Artikel Lutfiana Agustin (12402183332)
Artikel Lutfiana Agustin (12402183332)
Lutfiana Agustin1
IAIN Tulungagung, Jalan Mayor Sujadi Timur No. 46, Tulungagung 6221
Email : Lutfiana1008@gmail.com
Abstrak
Di era globalisasi ini banyak terjadi pro dan kontra antara hukum wanita karier. Dimana banyak
perempuan yang berlomba-lomba untuk menguasai wilayah kerja kaum laki-laki. Mereka mengira
bahwa hal tersebut adalah bagian yang dapat menggambarkan persamaan hak dan kewajiban
antara laki-laki dan perempuan. Pada zaman dahulu laki-laki berperan sebagai pencari nafkah
tunggal, dan wanita sebagai pengelola utama kehidupan dirumah, namun sekarang banyak diantara
keluarga terutama dikota-kota yang tidak lagi seperti itu.
Agama islam sebenarnya tidak melarang wanita untuk berkarier, namun islam menghendaki agar
wanita melakukan pekerjaan (karier) yang tidak bertentangan dengan kodrat wanitanya. Karena
jika pekerjaan wanita menyimpang dengan kodrat wanitanya maka akan terjadi konflik keluarga
yang akan merugikan dirinya sendiri dan keluarga. Sebagai wanita karier harus bisa mengatasi
berbagai konflik yang timbul dalam keluarganya.
PENDAHULUAN
1
Lutfiana agustin adalah Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah, S1, IAIN Tulungagung.
1
keluarganya. meskipun akan menimbulkan konflik keluarga. Tugas wanita karier
memang lebih banyak. Selain dituntut sebagai ibu rumah tangga dan juga dituntut
oleh pekerjaannya. Jika wanita karier lebih mengutamakan pekerjaannya maka
akan berdampak pada keluarganya dan sebaliknya, jika wanita karier
mementingkan keluarga nya maka akan berdampak pada pekerjaanya. Jarang
sekali wanita dapat melakukan peran ganda secara seimbang. Selalu ada yang
dikorbankan dari peran ganda wanita tersebut.
Menyadari konflik yang akan terjadi dari peran ganda wanita. Maka wanita harus
bisa menempatkan dirinya sebaik muungkin dan harus bisa memilih peran
manakan yang lebih penting. Jika tidak ada sesuatu permasalahan dalam keluaraga
yang mengharuskan menjadi wanita karier lebih baik wanita berperan sesuai
kodratnya.
PEMBAHASAN
Dalam sebuah keluarga, anak perempuan layak mendapatkan posisi dan perlakuan
yang sama dengan anak laki-laki. Seorang anak perempuan dalam keluarganya
berperan sebagai pemelihara tradisi, nilai-nilai dan norma yang ada pada keluarga
dan masyarakat. Anak peremopuan yang memiliki sifat lembut berperan menjaga
kemuliaan keluarganya dengan menjaga diri dan kehormatannya serta menuntut
ilmu intuk membahagiakan orangtuanya. Anak perempuan juga berperan dalam
membantu tugas-tugas rumah tangga dalam keluarganya.2
Setelah menikah wanita memiliki peran sebagai seorang istri yang harus
melaksanakan kewajibannya sebagai seorang istri. Kewajiban seorang istri
terhadap suami sendiri antara lain :
2
Syaikh Mutawalli, Fiqh Perempuan, (Yogyakarta: Amzah,2005), Hal. 138
2
a) Taat kepada Suami dalam hal kebaikan
b) Tidak Keluar rumah melainkan atas izin suami
c) Tidak menjauhi tempat tidur suami
d) Ridho dengan apa yang Allah berikan.kepadanya
e) Berhias dan memakai wangi-wangian saat suami berada di rumah
f) Melaksanakan tugas-tugas rumah tangga.dan mengurus anak-anak
g) Berlemah lembut dalam bersikap dan bertutur kata manis
Wanita dilahirkan nantinya akan menjadi seorang ibu. Dimana peran ibu
sangatlah penting bagi perkembangan anak-anaknya. Ibu merupakan guru pertama
bagi anak-anaknya. Sejak Allah meniupkan ruh pada rahim seorang wanita, proses
pendidikan anak sudah dimulai. Seorang ibu berperan mendidik anaknya sejak ia
masih dalam kandungan dan membiasakannya dengan kebiasaan yang sesuai
dengan agama islam. Adapun pendidikan yang seharusnya ditanamkan seorang
ibu pada anaknya mencakup hal-hal berikut ini3 :
a) Pendidikan akidah
b) Pendidikan ibadah
c) Pendidikan akhlak
3
Rian permana, Peranan Wanita Islam, https://muslim.or.id/9142-peranan-wanita-dalam-
islam.html,2012, diakses tgl 18 mei 2019 pukul 10.00
3
namun dengan batasan-batasan yang telah disyariatkan dan tentunya setelah
kewajibannya sebagai ibu rumah tangga telah terpenuhi.
Banyak hal yang bisa dilakukan kaum wanita dalam masyarakat dan
Negara, dan ia punya perannya masing-masing yang tentunya berbeda dengan
kaum laki-laki. Hal ini sebagaimana yang dilakukan para shahabiyah nabi.Pada
jaman nabi, para shahabiyah biasa menjadi perawat ketika terjadi peperangan,
atau sekedar menjadi penyemangat kaum muslimin, walaupun tidak sedikit pula
dari mereka yang juga ikut berjuang berperang menggunakan senjata untuk
mendapatkan syahadah fii sabilillah, seperti Shahabiyah Ummu Imarah yang
berjuang melindungi Rasulullah dalam peperangan.Sehingga dalam hal ini,
peran wanita adalah sebagai penopang dan sandaran kaum laki-laki dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.
4
Konflik keluarga
Setidaknya ada tiga konflik dari peran ganda wanita karier yang dapat
terjadi antara lain : persoalan pengasuhan anak, pekerjaan rumah tangga, dan
minimnya interaksi dalam rumah tangga.
1. Pengasuhan anak
Selain menjadi seorang ibu, wanita seringkali diberi tanggung jawab atas
pekerjaan di dalam rumah seperti membersihkan rumah, mecuci baju,
menyiapkan makanan untuk keluarga. Namun perkerjaan ini memerlukan
waktu dan tegana yang ekstra bagi wanita. Sebagian pekerjaan-perkerjaan itu
5
mungkin bisa digantikan oleh orang lain. Tetapi kewajiban seorang istri untuk
melayani suaminya tidak dapat digantikan oleh siapapun.
6
Dampak positif wanita karier
a) Terhadap anak
Seorang wanita karier biasa pulang ke rumah dalam keadaan lelah
setelah sehariam bekerja di luar rumah, hal ini secara psikologis akan
berpengaruh terhadap tingkat kesabaran dimilikinya, baik dalam
menghadapi pekerjaan rumah tangga sehari-hari, maupun dalam
menghadapi anak-anaknya. Jika ini terjadi yang ibu akan mudah
marah dan berkurang rasa pedulinya terhadap anak. Banyak anak yang
menjadi korban karena kurang kasih sayang nya seorang ibu sehingga
mereka terkadang salah pergaulan dan merugikan diri sendiri.
b) Terhadap suami
Seorang wanita yang berkarier dan memiliki jabatan yang lebih
daripada suami terkadang juga merasa lebih daripada suami. Dan
mengakibatkan konflik rumah tangga.
Berkarier bukanlah sesuatu yang haram bagi seorang wanita, namun ada
beberapa ketentuan atau syarat-syarat diperbolehkannya wanita berkarier
menurut islam antara lain4 :
Ada beberapa hal yang dapat dilakukaan wanita karier dalam mengatasi konflik
keluarga dan pekerjaannya, antara lain :
4
Syaikh Mutawalli, Fiqh Perempuan, (Yogyakarta: Amzah,2005), Hal. 141
7
b) Memilih pekerjaan yang sesuai kondratnya sebagai wanita
c) Memilih pekerjaan yang bisa dikerjakan dirumah seperti berdagang
atau usaha
d) Memilih pekerjaan yang hendaknya mempertimbangkan waktu
e) Wanita tidak perlu ambisius dalam pekerjaan
PENUTUP
Kesimpulan
Namun di sisi lain ketika wanita terjun sebagai wanita karier ia akan memiliki
peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga dan wanita karier. Dalam banyak
kasus, seringkali wanita karier dihadapkan pada konflik keluarga dan pekerjaan.
Tidaklah mudah bagi seorang wanita karier membagi waktu seimbang antara
pekerjaan rumah dan pekerjaan di luar rumah.
Untuk mengatasi konflik keluarga dan pekerjaan, ada beberapa cara untuk
mengatasinya antara lain : memilih pekerjaan yang tidak bertentangan dengan
syariat islam dan kodrat kewanitaan, serta pekerjaan yang tidak mengahalangi
tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga.
8
DAFTAR RUJUKAN
Wahyu Nur Mahya, 2014, Peran Ganda Wanita : Karier vs Ibu Rumah Tangga,
[INTERNET] http://notemahya.blogspot.com/2014/11/peran-ganda-wanita-karier-vs-
ibu-rumah.html diakses pada 19 mei 2019 pukul 11.00