Anda di halaman 1dari 28

CRITICAL BOOK

KEWARGANEGARAAN

Oleh :

JASON YUDHA F KACARIBU

5163220012

FAKULTAS TEKNIK

D3 TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat tuhan Yang Maha Esa dan dengan rahmat
dan karunianya, Tugas Critical Book Report ini dapat saya buat, sebagai bahan pembelajaran
kami dengan harapan dapat diterima dan dipahami secara bersama.

Tugas Critical Book ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan. Tugas
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara Konseptual, Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia dilaksanakan dalam rangka


mewujudkan amanat Pendidikan Nasional.

Belajar tentang Pendidikan kewarganegaraan (PKN) pada dasarnya adalah belajar tentang ke
Indonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, membangun rasa
kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia.

B. Tujuan

Agar Mahasiswa paham lebih dalam lagi mengenai pengertian, pengaplikasian untuk
menjadi seorang warga negara yang baik dan benar.

C. Manfaat

Mahasiswa dapat mengaplikasikan Fungsi warga negara dengan benar


BAB II

ISI BUKU

Identittas Buku

 Judul Buku : Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi

 Pengarang : Apiek Gandamana, S.Pd., M.Pd. dkk

 Penerbit : UNIMED

 Tahun Terbit : 2017


BAB I

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan

A. Pendahuluan

Secara Konseptual, Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia dilaksanakan dalam rangka


mewujudkan amanat Pendidikan Nasional.

Belajar tentang Pendidikan kewarganegaraan (PKN) pada dasarnya adalah belajar tentang ke
Indonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, membangun rasa
kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia.

B. Pengertian Pendidikan Kewargangaraan

Pendidikan Kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata ialah kata “Pendidikan” dan kata
“Kewarganegaraan”. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Secara konseptual istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah warga negara.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan terjemahan dari istilah asing Civic Education.

Menurut Margaret Stimman Branson Civic Education adalah satu komponn pendidikan
penting yang mengajarkan warga negara untuk mengambil bagian dalam kehidupan
demokrasi publik.

Branson membagi ranah civic education yaitu :

1. Civic Skills, merupakan keterampilan yang dikembangka dari pengetahuan


kewarganegaraan agar pengetahuan yang diperoleh menjadi sesuatu yang bermakna
2. Civic knowledge, adalah materi substansi atau pengetahuan yang berkaitan dengan
kandungan apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara
3. Civic dispositions merupakan karakter kewarganegaraan yang dikembangkan dari
pengetahuan dan keterampilan kewarganegaraan

Misi civic education menurut Quigley dan Bahmueller untuk pembentukan pengetahuan,
keterampilan dan nilai dalam hal kewarganegaraan yang memungkinkan partisipasi warga
negara dalam pemerintahan secara efektif dan bertanggung jawab.
Menurut Nu’man Somantri pendidikan kewarganegaraan sebagai seleksi dan adaptasi dari
lintas ilmu sosial dan kegiatan – kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan
secara psokilogis dan ilmiah untuk ikut mencapai tujuan pendidikan.

C. Landasan Ilmiah dan Landasan Hukum Pendidikan Kewarganegaraan

1. Landasan Ilmiah

Tujua utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menmbuhkan wawasan dan


kesadaran bernegara. Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan ilmu, setiap ilmu harus
memenuhi syarat – syarat ilmiah yaitu mempunyai objek, metode, sistem, dan bersifat
universal.

2. Landasan Hukum / Yuridis

a) UUD RIS 1945, Pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa “tiap –tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”
b) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 37 ayat (2)
menyatakan bahwa “kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan dan Bahasa.

D. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Kosasih Djahiri tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai berikut :

1. Secara Umum, untuk mendukung keberhasilan pencapaian pendidikan nasional


2. Secara Khusus, yaitu membina moral yang diharapkan diwujukan dalam kehidupan
sehari – hari

Program pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi harus mampu


mencapai tujuan :

1) Menumbuhkembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta pada tanah
air
2) Menjadi warga negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
3) Menjunjung tinggi nilai – nilai keadilan
BAB II

Identitas Nasional

A. Pendahuluan

Menurut Armani di Indonesia, kebhinekaan atau heterogenitas merupakan faktor yang sangat
diperhitungkan sejak awal berdirinya negara.

Identitas nasional merujuk pada identitas – identitas yang sifatnya nasional. Identitas nasional
merupakan sesuatu yang ditransmisikan dari masa lalu dan dirasakan sebagai pemilikan
bersama.

B. Pengertian Identitas Nasional

Konsep identitas nasional dibentuk oleh dua kata dasar “identitas “ dan “nasional”. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia, identitas berarti ciri – ciri atau keadaan khusus seseorang atau
jati diri. Kata nasional berasal dari kata “national” dalam KBBI “nasional” berarti bersifat
kebangsaan. Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional lebih dekat
dengan arti jati diri yakni ciri – ciri atau karakteristik, perasaan atau keyakinan tentang
kebangsaan yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.

Identitas nasional yang berasal dari kata “national identity” dapat diartikan sebagai
“kepribadian nasional” atau “jati diri nasional”. Konsep identitas nasional dalam arti jati diri
bangsa menurut Kaelan adalah nilai – nilai yang merupakan hasil buah pikiran dan gagasan
dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik yang memberikan watak, dan
ciri masyarakat Indonesia.

C. Konsep Bangsa Indonesia

Menurut Otto Bauer bangsa adalah suatu persatuan karakter yang timbul karena persatuan
nasib. Dalam ensiklopedia nasional Indonesia bangsa dijelaskan dari perspektif hukum, yaitu
rakyat atau orang – orang yang berada di dalam satu masyarakat hukum yang terorganisir.
Bangsa Indonesia adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang
mendiami wilayah NKRI dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.

Menurut Winarna faktor – faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Adanya persamaan nasib

2. Adanya keinginan bersama untuk merdeka

3. Adanya kesatuan tempat tinggal

4. Adanya cita – cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai
suatu bangsa.

D. Unsur – Unsur Pembentuk Identitas Nasional

Terdapat dua jenis bentuk identitas, yakni identitas primer dan identitas sekunder. Identitas
primer yakni identitas yang mengawali terjainya identitas sekunder, sedangkan identitas
sekunder adalah identitas yang dibentuk atau direkonstruksi berdasarkan hail kesepakatan
bersama.

Identitas primer yang terwujud antara lain dalam bentuk budaya etnis yang dikembangkan
agar memberi sumbangan bagi pembentukan budaya nasional dan akhirnya menjadi identitas
nasional.

Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir kemudian bila dibandingkan dengan
identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif

Bentuk – bentuk identitas nasional Indonesia dikemukakan oleh Winarno adalah sebagai
berikut :

1. Lambang negara adalah Garuda Pancasilla

2. Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya

3. Bendera negara adalah sang Merah Putih

4. Bahasa Nasional adalah bahasa Indonesia

5. Hukum dasar ngara adalah UUD NRI 1945

6. Pancasilla sebagai dasar negara

7. Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara


8. Konsepsi wawasan Nusantara

BAB III

Integrasi Nasional

A. Pendahuluan

Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami hampir semua negara,
terutama negara – negara yang usianya masih relatif muda termasuk Indonesia. Sejak
proklamasi kemerdekaan sampai sekarang negara Indonesia masih menghadapi persoalan
bagaimana menyatukan Penduduk Indonesia.

Tantangan itu sangat terasa terutama ketika bangsa Indonesia membutuhkan kebersamaan dan
persatuan dalam menghadapi dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

B. Pengertian Integrasi Nasional

Istilah Integrasi nasional dalam bahasa Inggris adalah “National Integration”. “Integration”
berarti kesempurnaan. “nation” artinya bangsa sebagai bentuk persekutuan dari orang – orang
yang berbeda latar belakang. Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu
bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya. “mengintegrasikan” berarti membuat untuk atau
menyempurnakan dengan tujuan menyatukan unsur – unsur yang semula terpisah – pisah.

Tentang Integrasi, Myron Weiner memberikan 5 definisi mengenai integritas, salah satunya
yaitu : Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam satu wilayah. Sejalan dengan definisi tersebut Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti
membedakan 5 tipe Integrasi, yaitu :

 Integrasi Nasional

 Integrasi wilayah

 Integrasi nilai

 Integrasi elit masa

 Integrasi tingkah laku


C. Pentingnya Integrasi Nasional

Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan,
karena setiap masyarakat menyimpan potensi konflik dan pertentangan. Persamaan
kepentingan kebutuhan untuk bekerjasama serta konsensus tentang nilai – nilai tertentu dalam
masyarakat merupakan potensi yang mengintegrasikan.

Negara baru seperti halnya Indonesia membangun Integrasi juga menjadi tugas penting. Ada
dua hal yang dapat menjelaskan hal ini. Pertama, pemerintah kolonial Belanda tidak pernah
memikirkan tentang perlunya membangun kesetiaan nasional dan semangat kebangsaan pada
rakyat Indonesia. Kedua, bagi negara – negara baru tuntutan integrasi ini juga menjadi
masalah pelik karena latar belakang bangsa yang bersangkutan.

D. Strategi Integrasi

1. Strategi Asimilasi, adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih
menjadi satu kebudayaan yang baru sehingga melebur menjadi satu.

2. Strategi Akulturasi, adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih
sehingga memunculkan kebudayaan yang baru dimana ciri – ciri budaya asli
pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru tersebut.

3. Strategi Pluralis, paham pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya


perbedaan dalam masyarakat.

E. Integrasi Nasional Indonesia

Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi
horisontal. Dimensi vertikal adalah dimensi yang berkenaan denga upaya menyatuka
persepsi, keinginan dan harapan yang ada antara elite dengan masa atau pemerintah dengan
rakyat.

Sedangkan dimensi horisontal adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya mewujudkan
dengan persatuan di antara perbedaan – perbedaan yang ada dalam masyarakat itu sendiri.
Salah satu persoalan yang dialami oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia dengan
mewujudkan integasi adalah masalah Primordialisme yang masih kuat.

Namun demikian harus tetap diyakini bahwa nasionalisme sebagai karakter suatu bangsa
tetap diperlukan di era Indonesia merdeka sebagai kekuatan untuk menjaga eksistensi
sekaligus mewujudkan taraf peradaban yang luhur, kekuatan yang tangguh dan mencapai
negara bangsa yang besar.

BAB IV

Negara Dan Konstitusi

A. Pendahuluan

Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintahan yang ada didalamnya, masyarakat ingin
mewujudkan tujuan – tujuan tertentu. Agar pemerintah suatu negara yang memiliki
kekuasaan untuk mengatur kehidupan masyarakat, maka ada sistem aturan yang
mengaturnya. Aturan yang paling tinggi tingkatannya dalam suatu negara dinamakan
Konstitusi atau sering disebut dengan UUD.

B. Konsep Negara

Berikut ini konsep pengertian negara yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

1. Roger H. Soltau, negara adalah sebagai alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan – persoalan bersama atas nama masyarakat.

2. Harold J. Laskg y, negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena


mempunyai wewenang yang bersifat memaksa.

3. Miriam Budiarjo, negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah
oleh sejumlah pejabat.

C. Unsur – Unsur Terbentuknya Negara

1. Unsur Konstitutif, unsur pembentuk yang harus dipenuhi agar terbentuk negara. Unsur ini
terdiri dari rakyat, wilayah dan pemerintah yang berdaulat.
2. Unsur Deklaratif, unsur yang sifatnya menyatakan bkan mutlak harus dipenuhi. Unsur ini
terdiri atas tujuan negara UUD dan pengakuan dari negara lain.

D. Sifat – Sifat Negara

1. Sifat Memaksa, artinya bahwa negara mempunyi kekuatan fisik secara legal agar
tercapai ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarki.

2. Sifat memonopoli, Monopli berasal dari kata “Mono” yang artinya satu dan “poli”
yang artinta penguasa, jika sifat monopoli dikaitkan dengan suatu negara adalah suatu
hak tunggal yang dilakukan oleh negara untuk berbuat atau menguasai sesuatu untuk
kepentingan bersama

3. Sifat mencakup semua, berarti smua peraturan perundang undangan yang berlaku
adalah untuk semua orang tanpa kecuali.

E. Tujuan Dan Fungsi Negara

Mengenai tujuan negara ini, beberapa ahli mengemukakan pendapatnya yang beragam antara
lain :

1. Roger H. Soltau, tujuan negara adalah memungkinkan rakyatnya berkembang serta


menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin.

2. Lord Shang, di dalam setiap negara terdapat subjek yang selalu bertentangan dan
berhadapan, yaitu pemerintah dan rakyat

3. Immanuel Kant, tujuan negara untuk menegakkan hak – hak dan kebebasan –
kebebasan warganya.

Fungsi yang secara umum pasti dimiliki oleh setiap negara antara lain :

1) Melaksanakan ketertiban

2) Pertahanan

3) Menegakkan keadian

4) Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya

F. Pengertian Konstitusi
Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Sebagai hukum dasar negara, konstitusi
berisi aturan dan ketentuan hal – hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara. Menurut
Winarno, konstitusi dapat diartikan dalam arti luas dan sempit.

 Konstitusi dalam Arti luas meliputi hukum dasar tertulis dan tidak tertulis

 Konstitusi dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis yaitu UUD

G. Tujuan Dan Fungsi Konstitusi

Menurut Miriam Budiharjo menjelaskan setiap UUD memuat ketentuan – ketentuan


mengenai hal – hal sebagai berikut :

1) Organisasi negara

2) Hak – hak asasi manusia

3) Prosedur mengubah UUD

4) Adakalnya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD

Menurut Jinly Asshiddiqie konstitusi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :

 Fungsi penentu

 Fungsi pemberi

 Fungsi penyalur

 Fungsi pengatur kekuasaan antar organ negara

 Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat

H. UUD 1945 Sebagai Konstitusi Indonesia

UUD memegang peranan penting bagi kehidupan suatu negara. Dalam sejarahnya sejak
proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia telah berlaku tiga macam UUD
dalam 4 periode yaitu :
1) Periode 18 Agustus – 27 Desember 1949 berlaku UUD 1945

2) Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 berlaku UUD RIS

3) Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950

4) Periode 5 Juli 1959 – Sekarang berlaku kembali UUD 1945

I. Amandemen atau Perubahan UUD 1945

Artinya mengubah atau mengadakan pembuatan yang mana menjadi hak parlemen untuk
mengubah atau mengusulkan perubahan rancangan UUD. Inti peenrapan sistem pemerintahan
pasca amandemen Konstitusi UUD 1945 antara lain :

o Pelaksanaan pemilu langsung presiden dan wakil presiden

o Perubahan ideologi politik dari sosialis demokrat menjadi liberal

o Pelaksanaan kebebasan pers yang bertanggung jawab

BAB V

Hak Negara Dan Warga Negara

A. Pendahuluan

Warga Negara merupakan salah satu unsur pokok dalam suatu negara, selain adanya wilayah
dan pemerintahan yang berdaulat.

B. Konsep Warga Negara

Warga negara dalam bahasa Inggris disebut Citizen, dalam bahasa Yunani Civics yang berarti
penduduk sipil. Menurut Aristoteles yang disebut warga negara adalah orang yang secara
aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara.

Selanjutnya, Sri Wuryan dan Syaifullah menjelaskan bahwa warga negara dibagi ke dalam
dua golongan yaitu (1) yang menguasai atau yang memerintah, (2) yang dikuasai atau yang
diperintah.

C. Warga Negara Indonesia


Pasal 1 UUD 1945 menetapkan bahwa warga negara Indonesia adalah :

1. Orang yang asli dalam daerah negara Indonesia

2. Orang yang mendapat kewarganegaraan Indonesia dengan cara Naturalisasi

3. Anak yang sah

4. Anak yang lahir di dalam daerah negara Indonesia

5. Anak yang diangkat dengan cara yang sah oleh seorang WNI

Saat ini UU tentang kewarganegaraan RI yang berlaku adalah UU No. 12 Tahun 2006.
Tentang siapa warga negara Indonesia, dinyatakan pada pasal 4 UU No. 12 Tahun 2006
yaitu :

a) Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang – undangan

b) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga negara
Indonesia

c) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia

d) Anak yang lahir di wilayah negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan Ibunya.

e) Anak yang lahir dalam tenggat waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia
dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI

D. Asas – Asas Kewarganegaraan

Dalam penentuan kewarganegaraan ada 2 asas, yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan


kelahiran dan asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan. Tetapi dalam literatur hukum
dan dalam praktek dikenal adanya 3 asas kewarganegaraan masing – masing adalah Ius Soli,
Ius Sanguinis dan Asas Campuran.
 Asas Ius Soli, berasal dari bahasa Latin, “Ius” yang berarti pedoman atau hukum.
Sedangkan soli berasal dari kata “solum” yang berarti negeri, tanah atau daerah. Jadi
Ius Soli adalah penentuan status kewarganegaraan berdasarkan tempat atau darah atau
kelahiran seseorang.

 Asas Ius Sanguinis, asas ini menetapkan seseorang mendapatkan warga negara Jika
orangtuanya adalah warga negara suatu negara.

 Asas yang bersifat campuran, sehingga dapat menyebabkan terjadinya apatride (tanpa
kewarganegaraan) atau Bipatride (Kewarganegaraan Ganda).

Sedangkan Asas kewarganegaraan khusus ialah asas yang terjadi atas beberapa macam asas
atau pedoman kewarganegaraan yaitu :

1. Asas kepentingan Nasional

2. Asas perlindungan Maksimum

3. Asas kebenaran Substantif

4. Asas Non – Diskriminatif

5. Asas keterbukaan

E. Cara Memperoleh dan Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia

Dalam literatur hukum di Indonesia, biasanya cara memperoleh status kewarganegaraan


hanya terdiri atas dua cara yaitu status kewarganegaraan dengan kelahiran di wilayah Hukum
Indonesia dan dengan cara pewarganegaraan atau Naturalisasi.

Adapun 5 prosedur atau metode perolehan status kewarganegaraan yang dikenal dalam
praktek tersebut adalah :

1. Citizenship by birth, adalah cara meperoleh kewarganegaraan berdasarkan kelahiran

2. Citizenship by descent, adalah cara memperoleh kewarganegaraan berdasarkan


keturunan
3. Citizenship by naturalisation, adalah pewarganegaraan orang asing melalui
permohonan menjadi warga negara setelah memenuhi persyaratan – persyaratan yang
ditentukan

4. Citizenship by registration adalah peroleh kewarganegaraan bagi mereka yang telah


memenuhi syarat – syarat tertentu.

5. Citizenship by incorporation of territo, adalah proses kewarganegaraan karena


terjadinya perluasan wilayah negara.

Terdapat 3 kemungkinan cara kehilangan kewarganegaraan yaitu :

1) Renunciation, yaitu tindakan sukarela seseorang untuk meninggalkan salah satu dari
dua atau lebih status kewarganegaraan yang diperolehnya dari dua negara atau lebih

2) Termination, yaitu penghentian status kewarganegaraan sebagai tindakan hukum

3) Devrivation, yaitu penghentian secara paksa

F. Konsep Dasar HAM

HAM meliputi nilai – nilai ideal yang mendasar yang tanpa nilai – nilai dasar itu orang tidak
dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Dikatakan HAM ialah
karena hak – hak itu bersumber pada sifat hakekat manusia sendiri yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa.

G. Sejarah HAM

Pada masa kenabian di kota Madinah disusun sebuah piagam Madinah. Piagam ini
merupakan dokumen kesepakatan masyarakt Madinah untk melindungi dan menjamin hak –
hak sesama warga msyarakat tanpa memandang latar belakang suku dan agama.

Perkembangan yang lebih konkrit tentang HAM terjadi setelah lahinya Bill OF Rights. Inti
menyatakan bahwa “manusia sama di muka hukum” piagam inilah yang menjadi embrio
negara hukum Demokrasi dan persamaan

H. Prinsip – Prinsip Pokok HAM

 Prinsip Universal
 Prinsip tidak dapat dilepaskan

 Prinsip tidak dapat dipisahkan

 Prinsip saling tergantung

 Prinsip keseimbangan

 Prinsip partikularisme

I. HAM dalam UUD 1945

BAB XA

Hak Asasi Manusia

Pasal 28A, pasal 28B, pasal 28C, pasal 28D, pasal 28E, pasal 28F dan lain – lain

BAB VI

Demokrasi

A. Pendahuluan

Demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem
organisasi politik dan sosial. Dipilihnya demokrasi sebagai sistem kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara karena 2 alasan. Pertama hampir semua warga negara di dunia ini
telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental dan kedua, demokrasi sebagai
asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk
menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya.

B. Pengertian Demokrasi

Secara istilah (Etimologi), kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang
berarti “Rule Of the People”. Dengan demikian demokrasi berarti kekuasaan atau pemerintah
ada di tangan rakyat. Dalam pembicaraan tentang demokrasi sering muncul istilah kebebasan.
Memang dalam Demokrasi terkandung kebebasan, tetapi kebebasan itu tidaklah absolut,
melainkan memiliki keterbatasan.

Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat dimana warga ngara
turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih.

C. Dari Demokrasi Langsung Ke Demokrasi Perwakilan

Istilah demokrasi, pertama kali dipakai di Yunani Kuno khususnya di Kota Athena sekitar
abad ke-6. Kota – kota di daerah Yunani pada waktu itu masih kecil – kecil. Penduduknya
tidak banyak sehingga mudah dikumpulkan oleh pemerintah dalam suatu rapat untuk
bermusyawarah. Karena rakyat iku serta secara langsung, pemerintah itu disebut pemerintah
langsung.

Tetapi dalam perjalanan sejarah, kota – kota terus berkembang. Dalam kondisi seperti itu,
masyarakat modern dengan besar dan kerumitannyamenawarkan sedikit kesempatan untuk
deokrai langsung. Kini bentuk palng umum demokrasi beralih dari demokrasi langsung ke
demokrasi tidak langsung.

D. Karakteristik Sistem Politik Demokrasi

Mengintisarikan damokrasi sebagai sistem yang memiliki 11 pilar yaitu, :

1. Kedaulatan rakyat

2. Kekuasaan mayoritas

3. Hak – hak minoritas

4. Jaminan HAM

5. Pemilihan bebas dan jujur

6. Persamaan di depan hukum

7. Proses hukum yang wajar

8. Pembatasan pemerintah secara konstitusional


9. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik

10. Nilai – nilai toleransi pragmatisme kerjasama dan mufakat

11. Pemerintah berdasakan persetujuan dari yang diperintah

E. Demokrasi di Indonesia

Perlu dipahami bahwa demokrasi yan berjalan di Indonesia telah menghasilkan sejumlah
kemajuan dari segi prosedural, pemilu legisatif, pemilu presiden dan paling penting dalam
suasana damai. Demokrasi Indonesia dikatakan demokrasi pancasilla. Demokrasi pancasilla
dapat diartikan secara luas maupun sempit.

 Secara luas demokrasi pancasilla berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai
– nilai pancasilla

 Secara sempit demokrasi pancasilla berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan


menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

Miriam Budiarjo, menyatakan bahwa dipandang dari sudut perkembangan sejarah demokrasi
Indonesia sampai masa orde baru dapat dibagi dalam 4 masa yaitu :

1. Masa pertama RI (1945-1949) yang dinamakan masa demokrasi konstitusional

2. Masa kedua RI (1959-1965) yaitu masa demokrasi terpimpin yang banyak aspek
menyimpang dari demokrasi konstitusional.

3. Masa ketiga RI (1965-1998) yaitu masa demokrasi pancasilla yang merupakan


demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensil.

4. Masa keempat (1998-sekarang) yaitu masa reformasi yan menginginkan tegaknya


demokrasi di Indonesia sebagai koreksi terhadap praktik – praktik politik yang
terjadi pada masa ketiga RI.

F. Pendidikan Demokrasi

Pada dasarnya Pnedidikan demokrasi dapat dilakukan melalui tiga cara , yaitu :
1) Pendidikan demokrasi secara formal , pendidikan yang lewat tatap muka, diskusi
timbal balik, presentasi serta studi kasus

2) Pendidikan demokrasi secara informal, pendidikan yang lewat tahap pergaulan di


rumah maupun masyarakat.

3) Pendidikan demokrasi secara non formal, pendidikan yang melewati lingkungan


masyarakat secara lebih makro karena pendidikan di luar sekolah memiliki
parameter yang signifikan terhadap pembentukan jiwa seseorang.

BAB VII

Negara Hukum

A. Pendahuluan

Indonesia adalah negara hukum, artinya negara yang semua penyelenggaraan pemerintahan
dan kenegaraan serta kemasyarakatannya berdasarkan atas hukum bukan di dasarkan atas
kekuasaan belaka.

B. Pengertian Negara Hukum

. Menurut Aristoteles negara Hukum adalah Negara hukum adalah negara yang berdiri di atas
hukum yang menjamin keadilan bagi seluruh warga negara. Dari pendapat di atas dapat
dirumuskan pengertian negara hukum adalah negara dimana segala tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah maupun warga masyarakat diatur oleh ketentuan hukum, setiap pelanggar
hukum akan dikenakan sanksi sebagaimana mestinya.

C. Prinsip Negara Hukum

Negara yang menganut sistem “Rule Of Law” harus memiliki prinsip yang jelas. Menurut
Diley terdapat terdapat tiga unsur yang fundamental dalam “Rule Of Law” yaitu :

1) Supremasi aturan – aturan


2) Kedudkan yang sama di depan hukum

3) Terjaminnya hak – hak asasi manusia oleh undang – undang dan keputusan –
keputusan pengadilan

Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum mengarah pada pengembangan negara hukum
dalam arti material. Konsep negara hukum material yang dikembangkan di abad ini
sedikitnya memiliki sejumlah ciri – ciri yaitu sebagai berikut :

 Supremasi Hukum

 HAM terjamin oleh UU

 Pemilihan umum yang bebas

 Kesamaan kedudukan di depan hukum

 Peradilan administrasi dalam perselisihan

D. Makna Indonesia Negara Hukum

Negara Indonesia adalah negara hukum dinamis atau negara kesejahteraan yang membawa
implikasi bagi para penyelenggara negara untuk menjalankan tugas dan wewenangnya secara
luas dan komprehensif.

Makna Indonesia sebagai negara hukum dinamis esensinya adalah hukum nasional Indonesia
harus tampil Akomodatif, adaptif dan progresif. Akomodatif artinya mampu menyerap,
menampung keinginan masyarakat yang dinamis.progresif artinya selalu berorientasi
kemajuan perspektif masa depan.

BAB VIII

Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia

A. Pendahuluan
Manusia dan bumi merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Setelah manusia
membentuk komponen bangsa, manusia itu kemudian menyatakan bahwa bumi yang
dipijaknya sebagai tempat tinggalnya. Sudah tentu perubatan wilayah akan terjadi. Untuk
dapat mempertahankan wilayah hidupnya dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara
maka bangsa harus memiliki kesatuan cara pandang yang dikenal dengan wawasan Nasional.

B. Pengertian dan Teori Geopolitik

a.) Pengertian Geopolitik,

Geopolitik berasal dari bahasa Yunani dari kata Ego dan Politik. “Ego” berarti Bumi dan
“politik” politein berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri “tein” yang berarti urusan.
Berdasarkan pengertian di atas geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau
peraturan – peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh
aspirasi nasional geografik suatu negara.

b) Teori – Teori Geopolitik

1. Teori geopolitik Frederich Ratzel

2. Teori geopolitik Rudolf Kjellen

3. Teori Geopolitik Karl Haushofer

4. Teori Geopolitik Halford Mackinder

5. Teori Geopolitik Alfred Thayer Mehan

6. Teori Geopolitik Guilio Douhet

7. Teori Geopoliik Nicholas J. Spijkman

D. Pengertian Wawasan Nusantara

Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan.
Sedangkan kata ‘mawas’ berarti cara pandang. Sementara itu istilah Nusantara berasal dari
kata ‘Nusa’ yang berarti diapit diantara dua hal. Wawasan Nusantara merupakan cara
pandang, cara melihat, cara meninjau bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya.
Wawasan nusantara bagi bangsa Indonesia merupakan pegangan dalam menyikapi
permasalahan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan nasionalnya.

