Hubungan Ekonomi Dan Kesehatan
Hubungan Ekonomi Dan Kesehatan
Melalui bagan di atas dapat diketahui bahwa jika pembangunan ekonomi berhasil
maka baik pendapatan negara maupun pendapatan masyarakat akan meningkat. Hal
tersebut nantinya akan meningkatkan daya beli barang maupun jasa dalam pelayanan
kesehatan. Pada akhirnya akan mempengaruhi kesehatan perorangan yang menjadi lebih
baik dengan gizi layak serta didampingi oleh sanitasi lingkungan yang lebih baik
sehingga angka kesakitan hingga kematian akan menurun dan memperpanjang angka
harapan hidup. Dalam kasus ini status kesehatan dan status gizipun menjadi lebih baik
yang pada akhirnya membuat produktivitas suatu negara meningkat dan dihasilkannya
sumber daya manusia yang berkualitas.
Jikalau yang terjadi adalah sebaliknya, pembangunan ekonomi yang gagal
menyebabkan kemiskinan merajalela dimana-mana dan harus membuat negara berhutang
kepada negara lain sehingga pendapatan negara dan masyarakat justru menjadi menurun.
Masyarkat pun tidak bisa mendapatkan barang maupun jasa dalam pelayanan kesehatan
yang mungkin harganya melambung tinggi. Pada akhirnya status kesehatan perorangan,
status gizi dan status sanitasi lingkungan menjadi sangat buruk dan menyebabkan
penyakit dapat dengan mudah menyebar dan menimbulkan wabah dalam masyakat. Hal
ini pastinya akan sangat berdampak pada pembangunan yang justru akan menjadi beban
bagi negara. Seperti itulah pentingnya hubungan antara ekonomi dan kesehatan jika
dilihat dalam segi pembangunan suatu negara.
Dalam perspektif masyarakat, ekonomi berpengaruh besar terhadap kesehatan. Hal
ini dikarenakan jika ingin memiliki kesehatan yang baik maka harus mapan dalam segi
ekonomi. Penyataan tersebut dikarenakan melambungnya biaya pelayanan kesehatan saat
ini. Masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah pada saat sakit cenderung
mengobati penyakitnya dengan caranya sendiri atau pergi ke dukun setempat yang
biayanya cenderung lebih murah dibandingkan jika menggunakan fasilitas kesehatan
seperti rumah sakit. Hal ini tentu sangat bertolak belakang dengan masyarakat kelas
menengah ke atas.
Terdapat kaitan yang sangat siginifikan dan tidak dapat dipisahkan antara ekonomi
dan kesehatan. Bidang ekonomi akan mendukung keberhasilan kesehatan, dalam hal ini
menyediakan sarana dan prasarana yang mutlak dibutuhkan bagi kemajuan bidang
kesehatan. Apabila pendapatan baik negara maupun keluarga meningkat karena
keberhasilan pembangunan bidang ekonomi maka akan dapat menyediakan dana yang
cukup untuk membangun fasilitas kesehatan serta meningkatkan kemampuan membeli
pelayanan kesehatan.
Sebaliknya, keberhasilan pembangunan bidang kesehatan akan mendukung
keberhasilan ekonomi karena adanya kenaikan produktivitas penduduk. Seperti
diketahui, keberhasilan bidang kesehatan akan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas penduduk itu sendiri.
1. Taraf ekonomi tinggi, penyakit tidak menular
Sebaliknya, penyakit tidak menular terdapat banyak pada masyarakat dengan status
ekonomi sosial tinggi, sehingga berstatus gizi tinggi, keadaan kesehatan lingkungan baik,
penyakit menular rendah, angka kematian bayi rendah, usia harapan hidup
tinggi,sehingga penyakit usia lanjut yang tidak menular menjadi tetap tinggi,
demikianlah siklus penyakit tidak menular menjadi lengkap.
Melihat bahwa penyakit selalu didapat pada berbagai taraf perkembangan ekonomi
masyarakat, yakni dari yang masih sedang berkembang sampai yang telah maju, timbul
pertanyaan, apakah ada manfaat dari suatu perkembangan ekonomi dilihat dari segi
kesehatan? Penyakit tampaknya selalu ada, hanya polanya yang berbeda. Dengan kata
lain, dapat pula dipertanyakan apakah ada manfaat pemberantasan penyakit menular,
apabila nantinya hanya akan diganti saja oleh yang tidak menular.
Untuk dapat memahami keuntungan yang diperolah dari segala usaha masyarakat
yang ingin maju, perlu dikembalikan persoalannya pada populasi masyarakat yang
diserang penyakit tersebut. Pada penyakit menular, anak-anaklah yang diserang,
sedangkan pada penyakit tidak menular, kebanyakan adalah orang yang sudah tua.
Dengan demikian dapat dipahami, bahwa menurunkan kematian diantara anak-anak
merupakan suatu keuntungan, karena anak itu merupakan investasi masyarakat yang
tentunya diharapkan dapat hidup sampai dewasa dan dapat mengembalikan investasi
yang ditaruh padanya, atau bahkan dapat memberi keuntungan pada masyarakatnya.
