Anda di halaman 1dari 17

TUGAS ELEMEN MESIN I

PERANCANGAN MESIN PENGIRIS PISANG


UNTUK HOME INDUSTRY

DOSEN PEMBIMBING
YUSUF ALI ST,MT

Disusun oleh :
JACKY HERMANTO YERRY
16205210

TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS FAJAR MAKSSAR
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YMK, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya maka makalah Tugas Perancangan Elemen Mesin I dengan Mesin
Pengiris Pisang Home Industry ini dapat diselesaikan.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih kurang
sempurnah oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua
pihak sangat diharapkan.
Akhirnya melalui kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami
mengharapkan semoga makalah ini berguna bagi kita semua dan pembaca pada
lainnya.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

Bab I Pendahuluan 3

Latar Belakang 3

Tujuan 3

Bab II Pembahasan 4

Industri Keripik 4

Menentukan Spesifikasi 4

Observasi 5

Konsep 6

Analisis Daya Motor 8

Analisis Dan Bahan 9

Bab III Penutup 15

Kesimpulan 15

Saran 15

Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kualitas keripik pisang ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu rasa dan
kerenyahan serta bentuk irisan yang tidak pecah / rusak. Cara mengiris pisang
merupakan salah satu kendala utama untuk menghasilkan keripik pisang yang
berkualitas. Kebanyakan industri keripik pisang masih menggunakan cara
manual, dengan menggunakan pisau untuk mengiris pisang, sehingga hasil irisan
tidak optimal. Jika pisang masih panjang, proses pengirisan dapat dilakukan
dengan mudah. Akan tetapi jika pisang sudah pendek (karena sudah diiris),
maka irisan pisang yang dihasilkan banyak yang sobek. Untuk itu perlu dilakukan
perancangan mesin pengiris pisang yang mampu menghasilkan irisan pisang
dengan ketebalan yang seragam serta dapat meningkatkan kapasitas produksi.
Metode yang dilakukan dalam mengidentifikasi permasalahan yang ada yaitu
dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara pada pemilik home
industry pembuatan keripik pisang. Selain itu juga melakukan pengumpulan data
yang dapat menunjang proses perancangan, seperti dimensi pisang, kapasitas
produksi mula-mula, dan lainnya. Dari data yang diperoleh, dilakukan pembuatan
dan pemilihan konsep. Pengembangan konsep terpilih, disertai dengan analisis
teknik pada komponen kritis, analisis ergonomi serta lingkungan. Tahap
selanjutnya adalah melakukan analisis biaya pembuatan disertai dengan
pembuatan prototype. Dari hasil perhitungan, diperoleh biaya pembuatan
prototype mesin pengiris pisang sebesar ± Rp.1.600.000,-. Mesin ini mempunyai
kapasitas 60 kg/jam, dengan 2 variasi pengirisan (lurus dan miring), serta
ketebalan hasil irisan yang dapat diatur.

B. Tujuan

- Untuk membantu pengusaha agar lebih mudah mengelolah olahan.


- Mengurangi biaya pengeluaran para pengusaha.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Industri Keripik

Industri keripik pisang banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan


menjadi komoditi andalan mata pencaharian masyarakat setempat. Proses
pembuatan keripik pisang sangat mudah dan menggunakan peralatan bantu yang
sederhana. Mula-mula pisang diiris tipis dengan ketebalan kurang lebih 2 mm.
Pengirisan bisa dilakukan melintang atau memanjang sesuai dengan keinginan, dan
irisan pisang tersebut ditiriskan sejenak untuk menurunkan kadar airnya sehingga
siap untuk digoreng. Setelah masak, gorengan kripik pisang ini diangkat dan
ditiriskan. Untuk meningkatkan cita rasanya, dimasukan bumbu-bumbu tambahan
seperti air gula merah. Setelah dingin, keripik pisang dikemas dalam pembungkus
plastik yang kedap udara dan siap untuk dipasarkan. Kualitas keripik pisang
ditentukan oleh tiga faktor utama yaitu rasa dan kerenyahan serta bentuk irisan yang
tidak pecah / rusak. Cara mengiris pisang merupakan salah satu kendala utama dala
menghasilkan keripik pisang yang berkualitas. Kebanyakan industri keripik pisang
masih menggunakan cara manual, dengan menggunakan pisau untuk mengiris
pisang, sehingga hasil irisan tidak optimal. Disamping itu, ada beberapa home
industry yang menggunakan pisau yang diletakkan pada piringan berputar. Jika
pisang masih panjang, proses pengirisan dapat dilakukan dengan mudah. Akan
tetapi jika pisang sudah pendek (karena sudah diiris), maka irisan pisang yang
dihasilkan banyak yang sobek. Kualitas bentuk dan geometri irisan pisang sangat
tergantung dari kondisi dan keterampilan operatornya. Oleh karena itu, selain kurang
higienis, ketebalan irisan pisang yang dihasilkan tidak seragam. Padahal ketebalan
irisan sangat mempengaruhi kerenyahan dari keripik pisang. Untuk itu perlu
dilakukan perancangan mesin pengiris pisang yang mampu menghasilkan irisan
pisang dengan ketebalan yang seragam, lebih higienis, aman, serta dapat
meningkatkan kapasitas produksi.

1.2 Menentukan Spesifikasi

Berdasarkan permasalahan di atas, dilakukan perancangan Mesin Pengiris


Pisang dengan terlebih dahulu menentukan spesifikasi awal yang sesuai, yaitu:

1. Dimensi maksimum keseluruhan: panjang x lebar x tinggi = 50cm x 50 cm x


80cm.
2. Ketebalan irisan dapat diatur antara 1 mm sampai dengan 3 mm, dengan dua
variasi pengirisan, yaitu lurus (melintang) dan miring.
3. 3. Kapasitas produksi sebesar 4 tandan/jam atau 60 kg/jam, (1 tandan pisang
raja berisi ± 100 buah pisang) dan (berat 1 tandan pisang raja ± 15 kg).
4. Menggunakan penggerak motor listrik AC.
5. Harga tidak melebihi Rp. 2 juta.
Tahapan yang dilakukan pada perancangan Mesin Pengiris Pisang dapat dilihat
pada Gambar 1. Untuk mendukung proses perancangan, dilakukan pengumpulan
data melalui observasi, wawancara, dan studi literatur terkait dengan obyek yang
dirancang. Observasi dan wawancara dilakukan kepada pemilik home industry
keripik pisang dan operator pengiris pisang. Sedangkan data data yang dikumpulkan
meliputi: bahan baku keripik pisang, alat bantu pengiris pisang yang sudah beredar
di pasaran beserta analisis kelebihan dan kekurangannya.

1.3 Observasi

Berdasarkan observasi, diperoleh beberapa permasalahan yaitu:

1. Proses pengirisan dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau.


2. Hasil pemotongan yang tidak seragam, dipengaruhi kondisi dan keterampilan
operator.
3. Tidak higenis, karena pisang dipegang tangan waktu proses pengirisan.
4. Keselamatan kerja kurang baik. Apabila tidak berhati-hari, tangan operator
dapat terluka saat mengiris pisang yang sudah tinggal ¼ bagian.

