DIARE AKUT
Oleh
Mayang Maliani 1210312077
Preseptor:
Dr. dr. Roni Eka Sahputra Sp.OT (K) - Spine
0
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
Diare akut adalah perubahan konsistensi buang air besar menjadi lebih
encer atau cair dari biasanya, dan atau frekuensi buang air besar tiga kali atau
lebih dalam satu hari, yang timbul mendadak. Diare akut biasanya berakhir dalam
7 hari dan tidak lebih dari 14 hari. Cairan yang dikeluarkan bersama feses
normalnya adalah 5-10 mL/kg/hari, namun pada kondisi tertentu dapat mencapai
200mL/kg/hari. Pada bayi yang masih mendapat ASI tidak jarang frekuensi
defekasinya lebih dari 3-4 kali sehari, keadaan ini tidak dapat disebut diare,
global diperkirakan 0,71 juta kematian terjadi setiap tahunnya, sehingga diare
episode diare terjadi di tahun 2010 pada anak yang berusia kurang dari lima tahun
6.897.463 kasus diare di Indonesia pada tahun 2016, dan 140.300 kasus di
Sumatera Barat pada tahun yang sama. Dilaporkan 100.000 balita meninggal
pertahun karena diare, dan setiapnya hari terdapat 273 balita meninggal. Dengan
adanya vaksinasi rotavirus dan tatalaksana yang tepat pada penderita diare telah
kurang matang dan makanan dibiarkan terbuka. Faktor risiko lainnya adalah usia
1
muda, imunodefisiensi, malnutrisi, ASI ekslusif tidak diberikan, cara penyapihan
bayi yang tidak baik (terlalu cepat disapih, terlalu cepat diberi susu botol, dan
terjadi akibat dua hal yaitu makanan mengandung zat kimia atau makanan
90%) yaitu rotavirus dan norovirus. Puncak infeksi rotavirus terjadi pada usis 6-24
bulan. Infeksi virus ini bersifat musiman di negara beriklim sedang, dan terjadi
sepanjang tahun di negara tropis. Sedangkan diare akut akibat infeksi bakteri
2
sebanyak 10%-20% dan biasanya terjadi pada bayi yang berusia beberapa bulan
pertama kehidupan.1,3.8
Enteropatogen yang infeksius dengan inokulum yang kecil (seperti
orang ke orang, sedangkan yang lain seperti Cholera secara umum ditularkan
enterotoksin yang dihasilkan oleh beberapa bakteri, dekstrusi vili oleh virus,
usus. Diare yang menetap hingga 14 hari biasanya disebabkan oleh infeksi
parasit.1,3,4
Infeksi virus menyebabkan rusaknya vili usus, sehingga terjadi gangguan
penyerapan makanan di lumen usus. Bahan makanan di lumen usus akan menjadi
lumen uusu. Pada infeksi virus juga didapatkan demam yang tidak terlalu tinggi
teratur. Sebagai akibat dari semua ini adalah terjadinya gangguan absorpsi
cairan/elektrolit pada usus halus dan juga akan terjadi gangguan pencernaan
3
akibat kerusakan epitel mukosa usus. Defisiensi enzim ini menyebabkan
karbohidrat tidak dapat diserap dan dikeluarkam bersama feses. Zat tersebut
mengiritasi anus.2
Anak-anak dengan diare bakterial seperti Campylobacter jejuni dan
Salmonella sp biasanya disertai demam tinggi dan diare berdarah akibat invasi
kuman di mukosa usus dan perubahan pada kanal ion. Sedangkan infeksi dengan
hemoragik. Toksin vibrio cholera menyebabkan sekresi klorida, natrium dan air ke
lumen usus halus tanpa menyebabkan kerusakan mukosa usus, dan menyebabkan
dengan atau tanpa muntah, demam yang tidak terlalu tinggi dan anoreksia. Pada
diare yang disebabkan oleh rotavirus atau norovirus, dapat terjadi muntah yang
biasanya berakhir dalam 1-2 hari, dan diare berakhir dalam 5-7 hari. Sedangkan
diare bakterial ditandai dengan buang air besar encer disertai berdarah dan
berlendir disertai demam tinggi. Selain diare dan muntah, juga dapat ditemukan
hipikalemi.1,2,3,5
1.4 Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis, klinis dan beberapa
4
