Anda di halaman 1dari 11

Tugas

KIMIA
( LAPORAN PENURUNAN TTIK BEKU )

Oleh :

Nama : Randy Manufan Pandra

Kelas : XII MIPA I

T.A 2016/2017
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................1
DAFTAR ISI ......................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................2


A. Latar Belakang……………….............................................................2
B. Tujuan Penelitian…………….............................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................3

BAB III
METODOLOGI..................................................................................................6
A. Waktu & Tempat ……………........................................................................6
B. Alat & Bahan ……………….........................................................................6
C. Prosedur Kerja …...........................................................................................6

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN ………….................................................7


A. Hasil Pengamatan .......................................................................................7
B. Analisis Data ……......................................................................................7
C. Pembahasan ................................................................................................7

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………........................................................10
B. Saran…………………………...........................................................10
Daftar Pustaka .................................................................................................10

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

1
Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya.
Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni.Hal ini disebabkan zat
pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku
lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.
Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh
masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka titik
bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Seperti yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0ºC, tapi dengan
adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku
larutan ini tidak akan sama dengan 0ºC lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0ºC, dan
inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut murni yang telah
ditambahkan zat terlarut lain kedalamnya dan mencoba pembuktian bahwa titik beku
larutanya akan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya.
Titik beku adalah suhu pada pelarut tertentu di mana terjadi perubahan wujud zat cair ke
padat. Pada tekanan 1 atm, air membeku pada suhu 0°C karena pada suhu itu tekanan uap air
sama dengan tekanan uap es. Selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan
disebut penurunan titik beku (Δ Tf = freezing point depression). Pada percobaan ini
ditunjukkan bahwa penurunan titik beku tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya
pada konsentrasi partikel dalam larutan.Oleh karena itu, penurunan titik beku tergolong sifat
koligatif.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh penambahan es dan garam terhadap proses pembekuan suatu
larutan;
2. Untuk membandingkan titik beku aquades,air,glukosa dan garam
3. Mengukur titik beku beberapa larutan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
4. Menentukan penurunan titik beku suatu larutan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA

2
Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan pelarut. Larutan terdiri atas
dua komponen, komponen utama biasanya disebut pelarut, dan komponen minornya
dinamakan zat terlarut. Pelarut dipandang sebagai pembawa atau medium bagi zat terlarut,
yang dapat berperan serta dalam reaksi kimia dalam larutan atau meninggalkan larutan karena
pengendapan atau penguapan .
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa sifat koligatif larutan bergantung dari
banyaknya partikel zat terlarut dalam suatu larutan. Atas dasar itulah sifat koligatif
dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif
larutan non elektrolit. Zat tersebut pada larutan elektrolit terurai menjadi ion-ion, sedangkan
zat terlarut pada larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion.
Bila suatu zat terlarut dilarutkan dalam suatu pelarut, sifat larutan itu berbeda dari pelarut
murni. Terdapat empat sifat fisika yang penting, yang berubah secara perbandingan lurus
dengan banyaknya partikel zat terlarut yang terdapat, yaitu tekanan uap, titik beku, titik didih
dan tekanan osmotik.
Suatu zat terlarut yang dilarutkan dalam pelarut cair akan menurunkan tekanan uap,
menurunkan titik beku, dan menaikkan titik didih. Semua itu hanya tergantung dari
banyaknya mol partikel dan jumlah dari pelarut yang ada. Sifat ini disebut sebagai sifat
koligatif pelarut dan dapat digunakan untuk menentukan berat molekul dari zat terlarut.
Suatu ukuran konsentrasi yang menyatakan jumlah partikel zat terlarut yang terdapat
dalam satu kg pelarut disebut molal (m).

II.1 Penurunan Tekanan Uap

Menurut Hukum Raoult, tekanan uap salah satu cairan dalam ruang di atas larutan

ideal bergantung pada fraksi mol cairan tersebut dalam larutan. Menurut persamaan :

PA = XA .PA P = XB . PA

Dengan PA adalah tekanan uap yang dilakukan komponen A dalam larutan, X A adalah fraksi
mol komponen A, dan PA adalah tekanan murni zat A. Dalam suatu larutan yang
mengandung zat terlarut tak atsiri (tak mudah menguap), tekanan uap larutan hanya
disebabkan oleh pelarut. P = penurunan tekanan uap pelarut, PA = tekanan uap pelarut
murni, dan XB = fraksi mol zat telarut. Jadi, penurunan takanan uap pelarut berbanding lurus
dengan fraksi mol zat terlarut.
II.2 Kenaikan Titik Didih

3
Titik didih normal cairan murni ialah suhu pada saat tekanan uap mencapai 1 atm.
Karena zat terlarut menurunkan tekanan uap, maka suhu larutan terus dinaikkan agar ia
mendidih, artinya titik didih larutan menjadi lebih tinggi daripada titik didih pelarut murni.
Gejala ini disebut sebagai peningkatan titik didih.
Peningkatan titik didih sebanding dengan konsentrasi fraksi molnya. Untuk
larutan encer, perbandingannya dinyatakan dalam molalitas. Peningkatan titik didih
dirumuskan:
∆TB = m . KB

Keterangan :
∆ Tb = besar penurunan titik beku
KB = konstanta kenaikan titik didih
m = molalitas dari zat terlarut
Titik didih suatu larutan dapat lebih tinggi maupun lebih rendah daripada titik didih
pelarut, bergantung pada kemudahan zat terlarut itu menguap, dibandingkan dengan
pelarutnya. Jika zat terlarut itu tak atsiri (tidak mudah menguap) misalnya gula, larutan air
mendidih pada temperatur yang lebih tinggi daripada titik didih air, jika zat terlarut itu mudah
menguap misalnya alkohol, larutan air mendidih pada temperatur di bawah titik didih air

II.3 Penurunan Titik Beku

Penurunan titik beku analog dengan peningkatan tiitik didih. Pelarut dalam larutan
berada dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut. Jika zat terlarut
ditambahkan ke dalam larutan, tekanan uap pelarut akan turun dan titik beku juga akan turun.
Penurunan titik beku berbanding lurus dengan perubahan tekanan uap. Untuk konsentrasi
zat terlarut yang cukup rendah, penurunan titik beku berkaitan dengan molalitas.
Pengukurannya dapat digunakan untuk menentukan massa molar zat yang tidak diketahui
Pada larutan encer, nilai fraksi mol zat terlarut sangat kecil dan jumlah pelarut sangat
besar. Maka molalitas zat terlarut dapat diabaikan sehingga persamaan penurunan titik beku
dirumuskan:
∆Tf = m . K f
Keterangan :
ΔTf = penurunan titik beku
m = molalitas dari zat terlarut
Kf = konstanta penurunan titik beku yang tergantung pada jenis larutan
Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan
penurunan titik bekunya. Pengukuran penurunan titik beku, seperti halnya peningkatan titik
didih, dapat digunakan untuk menentukan massa molar zat yang tidak diketahui

II.4 Tekanan Osmotik

4
Tekanan osmotik dapat diartikan sebagai tekanan yang diberikan kepada larutan
sehingga dapat mencegah mengalirnya molekul pelarut memasuki larutan melalui selaput
semipermeabel. Selaput semipermeabel mempunyai pori kecil yang hanya dapat dimasuki
oleh pelarut sedangkan molekul zat terlarut terhalang
Nilai tekanan osmotik akan berbanding lurus dengan kerapatan atau konsentrasi zat
terlarut. Rumus yang paling sering dipakai adalah :

 = MRT
Dimana :  = tekanan osmotik
M = kemolaran zat terlarut
R = konstanta gas ideal (0,082 L atm K mol )
T = suhu mutlak
Tekanan osmotik termasuk dalam sifat koligatif larutan karena besarnya tergantung pada
jumlah partikel zat terlarut. Tekanan osmotik berbanding lurus dengan konsentrasi dan
temperatur. Menurut penyelidikan Van Hoff, sifat-sifat larutan adalah paralel dengan sifat-
sifat gas.
Telah diketahui bahwa sifat koligatif bergantung pada konsentrasi zat terlarut. Dua
larutan berkonsentrasi sama akan sama pula sifat koligatifnya, walaupun zatnya berbeda. Hal
ini tidak berlaku untuk senyawa elektrolit, karena terurai menjadi ion positif dan ion negatif
seshingga mol partikel lebih besar daripada mol senyawa. Perbandingan sifat koligatif larutan
elektrolit dengan non elektrolit untuk konsentrasi yang sama disebut i. Nilai i makin besar
bila diencerkan karena pengionan atau derajat ionisasi bertambah besar. Derajat ionisasi () =
jumlah mol terion / jumlah mol mula-mula.
Apabila dalam larutan casting tidak terdapat non-pelarut, maka mekanisme yang terjadi
adalah delayed onset liquid-liquid demixiting yang akan menghasilkan membran tidak
berpori. Proses prpindahan pada membran osmosis balik berlangsung secara solution
diffusion yaitu molekul larutan akan melarut dan berdifusi kedalam membran. Membran
osmosis baik merupakan membran asimetrik dengan lapisan atas yang rapat tidak berpori
sehingga proses perpindahan massa melalui membran osmosis balik merupakan akibat
adanya aliran difusi.

