CBR PKN
CBR PKN
KEWARGANEGARAAN
Oleh :
5163220012
FAKULTAS TEKNIK
D3 TEKNIK MESIN
2018
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat tuhan Yang Maha Esa dan dengan rahmat
dan karunianya, Tugas Critical Book Report ini dapat saya buat, sebagai bahan pembelajaran
kami dengan harapan dapat diterima dan dipahami secara bersama.
Tugas Critical Book ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan. Tugas
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan tugas ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar tentang Pendidikan kewarganegaraan (PKN) pada dasarnya adalah belajar tentang ke
Indonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, membangun rasa
kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia.
B. Tujuan
Agar Mahasiswa paham lebih dalam lagi mengenai pengertian, pengaplikasian untuk
menjadi seorang warga negara yang baik dan benar.
C. Manfaat
ISI BUKU
Identittas Buku
Penerbit : UNIMED
A. Pendahuluan
Belajar tentang Pendidikan kewarganegaraan (PKN) pada dasarnya adalah belajar tentang ke
Indonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, membangun rasa
kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata ialah kata “Pendidikan” dan kata
“Kewarganegaraan”. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Secara konseptual istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah warga negara.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan terjemahan dari istilah asing Civic Education.
Menurut Margaret Stimman Branson Civic Education adalah satu komponn pendidikan
penting yang mengajarkan warga negara untuk mengambil bagian dalam kehidupan
demokrasi publik.
Misi civic education menurut Quigley dan Bahmueller untuk pembentukan pengetahuan,
keterampilan dan nilai dalam hal kewarganegaraan yang memungkinkan partisipasi warga
negara dalam pemerintahan secara efektif dan bertanggung jawab.
Menurut Nu’man Somantri pendidikan kewarganegaraan sebagai seleksi dan adaptasi dari
lintas ilmu sosial dan kegiatan – kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan
secara psokilogis dan ilmiah untuk ikut mencapai tujuan pendidikan.
1. Landasan Ilmiah
a) UUD RIS 1945, Pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa “tiap –tiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara”
b) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 37 ayat (2)
menyatakan bahwa “kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama,
pendidikan kewarganegaraan dan Bahasa.
1) Menumbuhkembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta pada tanah
air
2) Menjadi warga negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
3) Menjunjung tinggi nilai – nilai keadilan
BAB II
Identitas Nasional
A. Pendahuluan
Menurut Armani di Indonesia, kebhinekaan atau heterogenitas merupakan faktor yang sangat
diperhitungkan sejak awal berdirinya negara.
Identitas nasional merujuk pada identitas – identitas yang sifatnya nasional. Identitas nasional
merupakan sesuatu yang ditransmisikan dari masa lalu dan dirasakan sebagai pemilikan
bersama.
Konsep identitas nasional dibentuk oleh dua kata dasar “identitas “ dan “nasional”. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia, identitas berarti ciri – ciri atau keadaan khusus seseorang atau
jati diri. Kata nasional berasal dari kata “national” dalam KBBI “nasional” berarti bersifat
kebangsaan. Dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional lebih dekat
dengan arti jati diri yakni ciri – ciri atau karakteristik, perasaan atau keyakinan tentang
kebangsaan yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
Identitas nasional yang berasal dari kata “national identity” dapat diartikan sebagai
“kepribadian nasional” atau “jati diri nasional”. Konsep identitas nasional dalam arti jati diri
bangsa menurut Kaelan adalah nilai – nilai yang merupakan hasil buah pikiran dan gagasan
dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan yang dianggap baik yang memberikan watak, dan
ciri masyarakat Indonesia.
Menurut Otto Bauer bangsa adalah suatu persatuan karakter yang timbul karena persatuan
nasib. Dalam ensiklopedia nasional Indonesia bangsa dijelaskan dari perspektif hukum, yaitu
rakyat atau orang – orang yang berada di dalam satu masyarakat hukum yang terorganisir.
Bangsa Indonesia adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang
mendiami wilayah NKRI dan menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.
Menurut Winarna faktor – faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Adanya persamaan nasib
4. Adanya cita – cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai
suatu bangsa.
Terdapat dua jenis bentuk identitas, yakni identitas primer dan identitas sekunder. Identitas
primer yakni identitas yang mengawali terjainya identitas sekunder, sedangkan identitas
sekunder adalah identitas yang dibentuk atau direkonstruksi berdasarkan hail kesepakatan
bersama.
Identitas primer yang terwujud antara lain dalam bentuk budaya etnis yang dikembangkan
agar memberi sumbangan bagi pembentukan budaya nasional dan akhirnya menjadi identitas
nasional.