E. Sifat atau Ciri Wawasan Nusantara

Dijelaskan oleh Lembaga Pertahanan Nasional Wawasan Nusantara memiliki dua sifat atau
ciri, yaitu

1. Manunggal, artinya keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap


aspek kehidupan, baik aspek almiah maupun aspek sosial.

2. Utuh menyuluruh artinya utuh menyeluruh bagi nusantara dan rakyat Indonesia
sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah belah
oleh kekuatan apapun.

F. Faktor Kewilayahan yang mempengaruhi wawasan nusantara.

a) Asas Kepulauan

b) Kepulauan Indonesia

c) Konsepsi tentang wilayah Indonesia

d) Zona ekonomi eksklusif (ZEE)

e) Karakteristik wilayah Nusantara

f) Perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya.

BAB IX

Ketahanan Nasional

A. Pendahuluan
Ketahanan suatu bangsa sangat penting bagi kelangsungan kehidupn manusia yang
bersangkutan. Konsepsi ketahanan bangsa untuk karteks Indonesia dikenal dengan nama
ketahanan nasional.

B. Pengertian Ketahanan Nasional

Secara Etimologis, istilah ketahanan nasional berasal dari bahasa Jawa yaitu ‘tahan’ yang
berarti kuat, tangguh, dan ulet. Kata nasional berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘nation’ yang
berarti bangsa yang telah bernegara.

Pada tahun 1973 konsepsi ketahanan nasional dimasukkan ke dalam (GBHN). Adapun
rumusan konsep ketahanan naional dalam GBHN tahun 1998 adalah sebagai berikut :

1. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi
tiap aspek kehidupan bangsa dan negara

2. Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan ekonomi, ketahanan


politik, ketahanan sosial budaya.

C. Sifat – Sifat Ketahanan Nasional Indonesia

- Mandiri

- Dinamis

- Manunggal

- Wibawa

- Konsultasi dan Kerjasama

D. Unsur - Unsur Ketahanan Nasional

1) Ketahanan Individu, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh seseorang warga negara
yang sehat jasmani dan rohani.

2) Ketahanan keluarga, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh suami, istri dan anak dalam
keluarga yang dinamis.

E. Ketahanan Nasional Indonesia


1. Ketahanan Nasional dari aspek Tri Gantra

- Aspek Kedudukan Geografi

- Aspek Kekayaan Alam

- Aspek Keadaan dan Kemampuan Penduduk

2. Ketahanan Nasional dari aspek Panca Gantra

- Aspek Ideologi

- Aspek Politik

- Aspek Ekonomi

- Aspek sosial dan Budaya

BAB III

PEMBAHASAN

Keunggulan :
Bahasa yang digunakan dalam buku ini sudah cukup bagus, dan juga mudah dipahami
dibandingkan dengan buku lain. Sampul buku ini cukup menarik. Istilah - istilah yang
terdapat dalam buku ini sudah cukup lengkap dibandingkan dengan buku lain.

Kelemahan :

Isi buku ini kurang lengkap dibandingkan dengan buku pembanding, karena masih ada
beberapa pengertian yang tidak dijelaskan. Di dalam buku ini masih terdapat Kata – kata
yang sulit dipahami oleh saya.

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan :
Pendidikan Kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata ialah kata “Pendidikan” dan kata
“Kewarganegaraan”. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Secara konseptual istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah warga negara.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan terjemahan dari istilah asing Civic Education.

Saran :

Sebaiknya buku ini perlu diperbaiki lagi agar lebih bagus lagi, dan pengertian -pengrtiannya
perlu ditambahi lagi.

Anda mungkin juga menyukai