dan demam, dan sangat penting untuk menyingkirkan penyakit serius, maka harus
dengan orang yang memiliki gejala yang sama, riwayat perjalanan, dan paparan
tanda dehidrasi dan menentukan derajat dehidrasi, seperti mata cekung, mukosa
mulut kering, pengisian kapiler kurang dari 2 detik, turgor kulit melambat dan
pola pernafasan yang abnormal. Pada pemeriksaan abdomen bisa tidak ditemukan
kelainan.4
Derajat dehidrasi adalah sebagai berikut:1
gula darah, darah lengkap dan mikrobiologi. Pemeriksaan elektrolit tidak rutin
berat. Pemeriksaan feses tidak rutin dilakukan, tapi harus dilakukan apabila diare
menetap sampai 14 hari, diare berdarah dan apabila terjadi peningkatan insiden
5
Dalam menegakkan diagnosis harus disingkirkan kemungkinan penyakit
lain seperti infeksi saluran cerna (gastroenteritis), apendisitis, malrotasi usus atau
Dehidrasi harus segera dikoreksi dalam 4-6 jam sesuai derajat dehidrasi dan
perkirakan kebutuhan hariannya. Pada anak diare dengan dehidrasi berat bahkan
syok, atau tidak bisa dengan rehidrasi oral, membutuhkan rehidrasi inisial melalui
intravena.1
Pemberian cairan pada dehidrasi harus disesuaikan dengan derajat
dehidrasi, yaitu:11
a. Tanpa dehidrasi oralit baru 5-10cc/kg setiap muntah atau diare,
atau pada umur < 1 tahun sebanyak 50-100cc, umur 1-5 tahun
setiap muntah dan diare. Cairan intravena diberikan bila anak tetap
laktat atau KaEN 3B atau NaCl, dengan jumlah cairan sesuai dengan
6
Pada anak dengan dehidrasi ringan-sedang harus dipantau di pojok
pemberian:
- Umur < 12 bulan: 30cc/kg dalam 1 jam pertama, 70cc/kg dalam 5
jam berikutnya
- Umur > 12 bulan: 30 cc/kg dalam 30 menit pertama, 70cc/kg dalam
7
b. Rencana terapi B
8
c. Rencana terapi C
9
Larutan rehidrasi oral yang direkomendasikan WHO atau dikenal juga
dengan oralit baru menjadi pilihan untuk mengatasi dehidrasi. Oralit baru ini
adalah oralit dengan osmolaritas yang rendah yang dapat menurunkan kebutuhan
cairan intravena dan mengurangi pengeluaran tinja hingga 20% serta mengurangi
kejadian muntah hingga 30%. Oralit baru ini mengandung natrium 75 mmol/L,
jam.
c. Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan
10
Untuk anak dengan berat badan > 10 kg, berikan 120-240 cc
meningkatkan nafsu makan anak. Zinc diberikan selama 10-14 hari dengan dosis
untuk anak dibawah umur 6 bulan 10mg (½ tablet) per hari, dan untuk anak diatas
umur 6 bulan 20 mg (1 tablet) per hari. Tablet zinc dapat dilarutkan dalam ASI air
untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai pengganti nutrisi yang
diberikan pada anak-anak dengan diare berdarah karena akan menunda eliminasi
agen infeksius dari saluran cerna, selain itu tidak memiliki peran yang penting
dalam mengatasi diare akut pada anak. Antiemetik perlu diberikan untuk
sebagai berikut:1,2,13
a. ASI dan makan tetap dilanjutkan.
b. Apabila anak diare dan tidak tersedia oralit, maka dapat diberikan air tajin,
larutan gula dan garam, kuah sayur-sayuran, dan sebagainya (bila tidak
11
d. Tingkatkan sanitasi dan kebersihan lingkungan, penyediaan air bersih,
air besar berdarah, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare semakin
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : An. FA
No MR : 08.001.945
Umur : 1 tahun 6 bulan
Jenis kelamin : Laki – laki
Alamat : Taruko III
Suku bangsa : Indonesia
Seorang pasien laki - laki berumur 1 tahun 6 bulan datang ke KIA Puskesmas
Belimbing :
Keluhan utama : BAB encer sejak 6 jam yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang:
Buang air besar encer 6 jam yangg lalu, frekuensi 4 kali, tidak ada lendir
dan darah.
