Anda di halaman 1dari 26

ELEMEN MESIN

POROS DAN KOPLING

DOSEN PEMBIMBING

YUSUF ALI, MT

Di susun oleh

RIO ARDIANSYAH

1620521030

TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR

2018 – 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YMK, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya maka makalah Elemen Mesin II dengan judul Poros dan Kopling ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih kurang
sempurnah oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak
sangat diharapkan.
Akhirnya melalui kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami mengharapkan
semoga makalah ini berguna bagi kita semua dan pembaca pada lainnya.
DAFTAR ISI

I. Kata Pengantar 1

II. Daftar Isi 2

III. Bab I Pendahuluan 3

IV. Latar Belakang 3

V. Rumusan Masalah 3

VI. Tujuan 3

VII. Bab II Pembahasan 4

i. Definisi Poros 4

ii. Macam-macam Poros 5

iii. Komponen dan Fungsi Kopling 8

iv. Perencanaan Poros 9

v. Cara Kerja Kopling 10

vi. Trooble Shooting (analisis) 10

vii. Pembongkaran Kopling 12

viii. Langkah Pemasangan 22

VIII. Bab III Penutup 24

i. Kesimpulan 24

ii. Saran 24

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makalah ini di susun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan tugad mata kuliah
Elemen Mesin II . di mana Dosen yang mengajar mata kuliah ini menuntun mahasiswanya
agar membuat makalah / tugas akhir mengenai salah materi Poros dan Kopling. Jadi saya
sebagai mahasiswa yang mengikuti perkuliahan mata kuliah Elemen Mesin II ini memilih sub
Poros Karena bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang
elemen elemen seperti roda gigi ( gear, pulley, flyweel, engkoll, sprocket dan elemen
pemindah lainnya. Kopling lebih di fokuskan pada kopling gesek , karena kopling merupakan
suatu bagian system pemindah tenaga yang sangat berpengaruh dalam pemindahan tenaga
dari fly wheel ke transmisi.

B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui fungsi Poros dan Kopling ?
2. Mengetahui macam-macam Poros dan Kopling ?
3. Mengetahui Prinsip / Pengoperasian cara kerja Kopling ?
4. Mengetahui unit dan komponen Kopling ?
5. Mengetahui cara perawatan kopling ?

C. Tujuan
1. Memahami setiap fungsi dari komponen
2. Mengetahui setiap bentuknya
3. Memahami cara kerja / perngoperasiannya
4. Mengetahui bentuk dan cara bekerja komponen
5. Memahami cara menggunakan dan merawat komponen
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Poros

Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang


bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley,
flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa
menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran
yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.
(Josep Edward Shigley, 1983).
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui
putaran mesin. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli
sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda jalan, dan roda gigi, dipasang
berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang tetap pada poros
dukung yang berputar. Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu
poros roda kereta api, As gardan, dan lain-lain.

Untuk merencanakan sebuah poros, perlu diperhitungkan gaya yang bekerja


pada poros di atas antara lain: gaya dalam akibat beratnya (W) yang selalu
berpusat pada titik gravitasinya.
Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar dengan permukaan
benda ataupun membentuk sudut dengan permukanan benda. Gaya F dapatα
menimbulkan tegangan pada poros, karena tegangan dapat timbul pada benda
yang mengalami gaya. Gaya yang timbul pada benda dapat berasal dari gaya
dalam akibat berat benda sendiri atau gaya luar yang mengenai benda
tersebut. Baik gaya dalam maupun gaya luar akan menimbulkan berbagai
macam tegangan pada kontruksi tersebut.
Kopling
Secara umum, Kopling adalah alat yang digunakan untuk menyambung dua poros
yang didalam perangkat mobil adalah poros penggerak dan poros pemindah daya atau
dari putaran engine (mesin) ke transmisi.

Syarat-syarat kopling :
 Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan
lembut.
 Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya secara penuh
(100%) tanpa slip.
 Waktu terputus dan terhubungnya putaran dapat berlangsung dengan relatif
cepat.

