Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai dengan Permenpan No 36 tahun 2018 bahwa untuk mewujudkan
Nawacita dan mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
diperlukan Pegawai Negeri Sipil yang berkualitas dan jumlah yang proporsional
pada Instansi Pemerintah. Maka pemerintah melaksanakan seleksi Calon Pegawai
Negeri Sipil di tahun 2018.
Sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil yang baru, perlu adanya pelatihan dasar
seperti yang telah diatur dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III. Pelatihan Dasar ini
memperkenalkan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang
bekerja pada instansi pemerintah. Tugas dan fungsi ASN adalah melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas serta mempererat persatuan dan kesatuan dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pelatihan Dasar ini bertujuan untuk membentuk nilai-nilai dasar profesi
PNS agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya.Nilai-nilai dasar profesi PNS
tersebut biasa dikenal dengan ANEKA, yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik dan anti korupsi.Maka setiap peserta wajib untuk mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar profesi dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya pada satuan kerja
masing-masing. Setelah disahkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Tentang ASN (selanjutnya disebut Undang-Undang ASN), PNS memiliki kekuatan
dan kemampuan profesional, berintegritas tinggi dalam melaksanakan tugas,
berbudaya kerja serta dipercaya publik dengan dukungan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang handal. Undang-Undang ASN secara implisit menghendaki bahwa
ASN yang umum disebut sebagai birokrat bukan 14 sekadar merujuk kepada jenis
pekerjaan tetapi merujuk kepada sebuah profesi pelayanan publik.
Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
139/KEP/M.PAN/1111/2003, tugas pokok Dokter adalah memberikan pelayanan
kesehatan pada pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina
peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada
masyarakat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, unsur kegiatan Dokter berupa
pelayanan kesehatan, pengabdian pada masyarakat, pengembangan profesi, dan
penunjang tugas dokter.
UPTD Puskesmas Kampung Paya merupakan instansi milik Pemerintah
Daerah Kabupaten Aceh Selatan dengan jangkauan pelayanan untuk masyarakat
cakupan wilayah Kecamatan Kluet Utara. Setiap Puskesmas tentu memiliki target
pencapaian yang ingin diwujudkan. Target setiap Puskesmas dituangkan ke dalam
visi puskesmas. Visi Strategis UPTD Puskesmas Kampung Paya adalah “
Menjadikan puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan terbaik, bersahaja,
menyeluruh dan berkualitas prima yang islami di Kecamatan Kluet Utara”.
Puskesmas menjadi pusat pelayanan kesehatan yang diharapkan mampu
secara optimal melaksanakan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
untuk pelayanan penyakit paru seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis,
keganasan paru maupun penyakit infeksi seperti pneumonia, tuberkulosis, bronkitis
dan lain-lain. Hal tersebut menimbulkan resiko mudah tertularnya penyakit antar
pasien, atau dari pasien ke tenaga medis dan karyawan puskesmas.
Indonesia menduduki jumlah penderita tuberculosis terbanyak kedua
setelah India. Setiap 30 detik satu orang tertular Tuberkulosis dan rata-rata 13 orang
meninggal setiap satu jam. Mudah tertularnya penyakit ini karena metode
penyebaran penyakitnya melalui udara (airborne) yang menyebar melalui
partikel percik renik (droplet nuclei) saat seseorang batuk, bersin, berbicara,
berteriak atau bernyanyi. Percik renik ini berukuran 1 -5 mikron dan dapat
bertahan di udara selama beberapa jam. Sehingga pemakaian masker menjadi
kewajiban utama yang harus disadari dan dilakukan oleh pasien.
Masih banyak pasien yang belum mengetahui tentang Tuberkulosis paru
mulai dari cara penularannya sampai dampak apabila tidak berobat dan tidak tuntas
minum obat. Resiko penularan penyakit TB paru ini tentunya merupakan masalah
yang ada di lingkungan puskesmas. Hal ini dapat diminimalkan dengan upaya
promotif dan preventif untuk mencegah penularan tersebut. Berdasarkan
Permenpan 139/ th 2003, salah satu tugas dokter adalah melakukan penyuluhan
medik. Sehinngga saya meupaya preventif dan promotif di UPTD Puskesmas
Kampung Paya.

B. Kompetensi PNS
Kompetensi adalah karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan / atau fungsi jabatan.
Setiap PNS setidaknya terdapat 3 kompetensi kunci yang wajib dimiliki oleh
pegawai ASN, yakni kompetensi teknis, kompetensi manajerial, dan kompetensi
sosial kultural. Kompetensi teknis diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan,
pelatihan teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis. Sedangkan
kompetensi manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural
atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan. Sementara kompetensi sosial
kultural diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk
dalam hal agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan.

