PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan Permenpan No 36 tahun 2018 bahwa untuk mewujudkan Nawacita
dan mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional diperlukan Pegawai
Negeri Sipil yang berkualitas dan jumlah yang proporsional pada Instansi Pemerintah.
Maka pemerintah melaksanakan seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil di tahun 2018.
Sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil yang baru, perlu adanya pelatihan dasar
seperti yang telah diatur dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Pelatihan Dasar ini memperkenalkan
bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi
pemerintah. Tugas dan fungsi ASN adalah melaksanakan kebijakan publik yang dibuat
oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas serta
mempererat persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Pelatihan Dasar ini bertujuan untuk membentuk nilai-nilai dasar profesi PNS agar
dapat melaksanakan tugas dan fungsinya.Nilai-nilai dasar profesi PNS tersebut biasa
dikenal dengan ANEKA, yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik dan anti
korupsi.Maka setiap peserta wajib untuk mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya pada satuan kerja masing-masing. Setelah
disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN (selanjutnya disebut
Undang-Undang ASN), PNS memiliki kekuatan dan kemampuan profesional,
berintegritas tinggi dalam melaksanakan tugas, berbudaya kerja serta dipercaya publik
dengan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal. Undang-Undang ASN
secara implisit menghendaki bahwa ASN yang umum disebut sebagai birokrat bukan 14
sekadar merujuk kepada jenis pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan
publik.
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
139/KEP/M.PAN/1111/2003, tugas pokok Dokter adalah memberikan pelayanan
kesehatan pada pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran
serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, unsur kegiatan Dokter berupa pelayanan kesehatan,
pengabdian pada masyarakat, pengembangan profesi, dan penunjang tugas dokter.
UPTD Puskesmas Kampung Paya merupakan instansi milik Pemerintah Daerah
Kabupaten Aceh Selatan dengan jangkauan pelayanan untuk masyarakat cakupan
wilayah Kecamatan Kluet Utara. Setiap Puskesmas tentu memiliki target pencapaian
yang ingin diwujudkan. Target setiap Puskesmas dituangkan ke dalam visi puskesmas.
Visi Strategis UPTD Puskesmas Kampung Paya adalah “ Menjadikan puskesmas sebagai
pusat pelayanan kesehatan terbaik, bersahaja, menyeluruh dan berkualitas prima yang
islami di Kecamatan Kluet Utara”.
Puskesmas menjadi pusat pelayanan kesehatan yang diharapkan mampu secara
optimal melaksanakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk
pelayanan penyakit paru seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis, keganasan paru
maupun penyakit infeksi seperti pneumonia, tuberkulosis, bronkitis dan lain-lain. Hal
tersebut menimbulkan resiko mudah tertularnya penyakit antar pasien, atau dari pasien
ke tenaga medis dan karyawan puskesmas.
Indonesia menduduki jumlah penderita tuberculosis terbanyak kedua setelah
India. Setiap 30 detik satu orang tertular Tuberkulosis dan rata-rata 13 orang meninggal
setiap satu jam. Mudah tertularnya penyakit ini karena metode penyebaran penyakitnya
melalui udara (airborne) yang menyebar melalui partikel percik renik (droplet
nuclei) saat seseorang batuk, bersin, berbicara, berteriak atau bernyanyi. Percik renik
ini berukuran 1 -5 mikron dan dapat bertahan di udara selama beberapa jam. Sehingga
pemakaian masker menjadi kewajiban utama yang harus disadari dan dilakukan oleh
pasien.
Masih banyak pasien yang belum mengetahui tentang Tuberkulosis paru mulai
dari cara penularannya sampai dampak apabila tidak berobat dan tidak tuntas minum
obat. Resiko penularan penyakit TB paru ini tentunya merupakan masalah yang ada di
lingkungan puskesmas. Hal ini dapat diminimalkan dengan upaya promotif dan
preventif untuk mencegah penularan tersebut. Berdasarkan Permenpan 139/ th 2003,
salah satu tugas dokter adalah melakukan penyuluhan medik. Sehinngga saya meupaya
preventif dan promotif di UPTD Puskesmas Kampung Paya.
B. Kompetensi PNS
Kompetensi adalah karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan / atau fungsi jabatan. Setiap PNS
setidaknya terdapat 3 kompetensi kunci yang wajib dimiliki oleh pegawai ASN, yakni
kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi sosial kultural. Kompetensi
teknis diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan teknis fungsional, dan
pengalaman bekerja secara teknis. Sedangkan kompetensi manajerial yang diukur dari
tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau manajemen, dan pengalaman
kepemimpinan. Sementara kompetensi sosial kultural diukur dari pengalaman kerja
berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga
memiliki wawasan kebangsaan.