Dari wawancara yang dilakukan kepada pemilik home industry keripik pisang dan
operator pengiris pisang, diperoleh data sebagai berikut:

1. Waktu yang dibutuhkan untuk mengiris pisang dengan pisau secara manual
yang ketebalannya ± 2 mm adalah ± 8 kg/jam, tergantung dari ketrampilan
operatornya.
2. Kualitas dari keripik pisang ditentukan dari jenis pisang, bahan-bahan
pembuat keripik pisang dan yang paling penting adalah ketebalan pisang saat
diiris karena dapat mempengaruhi gurih dan kerenyahan keripik pisang
tersebut.
3. Dalam memenuhi permintaan konsumen yang tinggi, maka diperlukan
penambahan jumlah operator untuk meningkatkan produktivitas

Setelah memperoleh semua data pendukung, langkah selanjutnya adalah


pengolahan data melalui pendekatan teknis yang berhubungan dengan
perancangan dan pengembangan produk. Proses ini menghasilkan ide-ide awal
perancang yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ada, dalam
hal ini dibuat beberapa konsep desain sesuai dengan spesifikasi produk yang telah
ditentukan sebelumnya. Untuk menentukan konsep mana yang akan dikembangkan,
diperlukan kriteria-kriteria perancangan dengan bobot masing-masing kriteria yang
berbeda-beda. Kriteria yang digunakan yaitu: hasil irisan pisang yang seragam,
mudah dalam pengoperasian dan perawatan, aman dan awet, mudah dimanufaktur,
murah. Berdasarkan pembobotan kriteria tersebut, langkah selanjutnya adalah
pemberian nilai (scoring) pada masing-masing kriteria dari konsep yang dibuat. Dari
sini akan diperoleh konsep mana yang layak untuk dikembangkan lebih lanjut.
Gambar 2 merupakan sketsa dari konsep terpilih.
1.4 Konsep

Konsep ini memiliki beberapa penjabaran fungsi produk, yang bertujuan untuk
menghubungkan permasalah dengan pemecahannya secara langsung, dengan
mempertimbangkan input, output, obyek yang digunakan, serta fungsi kerja produk
itu sendiri. Adapun penjabaran fungsi dari konsep terpilih dapat dilihat pada tabel 1
di bawah ini.
Mekanisme kerja konsep terpilih menggunakan motor yang ditransmisikan
melalui pulley dan belt ke poros yang nantinya akan memutar piringan. Pada
piringan tersebut terdapat 3 buah pisau sebagai pengiris pisang. Pisang yang sudah
dikupas dimasukkan ke dalam pemegang pisang. Dengan adanya tekanan dari
pegas maka pisang akan terdorong ke dalam piringan berputar, sehingga pisang
akan teriris sesuai dengan ketebalan yang sudah diatur sebelumnya. Selanjutnya
dibuat model 3 dimensi dari konsep terpilih. Dengan model 3 dimensi ini, kita dapat
menentukan dimensi awal komponen, mengetahui bagian-bagian yang kritis, serta
melakukan simulasi pergerakan yang diinginkan. Dengan pembuatan model 3
dimensi, perancangan yang dilakukan menjadi lebih efektif dan efisien. Gambar 3
merupakan hasil pemodelan 3 dimensi dari konsep Mesin Pengiris Pisang.

Gambar 3: Model 3 Dimensi dari Konsep Terpilih

Pada mesin ini, fungsi pengiris pisang menggunakan piringan berputar yang
digerakkan oleh motor listrik AC. Pada piringan ini terdapat 3 buah mata pisau yang
dapat diatur posisinya. Pengaturan posisi mata pisau mempengaruhi ketebalan
irisan pisang yang dihasilkan. Gambar 4 dibawah ini merupakan model 3 dimensi
dari piringan berputar dengan 3 buah mata pisau.
Gambar 4: Model 3 Dimensi dari Piringan dan Pisau

Selanjutnya melakukan analisis teknik untuk memperoleh dimensi minimum


dari komponenkomponen kritis, serta penentuan material yang sesuai. Selain itu,
dilakukan analisis untuk memperoleh kebutuhan daya motor sebagai sumber
penggerak dari mesin pengiris pisang ini. Langkah-langkah yang dilakukan untuk
memperoleh daya motor dapat dilihat pada Gambar 5.

