PENERAPAN IPTEKS
Kami menyadari, penyusunan laboran ini masih kurang sempurna, untuk itu saran
yang konstruktif kami perlukan dalam menyempurnakan laboran ini, dan akhir kata
semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKATA
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi ............................................................................ 1
1.2 Permasalahan Mitra...................................................................... 2
1.3 Tujuan Kegiatan........................................................................... 4
1.4 Manfaat Kegiatan........................................................................ 4
BAB II METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
2.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan.................................................. 4
2.2 metode Pemecahan Masalah...................................................... 4
BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Informasi dan Diskusi Pemanfaatan Ekstrak Tanaman Lokal 7
untuk Pembuatan Shampo Poliherbal.......................................
3.2 Pelatihan Mengekstraksi Bahan Aktif dan Pembuatan Sahmpo 10
Poliherbal………………………………………………………
3.2.1 Ekstraksi Bahan Aktif pada Tanaman Lokal……………….. 10
3.2.2 Pelatihan Pembuatan shampo Poliherbal……………………. 11
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan ...................................................................................... 14
4.2 Saran ............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 15
BAB I PENDAHULUAN
Home industri Bali Sari merupakan kelompok usaha yang bergerak pada bidang
produksi produk perawatan dan kesehatan kulit berlokasi di Desa Sepang Kecamatan
Busungbiu, Kabupaten Buleleng. Kelompok usaha ini dirintis sejak tahun 2012 oleh
Bapak Wayan Wardana bersama istrinya Ibu nengah Mawini dengan jumlah anggota
kelompok sebanyak 20 orang yang terdiri dari 15 laki dan 5 orang perempuan. Pada
mulanya, produk kesehatan yang dibuat berupa sabun rumput laut. Pada tahun 2013,
mencoba mengembangkan jenis produknya berupa skin lotion dan tahun 2015 berupa
cream lulur yang semuanya menggunakan bahan dasar rumput laut yang diperoleh dari
petani rumput laut di Desa Kalianget kecamatan Gerokgak, kabupaten Buleleng serta
bahan kimia sintetik dibeli di Denpasar. Beberapa jenis produk dari usaha home industri
Bali sari yang telah beredar di pasaran disajikan seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Beberapa produk shampo dan sabun hasil produksi Bali Sari
Saat ini, usaha kosmetik Bali Sari mengalami perkembangan yang cukup
menjanjikan. Dalam satu bulannya, mampu memproduksi cream lulur sebanyak 200
PCs, skin lotion sebanyak 100 PCs, 100 PCs shampo dengan harga Rp. 20.000 per PCs
dan sabun mandi 800 PCs dengan harga sebesar Rp. 8000 per PCS untuk cream lulur,
Rp. 15.000 per PCS untuk skin lotion dan Rp. 7500 per PCs untuk sabun mandi.
1
Analisis rata-rata biaya produksi dihabiskan untuk semua produk tersebut sekitar 7 juta
(sudah termasuk ongkos kerja dan pembelian bahan), sedangkan harga jual totalnya
mencapai 11,1 juta. Dengan demikian dalam satu bulannya, keuntungan bersih dari
usaha home industri produk perawatan kulit ini sekitar 4,1 juta.
Meningkatnya minat masyarakat terhadap kosmetik alami, maka kelompok ini
berkeinginan untuk menambah variasi jenis kosmetik yang tetap menggunakan bahan
alami sebagai campuran. Salah satu produk kosmetik yang ingin dibuat adalah shampo
yang menggunakan campuran ekstrak tanaman lokal. Namun, kelompok Bali Sari
belum mempunyai pengetahuan tentang berbagai jenis tanaman yang bisa dimanfaatkan
serta belum mempunyai pengalaman mengekstrak bahan aktif tanaman untuk campuran
pembuatan shampo. Untuk menindaklanjuti keinginan tersebut, dilakukan diskusi antara
tim pengusul P2M dengan ketua kelompok Bali Sari, dan hasilnya adalah disepakati
untuk melakukan inovasi produk kosmetik berupa pembuatan shampo poliherbal yang
dibuat dengan menambahkan campuran beberapa jenis ekstrak tanaman lokal
(poliherbal) yang mengandung bahan aktif dengan fungsi utamanya yaitu
menyuburkan rambut, menghilangkan ketombe dan menghitamkan rambut. Untuk
mensukseskan pembuatan produk shampo poliherbal ini, telah disepakati tiga kegiatan
pokok dalam program P2M skim penerapan IPTEKS yaitu 1) kegiatan sosialisasi dan
diskusi untuk meningkatkan pengetahuan kelompok tentang berbagai jenis tanaman
lokal yang dapat berfungsi untuk menyuburkan dan menghitamkan rambut, anti rontok
serta anti ketombe. 2) pelatihan cara mengekstraksi bahan aktif pada tanaman lokal dan
3) pelatihan keterampilan pembuatan shampo poliherbal menggunakan campuran
ekstrak tanaman lokal.
2
aktif pada tanaman lokal yang bisa berperan dalam menghitamkan, menyuburkan
rambut, anti rontok dan anti ketombe yang digunakan dalam formulasi sediaan shampo.
Hal ini terlihat pada bahan lokal yang digunakan dalam pembuatan sabun, lotion,
shampo dan lulur terbatas pada rumput laut. (3) Keterbatasan keterampilan kelompok
home industri Bali Sari dalam membuat produk-produk kosmetik dengan memanfaatkan
tanaman-tanaman lokal dalam memformulasi sediaan kosmetik.
Berdasarkan identifikasi terhadap pokok permasalahan yang dihadapi kelompok
home industri Bali Sari dan telah disepakati langkah pemecahannya antara lain:
1. Pengetahuan anggota kelompok home industri Bali Sari dalam mengembangkan
produk-produk kosmetiknya masih relatif kurang. Untuk memecahkan persoalan ini,
pengusul progran akan memberikan wawasan melalui informasi dan diskusi ke
mitra program tentang produk-produk kosmetik berbahan dasar campuran tanaman
lokal.
2. Pengetahuan kelompok masih kurang dalam mengenal jenis tanaman lokal yang bisa
berperan dalam menghitamkan, menyuburkan rambut, anti rontok dan anti ketombe.
Solusi yang ditawarkan dan telah disepakati untuk memecahkan permasalahan ini
adalah informasi dan diskusi tentang jenis-jenis tanaman lokal dan kandungan
bahan aktif dari masing-masing tumbuhan tersebut sehingga dapat berpungsi untuk
menghitamkan dan menyuburkan rambut, anti ketombe serta anti rontok.
3. Anggota kelompok Bali Sari memiliki keterampilan terbatas dalam membuat
shampo poliherbal menggunakan berbagai campuran tanaman lokal. Untuk
mengatasi permasalah ini, akan diprogramkan pelatihan membuat shampo
poliherbal menggunakan campuran tanaman loka.
Dua tujuan utama yang ingin disasar melalui program pengabdian pada
masyarakat skim penerapan IPTEK ini yaitu (1) meningkatkan pengetahuan dan
wawasan mitra terhadap pemanfaatan dan fungsi bahan lokal dalam pengembangan
inovatif dari kosmetik herbal. dan (2) mitra memiliki keterampilan dalam membuat
shampo poliherbal dengan memanfaatkan ekstrak dari campuran beberapa tanaman
lokal.
3
1.3 Tujuan Kegiatan
4
BAB II METODE PELAKSANAAN
5
dimanfaatkan untuk campuran dalam
pembuatan kosmetik “shampo poliherbal.
Kelompok home industri Bali Sari belum Pengusul program akan memberikan
punya keterampilan cara membuat shampo pelatihan cara pembuatan shampo poliherbal.
poliherbal
6
BAB III HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Informasi dan Diskusi Pemanfaatan Ekstrak Tanaman Lokal untuk Pembuatan
Shampo Poliherbal.
7
pelembab dan pelembut kulit sedangkan vitamin C bisa berpungsi sebagai antioksidan,
magnesium, potasium, zat besi, dan seng yang memberikan nutrisi bagi kulit. Daun
urang aring mengandung senyawa steroid yang berpungsi untuk penyubur sekaligus
penghitanm rambut. Disamping itu, juga diberikan informasi terkait beberapa hal
peraturan yang hendaknya dijalankan dalam cara pembuatan kosmetik yang baik yang
meliputi penggunaan bahan, peralatan, tempat usaha dan kesehatan sumberdaya manusia.
Setelah mitra program (Usaha Bali Sari) diberikan pengetahuan tentang
pemanfaatan ekstrak bahan lokal untuk campuran shampo poliherbal, dilanjutkan
dengan pemberian cara mengekstrak bahan-bahan aktif tersebut agar bisa digunakan.
Untuk mengekstrak bahan aktif tersebut hanya diperkenalkan menggunakan air, hal ini
karena bahan-bahan aktif tersebut bersifat polar dan pelarut yang dipergunakan
umumnya alkohol. Namun, dengan mempertimbangkan kepraktisan dan kemudahan
memperoleh air serta memperkecil biaya produksi.maka bahan-bahan aktif tersebut
disarankan diekstrak menggunakan air. Dalam pembuatan shampo poliherbal, ekstrak
bahan lokal yang digunakan adalah kombinasi dari beberapa ekstrak tanaman lokal yang
disesuaikan dengan fungsi shampo tersebut yang pada dasarnya disamping untuk
membersihkan kulit kepala tetapi juga mempunyai peran sebagai penyubur rambut, anti
rontok dan anti ketombe Deskripsi masing-masing tanaman lokal, kandungan kimia
beserta fungsinya dalam shampo dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. DAUN MANGKOKAN:
Fungsi : Sebagai penyubur rambut
Kandungan kimia : Triterpenoid
Cara pembuatan ekstrak daun mangkokan:
8
5. Ekstrak daun mangkokan 25 gram ditambahkan pada air untuk selanjutnya
digunakan untuk membuat shampo. (Dibuat 25 gram ekstrak mangkokan untuk
menghasilkan100 gram sampho)
2. DAUN WARU
6
Fungsi : anti ketombe dan menambah busa shampo
Kandungan kimia : saponin
Cara pembuatan ekstrak daun waru
1. Daun waru dikeringkan dalam ruangan tanpa sinar matahari (1 hari).
2. Daun waru kering dibuat dalam bentuk serbuk dengan cara memblender
3. Serbuk daun waru sebanyak 50 gram direndam dalam 500 mL alkohol 70% selama
2 hari.
4. Ekstrak daun waru dalam pelarut alkohol 70% di uapkan dalam penangas air
(wadah ekstrak ditempatkan dalam panci berisi air panas) sehingga alkoholnya
menguap dan diperoleh ekstrak kental daun waru.
5. Ekstrak daun waru 25 gram ditambahkan pada air untuk selanjutnya digunakan
untuk membuat shampo. (Dibuat 5 gram ekstrak daun waru untuk
menghasilkan100 gram sampho)
9
4. DAUN PAPAYA
Fungsi : anti ketombe
Kandungan kimia : Karpain
10
3.2.2 Pelatihan Pembuatan shampo Poliherbal
Shampo poliherbal merupakan shampo yang memiliki peran lebih dibandingkan dengan
shampo biasa. Pada umumnya, shampo lebih banyak digunakan untuk membersihkan
kotoran yang menempel pada kulit kelapa. Namur, pada sampo poliherbal, disamping
untuk membersihkan kulit kepala, juga membantu mencegah munculnya ketombe,
menyuburkan rambut dan mencegah kerontokan rambut. Pembuatan shampo poliherbal
menggunakan campuran ekstrak tanaman lokal daun mangkokan, daun pandan wangi
8
dan pepaya dilakukan dengan tapan proses sebagai berikut.
Air Diaduk
Pewangi
Diaduk
Produk shampoo
poliherbal
1000 gram
Pembuatan shampo pada dasarnya terdiri dari bahan utama dan bahan tambahan. Bahan
utama dalam pembuatan shampo hádala surfaktan yang dalam hal ini digunakan jenis
texapon sedangkan bahan tambahannya berupa lexaine yang berpungsi untuk mencegah
iritasi pada kulit kepala, lexgard P sebagai bahan pengawet, pewangi untuk memberi
kesan aroma pada cedían shampo. Penambahan ekstrak alami juga dimasukkan yang
mengandung bahan aktif dimasukkan kedalam bahan utama karena mampu
meningkatkan kerja shampo yaitu selain membersihkan kulit kelapa juga mampu
menutrisi rambut sehingga tumbuh subur, anti ketombe dan anti rontok.. Bahan alami
yang digunakan untuk campuran (bahan aktif) pembuatan shampo terdiri dari dari daun
11
mangkokan, daun pandan wangi dan daun pepaya muda. Persiapan pembuatan ekstrak
alami dilakukan oleh mitra setelah mendapatkan konsultasi dan diskusi tentang cara
ekstraksi dari panitia pelaksana.
Pelatihan pembuatan shampo poliherbal ini menghadirkan ibu-ibu anggota
kelompok home industri Bali Sari yang berjumlah 16 orang. Kegiatan pelatihan
berlangsung antusias. Dokumentasi suasana pelatihan terlihat seperti pada Gambar 2.
12
Shampo rumput laut Shampo poliherbal
13
BAB IV. SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Dari seluruh rangkaian kegiatan dalam program penerapan IPTEKS di di
kelompok home industri Bali Sari desa Sepang Buleleng dapat ditarik beberapa
simpulan sebagai berikut.
1. Mitra program memiliki pengetahuan praktis tentang cara mengekstrak bahan aktif
pada tanaman lokal serta pemanfaatannya sebagai bahan aktif dalam pembuatan
kosmetik.
2. Shampo poliherbal yang dibuat dalam pelatihan menggunakan bahan lokal berupa
daun mangkokan, daun pandan wangi dan ekstrak pepaya. Dengan demikian,
shampo poliherbal disamping mempunyai peran utama untuk membersihkan kulit
kepala tetapi juga membantu mencegah kerontokan rambut, anti ketombe dan
penyubur rambut.
3. Kelompok home industri Bali Sari dapat menambah variasi produk shampo
sehingga berkontribusi terhadap meningkatnya pendapatan kelompok
4.2 Saran
Program pengabdian kepada masyarakat tentang pembuatan shampo poliherbal
sebenarnya bisa ditingkatkan produknya dengan mengoptimalkan berbagai jenis ekstrak
tanaman sesuai dengan fungsinya. Untuk itu, disarankan selalu berinovasi untuk
mengembangkan produk shampo poliherbal sehingga dapat menambah variasi produk
shampo poliherbal yang menjadi ciri khas dari home industri Bali Sari.
14
DAFTAR PUSTAKA
Faizatun., Kartiningsih, & Liliana. 2008. Formulasi Sediaan Shampo Ekstrak Bunga
Chamomile dengan Hidroksi Propil Metil Celulosa sebagai Pengental. Jornal
Ilmu Kefarmasian Indonesia. 6(1) : 15-22.
Krunali, T., Dhara, P., Mesrham, D.B., & Mitesh, P. 2013. Evaluation of Standard of
Some Selected Shampo Preparation. World Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences. 1(5):3622-3630.
Manisha, S., Swati, D., Manisha, C, & Sonia, S. 2013. Preparation and Evaluation of
Polyherbal Shampo powder. International Journal of Pharmacy and Biological
sciences 39(2): 151-159.
Mottram, F.J., & Lees, C.E. 2000, Hair Sampoos in Poucher's Perfumes, Cosmetics and
Soaps, 10th Edn, Butler, H. (ed), Kluwer Academic Publishers. Printed in
Great Britain.
Nimas Mahataranti., Yuni Astuti, & Asriningdhiani. 2012. Formulasi Shampo Anti
Ketombe Ekstrak Etanol Seledri (Apium graveolens L.) dan Aktivitasnya
terhadap jamur Pityroporum ovale. Pharmacy. 9(22): 128-139.
Naresh G., Prasad K, Thimma Reddy VT., Ragadeepika J., Hajarabi T, & Abdul Ahad,
H. 2013. Formulation and evaluation of herbal shampo containing chamomile,
rose and orange peel. Pharmaceutical Research Library: International Journal
of Medicine and Pharmaceutical Research. 1(2) : 192-197
Noudeh, G.D., Sharififar, F., Khazaeli, P., Mohajeri, E., & Jahanbakhsh. 2011.
Formulation of Herbal Conditioner Shampo by Using Extract of Fenugreek
seeds and Evaluation of its physicochemical Parameters. African Journal
Pharmacy and Pharmacology. 5(22) : 2420-2427.
Snehal, W., Mitin, K, & Vaibhav, B.V. 2014. Preparation and Evaluation of
Antidandruff Polyherbal Powder Shampo. Pharmacophore. 5(1) : 77-84.
15