Bersifat sekunder karena identitas nasional lahir kemudian bila dibandingkan dengan
identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif
Bentuk – bentuk identitas nasional Indonesia dikemukakan oleh Winarno adalah sebagai
berikut :
BAB III
Integrasi Nasional
A. Pendahuluan
Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami hampir semua negara,
terutama negara – negara yang usianya masih relatif muda termasuk Indonesia. Sejak
proklamasi kemerdekaan sampai sekarang negara Indonesia masih menghadapi persoalan
bagaimana menyatukan Penduduk Indonesia.
Tantangan itu sangat terasa terutama ketika bangsa Indonesia membutuhkan kebersamaan dan
persatuan dalam menghadapi dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Istilah Integrasi nasional dalam bahasa Inggris adalah “National Integration”. “Integration”
berarti kesempurnaan. “nation” artinya bangsa sebagai bentuk persekutuan dari orang – orang
yang berbeda latar belakang. Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu
bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya. “mengintegrasikan” berarti membuat untuk atau
menyempurnakan dengan tujuan menyatukan unsur – unsur yang semula terpisah – pisah.
Tentang Integrasi, Myron Weiner memberikan 5 definisi mengenai integritas, salah satunya
yaitu : Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam satu wilayah. Sejalan dengan definisi tersebut Myron Weiner dalam Ramlan Surbakti
membedakan 5 tipe Integrasi, yaitu :
Integrasi Nasional
Integrasi wilayah
Integrasi nilai
Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan,
karena setiap masyarakat menyimpan potensi konflik dan pertentangan. Persamaan
kepentingan kebutuhan untuk bekerjasama serta konsensus tentang nilai – nilai tertentu dalam
masyarakat merupakan potensi yang mengintegrasikan.
Negara baru seperti halnya Indonesia membangun Integrasi juga menjadi tugas penting. Ada
dua hal yang dapat menjelaskan hal ini. Pertama, pemerintah kolonial Belanda tidak pernah
memikirkan tentang perlunya membangun kesetiaan nasional dan semangat kebangsaan pada
rakyat Indonesia. Kedua, bagi negara – negara baru tuntutan integrasi ini juga menjadi
masalah pelik karena latar belakang bangsa yang bersangkutan.
D. Strategi Integrasi
1. Strategi Asimilasi, adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih
menjadi satu kebudayaan yang baru sehingga melebur menjadi satu.
2. Strategi Akulturasi, adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih
sehingga memunculkan kebudayaan yang baru dimana ciri – ciri budaya asli
pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru tersebut.
Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi vertikal dan dimensi
horisontal. Dimensi vertikal adalah dimensi yang berkenaan denga upaya menyatuka
persepsi, keinginan dan harapan yang ada antara elite dengan masa atau pemerintah dengan
rakyat.
Sedangkan dimensi horisontal adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya mewujudkan
dengan persatuan di antara perbedaan – perbedaan yang ada dalam masyarakat itu sendiri.
Salah satu persoalan yang dialami oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia dengan
mewujudkan integasi adalah masalah Primordialisme yang masih kuat.
Namun demikian harus tetap diyakini bahwa nasionalisme sebagai karakter suatu bangsa
tetap diperlukan di era Indonesia merdeka sebagai kekuatan untuk menjaga eksistensi
sekaligus mewujudkan taraf peradaban yang luhur, kekuatan yang tangguh dan mencapai
negara bangsa yang besar.
BAB IV
A. Pendahuluan
Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintahan yang ada didalamnya, masyarakat ingin
mewujudkan tujuan – tujuan tertentu. Agar pemerintah suatu negara yang memiliki
kekuasaan untuk mengatur kehidupan masyarakat, maka ada sistem aturan yang
mengaturnya. Aturan yang paling tinggi tingkatannya dalam suatu negara dinamakan
Konstitusi atau sering disebut dengan UUD.
B. Konsep Negara
Berikut ini konsep pengertian negara yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
1. Roger H. Soltau, negara adalah sebagai alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan – persoalan bersama atas nama masyarakat.
3. Miriam Budiarjo, negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah
oleh sejumlah pejabat.
1. Unsur Konstitutif, unsur pembentuk yang harus dipenuhi agar terbentuk negara. Unsur ini
terdiri dari rakyat, wilayah dan pemerintah yang berdaulat.
2. Unsur Deklaratif, unsur yang sifatnya menyatakan bkan mutlak harus dipenuhi. Unsur ini
terdiri atas tujuan negara UUD dan pengakuan dari negara lain.
1. Sifat Memaksa, artinya bahwa negara mempunyi kekuatan fisik secara legal agar
tercapai ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarki.