1.6 Analisis Daya Motor


1.7 Analisis dan Bahan

Dari analisis teknik yang sudah dilakukan sebelumnya, dapat diketahui bahwa
daya motor yang dibutuhkan pada Mesin Pengiris Pisang ini sebesar 0,038 kW. Oleh
karena itu digunakan motor yang mudah diperoleh di pasaran, dengan spesifikasi:
supply tegangan 230 VAC, daya 0,25 HP dan putaran 1400 rpm. Hasil analisis
teknik dari Mesin Pengiris Pisang secara lengkap dapat dilihat pada Tbel 2 di bawah
ini.

Selain itu, dapat dilakukan pemilihan material yang sesuai dari masing-
masing komponen mesin. Akan tetapi, pemilihan material tidak hanya berdasarkan
hasil analisis teknik, tetapi juga harus memperhatikan beberapa faktor, antara lain:
mudah diperoleh di pasaran, murah, ramah lingkungan, dan mudah dimanufaktur.
Beberapa jenis material yang digunakan pada mesin ini antara lain:

• Kerangka Utama : Baja Profil L : 300.000

• Piringan Berputar : Besi Cor : 200.000

• Komponen yang bersentuhan dengan pisang : Stainless Steel : 150.000

Setelah jenis material dan dimensi komponen sudah diketahui, perlu


dilakukan pembuatan detail drawing. Hasil dari proses ini digunakan sebagai data,
dokumentasi, ilustrasi wujud produk sebenarnya dan sebagai acuan proses
pembuatan produk dimana proses ini dilakukan menurut standar yang berlaku, baik
dalam bentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Detail drawing ini juga dapat dijadikan
dasar dalam perancangan proses manufaktur dan proses perakitan. Perancangan ini
dilakukan agar mesin dapat dibuat dan dirakit dengan mudah. Sebisa mungkin
proses yang dilakukan menggunakan alat bantu yang sederhana dan sering ditemui
di bengkel-bengkel industri kecil. Hal ini secara langsung dapat meminimalkan biaya
pembuatan serta perakitannya.

Berdasarkan semua hasil perancangan sebelumnya, dilakukan pembuatan


prototype dari Mesin Pengiris Pisang. Melalui prototype ini, kita dapat mengetahui
performansi dan mekanisme dari mesin, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan di awal. Selain itu juga dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang
masih harus diperbaiki, sehingga dapat diperoleh mesin dengan kualitas yang baik.

Dalam pembuatan prototype, mungkin akan banyak ditemui input-input


tambahan sebagai informasi yang dapat dimasukkan ke dalam mekanisme
sistemnya. Selain itu tujuan dari pembuatan prototype adalah untuk menekan biaya
trial and error. Pembuatan prototype merupakan proses iterasi atau koreksi untuk
detail model produk secara nyata. Pembuatan prototype bisa digunakan sebagai
evaluasi sketsa produk yang meliputi analisis komponen, bentuk produk,
perhitungan teknis, jumlah dan penempatan tata letak komponen atau mesinnya,
analisis bahan, analisis fungsi enginering, ergonomi, dan analisis ekonomi ke dalam
bentuk yang nyata. Gambar 6 pada halaman berikut ini merupakan prototype dari
Mesin Pengiris Pisang.

Gambar 6: Prototype Mesin Pengiris Pisang

Keterangan Gambar 6:

1 = Pemegang dan pendorong pisang untuk potongan melintang

2 = Pemegang dan pendorong pisang untuk potongan miring

3 = Penutup piringan berputar

Untuk mengetahui performansi dari hasil rancangan, maka dilakukan uji coba
terhadap prototype ini. Melalui uji coba ini, dapat diketahui apakah hasil rancangan
dapat digunakan sesuai dengan spesifikasi dan kebutuhan home industry. Analisis
uji coba prototype ini dilakukan pada mekanisme pemegang dan pendorongan
pisang, mekanisme pengirisan pisang, kemudahan dan keamanan dalam
pengoperasian, kapasitas produksi, serta kualitas irisan pisang yang dihasilkan.
Langkah-langkah yang dilakukan saat uji coba pada prototype mesin pengiris pisang
ini adalah:
1) Menyediakan bahan berupa pisang mentah yang telah dikupas kulitnya
sebanyak 1 kg. Pisang yang digunakan sebagai bahan baku keripik pisang
adalah pisang yang masih agak keras.
2) Menyiapkan tempat penampungan untuk hasil potongan pisang.
3) Mengatur posisi pisau pada piring berputar, agar tebal irisan pisang sesuai
dengan yang diinginkan. Pada uji coba kali ini, tebal irisan pisang yang
diinginkan adalah 2 mm.
4) Menyalakan mesin, kemudian memasukkan pisang pada tempat pemegang
pisang satu persatu sampai pisang habis.
5) Lama loading dan proses pengirisan yang terjadi diukur dengan
menggunakan stop watch.

Pengukuran waktu loading dan proses pengirisan dihitung pada saat operator
memasukkan pisang ke dalam tabung pemegang. Pada gambar 7, dapat dilihat
detail dari pemegang dan pendorong pisang untuk bentuk irisan miring.

Gambar 7: Detail dari Mekanisme Pemegang dan Pendorong Pisang

Keterangan Gambar 7:

1 = Handle Penarik
2 = Slot Pengunci
3 = Pengunci
4 = Pegas Tekan

Cara untuk memasukkan dan mendorong pisang adalah sebagai berikut:

1. Handle (nomor 1) ditarik sampai pengunci (nomor 3) menyentuh batas slot


tabung.
2. Memutar handle searah jarum jam, sampai pengunci masuk ke dalam slot
pengunci (nomor 2).
3. Memasukkan pisang ke dalam tabung.
4. Memutar handle berlawanan jarum jam, sampai pengunci terlepas dari slot
pengunci.
5. Melepaskan handle, sehingga pegas akan menekan pisang menuju ke
piringan berputar untuk diiris.

Cara di atas juga berlaku pada tabung pemegang untuk potongan melintang,
hanya posisi tabungnya yang berbeda (tegak lurus pisau berputar). Dalam uji coba
ini, disediakan 3 jenis pisang sebagai bahan baku keripik pisang yang sering
digunakan. Adapun jenis pisang dan spesifikasinya yaitu:

• Pisang Raja : panjang rata-rata 13 cm, diameter rata-rata 3,5 cm

• Pisang Kepok : panjang rata-rata 12 cm, diameter rata-rata 3,5 cm

• Pisang Ambon : panjang rata-rata 11 cm, diameter rata-rata 3 cm

Selanjutnya dilakukan pengukuran waktu loading dan pengirisan pisang, yang


digunakan untuk menghitung kapasitas produksi dari mesin ini apakah sesuai
dengan spesifikasi awal yang ditentukan.

Hasil pengukuran waktu dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3: Hasil Pengukuran Waktu Pengirisan Pisang

Dari percobaan tersebut, diperoleh besar kapasitas mesin hasil rancangan,


yaitu sebesar 1 kg/65 detik atau ± 60 kg/jam. Hasil ini masih dalam batas toleransi
spesifikasi rancangan yang diinginkan, yaitu sebesar 60 kg/jam. Prosentase
perbedaan kapasitas mesin pada spesifikasi awal rancangan dengan hasil uji coba
adalah 100% - ( 60/65 x 100 % ) = 7,7%. Perbedaan kapasitas dapat dipengaruhi
oleh kondisi operator pada saat memasukkan pisang ke dalam tabung
pemegang.Semakin lama waktu yang dibutuhkan operator dalam melakukan
loading, maka kapasitas mesin menjadi semakin kecil. Analisis juga dilakukan pada
bentuk hasil irisan pisang serta ketebalannya. Hasil irisan pisang dapat dilihat pada
Gambar 8 (posisi melintang), dan Gambar 9 (posisi miring).
Gambar 8: Hasil Irisan Pisang untuk Posisi Melintang