5
BAB III

METODOLOGI

A. Waktu Dan Tempat

Waktu : 9:15- 10:30

Tempat: Ruangan Lab Kimia

B. Alat Dan Bahan

Alat Bahan
1. Aquades
1. Tabung reaksi
2. Butiran es batu
2. Pengaduk
3. Gula 1 m & 2 m
3. Gelas kimia
4. Garam 1 m & 2 m
4. Pipet Tetes
5. Glukosa 1m & 2 m
5. Thermometer
6. Rak tabung reaksi

C. PROSEDUR KERJA

1. Siapkan gelas kimia 250 ml lalu isi dengan es batu yang sudah dihancurkan sampai
volumenya mencapai kira-kira 3/4 tinggi gelas kimia. Taburi es batu tersebut dengan garam.
2. Masukkan 5 ml air ke dalam tabung reaksi, lalu masukkan tabung reaksi tersebut ke
dalam gelas kimia yang telah berisi es. Atur posisi tabung agar terendam dalam es di gelas
kimia.
3. Aduk isi tabung reaksi dengan menaik turunkan batang pengaduk perlahan (bukan diaduk
secara melingkar) hingga cairan dalam tabung membeku seluruhnya.
4. Keluarkan tabung reaksi dari dalam gelas kimia lalu biarkan es dalam tabung mencair
sedikit.
5. Keluarkan batang pengaduk lalu masukkan termometer. Aduk kembali air dengan
menaikturunkan termometer (hati-hati jangan sampai termometer terantuk lalu pecah) lalu
baca suhunya (suhu akan menurun kemudian meningkat lagi, ambillah suhu yang paling
rendah).
6. Ulangi langkah 1-5 dengan menggunakan larutan Glukosa 1 dan 2 , dan larutan NaCl, 1
dan 2.

6
BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil Percobaan
Titik beku air(tfo) = 0oC

Larutan Glukosa Larutan Nacl

No. Titik Titik


Molalitas ∆ tf Molalitas ∆ tf
Beku(tf) Beku(tf)

1 1m 0oC 0oC 1m -3oC 3oC


2 2m -5oC 5oC 2m -3oC 3oC
Keterangan: ∆ tf = tf – tfo

B. Analisis Data

N Larutan Penurunan Titik Beku (∆Tf )


o Praktikum Teoritis
o
1. Glukosa 1 m Tf -Tf = 0-0 =0 Kf.m = 1,86 . 1 = 1,86
2. Glukosa 2 m Tfo-Tf = 0- (- 5 ) = 5 Kf.m = 1,86 . 2 = 3,72
3. Nacl 1 m Tfo-Tf = 0- (- 3 ) = 3 Kf.m = 1,86 . 1 = 1,86
4. Nacl 2 m Tfo-Tf = 0- (- 3 ) = 3 Kf.m = 1,86 . 2 = 3,72

C. Pembahasan

Suatu larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah dibanding dengan titik
beku air. Untuk mempelajari hal ini lebih lanjut perlu dipahami tentang titik beku. Yang
dimaksud dengan titik beku adakah suhu pada saat fasa zat cair dan fasa padatnya berada
bersama-sama (dalam kesetimbangan).

Titik beku normal suatu zat cair yaitu titik beku pada tekanan 760 mmHg atau 1 atm.
Misalnya air murni membeku pada suhu tetap, yaitu 0 ˚C pada tekanan 1 atm. Penurunan titik
beku sebanding dengan besarnya konsentrasi zat terlarut makin besar maka besar maka
penurunan titik beku juga semakin besar. Jadi, dengan adanya zat terlarut dalam air maka titik
beku air menjadi lebih kecil dari 0˚ C pada tekanan 1 atm.

7
Bila kita memperhatikan pembuatan es putar, untuk memperoleh suhu yang lebih
rendah dan 0 ˚C maka adonan es putar ditempatkan dalam bejana yang terendam dalam es
batu dan air yang telah diberi garam dapur, sambil diputar dan diaduk maka adonan es putar
dalam bejana akan membeku, dimana titik beku adonan es putar tersebut beberapa derajat di
bawah titik beku air murni. Hal ini terjadi karena terjadi proses perpindah kalor dari adonan
es putar ke dalam campuran es batu, air dan garam dapur. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
dan gambar berikut:

Gambar perubahan air murni es batu dan proses pembekuan es putar


Keterangan:
○ = partikel pelarut murni
● = partikel zat terlarut

Jika air murni dalam suatu wadah direndam dalam es batu dan air yang telah diberi
garam air murni tersebut akan membeku pada suhu tertentu (normalnya 0 C yang diukur pada
tekanan 1 atm). Sedangkan pada suhu yang sama, adonan es belum membeku secara
sempurna atau bahkan belum membeku. Adanya bahan-bahan atau zat terlarut yang
ditambahkan dalam adonan es putar tersebut menghalangi gerak molekul pelarut murni untuk
membeku secara normal, sehingga titik beku larutan turun (terjadi penurunan titik beku),
akibatnya diperlukan suhu yang lebih rendah untuk membekukannya.
Dengan demikian, jelaslah larutan akan membeku pada suhu yang lebih rendah
dibanding dengan titik beku air. Selisih antara titik beku pelarut murni dengan titik beku
larutan disebut penurunan titik beku larutan yang dilambangkan dengan ΔTf.
ΔTf = Tºf – Tf
Keterangan:
ΔTf = penurunan titik beku
Tºf = titik beku larutan
Tf = titik beku pelarut
Titik beku tidak tergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada
konsentrasi atau jumlah partikel zat terlarut dalam larutan. jadi, semakin besar konsentrasi
larutan maka penurunan titik bekunya akan semakin besar. Secara matematis dapat ditulis:

8
Keterangan:
ΔTf = penurunan titik beku
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
m = kemolalan larutan
g = massa terlarut dalam gram
p = massa pelarut dalam gram
Mr = massa molekul relatif zat terlarut

Dimana, Kf sama dengan konstanta penurunan titik beku molal, yaitu nilai penurunan
titik beku larutan sebanyak 1 mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut (K f). Harga Kf
tergantung pada sifat-sifat zat cair yang digunakan sebagai pelarut, jadi harga K f untuk setiap
pelarut berbeda-beda.
Dalam penggunaan garam dapur, massa garam yang digunakakn jangan terlalu
banyak dan juga jangan terlalu sedikit, sebab akan mempengaruhi proses penurunann titik
beku dan hasil yang didapat kemungkinan kurang akurat. Namun apabila garam yag
digunakaan terlalu sedikit, penurunan titik beku tidak mencapai suhu yang akurat, dan pada
larutan gula yang di uji , pembentukkan kristal yang terjaadi tidak sempurna. Oleh karena itu
para pratikum di tuntut ketelitian dan keterampulannya dalalam melakukan percobaan
tersebut. Perubahan titik beku pada larutan dipengaruhi oleh faktor yang mempengaruhi
perubahan suhu baik dari sisitem ataupun dari lingkuangan. Dari data hasil pengamtan yang
telah didapat, masing-masing ada tiga larutan yang di uji memiliki titik beku konstant yang
berbeda-beda
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

1. Dari percobaan dapat Disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi titik beku dan
penurunan titik beku ialah jumlah konsentrasi molal dan sifat larutan (elektrolit dan non-

9
elektrolit). Dan garam dapur disini berfungsi sebagai stabilisator suhu es dikarenakan garam
dapur dapat menghambat proses pencairan es.

2. Proses terjadinya penurunan titik beku dikarenakan adanya perubahan dari tekanan uap,
biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut lain maka titik bekunya akan berubah
(nilai titik beku akan berkurang).

3. Keadaan titik beku pelarut murni setelah dicampur zat terlarut akan menjadi lebih rendah
dibawah titik beku pelarut murni yang semula yaitu dibawah 0°C, zat terlarut akan
berpengaruh pada penurunan titik beku larutan karena pada suatu pelarut murni, zat terlarut
akan menyebabkan turunnya suhu titik beku dari pelarut murni tersebut.
B. Saran
Untuk penelitian kedepanya, harus lebih diperhatikan hal-hal seperti, bersihkan dulu
alat-alat untuk melakukan praktikum, agar saat pengambilan data untuk laporan lebih akurat
dan tepat.Teliti dalam mengambil data, menimbang bahan serta membaca thermoneter sangat
penting.

C. Daftar Pustaka
Purba, Michael dan Sunardi. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XII.2012. Erlangga:Jakarta.
http://blogkaryasiswa.blogspot.co.uk/2015/09/laporan-praktikum-titik-didih-dan-titik.html
http://notechaca.blogspot.co.uk/2013/09/laporan-praktikum-kimia-penentuan-titik.html
http://fathur30rahman.blogspot.co.uk/2014/04/laporan-praktikum-kimia-penurunan-titik.html
http://worldofanimeducation.blogspot.com/2012/10/laporan-penurunan-titik-beku.html
http://dwikamartharina.blogspot.co.uk/2014/12/laporan-praktikum-kimia-titik-beku.html

http://oofebyola.blogspot.co.uk/2014/05/laporan-praktikum-sifat-koligatif.html
Achmad, Hiskia. 1996. Kimia Larutan. Bandung : PT Citra Aditya Bhakti.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 2 Edisi 3. Erlangga, Jakarta
Sutresna, N. 2008. Kimia. Grafindo Media Pratama, Jakarta
Syukri, S.1999.Kimia Dasar I. ITB, Bandung
Kusmawati, T. M, dkk. 1999. Sains Kimia. Bumi Aksara, Jakarta
Oxtoby, dkk .2001.Prinsip- Prinsip Kimia Modern. Erlangga, Surabaya

10

Anda mungkin juga menyukai