Anda di halaman 1dari 12

KONSEP LABA

Dosen Pengajar :
Dr. Sarwani,SE, M.Si, Ak, CA.

Penyusun
Dicky Putra Surianto ( 2016310006 )

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA


BANJARMASIN
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran
prestasi, hasil usaha, laba maupun posisi keuangan. Salah satu isu berat dalam pengukuran itu
adalah pengukuran laba. Pengukuran laba ini salah satunya sangat penting untuk menentukan
prestasi perusahaan.
Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba
diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Dari
sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba dikembangkan untuk memenuhi tujuan
menyediakan informasi tentang kinerja perusahaan secara luas.
Laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau
transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian
lain yang mempunyai badan usaha selama satu periode, kecuali yang timbul dari pendapatan
(revenue) atau investasi pemilik.
Pengertian laba secara umum adalah selisih dari pendapatan di atas biaya-biayanya
dalam jangka waktu (periode) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk
pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan
unsur prediksi.
Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam
kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang
direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan pada periode tertentu. Meskipun akuntansi tidak harus dapat mengukur dan
menyajikan laba ekonomi, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba yang dapat
digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomi yang gilirannya untuk menentukan nilai
ekonomi perusahaan.
Siapa pun yang melakukan kegiatan bisnis pasti memiliki alasan ekonomis yaitu
mendapatkan laba. Oleh karena itu, pelaku bisnis harus bisa memiliki pandangan tentang apa
yang dimaksud laba menurutnya dan bagaimana menentukan laba tersebut. Banyak pandangan
dan praktik di masyarakat dalam pengukuran laba ini. Karena perbedaan pandangan tersebutlah
maka muncul berbagai polemik atau perbedaan persepsi tentang laba ini.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN LABA


Laba merupakan suatu konsep akuntansi yang memiliki berbagai sudut pandang,
tergantung dari siapa yang menilai dan bagaimana tujuan penilaiannya tersebut. Oleh karena
itu, para ahli dan organisasi akuntansi memberikan definisi berbeda tentang konsep laba yaitu
sebagai berikut :
Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtisar keuangan yang merniliki
berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu
dasar bagi perpajakan, determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi,
dan pengambilan keputusan, dan unsur prediksi. (Belkaoui : 1993)
Laba sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan
kerugian dari penghasilan atau penghasilan operasi. (Commite On Terminology, Sofyan Syafri
H : 2004)
Laba adalah pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang
dapat diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang sama
dengan posisi awalnya. (Stice, Skousen : 2009)
Laba merupakan jumlah residual yang tertinggal setelah semua beban (termasuk penyesuaian
pemeliharaan modal, kalau ada) dikurangkan pada penghasilan. Kalau beban melebihi
penghasilan, maka jumlah residualnya merupakan kerugian bersih.(Ikatan Akuntan Indonesia
: 2007)

2.1.1 KARAKTERISTIK LABA


Dari berbagai definisi laba di atas, dapat disimpulkan bahwa laba secara konseptual
memiliki karakteristik umum sebagai berikut:
1. Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu entitas
2. Perubahan terjadi dalam suatu periode sehingga harus diidentifikasi kondisi kemakmuran awal
dan kemakmuran akhir
3. Perubahan dapat dinikmati, didistribusi, atau ditarik oleh entitas yang menguasai kemakmuran,
asalkan kemakmuran awal dipertahankan
Kemakmuran dapat berupa aset bersih perusahaan, modal pemegang saham, kekayaan,
investasi, sumber daya ekonomik, atau apapun yang dapat dinilai dengan uang.
2.1.2. FUNGSI PERHITUNGAN LABA
Perolehan laba perlu diketahui karena merupakan informasi penting dalam suatu
laporan keuangan. Laba yang secara umum dihitung berdasarkan selisih lebih pendapatan dan
biaya diharapkan dapat digunakan sebagai berikut:
1. Indikator efisiensi penggunaan modal atau biaya
2. Pengukur prestasi atau kinerja management
3. Alat motivasi bagi management dalam pengelolaan perusahaan
4. Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
5. Dasar penghitungan deviden
6. Dasar pembagian kompensasi dan bonus
7. Pedoman dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan
8. Dasar peramalan kondisi perusahaan di masa yang akan datang
2.1.3. JENIS-JENIS LABA
Laba yang menjadi dasar pengukuran laporan keuangan dibedakan menurut kelompok
penerima, yaitu tergantung fungsi dan tujuan pemakaiannya. Secara ringkas, laba berdasarkan
penyajiannya untuk masing-masing kelompok penerima dibagi menjadi lima jenis.