Gambar 9: Hasil Irisan Pisang untuk Posisi Miring

Bentuk dari hasil irisan pisang pada posisi miring tidak seragam, bahkan ada
yang mirip dengan bentuk hasil irisan secara melintang. Hal ini disebabkan
clearance antara pisang dengan diameter tabung pemegang cukup besar sehingga
pisang dapat berubah posisi. Selain itu bentuk pisang yang cenderung melengkung,
sedangkan bentuk tabung pemegangnya silindris (lurus). Untuk hasil pengukuran
ketebalan dari irisan pisang dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini. Agar lebih akurat,
pengukuran ketebalan irisan dilakukan dengan menggunakan jangka sorong
ketelitian 0,05 mm.

Pengukuran tidak dilakukan pada semua hasil irisan pisang, tetapi hanya diambil 5
buah saja.
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa ketebalan hasil irisan pisang mendekati
ketebalan yang diinginkan. Perbedaan hasil dapat terjadi saat pengukuran maupun
setting posisi pisau yang kurang sempurna. Tetapi secara umum, ketebalan yang
dihasilkan sudah sesuai dengan spesifikasi awal rancangan.

Analisis biaya produksi Mesin Pengiris Pisang ini hanya difokuskan pada biaya
pembuatan prototype. Biaya total pembuatan prototype mesin ini sebesar ±
Rp.1.600.000,-.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan semua hasil perancangan, analisis, dan uji coba yang telah
dilakukan, dapat diketahui bahwa Mesin Pengiris Pisang ini dapat menjawab semua
permasalahan dan kebutuhan yang ada, baik dari operator maupun pemilik home
industry keripik pisang. Adapun spesifikasi dari mesin ini antara lain:

1) Dimensi umum = 50 cm x 40 cm x 75 cm.


2) Proses pengirisan menjadi lebih mudah, higienis, dan tidak membahayakan
operator.
3) Kapasitas mesin lebih besar dari alat yang sudah ada, yaitu sebesar ± 60
kg/jam, dengan 2 variasi pemotongan, yaitu lurus (melintang) dan miring
4) Ketebalan hasil irisan pisang lebih seragam dan dapat diatur.
5) Motor yang digunakan: motor AC dengan daya = ¼ HP, putaran = 1400 rpm
6) Biaya pembuatan prototype mesin pengiris pisang sebesar ± Rp.1.600.000,-
Masih terdapat kekurangan pada mesin pengiris pisang ini, seperti:
mekanisme feeder (pendorong) pisang yang kurang sempurna. Hasil
perancangan ini diharapkan dapat terus dikembangkan untuk membantu
perkembangan home industry khususnya yang bergerak pada bidang pangan
(keripik pisang dan singkong).

B. Saran

Saat ingin merancang sebuah mesin atau alat untuk mempermudah atau
mempermurah sebaiknya dengan ketentuan kelayakan yang meyakinkan atau
sesuai prosedur.
Daftar Pustaka

Beer, Ferdinand P, Johnston, E. Russell Jr., 2001, Mekanika Teknik Untuk Insinyur:
Statika., Edisi keempat, Erlangga, Jakarta.

Deutzchman, Aron, D, 1999 Machine Design, Theory and Practice, MacMillan


Publishing, Co, Inc, New York.

John A. Schey, 2004, Introduction to Manufacturing Processes, Third Edition,


McGraw-Hill International Edition.

Shigley, Yoseph Edward, 2001, Mechanical Engineering Design, Seventh Edition,


International Edition.

Suga, Kiyokatsu., Sularso., Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin,


Cetakan ke-8, Pradya Paramita, Jakarta.

Ulrich, Karl; Steven D. Eppinger, 2001, Perancangan Dan Pengembangan Produk,


Irwin McGraw Hill, Salemba Teknika, Jakarta.

Zainun, Achmad, Ir, Msc., 1999, Elemen Mesin I, PT Refika Aditama, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai