Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI GEORGENE GASKILL EAKES

Dosen Mata Kuliah :


Maryudella Afrida M.Kep

Disusun oleh :
Anita Devi 19110002
Ratna Ambarwati 19110018
Triyani Nuvi Astuti 19110021

STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA


2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas kehadirat-Nya,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ( Teori Georgene Gaskill Eakes ). Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda kita yaitu Na bi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikn
syF’atnya diakhirat nanti.

Tugas dari mata kuliah falsafah dan teori keperawatan telah kami susun dengan maksimal
dan mendapatkan dari beberapa sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada beberapa sumber yang telah membatu dalam
pembuatn makalah ini dan tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
ini Ibu Maryudella M.Kep.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan dan cara pengeditan kerapian dalam tugas ini. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari dosen pembimbing dan pembaca agar kami
dapat memperbarui makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk banyak orang dan dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap para pembaca.

Wassalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barakatuh

Yogyakarta, 17 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………………………….. 1

A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………………………………………………. 1


B. TUJUAN …………………………………………………………………………………………………………………… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………………………………………………………………… 3
A. Sejarah ……………………………………………………………………………………………………………………. 4
B. Landasan Teori ………………………………………………………………………………………………………… 4
C. Konsep Utama dan Definisi ……………………………………………………………………………………… 5
D. Strategi Manajemen ………………………………………………………………………………………………… 7
E. Asumsi Utama …………………………………………………………………………………………………………. 8
BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………………………………………………………………… 9
1. Kasus ………………………………………………………………………………………………………………………. 9
2. Analisis ……………………………………………………………………………………………………………………. 9

BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………………………………………………………… 11


1. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………………………. 11
2. Saran

BAB V DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………………. 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai bagian dari integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu
keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan
ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.Pelaksanaan asuhan
keperawatan disebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan
ilmiah melalui proses keperawatan.
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya,
perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.
Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang asbtrak yang dapat diorganisir dengan
simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu
kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang
telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung. Yang dimaksud teori
keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai
keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan, dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan.
Teori middle range merupakan level kedua dari teori keperawatan, abstraknya pada level
pertengahan, inklusif, memiliki sejumlah variable terbatas, dapat diuji secara lengsung. Teori
middle range memilili hubungan yang lebih kuat dengan penelitian dan praktik. Teori penderitaan
kronik ( Cronic Sorrow ) merupakan salah satu teori moddle range keperawatan yang berfokus
pada stress dan adaptasi yang berhubungan dengan penderitaan kronik yang dialami individu
sehingga timbul kesedihan dan rasa berduka yang berkepanjangan (Alligood, 2014 ).
Peran utam dari perawat menurut teori ini mencakup bersikap empati, menjadi pendidik yang
baik, memberi perhatian dan bersikap professional. Penerapan teori ini dalam pemberian asuhan
keperawatan dapat membantu klien yang menderita penyakit kronikmaupun keluarga serta orang
disekitarnya untuk meningkatkan kemampuan mekanisme koping eksternal dalam menghadapi
proses kehilangan yang terjadi ( Peterson and Bredow 2013 ).

B. Tujuan

Tujuan Umum
Menganalisis middle range theory “ Chronic Sorrow “ dengan menggunakan proses keperawatan
sebagai pendekatan aplikatif dalam kasus pada asuhan keperawatan.

Tujuan khusus

1. Mengetahui teori dan model keperawatan menurut Georgene Gaskill Eakes


2. Merancang aplikasi middle range theory “Cronic sorrow” dalam setting pelayanan
keperawatan berupa role play
3. Menganalisa middle range theory “Cronic sorrow”
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah
1. Profil Georgene Gaskill Eakes
Georgene Gaskill Eakes lahir di New Bern, Nort Carolina.Dia menerima Diploma
Keperawatan dari Sekolah Keperawatan Rumah Sakit Watts di Durham, North Carolina 1966
dan pada tahun 1977 dia lulus Bacalaureate dengan Summa Cumlaude dari North Carolina
agricultural dan Technical State Uneversity. Eakes melanjutkan M.S.N pada University of
North Carolina di Greensboro pada tahun 1980 dan Ed D dari North Carolina State University
pada tahun 1988. Eakes menerima penghargaan untuk study masternya dan dari North
Carolina League untuk studi doktoralny. Dia dilantik dalam Sigma Theta Tau International
Honor Society of Nurses pada tahun 1979 dan Phi Kappa Phi Honor Society pada tahun 1988.
Pada awal karirnya, Eakes bekerja di Tatanan pelayanan kesehatan jiwa komunitas. Eakes
bergabung di East Carolina University School of Nursing di Greenville, North Carolina.Eakes
tertarik dengan permasalahan kematian , dying, respon berduka dan kehilangan saat ia
mengalami cidera parah yang mengancam nyawanya karena kecelakaan mobil. Pengalaman
kecelakaan tersebut melatarbelakangi pemikirannya untuk mempersiapkan tenaga
kesehatan perawatan pada pasien yang kritis dan menanggapi reaksi berduka. Mulai saat itu,
Eakes melakukan banyak penelitian dan praktik terkait kondisi pasien terminal, dying, respon
berduka dan respon kehilangan ( Coughlin & Sethares, 2017; Alligood,2014).
Pada tahun 1983, Eakes mendirikan pelayanan komunitas, dua kali sebulan mendukung
kelompok untuk diagnose kanker maupun yang lainnya yang signifikan dia sebagai co-
facilitate. Keterlibatannya dalam kelompok ini menyiagakannya dalam reaksi berduka
berhubungan dengan diagnosis yan berpotensial dalam ancaaman hidup, penyakit kronik.
Selama memperkenalkan disertasinya pada konferensi Sigma Theta Tau International di
Taipei, Taiwan pada tahun 1989, dia menghadiri presentasi tentang Cronic Sorrow oleh Mary
Lermann Burke dan dengan segera membuat hubungan antara deskripsi Burke tentang Cronic
Sorrow dengan ibu yang mempunyai anak dengan myelomeningocele dan observasinya
tentang reaksi griefing diantara anggota support sistem kelompok kanker. Setelah konferensi,
Eakes mengkontak Burke untuk mengeksplorasi kemungkinan penelitian secara kolaboratif.
Berdasarkan diskusi mereka, mereka menjadwalkan pertemuan dengan Burke dan koleganya
yaitu Margaret A. Hainsworth dan Carolyn Lindgren lulusan Hainsworth.

Konsorium keperawatan untuk penelitian tentang Cursing Concorcium Reseach Chronic


Sorros ( NCRCS )merupakan pertemuan pertama pada musim panas 1989. Anggota NCRCS
melakukan pendekatan kualitatif pada populasi dengan kondisi kronik yang mengancam
kehidupan, pada caregiver dan individu yang kehilangan. Eakes berfokus pada penelitian
dengan diagnoa kanker, family caregiver pada anak dengan penyakit mental dan individu yang
berpengalaman tentang kematian. Dari tahun 1992 sampai 1997, Eakes menerima 3
penghargaan penelitian daro Beta Nu Chapter of Sigma Theta Tau International. Pada tahun
2002 , Eakes menerima penghargaag dari East Carolina University pada penelitiannya yang di
integrasikan dalam praktik pembelajaran. Pada tahun 1999, Eakes menerima penghargaan
The Best Image untuk publikasi teorinya “ Middle Range of Chronic Sorrow “ dari Sigma Theta
Tau International Honor Society. Dia merupakan finalis dalam Oncology Nursing Forum 1994.
Penghargaan lainnya meliputi seleksi sebagai Edukator Keperawatan dari North Carolina
Nurses Association pada 1991dan sebagai peneliti oleh beta nu chapter of Sigma Theta Tau
International Honor Society for Nurses pada tahun 1994 dan 1998, Eakes juga sebagai
reviewer pada penelitian kualitatif kesehatan pada jurnal intrnasional dangan interdisipliner.
Eakes adalah seorang professor pada Departement Keperawatan keluarga dan komunitas di
East Carolina University School of Nursing dimana dia mengajar tentang psikiatrik dan
keperawatan kesehatan mental dan penelitian keperawatan, sebagai pengajar di Master
Keperawatan dan berbagai disiplin ilmu tentang pelajaran perspektif Death/Dying. Dalam
penelitian yang terkini untuk mengembangkan peraltan pengkajian tentang Cronic Sorrow,
instrument kuantitatif yang didesain untuk mengkaji bukti adanya Cronic Sorrow dan utnuk
mengidentifikasi mekanisme koping efektif (G.Eakes, Personal Communication, 2005 ).

2. Profil Mary Lemann Burke


Lahir di Sandusky, Ohio, riwayat Pendidikan Burke di bidang keperawatan anak
menjadikannya mendapat penghargaan Certificate in Parent-Child Nursing and
Interdisciplinary Training in Devellopmental Disabilities. Pada tahun 1998, ia mendapatkan
penghargaan ia mendapatkan penghargaan atas karyanya dalam mengembangkan
instrument dalam penelitian chronic sorrow. Awalnya Burke bekerja dipelayanan
keperawatan anak kemudian bergabung sebagai staf pengajar hingga menjadi professor pada
tahun 1996 di Nursing FacultyRhode Island College. Inovasinya dalam penelitian terkait
konsep chronic sorrow yang meliputi perawatan pada anak dengan spina bifida, Burke
mengamati respon berduka pada orang tua. Selanjutnya Burke mengembangkan instrument
Burke Chronic Sorrow Questionnaire dalam penelitian anak dengan myelomeningocele.
Penelitian Burke juga dilakukan pada pasangan infertile dan pada individu dewasa dengan
orang tua yang memiliki penyakit kronis. Artikelnya yang berjudul “Middle Range Theory of
Chronic Sorrow” mendapatkan penghargaan Best of Image Award pada tahun 1999 (Alligood,
2014).
3. Profil Margaret A. Hainsworth
Lahir di Brockville, Ontario, Kanada. Ia menyelesaikan studi magister dan doktoralnya di
bidang keperawatan jiwa. Pada tahun 1988, ia menjadi perawat spesialis jiwa. Hainsworth
tertarik pada topik penyakit kronis dan chronic sorrow sejak ia menjadi fasilitator pada
kelompok dukungan untuk pasien wanita dengan dengan multiple sclerosis. Selanjutnya
Hainsworth bergabung dengan burke dalam penelitian chronic sorrow NCRCS pada tahun
1989 hingga pada tahun 1999 mereka mendapatkan penghargaan Best of Image Award in
Theory dari Sigma Theta Tau International (Alligood,2014)
B. Landasan Teoritis
Konsep chronic sorrow berasal dari karya Olshansky pada tahun 1962 yang selanjutnya
dikembangkan oleh tim Eakes, Burke dan Hainsworth dalam NCRCS. Karya Olshansky terkait
chronic sorrow sebagai hasil observasi pasa orang tua yang memiliki anak dengan retardasi mental
dan orangtua tersebut menunjukan respon kesedihan yang mendalam dan terus menerus dan
disebut dengan terminology chronic sorrow. Chronic sorrow digambarkan sebagai respon
psikologis terhadap situasi tragis. Penelitian terkait chronic sorrow berkembang sekitar tahun
1980 dengan temuan reaksi kesedihan berkepanjangan pada orangtua dan pengalaman berduka
dalam berhubungan dengan kondisi anak dengan disabilitas fisik dan mental ( Eakes, Burke, &
Hainsworth, 1998 ; Alligood. 2014 ).
Berduka di konseptualisasikan sebagai proses yang berlangsung secara terus menerus dan
apabila tidak terselesaikan maka termasuk dalam kondisi abnormal. Burke dalam penelitiannya
pada orangtua dengan anak spina bifida mendifinisikan chronic sorrow sebagai kesedihan yang
mendalam yang bersifat permanen, periodic dan meningkat secara alamiah. Tim NCRCS berfokus
pada respon berduka yang dihubungkan dengan penelitian Lazarus dan Folkman tentang stress
dan adaptasi yang dilakukan pada tahun 1984. Strategi koping internal meliputi orientasi
tindakan, pendekatan aspek kognitif dan perilaku interpersonal. Middle Range Theory Chronic
Sorrow tidak hanya menjelaskan pengalaman chronic sorrow pada situasi tertentu melainkan
respon koping terhadap fenomena ( Alligood, 2014; Vitale & Falco, 2014; Eakes et al, 1998).

Chronic sorrow merupakan respon normal manusia yang berhubungan dengan disparitas
berkelanjutan sebagai akibat dari situasi kehilangan. Kondisi ini merupakan siklus yang terjadi
secara alamiah. Dalam kondisi tersebut terdapat pencetus yang mempereberat respon berduka,
bersifat internal maupun eksternal yang dapat diprediksi. Manusia memiliki strategi kopingyang
efektif dalam mencapai keseimbangan saat mengalami chronic sorrow. Pada dasarnya, chronic
sorrow disebabkan oleh disparitas anatara kondisi harapan dan kenyataan ( Eakes et al, 1998;
Alligood, 2014 ).

C. Konsep Utama dan Definisi

Middle Range Theory Chrinic Sorrow merupakan teori yang menjelaskan penerimaan
keluarga dalam disparitas yang terjadi secara ters menerus, teori ini dapat menjadi panduan bagi
tenaga kesehatan dalam menghadapi kondisi tersebut ( Coughlin & sethares, 2017; Vitale & Falco,
2014 ).Dalam Middle Range Chronic Srrrow terdapat beberapa konsep utama dan definisi yaitu
sebagai berikut :

1. Chronic Sorrow
Ketidakseimbangan secara terus menerus sebagai akibat dari proses kehilangan, ditandai
dengan duka mendalam dan terus menerus. Gejala dari peristiwa berduka terjadi secara
periodic dan gejala ini mungkin terus berkembang / meningkat.
2. Loss
Kehilangan terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara situasi ideal yang diinginkan
dengan situasi nyata yang terjadi . sebagai contoh orang tua berharap untuk memiliki anak
yang sempurna dan situasi yang nyata yang dialami adalah orang tua memiliki anak dengan
disabilitas.
3. Trigger Events
Situasi kondisi yang berlangsung yang menjadi focus dari pengalaman atau perasaan
kehilangan dan dapat mencetuskan atau memunculkan kembali reaksi perasaan berduka.
4. Management Methods
Hal ini berkaitan dengan respon individu untuk berdamai dengan dukacita yang ia rasakan
atau perasaan chronic sorrow yang dialami. Respon ini dapat bersifat internal yaitu strategi
koping yang individu susun atau eksternal yaitu dengan melibatkan intervensi dari tenaga
kesehatan professional.
5. Ineffective Management
Manajemen ini merupakan hasil dari strategi yang meningkatkan ketidaknyamanan individual
atau yang memperberat perasaanchronic sorrow yang dialami individu tersebut.
6. Effective Management
Hal ini dihasilkan dari strategi yang meningkatkan kenyamanan dan mempengaruhi individu.

D. Strategi manajemen
NCRCS meyakinkan bahwa kesedihan kronis bukan masalah jika para individu dapat melakukan
manajemen perasaan secara efektif.
Strategi koping internal :
1. Action ( tindakan )

Mekaniseme koping action individu baik yang bersangkutan maupun pelaku perawatnya.
Contohnya metode distraksi yang umum digunakan untuk menghadapi nyeri .

2. Kognitif
Meknaisme koping ini jugs sering digunakan cotntohnys berfikir positif, ikhlas menerima
semua ini.
3. Interpersonal
Misalnya dengan berkonsultasi dengan ahli jiwa, bergabung dengan kelompok pendukung,
melakukan curhat.
4. Emosional
Misalnya menangis dan mengekspresikan emosi

Strategi manajemen ini semua dianggap efektif bila para pelaku atau individu mengaku terbantu
untuk menurunkan perasaan kembali berduka.
Strategi Koping eksternal :

Dideskrepsikan sebagai intervensi yang dilakukan oleh professional kesehatan dengan cara
meningkatkan rasa nyaman para subyek dengan bersikap empati, memberi edukasi serta
merawat dan melakukan tindakan professional kompeten lainnya.

E. Asumsi Utama
Dalam Middle Range Chronic Sorrow terdapat beberapa asumsi uatama yaitu :
1. Keperawatan
Praktek keperawatan memiliki lingkup praktek untuk mendiagnosa adanya kesedihan kronis
untuk kemudian melakukan intervensi untuk mengatasinya. Perawat dapat menyediakan
bimbingan antisipasi ( anticipatory guidance )pada individu yang beresiko. Tugas utama
perawat adalah bersikap empati, memberi edukasi, serta merawat dan melakukan tindakan
professional kompeten lainnya.
2. Manusia
Dalam teori ini,manusia memiliki persepsi ideal mengenai proses kehidupan dan kesehatan.
Manusia akan membandingkan pengalamannya denag idealismenya pribadi dan dengan
orang-orang disekitarnya. Meskipun pengalaman individu terhadap kehilangan bersifat unik,
namun terdapat komponen-komponen yang umumnya dapat diprediksi ada terikat
pengalaman kehilangan.
3. Kesehatan
Kesehatan seseorang tergantungadaptasi terhadap kesenjangan yang tercipta setelah
kehilangan . koping yang efektif menghasilkan respon normal terhadap kehilangan.
4. Lingkungan
Lingkungan pelayanan kesehatan merupakan tempat terjadinya interaksi individu dalam
konteks social, dengan keluarga, social dan pekerjaan.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kasus

Nona Y adalah putri tunggal dari Ny F dan Tn R yang sudah lama dirindukan
kehadirannya didunia ini. Ketika dia usia 14 tahun Nn Y mengalami osteosarcoma stadium
III terdiagnosis 1 tahun yang lalu. Ny F berperan sebgai pemberi asuhan utama ( primary
caregiver ) bagi Nn Y dirumah. Banyak informasi dari pihak atau keluarga atau tetangga
yang membuat orang tua semakin takut dan cemas tentang kehidupan dan keselamatan
putri tercintanya. Semenjak sakit anaknya tidak bisa beraktivitas , lebih banyak mengurung
diri dalam rumah dan tidak sekolah.

B. Analisis :

Orang tua dengan anak yang didiagnosa dengan


ketidakmampuan/disabilitas/mengalami penyakit kronis mulai belajar proses yang
disebut kehilangan “loss”anak yang normal dan peran orang tua yang normal yang
mereka harapkan.

Profesional perawatan kesehatan primer membutuhkan pemahaman terhadap


kehilangan alamiah ini dan dampaknya terhadap kehidupan keluarga dan masa depan
orangtua. Saat didiagnosa adalah merupakam waktu penuh emosional dn kebingungan
yang sering juga adalah kecemasan yang tinggi. Orang tua tidak akan siap untuk
mendengar berita yang traumatic tentang anak merekadan pendapat anggota keluarga,
teman, para kenalan dan laporan media yang menambah kebingungan mereka.
Menurut teori yang dikembangkan Georgene Gaskill Eakes , Mary Lermann Burke,
dan Margaret A Hainsworth:

a) Chronic Sorrow
Kesedihan yang mendalam yang dirasakan oleh keluarga Ny F karena Nn Y adalah
putri tunggal yang telah mereka harapkan. Tetapi saat ini sang anak mengalami
penyakit osteosarcoma ( kanker tulang ).
b) Loss
Kedua orangtua Nn Y menghadapi Loss atau kehilangan anak normal atau
sempurna. Orangtua mengharapkan anak mereka bisa hidup dan beraktivitas
dengan normal seperti anak yang lain, tetapi kenyataanya pada usia remaja anak
mereka terdiagnosa /mengalami osteosarcoma ( kanker tulang ) sehingga saat ini
mempunyai keterbatasan dan gangguan pada tumbuh kembangnya.
c) Triger Events
Nn Y sebagai anak tunggal yang mengalami oenyakit kronis osteosarcoma dan
kehidupan remajanya tidak sesuai harapan. Nn Y tidak mampu beraktivits seperti
remaja pada umumnya dan lebih banyak mengurung dirumah.
d) Managemen Methode
Secara internal kedua orangtua dan anak berusaha menggunakan strategi koping
untuk mengidentifikasi proses berduka. Secara eksternal didapat dukungan
keluarga lain atau perawat serta tetangga. Perawat juga dapat membantu
mengidentifikasi strategi koping secara personal.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Chronic Sorrow merupakan salah satu Middle Range Theory yang konsep awalnya berasal
dari teori yang dicetuskan oleh Olshansky pada tahun 1962. Kemudian dikembangkan oleh pusat
study The Nursing Consortium for Research on Chronic Sorrow ( NCRCS ) yang diprakarsai oleh
Eakes, Burke dan Hainsworth. Burke mendefinisikan duka cita kronis sebagai suatu kesedihan
yang meresap dan merupakan pengalaman permanen, periodic dan berpotensi menjadi lebih
berat ( Eakes, Burke&Hainsworth, et al,1993). Cronic Sorrow merupakan respon normal manusia
yang berhubungan dengan disparitas berkelanjutan sebagai akibat dari situasi kehilangan. Kondisi
ini merupakan siklus yang terjadi secara alamiah. Dalam kondisi tersebut terdapat pencetus yang
memperberat respon berduka, bersifat internal maupun eksternalyang dapat diprediksi. Manusia
memiliki strategi koping yang efektif dalam mencapai keseimbangan saat mengalami chronic
sorrow. Pada dasarnya chronic sorrow disebabkan oleh disparitas antara kondisi harapan dan
kenyataan ( Eakes et al, 1998; Alligood, 2014 )

Pendiagnosaan chronic sorrow dapat membuat seseorang jatuh pada keadaan sedih yang
mendalam, karena harapan atau keinginan tidak sesuai dengan realita. Kesedihan kronis
merupakan kesenjangan yang berlangsungakibat kerugian dari suatu fungsi dan bersifat
permanen. Gejala kesedihan akan berulang secara berkala dan gejala-gejala ini berpotensi
progresif (Alligood, 2014). Peran perawat dalam teori ini adalah menunjukkan rasa empati dan
memberikan support system agar klien tidak jatuh dalam keadaan depresi, sehingga klien mampu
melakukan manajemen koping baik manajemen koping internal maupun eksternal yng
melibatkan klien, perawat, dokter, psikolog atau tenaga kesehatan lainnya serta dukungan dari
orang-orang terdekat.
2. Saran
Peran perawat sebagai pemberi support system sebaiknya dilakukan dengan sungguh-
sungguh, karena klien mungkin akan mengalami chronic sorrow berulang sehingga klien beresiko
untuk jatuh dalam keadaan depresi.
DAFTAR PUSTAKA

Bermeb, Audrey dkk. 2008. Fundamental of nursing. New Jersey : Pearson Educaton.
Alligood, M.R. (2014). Nursing theories and their work. 8 edition. Singapore. Elsevier Singapore
Pte Ltd.

Alligood, M.T. (2014). Introduction to nursing theory : Its history significance and analysis. In A.M.
Tomey & m.R.Alligood (Eds), Nursing theorist and their work (8 th ed, pp. 3-15). St. Louis : Elsevier
Coughlin, M. B., & Sethares, K. A. (2017). Chronic Sorrow in Parents of Children with a Chronic
Illness or Disability : An Integrative Literature Review. Journal of Pediatric Nursing, 37, 108-
116.doi:10.1016/j.pedn.2017.06.011

Eakes, g.g., Burke, M. L., & Hainsworth, M. A. ( 1998). Middle-Range Theory, Journal of Nursing
Scholarship, 30(2), 179-184
Vitale, S. A., & Falco, C. (2014). Children Born Prematurely : Risk of Parenteral Chronic Sorrow.
Journal of Pediatric Nursing, 29, 248-251.doi:10.1016/j.pedn.2013.10.012
Asmadi.2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : ECG
Blais, Kathleen Koening dkk. 2006. Praktek Keperawatan Profesional, Jakarta : Kedokteran ECG
Kasron, Sahran dan Ohorella B Usman. 2016. Teori Keperawatan dan Tokohnya. Jakarta : CV.
Trans Info Medika

Anda mungkin juga menyukai