Anda di halaman 1dari 48

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS

A. Gambaran Umum Puskesmas


1. Wilayah Kerja
Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Cipanas yang meliputi keadaan geografis,
cuaca, dan lain-lain. Keadaan penduduk seperti jumlah penduduk, fertilitas,
kepadatan, dan tingkat pendidikan serta ekonomi penduduk.
Batas-batas wilayah kecamatan Cipanas :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Curugbitung dan Sajira.
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bogor
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sajira
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Lebakgedong
Luas wilayah kecamatan Cipanas tercatat 6.014,75 Ha dengan kondisi wilayah kerja
yang cukup luas yaitu 14 Desa. Penggunaan lahan berupa : Pemukiman 38,3 %,
Pertanian 47,1%, Hutan Negara 12,6 %, Lain-lain 2 %. Kecamatan Cipanas relative
datar dengan variasi bukit-bukit terutama di wilayah barat Kecamatan Cipanas. Rata-
rata ketinggian 200-900 m diatas permukaan laut.
Keadaan demografi wilayah kecamatan Cipanas dapat dilihat pada daftar berikut ini:
JUMLAH PENDUDUK
NO NAMA DESA JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1 CIPANAS 2,099 2,023 4,122
2 SIPAYUNG 1,891 1,907 3,798
3 TALAGAHIANG 914 1,006 1,920
4 LUHURJAYA 2,860 2,514 5,374
5 GIRIHARJA 2,007 1,904 3,911
6 BINTANGSARI 1,156 1,077 2,233
7 HAURGAJRUG 2,200 2,400 4,600
8 JAYAPURA 1,643 1,648 3,291
9 BINTANGRESMI 1,793 1,698 3,491
10 GIRILAYA 1,914 1,880 3,794
11 SUKASARI 2,493 2,385 4,878
12 MALANGSARI 1,154 1,144 2,298
13 PASIRHAUR 1,921 1,774 3,695
14 HARUMSARI 1,233 1,166 2,399
25,278 24,526 49,804
Sumber :Laporan Registrasi Penduduk Kecamatan Cipanas Tahun 2017

7
Jumlah KK : 13.768 KK
Kepadatan Penduduk : 8,28jiwa/km2
Dari data tersebut diatas, terlihat bahwa penduduk laki-laki di Kecamatan Cipanas
lebih banyak dari pada jumlah penduduk wanita.
Wilayah kerja pembangunan Kecamatan Cipanas terdiri dari 14 desa yang memiliki
fungsi potensi dan kondisi yang khas di setiap desa, dimana Kecamatan Cipanas
berfungsi sebagai daerah pembangunan lahan kering, pertanian, pesawahan,
perikanan darat yang menunjang fungsi dari Kabupaten Lebak. Untuk lebih
terperinci dapat dilihat pada peta kecamatan Cipanas di bagian lampiran profil ini.
Sosial Ekonomi
Struktur mata pencaharian penduduk tahun 2017 di Kecamatan Cipanas adalah
sebagai berikut:
Petani : 9.122 Orang
Pegawai Negeri : 858 Orang
Pedagang : 2.132 Orang
Industri : 143 Orang
TNI/POLRI : 48 Orang
Peternak : 121 Orang
Buruh : 2.621 Orang
Lain-lain : 5.025 Orang
Dari struktur mata pencaharian tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk
Kecamatan Cipanas adalah petani.
Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu syarat dibidang apapun termasuk kesehatan, harus
ditunjang dengan tingkat pendidikan. Dengan pendidikan yang baik maka tingkat
pengetahuan masyarakat, kemampuan dan kemauan untuk berprilaku baik akan
meningkat. Memperhatikan tingkat pendidikan penduduk umur 10 tahun keatas pada
tahun 2018 ini tampak bahwa masih didominasi oleh kelompok lulusan SD sebesar
32,70 %, SLTP 17.29% , SLTA 12.15% selanjutnya berturut – turut Diploma IV/ S1,
Diploma 2 dan 3, S2.

8
2. Pelayanan Puskesmas
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
Puskesmas Rawat Inap Cipanas meliputi:
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a) Upaya Promosi Kesehatan
b) Upaya Kesehatan Lingkungan
c) Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
- Keluarga Berencana
- Deteksi Dini Tumbuh Kembang
- Kesehatan Reproduksi
d) Upaya Gizi
e) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Pencegahan Penyakit Tuberkulosis
- Pencegahan Penyakit Kusta
- Imunisasi
- Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue
- Pencegahan dan Pengendalian HIV-AIDS
- Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
- Surveilans
- Pencegahan dan Pengendalian ISPA/Diare
- Kesehatan Jiwa
f) Perawatan Kesehatan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
a) Pencegahan dan Pengendalian Hepatitis
b) Kesehatan Usia Lanjut
c) Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat
d) Usaha Kesehatan Sekolah
e) Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
f) Pengobatan Tradisional Komplementer
g) Kesehatan Kerja dan Olah Raga
h) Kesehatan Indera
i) Kesehatan Matra/Haji
j) Tim Reaksi Cepat

9
k) Pengawasan Obat & Makmin
c. Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama yang menjadi tanggung
jawab Puskesmas Rawat Inap Cipanas meliputi:
a. Rawat Jalan:
a) Pemeriksaan Umum
b) Pemeriksaan Gigi
c) Pemeriksaan Lansia
d) Pemeriksaan Anak / MTBS
e) Pemeriksaan Ibu dan Anak
f) Pelayanan Keluarga Berencana
g) Pelayanan Imunisasi Balita
h) Konseling Gizi dan Sanitasi
i) PemeriksaanPre-Eklampsia
j) Pemeriksaan Kesehatan Jiwa
k) Pemeriksaan Deteksi Kanker Leher Rahim
l) Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual dan Tes HIV
m) Pelayanan Obat
n) Pelayanan Laboratorium
b. Pelayanan Gawat Darurat 24 jam
c. Pelayanan PONED
d. Pelayanan Rawat Inap
Sedangkan pada pelayanan kesehatan perorangan, terdapat pelayanan
kesehatan dasar non rawat inap seperti pemeriksaan kesehatan umum dan
pemeriksaan kesehatan gigi, serta beraneka ragam layanan yang ditawarkan
kepada pelanggan puskesmas antara lain:
o Layanan kesehatan Lanjut Usia One Stop Service
o Layanan kesehatan anak (MTBS)
o Layanan kesehatan ibu dan anak (KIA) melalui inovasi skrining kewaspadaan
terhadap Pre Eklampsia
o Layanan kesehatan penyakit menular Tuberkulosis dan Kusta dengan
mengakomodasi pelayanan terhadap pasien TB-MDR
o Layanan kesehatan Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pelaksanaan
pemeriksaan HIV

10
o Layanan Klinik Sanitasi yang melayani konsultasi penanganan penyakit
berbasis lingkungan
o Layanan konsultasi gizi dan konseling ASI untuk tatalaksana gizi pada balita,
ibu hamil, ibu menyusui, gangguan metabolik, dan lanjut usia
Puskesmas Rawat Inap Cipanas juga melakukan pelayanan gawat darurat
24 jam, rawat inap tingkat pedama dan PONED. Selain itu pelayanan kesehatan di
Puskesmas juga ditunjang dengan kelengkapan pelayanan penunjang seperti
laboratorium yang dilengkapi pemeriksaan dengan alat canggih dan farmasi.
B. Gambaran Organisasi Puskesmas
1) Struktur Organisasi dan Tugas Pokok dan Fungsi
Struktur organisasi UPTD Puskemas Rawat Inap Cipanas Kabupaten Lebak
terdiri dari:
a. Kepala Puskesmas
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala
Puskesmas dalam pengelolaan Keuangan, Umum dan Kepegawaian serta
Perencanaan dan Pelaporan. Terdiri dari;
1) Pelaksana Keuangan:
- Pelaksana Bendahara Pembantu JKN
- Pelaksana Bendahara Pembantu Penerimaan
- Pelaksana Bendahara Pembantu Pengeluaran
2) Pelaksana Umum dan Kepegawaian:
- Pelaksana Sarana Prasarana Lingkungan/Bangunan
- Pelaksana Pengelolaan Barang
- Pelaksana Sarana Prasarana Kendaraan
- Pelaksana Administrasi dan Kepegawaian
3) Pelaksana Perencanaan dan Pelaporan
c. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan perawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).
Penanggung lawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) bertanggung jawab
membantu Kepala Puskesmas dalam mengkoordinasikan kegiatan Pelaksana
Upaya yang terbagi dalam:
1) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial
a) Pelaksana Promosi Kesehatan