Demam sejak 6 jam SMRS, tidak tinggi, hilang timbul, tidak menggigil,
yang lalu
Kaki dan tangan teraba hangat
Sebelumnya pasien memakan makanan yang sudah biasa dan dimasak oleh
12
Pasien saat ini masih mengonsumsi nasi lunak dengan lauk pauk
Pasien belum ada meminum obat maupun oralit sebelumnya
Ibu tidak merasakan penurunan berat badan pada anaknya saat digendong
13
Keadaan umum : Sakit sedang
Kesadaran : Sadar
Frekuensi nadi : 144 x/menit
Frekuensi nafas : 24 x/menit
Suhu : 37,5oC
Edema : Tidak ada
Ikterus : Tidak ada
Anemis : Tidak ada
Sianosis : Tidak ada
Berat badan : 8 kg
Tinggi badan : 70 cm
BB/U : Z score (-2 SD) – (0 SD), CDC 75%
TB/U : -Z score 3 SD, CDC 89,7%
BB/TB : Z score (-1 SD) – (0 SD), CDC 91%
Status gizi : Gizi kurang
Kepala : Bulat, simetris
Rambut : Hitam dan tidah mudah dicabut
Mata : Tampak tidak cekung, air mata ada, konjungtiva tidak anemis,
14
Tatalaksana:
Pojok URO
Pemberian oralit untuk dehidrasi ringan – sedang 200 cc setiap kali diare di
rumah.
Zinc 1x20 mg PO
Paracetamol syr 3 x 1 cth PO
ASI OD
BAB III
DISKUSI
Seorang pasien laki - laki berusia 1 tahun 6 bulan datang ke KIA
Puskesmas Belimbing dengan keluhan BAB encer sejak 6 jam yang lalu frekuensi
kali. Diare yang dialami pasien tidak berlendir dan berdarah, hanya saja buang air
besar lebih encer dari biasanya dan ampas yang sedikit. Berdasarkan tinjauan
pustaka, diare yang seperti ini disebabkan oleh infeksi virus. Selain itu, didukung
oleh data epidemiologi bahwa penyebab diare akut terbanyak (70-90%) adalah
virus, yaitu rotavirus atau norovirus. Faktor risiko terjadinya diare akut pada
pasien ini adalah usia yang sangat muda. Pasien ini juga mengalami demam yang
hilang timbul dan tidak terlalu tinggi. Adanya demam menunjukkan suatu proses
15
Pada pasien yang mengalami diare akut, harus segera dinilai apakah ada
tanda-tanda dehidrasi atau tidak. Dari pemeriksaan fisik pada pasien ini
didapatkan, anak tampak sakit sedang, masih mau minum, nadi lebih cepat yaitu
144x/menit, mata tidak cekung, dan turgor kulit baik yaitu <2“, dan pemeriksaan
fisis lain dalam batas normal. Hal ini merupakan tanda dehidrasi ringan sedang.
Pemeriksaan penunjang yang biasanya pada keadaan ini adalah cek darah
rutin untuk memperkirakan penyebab infeksi pada pasien ini, untuk lebih
mengarah ke infeksi virus atau bakteri. Pemeriksaan elektrolit yang tidak rutin
dilakukan pada dehidrasi ringan-sedang. Selain itu, pemeriksaan feses juga tidak
rutin dilakukan.
Tatalaksana awal pada pasien ini adalah mengatasi dehidrasi dan
rehidrasi oral sebanyak 75/kg dalam 3 jam. Setelah dipantau di pojok URO
(upaya rehidrasi oral), anak tidak memuntahkan yang di minum. Infeksi virus
tatalakssana selanjutnya di rumah dengan pemberian oralit 200 cc tiap kali diare.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Bhutta ZA. Acute Gastroenteritis in Children in Nelson Textbook of
2010:137-45
3. Webb A, Starr M. Acute Gastroenteritis in Children. Australian Family
59(1)
6. Halim F, Warrouw SM, Rampengan NH, Salendu P. Hubungan Jumlah
Koloni eschericia Coli dengan Derajat Dehidrasi pada Diare Akut. Sari
Pediatri. 2017;19(2):81-5
7. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Data dan Informasi; Profil
2017
8. Elliott EJ. Clinical Review; Acute Gastroenteritis in Children. BMJ.
17
10. Pujiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra,
18