Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK ANAK”


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Dasar Kesehatan Ibu dan Anak
Dosen Pengampu: Andy Muharry, SKM.,MPH

Disusun Oleh:

Nur Alfiah M.M CMR0160080


Robbillah Mahfud CMR0160086
Trie Wulandari A.M CMR0160091
Yuli Desi Amalia CMR0160094
Siti Komariah CMR0160095

KELAS REGULER C

PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan kemudahan kepada kami dalam penusunan makalah “Penilaian
Pertumbuhan Fisik Anak”. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Dasar Kesehatan Ibu dan Anak yang diampu oleh dosen Bapak Andy
Muharry, S.KM., MPH ini sampai tepat pada waktunya. Pertama kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan makalah ini.
Dalam makalah ini kami membahas secara singkat mengenai Penilaian
Pertumbuhan Fisik Anak.Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk
memahami yang lebih baik mengenai bagaimana seharusnya pertumbuhan fisik
anak.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan makalah ini,
dan juga penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
penyempurnaan makalah ini, sangat penulis harapkan.
Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah wawasan para
pembaca, terutama mahasiswa dan masyarakat luas pada umumnya.

Kuningan, 15 Januari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pertumbuhan ...................................................................... 2
2.1.1 Pengertian Pertumbuhan ..................................................... 2
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan .............. 2
2.1.3 Jenis-Jenis Pertumbuhan ..................................................... 9
2.2 Perkembangan Fisik ....................................................................... 10
2.3 Pertumbuhan Fisik .......................................................................... 13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 17
3.2 Saran ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Pertumbuhan bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Sedangkan,
perkembangan merupakan proses untuk mencapai kematangan fungsi suatu
organisme. Walaupun berbeda dari segi pengertian, namun kedua proses ini
berjalan secara simultan atau pada waktu yang bersamaan dan saling terkait.
Adapun perbedaannya terletak pada faktor kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan
dapat diukur secara kuantitatif karena mudah diamati, yaitu tejadi perubahan
jumlah dan ukuran. Sebaliknya, perkembangan hanya dapat dinyatakan secara
kualitatif karena terjadi perubahan fungsional dalam tubuh sehingga tidak dapat
diamati.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian Pertumbuhan?
b. Apa saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan?
c. Bagaimana tahapan Perkembangan Fisik?

1.3 Tujuan
a. Memahami perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan
b. Mengetahui faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
c. Mengetahui tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pertumbuhan


2.1.1 Pengertian Pertumbuhan
Makna pengertian pertumbuhan dan perkembangan mencakup dua
peristiwa yang statusnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan.
Pertumbuhan :
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran
berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Menurut Jelliffe D.
B. (1989) pertumbuhan adalah peningkatan secara bertahap dari tubuh, organ dan
jaringan dari masa konsepsi sampai remaja.
Bukti menunjukan bahwa kecepatan dari pertumbuhan berbeda setiap
tahapan kehidupan karena dipengaruhi oleh kompleksitas dan ukuran dari organ
serta rasio otot dengan lemak tubuh. Kecepatan pertumbuhan pada saat pubertas
sangat cepat dalam hal tinggi badan yang ditandai dengan perubahan otot, lemak
dan perkembangan organ yang diikuti oleh kematangan otot yang diikuti oleh
kematangan kematangan hormon seks.
Pertumbuhan yang optimal sangat dipengaruhi oleh potensi biologisnya.
Tingkat pencapaian fungsi biologis seseorang merupakan hasil interaksi berbagai
faktor yang saling berkaitan yaitu : faktor genetik, lingkungan “bio-fisiko-
psikososial”, dan perilaku. Proses itu sangat kompleks dan unik, dan hasil
akhirnya berbeda-beda dan memberikan ciri pada setiap anak.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan


Beberapa ahli di bidang tumbuh kembang anak, mengungkapkan konsep
yang berbeda-beda tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
seseorang. Namun demikian perbedaan tersebut dapat pula ditarik beberapa
persamaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan. Persamaan

