Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR

PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN PEMBUATAN KOSMETIK “SHAMPO


POLIHERBAL” MENGGUNAKAN EKSTRAK TANAMAN LOKAL
BAGI KELOMPOK HOME INDUSTRI BALI SARI
DESA SEPANG
OLEH
Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, M.Si
NIP. 196804171995011001
Dr. Desak Made Citrawathi, M.Kes
NIP. 19580831 198203 2 002
Drs. Sanusi Mulyadiharja, M.Pd
NIP. 195807041983031001

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan


Ganeshadengan SPK Nomor.13/UN48.16/PM/2016 tanggal 25 Februari 2016

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN 2016
HALAMAN PENGESAHAN
PENERAPAN IPTEKS
Judul P2M : Pelatihan Pembuatan Kosmetik “Shampo Poliherbal” Menggunakan
Ekstrak Tanaman Lokal Bagi Kelompok Home Industri Bali Sari Desa
Sepang
1 Ketua Tim Pengusul
Nama : Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, S.Si., M.Si
NIDN : 0017046804
Jabatan/Golongan : Lektor Kepala/IVa
Jurusan/ Fakultas : Pendidikan Kimia/MIPA
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha
Bidang Keahlian : Ilmu Lingkungan/Kimia Analitik
Alamat Kantor/Telp. : Jl. Udayana 12 Singaraja/0362-25735
Alamat Rumah/Telp./E-mail : LC 8 Dusun Seraya Desa Baktiseraga-Buleleng
/081236781968/idewasastra@yahoo.com
2 Anggota Tim Pengusul
Jumlah Anggota : Dosen 2 Orang
Nama Anggota 1 : Dr. Desak Made Citrawathi, M.Kes
Nama Anggota 2 Drs. Sanusi Mulyadiharja, M.Pd
Lokasi Kegiatan Mitra
Wilayah Mitra : Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu
Kabupaten : Buleleng
Propinsi : Bali
3 Luaran yang dihasilkan : Artikel ilmiah dan produk shampo poliherbal
4 Jangka Waktu Pelaksanaan : 8 Bulan
5 Biaya Total : Rp. 14.500.000
::-
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang
Widhi Wasa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan
program pengabdian masyarakat skim Penerapan IPTEKS dan menyusun laporannya
sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan. Pengabdian kepada masyarakat
tentang Pelatihan Pembuatan Kosmetik “Shampo Poliherbal” Menggunakan Ekstrak
Tanaman Lokal Bagi Kelompok Home Industri Bali Sari Desa Sepang sangat perlu
dilakukan dalam kerangka memberikan edukasi dan keterampilan kepada kelompok
home industri dalam memproduksi produk kosmetik ”shampo Poliherbal” yang aman
digunakan. Banyak produk kosmetik yang beredar dipasaran belum sepenuhnya
memperhatikan aspek keamanan pagi konsumen, bahkan ada yang menggunakan bahan-
bahan kimia melebihi dari batas yang diperbolehkan dalam peraturan Kepala Badan
Pengawasan Obat dan Makanan nomor HK.03.1.23.08.11.07517 TAHUN 2011 tentang
persyaratan teknis bahan kosmetik. Untuk itu, peningkatan pengetahuan tentang bahan
dan keterampilan membuat kosmetik menjadi aspek yang penting diperhatikan. Melalui
program Pengabdian Kepada Masyarakat skim Penerapan IPTEKS bagi kelompok
home industri poduk kosmetikt, kami telah melakukan beberapa kegiatan diantaranya
melakukan edukasi tentang pemanfaatan bahan alami sebagai campuran pembuatan
shampo poliherbal, pelatihan cara pembuatan shampo poliherbal menggunakan bahan
aktif dari ekstrak bahan lokal. Dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini,
pelaksana program telah banyak mendapatkan dukungan baik berupa dana maupun
moril dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini kami sampaikan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Universitas Pendidikan Ghanesa melalui lempaga penelitian dan pengabdian lepada


masyarakat yang telah memberikan dukungan dana pada program ini.
2. Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas
Pendidikan Ganesha dan Staf atas pembinaan dan layanan administrasi dalam
pelaksanaan IbM ini.
3. Kepada bapak Wayan Wardana dan bapak Made Santiasa Putra selaku mitra program
yang telah berpartisifasi aktif dalam kegiatan ini.
4. Pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas berbagai bantuan
dan kerjasamanya.

Kami menyadari, penyusunan laboran ini masih kurang sempurna, untuk itu saran
yang konstruktif kami perlukan dalam menyempurnakan laboran ini, dan akhir kata
semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Singaraja, 28 Oktober 2016

Tim Pelaksana program,


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN
PRAKATA
DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi ............................................................................ 1
1.2 Permasalahan Mitra...................................................................... 2
1.3 Tujuan Kegiatan........................................................................... 4
1.4 Manfaat Kegiatan........................................................................ 4
BAB II METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan.................................................. 4
2.2 metode Pemecahan Masalah...................................................... 4
BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Informasi dan Diskusi Pemanfaatan Ekstrak Tanaman Lokal 7
untuk Pembuatan Shampo Poliherbal.......................................
3.2 Pelatihan Mengekstraksi Bahan Aktif dan Pembuatan Sahmpo 10
Poliherbal………………………………………………………
3.2.1 Ekstraksi Bahan Aktif pada Tanaman Lokal……………….. 10
3.2.2 Pelatihan Pembuatan shampo Poliherbal……………………. 11
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan ...................................................................................... 14
4.2 Saran ............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 15
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Home industri Bali Sari merupakan kelompok usaha yang bergerak pada bidang
produksi produk perawatan dan kesehatan kulit berlokasi di Desa Sepang Kecamatan
Busungbiu, Kabupaten Buleleng. Kelompok usaha ini dirintis sejak tahun 2012 oleh
Bapak Wayan Wardana bersama istrinya Ibu nengah Mawini dengan jumlah anggota
kelompok sebanyak 20 orang yang terdiri dari 15 laki dan 5 orang perempuan. Pada
mulanya, produk kesehatan yang dibuat berupa sabun rumput laut. Pada tahun 2013,
mencoba mengembangkan jenis produknya berupa skin lotion dan tahun 2015 berupa
cream lulur yang semuanya menggunakan bahan dasar rumput laut yang diperoleh dari
petani rumput laut di Desa Kalianget kecamatan Gerokgak, kabupaten Buleleng serta
bahan kimia sintetik dibeli di Denpasar. Beberapa jenis produk dari usaha home industri
Bali sari yang telah beredar di pasaran disajikan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Beberapa produk shampo dan sabun hasil produksi Bali Sari

Saat ini, usaha kosmetik Bali Sari mengalami perkembangan yang cukup
menjanjikan. Dalam satu bulannya, mampu memproduksi cream lulur sebanyak 200
PCs, skin lotion sebanyak 100 PCs, 100 PCs shampo dengan harga Rp. 20.000 per PCs
dan sabun mandi 800 PCs dengan harga sebesar Rp. 8000 per PCS untuk cream lulur,
Rp. 15.000 per PCS untuk skin lotion dan Rp. 7500 per PCs untuk sabun mandi.

1
Analisis rata-rata biaya produksi dihabiskan untuk semua produk tersebut sekitar 7 juta
(sudah termasuk ongkos kerja dan pembelian bahan), sedangkan harga jual totalnya
mencapai 11,1 juta. Dengan demikian dalam satu bulannya, keuntungan bersih dari
usaha home industri produk perawatan kulit ini sekitar 4,1 juta.
Meningkatnya minat masyarakat terhadap kosmetik alami, maka kelompok ini
berkeinginan untuk menambah variasi jenis kosmetik yang tetap menggunakan bahan
alami sebagai campuran. Salah satu produk kosmetik yang ingin dibuat adalah shampo
yang menggunakan campuran ekstrak tanaman lokal. Namun, kelompok Bali Sari
belum mempunyai pengetahuan tentang berbagai jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan
serta belum mempunyai pengalaman mengekstrak bahan aktif tanaman untuk campuran
pembuatan shampo. Untuk menindaklanjuti keinginan tersebut, dilakukan diskusi antara
tim pengusul P2M dengan ketua kelompok Bali Sari, dan hasilnya adalah disepakati
untuk melakukan inovasi produk kosmetik berupa pembuatan shampo poliherbal yang
dibuat dengan menambahkan campuran beberapa jenis ekstrak tanaman lokal
(poliherbal) yang mengandung bahan aktif dengan fungsi utamanya yaitu
menyuburkan rambut, menghilangkan ketombe dan menghitamkan rambut. Untuk
mensukseskan pembuatan produk shampo poliherbal ini, telah disepakati tiga kegiatan
pokok dalam program P2M skim penerapan IPTEKS yaitu 1) kegiatan sosialisasi dan
diskusi untuk meningkatkan pengetahuan kelompok tentang berbagai jenis tanaman
lokal yang dapat berfungsi untuk menyuburkan dan menghitamkan rambut, anti rontok
serta anti ketombe. 2) pelatihan cara mengekstraksi bahan aktif pada tanaman lokal dan
3) pelatihan keterampilan pembuatan shampo poliherbal menggunakan campuran
ekstrak tanaman lokal.

1.2 Permasalah Mitra


Identifikasi terhadap permasalahan yang dialami oleh kelompok home industri
Bali Sari dalam mengembangkan produk kosmetiknya, diperoleh tiga permasalahan
pokok yaitu (1) Pengetahuan kelompok masih kurang dalam hal pengembangan jenis
kosmetik berbahan dasar herbal. Hal ini terlihat pada variasi produk kosmetik sabun,
lotion, shampo dan cream lulur yang hanya menggunakan rumput laut saja sebagai
bahan tambahan padahal banyak tanaman lokal lain yang lebih berpotensi untuk
digunakan sebagai bahan aktif untuk pembuatan kosmetik sabun, hand body, lulur
maupun shampo. (2) Pengetahuan kelompok masih kurang dalam mengekstrak bahan

2
aktif pada tanaman lokal yang bisa berperan dalam menghitamkan, menyuburkan
rambut, anti rontok dan anti ketombe yang digunakan dalam formulasi sediaan shampo.
Hal ini terlihat pada bahan lokal yang digunakan dalam pembuatan sabun, lotion,
shampo dan lulur terbatas pada rumput laut. (3) Keterbatasan keterampilan kelompok
home industri Bali Sari dalam membuat produk-produk kosmetik dengan memanfaatkan
tanaman-tanaman lokal dalam memformulasi sediaan kosmetik.
Berdasarkan identifikasi terhadap pokok permasalahan yang dihadapi kelompok
home industri Bali Sari dan telah disepakati langkah pemecahannya antara lain:
1. Pengetahuan anggota kelompok home industri Bali Sari dalam mengembangkan
produk-produk kosmetiknya masih relatif kurang. Untuk memecahkan persoalan ini,
pengusul progran akan memberikan wawasan melalui informasi dan diskusi ke
mitra program tentang produk-produk kosmetik berbahan dasar campuran tanaman
lokal.
2. Pengetahuan kelompok masih kurang dalam mengenal jenis tanaman lokal yang bisa
berperan dalam menghitamkan, menyuburkan rambut, anti rontok dan anti ketombe.
Solusi yang ditawarkan dan telah disepakati untuk memecahkan permasalahan ini
adalah informasi dan diskusi tentang jenis-jenis tanaman lokal dan kandungan
bahan aktif dari masing-masing tumbuhan tersebut sehingga dapat berpungsi untuk
menghitamkan dan menyuburkan rambut, anti ketombe serta anti rontok.
3. Anggota kelompok Bali Sari memiliki keterampilan terbatas dalam membuat
shampo poliherbal menggunakan berbagai campuran tanaman lokal. Untuk
mengatasi permasalah ini, akan diprogramkan pelatihan membuat shampo
poliherbal menggunakan campuran tanaman loka.

Dua tujuan utama yang ingin disasar melalui program pengabdian pada
masyarakat skim penerapan IPTEK ini yaitu (1) meningkatkan pengetahuan dan
wawasan mitra terhadap pemanfaatan dan fungsi bahan lokal dalam pengembangan
inovatif dari kosmetik herbal. dan (2) mitra memiliki keterampilan dalam membuat
shampo poliherbal dengan memanfaatkan ekstrak dari campuran beberapa tanaman
lokal.

3
1.3 Tujuan Kegiatan

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh khalayak


sasaran yaitu kelompok home industri Bali Sari, beberapa tujuan utama yang ingin
dicapai dalam program pengabdian pada masyarakat skim penerapan IPTEK ini yaitu
(1) meningkatkan pengetahuan dan wawasan mitra terhadap pemanfaatan dan fungsi
bahan lokal untuk pengembangan inovatif dari produk kosmetik berupa shampo
poliherbal. Hal ini ditempuh melalui pemberian informasi dan diskusi tentang
pengembangan produk-produk shampo poliherbal berbahan dasar ekstrak
tanaman lokal serta memperkenalkan tanaman-tanaman lokal potensial sebagai
bahan aktif dalam pembuatan produk shampo
(2) Meningkatkan keterampilan dalam membuat shampo poliherbal dari ekstrak
tanaman lokal. Hal ini ditempuh melalui pelatihan tentang pembuatan shampo
poliherbal berbahan dasar ekstrak tanaman lokal seperti ekstrak daun
mangkokan, ekstrak pepaya, ekstrak daun pandan wangi, ekstrak daun waru,
ekstrak mengkudu dan lain-lain. Dengan pelatihan ini, mitra program dituntut
sampai mampu menghasilkan produk berupa produk shampo poliherbal
1.4 Manfaat Kegiatan

Program pengabdian pada masyarakat tentang pelatihan pembuatan shampo


poliherbal sangat bermanfaat bagi mitra program yaitu kelompok home industri Bali
Sari dan bagi masyarakat luas utamanya bagi pengguna produk kosmetik shampo
poliherbal. Beberapa manfaat bagi Bali Sari Tunas diantaranya
(1) Ceramah/informasi dan diskusi tentang potensi pengembangan produk berbahan
dasar ekstrak tanaman lokal bermanfaat bagi mitra untuk meningkatkan
wawasan dalam rangka mengembangkan usaha kosmetiknya.
(2) Ceramah/informasi dan diskusi tentang sumber daya alam lokal yang murah dan
mudah diperoleh tetapi potensial digunakan sebagai bahan aktif ramah
lingkungan dalam pembuatan shampoo poliherbal bermanfaat bagi mitra untuk
meningkatkan pendapatan usaha mitra
(3) Pelatihan dalam pembuatan shampo poliherbal, bermanfaat dalam meningkatkan
keterampilan mitra dan mengembangkan usahanya.
Salah satu manfaat yang diharapkan dirasakan oleh masyarakat luas terutama pengguna
shampoo alami ramah lingkungan.

4
BAB II METODE PELAKSANAAN

2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Kegiatan pelatihan pembuatan shampo poliherbal dengan memanfaatkan ekstrak


bahan lokal seperti daun mangkokan, daun pandan wangi, daun waru, pepaya dan
mengkudu dilaksanakan di home industri Bali Sari Desa Sepang kecamatan Busungbiu
Kabupaten Buleleng. Waktu pelaksanaan selama 8 bulan yaitu bulan Maret sampai
Oktober tahun 2016.

2.2 Metode Pemecahan Masalah


Metode yang digunakan untuk memberikan solusi terhadap beberapa pokok
permasalahan yang dialami oleh mitra program adalah imformasi dan diskusi dan
pelatihan keterampilan.Informasi dan diskusi dilakukan ditujukan untuk memberikan
wawasan, edukasi dan pengenalan terhadap berbagai jenis tanaman lokal yang
berpotensi digunakan sebagai campuran dalam pembuatan shampo poliherbal. Metode
pelatihan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan mitra dalam mengekstrak bahan
aktif yang ada pada tanaman lokal sehingga bisa digunakan sebagai campuran shampo,
disamping itu juga pelatihan keterampilan ditujukan juga untuk meningkatkan
keterampilan mitra dalam membuat sahampo poliherbal dengan memanfaatkan ekstrak
tanaman lokal. Secara rinci, masalah mitra program dan metode pelaksanaan yang
digunakan disajikan seperti pada Tabel berikut.
Masalah mitra program Rencana pemecahan masalah
Pengetahuan anggota kelompok home indutri Pengusul progran akan memberikan
Bali Sari tentang jenis tanaman potensial yang wawasan melalui ceramah, informasi dan
dimanfaatkan untuk mengembangkan produk diskusi tentang jenis tanaman potensial yang
kosmetik masih relatif kurang bias dimanfaatkan sebagai campuran dalam
pembuatan kosmetik. Salah satu kosmetik
yang diperkenalkan adalam pembuatan
shampo poliherbal berbahan dasar ekstrak
tanaman lokal
Kelompok home industri Bali Sari belum Pengusul program akan memberikan
punya pengetahuan dan keterampilan cara pelatihan langsung cara mengekstraksi bahan
mengekstraksi bahan aktif pada tanaman. aktif pada tanaman lokal yang nantinya

5
dimanfaatkan untuk campuran dalam
pembuatan kosmetik “shampo poliherbal.
Kelompok home industri Bali Sari belum Pengusul program akan memberikan
punya keterampilan cara membuat shampo pelatihan cara pembuatan shampo poliherbal.
poliherbal

6
BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Informasi dan Diskusi Pemanfaatan Ekstrak Tanaman Lokal untuk Pembuatan
Shampo Poliherbal.

Pengabdian kepada masyarakat skim penerapan IPTEKS dengan menyasar


kelompok home industri Bali Sari desa Sepang Kecamatan Busungbiu Buleleng telah
melaksanakan program dengan menghasilkan hal-hal sebagai berikut.
1. Sosialisasi dan Diskusi tentang Tanaman Lokal Sebagai Campuran Sahmpo

Gambar 2. Ceramah potensi pemanfaatan tanaman lokal sebagai campuran shampo.


Kegiatan sosialisasi dan diskusi tentang pembuatan shampo poliherbal hanya
melibatkan 4 orang yang secara langsung secara rutin terlibat dalam produksi kosmetik.
Beberapa jenis tanaman lokal diperkenalkan untuk pembuatan shampo
Poliherbal diantaranya daun mangkokan, mengkudu, lidah buaya, daun pepaya dan
lainnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas. Daun mangkokan
mengandung triterpenoid, vitamin C, B1, Vit A, kalsium oksalat, fosfor, besi, lemak,
protein yang berpungsi untuk menutrisi rambut sehingga rambut menjadi subur dan anti
rontok. Ekstrak papaya mengandung cacirin dan karpain berperan menghitamkan
rambut, daun pandan wangi dan daun waru mengandung alkaloid, flavonoid, tanin,
polifenol dan saponin dapat digunakan sebagai penyubur rambut, penambah busa dan
anti ketombe pada shampo. Ekstrak rumput laut kaya karaginan berfungsi sebagai

7
pelembab dan pelembut kulit sedangkan vitamin C bisa berpungsi sebagai antioksidan,
magnesium, potasium, zat besi, dan seng yang memberikan nutrisi bagi kulit. Daun
urang aring mengandung senyawa steroid yang berpungsi untuk penyubur sekaligus
penghitanm rambut. Disamping itu, juga diberikan informasi terkait beberapa hal
peraturan yang hendaknya dijalankan dalam cara pembuatan kosmetik yang baik yang
meliputi penggunaan bahan, peralatan, tempat usaha dan kesehatan sumberdaya manusia.
Setelah mitra program (Usaha Bali Sari) diberikan pengetahuan tentang
pemanfaatan ekstrak bahan lokal untuk campuran shampo poliherbal, dilanjutkan
dengan pemberian cara mengekstrak bahan-bahan aktif tersebut agar bisa digunakan.
Untuk mengekstrak bahan aktif tersebut hanya diperkenalkan menggunakan air, hal ini
karena bahan-bahan aktif tersebut bersifat polar dan pelarut yang dipergunakan
umumnya alkohol. Namun, dengan mempertimbangkan kepraktisan dan kemudahan
memperoleh air serta memperkecil biaya produksi.maka bahan-bahan aktif tersebut
disarankan diekstrak menggunakan air. Dalam pembuatan shampo poliherbal, ekstrak
bahan lokal yang digunakan adalah kombinasi dari beberapa ekstrak tanaman lokal yang
disesuaikan dengan fungsi shampo tersebut yang pada dasarnya disamping untuk
membersihkan kulit kepala tetapi juga mempunyai peran sebagai penyubur rambut, anti
rontok dan anti ketombe Deskripsi masing-masing tanaman lokal, kandungan kimia
beserta fungsinya dalam shampo dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. DAUN MANGKOKAN:
Fungsi : Sebagai penyubur rambut
Kandungan kimia : Triterpenoid
Cara pembuatan ekstrak daun mangkokan:

1. Daun mangkokan dikeringkan dalam ruangan tanpa sinar matahari.


2. Daun mangkokan kering dibuat dalam bentuk serbuk dengan cara memblender
3. Serbuk daun mangkokan sebanyak 100 gram direndam dalam 750 mL alkohol 70%
selama 3-5 hari
4. Ekstrak daun mangkokan dalam pelarut alkohol 70% di uapkan dalam penangas air
(wadah ekstrak ditempatkan dalam panci berisi air panas) sehingga alkoholnya
menguap dan diperoleh ekstrak kental daun mangkokan.

8
5. Ekstrak daun mangkokan 25 gram ditambahkan pada air untuk selanjutnya
digunakan untuk membuat shampo. (Dibuat 25 gram ekstrak mangkokan untuk
menghasilkan100 gram sampho)
2. DAUN WARU
6
Fungsi : anti ketombe dan menambah busa shampo
Kandungan kimia : saponin
Cara pembuatan ekstrak daun waru
1. Daun waru dikeringkan dalam ruangan tanpa sinar matahari (1 hari).
2. Daun waru kering dibuat dalam bentuk serbuk dengan cara memblender
3. Serbuk daun waru sebanyak 50 gram direndam dalam 500 mL alkohol 70% selama
2 hari.
4. Ekstrak daun waru dalam pelarut alkohol 70% di uapkan dalam penangas air
(wadah ekstrak ditempatkan dalam panci berisi air panas) sehingga alkoholnya
menguap dan diperoleh ekstrak kental daun waru.
5. Ekstrak daun waru 25 gram ditambahkan pada air untuk selanjutnya digunakan
untuk membuat shampo. (Dibuat 5 gram ekstrak daun waru untuk
menghasilkan100 gram sampho)

3. DAUN PANDAN WANGI


Fungsi : anti ketombe dan menambah busa shampo, penumbuh rambut (sifat anti
ketombe dan penumbuh rambut terutama disebabkan adanya kandungan flavonoid dan
polifenolnya) sedangkan sifat memperbanyak busa akibat adanya saponin
Kandungan kimia : alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, polifenol

Cara pembuatan ekstrak:


1. Daun pandan wangi dikeringkan dalam ruangan tanpa sinar matahari
2. Daun pandan wangi yang sudah kering dibuat dalam bentuk serbuk dengan cara
memblender
3. Serbuk pandan wangi sebanyak 50 gram direndam dalam 500 mL air panas selama 3
jam (jangan sampai mendidih).
4. Pembuatan sampho 100 gram menggunakan 57 gram ekstrak air pandan wangi

9
4. DAUN PAPAYA
Fungsi : anti ketombe
Kandungan kimia : Karpain

Cara pembuatan ekstrak:


1. Daun papaya diblender sehingga menjadi bubuk
2. Serbuk daun pepaya di rebus pakai air panas
3. Saring dengan kain selanjutnya air saringan digunakan untuk pembuatan samphoo

3. 2. Pelatihan Mengekstraksi Bahan Aktif dan Pembuatan Sahmpo Poliherbal

3.2.1 Ekstraksi Bahan Aktif pada Tanaman Lokal


Pembuatan ekstrak daun mangkokan
Daun mangkokan dikeringkan dalam ruangan tanpa sinar matahari selama 3 hari,
selanjutnya dibuat dalam bentuk bubuk dengan cara diblender. Sebanyak 100 gram
serbuk daun mangkokan direndam dalam 1 liter air agak panas (suhu 50-60oC) selama 1
malam. Campuran disaring dengan kain kasa dan ekstrak yang diperoleh siap digunakan
untuk campuran shampo. Digunakan 25 gram ekstrak untuk membuat 100 gram shampo.
Pembuatan ekstrak daun pandan wangi
Daun pandan wangi dikeringkan dalam ruangan tanpa sinar matahari selama 1
hari, selanjutnya dibuat dalam bentuk bubuk dengan cara diblender. Sebanyak 50 gram
serbuk daun pandan wangi direndam dalam 500 mililiter air agak panas (suhu 70oC)
selama 3 jam. Campuran disaring dengan kain kasa dan ekstrak yang diperoleh siap
digunakan untuk campuran shampo. Digunakan 25 gram ekstrak untuk membuat 100
gram shampo
Pembuatan ekstrak daun pepaya
Daun pepaya dibuat dalam bentuk bubuk dengan cara diblender. Sebanyak 50
gram serbuk daun pandan wangi direndam dalam 500 mililiter air panas selama 3 jam.
Campuran disaring dengan kain kasa dan ekstrak yang diperoleh siap digunakan untuk
campuran shampo. Digunakan 50 gram ekstrak untuk membuat 100 gram shampo

10
3.2.2 Pelatihan Pembuatan shampo Poliherbal
Shampo poliherbal merupakan shampo yang memiliki peran lebih dibandingkan dengan
shampo biasa. Pada umumnya, shampo lebih banyak digunakan untuk membersihkan
kotoran yang menempel pada kulit kelapa. Namur, pada sampo poliherbal, disamping
untuk membersihkan kulit kepala, juga membantu mencegah munculnya ketombe,
menyuburkan rambut dan mencegah kerontokan rambut. Pembuatan shampo poliherbal
menggunakan campuran ekstrak tanaman lokal daun mangkokan, daun pandan wangi
8
dan pepaya dilakukan dengan tapan proses sebagai berikut.

Texapon (100 g) + NaCl (120 g)

Air Diaduk

Lexaine C (120 g) + Lexgard P (2 g) + susu (200 g)

Ekstrak alami (Daun mangkokan ( 112,5 g),


pandan wangi (250 g ) dan pepaya (100g)

Pewangi
Diaduk

Produk shampoo
poliherbal
1000 gram

Pembuatan shampo pada dasarnya terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan
utama dalam pembuatan shampo hádala surfaktan yang dalam hal ini digunakan jenis
texapon sedangkan bahan tambahannya berupa lexaine yang berpungsi untuk mencegah
iritasi pada kulit kepala, lexgard P sebagai bahan pengawet, pewangi untuk memberi
kesan aroma pada cedían shampo. Penambahan ekstrak alami juga dimasukkan yang
mengandung bahan aktif dimasukkan kedalam bahan utama karena mampu
meningkatkan kerja shampo yaitu selain membersihkan kulit kelapa juga mampu
menutrisi rambut sehingga tumbuh subur, anti ketombe dan anti rontok.. Bahan alami
yang digunakan untuk campuran (bahan aktif) pembuatan shampo terdiri dari dari daun

11
mangkokan, daun pandan wangi dan daun pepaya muda. Persiapan pembuatan ekstrak
alami dilakukan oleh mitra setelah mendapatkan konsultasi dan diskusi tentang cara
ekstraksi dari panitia pelaksana.
Pelatihan pembuatan shampo poliherbal ini menghadirkan ibu-ibu anggota
kelompok home industri Bali Sari yang berjumlah 16 orang. Kegiatan pelatihan
berlangsung antusias. Dokumentasi suasana pelatihan terlihat seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Pelatihan pembuatan shampo poliherbal


Produk Sampo Poliherbal Hasil Pelatihan
Shampo yang dibuat dalam pelatihan adalah shampo poliherbal dengan menggunakan
ekstrak tanaman lokal berupa daun mangkokan, ekstrak daun pandan wangi dan ekstrak
pepaya. Daun mangkokan mengandung triterpenoid, vitamin C, B1, Vit A, kalsium
oksalat, fosfor, besi, lemak, protein yang berpungsi untuk menutrisi rambut sehingga
rambut menjadi subur dan anti rontok. Daun pandan wangi mengandung alkaloid,
flavonoid, tanin, polifenol dan saponin dapat digunakan sebagai penyubur rambut,
penambah busa dan anti ketombe pada shampo sedangkan ekstrak papaya mengandung
cacirin dan karpain berperan menghitamkan rambut. Produk shampo hasil pelatihan
disajikan seperti pada Gambar 3.

12
Shampo rumput laut Shampo poliherbal

Gambar 3. Produk shampo Bali Sari

13
BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Dari seluruh rangkaian kegiatan dalam program penerapan IPTEKS di di
kelompok home industri Bali Sari desa Sepang Buleleng dapat ditarik beberapa
simpulan sebagai berikut.
1. Mitra program memiliki pengetahuan praktis tentang cara mengekstrak bahan aktif
pada tanaman lokal serta pemanfaatannya sebagai bahan aktif dalam pembuatan
kosmetik.
2. Shampo poliherbal yang dibuat dalam pelatihan menggunakan bahan lokal berupa
daun mangkokan, daun pandan wangi dan ekstrak pepaya. Dengan demikian,
shampo poliherbal disamping mempunyai peran utama untuk membersihkan kulit
kepala tetapi juga membantu mencegah kerontokan rambut, anti ketombe dan
penyubur rambut.
3. Kelompok home industri Bali Sari dapat menambah variasi produk shampo
sehingga berkontribusi terhadap meningkatnya pendapatan kelompok

4.2 Saran
Program pengabdian kepada masyarakat tentang pembuatan shampo poliherbal
sebenarnya bisa ditingkatkan produknya dengan mengoptimalkan berbagai jenis ekstrak
tanaman sesuai dengan fungsinya. Untuk itu, disarankan selalu berinovasi untuk
mengembangkan produk shampo poliherbal sehingga dapat menambah variasi produk
shampo poliherbal yang menjadi ciri khas dari home industri Bali Sari.

14
DAFTAR PUSTAKA
Faizatun., Kartiningsih, & Liliana. 2008. Formulasi Sediaan Shampo Ekstrak Bunga
Chamomile dengan Hidroksi Propil Metil Celulosa sebagai Pengental. Jornal
Ilmu Kefarmasian Indonesia. 6(1) : 15-22.

Krunali, T., Dhara, P., Mesrham, D.B., & Mitesh, P. 2013. Evaluation of Standard of
Some Selected Shampo Preparation. World Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences. 1(5):3622-3630.

Manisha, S., Swati, D., Manisha, C, & Sonia, S. 2013. Preparation and Evaluation of
Polyherbal Shampo powder. International Journal of Pharmacy and Biological
sciences 39(2): 151-159.

Mottram, F.J., & Lees, C.E. 2000, Hair Sampoos in Poucher's Perfumes, Cosmetics and
Soaps, 10th Edn, Butler, H. (ed), Kluwer Academic Publishers. Printed in
Great Britain.

Nimas Mahataranti., Yuni Astuti, & Asriningdhiani. 2012. Formulasi Shampo Anti
Ketombe Ekstrak Etanol Seledri (Apium graveolens L.) dan Aktivitasnya
terhadap jamur Pityroporum ovale. Pharmacy. 9(22): 128-139.

Naresh G., Prasad K, Thimma Reddy VT., Ragadeepika J., Hajarabi T, & Abdul Ahad,
H. 2013. Formulation and evaluation of herbal shampo containing chamomile,
rose and orange peel. Pharmaceutical Research Library: International Journal
of Medicine and Pharmaceutical Research. 1(2) : 192-197

Noudeh, G.D., Sharififar, F., Khazaeli, P., Mohajeri, E., & Jahanbakhsh. 2011.
Formulation of Herbal Conditioner Shampo by Using Extract of Fenugreek
seeds and Evaluation of its physicochemical Parameters. African Journal
Pharmacy and Pharmacology. 5(22) : 2420-2427.

Snehal, W., Mitin, K, & Vaibhav, B.V. 2014. Preparation and Evaluation of
Antidandruff Polyherbal Powder Shampo. Pharmacophore. 5(1) : 77-84.

15

Anda mungkin juga menyukai