2. Sifat memonopoli, Monopli berasal dari kata “Mono” yang artinya satu dan “poli”
yang artinta penguasa, jika sifat monopoli dikaitkan dengan suatu negara adalah suatu
hak tunggal yang dilakukan oleh negara untuk berbuat atau menguasai sesuatu untuk
kepentingan bersama
3. Sifat mencakup semua, berarti smua peraturan perundang undangan yang berlaku
adalah untuk semua orang tanpa kecuali.
Mengenai tujuan negara ini, beberapa ahli mengemukakan pendapatnya yang beragam antara
lain :
2. Lord Shang, di dalam setiap negara terdapat subjek yang selalu bertentangan dan
berhadapan, yaitu pemerintah dan rakyat
3. Immanuel Kant, tujuan negara untuk menegakkan hak – hak dan kebebasan –
kebebasan warganya.
Fungsi yang secara umum pasti dimiliki oleh setiap negara antara lain :
1) Melaksanakan ketertiban
2) Pertahanan
3) Menegakkan keadian
F. Pengertian Konstitusi
Konstitusi merupakan hukum dasar suatu negara. Sebagai hukum dasar negara, konstitusi
berisi aturan dan ketentuan hal – hal yang mendasar dalam kehidupan suatu negara. Menurut
Winarno, konstitusi dapat diartikan dalam arti luas dan sempit.
Konstitusi dalam Arti luas meliputi hukum dasar tertulis dan tidak tertulis
Konstitusi dalam arti sempit adalah hukum dasar tertulis yaitu UUD
1) Organisasi negara
Fungsi penentu
Fungsi pemberi
Fungsi penyalur
UUD memegang peranan penting bagi kehidupan suatu negara. Dalam sejarahnya sejak
proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia telah berlaku tiga macam UUD
dalam 4 periode yaitu :
1) Periode 18 Agustus – 27 Desember 1949 berlaku UUD 1945
Artinya mengubah atau mengadakan pembuatan yang mana menjadi hak parlemen untuk
mengubah atau mengusulkan perubahan rancangan UUD. Inti peenrapan sistem pemerintahan
pasca amandemen Konstitusi UUD 1945 antara lain :
BAB V
A. Pendahuluan
Warga Negara merupakan salah satu unsur pokok dalam suatu negara, selain adanya wilayah
dan pemerintahan yang berdaulat.
Warga negara dalam bahasa Inggris disebut Citizen, dalam bahasa Yunani Civics yang berarti
penduduk sipil. Menurut Aristoteles yang disebut warga negara adalah orang yang secara
aktif ikut mengambil bagian dalam kegiatan hidup bernegara.
Selanjutnya, Sri Wuryan dan Syaifullah menjelaskan bahwa warga negara dibagi ke dalam
dua golongan yaitu (1) yang menguasai atau yang memerintah, (2) yang dikuasai atau yang
diperintah.
5. Anak yang diangkat dengan cara yang sah oleh seorang WNI
Saat ini UU tentang kewarganegaraan RI yang berlaku adalah UU No. 12 Tahun 2006.
Tentang siapa warga negara Indonesia, dinyatakan pada pasal 4 UU No. 12 Tahun 2006
yaitu :
b) Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga negara
Indonesia
c) Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara
Indonesia
d) Anak yang lahir di wilayah negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan Ibunya.
e) Anak yang lahir dalam tenggat waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia
dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI
Asas Ius Sanguinis, asas ini menetapkan seseorang mendapatkan warga negara Jika
orangtuanya adalah warga negara suatu negara.
Asas yang bersifat campuran, sehingga dapat menyebabkan terjadinya apatride (tanpa
kewarganegaraan) atau Bipatride (Kewarganegaraan Ganda).
Sedangkan Asas kewarganegaraan khusus ialah asas yang terjadi atas beberapa macam asas
atau pedoman kewarganegaraan yaitu :
5. Asas keterbukaan
Adapun 5 prosedur atau metode perolehan status kewarganegaraan yang dikenal dalam
praktek tersebut adalah :
1) Renunciation, yaitu tindakan sukarela seseorang untuk meninggalkan salah satu dari
dua atau lebih status kewarganegaraan yang diperolehnya dari dua negara atau lebih
HAM meliputi nilai – nilai ideal yang mendasar yang tanpa nilai – nilai dasar itu orang tidak
dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Dikatakan HAM ialah
karena hak – hak itu bersumber pada sifat hakekat manusia sendiri yang diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa.
G. Sejarah HAM
Pada masa kenabian di kota Madinah disusun sebuah piagam Madinah. Piagam ini
merupakan dokumen kesepakatan masyarakt Madinah untk melindungi dan menjamin hak –
hak sesama warga msyarakat tanpa memandang latar belakang suku dan agama.
