Anda di halaman 1dari 13

Sistem Periodik Unsur

Mata Kuliah :

Strategi Belajar Mengajar Kimia

Dosen Pengampu :

Dr.Simso Tarigan,MPd.,MA

Disusun Oleh :

1.FERONICA FELENTINA(4181131026)

2.GRESTINA WINDA.S.MUNTHE (4183131049)

3. HANNA GRACE SEMBIRING (4183331023)

4.HENGKI WIJAYA (4183131022)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
Cara Menentukan Periode dan Golongan

I. Golongan

Letak golongan unsur dalam SPU modern ditentukan oleh jumlah elektron
valensi.

Golongan A : blok s dan p

Blok s : elektron valensi berada pada orbital ns

Blok p : elektron valensi berada pada orbital ns np

Golongan B : Blok d : elektron valensi berada pada orbital (n-1)d ns

Golongan Lantanida dan Aktinida : Blok f (Belum dibahas pada kelas X)

Aturan Khusus Golongan B

Untuk elektron valensi berjumlah 8, dan 10, masuk pada golongan VIII-B

Untuk elektron valensi berjumlah 11, masuk golongan I-B

Untuk elektron valensi berjumlah 12, masuk golongan II-B

II. Periode

Periode unsur ditentukan oleh kulit valensi (bilangan kuantum utama (n) terbesar)

Contoh :

11Na : 1s2 2s2 2p6 3s1

Elektron valensi pada 3s (ns) berjumlah 1 = Golongan IA

Bilangan n terbesar 3 = Periode 3

31Ga : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p1


Elektron valensi pada 4s 4p (ns np) berjumlah 3 = Golongan IIIA

Bilangan n terbesar 4 = Periode 4

26Fe : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d6 4s2

Elektron valensi pada 3d 4s ((n-1)d ns) berjumlah 7 = Golongan VIIIB

Bilangan n terbesar 4 = periode 4

45Rh : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 4d7 5s2

Elektron valensi pada 5s 4d (ns (n-1)d) berjumlah 9 = Golongan VIIIB

Bilangan n terbesar 5 = Periode 5

29Cu : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s1 3d10

Elektron valensi pada 3d 4s ((n-1)d ns) berjumlah 11 = Golongan IB

Bilangan n terbesar 4 = Periode 4

Sifat-Sifat Periodik Unsur

Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang ada hubunganya dengan


letak unsur pada sistem periodik. Sifat-sifat tersebut berubah dan berulang secara
periodik sesuai dengan perubahan nomor atom dan konfigurasi elektron.

1. Jari-jari atom

Jari-jari atom merupakan jarak elaktron terluar ke inti atom dan


menunjukan ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran
jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak inti antar dua atom yang
berikatan sesamanya.

Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas cenderung semakin


kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron semakin kecil. Dalam
suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil. Hal ini
terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah elektron semakin
banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elekteron tetap sama sehingga
tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.

2. Energi ionisasi

Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang mantab,
elektron ini cenderung mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti gas
mulia. Namun, untuk melepaskan elektron dari suatu atom dperlukan energi.
Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom di namakan
energi ionisasi. Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton gaya
tarik menarik elektron terluar dengan inti semakin besar (jari-jari kecil)
Akibatnya, elektron sukar lepas sehingga energi untuk melepas elektron semakin
besar. Hal ini berarti energi ionisasi besar. Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya
tarik menarik elektron dengan inti lebih kecil (jari-jarinya semakain besar).
Akibatnya, energi untuk melepaskan elektron terluar relatif lebih kecil berarti
energi ionisasi kecil.

Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin


kecil, karena elektron terluar akin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah),
sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan. Unsur-unsur yang seperiode :
energi ionisai pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena makin ke
kanan gaya tarik inti makin kuat.

Kekecualian :

unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih besar dari pada
golongan III A, dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari pada golongan
VI A.
3. Keelektronegatifan

Kelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron


dari atom lain. Faktor yang mempengaruhi keelektronegatifan adalahgaya tarik
dari inti terhadap elektron dan jari-jari atom. Unsur-unsur yang segolongan :
keelektronegatifan makin ke bawah makin kecil, karena gaya taik-menarik inti
makin lemah. Unsur-unsur bagian bawah dalam sistem periodik cenderung
melepaskan elektron.

Unsur-unsur yang seperiode : keelektronegatifan makin kekanan makin


besar.keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh golongan VII
A (unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan terbesar terdapat pada flour (F)
yakni 4,0, dan harga terkecil terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.