C. Visi, Misi dan Nilai Organisasi

1. Visi Puskesmas Kampung Paya


Puskesmas Kampung Paya dalam melaksanakan fungsinya mempunyai
Visi sebagai berikut:
“Menjadikan Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan
terbaik,bersahaja,menyeluruh dan berkualitas prima yang islami di kecamatan
Kluet Utara”.

2. Misi Puskesmas Kampung Paya


Untuk mewujudkan visi tersebut, Puskesmas Kampung Paya memiliki
Misi sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan proaktif
b. Menjadikan puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan
c. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan
d. Mengembangkan jenis pelayanan dan mutu pelayanan kesehatan
e. Maningkatkan sistim informasi dan manajemen puskesmas secara
transparan
f. Mengembangkan kemitraan
g. Meningkatkan kemandirian masyarakat
3. Tata Nilai Puskesmas Kampung Paya
Adapun tata nilai dari Puskesmas Kampung Paya adalah “ SEGAR “
S : Senyum merupakan modal dalam memberi pelayanan
E : Efektif dengan pelayanan tepat guna, berdaya
G : Gerakan upaya cepat tindak dalam pemberian pelayanan
kemasyarakatan
A : Amal merupakan bentuk kerelaan hati petugas dalam memberi
pelayanan
R : Ramah adalah sikap yang tertanam dalam jiwa petugas kesehatan

D. Tupoksi/Uraian Tugas Peserta

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor


139/KEP/M.PAN/1111/2003, tugas pokok Dokter adalah memberikan pelayanan
kesehatan pada pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran
serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat.
Untuk dokter Pertama yaitu dokter dengan pangkat Penata Muda Tingkat I yang
bergolongan III/b memiliki rincian kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter Umum
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter Umum
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K) tingkat sederhana
8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan Ibu
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana
17. Melakukan pelayanan imunisasi
18. Melakukan pelayanan gizi
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
20. Melakukan penyuluhan medik
21. Membuat catatan medik rawat jalan
22. Membuat catatan medik rawat inap
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
25. Menguji kesehatan individu
26. Menjadi tim penguji kesehatan
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I
29. Menjadi saksi ahli
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32. Melakukan tugas jaga panggilan/on call
33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat
36. sederhana
Sementara itu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 73 Tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Umum di Lingkungan
Kementerian Kesehatan, diterangkan pula tentang uraian tugas seorang dokter
umum di lingkungan Kementerian Kesehatan RI. Adapun uraian tugasnya adalah:

1. Melaksanakan pelayanan medis rawat jalan


2. Melaksanakan pelayanan medis rawat inap
3. Melaksanakan pelayanan kegawatdaruratan medis
4. Melaksanakan pelayan gizi dan KIA
5. Menganalisis data dan hasil pemeriksaan pasien sesuai dengan pedoman
kerja untuk menyusun catatan medis pasien
6. Menyusun draft visum et repertum
7. Melaksanakan tugas jaga
8. Menyusun draft laporan pelaksanaan tuga
9. Menyusun laporan pelaksaan tugas
10. Menyusun laporan lain-lain
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS

A. Deskripsi Singkat Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI

Terkait dengan peran PNS dalam NKRI, diuraikan manajemen ASN,


Pelayanan Publik dan Whole of Government (WoG).

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai


ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Sesuai
dengan pengertian manajemen ASN, Peran ASN sebagai aparatur pemerintah
adalah sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan
dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta
bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas
dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk
menjalankan kedudukannya tersebut
maka pegawai ASN mempunyai fungsi sebagaimana diatur dalam Pasal
10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara, yaitu Pegawai ASN berfungsi sebagai: 1) pelaksana
kebijakan publik; 2) pelayan publik; dan 3) perekat dan pemersatu bangsa.
Pada bagian Kedua Tugas Pasal 11 UndangUndang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, pegawai ASN bertugas:
1) melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2)
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan 3)
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Agar
dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya denganbaik dapat
meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka
setiap ASN diberikan hak. ASN juga mempunyai kewajiban sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya. Hak PNS sesuai dengan ketentuan dalam UU
ASN adalah PNS berhak memperoleh: 1) gaji, tunjangan, dan fasilitas; 2)
cuti; 3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua; 4) perlindungan; dan 5)
pengembangan kompetensi.
Sedangkan kewajiban dan tanggung jawab pegawai ASN disebutkan
dalam UU ASN adalah: 1) setia dan taat pada pancasila, undang-undang dasar
negara republik indonesia tahun 1945, negara kesatuan republik indonesia, dan
pemerintah yang sah; 2) menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa; 3) melaksanakan kebijakan yang
dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang; 4) menaati ketentuan
peraturan perundang-undangan; 5) melaksanakan tugas kedinasan dengan
penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab; 6) menunjukkan
integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada
setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan; 7) menyimpan rahasia
jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan 8) mersedia ditempatkan di
seluruh wilayah negara kesatuan republik indonesia.