B. Macam-macam Poros

 Berdasarkan Jenis Pembebanannya


a. Gandar

Gambar 2
Contoh Poros Gandar

Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya


hanya sebagai penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti
yang dipasang pada roda-roda kereta barang, atau pada as truk bagian depan.
b. Spindle

Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, di
mana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi
poros ini adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

c. Poros Transmisi

Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen
mesin ke elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau
puntir dan lentur yang akan meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda gigi, puli
sabuk atau sproket rantau, dan lain-lain.

 Berdasarkan Bentuknya

a. Poros Lurus
b. Poros Engkol

Gambar 6
Perubahan gerakan yang dihasilkan poros engkol

Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah
gerakan naik turun dari torak menjadi gerakan berputar. Poros engkol yang kecil
sampai yang sedang biasanya dibuat dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut,
sedangkan yang besar-besar dibuat dari beberapa bagian yang disambung-sambung
dengan cara pengingsutan.

Didalam praktek dikenal 2 macam poros engkol yaitu :


1) Poros Engkol Tunggal

Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah penengkol. Kedua-duanya
diikat menjadi satu oleh pipi engkol yang pemasangannya menggunakan
cara pengingsutan. Pipi engkol biasanya dibuat daripada baja tuang, sedangkan pen
engkolnya dari pada baja St.50 atau St.60. jarak antara sumbu pen engkol dengan
sumbu poros engkol adalah setengah langkah torak.

2) Poros Engkol Ganda

Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol terdiri dari satu bahan sedang
pemasangan poros engkolnya adalah dengan sambungan ingsutan. Poros-poros
engkol ini bahan dibuat dari besi tuang khusus. Disamping harga pembuatannya lebih
ringan, besi tuang itu mempunyai sifat dapat menahan getaran-getaran.
C. Nama komponen dan fungsinya

a. Clutch cover berfungsi sebagai tempat utama pada sistem kopling manual yang
dimana didalamnya terdapat komponen-komponen lainnya yang mendukung kerja
kopling lebih sempurna, selain itu clutch cover menghimpit disc plate dengan fly
wheel supaya putaran disc plate dengan fly wheel berrotasi bersama saat pedal
kopling tidak diinjak.

b. Diafragma spring berfungsi menekan dan menarik presure plate pada clucth
cover, saat pedal kopling diinjak gaya dari pedal sampai pada diafragma spring
dengan serangkaian komponen pendukung dan diafragma spring menarik presure
plate supaya tidak menekan disc plate dan putaran flywheel dgn disc plate bebas.
Begitu sebaliknya saat pedal kopling dilepas.
c. Disc clutch berfungsi sebagai penerus putaran dan bidang gesek antara flywheel
denganpresure plat dan clutch cover, disc plate bekerja sama dengan unit clutch cover
untuk meneruskan putaran dari flywheel ke input shaft transmisi.

d. Presure plate berfungsi sebagai bidang gesek pada clucth cover untuk menghimpit
disc clutch dengan flywheel. Presure plate diatur kerjanya oleh diafragma spring,
presure plate berotasi bersamaan dengan clucth cover.

D. Perencanaan Poros
Hal-hal penting dalam perencanaan poros sebagai berikut ini perlu
diperhatikan :
1. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur
(bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Dalam
perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya : kelelahan,
tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga
ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut
harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan
pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan
mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration)
dan suara (noise). Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros,
kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang
akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
3. Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin
tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan
putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini
dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran
yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya.
Jadi dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari
poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya,
4. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat
mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa air.
Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari bahan yang tahan korosi
perlu mendapat prioritas utama.
5. Material poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada
umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan
kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap keausan.
Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel
molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja
paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan
pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan
yang sesuai.