Harga keelektronegatifan penting untuk menentukan bilangan oksidasi


( biloks ) unsur dalam sutu senyawa. Jika harga kelektronegatifan besar, berati
unsur yang bersangkutan cenderung menerim elektron dan membentuk bilangan
oksidasi negatif. Jika harga keelektronegatifan kecil, unsur cenderung melepaskan
elektron dan membentuk bilangan oksidasi positif. Jumlah atom yang diikat
bergantung pada elektron valensinya.

4. Sifat Logam

Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap,


menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta
dapat ditentangkan menjadi kawat / kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut
diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam,
dalam sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan
makin berkurang. Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan
batas unsur-unsur bukan logam di sebelah kanan pada system periodic sering
digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal. Unsur-unsur yang berada
pada batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda.
5. Kereaktifan

Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system periodik,


makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-
unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reakatif,
karena makin sukar menangkap electron.

Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau


menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA
(halogen).

Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian
bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak rekatif.

6. Afinitas Elektron

Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila
suatu atom menerima elektron. Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil,
maka proses penyerapan elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas
elektronnya dinyatakan dengan tanda negative. Akan tetapi jika ion negative yang
terbentuk tidak stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan
energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang
mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih
besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda
positif. Makin negative nilai afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan
menyerap elktron. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil
dangaya tarik inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah
menarik elektron dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar.

Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar,
sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit
menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.
1. Jari-jari Atom

Jari-jari atom merupakan jarak elektron terluar ke inti atom dan


menunjukan ukuran suatu atom. Jari-jari atom sukar diukur sehingga pengukuran
jari-jari atom dilakukan dengan cara mengukur jarak inti antar dua atom yang
berikatan sesamanya. Dalam suatu golongan, jari-jari atom semakin ke atas
cenderung semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke atas, kulit elektron
semakin kecil. Dalam suatu periode, semakin ke kanan jari-jari atom cenderung
semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke kanan jumlah proton dan jumlah
elektron semakin banyak, sedangkan jumlah kulit terluar yang terisi elekteron
tetap sama sehingga tarikan inti terhadap elektron terluar semakin kuat.

2. Energi ionisasi

Jika dalam suatu atom terdapat satu elektron di luar subkulit yang mantab,
elektron ini cenderung mudah lepas supaya mempunyai konfigurasi seperti gas
mulia. Namun, untuk melepaskan elektron dari suatu atom dperlukan energi.
Energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu atom di namakan
energi ionisasi. Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton gaya
tarik menarik elektron terluar dengan inti semakin besar (jari-jari kecil)
Akibatnya, elektron sukar lepas sehingga energi untuk melepas elektron semakin
besar. Hal ini berarti energi ionisasi besar. Jika jumlah elektronnya sedikit, gaya
tarik menarik elektron dengan inti lebih kecil (jari-jarinya semakain besar).
Akibatnya, energi untuk melepaskan elektron terluar relatif lebih kecil berarti
energi ionisasi kecil.
Unsur-unsur yang segolongan : energi ionisasi makin ke bawah makin
kecil, karena elektron terluar akin jauh dari inti (gaya tarik inti makin lemah),
sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan. Unsur-unsur yang seperiode :
energi ionisasi pada umumnya makin ke kanan makin besar, karena makin ke
kanan gaya tarik inti makin kuat.

Kekecualian : unsur-unsur golongan II A memiliki energi ionisasi yang lebih


besar dari pada golongan III A, dan energi ionisasi golongan V A lebih besar dari
pada golongan VI A.

Dalam satu periode dari kiri ke kanan energi ionisasi cenderung


bertambah.Kecenderungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Dari atas ke bawah dalam satu golongan jari-jari atom bertambah sehingga daya
tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Elektron semakin mudah dilepas
dan energi yang diperlukan untuk melepaskannya makin kecil.

b. Dari kiri ke kanan dalam satu periode, daya tarik inti terhadap elektron semakin
besar sehingga elektron semakin sukar dilepas. Energi yang diperlukan untuk
melepaskan elektron tentunya semakin besar. Energi Ionisasi Pertama Unsur-
unsur dalam Tabel Periodik Unsur (kJ/mol)
Pengertian Afinitas Elektron

Afinitas Elektron adalah negatif dari perubahan energi yang terjadi saat
satu elektron diterima oleh atom suatu unsur dalam keadaan gas.Dalam hal lain
dinyatakan juga dalam kJ mol–1. Unsur yang mempunyai afinitas elektron
bertanda negatif, berarti mempunyai kecenderungan lebih besar dalam menyerap
elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Semakin
negatif nilai afinitas elektron, maka makin besar kecenderungan unsur tersebut
dalam menyerap elektron (kecenderungan membentuk ion negatif.