11
b) Pelaksana Kesehatan Lingkungan
c) Pelaksana Gizi d) Pelaksana Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga
Berencana
- Pelaksana Deteksi Dini Tumbuh Kembang
- Pelaksana Keluarga Berencana
- Pelaksana Kesehatan Reproduksi
e) Pelaksana Pencegahan dan Pengendallan Penyakit
- Pelaksana Pencegahan Penyakit Tuberkulosis
- Pelakana Pencegahan Penyakit Kusta
- Pelaksana Imunisasi
- Pelaksana Surveilans
- Pelaksana Pencegahan Penyakit Demam Berdaran Dengue (DBD)
- Pelaksana Pencegahan Penyakit ISPA'/Diare
- Pelaksana Pencegahan Penyakit HIV-AIDS
- Pelaksana Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)
- Pelaksana Kesehatan liwa f) Pelaksana Perawatan Kesehatan
Masyarakat
2) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
a) Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah
b) Pelaksana Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat
c) Pelaksana Kesehatan Tradisional dan Komplementer
d) Pelaksana Kesehatan Kerja dan Olah Raga
e) Pelaksana Kesehatan Indera
f) Pelaksana Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
g) Pelaksana Pencegahan Penyakit Hepatitis
h) Pelaksana Deteki Dini Kanker Leher Rahim
i) Pelaksana Kesehatan Matra/Haji
j) Pelaksana l-im Reaksi Cepat (TRC)
k) Pelaksana Pengawasan Obat, Makanan dan Minuman
d. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), Kefarmasian dan
Laboratorium
1) Penanggung Jawab Ruang Pendaftaran, Administrasi dan Rekam Medis
2) Penanggung lawab Ruang Pemeriksaan Umum

12
3) Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan Lanjut Usia
4) Konseling Gizi dan Sanitasi
5) Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan MTBS/Anak
6) Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan Gigi
7) Penanggung lawab Ruang Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga
Berencana dan Imunisasi
8) Penannggung Jawab Ruang Pre-Eklampsia
9) Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan Penyakit Menular
10) Penanggung Jawab Ruang Pemeriksaan IVA, IMS-HIV
11) Penanggung Jawab Ruang Imunisasi
12) Penanggung Jawab Ruang Pelayanan Farmasi
13) Penanggung Jawab Ruang Laboratorium
14) Penanggung Jawab Ruang UGD 24 Jam
15) Penanggung Jawab Rawat Inap 16) Penanggung Jawab PONED
e. Penanggung lawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas
Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)
1) Puskesmas Pembantu
- Penanggung Jawab Puskesmas Pembantu Cipanas
- Penanggung Jawab Puskesmas Pembantu Giriharja
- Penanggung Jawab Puskesmas Pembantu Luhur Jaya
2) Pondok Kesehatan Desa (Ponkesdes)
- Penanggung Jawab Ponkesdes Malangsari
- Penanggung Jawab Poskesdes Harumsari
- Penanggung Jawab Poskesdes Bintangsari
- Penanggung Jawab Poskesdes Sukasari
3) Penanggung Jawab Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Uraian tugas masing-masing struktur yang terdapat dalam bagan organisasi
seperti diuraikan di atas adalah sebagai berikut:
a. Kepala UPTD Puskesmas mempunyai tugas:
o Menyusun rencana kegiatan/rencana kerja UPTD
o Menyusun dan menetapkan kebijakan teknis UPT
o Menyusun dan menetapkan kebijakan operasional dan kinerja UPTD
o Menyusun dan menetapkan kebijakan mutu pelayanan UPTD

13
o Melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama
o Melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama
o Melaksanakan pembinaan kesehatan masyarakat
o Melaksanakan kegiatan manajemen Puskesmas
o Melaksanakan pengendalian dan pelaksanaan norma, standart, pedoman
dan petunjuk operasional di bidang pelayanan kesehatan dasar dan
kesehatan masyarakat
o Melakanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT
b. Kepala Sub Bagian Tata usaha mempunyai tugas:
o Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Tata Usaha
o Menyiapkan bahan bahan pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan
kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan masyarakat
o Menyiapkan bahan pelaksanaan pengendalian dan pelaksanaan norma,
standar, pedoman, dan petunjuk operasional di bidang pelayanan
kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan masyarakat
o Menyusun Pedoman Kerja, Pola Tata Kerja, Prosedur dan Indikator Kerja
Puskesmas
o Melaksanakan administrasi keuangan, kepegawaian, surat menyurat,
kearsipan, administrasi umum, perpustakaan, kerumahtanggaan, prasarana,
dan sarana serta hubungan masyarakat
o Melaksanakan pelayanan administratif dan fungslonal di lingkungan
UPTD
o Melaksanakan kegiatan mutu administrasi dan manajemen UPTD
o Menyusun laporan kinerja dan laporan tahunan UPTD
o Melaksanakan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sub Bagian
Tata Usaha
c. Penanggung lawab UKM
o Mengkoordinasikan kegiatan UKM UPTD Puskesmas
o Melakukan monitoring/pemantauan pelaksanaan kegiatan, kepatuhan
prosedur dan analisis kegiatan UKM
o Melakukan evaluasi capaian kinerja dan mutu kegiatan UKM
o Melaporkan kepada Kepala UPTD Puskesmas
d. Penanggung Jawab UKP

14
o Mengkoordinasikan kegiatan UKP UPTD Puskesmas
o Melakukan monitoring/pemantauan pelaksanaan pelayanan, kepatuhan
prosedur dan analisis kegiatan pelayanan UKP
o Melakukan evaluasi capaian kinerja dan mutu pelayanan UKP
o Melaporkan kepada Kepala UPTD Puskesmas
e. Penanggung Jawab Jaringan dan Jejaring
o Mengkoordinasikan kegiatan UKM dan UKP di jaringan pelayanan
kesehatan
o Melakukan monitoring/pemantauan pelaksanaan kegiatan UKM dan UKP,
kepatuhan prosedur dan analisis kegiatan UKM dan UKP di jaringan
pelayanan kesehatan
o Melakukan evaluasi capaian kinerja dan mutu UKM dan UKP di jaringan
pelayanan kesehatan
o Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan di jejaring
pelayanan kesehatan
o Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas
f. Pelaksana Perencanaan dan Pelaporan
o Menyiapkan bahan, dokumen, kebijakan dan hasil kegiatan dalam
penyusunan perencanaan kegiatan UPTD Puskesmas/Perencanaan Tingkat
Puskesmas
o Menyusun Pedoman Kerja, Prosedur Kerja dan Kerangka Acuan Kegiatan
Perencanaan dan Pelaporan
o Melakukan analisis bahan perencanaan kegiatan
o Menyusun Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Puskesmas
o Menyusun evaluasi dan laporan hasil kegiatan
o Melaporkan kepada Kepala UPTD Puskesmas
g. Pelaksana Keuangan
o Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan keuangan
o Menyusun Pedoman Kerja, Prosdeur Kerja dan Kerangka Acuan Kegiatan
pengelolaan keuangan
o Menyusun perencanaan kegiatan pengelolaan keuangan
o Melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pengadministrasian keuangan