Bagi negara yang telah maju, dimana masyarakatnya dapat hidup lebih lama, maka
tentunya pengembalian investasi dapat terlaksana. Selain itu, kesehatan merupakan pra-
syarat utama bagi meningkatkan produktivitas masyarakat. Bahwa pada akhirnya
populasi yang tua ini menderita penyakit yang bersifat tidak menular, tampaknya wajar
saja. Namun hal ini masih pula dapat dipertanyakan, apakah perubahan pada perilaku
(lingkungan sosial) dapat mencegah terjadinya ataupun mengurangi insidensinya.
Sebagai contoh, menghentikan merokok dapat mengurangi insidensinya carcinoma paru-
paru di antara populasi tua; olah raga dapat memelihara kebugaran jasmani manula.
2. Taraf ekonomi rendah, penyakit menular
Pola penyakit di Indonesia ini setara dengan negara-negara lain yang
berpenghasilan kurang lebih sama. Hal ini tampak jelas apabila ditelaah keadaan
penyakit di berbagai negara; ternyata bahwa, negara tergolong ‘miskin’ banyak
menderita penyakit menular, sedangkan negara yang tergolong ‘kaya’, banyak menderita
penyakit tidak menular. Keadaan seperti ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
Negara / masyarakat miskin atau berstatus sosial ekonomi rendah, keadaan gizinya
rendah, pengetahuan tentang kesehatannya pun rendah, sehingga keadaan kesehatan
lingkungannya buruk dan status kesehatannya buruk. Di dalam masyarakat demikian,
akan mudah terjadi penularan penyakit, terutama anak-anak yang merupakan golongan
yang peka terhadap penyakit menular. Sebagai akibatnya, banyak terjadi kematian anak,
sehingga usia harapan hidup pendek. Keadaan ini juga mendukung tingginya angka
kelahiran, sehingga terdapat populasi yang muda; jadi tergolong populasi dengan resiko
tinggi terhadap penyakit menular, sehingga penyakit menular terus-menerus terdapat,
dengan demikian siklus penyakit menular menjadi lengkap.
Hubungan antara kesehatan dan ekonomi berdasarkan tingkat, yaitu:
1. Pada tingkat mikro yaitu tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar
bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk mendapatkan pendidikan. Tenaga kerja
yang sehat secara fisik dan mental akan lebih produktif dan mendapatkan
penghasilan yang tinggi.
2. Pada tingkat makro yaitu penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan
masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan
pembangunan ekonomi jangka panjang.
Pada tingkat mikro ekonomi menjelaskan bahwa kondisi kesehatan dan pendidikan
yang rendah mengalami tantangan dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan jika
dibandingkan dengan kesehatan dan pendidikan yang tinggi. Angka harapan hidup yang
tinggi dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Kesehatan hanya memiliki value in
use dan bukan value in exchange. Pada umumnya konsumen dalam hal ini adalah pasien,
hanya dapat ditunjukkan oleh suatu utility tertentu, misalnya perubahan dari status
kesehatannya. Pelayanan kesehatanlah yang berfungsi sebagai komoditi.
Terminologi ekonomi memperkenalkan hubungan antara kesehatan dan pelayanan
kesehatan, yang menjabarkan lebih lanjut konsep velue ekonomi. Teori expected utility
menguraikan prinsip dasar dalam landasan pokok ilmu ekonomi neoclassic. Pokok
pembahasan ilmu ekonomi akan selalu mengarah kepada demand, supply dan distribusi
komoditi. Komoditi adalah pelayanan kesehatan, bukan kesehatan itu sendiri. Kesehatan
tidak dapat diperjualbelikan, kesehatan hanya berupa salah satu ciri komoditi.
Ekonomi kesehatan perlu dipelajari, karena terdapat hubungan antara kesehatan
dan ekonomi. Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi
mempengaruhi kesehatan. Sebagai contoh:
1. Kesehatan yang buruk seorang menyebabkan biaya bagi orang tersebut karena
menurunnya kemampuan untuk menikmati hidup, memperoleh penghasilan, atau
bekerja dengan efektif. Kesehatan yang lebih baik memungkinkan seorang untuk
memenuhi hidup yang lebih produktif.
2. Kesehatan yang buruk individu dapat memberikan dampak dan ancaman bagi orang
lain. Sebagai contoh :
a. Seorang yang terinfeksi penyakit infeksi dapat menular ke orang lain. Misalnya,
AIDS.
b. Kepala rumah tangga pencari nafkah yang tidak sehat atau sakit akan
menyebabkan penurunan pendapatan keluarga, makanan dan perumahan yang
buruk bagi keluarga.
c. Anggota keluarga yang harus membantu merawat anggota keluarga yang sakit
akan kehilangan waktu untuk mendapatkan penghasilan dari pekerjaan.
d. Pekerja yang memiliki kesehatan buruk akan mengalami menurunan
produktivitas.
Jadi pelayanan kesehatan yang lebih baik akan memberikan manfaat bagi individu
dan masyarakat keseluruhan jika membawa kesehatan yang lebih baik. Status kesehatan
penduduk yang baik meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan per kapita,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.
Nilai tambah
dalam pembangunan ekonomi