Jiptummpp GDL Eviyafrita 37475 2 Bab1

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lansia merupakan tahap akhir siklus kehidupan. Lansia juga merupakan tahap

perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut

dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Lansia adalah kelompok orang

yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu

beberapa dekade (Notoatmodjo, 2007).

Jumlah populasi lansia 60 tahun keatas di dunia terus bertambah, pada tahun

1950 terdapat sebanyak 130 juta lansia (4% dari total populasi), pada tahun 2000

terdapat sebanyak 16 juta lansia (7,2% dari total populasi) dan terus bertambah berkisar

8 juta setiap tahunnya, diperkiraan pada tahun 2025 akan menjadi 41,5 juta lansia

(13,6%), dan pada tahun 2050 jumlah lansia akan terus bertambah sebanyak 79,6 juta

(23,7%) (US. Census Bureau, 2002).WHO menyebutkan bahwa pada tahun

2010 jumlah lansia didunia diestimasi 9,11% dari jumlah penduduk dunia (BPS, 2009).

Biro Pusat Statistik (BPS) (2009) dalam Sumiati (2012) memproyeksikan jumlah

lansia di Indonesia tahun 2005-2010 terdapat 19,9 juta. Pada tahun 2020 jumlah lansia

di Indonesia di perkirakan menjadi 28,8 juta atau 11,34% dari seluruh populasi. Tahun

2025 seperlima penduduk Indonesia adalah lansia. Peningkatan jumlah lansia

diperkirakan diikuti dengan peningkatan usia harapan hidup dari usia

59,8 tahun pada tahun 1990 menjadi 67,4 tahun pada tahun 2005, dan pada tahun 2020

menjadi 71,7 tahun.

1
2

Pemerintah memberikan pelayanan kesehatan bagi para lansia yang ditujukan

untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai masa tua bahagia. Salah

satu yang dilakukan yaitu memberikan pelayanan kesehatan berupa program yang

dikhususkan untuk para lanjut usia (Lansia) yaitu berupa pelayanan kesehatan posyandu

lansia (Agustina, 2012). Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untukmasyarakat

lansia disuatu wilayah tertentu yang telah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat

dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan (Fatma, 2008).

Posyandu lansia ternyata hanya ramai pada awal pendirian saja, selanjutnya

lansia yang berpartisipasi dan memanfaatkan posyandu lansia semakin berkurang.

Tingkat partisipasi dan pemanfaatan layanan oleh lansia dalam kegiatan posyandu lansia

di Indonesia masih sangat rendah, hal ini dibuktikan dari beberapa penelitian tentang

posyandu lansia, seperti penelitian yang dilakukan oleh Mahyuliansyah pada tahun 2009

di puskesmas Mojo Kecamatan Gubeng Surabaya (dalam Mulianingtias, 2012) bahwa

pemanfaatan posyandu lansia sangat rendah. Partisipasi oleh lansia sakitterdapat

sebanyak 17,9% dan lansia tidak sakit 2,1%. Penelitian Nurhayati (2007)

menunjukkanHasil yang sama bahwa pemanfaatan dan partisipasi lansia di posyandu

dalam satu tahun terakhir yaitu terbanyak 7 kali kunjungan dengan jumlah lansia yang

berkunjung 62 orang lansia dan paling sedikit memanfaatkan posyandu lansia yaitu

kurang dari 5 kali kunjungan dengan jumlah lansia yang berkunjung 15 orang lansia

(12,5%).Posyandu lansia di Desa Jompo Kabupaten Purbalingga juga menunjukkan hal

yang sama yaitu jumlah lansia yang aktif setiap bulannya mengikuti kegiatan posyandu

hanya terdapat 15 orang lansia dan sisanya berjumlah 33 orang lansia tidak aktif

mengikuti kegiatan posyandu setiap bulannya, padahal jumlah lansia yang terdaftar

dalam register posyandu terdapat sebanyak 238 orang lansia, dengan ratarata kehadiran

perbulan sebanyak 48 orang lansia.

Proses penuaan hendaknya diiringi dengan kemampuan dan kesadaran lansia

dalam menampilkan peranan untuk terlibat secara aktif dalam berpartisipasi dan
3

memanfaatkan posyandu lansia, hal ini dikarenakan pada umumnya lansia selalu

mengalami masalah kesehatan. Penyakit atau gangguan yang menonjol pada kelompok

lansia seperti: gangguan pembuluh darah dari hipertensi sampai stroke, gangguan

metabolik seperti diabetes mellitus, gangguan persendian seperti arthritis, encok dan

terjatuh, gangguan psikososial yaitu kurang penyesuaian diri dan merasa tidak berfungsi

lagi. Mengingat kondisi dan permasalahan lansia tersebut, maka penanganan masalah

lansia harus menjadi prioritas, karena permasalahannya terus ada dengan pertambahan

jumlahnya (Bustan, 2007).

Pembinaan lansia di Indonesia dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-

undangan sebagai landasan dalam menentukan kebijaksanaan pembinaan sesuai dengan

Undang-undang RI No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan Lansia yang

menyebutkan bahwa pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan

peningkatan derajat kesehatan dan kemampuan lansia, upaya penyuluhan,

penyembuhan dan pengembangan lembaga (Departemen Kesehatan RI, 2005).

Kegiatan yang akan dilaksanakan perlu dilakukannya sosialisasi terhadap

sasaran kegiatan yang akan dilaksanakan, seperti halnya dalam pelaksanaan posyandu

lansia, rendahnya tingkat partisipasi dan pemanfaatan layanan oleh lansia di posyandu

dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan lansia tentang adanya kegiatan

posyandu yang dilaksanakan di lingkungan tempat tinggal mereka, seperti kurangnya

pengetahuan lokasi seperti tempat dan waktu kegiatan yang akan dilaksanakan,

kurangnya pengetahuan kegiatan-kegiatan apa saja yang ada di posyandu lansia, dan

kurangya pengetahuan lansia bahwa sasaran posyandu lansia adalah di tujukan untuk

mereka. Sehingga sosialisasi sangat penting dalam setiap kegiatan yang akan

dilaksanakan. Sosialisasi adalah merupakan suatu proses interaksi sosial dimana

seseorang memperoleh pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku esensial untuk

keikutsertaanefektif dalam masyarakat (Wulandari, 2006).


4

Metode atau cara yang digunakan dalam melaksanakan sosialisasi program

posyandu lansia bisa dengan melaui promosi kesehatan. Promosikesehatan adalah

suatu proses yang memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan

dan meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan

diri sendiri (Maulana, 2009). Sosialisasi yang optimal akan menyebakan pelaksanaan

kegiatan berjalan dengan baik, seperti dalam kegiatan posyandu lansia jika sosialisasi

terhadap para lansia optimal maka partisipasi dan pemanfaatan layanan oleh lansia

dalam kegiatan posyandu lansia akan meningkat. Berbagai kegiatan dan program

posyandu lansia tersebut sangat baik dan banyak memberikan manfaat bagi para orang

tua di wilayahnya. Seharusnya para lansia berupaya memanfaatkan adanya posyandu

lansia tersebut sebaik mungkin agar kesehatan para lansia dapat terpelihara dan

terpantau secara optimal (Wahyuni, 2003).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti diKelurahan Merjosari

khususnya di RW 07 terdapat 66 orang lansia. Posyandu lansia di RW 07 Kelurahan

Merjosari tidak berjalan degan baik dan lancar ini terbukti dari data kehadiran lansia

setiap bulannya, lansiayang berkunjung ke posyandu hanya terdapat5 sampai 10orang

lansia saja dan yang tidak datang ke posyandu terdapat 56 orang lansia. Lansia merasa

enggan datang ke posyandu lantaran lebih memilih untuk ke ladang, dan ketakutan akan

diagnosa penyakitnya yang selanjutnya akan dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit,

selain itu jarak posyandu yang jauh dari rumah juga menjadi alasan para lansia untuk

tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan posyandu dan memanfaatkan layanan

posyandu. Pihak posyandu telah mensosialisasikannya melalui pengajian setiap hari

Jumat dan diumumkan melalui masjid bahwa posyandu lansia akan di laksanakan pada

hari yang telah ditentukan.

Peneliti melakukan wawancara terhadap 15 lansia pada tanggal 2 sampai tanggal

3 Oktober 2013 dengan berkunjung ke rumah lansia yang berada diwilayah

tersebutuntuk mengetahui respon para lansia tentang posyandu. Berikut jawaban lansia

dari wawancara yang peneliti lakukan, 13,3% lansia yang menjawab“ letak
5

posyandunya lumayan jauh mbak”, 33,3% lansia yang menjawab “saya takut

nanti kalau habis periksa disana (posyandu) disuruh ke puskesmas atau

rumah sakit” 53,3% lansia yang menjawab“saya malas mbak ke posyandunya

lebih baik saya kesawah saja, lagian saya merasa sehat-sehat saja”. Dari hasil

wawancara dapat diartikan bahwa lansia di RW 07 Kelurahan Merjosari untuk

berkunjung ke posyandu lansia belum menjadi sebuah kebutuhan bagi mereka untuk

meningkatkan derajat kesehatannya, berdasarkan informasiyang didapatkan dari kader

posyandu Budronoyo RW 07 Kelurahan Merjosari dan Puskesmas Dinoyo rata-rata

lansia tersebut mengalami gangguan kesehatan seperti Hipertensi, Diabetes Melitus,

dan reumatik.

Upaya yang dapat dilakukan agar lansia berkunjung ke posyandu lansia yaitu

dengan dilakukannya sosialisasi melalui promosi kesehatan tentang posyandu lansia

yang berisi tentang pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh para lansia serta

manfaat dari posyandu lansia tersebut, upaya ini dipilih oleh peneliti karena berdasarkan

dari hasil Need Assesment yang dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap 5

sampai 10 orang lansia tentang posyandu seperti apa yang mereka inginkan, dan

didapatkan jawaban dari para lansia bahwa mereka ingin di undang secara pribadi

karena mereka merasa enggan untuk datang ke posyandu karena berpikir mungkin saja

bukan mereka yang diundang. Sehingga dengan diadakannya optimalisasi sosialisasi

program posyandu lanisa melalui promosi kesehatan dapat memberikan pengetahuan

kepada para lansia tentang posyandu, dan media yang dapat di gunakan dalam promosi

kesehatan untuk para lansia tersebut adalah media cetak leafletagar dapat digunakan

oleh para lansia sebagai pengingat pesan dan dapat juga dijadikan sebagai undangan

untuk datang ke posyandu lansia.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Optimalisasi

Sosialisasi Program Posyandu Lansia Melalui Promosi Kesehatan Terhadap

TingkatPartisipasi Dan Pemanfaatan Layanan Oleh Lansia diPosyandu Budronoyo

RW 07 Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang”.


6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Pengaruh optimalisasi sosialisasi program posyandu lansia

melalui promosi kesehatan terhadap tingkatpartisipasi lansia di posyandu

BudronoyoRW 07 Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

2. Bagaimanakah Pengaruh optimalisasi sosialisasi program posyandu lansia

melalui promosi kesehatan terhadap tingkat pemanfaatan layanan oleh lansia di

posyandu BudronoyoRW 07 Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru

Kota Malang.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

1. Mengetahui pengaruh optimalisasi sosialisasi program posyandu lansia melalui

promosi kesehatan terhadap tingkat partisipasi lansia di Posyandu Budronoyo RW

07 Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

2. Mengetahui pengaruh optimalisasi sosialisasi program posyandu lansia melalui

promosi kesehatan terhadap tingkat pemanfaatan layanan oleh lansia di Posyandu

Budronoyo RW 07 Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tingkat partisipasi lansia sebelum dan sesudah dilakukan

optimalisasi sosialisasi program posyandu lansia melalui promosi kesehatan di

Posyandu Budronoyo RW 07 Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota

Malang.

2. Mengidentifikasi tingkat pemanfaatan layanan oleh lansia sebelum dan sesudah

dilakukan optimalisasi sosialisasi program posyandu lansia melalui promosi


7

kesehatan di Posyandu Budronoyo RW 07 Kelurahan Merjosari Kecamatan

Lowokwaru Kota Malang

3. Menganalisis pengaruh optimalisasi sosialisasi program posyandu lansia melalui

promosi kesehatan terhadap tingkat partisipasi lansia di RW 07 Kelurahan

Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

4. Menganalisis pengaruh optimalisasi sosialisasi program posyandu lansia melalui

promosi kesehatan terhadap tingkat pemanfaatan layanan posyandu oleh lansia di

RW 07 Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Menambah ilmu dan wawasan tentang optimalisasi sosialisasi program

posyandu lansia melalui promosi kesehatan terhadap tingkat partisipasi dan

pemanfaatan layanan oleh lansia di RW 07 Kelurahan Merjosari Kecamatan

Lowokwaru Kota Malang.

1.4.2 Bagi Petugas/Kader Posyandu

Sebagai bahan rekomendasi dan informasi dalam meningkatkan pelayanan yang

optimal kepada lansia agar lansia ikut berpartisipasi dan memanfaatkan layanan

posyandu di RW 07 Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru

Kota Malang.

1.4.3 Bagi Lansia

Meningkatkan kesehatan, pengetahuan dan minat lansia dalam berpartisipasi

dan memanfaatkan layanan posyandu di RW 07 Kelurahan Merjosari

Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.

1.5 Keaslian Penelitian


8

1.5.1 Penelitian yang dilakukan oleh Urip Widjajono (2009) dengan judul Partisipasi

Lansia Dalam Kegiatan Posyandu Plus Di Dusun Soragan Desa Ngestiharjo

Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Pada pelaksanaannya posyandu plus

salah satu sasarannya adalah lansia (umur diatas 60 tahun) analisis dilakukan

dengan menggunakan path analysis dengan piranti AMOSS 4.00. Hasil dari

penelitian tingkat partisiasi lansia cukup tinggi dalam kegiatan posyandu plus.

Variabel keadaan keluarga lansia, dan pengetahuan tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap partisipasi, sedangkan variabel motivasi, dan peran tokoh

masyarakat serta pelayanan petugas mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap partisipasi.

1.5.2 Penelitian yang dilakukan oleh Sumiati dkk (2012) dengan judul Pemanfaatan

Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonorejo Samarinda Tahun

2012. Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan posyandu

lansia di wilayah kerja Puskesmas Wonorejo Samarinda. Penelitian tersebut

menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan

penelitian adalah lansiaa yang aktif di posyandu lansia. Data diperoleh melalui

wawancara mendalam (Indept Interview).

1.6 Batasan Penelitian

Batasan penelitian dalam penelitian optimalisasi program posyandu terhadap

patisipasi dan pemanfaatan layanan oleh lansia ini, sebagai berikut:

1.6.1 Variabel independen yang di teliti yaitu: optimalisasi sosialisasi program posyandu

lansia melalui promosi kesehatan mempengaruhi variabel dependen yaitu

tingkat partisipasi dan pemanfaatan layanan, dan tidak meneliti variabel

lain.

1.6.2 Responden adalah lansia yang berusia 45 tahun keatas dan bertempat tinggal di

wilayah RW 07 Merjosari Kecamatan Lowokwaru Kota Malang.


9

Anda mungkin juga menyukai