15
o Menyusun evaluasi, analisis dan laporan keuangan
o Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas
h. Pelaksana Umum dan Kepegawaian
o Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan kepegawaian,
sarana prasarana dan adminstrasi umum
o Menyusun Pedoman Kerja, Prosedur Kerja dan Kerangka Acuan Kegiatan
kepegawaian, sarana prasarana dan administrasi umum
o Menyusun perencanaan kegiatan pengelolaan kepegawaian, sarana
prasarana dan administrasi umum
o Melaksanakan kegiatan pelayanan kepegawaian dan administrasi umum
o Melakukan analisis kepegawaian, sarana prasarana dan administrasi umum
o Menyusun Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana pelaksanaan Kegiatan
kepegawaian, sarana prasarana dan administrasi umum
o Melakukan evaluasi dan laporan kepegawaian, sarana prasarana dan
administrasi umum
o Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas
i. Pelaksana UKM
o Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan kegiatan UKM
o Menyusun Pedoman Kerja dan Prosedur Kerja UKM
o Menyusun perencanaan kegiatan UKM, Rencanan Usulan Kegiatan,
Rencana Pelaksanaan Kegiatan dan Kerangka Acuan Kegiatan UKM
o Melaksanakan evaluasi hasil kegiatan
j. Penanggung Jawab Ruang UKP
o Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan di ruang pelayanan
o Menyiapkan bahan, dokumen dna kebijakan perencanaan kegiatan
pelayanan
o Menyusun pedoman kerja ruang pelayanan dan prosedur kerja pelayanan
o Menyusun rencana kebutuhan sarana kerja, alat kerja dan bahan kerja
o Melaksanakan pemenuhan indikator mutu, kinerja dan evaluasi hasil
kegiatan pelayanan
k. Pelaksana Pelayanan UKP
o Menyiapkan bahan dan alat kerja pelayanan
o Melaksanakan kegiatan pelayanan sesuai dengan prosedur yang berlaku

16
o Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan
o Melaporkan hasil kegiatan kepada penanggung Jawab pelayanan
l. Penanggung Jawa Pustu dan Poskesdes
o Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan kegiatan
pelayanan
o Menyusun Pedoman Kerja dan Prosedur Kerja
o Menyusun perencanaan kegiatan, Rencanan Usulan Kegiatan, Rencana
Pelaksanaan Kegiatan dan Kerangka Acuan Kegiatan
o Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan
o Melaksanakan evaluasi hasil kegiatan
o Melaporkan kepada Kepala UPT Puskesmas
m. Pelaksana Pelayanan Pustu dan Ponkesdes
o Menyiapkan bahan dan alat kerja kegiatan
o Melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur yang berlaku
o Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan
o Melaporkan hasil kegiatan kepada Penanggung Jawab

2. Sumber Daya Puskesmas


a) Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia di Puskesmas Rawat Inap Cipanas meliputi tenaga
kesehatan dan tenaga non kesehatan. Puskesmas Rawat Inap Cipanas sudah
memenuhi tenaga doker, dokter gigi, apoteker, perekam medis, analis medis,
asisten apoteker sanitarian dan nutrisonis. Tetapi masih ada kekurangan jumlah
dokter, jumlah bidan, tenaga administrasi, tenaga kebersihan dan sopir.
Sebagian besar tenaga masih berstatus non PNS.
Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Rawat Inap Cipanas Kabupaten
Lebak sebagai berikut:
 Kepala Puskesmas : 1 orang
 Dokter umum : 2 orang
 Dokter gigi : 1 orang
 Bidan : 40 orang
 Perawat : 25 orang
 Perawat Gigi : 1 Orang

17
 Tenaga Promkes : 1 Orang
 Pekarya kesehatan / LCPK : 3 Orang
 Sanitarian : 1 Orang
 Tenaga Pelaksana Gizi ( TPG ) : -
 Asisten Apoteker : 1 Orang
 Pelaksana Analis : -
 Pekarya Sukwan : 2 Orang

b) Sumber Daya Keuangan


Sumber daya keuangan Puskesmas Rawat Inap Cipanas berasal dari Kapitasi
JKN Puskesmas, Operasional APBD dan Bantuan Operasional Kesehatan.
Dana operasional yang didapatkan dari APBD masih tergolong kecil dan hanya
mencukupi kebutuhan air dan listrik.
Berikut ini realisasi keuangan Puskesmas Rawat Inap Cipanas dari berbagai
sumber.
dana:
Realisasi
Realisasi Realisasi
No Sumber Dana 2019
2017 2018
(Jan-Juni)
1 Biaya Operasional Rp. 46.660.000 Rp. 37.960.00 Rp. 14.407.800
Puskesmas (BOP)
2 Bantuan Operasional Rp. 433.381.800 Rp. 674.652.500 Rp. 609.204.630
Kesehatan
3 Kapitasi JKN Rp. 1.925.020.261 Rp. 1.633.888.808 Rp. 1.228.855.768
4 Non Kapitasi Rp. 506.243.000 Rp. 869.150.900 Rp. 349.090.200
5 Retribusi Rp. 60.282.000 Rp. 70.918.000 Rp. 53.815.000
6 Jampersal Rp. 0 Rp. 141.245.000 Rp. 41.328.000
Jumlah Rp. 2.971.387.061 Rp. 3.230.977.433 Rp. 2.052.864.704

c) Sumber Daya Sarana Prasarana


Sarana dan prasarana Puskesmas Rawat Inap Cipanas cukup lengkap dengan
kondisi gedung yang baru dibangun pada tahun 2016. Beberapa sarana masih
perlu perhatian karena mengalami kerusakan sedang. Puskesmas Rawat Inap
Cipanas sudah memiliki mobil jenazah dan ambulans yang memadai memiliki
pelayanan 24 jam dan melayani rujukan kegawatdaruratan.

18
Kondisi
Jumlah/
No Sarana Rusak Rusak
Kecukupan Baik
Sedang Berat
1 Bangunan Puskesmas 1 1
2 Pustu Giriharja 1 1
3 Pustu Luhurjaya 1 1
4 Pustu Cipanas 1 1
5 Pustu Sukasari 1 1
6 Rumah Negara 2 2
7 Mobil Unit Kesehatan 2 2
8 Mobil Jenazah 1 1
9 Motor Operasional 6 6
10 Alat Kesehatan 1.462 1.462

f. Kinerja Pelayanan
1) Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Essensial
Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Cipanas
dikelompokan dalam dua upaya pelayan yaitu Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) Essensial dan Pengembangan, Upaya Kesehatan perseorangan selain itu
dilakukan pembinaan terhadap Jaringan dan Jejaring Puskesmas.
Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial merupakan basic six program
prioritas Puskesmas yang terdiri dari Program Kia-Kb, P2P, Kesling, Gizi,
promkes dan perkesmas.

19
1. Program Kesehatan Ibu

Dari grafik diatas dapat dilihat akses pemeriksaan pertama ibu hamil merata
di semua desa dengan capaian diatas 99 persen.

Dari grafik diatas diketahui walaupun puskesmas sudah mencapai target


tetapi masih ada beberap desa yang capaiannya rendah diantaranya desa
Pasirhaur, Sukasari, Giriharja, Talagahiang, Harumsari, Malangsari dan
Girilaya.

