Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PRAKTIKUM VITAMIN

Nama : Hanun Hanifah


NPM :1102018047
Kelas : FK-A
Dosen pengajar : DR.HJ. Sri Utami,S.Si., M.Si., S.H.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI


2018
Jl. Letjen Suprato, Cempaka Putih, Jakarta Pusat 10510
Telp : 021 4244574 Fax: 021 4244574
1. Apakah vitamin yang larut dalam air akan larut dalam lipid, bagaimana dengan
sebaliknya ?
Vitamin yang larut dalam air tidak dapat larut dalam lipd begitu pula sebaliknya. Hal ini
bisa dilihat dari struktur vitamin tersebut serta kepolaran dari vitamin tersebut. Sebagai
contoh saya menggunakan vitamin C yang larut dalam air dan vitamin A yang larut
dalam lipid.

Jika dilihat dari struktur kimia diatas, vitamin C memiliki banyak gugus fungsi OH,
gugus fungsi -OH memiliki keelektronegatifan yang besar. Semakin banyak gugus oh
maka ia dapat larut dalam air. Jika dilihat pada struktur Vitamin A hanya terdapatgugus
fungsi –OH yang sedikit. Pada rantai ini OH tidak bisa ikut larut dalam air sehingga ia
masuk kedalam kategori vitamin yang larut dalam lipid.
(source: https://www.youtube.com/watch?v=aNwfkv1qi1U)
1. Apakah inflamasi berhubugan dengan oksiradikal bebas?
Oksiradikal bebas berhubungan dengan inflamasi (peradangan). Prosesnya adalah ketika
terjadinya infeksi pada luka, sel darah putih akan langsung melawan bakteri. Proses
perlawanan ini ada 2 cara yaitu menggunakan oksigen atau tanpa menggunakan oksigen.
Pada proses ini kita akan lebih fokus pada cara pertama yaitu mengguka oksigen, pada
awalnya oksigen dirubah menjadi superoxide menggunakan NADPH. Namun ketika
adanay radikal bebas oksigen ini berubah menjad radikal bebas sehingga menyebakan
terjadinya inflamasi karena perubahan oksigen ini terganggu.
(source: https://www.youtube.com/watch?v=Q7AZiX6x56I&t=6s)

2. Sebutkan contoh radikal bebas beserta sumbernya.

Asap rokok : Oksidan dalam rokok mempunyai jumlah yang cukup untuk memainkan
peranan yang besar terjadinya kerusakan saluran napas. Diperkirakan bahwa setiap
hisapan rokok mempunyai bahan oksidan dalam jumlah yang sangat besar, meliputi
aldehida, epoxida, peroxida, dan radikal bebas lain yang mungkin cukup berumur
panjang dan bertahan hingga menyebabkan kerusakan alveoli paru. Bahan lain seperti
nitrit oksida, radikal peroksil, dan radikal yang mengandung karbon ada dalam fase gas.
Juga mengandung radikal lain yang relatif stabil dalam fase tar.

Polusi udara : Polusi dari kendaraan bermotor, industri, asap rokok, mesin foto copy,
pendingin ruangan, dan makanan yang tidak sehat, merupakan sumber radikal bebas yang
berbahaya bagi tubuh manusia. Selain itu, proses alami respirasi dan fungsi metabolisme
yang buruk di dalam tubuh, juga menjadi penyebab internal meningkatkan radikal bebas
dalam tubuh. Radiasi

UV : Matahari memancarkan sinar dengan radiasi panjang gelombang dengan rentang


yang sangat lebar, tetapi yang masuk ke bumi dan mendapat perhatian khusus adalah
sinar ultra violet yang memiliki energi cukup besar yang dapat memicu bahkan
menimbulkan radikal bebas dalam tubuh terutama kulit.

Pestisida : Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang sangat berbahaya bagi
kesehatan dan lingkungan. Hal ini disebabkan pestisida bersifat polutan dan menyebarkan
radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti mutasi gen dan
gangguan syaraf pusat. Disamping itu residu kimia yang beracun tertinggal pada produk
pertanian dapat memicu kerusakan sel, penuaan dini dan munculnya penyakit degeneratif.

Obat-obatan : Beberapa macam obat dapat meningkatkan produksi radikal bebas dalam
bentuk peningkatan tekanan oksigen. Bahan-bahan tersebut bereaksi bersama hiperoksia
dapat mempercepat tingkat kerusakan. Termasuk didalamnya antibiotika kelompok
quinoid atau berikatan logam untuk aktivitasnya (nitrofurantoin), obat kanker seperti
bleomycin, anthracyclines (adriamycin), dan methotrexate, yang memiliki aktifitas pro-
oksidan. Selain itu, radikal juga berasal dari fenilbutason, beberapa asam fenamat dan
komponen aminosalisilat dari sulfasalasin dapat menginaktifasi protease, dan penggunaan
asam askorbat dalam jumlah banyak mempercepat peroksidasi lemak.

Olahraga berlebihan : Olahraga berlebihan akan membuat tubuh membutuhkan suplai


oksigen yang sangat banyak, sehingga peningkatan ini akan memicu timbulnya radikal
bebas dalam tubuh.