2
tersebut mengatakan bahwa pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor utama
yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti biologis,
termasuk genetik dan faktor eksternal seperti status gizi.
a. Faktor Internal (Genetik)
Soetjiningsih (1998) mengungkapkan bahwa faktor genetik merupakan
modal sadar mencapai hasil proses pertumbuhan. Melalui genetik yang berada di
dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan. Hal ini ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan,
derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya
pertumbuhan tulang.
Faktor internal (genetik) antara lain termasuk berbagai faktor bawaan yang
normal dan patologis, jenis kelamin, obstertik dan ras atau suku bangsa. Apabila
potensi genetik ini dapat berinteraksi dalam lingkungan yang baik dan optimal
maka akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula. Gangguan
pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Di
negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain sebabkan oleh
faktor genetik juga dipengaruhi oleh lingkungan yang tidak memungkinkan
seseorang tumbuh secara optimal. Kematian anak balita di negara yang sedang
berkembang di pengaruhi oleh dua faktor ini. Menurut Jelliffe D. B. (1989) yang
dimasukkan dalam fktor internal adalah genetik, obstetrik dan seks.
b. Faktor Eksternal (Lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang
optimal. Apabila kondisi lingkungan kurang mendukung atau jelek, maka potensi
genetik yang optimal tidak akan tercapa. Lingkungan ini meliputi lingkungan
“bio-fisiko-psikososial” yang akan mempengaruhi setiap individu mulai dari masa
konsepsi sampai akhir hayatnya. Secara garis besar, faktor lingkungan dapat
dibagi dua yaitu:
1. Faktor Lingkungan Pranatal
Faktor lingkungan pranatal adalah faktor lingkungan yang mempengaruhi
anak pada waktu masih dalam kandungan. Faktor lingkungan pascanatal adalah
faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan anak secara lahir.

3
Menurut Soetjiningsih (1998) lingkungan pranatal yang mempengaruhi
pertumbuhan janin mulai konsepsi sampai lahir, antara lain:
a. Gizi ibu pada saat hamil
Status gizi ibu hamil sangat mempengaruhi perumbuhan janin dalam
kandungan. Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama
kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR). Di samping itu,
akan mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi
baaru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi, abortus dan sebagainya.
Kondisi anak yang lahir dari ibu yang kekurangan gizi dan hidup dalam
lingkungan yang miskin akan menghasilkan generasi kekurangan gizi dan mudah
terkena penyakit infeksi. Keadaan ini biasanya ditandai dengan dengan berat
tinggi badan yang kurang optimal. Keadaan ini berbeda dengan negara-negara
maju seperti Jepang, dimana status gizi ibu sebelum dan selama kehamilan dalam
kondisi baik, sehingga menghasilkan anak dengan potensi pertumbuhan yang
prima. Generasi muda orang Jepang, terutama untuk tinggi badan, sebelum perang
dunia kedua dan dibandingkan pada saat ini berbeda sangat bermakna. Perbedaan
ini disebabkan karena status gizi yang baik.
b. Mekanis
Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan
ketuban yang kurang. Demikian pula posisi janin yang tidak normal dapat
menyebabkan bebagai kelainan pada bayi yang dilahirkan dan dapat menyebabkan
pertumbuhannya terlambat.
c. Toksin/Zat Kimia
Berbagai jenis obat-obatan yang bersifat racun seperti Thalidomine,
Phenitoin, Methadion, obat-obatan anti kanker yang diminum oleh ibu pada saat
kehamilan akan menyebabkan kelainan bawaan. Bagi ibu hamil yang kecanduan
alkohol dan perokok berat, dapat melahirkan bayi dengan BBLR, lahir mati, cacat
atau retardasi mental.
Pada ibu hamil yang menderita keracunan logam berat, seperti makan ikan
yang terkontaminasi merkuri (air raksa) dapat menyebabkan mikrosefali.
Keracunan logam berat biasanya terjadi di daerah dimana air laut tercemar oleh

4
air limbah dari pusat-pusat industri. Misalnya, di Jakarta Utara dimana air laut
tercemar limbah industri, kandungan logam air sangat tinggi, yang menyebabkan
juga kandungan logam berat ikan juga tinggi. Penyakit yang disebabkan oleh
makan ikan dengan kandungan merkuri yang paling tinggi di Jepang dikenal
dengan penyakit Minamata.
d. Endokrin
Jenis hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah
somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida-peptida lain
dengan aktifitas mirip insulin. Di daerah endemik gondok, pada umumnya
menderita pertumbuhan terhambat. Bentuk fisik tubuh biasanya pendek dan cebol.
Kondisi ini disebabkan oleh asupan yodium penduduk di daerah endemik sangat
rendah. Yodium ini adalah salah satu mineral yang sangat berperan terhadap
pembentukan hormon tiroksin.
Hormon yang dihasilkan dari kelenjar tiroid seperti TRH (Thyroid Releasing
Hormon), T3 dan T4 sudah diproduksi oleh janin sejak minggu ke-12. Pengaturan
oleh hipofisa sudah terjadi minggu ke-13. Kadar hormon ini makin meningkat
sampai minggu ke-24, lalu konstan. Jenis hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
tiroid ini termasuk hormon pertumbuhan (growth hormon), oleh karena itu apabila
terjadi kelainan pada kelenjar ini, produksi hormon akan terganggu yang
mengakibatkan pertumbuhan terhambat.
e. Radiasi
Pengaruh radiasi pada bayi sebelum umur 18 minggu dapat mengakibatkan
kematian, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat bawaan lainnya. Di belahan
dunia sepeti di Hirosima, Nagasaki dan Chernobyl adalah daerah yang penuh
radiasi adalah bom atom dan bocornya pipa gas beracun atau radiasi tinggi. Efek
dari radiasi ini juga dapat mengakibatkan cacat bawaan pada anak.
f. Infeksi
Cacat bawaan bisa juga disebabkan oleh infeksi intrauterin, dan jenis infeksi
lain menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, HIV, virus
hepatitis dan virus influenza.

5
g. Stress
Sebaiknya ibu hamil menghindari terjadinya stress. Ketenangan kejiwaan
yang didukung oleh lingkungan keluarga, akan menghasilkan janin yang baik.
Apabila ibu hamil mengalami stress, akan mempengaruhi tumbuh kembang janin
yaitu berupa cacat bawaan dan kelainan kejiwaan.
h. Anoksia embrio
Menurunnya oksegenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali
pusat, dapat menyebabkan berat badan lahir rendah.

2. Faktor Lingkungan Pascanatal


Kondisi janin pada saat pranatal sangat bergantung pada kondisi ibu.
Berbeda dengan pada saat pascanatal, kondisi bayi sangat dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Pada saat perinatal merupakan masa rawan pada proses tumbuh
kembang anak, khususnya pertumbuhan otak. Masa perinatal adalah masa antara
28 minggu dalam kandungan sampai 7 hari setelah dilahirkanan.
Faktor lingkungan pascanatal yang berpengaruh terhadap pertumbuhan anak
yaitu:
a. Lingkungan biologis yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah ras,
jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,
penyakit kronis, fungsi metabolisme yang saling berkaitan satu dengan yang
lain. Perbedaan ras, mempengaruhi perbedaan pertumbuhan seseorang.
Bangsa Eropa mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi dari pada
bangsa Asia. Faktor yang dominan mempengaruhi pertumbuhan adalah
status gizi bayi yang dilahirkan. Apabila setelah dilahirkan bayi mengalami
kekurangan gizi, dapat dipastikan pertumbuhan anak akan terhambat dan
tidak akan mengikuti potensi genetik yang optimal.
b. Lingkungan fisik yang dapat mempengaruhi pertumbuhan adalah cuaca,
keadaan geografis, sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Cuaca
dan keadaan geografis berkaitan erat dengan pertanian dan kandungan unsur
mineral dalam tanah. Daerah kekeringan atau musim kemarau yang panjang
menyebabkan gagal panen. Kegagalan panen ini menyebabkan persediaan
pangan di tingkat rumah tangga menurut yang berakibat pada asupan gizi

6
keluarga rendah. Keadaan ini menyebabkan gizi kurang dan pertumbuhan
anak akan terhambat. Kondisi geografi yang berkapur di daerah pegunungan
dan daerah lahar dapat menyebabkan kandungan yodium dalam tanah sangat
rendah. Umumnya di daerah endemik, gangguan akibat kekurangan yodium
( GAKY) pertumbuhan penduduknya sangat terhambat seperti cebol atau
kretinisme. Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan
terjadinya berbagai jenis penyakit antara lain diare, kecacingan, dan infeksi
saluran pencernaan. Apabila anak menderita infeksi saluran pencernaan,
penyerapan zat-zat gizi akan terganggu yang menyebabkan terjadinya
kekurangan zat gizi. Seseorang kekurangan zat gizi akan mudah terserang
penyakit, dan pertumbuhan akan terganggu.
c. Faktor pasikososial yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak adalah
stimulasi (rangsangan), motivasi, ganjaran atau hukuman, kelompok sebaya,
stress, lingkungan sekolah, cinta dan kasih sayang serta kualitas interaksi
antara anak dan orang tua. Faktor tersebut di atas saling terkait antara satu
dengan yang lainnya. Seperti contoh interaksi antara antara orang tua dan
anak soal makanan. Orang tua sebaiknya selalu memberikan perhatian
khusus tentang makanan anak. Interaksi tidak ditentukan oleh seberapa lama
orang tua berinteraksi dengan anak tetapi lebih ditentukan oleh kualitas dari
interaksi tersebut yaitu pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing dan
upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa
kasih sayang.
d. Faktor keluarga dan adat istiadat yang berpengaruh pada tumbuh kembang
anak antar lain : pekerja atau pendapatan keluarga, stabilitas rumah tangga,
adat istiadat, norma dan tabu serta urbanisasi.
Unicef dan Johnson (1992) membuat model interelasi tumbuh kembang
anak dengan melihat penyebab dasar, sebab tidak langsung dan sebab
langsung. Sebab langsung adalah kecukupan makanan dan keadaan
kesehatan. Penyebab tidak langsung meliputi ketahanan makanan keluarga,
asuhan dari ibu dan anak dan pemanfaatan pelayanan kesehatan dan sanitasi
lingkungan. Penyebab yang paling mendasar dari tumbuh kembang anak

