446 871 1 SM PDF
446 871 1 SM PDF
446 871 1 SM PDF
Aqsha Ramadhanisa
Faculty of Medicine, Universitas Lampung
Abstract
Conjunctivitis is an eye disease that can occur in adults and children. The incident of conjungtivitis in Indonesia
currently occupies the second place of 10 major eye disease. In the treatment of disease, the approach in medical
care not only focuses on the biological aspect (disease) but also influence by phisicosocial aspect. Because of the
interaction between social communities and families with the help of the community environment is helpful not
only in solving clinical problem but also phisycosocial issues. Ny. H 41 y.o experienced left eye red, watery, and
itchy. Neighbors and the patient’s mother also experienced the same thing. The diagnosis of bakterial conjunctivitis
based on some recent research, treatment and education provided is oksitetracyclin family of good hygiene
practices and healthy and extension about conjunctivitis. Maintain hygiene and behavior change is essential in
improving public health.
Abstrak
Konjungtivitis adalah penyakit mata yang dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak. Dalam penanganan
penyakit, pendekatan dalam pelayanan medis tidak hanya berfokus pada aspek biologi (penyakit) tetapi
juga dipengaruhi aspek psikososial. Karena itu interaksi antara komunitas sosial dan keluarga dengan
bantuan lingkungan komunitasnya sangat membantu tidak hanya dalam menyelesaikan masalah klinis
saja tetapi juga masalah psikososial. Ny. H 41 tahun mengalami mata kiri merah, berair, dan gatal. Tetangga dan
ibu pasien juga mengalami hal yang sama. Diagnosis konjungtivitis bakterial berdasarkan beberapa penelitian
terbaru, pengobatan diberikan adalah oksitetracyclin dan edukasi keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat
serta penyuluhan konjungtivitis. Menjaga kebersihan dan perubahan perilaku sangat penting dalam meningkatkan
kesehatan masyarakat.
dewasa muda. Sekitar 1-3% pengguna nadi: 60x/menit dan frek. nafas: 20
kontak lensa terkena konjungtivitis x/menit. Mata kiri visus 6/6, palpebra
papiler raksasa dan 10% neonatus superior dan inferior edema (-),
mengalami konjungtivitis dengan supersilia dan silia dalam batas normal,
berbagai penyebab. Konjungtivitis bulbus oculi strabismus (-), gerak bola
infeksius mengenai perempuan dan mata ke segala arah, injeksi konjungtiva
laki-laki dengan insidens yang sama. (+), secret (+) hiperemis (+), sikatrik (-),
Namun, konjungtivitis sicca lebih sering siliar injeksi (-), kornea jernih, camera
terjadi pada perempuan. Sebaliknya, oculi anterior kedalaman cukup, iris
keratokonjungtivitis vernal dan kripta baik, pupil bulat, regular, sentral,
diameter 3 mm, refleks cahaya (+),
lensa jernih, fundus refleks tidak tetap menggunakan tetes mata yang
diperiksa dan kanan dalam batas telah ia gunakan sebelumnya untuk
normal. telinga, hidung, mulut, mengobati matanya. Pasien juga sering
tenggorokan dan leher dalam batas menyentuh mata kirinya kemudian
normal. Cor, pulmo, abdomen, menyentuh mata kanannya tanpa
ekstremitas dan status neurologis tidak mencuci tangan terlebih dahulu. Hal ini
ada kelainan. Berdasarkan anamnesis menyebabkan mata kanan pasien juga
dan pemeriksaan fisik didapatkan ikut tertular, menjadi merah dan berair
diagnosis pada pasien ini adalah serta menghasilkan secret yang lebih
konjungtivitis bakterial (ICD X H 10.0). banyak di pagi hari. Oleh karena itu
Tatalaksana yang dilakukan pasien diedukasi mengenai penularan
pada pasien adalah dengan farmakologi konjungtivitis serta kembali diberi
dan non farmakologi. Terapi oksitetrasiklin untuk matanya.
farmakologis yang diberikan adalah Pada kunjungan kedua
Oksitetrasiklin 1% zalp. Non dilakukan perencanaan intervensi
farmakologi yang dilakukan adalah edukasi pada pasien dan keluarga
dengan memberikan konseling pada mengenai penyakit konjungtivitis
keluaraga mengenai konjungtivitis dan beserta komplikasinya, memberikan
melakukan promosi kesehatan melalui dukungan pada keluarga untuk
kunjungan ke rumah pasien. Tujuan mengobati seluruh anggota keluarga
kunjungan ini adalah untuk mencegah yang mengalami keluhan yang sama
penularan konjungtivitis bakterial pada dan pencegahan penularan
anggota keluarga yang lain serta konjungtivitis. Intervensi yang
tetangga pasien dan meningkatkan dilakukan berupa pemberian booklet
kesehatan keluarga terutama mengenai tentang perilaku hidup bersih dan sehat
perilaku mencari pengobatan. di rumah tangga dan memberi
Pada pasien ini dilakukan penyuluhan tentang konjungtivitis
kunjungan rumah sebanyak 3 kali, pada pasien dan keluarga.
dimana pada kunjungan pertama hal Pada kunjungan ketiga (7hari
yang dilakukan ialah berkenalan dari kunjungan pertama) dilakukan
dengan pasien dan keluarganya dan evaluasi dan didapatkan bahwa mata
meminta izin untuk dilakukan pasien telah kembali normal serta ibu
pembinaan serta melakukan anamnesa pasien telah berkurang bengkak di
secara keseluruhan kepada pasien dan matanya.
anggota keluarganya. Berdasarkan Selain ibu pasien, tetangga
pertemuan pertama didapati bahwa ibu pasien juga mengalami hal yang sama.
pasien telah mengalami keluhan yang Menurut pasien saat ini sedang banyak
sama sejak 1 minggu yang lalu disertai yang menderita penyakit ini di
dengan pembengkakkan pada kelopak lingkungan rumahnya.
mata namun ibu pasien tidak dibawa ke Pembahasan
puskesmas, hal ini membuat kondisi Berdasarkan anamnesa dapat
matanya semakin parah. Sehingga saat diketahui bahwa pasien menderita
pasien mendapatkan obat dari konjungtivitis.9 Konjungtivitis adalah
puskesmas pasien memberikan obat peradangan pada konjungtiva yang
tersebut pada ibunya sedangkan pasien umumnya ditandai dengan iritasi, gatal,
sensasi benda asing, dan berair atau termasuk konjungtivitis. Jenis secret
secret pada mata.10 dan gejala okular dapat digunakan
untuk menentukan penyebab
konjungtivitis. 13 Misalnya, secret
purulen atau mukopurulen sering
disebabkan oleh konjungtivitis bakteri,
sedangkan cairan yang encer lebih pada
konjungtivitis virus14, gatal juga
berhubungan dengan konjungtivitis
alergi.15,16 Meskipun dalam pelayanan
primer pemeriksaan mata sering
terbatas karena kurangnya slitlamp,
informasi yang berguna dapat
diperoleh dengan penlight.
Pemeriksaan mata harus fokus pada
penilaian terhadap ketajaman visual,
jenis sekret, cor-neal opacity, bentuk
Gambar 3. Algoritma pendekatan klinis
dan ukuran pupil, pembengkakan
untuk konjungtivitis akut9
kelopak mata, dan adanya proptosis.9
Konjungtivitis berdasarkan
Antibiotik topikal tampaknya
penyebab dapat dibagi menjadi
lebih efektif pada pasien yang memiliki
menular dan tidak menular. Virus dan
hasil kultur bakteri gram positif. Dalam
bakteri merupakan penyebab infeksi
review sistemik, ditemukan antibiotik
menular yang paling umum. Pathogen
topical efektif untuk meningkatkan
yang paling sering menyebabkan
tingkat kesembuhan klinis dan
konjungtivitis bakterial pada dewasa
mikrobiologi pada kelompok pasien
adalah staphylococcal sp., diikuti
dengan kultur yang terbukti
dengan Streptococcus pneumonia dan
konjungtivitis. Penelitian lain
Haemophilus influenzae.10
menemukan perbedaan yang signifikan
Konjungtivitis tidak menular
dalam angka kesembuhan klinis ketika
termasuk alergi, racun, dan sikatrik
frekuensi antibiotik diberikan sedikit
konjungtivitis, serta peradangan
berubah.10,17
sekunder untuk penyakit immune-
Semua obat tetes mata
mediated dan proses neoplastik.
antibiotik spektrum luas tampaknya
Penyakit ini juga dapat diklasifikasikan
secara umum efektif dalam mengobati
menjadi akut, hiperakut, dan kronis
konjungtivitis bakteri. Tidak ada
sesuai dengan onset dan tingkat
perbedaan yang signifikan dalam
keparahan klinis.11,12 Selain itu dapat
mencapai kesembuhan klinis antara
berupa primer atau sekunder untuk
salah satu antibiotik topikal spektrum
penyakit sistemik seperti gonore,
luas. Faktor-faktor yang mempengaruhi
klamidia, dan sindrom Reiter.11
pilihan antibiotik adalah ketersediaan
Pemeriksaan mata yang
lokal, alergi pasien, resistensi, dan
terfokus dan riwayat penyakit sangat
biaya. Terapi antibiotik harus
penting untuk membuat keputusan
mempertimbangkan secret dari
yang tepat tentang perawatan dan
konjungtivitis, apakah purulen atau
pengelolaan kondisi mata apapun,