E. Cara kerja kopling

Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda gila ikut
berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya juga
ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling belum dapat
berputar, demikian juga dengna plat kopling yang dipasang dengan perantaraan suatu
alur pada poros tersebut yang memungkinkannya bergerak sepanjang poros
persneling. Selanjutnya, apabila kita ingin menggerakkan roda, hal ini dapat
dilakukan dengna mengoperasikan pedal, dimana pada waktu pedal di angkat pegas-
pegas kopling akan menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini yang menyebabkan
plat kopling tersebut terjepit diantara roda gila dengna plat tekan. Plat ini mulanya
akan slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya
secara bertahap akan ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros
utama persneling

F. Trooble Sooting (Analisis Kerusakan dan Perbaikan)


Kerusakan yang seing terjadi pada komponen kopling dan cara mengatasinya:
Cara cek kopling mobil yaitu dengan cara mesin dihidupkan tarik rem tangan
masukan gigi 1 lepas kopling perlahan kaki kanan dalam posisi menginjak rem dan
gas perlahan, bila posisi pedal kopling sudah terlepas tetapi mesin tidak mati maka
kampas kopling sudah habis,setelah mekanik mengetesnya ternyata ada tanda-tanda
plat kopling habis .
Mengganti Plat Kopling tipe Pegas coil

I. Bahan
– 1 unit kendaraan roda empat (mobil)

II. Alat
– Sigmat
– Obeng plus / min
– Kunci momen satu set ( kunci shok)
– Kuas
– Majun
– Dongkrak putar
– Gemuk
– Alat untuk penyentral plat kopling

Langkah Kerja

i. Pembongkaran

– Lepas bagian – bagian yang menghalangi untuk membongkar kopling .


– Lepaskan kabel yang menempel pada tranmissi dan lepas As roda ,Steering linkage
yang menempel pada roda,Stabilizer- bar.
– Apabila plat koplingnya ada didepan harus membuka rem cakram yang sebelah kiri.
– Buka baud yang mempel pada tranmissi
– Setelah terbuka pisahkan tranmissi dan kopling
– Periksa cluth dish dan cluth cover apakah layak atau tidak untuk di pakai
– Apabila plat kopling dan cluth cover sudah aus .di wajibkan harus diganti
– Bersihkan bagian kopling yang kotor dengan menggunakan kuas

ii. Pemasangan

– Pasang plat kopling dan cluth cover dengan lurus menggunakan senter kopling .
– Apabila sudah lurus kencangkan dengan baut menggunakan kunci yang pas
– Pasang tranmissi kembali dengan rapih apabila sudah bersih dari debu
– Pasang kembali komponen- komponen yang di lepas dengan rapih seperti kabel
yang menempel di tranmissi, As roda ,Stabilizer bar dan lain sebagainya.
– Pasang roda / ban dengan menggunkan kunci roda.

 Gambar Benda Kerja


PENGGANTIAN PLAT KOPLING YANG SUDAH AUS

G. Langkah pembongkaran Kopling

Kegiatan/ uraian ini bertujuan mempelajari cara membongkar, memeriksa,


memperbaiki dan memasang kembali unit kopling dan komponen-komponennya.

a). Pembongkaran
Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit kopling haruslah terlebih dahulu
melepas komponen-komponen lain yang terkait/ menghalangi, antara lain:

(1). Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)


(2). Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)
(3). Unit transmisi dan sistem pemindahnya

Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unit release bearing dan
release fork akan terbawa pada rumah transmisi, sehingga secara mudah dapat
dilepaskan dengan
melepas pengunci release fork terhadap porosnya, kemudian tarik keluar porosnya
dari rumah transmisi. Release fork dan release bearing akan terlepas.

Unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar setelah unit transmisi dilepas. Langkah-
langkahnya adalah :

(1). Buatlah tanda pada rumah kopling dan fly wheel

(2). Pasangkan center clutch atau alat bantu yang lain untuk menahan plat kopling
pada tempatnya.
(3). Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel dengan urutan
menyilang secara bertahap dan merata.

(4). Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian lepaskan clutch cover dan
clutch disc.

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :

(1). Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan sampai clutch disc terjatuh.

(2). Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure plate dan fly wheel. Jangan
sampai terkena minyak atau gemuk.

(3). Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang dapat mengganggu kinerja
kopling.

Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling danplat penekan dapat dengan
mudah dibongkar, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
(1). Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch cover menahan tekanan pegas
kopling.

(2). Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel maupun baut penahan
penyetel tinggi tuas pembebas

(3). Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover

(4). Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.


(5). Lepaskan clutch cover
(6). Lepaskan pegas-pegas penekan
(7). Lepaskan pin dan release lever

b) Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Unit Kopling

(1) Release bearing

Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan tipe


pelumasan permanen, sehingga tidak memerlukan pembersihan pada
pelumasannya.Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah secara fisual, adalah
dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau
retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan / terbakar, tergores dan itu hanya sedikit
dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti
dengan unit yang baru.

Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian


kerja sebagai berikut :

(a) Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar
dan atau terasa ada tahanan sebaiknya ganti!

(b) Tahan hub dan case dengan tangan kemudian gerakkan pada semua arah untuk
memastikan self-centering system agar tidak tersangkut. Hub dab casae harus
bergerak kira-kira 1 mm. Jika kekocakan berlebihan atau macet sebaiknya diganti
dengan yang baru!

(2) Pegas Penekan dan Tuas Pembebas

Pemeriksaan pegas penekan dan tuas pembebas dilakukan dengan


beberapa tahapan yaitu :
(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/
terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah, sebainya diganti.

(b) Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing.
Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan
melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!

(c) Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge).


Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas
diphragm atau ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal
0.5 mm.

(d) Pemeriksaan dengan dial indicator


Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat
dilakukan pengukuran ketidakrataan permukaan ujung pegas diphragm atau
ujung tuas pembebas.Untuk memudahkan pengukuran pasanglah dial dengan
magnetik base pada mesin. Penyimpangan maximal : 0.5 mm.

(e) Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan

Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi tergantung ukuran
kopling unit. Demikian juga dengan ketidaksikuan pegas penekan (lihat buku
manual) Semakin besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi semakin besar.

(f) Pemeriksaan tegangan pegas penekan

Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada kekuatan kerja kopling dalam
meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin berat suatu kendaraan maka akan
semakin kuat/ besar tegangan pegas penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan
pegas dapat dilihat pada buku manual kendaraan. Perbedaan antar pegas
juga tidak boleh terlalu besar, karena akan membuat penekanan kopling tidak merata.
(g) Perbaikan/ penyetelan

Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan penyetelan kerataan :

  Pegas diaphragm

Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST
seperti terlihat pada gambar berikut!

 Tuas pembebas

Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat
tuas pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah
kerataan tepat, maka kunci dan keraskan mur penahan pengunci.

(3) Plat Penekan

 Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :

(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar,tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/
terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah,perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau jika
tidak memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.

(b) Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler gauge.
Ketidakrataan max.adalah 0.5 mm.

(c) Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin


bubut atau ganti dengan plat penekan yang baru.

(4) Plat Kopling

 Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :

(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar,tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/
terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang
halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling
baru.

(b) Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keeling dengan jangka sorong.
Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi
spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.

 Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas kampas kopling lama
dengan merusak paku kelingnya dengan bor, memasang kampas kopling baru dengan
paku keling baru dengan urutan menyilang.Lakukan pengetesan kerataan dan
keolengan plat kopling dengan bantuan roller instrumen dan dial indikator.
(c) Pemeriksaan kekocakan atau kerusakan torsion dumper. Jika ditemukan
kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit baru.

(d) Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub.Kaitkan/ pasangkan plat


kopling pada input shaft transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah tetapi
tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti dengan plat kopling baru.

(e) Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen (mesin/alat-pemutar)


dan dial indicator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm,
gantilah plat kopling dengan yang baru.

(5) Fly Wheel

 Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :

(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas
gesekan, tergores dan atau retak pada bidang geseknya. Jika ada kotoran, luka bekas
gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas
amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan plat kopling baru.

(b) Pemeriksaaan keausan gigi-gigi ring gear dari keausan dan kerusakan.
Jika terdapat kerusakan, ganti dengan ring gear yang baru. Penggantian ring gear
adalah dengan cara dipanaskan pada suhu 80 s.d. 100oC, kemudian lepaskan ring gear
lama dan pasangkan ring gear baru dengan menggunakan mesin press. Pemanasan
tidak boleh melebihi 120oC karena bisa mengubah sifat logam.

(c) Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indicator

 Periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel.

(d) Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga pada arah axial. Jika
putaran kasar dan terdapat kekocakan yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing
yang baru.

 Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot bearing lama dengan SSt
sliding hamer dan kemudian memasangkan pilot bearing baru.
H. Langkah Pemasangan

c) Pemasangan

 Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali dengan merakit unit
plat penekan dan rumah kopling.

Pemasangan adalah dengan urutan sebagai berikut :

(a) Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan.


(b) Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat penekan.
(c) Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan dengan posisi yang tepat.
(d) Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch cover.

(e) Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan sehingga pegas penekan
tertekan sehingga baut pemegang/ penyetel pressure lever dapat dipasangkan.

(f) Lepaskan tekanan mesin penekan,dan lakukan penyetelan tinggi pressure lever.

 Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas kopling dan unit kopling
dapat dilakukan.Prosedur pemasangannya adalah sebagai berikut :

(a) Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling (clutch hub).

(b) Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi plat kopling.

(c) Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan center clutch dan atur
posisinya supaya tepat di tengah.
(d) Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda yang telah kita buat
pada saat pembongkaran dan ketepatan knock pin.

(e) Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover

(f) Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap. Mulailah pengerasan dari
baut yang paling dekat dengan knock pin secara menyilang. Sebelum baut dikeraskan,
pastikan lagi posisi plat kopling dengan mengatur posisi center clutch.

(g) Keraskan baut pengikat sesuai momen spesifikasi pengencangan yaitu berkisar
195 kg cm atau 19 N-m.

 Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release lever shaft, release
lever dan release bearing pada dudukannya dengan sebelumnya diberikan sedikit
gemuk/ grease khusus pada beberapa bagian yang bergesekan. Pastikan bahwa
pengunci release fork terhadap porosnya dan release bearing terhadap release fork
terpasang dengan baik.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Poros adalah suatu bagian stasioner yang berputar, biasanya berpenampang bulat
dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear). Poros bisa menerima bahan
lenturan, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau
berupa gabungan satu dengan lainnya. Berfungsi untuk meneruskan tenaga bersama-sama
dengan putaran.
Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu
sistem yang berfungsi untuk memutus danmenghubungkan tenaga dari sumber tenaga
(mesin) ke roda kendaraan(pemakai/penggunaan tenaga). Secara garis besar terdiri dari unit
kopling, transmisi, differensial, poros dan roda kendaraan. Sementara posisi unit kopling dan
komponennya ( clutch assembly ), terletak pada ujung paling depan dari sistem pemindah
tenaga pada kendaraan. rangkaian pemindahan tenaga berawal dari sumber tenaga ( engine )
kesistem pemindah tenaga, yaitu masuk ke unit kopling ( clutch )diteruskan ketransmisi (
gear box ) ke propeller shaft dan keroda melalui defrensial ( final drive ).komponen utama
dari kopling mulai dari roda gila (flywheel) adalah driven plate , pressure plate , pressure
plate lever , clutch release atau throwout bearing , throwout lever . terdapat dua macam
kopling gesek yaitu kopling plat tunggal dan kopling plat ganda. Kopling gesek plat tunggal
banyak dipergunakan pada kendaraan roda empat. Sedangkan koplinggesek plat ganda
banyak dipergunakan pada sepeda motor. Ukuran kopling sangat ditentukan oleh besarnya
tenaga mesin yang akan disalurkan melalui kopling.

Saran

Dalam proses pembuatan poros mahasiswa harus mengetahui tahapan-tahapan cara


pengerjaannya sehingga mendapatkan hasil yang baik.
Didalam memakai mekanisme kopling hidrolik haruslah di lakukan perawatan yang
rutin,seperti mengisi minyak rem jika habis dan men cek tidak ada kebocoran pada pipa .dan
gunakan minyak rem yang sesuai dengan standar kendaraannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://teknik-mesin1.blogspot.com/2011/05/poros.html

https://dokumen.tips/documents/makalah-poros.html

http://junda08.blogspot.com/

http://rmuhammadrizky97.blogspot.com/2012/12/makalah-kopling.html

ttps://dokumen.tips/documents/makalah-kopling-5584649e6277f.html

Anda mungkin juga menyukai