Perkembangan yang lebih konkrit tentang HAM terjadi setelah lahinya Bill OF Rights. Inti
menyatakan bahwa “manusia sama di muka hukum” piagam inilah yang menjadi embrio
negara hukum Demokrasi dan persamaan
Prinsip Universal
Prinsip tidak dapat dilepaskan
Prinsip keseimbangan
Prinsip partikularisme
BAB XA
Pasal 28A, pasal 28B, pasal 28C, pasal 28D, pasal 28E, pasal 28F dan lain – lain
BAB VI
Demokrasi
A. Pendahuluan
Demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem
organisasi politik dan sosial. Dipilihnya demokrasi sebagai sistem kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara karena 2 alasan. Pertama hampir semua warga negara di dunia ini
telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental dan kedua, demokrasi sebagai
asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah bagi peranan masyarakat untuk
menyelenggarakan negara sebagai organisasi tertingginya.
B. Pengertian Demokrasi
Secara istilah (Etimologi), kata demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang
berarti “Rule Of the People”. Dengan demikian demokrasi berarti kekuasaan atau pemerintah
ada di tangan rakyat. Dalam pembicaraan tentang demokrasi sering muncul istilah kebebasan.
Memang dalam Demokrasi terkandung kebebasan, tetapi kebebasan itu tidaklah absolut,
melainkan memiliki keterbatasan.
Demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara atau masyarakat dimana warga ngara
turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih.
Istilah demokrasi, pertama kali dipakai di Yunani Kuno khususnya di Kota Athena sekitar
abad ke-6. Kota – kota di daerah Yunani pada waktu itu masih kecil – kecil. Penduduknya
tidak banyak sehingga mudah dikumpulkan oleh pemerintah dalam suatu rapat untuk
bermusyawarah. Karena rakyat iku serta secara langsung, pemerintah itu disebut pemerintah
langsung.
Tetapi dalam perjalanan sejarah, kota – kota terus berkembang. Dalam kondisi seperti itu,
masyarakat modern dengan besar dan kerumitannyamenawarkan sedikit kesempatan untuk
deokrai langsung. Kini bentuk palng umum demokrasi beralih dari demokrasi langsung ke
demokrasi tidak langsung.
1. Kedaulatan rakyat
2. Kekuasaan mayoritas
4. Jaminan HAM
E. Demokrasi di Indonesia
Perlu dipahami bahwa demokrasi yan berjalan di Indonesia telah menghasilkan sejumlah
kemajuan dari segi prosedural, pemilu legisatif, pemilu presiden dan paling penting dalam
suasana damai. Demokrasi Indonesia dikatakan demokrasi pancasilla. Demokrasi pancasilla
dapat diartikan secara luas maupun sempit.
Secara luas demokrasi pancasilla berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai
– nilai pancasilla
Miriam Budiarjo, menyatakan bahwa dipandang dari sudut perkembangan sejarah demokrasi
Indonesia sampai masa orde baru dapat dibagi dalam 4 masa yaitu :
2. Masa kedua RI (1959-1965) yaitu masa demokrasi terpimpin yang banyak aspek
menyimpang dari demokrasi konstitusional.
F. Pendidikan Demokrasi
Pada dasarnya Pnedidikan demokrasi dapat dilakukan melalui tiga cara , yaitu :
1) Pendidikan demokrasi secara formal , pendidikan yang lewat tatap muka, diskusi
timbal balik, presentasi serta studi kasus
BAB VII
Negara Hukum
A. Pendahuluan
Indonesia adalah negara hukum, artinya negara yang semua penyelenggaraan pemerintahan
dan kenegaraan serta kemasyarakatannya berdasarkan atas hukum bukan di dasarkan atas
kekuasaan belaka.
. Menurut Aristoteles negara Hukum adalah Negara hukum adalah negara yang berdiri di atas
hukum yang menjamin keadilan bagi seluruh warga negara. Dari pendapat di atas dapat
dirumuskan pengertian negara hukum adalah negara dimana segala tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah maupun warga masyarakat diatur oleh ketentuan hukum, setiap pelanggar
hukum akan dikenakan sanksi sebagaimana mestinya.