2. Pelayanan Publik
Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dari
pengertian tersebut ada tiga unsur penting pelayanan publik yaitu organisasi
penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan (pelanggan) yaitu orang
atau masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan kepuasan yang
diterima oleh penerima pelayanan.
Pelayanan publik yang baik didasarkan pada prinsip-prinsip yang
digunakan untuk merespon berbagai kelemahan yang melekat pada tubuh
birokrasi. Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan
prima adalah partisipatif, transparansi, responsif, tidak diskriminatif, mudah
dan murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, berkeadilan.
Sebagaimana diatur dalam Undang-undang ASN, dijelaskan bahwa ASN
sebagai profesi berdasarkan pada prinsip-prinsip: 1) nilai dasar; 2) kode etik
dan kode perilaku; 3) komitmen, integritas moral, dan tanggungjawab pada
pelayanan publik; 4) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
5) kualifikasi akademik; 6) jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan
tugas; dan 7) profesionalitas jabatan.

3. Whole of Government (WoG)


Whole of Government atau disingkat WoG adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya kolaboratif pemerintah
dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi,
kebersamaan, kesatuan, tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari
seluruh sektor dalam pemerintahan. WoG sebagai pendekatan yang dilakukan
pemerintah untuk mendukung fungsi penting dan utama instansi pemerintah
yaitu sebagai perangkat pemberi pelayanan. Pelayan yang diberikan harus
memenuhi level atau kualitas yang diharapkan oleh masyarakat umum.
Terutama untuk menghadapi masyarakat yang semakin maju dan persaingan
global yang ketat. Pendekatan WOG dapat dilakukan baik dari sisi
penataaninstitusi formal maupun informal, diantaranya: 1) penguatan koordinasi
antar lembaga; 2) membentuk lembaga koordinasi khusus; 3) membentuk
gugus tugas; dan 4) koalisi sosial.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik.

1. Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan


berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan masyarakat. Praktek
WoG dalam jenis pelayanan administrasi dapat dilihat dalam praktek-
praktek penyatuan penyelenggaraan izin dalam satu pintu seperti PTSP atau
kantor SAMSAT.
2. Pelayanan jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa
yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, perhubungan, dan lainnya.
3. Pelayanan barang yaitu pelayanan yang menghasilkan barang yang
dibutuhkan warga masyarakat misalnya jalan, perumahan, jaringan telepon,
listrik, air bersih, dan lainnya.
4. Pelayanan regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman dan
peraturan perundang-undangan maupun kebijakan publik yang mengatur
sendi-sendi kehidupan masyarakat.

Adapun pola pelayanan publik dibedakan dalam 5 (lima) macam pola


pelayanan yaitu pola pelayanan teknis fungsional, pola pelayanan satu atap,
pola pelayanan satu pintu, pola pelayanan terpusat, dan pola pelayanan elektronik.

2. Deskripsi Singkat Nilai-nilai Dasar PNS

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas, yaitu:

1. Tanggung jawab, yaitu kewajiban tingkah laku atau perbuatan dalam


melaksanakan suatu pekerjaan.
2. Jujur, yaitu keterusterangan pada perilaku tanpa adanya kebohongan atau
penipuan.
3. Kejelasan Target dalam menjelaskan cara, tindakan ataupun proses
kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.
4. Netral artinya bersikap seimbang, tidak memihak kepada siapapun
5. Mendahulukan kepentingan publik
6. Keadilan adalah kondisi kebenaran sama rata secara moral mengenai sesuatu
hal, baik menyangkut benda atau orang.
7. Transparansi yaitu keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang
dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi
8. Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu
sampai pada tercapai tujuan akhir.
9. Partisipatif adalah suatu keterlibatan baik fisik, mental dan emosional serta ikut
bertanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan.

2. Nasionalisme
Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional
yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut
kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong untuk
membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.
Dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain. Indikator dari
nilai-nilai dasar nasionalisme adalah religius (patuh ajaran agama), hormat
menghormati, kerjasama, tidak memaksakan kehendak, jujur, amanah (dapat
dipercaya), adil, persamaan derajat, tidak diskriminatif, mencintai sesama manusia,
tenggang rasa, membela kebenaran, persatuan, rela berkorban, cinta tanah air,
memelihara ketertiban, disiplin, musyawarah, kekeluargaan, menghormati
keputusan, tanggung jawab, kepentingan bersama, gotong royong, sosial, tidak
menggunakan hak yang bukan miliknya, hidup sederhana, kerja keras, dan
menghargai karya orang lain.
3. Etika Publik
Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar. Dalam kaitannya
dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik/buruk, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas
publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen
moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan,
dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.

4. Komitmen Mutu
Mutu ada dalam persepsi orang secara individual, yang diukur dari tingkat
kepuasan masing-masing terhadap produk/jasa yang diterimanya. Merujuk
definisi dari Goetsch dan Davis (2006), manajemen mutu terpadu (Total Quality
Management / TQM) terdiri atas kegiatan perbaikan berkelanjutan yang
melibatkan setiap orang dalam organisasi melalui usaha yang terintegrasi secara total
untuk meningkatkan kinerja pada setiap level organisasi. Indikator dari nilai-nilai
dasar komitmen mutu, yaitu:

1. Efektifitas adalah tingkat ketercapaian target yang telah direncanakan, baik


menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja,diukur dari kepuasan dan
terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2. Efisiensimerupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumber daya
sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya,
penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar
alur.
3. Inovasi adalah hasil pemikiran baru yang akan memotivasi setiap individu
untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya.
4. Orientasi mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar
untuk mengukur capaian hasil kerja.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Selaras dengan kata asalnya, korupsi
sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena
dampaknya yang luar biasa menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup,
pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi, yaitu:

1. Jujur adalah lurus hati, tidak curang, tidak berbohong. Orang yang jujur akan
konsisten dengan apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan.
2. 2) Peduli adalah memperhatikan serta melibatkan diri dalam suatu
persoalan, keadaan/kondisi di sekitar kita.
3. Mandiri membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi tidak
bergantung terlalu banyak pada orang lain. Pribadi yang mandiri tidak akan
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi
mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin adalah sikap mental untuk melakukan hal-hal yang seharusnya, pada
saat yang tepat dan benar-benar menghargai waktu.
5. Tanggung Jawab adalah menyelesaikan pekerjaan sesuai amanah yang diberikan
dengan baik, tidak mengelak, berani menghadapi dan memikul segala akibat atas
pekerjaan yang dilakukan.
6. Kerja Keras adalah kegiatan yang dilakukan dengan sunguh-sungguh tanpa
mengenal lelah atau berhenti sebelum targetnya tercapai.
7. Sederhana adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya
memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebihlebihan. Ia tidak
tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
8. Berani, seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebatilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak
kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil, pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan
lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai dengan
kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi
masyarakat dan bangsanya.

3. Identifikasi Isu-isu Aktual Instansi Peserta


Berdasarkan pengamatan selama bertugas sesuai nilai-nilai dasar peran dan
kedudukan PNS dalam NKRI, dan berkonsultasi dengan mentor didapatkan
identifikasi isu terkait tugas dan fungsi dokter ahli pertama di Puskesmas Kampung
Paya sebagai berikut:
Tabel. Pengelompokan Isu
Kondisi yang
Kondisi Saat Ini
No Identifikasi Isu Sumber Isu Diharapkan
(Faktual)
(Ideal)
1 Kurang optimalnya peran Pelayanan Di wilayah kerja Terdapat upaya
dokter dalam pemberian Publik Puskesmas masih nyata dalam
edukasi mengenai belum optimal proses edukasi
Tuberkulosis Paru
dalam upaya Tuberkulosis
preventif dan paru.
promotif
Tuberkulosis
Paru. Disertai
dengan tingkat
pengetahuan
pasien mengenai
TB paru masih
kurang, terbukti
dengan dari
masih pernyataan
pasien bahwa
penyakit TB Paru
itu merupakan
penyakit diguna-
guna.
2 Belum optimalnya Pelayanan Masih Penggunaan
penggunaan rekam medis Publik menggunakan rekam medis
yang sesuai standar di rekam medis yang sesuai
ruang pemeriksaan umum
yang tidak sesuai standar
standar di ruang
pemeriksaan
umum
3 Kurangnya edukasi Pelayanan Masih terdapat Tidak lagi
mengenai kepatuhan Publik beberapa kasus terdapat kasus
minum obat pasien TB putus berobat putus berobat
Paru
(drop out) pasien (drop out)
TB paru pasien TB paru
4 Kurang optimalnya Pelayanan Pemantauan Kegiatan
pemantauan pasien Publik masih kurang pemantauan
Hipertensi dan Diabetes optimal pada dapat dilakukan
Mellitus Tipe 2
pasien Hipertensi dengan optimal
dan Diabetes
Mellitus Tipe 2
5 Belum maksimalnya Pelayanan Belum optimal Dengan adanya
penggunaan kotak saran di Publik dalam kotak saran,
puskesmas mensosialisasikan pengelolaan
tersedianya kotak pengaduan dan
saran sebagai saran
media pengaduan masyarakat
masyarakat dapat diperbaiki
untuk
meningkatkan
mutu pelayan
kesehatan di
puskesmas
Perumusan dan Penetapan Isu

Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu


dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas
yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Maka dari itu digunakan metode penetapan
skala prioritas isu yaitu metode USG. Adapun metode penetapan isu dengan metode
USG adalah metode yang menitikberatkan pada beberapa penilaian, yaitu:

 U (Urgency) berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk


menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk
diselesaikan maka semakin tinggi urgency masalah tersebut.
 S (Seriousness) berkaitan dengan dampak dan pengaruhnya masalah tersebut.
Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi seseorang seperti
dampaknya terhadap produktifitas, keselamatan jiwa manusia. Semakin tinggi
dampak masalah tersebut maka semakin serius masalah tersebut.
 G (Growth) berkaitan dengan dampak masa depan dan perkembangannya.
Semakin cepat berkembang masalah tersebut, semakin tinggi pertumbuhan
masalahnya.

Tabel . Teknik analisis USG

Kriteria
No Isu Total Peringkat
U S G
Kurang optimalnya peran dokter
1 dalam upaya promotif dan preventif 5 5 5 15 1
Tuberkulosis Paru
Belum optimalnya penggunaan
2 4 4 4 12 4
rekam medis yang sesuai standar di
ruang pemeriksaan umum
Kurangnya edukasi mengenai
3 kepatuhan minum obat pasien TB 4 4 5 13 3
Paru
Kurang optimalnya pemantauan
4 pasien Hipertensi dan Diabetes 4 5 5 14 2
Mellitus Tipe 2
Belum maksimalnya penggunaan
5 3 4 3 10 5
kotak saran di puskesmas

4. Isu Aktual yang Diangkat


Dari lima isu yang terdapat di UPTD Puskesmas Kampung paya, berdasarkan
tabel prioritas USG didapatkan isu “Kurang optimalnya peran dokter dalam upaya
promotif dan preventif Tuberkulosis Paru” memperoleh nilai tertinggi.
Berdasarkan analisis USG yang dilakukan, diperoleh Core Issue yaitu
Kurang optimalnya edukasi mengenai Tuberkulosis Paru, kemudian isu tersebut
dianalisis menggunakan Problem Tree Analysis (Analisis Pohon Masalah).
Problem Tree Analysis merupakan sebuah pendekatan/metode yang digunakan
untuk identifikasi penyebab suatu masalah. Analisis pohon masalah dilakukan
dengan membentuk pola pikir yang lebih terstruktur mengenai komponen sebab
akibat yang berkaitan dengan masalah yang telah diprioritaskan. Metode ini dapat
diterapkan apabila sudah dilakukan identifikasi dan penentuan prioritas masalah.
Problem Tree Analysis yang dilakukan sebagai berikut:

Pelayanan upaya preventif


dan promotif kesehatan paru
dan pernafasan masyarakat yang
belum maksimal dapat
meningkatkan penyebaran penyakit

penyakit

Kurang optimalnya upaya


puskesmas dalam
melaksanakan kegiatan preventif
dan promotif Tuberkulosis
5. Analisis Dampak
Berdasarkan rumusan penetapan isu dengan USG sesuai dengan pelayanan
publik adalah isu belum optimalnya edukasi mengenai Tuberkulosis paru. Maka
penulis dapat menarik judul optimalisasi peran dokter dalam upaya promotif dan
preventif Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kampung Paya.
Berdasarkan analisis isu menggunakan Problem Tree Analysis, maka
dapat diketahui apabila isu tersebut tidak segera ditangani dapat menimbulkan
dampak antara lain:
a. Tuberkulosis Paru termasuk dalam kategori penyakit infeksi yang penyebaran
penyakitnya melalui udara, sehingga setiap orang dapat tertular penyakit paru
tersebut.
b. Tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, radiografer, apoteker dan karyawan
rumah sakit seperti petugas keamanan, petugas kebersihan dan petugas
pendaftaran setiap hari bertemu dengan pasien sehingga resiko tertular
lebih tinggi.
c. Biaya untuk pengobatan jika tertular penyakit akan lebih besar daripada biaya
Pencegahannya
d. Jika tertular penyakit, produktivitas sehari -hari bisa berkurang dan kualitas
hidup akan menurun
e. Angka penyakit paru karena infeksi contohnya tuberkulosis dapat semakin
meningkat sehingga peringkat Indonesia dalam hal jumlah penderita
tuberkulosis semakin naik ditingkat dunia

6. Gagasan Pemecahan Isu Aktual/Kegiatan Kreatif


Berkaitan dengan isu yang dikemukakan, maka dapat disusun rencana
kegiatan sebagai upaya untuk mengatasi isu kontemporer yang telah dipilih. Tidak
semua masalah tersebut dapat diatasi dalam waktu singkat, sehingga penulis
berupaya mengambil masalah yang dapat diatasi dengan tugas dan fungsi penulis
sehingga masalah tersebut dapat berkurang. Maka penulis mengambil gagasan
pemecahan isu berupa “ Optimalisasi Peran Dokter dalam upaya promotif dan
preventif Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kampung Paya”.
Berikut beberapa kegiatan yang akan dilakukan:
1. Melakukan konsultasi dengan mentor mengenai rencana pelaksanaan kegiatan
2. Melakukan koordinasi dengan penjab TB
3. Melakukan pendataan pasien TB Paru
4. Membuat media edukasi mengenai TB Paru serta upaya preventif dan promotif
TB Paru (Pemakaian masker yang benar dan etika batuk)
5. Memberikan edukasi mengenai TB Paru serta upaya preventif dan promotifnya
(Pemakaian masker yang benar dan etika batuk) kepada pasien TB dan
keluarganya
6. Membagikan masker bagi suspect/terduga kasus TB di poli umum
7. Evaluasi Hasil Kegiatan

7. Model Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Kampung Paya


Identifikasi Isu :
1. Kurang optimalnya peran dokter dalam pemberian edukasi mengenai
Tuberkulosis Paru
2. Belum optimalnya penggunaan rekam medis yang sesuai standar di ruang
pemeriksaan umum
3. Kurangnya edukasi mengenai kepatuhan minum obat pasien TB Paru
4. Kurang optimalnya pemantauan pasien Hipertensi dan Diabetes Mellitus Tipe
2
5. Belum maksimalnya penggunaan kotak saran di puskesmas

Isu yang Diangkat : Kurang optimalnya peran dokter dalam


pemberian edukasi mengenai Tuberkulosis Paru

Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi peran dokter dalam pemberian


edukasi mengenai Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kampung Paya
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
Mata Pelatihan Terhadap Visi dan Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan a. Bertemu dengan a. Bertemu tatap Transparan dengan Dengan adanya Aktualisasi
Konsultasi penjab TB dan muka dengan informasi yang koordinasi dengan nilai dasar
dengan penjab disampaikan dan benar penjab TB maka ANEKA saat
mengucapkan salam kader/ bidan desa di
TB adanya serta jelas
b. Membahas tentang desa akan tercapai melakukan
maksud dan tujuannya
kegiatan yang akan b. Mendapatkan tentang agenda hubungan yang koordinasi
dilakukan selama persetujuan untuk aktualisasi terkait isu dan baik antara dokter dengan Kepala
permasalahan tersebut dengan penjab TB Puskesmas
pemberian edukasi melakukan edukasi
(Akuntabilitas) dan tercapainya selaku mentor
c. Membuat jadwal tentang TB paru
misi puskesmas memberi
yang tepat untuk Menghormati dan poin ke-6 yaitu penguatan
memberikan menghargai orang lain
mengembangkan terhadap nilai
edukasi tentang TB dan dapat bekerja sama
dengan baik kemitraan puskesmas
Paru Kampung Paya
(Nasionalisme)
d. Mencatat hasil pada huruf R
konsultasi dengan yaitu:
penjab TB R: Ramah
adalah sikap
yang tertanam
dalam jiwa
petugas
kesehatan
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
Mata Pelatihan Terhadap Visi dan Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7

2. Membuat a. Mencari materi dan 1. Mendapatkan desain Pelayanan Publik Aktualisasi nilai Aktualisasi
media edukasi desain leaflet di leaflet dan banner Pembuatan banner dan dasar dalam nilai dasar
tentang TB leaflet sebagai upaya kegiatan mendesain ANEKA saat
internet yang yang sesuai dengan
Paru
berkaitan dengan kegiatan peningkatan pelayanan media edukasi mendesain
kegiatan aktualisasi 2. Disetujuinya masyarakat (Banner dan media edukasi
ini (penggunaan pembuatan leaflet leaflet), maka hal (Banner dan
Nilai Dasar ANEKA ini sesuai dengan leaflet)
masker yang benar, dan banner
misi puskesmas memberi
etika batuk) 3. Terbentuk leaflet dan
Saya bertanggung jawab poin ke-3 penguatan
b. Meminta saran dan banner sebagai media
dalam membuat media “meningkatkan terhadap nilai
persetujuan dari edukasi yang menarik
edukasi yang telah profesionalisme puskesmas
mentor tentang dan akurat disetujui atasan SDM dalam Kampung Paya
desain leaflet dan 4. Terpasang Banner (Akuntabilitas) pelaksanaan pada huruf E
banner yang dibuat dan leaflet tentang pelayanan E: Efektif
c. Membuat desain preventif dan Seluruh lapisan kesehatan” dan ke- dengan
leaflet dan banner promotif TB masyarakat yang datang 4 pelayanan tepat
mengenai TB paru, ke puskesmas “mengembangkan guna, berdaya
pemakaian masker mendapatkan informasi jenis pelayanan dan guna dan
yang benar dan tentang upaya preventif mutu pelayanan berhasil
etika batuk dan promotif TB paru kesehatan”
(sila V, Nasionalisme)
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
Mata Pelatihan Terhadap Visi dan Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
d. Mencetak leaflet
dan banner yang
sudah disetujui Saya akan melaksanakan
mentor tugas secara profesional
e. Meletakkan banner untuk memberikan
ditempat strategis pelayanan yang
menyeluruh (Etika
(di ruang tunggu
Publik)
kartu berobat)

Dengan pembuatan
leaflet dan banner, bisa
terciptanya inovasi
informasi sarana
mengenai upaya
preventif dan promotif
Tuberkulosis paru
(Komitmen Mutu)

3. Melakukan 1. Melihat data pasien 1. Didapatkan data Melihat data pasien TB Aktualisasi nilai Aktualisasi
pendataan TB paru dari rekam pasien TB Paru paru dengan jelas dari dasar dalam nilai dasar
sasaran edukasi medis selama 6 selama 6 bulan rekam medis dan dari kegiatan ANEKA saat
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
Mata Pelatihan Terhadap Visi dan Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
yaitu pasien bulan terakhir terakhir data penjab TB melakukan mendesain
TB dan 2. Bekerjasama 2. Jumlah penderita TB (Akuntabilitas) pendataan sasaran media edukasi
keluarganya dengan penjab TB paru dalam 6 bulan edukasi, maka hal (Banner dan
dalam mencari data terakhir Dalam mencari data ini sesuai dengan leaflet)
pasien 3. Didapatkan data pasien TB paru, saya misi puskesmas memberi
3. Mencatat identitas pasien TB paru yang akan bekerjasama poin ke-3 penguatan
dengan penjab TB “meningkatkan terhadap nilai
pasien TB paru akan diberikan
dengan cara yang sopan profesionalisme puskesmas
4. Menentukan pasien edukasi
dan bahasa yang santun SDM dalam Kampung Paya
TB paru dan
serta tidak memaksakan pelaksanaan pada huruf a
keluarga yang akan
kehendak saya dalam pelayanan A: Amal
diberikan edukasi mencari data (Etika kesehatan” merupakan
Publik) bentuk
kerelaan hati
Saya akan jujur dan petugas dalam
bertanggungjawab dalam memberi
menentukan pasien yang pelayanan
akan diberikan edukasi
(Anti Korupsi)

4. Pemberian 1. Konsultasi kepada 1. Terlaksananya Saya akan berkonsultasi Dengan Aktualisasi


Edukasi kepala puskesmas edukasi tentang TB dan menjelaskan memberikan nilai dasar
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
Mata Pelatihan Terhadap Visi dan Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
tentang TB dan penjab TB paru kepada pasien prosedur pelaksaan edukasi tentang Tb ANEKA saat
paru kepada mengenai pelaksaan dan keluarga kegiatan kepada kepala paru dan cara pemberian
pasien dan 2. Dokumentasi puskesmas dan penjab pemakaian masker edukasi
kegiatan
keluarganya kegiatan TB (Akuntabilitas) yang benar dan
2. Membagikan leaflet memberi
3. Daftar hadir etika batuk kepada
pada pasien dan Saya akan memberikan pasien dan penguatan
keluarganya paparan edukasi dengan keluarganya di terhadap nilai
menggunakan bahasa Puskesmas puskesmas
3. Meminta pasien
indonesia yang baik dan kampung paya Kampung Paya
untuk mengisi benar (Nasionalisme, sesuai dengan misi pada huruf E
absensi kegiatan Cinta Tanah Air) puskesmas poin ke E: Efektif
4. Menjelaskan kepada 1 dan poin ke 7
dengan
pasien tentang Saya akan yaitu
mengumpulkan sasaran “ memberikan pelayanan tepat
bahayanya TB paru guna, berdaya
edukasi di aula pelayanan
dan cara puskesmas, tempat yang kesehatan yang guna dan
pencegahannya mudah dijangkau para bermutu dan berhasil
5. Mendemonstrasikan pasien (Komitmen proaktif” dan “
tentang cara Mutu: Efektifitas) meningkatkan
kemandirian
pemakaian masker Saya akan memulai masyarakat”
yang benar, etika materi sesuai dengan
batuk dan meludah jadwal (Anti Korupsi:
6. Melakukan evaluasi Disiplin)
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
Mata Pelatihan Terhadap Visi dan Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
terhadap materi
yang sudah
disampaikan
5. Pembagian 1. Mempersiapkan 1. Terlaksananya Saya akan membagikan Dengan pembagian Aktualisasi
masker bagi masker pembagian masker masker hanya untuk masker bagi pasien nilai dasar
suspek/terduga bagi pasien terduga pasien terduga TB dan terduga TB paru ANEKA saat
2. Melakukan
TB paru di poli TB di poli umum pasien TB paru dan kasus TB paru
screening pasien pemberian
umum 2. Dokumentasi hasil (Akuntabilitas: di poli umum
terduga TB Kejelasan Target) berarti saya masker bagi
kegiatan pasien terduga
3. Memberikan Saya akan membagikan mendukung misi
masker secara adil tanpa Puskesmas TB paru dan
masker dengan
membeda-bedakan Kampung Paya kasus TB paru
ramah (Nasionalisme: Adil) pada poin ke-4 memberi
4. Menjelaskan cara yaitu “ penguatan
pemakaian masker Saya akan memberikan mengembangkan
terhadap nilai
yang benar dan masker dengan sopan jenis pelayanan dan
santun kepada pasien mutu pelayanan puskesmas
etika batuk Kampung Paya
(Etika Publik: Sopan, kesehatan”
santun) pada huruf E
E: Efektif
Saya akan membagikan dengan
masker secara merata pelayanan tepat
sesuai dengan sasaran guna, berdaya
(Komitmen Mutu: guna dan
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
Mata Pelatihan Terhadap Visi dan Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Efektifitas, Efisien) berhasil

Saya akan membuat


pelaporan mengenai
kegiatan pembagian
masker sesuai data yang
didapat tanpa
merubahnya (Anti
Korupsi: Jujur)
6. Evaluasi dan 1. Melakukan tanya 1. Pasien TB paru dan Saya akan Dengan saya Aktualisasi
Pelaporan jawab pada pasien keluarga mengetahui menginformasikan melakukan evaluasi nilai dasar
TB dan keluarga tentang bahaya TB kembali agar kegiatan edukasi ANEKA saat
mengenai materi paru, kepatuhan menjadikannya sebagai tentang TB paru
evaluasi dan
edukasi yang sudah minum obat dan cara suatu kebiasaan untuk dan cara
pernah diberikan pencegahan dan patuh minum obat dan pencegahannya pelaporan
penularannya mencegah penularan TB maka saya telah memberi
2. Membuat laporan kepada orang lain mendukung visi penguatan
(Komitmen Mutu) puskesmas terhadap nilai
Kampung Paya puskesmas
Bertanggung jawab sebagai pusat Kampung Paya
dalam membuat laporan pelayanan
pada huruf E
kegiatan dengan penuh kesehatan terbaik,
kejelasan dan secara bersahaja, E: Efektif
detail dan mudah menyeluruh dan dengan
dipahami berkualitas prima pelayanan tepat
No Kegiatan Tahapan kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
Mata Pelatihan Terhadap Visi dan Nilai
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(Akuntabilitas) guna, berdaya
guna dan
berhasil

Anda mungkin juga menyukai