Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-NYA
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang bertemakan “Hakikat Manusia Dan
Pengembangannya”
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik
dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka kami sangat mengharapkan
kritikkan dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah di hari yang akan
datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan
sederhana ini semoga dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pembaca.
Atas semua ini kami mengucapkan terimakasih bagi segala pihak yang telah ikut
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Makassar, 22 September 2019

Kelompok 3

1
Daftar Isi
Kata Pengantar ……………………………………. 1

Daftarisi ……………………………………………. 2

Bab 1 ……………………………............................ 3

 Latar Belakang ………………………………... 3


 Rumusa nMasalah …………………………..3
 Tujuan …………………………………………3.

Bab 2 ……………………………............................ 4

 PERBEDAAN WANITA DENGAN PRIA…………… 4


 Isu gender dalam dunia olahraga..4
 Hubungan olahraga terhadap mentruasi dan kehamilan wanita...7

Bab 3 ………………………………………………...11

 Kesimpulan …………………………………….11
 Saran ………………………………………….. 11

DaftarPustaka …………………............................ 12

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan adalah salah satu hak dari manusia. Artinya setiap
orang, siapa pun dia, bagaimana dia, berjenis kelamin apapun dia.
Dan dimana pun dia berada ia mempunyai hak untuk hidup sehat
baik secara fisik maupun nonfisiknya. Dengan demikian setiap
manusia mendapat kebebasan untuk dapat memelihara
kesehatannya. Salah satu cara untuk merawat kesehatan yaitu
dengan cara berolahraga.
Olahraga adalah salah bentuk kegiatan jasmani yang dapat
dalam permainan, perlombaan atau pertandingan serta kegiatan
jasmani yang intensif dilakukan dalam rangka memperoleh rekreasi,
hiburan, kemenangan, maupun prestasi yang maksimal. Olahraga
sangat penting bagi wanita mulai dari yang muda sampai lanjut usia,
mereka harus berolahra oleh sebab itu banyak olahraga wanita yang
dewasa ini sering terlihat dimasyarakat.
Akan tetapi banyak timbul permasalahan mengenai gender
perempuan diolahraga. Karena perempuan lebih rapuh apa lebih
lemah kemampuan fisiknya untuk melakukan olahraga yang
dilakukan oleh kalangan laki-laki. Oleh sebab itu perempuan sering
diremehkan untuk melakukan aktifitas olahraga yang berat seperti
kontak fisik dan ketahan.
Dari permasalah tersebut muncullah pemikiran mengenai
penyetaraan gender. Pemikiran muncul karena perempuan dianggap
mampu menorehkan prestasi yang bagus dalam olahraga. Dari
beberapa permasalahan yang ada mengenai gender membuat
penyetaraan gender ini diperlukan. Dari berkembangnya berbagai
olahraga untuk wanita dimasyarakat, tidak menutup kemungkinan
olahraga juga dilakukan juga dapat dilakukan oleh wanita saat
sedang mengalami menstruasi, hamil maupun sudah lanjut usia.
Dengan berolahraga tentu dapat memberikan dampak baik bagi
tubuh kita. Sehingga untuk wanita yang sedang menstruasi
pelaksanaan olahraga harus sesuai kaidah pelaksanaan olahraga
yang baik dan benar.
B. Rumusan masalah
 Mengetahui bagaimana perbedaan fisik dan fisiologi
antar wanita dan pria.?
 Mengetahui bagaimana isu gander yang ada dalam
dunia olahraga.?
 Mengetahui bagaimana hubungan olahraga terhadap
mentruasi dan kehamilan pada wanita?
C. tujuan
 Bagaimana perbedaan aspek biologis antara wanita
dan pria.
 Bagaimana isu gender yang ada dalam dunia olahraga
ini.
 Bagaimana hubungan olahraga terhadap menstruasi
dan kehamilan pada wanita.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perbedaan wanita dan pria
Perbedaan wanita dan pria dapat dilihat dari segala aspek yang
mendukung kegiatan mereka beraktivitas setiap hari, yang salah
satunya adalah dari aspek biologis. Ada aspek biologis yang berbeda
antara pria dan wanita, yakni antara lain:
1. Perbedaan lemak
Hal ini mungkin tidak mudah dilihat dan dikenali saat kita
sedang berlatih. Akan tetapi wanita biasanya memiliki lemak
tubuh lebih tinggi dalam presentase dibandingkan pria. Kadar
normal kandungan lemak tubuh normal pada wanita adalah
25%, akan tetapi pada pria hanyalah 15%. Hal ini sebagian
besar terjadi karena proses hormon alami. Misalnya, hormon
seks wanita (estrogen) meskipun dapat membantu proses
alami tubuh dalam mengonversi lemak menjadi energi, tapi
hormon tersebut juga dapat meningkatkan kapasitas tubuh
untuk menyimpan lemak. Dan hal yang paling efektif untuk
mengurangi lemak adalah hanya berolahraga atau berlatih.
2. Distribusi lemak tubuh
Sepintas, mungkin seolah-olah pria lebih rentan terhadap
kenaikan lemak dari pada wanita, khususnya karena beberapa
area yang secara alami menyimpan jaringan lemak disebagian