. Radiasi : Radioterapi memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan yang disebabkan


oleh radikal bebas. Radiasi elektromagnetik (sinar X, sinar gamma) dan radiasi partikel
(partikel elektron, photon, neutron, alfa, dan beta) menghasilkan radikal primer dengan
cara memindahkan energinya pada komponen seluler seperti air. Radikal primer tersebut
dapat mengalami reaksi sekunder bersama oksigen yang terurai atau bersama cairan
seluler.

Autoksidasi : Autoksidasi merupakan produk dari proses metabolisme aerobik. Molekul


yang mengalami autoksidasi berasal dari katekolamin, hemoglobin, mioglobin, sitokrom
C yang tereduksi, dan thiol. Autoksidasi dari molekul diatas menghasilkan reduksi dari
oksigen diradikal dan pembentukan kelompok reaktif oksigen. Superoksida merupakan
bentukan awal radikal. Ion ferrous (Fe II) juga dapat kehilangan elektronnya melalui
oksigen untuk membuat superoksida dan Fe III melalui proses autoksidasi.

Oksidasi enzimatik : Beberapa jenis sistem enzim mampu menghasilkan radikal bebas
dalam jumlah yang cukup bermakna, meliputi xanthine oxidase (activated in ischemia-
reperfusion), prostaglandin synthase, lipoxygenase, aldehyde oxidase, dan amino acid
oxidase. Enzim myeloperoxidase hasil aktivasi netrofil, memanfaatkan hidrogen
peroksida untuk oksidasi ion klorida menjadi suatu oksidan yang kuat asam hipoklor.

Respiratory burst : Sel fagositik menggunakan oksigen dalam jumlah yang besar
selama fagositosis. Lebih kurang 70-90 persen penggunaan oksigen tersebut dapat
diperhitungkan dalam produksi superoksida. Fagositik sel tersebut memiliki sistem
membran bound flavoprotein cytochrome-b-245 NADPH oxidase. Enzim membran sel
seperti NADPH-oxidase keluar dalam bentuk inaktif. Paparan terhadap bakteri yang
diselimuti imunoglobulin, kompleks imun, komplemen 5a, atau leukotrien dapat
mengaktifkan enzim NADPH-oxidase. Aktifasi tersebut mengawali respiratory burst
pada membran sel untuk memproduksi superoksida. Kemudian H2O2 dibentuk dari
superoksida dengan cara dismutasi bersama generasi berikutnya dari OH dan HOCl oleh
bakteri.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "10 Jenis Radikal Bebas Ancam
Manusia", https://lifestyle.kompas.com/read/2013/08/05/1340331/10.Jenis.Radikal.Bebas
.Ancam.Manusia. Penulis : Dr. Widodo Judarwanto Sp.A

3. Sumber dan contoh anti oksidan.

Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan
mencegah kerusakan yang di timbulkan oleh radikal bebas terhadap sel normal.
Enzim yang bersifat antioksidan mengeluarkan atau menyingkirkan superoksidan dan
hydrogen perosida. Vitamin E ,C, dan karotenoid merupakan contoh dari menghentikan
reaksi berantai radikal bebas.
Sumber antioksidan dapat dikelompokan menjadi dua yaitu anti oksidan sintetik
(antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesis reaksi kimia) .dan antioksidan alami
(antioksidan hasil ekstrasi bahan alami).
Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari satu atau dua komponen
makanan, yang terbentuk dari reaksi- reaksi semala proses pengolahan, dan senyawa
yang di isolasi dari sumber alami dan di tambahkan ke makanan sebagai bahan tambahan
pangan.

Senyawa antioksidan alami tumbuhan umumnya adalah senyawa fenolik atau polifenolik
yang dapat berupa golongan flanoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan asam-
asam organic polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas anti oksidan
meliputi flavon, flanol, isoflavon, katekin, flavonol dan kalkon. Sementara turunan asam
sinamat meliputi asam kafeat, asam frulat, asam klorogenat, dan lain-lain.

(source : http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/123362-S09092fk-Perbandingan%20aktivitas-
Literatur.pdf)
TUGAS PRAKTIKUM VITAMIN

1. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi pada percobaan reaksi pengenalan vitamin,
kemudiantentukan reaksi redoks yang terjadi.

 Percobaan thiamine (B1)


K3(Fe(CN))
+
CNS CN2S
NaOH
redutor
CNS : +1 CN2S : 0
C : +2 C : +4 (OKSIDASI)
N : -3 N : -3 X 2 : -6
S : +2 S : +2

 Percobaan riboflavin
oksidator
HCL
C2NH C2 N
0 0

C : +1 C: +1

N : -4 N: -3 (OKSDASI)

 Percobaan piridoksin

(REDUKTOR)
COH + FeCl3 Cl3Fe O + Cl2Fe-C

C : +1 0 (Terreduksi)

 Percobaan asam askorbat

C2H2O2 + Fe3+ C2O2 + 3 H + Fe2+

C : +1 +2 (OKSIDASI)

Anda mungkin juga menyukai