TABEL PERIODIK UNSUR :


Sifat Afinitas Elektron dalam Sistem Keperiodikan Unsur

Pada satu periode, afinitas elektron cenderung bertambah dari kiri ke


kanan. Pada satu golongan, afinitas elektron cenderung berkurang dari atas sampai
bawah.Terkecuali unsur alkali pada tanah dan gas mulia, semua unsur golongan
utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif. Afinitas elektron terbesar
dimiliki golongan halogen.

Afinitas Elektron Terbesar

Semua unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif.


Terkecuali unsur alkali tanah (IIA) dan gas mulia (VIIIA). Afinitas elektron
terbesar dimiliki unsur halogen (VIIA) karena unsur golongan ini yang paling
mudah menangkap elektron. Maka, unsur yang mempunyai afinitas elektron
terbesar adalah Klor dengan nilai afinitas –349,0

Afinitas Elektron Terkecil


Afinitas elektron yang terkecil adalah Fransium menurut kecenderungan
tabel periodik. Tetapi pada faktanya yang terkecil yaitu berilium dengan nilai
afinitas +240,0.
Keelektronegatifan
Keelektronegatifan yaitu skala yang bisa menjelaskan kecenderungan
atom pada suatu unsur guna menarik elektron menuju kepadanya dalam suatu
ikatan.

Keelektronegatifan secara umum, dalam satu periode, dari kiri ke kanan


semakin bertambah dan dalam satu golongan, Fenomena ini menyebabkan jari-jari
atom makin kecil, energi ionisasi makin besar, afinitas elektron makin besar dan
makin negatif dan akibatnya kecenderungan untuk menarik elektron makin besar.

Elektronegatifitas

Keelektronegatifan skala Pauling

Bahwa untuk unsur gas mulia tidak memiliki harga keelektronegatifan


karena konfigurasi elektronnya yang stabil. Stabilitas gas mulia menyebabkan gas
mulia sulit untuk menarik maupun melepas elektron. Keelektronegatifan skala
pauling memberikan nilai keelektronegatifan untuk gas mulia sebesar nol.

Ionisasi,Ionisasi yaitu proses fisik mengubah atom ataupun molekul menjadi ion
dengan menambahkan maupun mengurangi partikel bermuatan seperti elektron.
Proses ionisasi ke muatan positif dan negatif sedikit berbeda. Ion
bermuatan positif didapatkan saat elektron yang terikat pada atom atau molekul
menyerap energi yang cukup agar bisa lepas dari potensial listrik yang
mengikatnya. Energi yang dibutuhkan tersebut disebut potensial ionisasi. Ion
bermuatan negatif didapat saat elektron bebas bertabrakan dengan atom dan
terperangkap dalam kulit atom dengan potensial listrik tertentu

Contoh Ionisasi Energi:

Hidrogen (H) – 13,6

Klorin (Cl) – 12,97

Helium (He) – 24,59

Kalsium (Ca) – 6.11

Boron (B) – 8,3

Carbon (C) – 11.26


Nitrogen (N) – 14.53

Oksigen (O) – 13,62

Natrium (Na) – 5.14

Aluminium (Al) – 5,99

Kereaktifan

Kereaktifan bergantung pada kecenderungan unsur untuk melepas atau menarik


elektron.

1. Unsur logam yang paling reaktif adalah golongan IA (logam alkali).

2. Unsur non logam yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen).

3. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), mula-mula kereaktifan menurun,


kemudian semakin bertambah hingga golongan VIIA.

4. Golongan VIIIA merupakan unsur yang paling tidak reaktif.

Kereaktifan merupakan kecenderungan zat untuk berubah/bereaksi secara


kimia.Semakin tinggi kereaktifan suatu zat, semakin mudah untuk bereaksi.
Kereaktifan unsur logam dan non logam berbeda. Pada unsur logam, semakin
mudah suatu unsur untuk melepaskan elektron, maka unsur logam semakin
reaktif. Pada unsur nonlogam, semakin mudah menarik unsur, maka unsur
nonlogam semakin reaktif. Pada junsur logam, semakin ke bawah maka semakin
reaktif. Pada unsur nonlogam, semakin ke atas maka semakin reaktif

Anda mungkin juga menyukai