungkan antara pengetahuan yang
dimilikinya dalam kehidupan mereka.
Salah satu komponen CTL ada pemodelan, yaitu suatu rencana yang
memperlihatkan pola pembelajaran tertentu dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan
guru dan siswa. Sumber belajar yang digunakan dalam mewujudkan kondisi belajar yang
menyebabkan terjadinya belajar pada siswa.
Model pembelajaran yang dianggap lebih efektip untuk pembelajarn Statistika
adalah model Jigsaw. Dalam pembelajaran jigsaw siswa belajarkooperatif (kerja sama)
dengan sesama teman. Kelebihan jigsaw adanya kelompok (tiem) ahli yang membahas
satu masalah sampai benar-benar dipahami anak. Begitu pula dalam statistika setiap tiem
memecahkan satu permasalahan setelah permasalahan diselesaikan kemudian saling
memberi informasi, jadi kelebihan anak mengkonstruksikan pengetahuan dan
pemahamannya sendiri.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
masalah dalan penelitian ini adalah : Apakah model pembelajaran Jigsaw dalam
pembelajaran Statistika dapat meningkatkan kemampuan pemahaman matematika siswa ?
Mengingat luasnya permasalahan diatas dan untuk menghindari kekeliruan,
penyimpangan arah dalam operasionalnya dan pembicaraan masalah lebih tepat sasaran,
maka peneliti membatasi penelitian ini pada materi kelas IX semester 5 dengan pokok
bahasan Statistika.
PERTANYAAN PENELITIAN
Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan melalui beberapa pertanyaan berikut
ini :
Apakah model pembelajaran Jigsaw dapat meningkatkan kemampuan pemahaman
matematika siswa ?.
Bagaimana tanggapan siswa dalam penerapan pembelajaran model Jigsaw ?.
Apakah aktifitas siswa dalam penerapan pembelajaran modelJigsaw meningkat ?.
TUJUAN PENELITIAN
Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah menguji aktifitas pembelajaran
matematika dengan menggunakan model pembelajarnJigsaw melalui penelitian tindakan
kelas. Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
:
Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan pemahaman matematika
siswa dengan menggunakan model pembelajaranJigsaw dalam pembelajaran Statistika .
Untuk mengetahui tanggapan siswa dalam penerapan pembelajaran model Jigsaw.
Untuk mengetahui aktifitas siswa dalam penerapan pembelajaranJigsaw.
HIPOTISIS PENELITIAN
Model pembelajaran Jigsaw dalam pembelajaran statistika dapat meningkatkan
kemampuan siswa.
Tanggapan siswa dalam penerapan pembelajaran model Jigsaw
Aktifitas siswa dalam penerapan pembelajaran model Jigsaw meningkat.
MANFAAT PENELITIAN
Untuk menumbuhkan dan mengembangkan motivasi belajar siswa dalam
mempelajari matematika.
Sebagai masukan bagi guru, khususnya guru matematika untuk berusaha memilih model
yang paling tepat dalam mempelajari matematika.
Untuk memberikan masukan bagi sekaloh dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
matematika, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai.
STUDI LITERATUR
Kegiatan Pebelajaran
Kegiatan pebelajaran diselenggarakan untuk membentuk watak, peradaban, dan
meningkatkan mutu kehidupan peserta didik. Kegiatan perlu pembelajaran memberdayakan
semua potensi didik untuk menguasai kompentensi yang diharapkan. Pemberdayaan
diarahkan untuk mendorong pencapaian kompentensi dan perilaku khusus supaya setiap
individu mampu menjadi pelajar sepanjang hayat dan mewujudakn masyarakat belajar.
Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui,
memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan, dan mengaktualisasikan diri.
Dengan demikan, kegiatan pembelajaran perlu :
Berpusat pada peserta didik.
Mengembangkan kreativitas peserta didik.
Menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang.
Bermuatan nilai, etika, estetika, logika dan kinestetika.
Menyediakan pengalaman belajar yang beragam.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran menerapkan berbagai strategi dan metode
pembelajarn yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien dan bermakna. Dalam hal ini
kegiatan pembelajaran mampu mengembangkan dan meningkatkan kompetensi,
kreativitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi dan
kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan
martabat bangsa.
Pembelajaran Kontektual
Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana
kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap-demi tahap tentang apa
yang dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipejarinya.
Langkah-langkah pebelajaran CTL dalam kelas adalah sebagai berukut :
Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja
sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan
barunya !.
Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik !.
Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya !.
Ciptakan “masyarakat belajar” ( belajar dalam kelompok-kelompok) !.
Hadirkan “model” sebagai contoh pembelajarn !.
Lakukan refleksi di akhir pertemuan !.
Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara !.
Model Pebelajaran
Model-model pengajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan : tujuan
pembelajaranya, pola urutanya dan sifat lingkungan belajarnya. Sebagai contoh
pengklasifikasian berdasarkan tujuan, pengajaran langsung merupakan suatu model
pengajaran yang baik untuk membantu siswa memepelajari keterampilan dasar seperti
tabel perkalian atau untuk topik-topik yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat.
Akan tetapi model ini tidak sesuai bila digunakan untuk mengajarkan konsep-konsep
matematika tingkat tinggi.
Pada model pengajaran kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain,
sedangkan pada model pengajaran langsung siswa harus tentang dan memperhatikan
gurunya.
Macam-macam model pembelajaran :
Examples Non Examples
Picture And Picture
Membered Heads Together
Cooperative Script
Kepala Bernomor Struktur
Student Teams – Achievement Division (STAD)
Jigsaw (Model Tim Ahli)
Problem Based Introduction (PBI)
Artikulasi
Mind Mapping
Make-A Match
Think Pair And Share
De Bate
Role Playing
Group Investigation
Talking Stik
Bertukar Pasangan
Snow Ball Throwing
Student Facilitator And Explaining
Course Review Horay
Explicit Intruction
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Model Jigsaw
Dalam pembelajaran CTL Learning Community (masyarakat belajar ) merupakan
hal yang harus diperhatikan, diantaranya pembelajaran dengan kooperatif learning.
Pembelajaran yang termasuk kooperatif learning diantaranya Jigsaw. Pembelajarn dengan
model Jigsaw adalah pembelajaran yang menggunakan model tim ahli.
Langkah-langkah :
Siswa dikelompokan kedalam = 4 anggota tim
Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
Tiap anggota dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian / sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru ( kelompok ahli ) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sunguh-sungguh.
Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
Guru memberi evaluasi.
Menutup
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMK N 4. Adapun yang akan menjadi subjek penelitian
ini adalah siswa kelas IX yang berjunlah 30 orang, dipilih sekolahnya tersebut sebagai
tempat penelitian karena peneliti sedang bertugas di sekolah tersebut dan peneliti sudah
mengetahui lingkungan sekolahnya. Dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas.
PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan,
yang ditujukan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan selama
proses pembelajaran, serta untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam
proses pembelajaran dan untuk mewujudkan tujuan-tujuan dalam proses pembelajaran
tersebut.
PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat refektif
dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-
prakrek pembelajaran di kelas, sehingga kondisi ini sangat menghambat pencapaian tujuan
pembelajaran. Karena itu guru dapat melakukan penelitian tindakan kelas agar minat siswa
terhadap pembelajaran dapat ditingkatkan.
PROSEDUR PENELITIAN
PTK dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian
berdaur siklus yang terdiri dari tiga tahap, yaitu :
Perencanaan (planning);
Tindakan (action) diikuti oleh pengamatan (observation); dan
Refleksi (refleksion);
PENGUMPULAN DATA
Instrumen dalam penelitian ini adalah :
Test
Tes ini dilaksanakan setiap akhir pembelajaran satu sub pokok pembahasan (test formatif)
dan dan pada akhir pembelajaran satu pokok bahasan (test sub sumatif). Tes ini dilakukan
untuk mengetahui tingkat penguasaan atau daya serap siswa terhadap materi pelajaran
yang disajikan dalam proses pembelajaran.
LKS
LKS adalah lembar duplikat yang dibagikan guru kepada siswa di satu kelas, untuk
melakukan kegiatan (aktivitas) belajar mengajar.
Lembar Observasi
Lembar observasi ini adalah untuk mengobservasi siswa yang dilakukan pada setiap
tindakan pembelajaran yang digunakan untuk mencari data suasana belajar.
Lembar Angket
Lembar angket ini diberikan kepada siswa pada akhir penelitian, angket ini digunakan untuk
mengetahui tanggapan siswa dalam penerapan pembelajaran model jigsaw.
Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, selanjutnya dilakukan analisis data.
Teknik menganalisis data tes formatif dan tes subsumatif dilakukan dengan rumus :
Daya Serap Siswa (DSS) = Skor yang diperoleh x 100 %
Skor Ideal
Siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila DSS ≥ 65 %
Daya Serap Kelas (DSK) = Skor yang diperoleh x 100 %
Seluruh Siswa
Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya apabila DSK ≥ 85 %
Nilai rata – rata = Skor yang diperoleh x 100 %
Seluruh Siswa
Data hasil observasi aktivitas siswa dihitung dengan menjumlahkan aktifitas yang muncul
dipresentasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan .1995. karya tulis Ilmiah di bidang pendidikan
angka kredit pengembangan profesi Guru. Jakarta : Direktorat Pendiddikan Guru Dan
Tenaga Teknisi Pendidikan Dan Kebudayaan
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendasmen .2000, Pendidikan Bermutu
Mendefinisikan Dan Mengevaluasi Mutu. Jakarta : Proyek perluasan dan peningkatan
murtu SMP.
Departemen Pendidikan Nasional Propinsi Jawa Barat .2001. Gambaran Guru Sebagai
Fasilitator Belajar Siswa BEP.
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat balai pelatihan guru. 2002. Menyusun Rencana
Pembelajaran Kontekstual Bandung : BPG Propinsi Jawa Barat
Depdiknas Dirjen Pendasmen .2005. Model–Model Pembelajaran Jawa Barat : LPMP
Kasi kurikulum Subdin SLTP. 2002. Kumpulan Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kuningan : Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan
Mulyana, Slamet. 2003. Implemenytasi Kurikulum Berbasis Kompetensi Bandung :
Balai pelatihan Guru Propinsi Jawa Barat
Simposium Guru IV. 2002. Pembelajaran yang efektif dan menyenangkan Jakarta :
Direktorat Pendidikan Dasar Dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendasmen. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi
Matematika Buku I, Budiarto, Mega Teguh Jakarta : Bagian proyek pengembangan Sistem
dan Pengendalian Progarm
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendasmen. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi
Matematika Buku 2, Kahfi, M. Shohibul Jakarta : Bagian proyek pengembangan Sistem
dan pengendalian program
Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendasmen. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi
Matematika Buku 3, Lambar Jakarta : Bagian proyek pengembangan system dan
pengendalian program
ANGKET PARTISIPASI SISWA
PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Berilah tanda ( ) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat anda.
Keterangan
SS = ……………
S = ……………
TS = ……………
STS = ……………
NO PERNYATAAN SS S TS STS
1 Saya senang dengan pembelajaran Matematika
seperti ini
Petunjuk
Amatilah partisipasi Siswa dan suasana pembelajaran selama pembelajaran tanpa
mengganggu kegiatan KBM.
Isikanlah tanda cek ( ) pada kolom sangat baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang (K),
sangat kurang (SK), sesuai dengan aspek Asesmen.
No Aspek Asesmen SB B C K SK
1 Frekwensi kehadiran Siswa
2 Disiplin Siswa
Observer,
(………….)