20
Secara keseluruhan hasil pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas Rawat Inap Cipanas belum mencapai 100 persen, tetapi ada
beberapa desa yang pencapaiannya 100 persen lebih diantaranya desa
Cipanas, Haurgajrug, Bintang Resmi, Sipayung, dan Talagahiang dimana
desa tersebut akses ke Puskesmas Lebih dekat.

GRAFIK CAKUPAN PELAYANAN NIFAS LENGKAP


PUSKESMAS RAWAT INAP CIPANAS
TAHUN 2018
160,0
140,0
120,0
100,0
80,0
60,0
40,0
20,0
0,0

Cakupan Pelayanan ibu Nifas Lengkap mencapaian 100 persen, dimana


pencapaian tertinggi desa Bintangsari dan pencapaian terendah desa
luhurjaya.

21
Secara kumulatif Kunjungan Neonatal lengkap di puskesmas Rawat Inap
Cipanas mencapai target tetapi masih beberapa desa yang belum mencapai 100
% yaitu desa Luhurjaya, Giriharja, Girilaya, Bintangsari, Jayapura dan
Malangsari.
Tabel Hasil Cakupan Kesehatan Ibu Tahun 2017 dan 2018
JUMLAH CAKUPAN (%) Trend
No Uraian
Tahun 2017 Tahun 2018
1 KI 105.05% 104.53% ↘
2 K4 92.86% 100.00 % ↗
3 KN LENGKAP 92.61% 101 .42% ↗
4 PERSALINAN NAKES 72.96% 97.07 % ↗
5 KF LENGKAP 93.66% 104.90% ↗
Dari tabel diatas dapat disimpulkan trend Indikator pelayanan Kesehatan ibu
dan neonatal ada peningkatan dari tahun 2017 ke tahun 2018,kecuali K1 tetapi
pencapaian telah melampaui target.
2. Program kesehatan Anak
Program Kesehatan anak Meliputi pelayanan kesehatan bayi dan Pelayanan
kesehatan Balita. Pelayanan kesehatan bayi lengkap meliputi:
a. Dipantau pertumbuhannya minimal delapan kali dalam satu tahun
b. Dilakukan Screning Deteksi intervensi dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
empat kali selama satu tahun

22
c. Mendapatkan Imunisasi dasar Lengkap
d. Mendapatkan Vitamin A dosis tinggi satu kali
e. Bila sakit mendapat tatalaksana MTBM/MTBS
Sedangkan Untuk Pelayanan Kesehatan balita mencakup:
a. Dipantau pertumbuhannya /ditimbang di Posyandu minimal delapan kali dalam
satu tahun.
b. Dilakukan Screning Deteksi intervensi dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
empat kali selama satu tahun
c. Mendapatkan Vitamin A dosis tinggi dua kali
d. Bila sakit mendapat tatalaksana MTBS
Adapun hasil pelayanan kesehatan anak dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Secara Kumulatif Puskesmas, pelayanan kesehatan bayi telah mencapai


100 persen tetapi masih ada beberapa desa yang belum mencapai target
diantaranya desa Harumsari, Cipanas, Sukasari, Girilaya dan Sipayung.

23
Dari empat belas desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Cipanas
hanya Desa Bintangresmi yang cakupan pelayanan kesehatan balitanya mencapai
100 persen, sedangkan untuk Puskesmas baru Mencapai 78.7 persen.
3. Program Keluarga Berencana
Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya
kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan cukup tinggi, menurut hasil
penelitian usia subur seorang wanita ada pada rentang usia 15 – 49 tahun, oleh
sebab itu disarankan untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan
kelahiran.
Pada era otonomi daerah untuk bidang keluarga berencana tidak hanya
menangani pengaturan kehamilan dan kelahiran serta Reproduksi pasangan
usia subur tetapi pelayanannya sudah dikembangkan dengan meningkatkan
kerjasama lintas sektor dan lintas program diantaranya:
a. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja
b. Pengembangan Kualitas Keluarga Meliputi:
1) Pembinaan Keluarga Balita dilaksanakan berbarengan dengan kegiatan
Posyandu
2) Pembinaan Keluarga Remaja
3) Pembinaan Keluarga Lansia

Adapun hasil pelayanan keluarga berencana dapat dilihat pada grafik dibawah
ini:

24
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa cu/pus atau peserta KB aktif yang
paling tinggi adalah desa bintangsari yaitu sebesar 86 % dari target 70 %
sedangkan desa yang paling rendah adalah Sukasari 64.14 %

Dari grafik diatas terlihat bahwa penggunaan metode kontrasepsi jangka


panjang (MKJP) yang paling banyak adalah Inplant sebesar 68.6 persen,
terbanyak pada tahun 2018.

25
Diagram Pemakaian Alat Kontrasepsi di Puskesmas Rawat Inap Cipanas
Tahun 2018

Dari Diagram diatas Sebagian besar akseptor KB menggunakan Suntik dan


Inplant.

4. Program Gizi
Grafik Cakupan D/S Puskesmas Rawat Inap Cipanas Tahun 2018

Cakupan D/S Puskesmas Rawat Inap Cipanas Tahun


2018
100.0%
94.5% 94.6%
95.0% 93.0% 93.0% 92.8%
91.7%
89.8% 89.1%
90.0% 87.9% 88.3%
84.6% 85.1% 85.5% 84.6%
85.0% 81.4%
80.0%
75.0%
70.0%

Balita yang ditimbang berat badannya menggambarkan tingkat


keberlangsungan pemantauan pertumbuhan sebagai bentuk partisipasi
masyarakat sekaligus menilai kinerja tenaga kesehatan dalam mengedukasi
masyarakat untuk melakukan pemantauan pertumbuhan.
Dilihat dari grafik di atas dapat disimpulkan masih terdapat desa dengan
cakupan D/S dibawah target diantaranya Cipanas, Bintangsari, dan Harumsari,
yakni di bawah 85%. Walaupun cakupan D/S Puskesmas masih memenuhi

26
target akan tetapi desa dengan cakupan D/S dibawah target tetap perlu
mendapatkan perhatian karena menandakan partisipasi warga yang masih
kurang atau dapat dikatakan kinerja tenaga kesehatan dalam mengedukasi
masyarakat pentingnya memantau pertumbuhan dan perkembangan anak masih
kurang.
Grafik Cakupan N/D Puskesmas Rawat Inap Cipanas Tahun 2018

Cakupan N/D Puskesmas Rawat Inap Cipanas


Tahun 2018
100.0% 93.4%
86.3%89.1% 88.7%85.0%89.0% 87.4%
83.4%
90.0% 82.3% 78.7% 78.6%79.8% 79.0% 78.6%
80.0% 72.2%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%

Pemantauan pertumbuhan yang dilakukan setiap bulan dapat memberikan


gambaran tingkat keberhasilan program dalam kegiatan upaya perbaikan gizi
masyarakat di posyandu melalui informasi persentase balita yang naik berat
badannya.
Dilihat dari grafik di atas dapat disimpulkan masih terdapat desa dengan
cakupan N/D dibawah target diantaranya Giriharja, Bintangsari, Jayapura,
Bintangresmi, Malangsari dan Harumsari, yakni dibawah 81%. Walaupun
cakupan N/D Puskesmas masih memenuhi target, akan tetapi desa dengan
cakupan N/D dibawah target tetap perlu mendapatkan perhatian karena
menandakan tingat keberhasilan perbaikan gizi masyarakat maupun kegiatan
program kesehatan pada umumnya perlu dievaluasi kembali karena tidak
tercapaiannya salah satu indikator keberhasilan ini.
Salah satu faktor lainnya yang dapat menyebabkan berat badan tidak naik
ataupu turun adalah penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang biasa terjadi pada
anak balita diantaranya adalah ISPA, tuberculosis, dan diare. Oleh karena itu

27
perlunya kegiatan program kesehatan yang sinergis untuk menanggulangi
kejadian ISPA, tuberculosis, mapun diare guna mencegah gangguan
pertumbuhan pada anak.
Grafik Cakupan Bayi Baru Lahir Mendapat Inisiasi Menyusi Dini (IMD)
Puskesmas Rawat Inap Cipanas Tahun 2018

Cakupan Bayi Baru Lahir Mendapat IMD di


Puskesmas Rawat Inap Cipanas Tahun 2018
100.0% 94.5%
87.6%88.5%84.8% 89.2%88.2%
90.0% 80.7% 79.6% 80.6%
77.8% 76.0%76.4%
80.0% 70.1%
66.2% 69.4%
70.0%
60.0%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0%
0.0%

Cakupan

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dalam waktu 1 jam setelah kelahiran,


melindungi bayi yang baru lahir dari tertular infeksi dan mengurangi angka
kematian bayi baru lahir. IMD merupakan salah satu indikator keberhasilan
pelayanan kesehatan pada ibu hamil.
Dilihat dari grafik di atas dapat disimpulkan seluruh desa memiliki
cakupan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) mencapai target, 44%. Oleh karena itu
salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan pada ibu hamil sudah
tercapai.

28
Grafik Cakupan ASI Eksklusif 0 – 6 bulan di Puskesmas Rawat Inap Cipanas

Cakupan ASI Eksklusif 0 – 6 bulan di Puskesmas


Rawat Inap Cipanas Tahun 2018
100.00 91.67
88.06
90.00 81.81 83.36
80.26
76.77
80.00 70.84 71.22
66.18 68.47 67.14
70.00
60.00 52.78
50.00
38.69 35.90
40.00 33.90
30.00
20.00
10.00
0.00

Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan memiliki banyak manfaat bagi


bayi dan ibu. Indikator ini bertujuan untuk mengetahui penurunan persentase
ASI Eksklusif berdasarkan kelompok umur sehingga dapat merencanakan
edukasi gizi pada saat yang tepat bagi ibu hamil dan menyusui.

Dilihat dari grafik di atas dapat disimpulkan masih terdapat desa dengan
cakupan ASI Eksklusif 0 – 6 bulan dibawah target diantaranya Bintangresmi,
Girilaya dan Malangsari, 44%. Walaupun cakupan ASI Eksklusif 0 – 6 bulan
Puskesmas masih memenuhi target, akan tetapi desa dengan cakupan ASI
Eksklusif 0 – 6 bulan dibawah target tetap perlu mendapatkan perhatian
karena terjadinya penurunan persentase ASI Eksklusif pada balita usia 0 – 6
bulan sehingga perlu merencakan ulang program kesehatan terkait edukasi
gizi yang tepat bagi ibu hamil dan menyusui.

29
Grafik Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul Vitamin A

Cakupan balita 6-59 bulan mendapat kapsul


Vitamin A
101.00 100.00100.00100.00100.00100.00100.00100.00 100.00100.0099.85 100.00
100.00 99.45 99.26
99.00
98.00
97.00 96.36
96.00
95.00 93.98
94.00
93.00
92.00
91.00
90.00

Vitamin A merupakan zat gizi esensial yang dibutuhkan oleh tubuh dan
asupan vitamin A dari makanan sehari-hari umumnya masih kurang. Kekurangan
Vitamin A (KVA) di dalam tubuh yang berlangsung lama menimbulkan berbagai
masalah kesehatan yang berdampak pada meningkatnya risiko kesakitan dan
kematian. Mempertahankan status vitamin A pada bayi dan anak balita dapat
mengurangi masalah kesehatan masyarakat seperti kecacingan dan campak.
Dilihat dari grafik di atas dapat diketahui capaian pemberian vitamin A
pada balita usia 6 – 59 bulan dengan sasaran 95%, sudah terpenuhi. Akan tetapi
desa Harumsari memiliki capaian di bawah target yakni 93,98%. Sehingga perlu
di kaji ulang mengenai keberhasilan kegiatan sweeping pemberian vitamin A
maupun meningkatkan partisipasi masyarakat dan pentingnya memantau
pertumbuhan anak balita.
Grafik Cakupan Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
Minimal 90 Tablet Selama Masa Kehamilan

30
Cakupan Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah Darah
(TTD) Minimal 90 Tablet Selama Masa Kehamilan
111.1%
109.3%
103.4%
120.0% 100.0%98.5%95.5% 91.0%
100.0% 87.8%85.7%83.3%79.3%78.0%
76.5%76.0%74.5%
80.0%
60.0%
40.0%
20.0%
0.0%

Pemberian TTD merupakan satu intervensi untuk mencegah terjadinya


anemia pada ibu selama proses kehamilan. Sebaiknya ibu hamil mulai
mengonsumsi TTD sejak konsepsi sampai akhir trimester III. Indikator ini
sebagai evaluasi kinerja apakah TTD sudah diberikan kepada seluruh sasaran.

Dilihat dari grafik di atas dapat disimpulkan cakupan ibu hamil


mendapat tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tabet selama masa
kehamilan di bawah target (91%), yakni dibawah 95%. Cakupan TTD 90
Puskesmas masih tidak memenuhi target dikarenakan mayoritas (8 Desa)
memiliki cakupan yang di bawah target. Diantaranya bahkan di bawah 80%
sehingga cakupan TTD 90 Puskesmaspun turun. Oleh karena itu perlu
ditingkatkan upaya pemberian TTD 90 kepada seluruh sasaran.

Grafik Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang Mendapat
Makanan Tambahan

Cakupan Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang


Mendapat Makanan Tambahan
120% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
80%
60%
40%
20%
0%

31
Ibu hamil di Indonesia masih mengalami defisit asupan energi dan protein.
Berdasarkan hal tersebut pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil sangat
diperlukan untuk mencegah bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).
Dilihat dari grafik di atas dapat diketahui capaian pemberian PMT ibu hamil KEK
100%. Sehingga seluruh ibu hamil KEK mendapatkan PMT.
Grafik Status Gizi Balita (PSG 2018) di Puskesmas Rawat Inap Cipanas 2018
Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Salah satu indikator dari masalah gizi adalah status gizi anak balita
berdasarkan berat badan menurut umur dibawah -2 SD yang termasuk Berat
Badan Kurang (Underweight) atau biasa disebut gizi kurang untuk dibawah -2 SD
dan gizi buruk/ Di Bawah Garis Merah pada KMS (BGM) untuk dibawah -3 SD.
Berat Badan Kurang merupakan masalah gizi yang bersifat umum dapat
disebabkan karena masalah kronis ataupun akut, sehingga perlu konfirmasi lebih
lanjut. Masalah Berat Badan Kurang yang terjadi lama akan mengakibatkan
gangguan pertumbuhan pada anak. Indikator ini sebagai indikator outcome yang
bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari upaya program gizi yang telah
dilakukan.
Pada grafik diatas dapat diketahui di Kecamatan Cipanas masih terdapat
balita dengan status gizi Underweight (Masalah Gizi) sebanyak 392 balita. Oleh
karena itu perlu direncakan program kesehatan berkaitan dengan perbaikan gizi

32
guna menanggulangi masalah gizi ini maupun menurunkan angka balita dengan
masalah gizi Underweight. Diantaranya dengan pemberian PMT Penyuluhan guna
memberikan contoh bentuk dan jenis makanan yang baik untuk anak balita
maupun penyuluhan PMBA (Pemberian Makanan pada Bayi dan Balita) menurut
kelompok umur. Selain itu perlu diperhatikan faktor lain yang menyebabkan berat
badan turun maupun tidak naik sehingga status gizi anak tidak baik.
Status Gizi Balita Berdasarkan Tinggi Badan Menurut Umur/ Stunting
(TB/U)

Status Gizi Balita Cipanas Berdasarkan TB Menurut U


2%, 79 Balita 12%, 535
1%, 54 Balita Balita

Sangat Pendek
Pendek
Normal
Tinggi
85%

Status Gizi Balita Cipanas Berdasarkan TB Menurut U


1%, 54 Balita
14%, 614 Balita

Stunting
Normal
Tinggi

85%

Salah satu indikator dari masalah gizi adalah status gizi anak balita
berdasarkan tinggi badan menurut umur dibawah -2 SD yang termasuk pendek

33
(Stunting) atau biasa disebut pendek untuk dibawah -2 SD dan sangat pendek
untuk dibawah -3 SD.
Balita Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) merupakan masalah gizi yang
bersifat kronis yang disebabkan oleh banyak faktor baik dari masalah kesehatan
maupun di luar kesehatan dan berlangsung lama. Balita Pendek berdampak pada
gangguan kognitif dan risiko menderita penyakit degeneratif pada usia dewasa.
Indikator ini sebagai indikator outcome yang bertujuan untuk mengevaluasi
dampak dari upaya program gizi yang telah dilakukan.
Pada grafik diatas dapat diketahui di Kecamatan Cipanas masih terdapat
balita dengan status gizi Stunting (Masalah Gizi) sebanyak 614 balita. Oleh
karena itu perlu direncakan program kesehatan berkaitan dengan perbaikan gizi
guna menanggulangi masalah gizi ini maupun menurunkan angka balita dengan
masalah gizi Stunting. Diantaranya dengan pemberian PMT Penyuluhan guna
memberikan contoh bentuk dan jenis makanan yang baik untuk anak balita
maupun penyuluhan PMBA (Pemberian Makanan pada Bayi dan Balita) pada
kelompok umur dibawah 2 tahun atau baduta. Selain itu perlu diperhatikan faktor
lain baik dari masalah kesehatan maupun di luar kesehatan dan berlangsung lama.
Diantaranya adalah anemia pada remaja putri maupun wanita usia subur (WUS),
Anemia pada ibu hamil dan lain-lain.
Status Gizi Balita Berdasarkan Berat Badan Menurut Tinggi Badan
(BB/TB)

Status Gizi Balita Cipanas


Berdasarkan BB Menurut TB
0%, 4 Balita
2%, 94 Balita
2%, 100 Balita

Sangat Kurus
Kurus
Normal
Gemuk
96%

34
Salah satu indikator dari masalah gizi adalah status gizi anak balita
berdasarkan berat badan menurut tinggi badan dibawah -2 SD yang termasuk gizi
kurang/ Kurus (Wasting) atau biasa disebut Kurus (Wasting) untuk dibawah -2 SD
dan Sangat Kurus (Severe Wasting) untuk dibawah -3 SD.
Gizi kurang merupakan masalah gizi yang bersifat akut terutama
disebabkan oleh asupan yang kurang atau penyakit infeksi. Gizi kurang
berdampak pada gangguan pertumbuhan pada anak. Indikator ini sebagai
indikator outcome yang bertujuan untuk mengevaluasi dampak dari upaya kinerja
gizi yang telah dilakukan.
Sampai dengan akhir 2018 balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan
(100%) terdapat 3 balita, dari Desa Cipanas, Haurgajrug dan Bintangsari. Dari
ketiga balita dengan masalah gizi buruk memiliki penyakit penyerta dan
diantaranya memiliki penyakit penyerta yang menyebabkan gangguan makan atau
penurunan nafsu makan dan kesulitan makan, yakni Cerebral Palsi dan
Microcepal. Oleh karena itu pada balita dengan masalah gizi buruk perlu
diperhatikan asupan yang kurang atau penyakit infeksi yang menyebabkan
ketidak seimbangan antara asupan dan kebutuhan makanan.
5. Program Pencegahan dan pengendalian Penyakit
a. Imunisasi

Dari Grafik diatas diketahui dari target 95 % pencapaian Imunisasi


BCG di Puskesmas Rawat Inap Cipanas mencapai 98%.desa yang
terendah pencapaiannya desa Harumsari sebesar 66.67%

35
Pencapaian Imunisasi DPT 3 – HB 3 belum mencapai target,dari
target 95%. Hanya tercapai 90.46%. pencapaian tertinggi desa
Talagahiang sebesar 143.04% sedangkan pencapaian terendah di desa
Girilaya 50.00%

Dari target 95 % pencapaian Imunisasi Polio hanya mencapai 90.37 %

36
Dari empat belas desa yang ada diwilayah kerja Puskesmas Rawat
Inap Cipanas 78.57% (11) desa sudah mencapai desa UCI.

b. Diare

Desa dengan jumlah penderita Diare terbanyak ada didesa Haurgajrug.


c. TB Paru
Penyakit Tuberkolosis merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat dan salah satu penyebab kematian sehingga perlu
dilaksanakan program penanggulagan secara berkesinambungan. Gambaran
penyakit TB dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

37
Tabel 4. Pencapain Kasus TB paru Puskesmas Rawat Inap Cipanas Tahun 2018
No Indikator 2014 2015 2016 2017 2018
Suspek
1 TB 76 85 89 97 108
diperiksa
2 BTA + 26 36 37 28 42
Penderita
3 BTA (-) 31 22 37 59 33
RO (+)
4 Diobati 50 58 68 77 39
5 sembuh 45 85 32 32 37
Dari data diatas terlihat penjaringan kasus dari tahun ke tahun selalu
ada peningkatan. Sedangkan tingkat kepatuhan pasien dalam minum obat
belum pencapai 100 % .
d. Persentasie Balita dengan Pneumonia
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi akut yang
menyerang salahnsatu bagian /lebih dari saluran mulai dari hdung sampai
Alveoli termasuk adneksanya (Sinus, rongga telinga tengah dan pleura).
Hingga saat ini ISPA masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia dan sering terjadi pad anak. Episode batuk pilek pada balita di
Indonesia diperkirakan 3-6 kali pertahun. ISPA merupakan salah satu
penyebab utama kunjungan pasien disarana kesehatan.
Tahun 2018 di Puskesmas Rawat Inap Cipanas ditemuka 72 kasus
pneumonia dari kunjungan balita ke Ruang MTBS……….( %) .
e. Jumlah Kasus HIV-AIDS
Acquired Immun Deficiency syndrom (AIDS) merupakan kumpuln
gejala yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus
HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma cairan
vagina dan air susu ibu. Virus merusak sustim kekebalan tubuh manusia dan
mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah
terjangkit penyakit infeksi. Tahun 2018 ditemukan 3 kasus HIV dan 1 kasus
AIDS dengan kematian satu orang (100%) dari jumlah penderita AIDS.
Kasus HIV/AIDS bagaikan gunung es, yang nampak hanyalah
permukaan belaka namun kasus yang sesungguhnya jauh lebih besar dari
kasus yang nampak. Penyakit ini merupakan penyakit yang mematikan karena
sampai saat ini belum ditemukan obatnya. Namun demikian sebenarnya
pencegahannya relatif mudah yaitu tidak melakukan seks bebas, setia pada
38
pasangan, tidak menggunakan Narkoba dan selalu menggunakan alat – alat
yang bersih,steril sekali pakai dan tidak bergantian.
f. Kusta
Kusta merupakan penyakit menular yang sulit menular disebabkan oleh
M.Leprae. Ditandai dengan bercak kulit yang mati rasa, Penebalan saraf bisa
disertai dengan gangguan fungsi dan pada pemeriksaan kerokan kulit (Slit
Skin Smear) ditemukan BTA positif. Pada tahun 2018 jumlah penderita kusta
ada 7 orang dan ditemukan kusta baru anak umur dibawah 14 tahun satu
orang yang tersebar di empat desa yaitu Cipanas satu orang, Talagahiang satu
orang , luhurjaya 2 orang dan jayapura 4 orang.
g. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit “ Acute Flacccid
Paralysis”(AFP) per 100.000 penduduk < 15 tahun
Acute Flaccid Paralysis adalah kelumpuhan atau paralisis secara fokal yang
omsetnya akut tanpa penyebab lain yang nyata seperti trauma. Yang ditandai
dengan Flaccid dan mengenai anak kelompok umur < 15 tahun termasuk
didalamnya Sindrom Guillain Barre. AFP disebabkan oleh beberapa agen
termasuk enterovirus,Echovirus atau adenovirus. Selama tahun 2018 tidak
ditemukan penderita AFP.
h. Jumlah Kasus Penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
Tabel Kasus Penyakit menular yang dapat dicegah dengan Imunisasi
(PD3I)

JUMLAH KASUS PD3I

DIFTERI PERTUSIS TETANUS


NEONATORUM

0 0 0

Selama tahun 2018 tidak ditemukan penderita kasus PD3I

i. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dangue (DBD) per 100.000 Penduduk


Demam bedarah dengue ditandai dengan adanya demam tinggi , penomena
perdarahan, hepatomegali dan sering dengan kegagalan sirkulasi.
Demam Berdarah Dengue (DBD) termasuk salah satu penyakit menular
yang dapat menimbulkan wabah, maka sesuai dengan Undang – undang
nomor 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular serta Peraturan menteri

39
Kesehatan nomor 560 tahun 1989, setiap penderita termasuk tersangka DBD
harus segera dilaporkan selambat – lambatnya dalam waktu 24 jam oleh unit
pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Polikklinik, balai
pengobatan,dokter prakter swasta dan lain-lain
Pada tahun 2018 ditemukan 3 kasus demam berdarah dengue yang tersebar di
tiga desa yaitu Cipanas satu orang, Sipayug 1 orang dan Bintangsari satu
orang.
Upaya mencegah penularan dilakukan sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan 3 M plus (menguras,
menutup, mengubur).
j. PTM (Penyakit Tidak Menular
Untuk mengelola penyakit tidak menular kemenkes membuat kebijakan :
1) Mengembangkan dan memperkuat kegiatan deteksi dini Diabetus melitus
dan hipertensi secara aktif (skrining) sebab kedua penyakit ini merupakan
entrypoint penyakit tidak menular yang lainnya (Jantung, Stroke, Gagal
Ginjal dll)
2) Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan deteksi dini melalui
posbindu PTM
3) Meningkatkan akses penderita terhadap pengobatan melalui Revitalisasi
puskesmas untuk pengendalian PTM melalui peningkatan sumberdaya
tenaga kesehatan yang profesional dan kompeten dalam upaya
pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM di fasilitas pelayana
kesehatan dasar.
4) Kegiatan Prolanis bekerja sama dengan BPJS kesehatan bagi penderita
hipertensi dan diabetusmelitus peserta JKN, dimana dalam
a. pelaksanaannya mencakup pemeriksaan (GDP , GDPP, Tekanan
Darah,pengukuran IMT), senam dan edukasi .
5) Untuk deteksi dini kanker cervik dan kanker payudara dilakukan
pemeriksaan IVA (insfeksi visual acetat) dan CBE (clinical breast
examination.

40
Adapun hasil kegiatan program PTM dapat dilihat pada gafik dibawah
ini.

Dari penduduk usia ≥ lima belas tahun yang berjumlah 35759 baru,
baru 40.50% yang melakukan Screning terhadap penyakit Hipertensi.
Wanita 2 kali lebih besar resiko hipertensi dari laki – laki.

Kesadaran wanita untuk screning DM lebih besar daripada laki –


laki, dan kecenderung resiko DM pada wanita 2 kali lebih besar.

41
Dari grafik diatas Kecenderungan Obesitas pada wanita diwilayah
kerja Puskesmas Rawat Inap Cipanas 4 kali lebih besar daripada laki-laki,
Hal ini dimungkinkan karena pola makan pada wanita cenderung tidak
sehat.

Dari 7631 wanita usia 30-50 tahun yang melakukan pemeriksaan


IVA & CBE baru 57 org atau 0.75 %, ini menunjukan kesadaran kaum
wanita terhadap kesehatan dirinya masih rendah.

42
k. Program Kesling
Pemeliharaan kesehatan lingkungan bertujuan mewujudkan pemukiman yang
sehat dengan cara menjaga kebersihan lingkungan supaya terhindar dari
pencemaran, baik pencemaraan fisik, Kimiawi dan bakteriologis.

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Rumah sehat yang ada di
Puskesmas Rawat Inap cipanas masih sangat rendah

Persentase penduduk yang mimiliki akses terhadap Sarana air bersih


sebesar 72.89 %. Sedangkan pencapaian SAB terkecil adalah desa Pasir
Haur

43
Akses masyarakat terhadap jamban keluarga masih rendah yaitu 52.26 %
dari target 65.00%

Dari 19 penyelenggara air minum yang ada di kecamatan Cipanas, baru 6


(31.57%) yang diperiksa dan yang memenuhi syarat kesehatan ada 4
(21.17%).

44
Tabel Pemeriksaan Tempat Pengolahan Makanan (TPM) Puskesmas Rawat
Inap Cipanas Tahun 2018
TPM ADA DIPERIKSA SEHAT TIDAK
SEHAT
Rumah Makan 33 24 8 15
Depot Air Minum 19 6 4 2
Jajanan 28 28 14 14
Jumlah 80 58 26 31
Dari tabel di atas terlihat dari 80 tempat pengolahan makanan yang
diperiksa baru 58 TPM (72.5 %) dan yang sehat 26 TPM (32.5%). Rendahnya
TPM yang sehat beresiko meningkatkan angka kesakitan terutama saluran
pencernaa. Oleh karena itu perlu diadakan pembinaan dan pemantauan .

Grafik Jumlah TTU Sehat


Puskesmas Rawat I nap CipanasTahun
2018

36
52

52

ada diper iksa Sehat

Dari grafik diatas dapat dilihat dari 52 TTU yang ada di Kecamatan
Cipanas yang sehat 36 atau sekitar 69.23%.

l. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan berfungsi menintegrasikan semua program yang ada di
puskesmas, Kegiatan yang dilaksanakan meliputi penyuluhan, Pembinaan
UKBM, Pemantauan Rumah tangga Ber- PHBS dan pembinaan Posyandu

45
Grafik Rumah tangga Ber-PHBS
Puskesmas Rawat Inap Cipanas Tahun 2018
80 70,11
70
60
50
40
30
20 13,384 15,82
9,476
10 2,117
0
Jumlah RT Diperiksa Ber-PHBS

jumlah %

Persentase rumah tangga yang Ber-PHBS baru mencapai 15.82 % dari


13.384 Rumah Tangga.
m. Strata Posyandu dan Desa Siaga
Dari 66 posyandu yang ada di Puskesmas Rawat Inap Cipanas 100% strata
purnama sedang untuk desa siaga strata madya.
4.2 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan.
1. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Dalam upaya meningkatkan kesehatan dilingkungan sekolah maka
dilaksanakan pembinaan disekolah diantaranya:
a. Penjaringan kesehatan anak kelas I,VII dan X,
b. Imunisasi Bias yang dilaksanakan pada Agustus – September
c. Penilaian Sekolah Sehat
d. Pembinaan Dokcil pada sekolah dasar
e. Pemberian Tablet tambah darah siswi SMP dan SMA terintegrasi dengan
program Gizi
f. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (PKPR) terintegrasi dengan
program kesehatan remaja. dari 55 sekolah yang ada di Wilayah kerja
Puskesmas Cipanas yang terdiri dari 32 SD, 15 SLTP, dan 19 SLTA 16,
Adapun hasil Upaya kesehatan Sekolah sebagai berikut :
1) Sekolah sehat 25 % dari 55 sekolah
2) Sekolah dengan Dokter kecil 43.7%