besar pria. Wanita dapat menyimpan sedikit lemak didaerah
perut, tetapi mereka dapat menyimpan lebih pada paha dan
otot trisep. Hal ini sangat berbeda ini sangat berbeda dengan
pria yang memiliki kecendrungan genetik yang lebih tinggi
untuk menyimpan lemak diperut mereka. Sangat penting untuk
menyadari bahwa lemak tidak dapat dibakar dalam area
tertentu ditubuh. Jika tujuan kita untuk menghilangkan lemak
pada perut, kita perlu menurunkan kadar lemak tubuh secara
keseluruhan. Hal ini biasanya dapat dicapai dengan
meningkatkan aktivitas jantung dan mengurangi komsumsi
kalori. Konsultasikan dengan pelatih jika kita memerlukan
bantuan untuk membangun program latihan mengurangi lemak
yang efektif.
B. Isu gander yang ada di dunia olahraga
Perbedaan gender juga dapat menimbulkan berbagai masalah
dan juga perdebatan mengenai posisi laki-lakin dan juga perempuan.
Akan tetapi banyak timbul permasalahan mengenai gender perempuan di
olahraga. Karena perempuan lebih rapuh apa lebih lemah kemampuan
fisiknya untuk melakukan olaharaga yang dilakukan oleh kalangan laki-
laki. Oleh sebab itu wanita sering dirremehkan untuk melakukan aktifitas
olahraga yang berat seperti kontak fisik dan ketahanan.
Bagi Anda yang mengikuti berita mengenai SEA Games 2015 di
Singapura akhir-akhir ini, pasti tidak asing dengan berita yang satu ini.
Sebuah headline dari portal media online memaparkan sebuah judul
tulisan SEA Games 2015;Filipina Minta Panitia Periksa Gender Pemain
Voli Putri Indonesia (Tribunnews.com, Rabu 10 Juni 2015). Dari berita
tersebut saya menyimpulkan bahwa pada intinya Filipina mengajukan
4
protes kepada panitia pelaksana SEA Games 2015 Singapura atas
gender pemain tim bola putri Indonesia, Aprilia Santini Manganang.
Filipina menuntut dan meminta mereka memeriksa karakteristik
gender pevoli putri tersebut. Menurut Inquirer.net, Roger Gorayeb sebagai
pelatih voli tim putri Filipina meragukan Aprilia karena penampilan fisiknya
yang tampak berotot, sangat kuat, seperti memasukkan pemain putra
dalam tim putri.
Kasus yang menjadi sorotan dalam headline tersebut adalah
mengenai ‘tes gender’. Tes gender di dalam ajang olahraga ini ternyata
bukanlah yang pertama kali. Sebelum kasus Aprilia, ajang olahraga
Internasional lain pernah mengalami hal ini. Diantaranya adalah kasus
Santhi Soundarajan, pelari putri India dan Caster Semenya, pelari putri
Afrika Selatan. Tes gender dalam ajang olahraga merupakan hal yang
sangat kontroversial dan sensitif. Tes gender diyakini dapat menimbulkan
dampak psikologis pada si atlet (tribunnews.com). Bukan hanya itu, tes
gender sendiri memiliki proses yang sangat kompleks dan melibatkan
banyak ahli di dalam dunia kesehatan.
Orang awam pada umumnya mengartikan ‘gender’ dengan
pengertian yang sama dengan ‘jenis kelamin’ (seks). Namun, secara
ilmiah keduanya memiliki pengertian yang berbeda. Seks mengacu
kepada hal-hal yang berkaitan dengan ciri-ciri biologis seperti jenis
kelamin dan penentuan jumlah kromosom seseorang (Beauvoir, 1975).
Karena seks mengacu pada ciri-ciri biologis seseorang, maka seks
menjadi penentu perbedaan biologis antara perempuan dan laki-laki yang
dibawa sejak lahir. Seks atau jenis kelamin juga dinilai sebagai sesuatu
yang mengacu pada perbedaan psikis dan psikologis antara perempuan
dengan laki-laki, termasuk karakteristik primer seks (sistem reproduksi)
dan karakteristik sekunder seperti ukuran tubuh dan massa otot (Little
and McGivern, 2012).
Berdasarkan kasus tes gender yang pernah terjadi, semua yang
harus menjalani tes ini adalah atlet perempuan. Menurut sebuah berita
dalam tempo.co, atlet perempuan tidak lagi dapat bertanding sebagai
wanita jika mereka memiliki kadar testosterone alami dalam kisaran pria.
Terdapat pedoman baru tentang hiperandrogenisme pada
perempuan yang direkomendasikan olehInternational Olympic
Comission (IOC) pada 5 April 2011 dan diterima oleh Asosiasi Federasi
Atletik Internasional (IAAF) pada 12 April 2011(dikutip dari portal
berita Tempo.co, Kamis 5 Mei 2011 oleh Tjandra Dewi).
Hiperandrogenisme sendiri adalah sebuah kelainan hormon dan ovarium
dan kelenjar adrenal (American Association of Clinical Endocrinologists,
2001). Menurut tempo.co, kasus hiperandrogenisme yang paling umum
adalah sindrom insensitivitas androgen (AIS). Dalam kasus AIS janin
sebenarnya dikategorikan dengan jenis kelamin laki-laki (secara genetik).
Namun, reseptor testosteronnya tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Oleh karena itu, janin tidak menanggapi sinyal hormonal untuk
berkembang seutuhnya dengan karakteristik biologis laki-laki. Dalam
kasus ini, biasanya janin akan berkembang sebagai perempuan akan
tetapi ia tak punya ovarium, melainkan testis (dikutip dari portal
berita Tempo.co, Kamis 5 Mei 2011oleh Tjandra Dewi).