7
adalah masalah struktur politik dan ideologi serta struktur ekonomi yang
dilandasi oleh potensi sumber daya.
Disamping itu pula, berbagai faktor sosial ekomoni ikut mempengaruhi
pertumbuhan anak. Faktor sosial ekonomi tersebut antara lain: pendidikan,
pekerjaan, teknologi, budaya dan pendapatan keluarga. Faktor tersebut diatas
akan berinteraksi satu dengan yang lainnyasehingga dapat mempengaruhi
masukan zat gizi dan infeksi pada anak. Pada akhirnya ketersediaan zat gizi
pada tingkat seluler rendah mengakibatkan pertumbuhan terganggu.
Disamping itu pula, Jelliffe DB. (1989) membuat secara ringkas faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anak.
Faktor Contoh
1. Internal
a. Genetik - Individu (keluarga)
- Ras/lingkungan intrauterin
(ketidak cukupan plasenta)
b. Obstetrik - BBLR
- Lahir kembar
c. Seks - Laki-laki lebih panjang dan
lebih berat
2. Eksternal
a. Gizi - Fetus (diet maternal ; protein,
energi dan iodium)
- Bayi (ASI dan susu botol)
- Anak (protein, energi, iodium,
zink, vitamin D dan asam folat)
b. Obat-obatan - Alkohol, tembakau dan
kecanduan obat-obatan lainnya
- Altitude
c. Lingkungan - Iklim
- Daerah kumuh

8
d. Penyakit
1. Endoktin - Hormon pertumbuhan
(hipofisis)
2. Infeksi - Bakteri akut dan kronis, virus
dan cacing
3. Kongenital - Anemia sel sabit, kelainan
metabolis sejak lahir
4. Penyakit kronis - Kanker, malabsorpsi usus
halus, jantung, ginjal dan hati
5. Psikologis - Kemunduran mental/emosi

2.1.3 Jenis-Jenis Pertumbuhan


Pada dasarnya jenis pertumbuhan dapat dibagi dua yaitu: pertumbuhan
yang bersifat linier dan pertumbuhan massa jaringan. Dari sudut pandang
antropometri, kedua jenis pertumbuhan ini mempunyai arti yang berbeda.
Pertumbuhan linier menggambarkan status gizi yang dihubungkan pada saat
lampau dan pertumbuhan massa jaringan menggambarkan status gizi yang
dihubungkan pada saat sekarang atau saat pengukuran.
a. Pertumbuhan Linear
Bentuk dari ukuran linear adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang.
Contoh ukuran linear adalah panjang badan, lingkar dada dan lingkar kepala.
Ukuran linear yang rendah biasanya menunjukan keadaan gizi yang kurang akibat
kekurangan energi dan protein yang diderita waktu lampau. Ukuran linear yang
paling sering digunakan adalah tinggi atau panjang badan.
b. Pertumbuhan Massa Jaringan
Bentuk dan ukuran massa jaringan adalah massa tubuh. Contoh ukuran
massa jaringan adalah berat badan, lingkar lengan atas (LLA), dan tebal lemak
bawah kulit. Apabila ukuran ini ukuran rendah atau kecil, menunjukkan keadaan
gizi kurang akibat kekurangan energi dan protein yang diderita pada waktu
pengukuran dilakukan. Ukuran massa jaringan yang paling sering digunakan
adalah berat badan.

9
2.2 Perkembangan Fisik
Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dapat dilihat dari sejumlah
faktor. Salah satunya, yang paling mencolok adalah dapat dilihat dari faktor fisik.
Secara umum, pertumbuhan dana perkembangan fisik anak usia antara nol sampai
usia duabelas bulan terbagi kedalam beberapa aspek. Masing masing aspek
memiliki jenjang serta proses tertentu.
Aspek aspek tersebut antara lain:
1. Penglihatan
Sepanjang tidak memiliki kelainan, anak telah mampu melihat sejak
dilahirkan begitu dia tumbuh, dia akan menggunakan matanya untuk menyerap
banyak informasi dari lingkungan disekitarnya. Informasi yang diserapnya itu
pada gilirannya akan menstimulir perkembangan otaknya yang pada gilirannya
mendorong perkembangan fisik yang lain seperti berguling, merangkak, duduk
serta berjalan.
2. Mengontrol kepala
Pada saat lahir, anak masih belum mampu spenuhnya mengontrol kepala dan
otot otot lehernya. Pada usia sekitar satu bulan, anak akan mampu mengangkat
kepalanya. Anak baru bisa menegakkan kepalanya pada usia sekitar empat bulan,
tatkala anak didudukan. Otot otot leher dan kemampuan mengontrol kepalanya
mendekati sempurna menjelang usia ke enam bulan.
3. Menggenggam
Belajar menggenggam sesuatu merupakan salah satu kunci yang
memungkinkan anak bermain. Di sisi lain, kemampuan menggenggam merupakan
langkah awal bagi anak kelak di kemudian hari untuk belajar makan sendiri,
membaca, menulis, menggambar serta merawat dirinya sendiri. Ummnya,
diperlukan sedikitnya satu tahun bagi anak untuk mengembangkan kemampuan
menggenggam dan memegang benda secara semprna. Biasanya anak muali belajar
kemampuan ini secara intensif pada saat memasuki usia bulan ketiga.

10
4. Berguling
Begitu anak telah mengontrol kepalanya, maka dia mulai belajar untik
berguling. Biasanya, proses belajar berguling ini dimulai dari posisi terlentang
kemudian tengkurap, begitu pula sebaliknya.
5. Duduk
Tatkala otot leher dan punggung anak telah benar benar kuat, dapat dipastikan
anak mulai mampu duduk tanpa sokongan. Proses ini merupakan tahap menuju ke
perkembangan selanjutnya yaitu merangkak, berdiri serta berjalan. Anak mulai
belajar duduk tanpa sokongan tatkala dia berusia sekitar empat hingga tujuh
bulan. Waktunya memang hampir bersamaan dengan waktu belajar berguling dan
menahan kepalanya. Sekitar 90% anak umumnya telah mampu duduk tanpa
sokongan ketika mencapai usia delapan bulan.
6. Merangkak
Sebagian besar anakbelajar merangkak pada usia enam hingga sepuluh bulan.
Sebagian lagi sama sekali tidak mengalami proses ini. Bayi bayi tentu tanpa
merangkak langsung belajar berdiri dan berjalan. Anak mungkin saja mulai
belajar merangkak setelah dia mampu duduk tanpa dukungan apapun (biasanya
sekitar usia enam atau tujuh bulan). Pada rentan usia ini, umumnya anak telah
mampu menahan kepalanya untuk bergerak, juga lengan, kaki maupun
punggungnya suadah cukup kuat untuk menjaga keseimbangan tubuhnya ketika
dia bertumpu pada lutut dan kedua tangannya. Secara berangsur, anak akan belajar
bergerak dari posisi duduknya dengan jalan merangkak sangat boleh jadi pula dia
akan mulai menyadari dirinya dapat bergerak maju maupun mundur dengan
menggerakan kaki dan lengannya.
7. Berjalan
Pada dasarnya, selama tahun pertama usianya, anak lebih banyak
mengembangakan kemampuan koordinasi otot otot tubuhnya. Seperti mungkin
diketahui anak beljar berguling, duduk, merangkak serta berdiri pasa usia sekitar
delapan bulan. Setelah itu, persoalannya hanya keberanian dan keseimbangan.
Sebagian besar anak melangkahkan kaki pertamanya antara usia sembilan dan
duabelas bulan serta mulai mampu berjalan dengan baik menjelang usia

11
empatbelas atau limabelas bulan. Sjumlah anak baru biasa berjalan setelah usia
enambelas atau tujuhbelas bulan. Proses untuk belajar berjalan sendiri lazimnya
diawali pada saat anak usia sekitar delapan bulan dimana dia mulai belajar berdiri
tegak dengan berpegangan atau bertumpu pada benda benda di sekitar. Pada usia
sekitar sembilan atau sepuluh bulan, anak mulai belajar bagaimana
membengkokan lututnya dan bagaimana cara duduk setelah berdiri. Menjelang
usia sebelas bulan, anak kemungkinan telah mampu berdiri sendiri, membungkuk
serta berjongkok. Bahkan, anak mampu berjalan sambil berpegangan tangan. Pada
sekitar tigabelas bulan, ¾ anaktelah mampu belajar berjalan sendiri, meski banyak
diantaranya belum stabil benar. Lazimnya, pada usia sekitar empat belas atau
limabelas bulan, sebagian besar anak telah mampu berjalan dengan sempurna.
Anak mulai suka mendorong atau menarik mainannya tatkala ia sedang berjalan.
8. Pertumbuhan gigi
Proses tumbuhnya gigi telah dimulai bayi sejak dalam kandungan. Tunas gigi
berkembang ketika bayi masih dalam kandungan. Menurut beberapa penelitian,
stu dari 2.000 bayi lahir dengan gigi yang telah tumbuh. Umumnya, kebanyakan
anak mulai mendapatkan gigi pertamanya pada usia sekitar empat hingga tujuh
bulan. Gigi terakhir umumnya muncul ketika anak berusia sekitar 2 tahun.
Menjelang usia 3 tahun, anak biasanya telah memiliki gigi yang lengkap, yakni 20
gigi bayi. Proses tumbuhnya gigi awal biasanya memakan waktu. Mungkin saja
didapati anak terus terusan ngiler selama sebulan atau du abulan sebelum gigi
pertamanya tumbuh. Mungkin didapati pipi anak segikit tembem karena gusinya
sedikit bengkak. Banyak pihak percaya, proses tumbuhnya gigi menyebabkan
anak menderita nyeri, pilek, diare serta demam. Namun sejumlah riset
menyimpilkan ikhwal tidak ada kaitannya sama sekali antara gangguan gangguan
tadi dengan proses tumbuhnya anak. Gigi tumbuh tidak serentak bersamaan.
Seringnya, meski tidak selalu, gigi yang pertama kali tumbuh adalah gigi bagian
depan bawah, kemudian disusul dengan dua gigi tengah bagian atas. Pertumbuhan
gig terkait dengan faktor pertumbuhan.

12
2.3 Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik bayi dapat diamati dengan memperhatikan beberapa hal
berikut, yaitu pertambahan berat badan, tinggi badan, susunan saraf, organ perasa
proporsi fisik, bangun tubuh, tulang otot dan lemak, dan gigi.
1. Berat Bayi
a. Berat Bayi Lahir (BBL)
Tinggi rendahnya berat bayi lahir tidak terlepas dari kondisi kesehatan,
tinggi badan, dan status gizi ibu. Gangguan kesehatan pada bayi kemungkinan
telah terjadi sejak bayi masih di dalam kandungan. Misalnya terhambatnya
transfer sari-sari makanan dari sang ibu kepada janinnya. Para ahli juga
menyatakan bahwa seringnya pertumbuhan janin terhambat sebagian besar
disebabkan oleh adanya gangguan pada fetus dan plasenta. Berbagai gangguan
tersebut akhirnya bayi lahir dengan berat badan rendah.
Pada hal, seperti yang kita ketahui bahwa berat lahir menentukan
kemampuan si kecil untuk tumbuh normal. Selain itu juga menentukan bagaimana
si kecil menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Tubuh anak yang terlalu
kecil atau terlalu besar akan menyebabkannya menjadi minder diantara teman-
temannya.
Berat bayi yang lahir normal paling tidak adalah 2,5 kg. Jika ternyata saat
lahir bayi memiliki berat kurang dari 2,5 kg maka dapat dikatakan bahwa ia
memiliki berat lahir rendah. Akan tetapi terkadang kita juga menjumpai berat bayi
lahir mencapai 4 kg. Hal tersebut bisa diakibatkan adanya penyakit yang di derita
si ibu terutama diabetes mellitus. Diabetes mellitus merupakan jenis penyakit
yang diakibatkan kadar gula darah lebih tinggi daripada kondisi biasa normsl.
Kelahiran bayi sebelum waktunya atau prematur juga dapat menyebabkan
berat bayi lahir kurang dari 2,5 kg. Beberapa penyebab bayi lahir secara prematur
adalah beban pekerjaan fisik ibu yang terlalu berat,
penyakit tekanan darah tinggi, dan infeksi akut.
b. Peningkatan Berat Badan
Pada tahun pertamanya bayi yang normal akan mengalami kenaikan berat
badan yang cukup signifikan. Peningkatan berat badan bayi pada tahun pertama