46
3) Sekolah dengan sarana air bersih 88.46%
4) Sekolah dengan jamban sehat 88.46%
5) Sekolah dengan Peringan Dilarang merokok 15.38%
2. Pelayanan Kesehatan Lansia
Pemerintah daerah Kabupaten wajib memberikan skrining Kesehatan
lansia (Usia 60 tahun keatas) diwilayah kerjanya, minimal satu kali dalam
kurun 1 tahun. Puskesmas sebagai unit terdepan dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada masyarakat. Pelayanan skrining kesehatan lansia
meliputi Deteksi Hipertensi, Deteksi Diabetusmelitus,deteksi kadar kolesterol
darah dan deteksi gangguan mental emosional dan perilaku dengan
menggunakan form PD3I.
Di Puskesmas rawat Inap Cipanas terdata 3163 Lansia yang
mendapat pembinaan baru 362 lansia (11.4%), dengan hasil 357 lansia
mandiri, 5 lansia perlu bantuan , dari 362 lansia yang dibina tidak ada lansia
yang ketergantungan.
3. Pelayanan kesehatan Jiwa Orang Dengan Gangguan Jiwa
Berdasarkan Permenkes nomor 43 tahun 2016 tentang standar pelayanan
minimal bidang kesehatan, Pelayanan Kesehatan Jiwa pada ODGJ berat
adalah:
a. Pelayanan promotif preventif yang bertujuan meningkatkan kesehatan jiwa
ODGJ berat(Psikotik) dan mencegah terjadinya Kekambuhan dan
pemasungan
b. Pelayanan Kesehatan Jiwa pada ODGJ berat diberikan oleh perawat dan
dokter Puskesmas di wilayah kerjanya
c. Pelayanan Kesehatan Jiwa pada ODGJ berat meliputi:
1) Edukasi dan Evaluasi tentang : tanda dan gejala gangguan jiwa,
kepatuhan minum obat, dan informasi lain terkait obat, mencegah
tindakan pemasungan, kebersihan diri, sosialisasi, kegiatan rumah
tangga dan aktivitas bekerja sederhana
2) Tindakan kebersihan diri ODGJ berat
d. Dalam melakukan pelayanan promotif preventif diperlukan penyediaan
materi KIE dan buku kerja sederhana.

47
Di Puskesmas Rawat Inap cipanas tahun 2018 jumlah ODGJ 99 orang
terdiri dari 70 laki – laki dan wanita 29. Pembebasan Pasung 4 orng.

A. Upaya Kesehatan Perseorangan.


Pelayanan Kesehatan perseorangan di Puskesmas Rawat Inap Cipanas meliputi :
Pelayanan rawat jalan (BP umum. KIA – KB, MTBS, BP Gigi, TB Paru, Apotik
da Laboratorium), UGD, Rawat Inap dan Poned. Berikut hasil pelayanan
Kesehatan perseorangan
1. Pencapaian Kunjungan Pasien Rawat Jalan

Dari Grafik diatas dapat dilihat kunjungan pasien BPJS lebih banyak di luar
gedung sedangkan dalam gedung lebih banyak pasien umum pada tahun 2018
terjadi penurunan kunjungan pasien dari tahun 2017 sekitar 8.31% atau 1912
jiwa.

48
49
2. Kunjungan pasien Rawat Inap dan UGD

Dari Grafik diatas dapat dilihat sebagian besar pasien yang mendapat
perawa tan di Puskesmas Rawat Inap Cipanas adalah Peserta JKN
Grafik kunjungan Pasien Rawat Inap Puskesmas Rawat Inap Cipanas Tahun
2014 sampai 2018

Dari Grafik diatas dapat diketahui adanya penurunan pasien rawat Inap di
Puskesmas Rawat Inap Cipanas pada tahun 2018 dibanding tahun 2017
sekitar 14.53% atau 239 jiwa.

50
Dari Grafik diatas dapat terlihat Sebagian besar kunjungan pasien
UGD Puskesmas rawat Inap Cipanas adalah pasien umum.

51
3. Kunjungan Poned

Dari Grafik diatas dapat diketahui sebagian besar pasien poned


adalah pasien JKN.

Dari Grafik diatas dapat terlihat ada peningkatan yang signifikan


kunjungan pasien ke poned sebanyak 152 orang atau 25.54%.

52
4. Pelayanan Kesehatan Gigi.

Grafik Pelayanan kesehatan Gigi

204

480

TUMPATAN GIGI TETAP PENCABUTAN GIGI TETAP

Dari 480 kasus pencabutan Gigi Tetap , 204 atau 42.5% karena
Tumpatan Gigi Tetap.

5. Laboratorium
Sebagai pendukung pelayanan kesehatan pemeriksaan laboratorium
sangat membantu penegakan diagnosa. Adapun hasil laboratorium di
Puskesmas Rawat Inap cipanas seperti tabel di bawah ini
NO JENIS PEMERIKSAAN 2017 2018 TREND
1 Darah Rutin 700 712 ↗
2 Darah Lengkap 89 182 ↗
3 Widal 79 289 ↗
4 Golongan Darah 212 518 ↗
5 Tes Kehamilan 50 48 ↘
6 Urin Rutin 134 475 ↗
7 HBSAg 0 420 ↗
8 Sypilis 0 420 ↗
9 HIV 0 420 ↗
10 GDS 434 651 ↗
11 Asam Urat 248 321 ↗
12 Kolesterol 214 236 ↗
13 Sputum BTA 746 862 ↗

Dari tabel diatas diketahui semua jenis pemeriksaan laboratorium


dari tahun 2017 ada peningkatan yang signifikan kecuali test
Kehamilan.

53
Tabel Daftar Kasus Kematian Ibu di Kecamatan Cipanas tahun 2018

Kasus Kematian

Hidup
Lahir
JML
No Desa

Bersal
Hamil

Nifas
JML

Ibu

Ibu

Ibu
in
1 Cipanas 0 0 0 0
2 Sipayung 0 0 0 0
3 Talagahiang 0 0 0 0
4 Luhurjaya 0 0 0 0
5 Giriharja 0 0 0 0
6 Bintangsari 0 0 0 0
7 Jayapura 0 0 0 0
8 Bintangresmi 0 0 0 0
9 Haurgajrug 0 0 0 0
10 Girilaya 0 0 0 0
11 Sukasari 1 0 0 0
12 Malangsari 0 0 0 0
13 Pasirhaur 0 0 0 0
14 Harumsari 0 0 0 0
PUSKESMAS 1 0 0 0
Dari table diatas dapat dilihat bahwa masih terdapat kematian ibu
dikecamatan Cipanas tepatnya di desa sukasari

6. Kefarmasian
Salah satu Pelayanan pendukung yang penting di Puskesmas yaitu pelayanan
obat , dengan memberikan obat sesuai dengan resep dokter, berdasarkan
penyakit yang diderita pasien, Pelayanan informasi obat sesuai dengan
penyakit dan dosis, manfaat serta efek dari pengobatan.
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas, merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan yang berperan penting dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Berikut hasil
pelayanan kefarmasian di Puskesmas rawat Inap Cipanas.
a. Rasio pemakaian Obat : 27,6
b. Rasio Pemakaian ABU : 1 : 2.3

54

Anda mungkin juga menyukai