Negara yang menganut sistem “Rule Of Law” harus memiliki prinsip yang jelas. Menurut
Diley terdapat terdapat tiga unsur yang fundamental dalam “Rule Of Law” yaitu :
3) Terjaminnya hak – hak asasi manusia oleh undang – undang dan keputusan –
keputusan pengadilan
Dalam dekade abad 20 konsep negara hukum mengarah pada pengembangan negara hukum
dalam arti material. Konsep negara hukum material yang dikembangkan di abad ini
sedikitnya memiliki sejumlah ciri – ciri yaitu sebagai berikut :
Supremasi Hukum
Negara Indonesia adalah negara hukum dinamis atau negara kesejahteraan yang membawa
implikasi bagi para penyelenggara negara untuk menjalankan tugas dan wewenangnya secara
luas dan komprehensif.
Makna Indonesia sebagai negara hukum dinamis esensinya adalah hukum nasional Indonesia
harus tampil Akomodatif, adaptif dan progresif. Akomodatif artinya mampu menyerap,
menampung keinginan masyarakat yang dinamis.progresif artinya selalu berorientasi
kemajuan perspektif masa depan.
BAB VIII
A. Pendahuluan
Manusia dan bumi merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Setelah manusia
membentuk komponen bangsa, manusia itu kemudian menyatakan bahwa bumi yang
dipijaknya sebagai tempat tinggalnya. Sudah tentu perubatan wilayah akan terjadi. Untuk
dapat mempertahankan wilayah hidupnya dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara
maka bangsa harus memiliki kesatuan cara pandang yang dikenal dengan wawasan Nasional.
Geopolitik berasal dari bahasa Yunani dari kata Ego dan Politik. “Ego” berarti Bumi dan
“politik” politein berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri “tein” yang berarti urusan.
Berdasarkan pengertian di atas geopolitik dapat diartikan sebagai sistem politik atau
peraturan – peraturan dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh
aspirasi nasional geografik suatu negara.
Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan.
Sedangkan kata ‘mawas’ berarti cara pandang. Sementara itu istilah Nusantara berasal dari
kata ‘Nusa’ yang berarti diapit diantara dua hal. Wawasan Nusantara merupakan cara
pandang, cara melihat, cara meninjau bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya.
Wawasan nusantara bagi bangsa Indonesia merupakan pegangan dalam menyikapi
permasalahan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan nasionalnya.
Dijelaskan oleh Lembaga Pertahanan Nasional Wawasan Nusantara memiliki dua sifat atau
ciri, yaitu
2. Utuh menyuluruh artinya utuh menyeluruh bagi nusantara dan rakyat Indonesia
sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah belah
oleh kekuatan apapun.
a) Asas Kepulauan
b) Kepulauan Indonesia
BAB IX
Ketahanan Nasional
A. Pendahuluan
Ketahanan suatu bangsa sangat penting bagi kelangsungan kehidupn manusia yang
bersangkutan. Konsepsi ketahanan bangsa untuk karteks Indonesia dikenal dengan nama
ketahanan nasional.
Secara Etimologis, istilah ketahanan nasional berasal dari bahasa Jawa yaitu ‘tahan’ yang
berarti kuat, tangguh, dan ulet. Kata nasional berasal dari bahasa Inggris yaitu ‘nation’ yang
berarti bangsa yang telah bernegara.
Pada tahun 1973 konsepsi ketahanan nasional dimasukkan ke dalam (GBHN). Adapun
rumusan konsep ketahanan naional dalam GBHN tahun 1998 adalah sebagai berikut :
1. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi
tiap aspek kehidupan bangsa dan negara
- Mandiri
- Dinamis
- Manunggal
- Wibawa
1) Ketahanan Individu, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh seseorang warga negara
yang sehat jasmani dan rohani.
2) Ketahanan keluarga, yaitu ketahanan yang dimiliki oleh suami, istri dan anak dalam
keluarga yang dinamis.
- Aspek Ideologi
- Aspek Politik
- Aspek Ekonomi
BAB III
PEMBAHASAN
Keunggulan :
Bahasa yang digunakan dalam buku ini sudah cukup bagus, dan juga mudah dipahami
dibandingkan dengan buku lain. Sampul buku ini cukup menarik. Istilah - istilah yang
terdapat dalam buku ini sudah cukup lengkap dibandingkan dengan buku lain.
Kelemahan :
Isi buku ini kurang lengkap dibandingkan dengan buku pembanding, karena masih ada
beberapa pengertian yang tidak dijelaskan. Di dalam buku ini masih terdapat Kata – kata
yang sulit dipahami oleh saya.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan :
Pendidikan Kewarganegaraan dibentuk oleh dua kata ialah kata “Pendidikan” dan kata
“Kewarganegaraan”. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Secara konseptual istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah warga negara.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan terjemahan dari istilah asing Civic Education.
Saran :
Sebaiknya buku ini perlu diperbaiki lagi agar lebih bagus lagi, dan pengertian -pengrtiannya
perlu ditambahi lagi.