13
berkisar 7 kg. Sedangkan pada tahun kedua kenaikan berat badan hanya berkisar
2,5 – 3 kg. Naik turunnya berat badan bayi dapat diketahui melalui Kartu Menuju
Sehat (KMS) balita. KMS adalah kartu yang digunakan untuk mencatat naik
turunnya berat badan bayi. Sehingga dengan kartu tersebut kita dapat mengukur
pertumbuhan berat badan bayi.
Pada bulan-bulan awal, bayi akan tumbuh dan berkembang secara optimal.
Terutama bayi yang cukup memperoleh makanan bergizi dan terbebas dari
infeksi. Secara umum, pada bulan ke-5 berat badan bayi akan mencapai sekitar
dua kali dari berat badan lahir. Ketika mencapai satu tahun, berat badannya akan
mencapai tiga kali lipat dari berat lahir. Berdasarkan standart harvard, berat bayi 1
tahun adalah 9,9 kg. Sedangkan untuk bayi yang berusia 2 tahun adalah 12,4 kg.
2. Kenaikan Tinggi Badan
Bayi normal biasanya pada saat lahir akan memiliki berat badan rata-rata
berkisar dari 47 – 50 cm. Sama halnya dengan berat badan, tinggi badan anak juga
akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada tahun pertamanya.
Sedangkan pada tahun-tahun berikutnya kenaikan tinggi badannya akan semakin
kecil. Di tahun pertama ini, tinggi badan si kecil dapat bertamabah hingga 25 cm.
Para ahli menyatakan bahwa umumnya panjang normal bayi usia 1 tahun adalah
74,7 cm. Sedangkan untuk bayi yang berusia 24 bulan, panjang normalnya adalah
87,1 cm.
3. Perkembangan Otak
Mungkin kita tidak menyadari bahwa perkembangan otak si kecil sudah
dimulai sejak ia masih berada dalam kandungan. Sesungguhnya pertumbuhan otak
bayi yang disebut dengan Brain Growth Spurt atau Pertumbuhan Otak Cepat telah
berlangsung sejak masa konsepsi. Masa konsepsi merupakan masa kehamilan
mencapai minggu ke 2 hingga akhir minggu ke 20. Periode pertumbuhan otak
cepat tersebut akan terus berlangsung hingga si kecil berusia 12 bulan. Di tahun
pertamanya, otak kecil dan otak besar bayi akan berkembang hingga mencapai
tiga kali lipat. Proses penyempurnaan otak si kecil akan terus berlangsung hingga
ia mencapai 6 tahun. Biasanya pada usia 1, 2, dan 3 tahun akan menjadi masa-
masa otak bayi berkembang lebih cepat daripada tahun-tahun sesudahnya.

14
4. Perkembangan Organ Perasa
Pada usia tiga bulan, otot mata si kecil sudah mulai terkoordinasi. Si kecil
mulai mampu melihat sesuatu secara jelas dan nyata. Sejak masa inilah
perkembangan organ perasa si kecil mulai berkembang. Kemampuan si kecil
untuk melhat secara jelas juga disertai dengan kemampuan untuk melihat warna.
Selain organ mata, organ pendengaran dan penciuman juga sudah mulai
mengalami perkembangan sedikit demi sedikit. Si kecil juga sudah dapat
merasakan sakit serta udara panas dan dingin sebab orang perasa yang
berhubungan dengan rasa tersebut sudah berkembang dengan baik. Organ bayi
yang berkembang cukup signifikan adalah kulit. Hal tersebut disebabkan karena
tekstur kulit bayi yang sangat tipis sehingga menjadikannya lebih peka terhadap
rangsangan.
5. Perkembangan Tulang dan Otot
Kecendurungan perkembangan tubuh bayi mencegah pada tiga bentuk yaitu:
a. Endomorfik, yaitu tubuh bayi yang cenderung berbentuk bulat dan gemuk.
b. Mesomorfik, yaitu tubuh bayi yang cenderung berbentuk berat keras dan
persegi panjang.
c. Ektomorfik, yaitu tubuh bayi yang cenderung berbentuk langsing.
Peningkatan jumlah tulang pada bayi terjadi pada tahun pertama. Peningkatan
tersebut akan disertai dengan pengerasannya tulang. Selain itu jaringan lemak
juga akan berkembang dengan pesat. Tetapi proses perkembangan otot masih
berlangsung secara lambat. Walaupun demikian, di tahun keduanya,
perkembangan bangun tubuh bayi sudah mulai akan memperlihatkan
kecenderungan karakterisktiknya. Apakh cenderung mengarah pada bentuk
endomorfik, mesomorfik ataukah eksomorfik.
6. Perkembangan Gigi
Sejak tahun pertamanya, gigi si kecil sudah akan mulai berkembang. Pada
tahun tersebut gigi bayi yang tumbuh akan berjumlah 6 buah. Semuanya
merupakan gigi susu. Setelah si kecil mencapai usia 24 bulan, gigi susu akan
semakin bertambah hingga akhirnya berjumlah 16 buah.

15
Pertumbuhan gigi pada setiap bayi berbeda- beda secara alami, yaitu
berkisar antara usia lima tahun sampai sembilan bulan. Tetapi mayoritas gigi
bayi tumbuh pada bulan keenam.
Kemudian tumbuhlah gigi yang lain pada bayi, seperti keterangan di
bawah ini:
- Pertama : Dua gigi bawah di depan.
- Kedua : Dua gigi atas di depan.
- Ketiga : Dua gigi atas di samping.
- Keempat : Dua gigi bawah di samping.
1. Keika mencapai usia tiga tahun, maka jumlah gigi bayi adalah tiga
puluh, dan muncul dianaranya gigi geraham dan gigi taring.
2. Pada usia enam tahun, gigi-giginya akan copot secara bertahap dan
digantikan dengan gigi tetap. ( Gigi – gigi yang tumbuh pada periode
pertama dan bersifat sementara diberi nama gigi susu).
Biasanya, gigi yang terlambat tumbuh pada bayi disebabkan karena adanya
kekurangan zat tertentu dalam makanan, atau disebabkan karena penyakit tertentu.
Jika terjadi keterlambatan tumbuhnya gigi pada anak anda, maka konsultasikan
kepada dokter untuk mendapatkan pengobatan.
Gejala – gejala yang muncul bersamaan tumbuhnya gigi adalah sesuatu yang
normal jika bersamaan dengan tumbuh nya gigi, akan muncul pula beverapa
gejala. Seperti naiknya suhu badan, atau sedikit mencret, disamping itu juga bayi
akan merasa kesal, atau tidak bergairah, dan kadang merasa gusinya sakit, karena
giginya akan muncul.
Untuk mengurangi gejala-gejala yang muncul dengan tumbuhnya gigi,
sebenarnya tidak diperlukan pengobatan khusus, kecuali dengan memberikan obat
penurun panas, atau obat penghilang rasa nyeri, seperti obat – obat yang biasa kita
kenal pada bayi. Barangkali dapat juga mengoles gusi dengan cairan yang biasa
dipergunakan untuk gejala-gejala seperti ini.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang
sehat, dalam perjalanan waktu tertentu. Sedangkan menurut Nagel, perkembangan
merupakan pengertian dimana terdapat struktur yang terorganisasikan dan
mempunyai fungsi-fungsi tertentu, oleh karena itu bilamana terjai perubahan
struktur baik dalam organisasi aupun dalam bentuk, akan mengakibatkan
perubahan fungsi. Menurut para psikolog, fase-fase dan ciri-ciri pertumbuhan dan
perkembangan dapat digolongkan menjadi 3 bagian berikut:
1. Periodisasi biologis.
2. Periodisasi psikologis.
3. Periodisasi didaktis.
3.2 Saran
Diharapkan kepada para pembaca sekalian, agar setelah memahami materi
yang kami sampaikan ini, pembaca dapat mengerti dan menambah ilmu serta
wawasannya. Dengan dibentuknya makalah ini kami berharap kita semua dapat
lebih menghargai seberapa pentingnya pertumbuhan dan perkembsangan bagi
kehidupan kita terutama pada anak.

17
DAFTAR PUSTAKA

Luthfie, Rini Utami. 2014. 12 Bulan Pertama yang Luar Biasa. Yogyakarta:
Galaksi Media
Husaeni, Aiman. 2005. Tahun Pertama menjadi Ibu. Jakarta: Pustaka Al kautsar
Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran (EGC)
Novita, 2012. My Baby. Yogyakarta: Tugu Publisher
Subinarto, Djoko. 2005. Super Food For Children. Bandung: Nexx Media

18

Anda mungkin juga menyukai