5
Menurut Malcolm Collins seorang ahli biokimia medis yang
mengambil spesialisasi kedokteran olahraga si University of Cape Town,
tes gender dalam ajang olahraga ini adalah bentuk aturan main yang fair.
Peraturan ini berlaku untuk perempuan yang memproduksi hormon
androgen, terutama testosterone melebihi level normal. Ini berefek
samping pada postur dan karakteristik biologis perempuan tersebut
seperti karakteristik biologis laki-laki. Tubuh akan berekembang memiliki
massa otot lebih besar. Di sisi lain, seorang ahli endokrinologi di Yale
School of Medicine di New Haven, Connecticut, Myron Genel menyatakan
bahwa pedoman itu seharusnya mengeliminasi stigmatisasi terhadap
perempuan yang dianggap banyak orang tidak terlihat ‘sebagaimana
mestinya’.
Dari penjelasan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa ‘tes
gender’ ini bisa memperlihatkan kepada masyarakat luas bahwa terdapat
variasi seks dalam tubuh manusia. Bukan seks yang berarti jenis kelamin,
melainkan komponen-komponen biologis seperti kapasitas kromosom dan
hormon seseorang. Satu hal yang menjadi sangat penting, ‘tes gender’ ini
hadir karena peraturan dan ketentuan dalam ajang olahraga yang jelas-
jelas bersifat sangat biner. Sehingga, orang-orang dengan karakteristik
seks yang spesial dan pilihan gender yang
tidak mainstream (transgender), diragukan untuk ikut serta dalam ajang
olahraga umum seperti ini. Seks dan gender itu sangat cair dan
bervariasi. Mungkin di satu sisi pedoman peraturan ajang olahraga ini
terkesan diskriminatif. Namun, semua ini ada karena efek domino dari
pandangan yang biner dan heteronormativitas. Yang sudah terpatri dalam
benak orang awam adalah “perempuan memiliki karakteristik tubuh dan
sifat X” sedangkan “laki-laki memiliki karakteristik tubuh dan sifat Y”.
Sehingga saat “perempuan itu Y” dan “laki-laki itu X” maka akan dianggap
‘di luar normal’.
Dari permaslahan tersebut muncullah pemikiran mengenai
penyetaraan gender. Pemikiran ini muncul karena perempuan dianggap
mampu menorehkan prestasi yang bagus dalam olahraga. Dari beberapa
permaslahan yang ada mengenai gender membuat penyetaraan gender
ini diperlukan. Ada sebuah contoh mengenai munculnya penyetaraan
gender yang dikutip dari CNN Kamis, 22/01/2015 13:07 WIB
Satu sosok perempuan dengan rambut pirang yang dibiarkan
tergerai di balik topi hangatnya mengangkat papan ski dengan puas.
Lindsey Vonn, perempuan asal Amerika Serikat yang tahun ini berusia 31
tahun itu telah mencetak rekor baru di dunia atlet perempuan.
Kekasih dari Tiger Wolf itu menjadi perempuan yang paling
banyak memenangkan gelar Piala Dunia Ski pada pekan lalu. Ia berhasil
mencetak kemenangan ke-63 di kawasan pegununang Alpen yang
berada di Cortina d'Appezzo, Italia.
Dalam Piala Dunia di Italia itu, Vonn juga berhasil berdiri di atas
podium nomor satu super-G. "Setiap kali saya memulai di garis awal,
saya akan mencoba untuk menang, tak peduli itu 60, 61, 62, atau apapun
itu, saya hanya mencoba untuk mengeluarkan kemampuan ski yang
terbaik," kata Vonn seperti dilansir CNN. Torehan yang diperoleh Vonn itu
mengingatkan para penggemar olahraga bahwa perempuan pun mampu
mengejar prestasi di dunia olahraga.

6
Untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam dunia olahraga
bahkan Komite Olimpiade Internasional memiliki komisi khusus untuk
perempuan. Komisi itu memfasilitasi konferensi dunia tentang perempuan
dalam olahraga. Tahun lalu adalah ajang yang ke enam dari konferensi
perempuan dan olahraga. Konferensi itu berlangsung di Helsinki,
Finlandia, 12-15 Juni 2014. Prestasi Vonn itu seolah melengkapi andil
perempuan dalam olahraga yang dicapai pesepak bola perempuan asal
Irlandia, Stephanie Roche. Pada perhelatan FIFA Ballon d'Or 2014,
Roche berhasil menembus tiga besar kandidat penghargaan pencetak gol
terbaik, Puskas Award.
AKhirnya, Roche gagal mendapat penghargaan Puskas itu. Namun,
perempuan berusia 25 tahun itu menjadi runner-up pencetak gol terbaik
2014--di bawah James Rodriguez dan di atas Robin van Persie. Namun,
terlepas dari prestasi yang ditorehkan Roche dan Vonn, stigma mengenai
posisi perempuan sebagai atlet masih belum juga hilang.
Di beberapa negara konservatif, perempuan masih belum mendapat
tempat setara. Salah satunya Arab Saudi yang dikritik tidak
mengikutsertakan atlet dalam Asian Games di Incheon, Korea Selatan
tahun lalu. Saat itu otoritas olahraga Arab sendiri berkilah mereka tak
mengikutsertakan atlet karena tak ada yang kompeten untuk
berkompetisi.
Di sisi lain, Jepang mencoba menghilangkan diskriminasi gender
dalam dunia olahraga lewat aksi menunjuk atlet perempuan, Hiromi
Miyake, sebagai kapten kontingen dan Kaori Kawanaka sebagai
pemegang bendera dalam Asian Games 2014. Kala itu adalah yang
pertama bagi Jepang menunjuk atlet perempuan untuk memimpin para
atlet mereka dalam ajang olahraga internasional. Masih adanya
diskriminasi gender dalam dunia olahraga juga diakui Presiden IOC,
Thomas Bach. Seperti dikutip dari situs IOC, Bach mengatakan pihaknya
telah berupaya untuk memperjuangkan partisipasi perempuan dalam
olahraga selama lebih dari dua dekade.
"Hasilnya terlihat. Sebanyak 23 persen atlet pada Olimpiade 1984 di
Los Angels adalah perempuan dan lebih dari 44 persen perempuan lagi
pada Olimpiade 2012 di London. Selain itu, jika semula hanya ada dua
perempuan yang jadi bagian anggota komisi IOC pada 1981, kini menjadi
24 pada 2014," tuturnya saat konferensi di Helsinki. hal tersebut yang
memunculkan deklarasi mengenai kesetaraan gender.Kesepakatan
internasional yang menyokong kesetaraan gender dalam dunia olahraga
ditandatangani di Brighton, Inggris pada 1994. Deklarasi itu ditujukan
kepada setiap pihak, pemerintah, otoritas, organisasi, dan sebagainya
terlibat dalam advokasi perempuan dalam olahraga. Organisasi olahraga
yang pertama kali menandatangani itu adalah IOC. Sejak saat itu sampai
dengan saat ini sudah lebih dari 400 entitas yang menyokong deklarasi
tersebut.

Olahraga Bisa Pengaruhi Siklus Menstruasi


1.Terlalu Sedikit Olahraga
Jika Anda termasuk wanita yang jarang sekali berolahraga, biasanya siklus
menstruasi akan terasa panjang dan cukup menyakitkan. Untuk itu, buatlah
latihan rutin secara bertahap, terutama ketika sedang menstruasi. Mulai dari

7
olahraga ringan seperti jalan cepat atau lari-lari kecil. Melakukan pekerjaan
rumah tangga seperti menyapu, mengepel atau mencuci baju juga merupakan
bentuk olahraga kecil yang cukup bermanfaat membuat tubuh aktif bergerak.

2. Fitnes dengan Intensitas Sedang (Moderate Fitness)


Wanita yang tingkat latihannya termasuk moderate fitness, umumnya siklus
menstruasi berjalan normal. Anda bisa tambahkan variasi latihan selama 45
menit sampai 1 jam setiap sesinya, seperti latihan kardiovaskular, pilates, tari,
yoga, atau stretching. Dengan melakukannya lebih dari tiga kali seminggu
membuat tubuh lebih sehat dan siklus menstruasi teratur.

3. Terlalu Banyak Olahraga


Wanita yang berolahraga terlalu sering biasanya siklus menstruasinya
tertunda, apalagi jika tidak diikuti dengan asupan nutrisi yang cukup. Ketika
kadar lemak dalam tubuh di bawah 20 persen, siklus menstruasi Anda
menjadi tidak teratur.

Olahraga di Masa Kehamilan


Berolahraga di masa kehamilan adalah salah satu kunci utama untuk
menjaga kesehatan janin dan memperoleh persalinan yang lancar.
Menjaga kehamilan bukan berarti Anda tidak perlu banyak bergerak dan hanya
beristirahat sepanjang hari saja. Kehamilan dapat membuat Anda merasa lebih lelah
dari biasanya, dan menyebabkan punggung Anda menahan beban yang ekstra. Tubuh
yang aktif justru akan mendatangkan banyak manfaat bagi ibu hamil dan bayi dalam
kandungan.

Berikut ini adalah beberapa alasan olah tubuh pada masa kehamilan begitu penting
untuk dilakukan:

 Membantu Anda beristirahat lebih tenang.

 Mencegah kenaikan berat badan yang berlebihan.

 Meningkatkan stamina dan kekuatan otot yang dibutuhkan terutama saat


menjalani persalinan dan setelahnya.

 Memperbaiki suasana hati dan mengurangi risiko depresi.

 Mengurangi risiko terjadinya diabetes gestasional serta tekanan darah tinggi pada saat
hamil.

 Dapat mengurangi risiko bayi lahir dengan berat badan lebih dari rata-rata/ fetal
macrosomia.

 Dapat mengurangi sakit punggung, konstipasi, dan kembung.

8
Olah Tubuh untuk Ibu Hamil
Berjalan kaki adalah olah tubuh yang aman karena memberikan tekanan minimal
pada sendi. Pilihan lainnya adalah yoga dan pilates khusus untuk ibu hamil yang dapat
melatih kekuatan dan kelenturan otot. Berenang dan bersepeda statis juga merupakan
aktivitas yang bermanfaat dan menyenangkan. Asal olahraga tidak dilakukan
berlebihan, kegiatan ini dapat mendatangkan manfaat maksimal.
Selain olahraga formal, melakukan aktivitas sehari-hari seperti membereskan rumah
atau berbelanja juga merupakan olah tubuh yang menjaga tubuh tetap aktif. Lakukan
gerakan aktif setidaknya 30 menit sehari.
Hal yang Perlu Diwaspadai
Olahraga saat hamil memang menguntungkan dan banyak manfaatnya untuk Anda,
namun ibu hamil perlu berhenti berolahraga jika tiba-tiba mengalami beberapa hal,
seperti sakit kepala, nyeri dada, terjadi pendarahan atau keluarnya cairan lain dari
vagina, terjadi kontraksi terus-menerus pada rahim, sesak napas, detak jantung cepat,
serta pergerakan janin yang berkurang.
Cara termudah untuk mendeteksi jika olahraga yang dilakukan telah melebihi
kemampuan adalah apakah Anda masih dapat bercakap-cakap saat berolahraga. Jika
Anda sudah tidak dapat bicara seperti biasa, kemungkinan Anda memaksakan diri dan
perlu istirahat sejenak.
Namun demi menghindari cedera, ada beberapa jenis olahraga atau kegiatan yang
sebaiknya dihindari, antara lain:

 Olahraga beregu yang banyak melibatkan kontak fisik seperti basket dan sepak bola.

 Scuba diving karena berisiko membuat bayi mengalami penekanan dan gelembung gas
dalam pembuluh darah.

 Olahraga di ketinggian dan aktivitas yang membuat Anda berisiko jatuh seperti
badminton, tenis, beladiri.

 Olah tubuh yang membuat Anda berbaring lama, terutama setelah 4 bulan kehamilan.
Pembuluh darah utama yang membawa darah kembali ke jantung dapat tertekan dan
membuat Anda pingsan.

 Olahraga dengan tempo cepat dan membutuhkan perubahan pergerakan tubuh dengan
cepat seperti melompat, sit up.

Selain itu, meski olah tubuh penting dilakukan, namun ada kondisi-kondisi tertentu
yang membuat ibu hamil dianjurkan untuk berhati-hati saat berolahraga atau bahkan
menghindari olahraga. Antara lain mengalami:

 Gangguan pada leher rahim.

 Tekanan darah tinggi saat hamil.

 Menderita penyakit jantung dan paru, nyeri sendi, anemia, diabetes yang tidak
tertangani dengan baik.

 Pernah atau berisiko mengalami persalinan prematur.

 Pernah mengalami keguguran 2 kali atau lebih.

 Pendarahan atau bercak darah.

 Leher rahim atau serviks yang lemah

 Plasenta yang berposisi rendah di rahim.

Olahraga secara teratur rupanya dapat membantu Anda mengatasi perubahan fisik
selama kehamilan dan membangun stamina untuk menghadapi persalinan. Namun,

9
sebelum berolahraga, periksakan diri Anda ke dokter terlebih dahulu jika Anda
mengalami kondisi-kondisi yang telah dipaparkan di atas.
Panduan Berolahraga
Berolahraga di waktu hamil memerlukan ekstra berhati-hati. Jika sebelum hamil
Anda tidak rutin berolahraga, awali latihan dengan durasi singkat, mulai dari 10 hingga
15 menit, dan kemudian meningkat perlahan-lahan ke 30 menit per hari. Berikut ini
adalah panduan yang dapat menjadi rujukan untuk ibu hamil berolahraga, di antaranya:

 Kenakan pakaian longgar dan bra yang dapat menyangga payudara dengan baik. Juga
gunakan sepatu olahraga yang dapat melindungi Anda dari cedera.

 Makanlah cukup kalori maksimal sejam sebelum olahraga.

 Selalu lakukan pemanasan sebelum olahraga dan istirahat setelahnya.

 Lakukan olah tubuh pada permukaan yang rata untuk mencegah cedera.

 Saat beralih dari posisi duduk ke berdiri, lakukan pergerakan perlahan untuk mencegah
kepala pusing.

 Hindari diri dari dehidrasi dengan mengonsumsi cukup cairan.

 Jika Anda mengikuti kelas tertentu, seperti yoga atau pilates untuk ibu hamil, pastikan
Anda berlatih di bawah panduan instruktur ahli.

Jika dipadukan dengan pola makan sehat, tidur yang cukup dan menjauhi
kebiasaan buruk seperti merokok, berolahraga di masa kehamilan dapat membuat ibu
hamil tetap prima, terutama saat dan setelah melahirkan.

10
BAB 3
Penutup
A. Kesimpulan
Semua orang tahu olahraga juga sangat baik bagi wanita.selain
menyehatkan,olahraga juga dapat mempengaruhi siklus mentruasi
dan kehamilan pada wanita
B. Saran
Pembaca dapat mengambil pembelajaran dari makalah ini,di
samping itu harapkan bagi pembaca dapat menambah informasi dan
berbagai refrensi belum tercantum dalaam makalah ini.

11
Daftar Pustaka

https://www.google.com/search?q=perbedaan+isu+gender+Dalam+dunia+Olahraga&oq=perbedaan+is
u+gender+Dalam+dunia+Olahraga&aqs=chrome.0.69i59.6965j1j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://health.detik.com/anak-dan-remaja/d-1859369/ciri-fisik-yang-berubah-saat-anak-laki-dan-
perempuan-puber

https://wolipop.detik.com/health-and-diet/d-1921407/olahraga-bisa-pengaruhi-siklus-menstruasi

https://www.alodokter.com/olahraga-di-masa-kehamilan

12

Anda mungkin juga menyukai