Penerima
No. Jenis Income Perhitungan Income
InformasiIncome
Karyawan, Pemilik, Harga jual produk – Cost yang
1. Value Added
Kreditur, dan Pemerintah dikeluarkan
(Revenue – Expenses) +
Pemegang saham, (Gains – Loses) tidak termasuk
Enterrprise
2. Pemegang obligasi, dan Biaya bunga, Pajak
NetIncome
Pemerintah penghasilan, dan Pembagian
deviden
Net Income to Pemegang saham dan Seperti butir dua, namun
3.
Investors Pemegang obligasi termasuk Pajak penghasilan
Pemegang saham Seperti butir tiga, namun
Net Income to
4. (Preffered setelah dikurangi bunga
Shareholders
stock danCommon stock) obligasi
Net Income to Seperti butir empat, namun
Pemegang
5. Residual setelah dikurangi
sahamCommon stock
Shareholders devidenPreferred Stock

2.2.1. KONSEP LABA


1. Laba Akuntansi dari Segi Sintaktis
Menurut pendekatan sintaktis, laba didefinisikan sebagai selisih antara pendapatan dan
beban. Laba dianggap telah timbul bila terjadi kenaikan nilai dari kekayaan bersih sebagai
akibat adanya transaksi. Terdapat dua pendekatan pengukuran laba.
2. Pendekatan Transaksi (Transactions Approach)
Menurut pendekatan transaksi, laba telah timbul pada saat terjadinya transaksi.
Khususnya transaksi eksternal, yaitu transaksi yang terjadi dan melibatkan pihak luar. Laba
dapat timbul pada saat terjadinya transaksi pertukaran/penjualan dan terjadinya pengakuan
beban.

2.2.2. MANFAAT PENGGUNAAN PENDEKATAN TRANSAKSI


Ada beberapa manfaat dari penggunaan pendekatan transaksi dalam pengukuran laba,
yaitu:
1. Laba dapat dilaporkan menurut berbagai macam kelompok, misalnya menurut produk atau
pelanggan.
2. Dapat dijadikan dasar dalam penentuan tipe dan kuantitas aktiva dan hutang yang ada pada
akhir periode.
3. Efisiensi usaha memerlukan pencatatan transaksi external untuk berbagai tujuan.
4. Berbagai laporan dapat dibuat dan dikaitkan antara laporan yang satu dengan yang lainnya.
2.2.3. PENDEKATAN AKTIVITAS (ACTIVITIES APPROACH)
Dalam pendekatan aktivitas, tidak dilihat ada tidaknya transaksi, melainkan apakah
kegiatan telah berlangsung. Dengan perkataan lain, laba akan timbul bersamaan dengan
berlangsungnya aktivitas. Misalnya, mulai dari perencanaan produksi, proses produksi, dan
penjualan, maka laba dianggap telah terbentuk/terhimpun/earned.
Manfaat dari penggunaan pendekatan aktivitas ini, yaitu informasi laba dapat
digunakan untuk berbagai macam tujuan. Misalnya, untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas
tiap-tiap kegiatan.
Kebaikan pendekatan kegiatan adalah:
1. Laba yang berasal dari produksi dan penjualan barang memerlukan jenis evaluasi dan
prediksi yang berbeda dibandingkan laba yang berasal dari pembelian dan penjualan surat
berharga yang ditujukan pada usaha memperoleh capital gain.
2. Efisiensi manajemen dapat diukur dengan lebih baik bila laba diklasifikasikan menurut jenis
kegiatan yang menjadi tanggung jawab manajemen.
3. Memungkinkan prediksi yang lebih baik karena adanya perbedaan pola perilaku dari jenis
kegiatan yang berbeda.
Perbedaan yang mendasar pada kedua pendekatan tersebut adalah bahwa pendekatan
transaksi didasarkan kepada proses pelaporan yang mengukur peristiwa ekstern, yaitu
transaksi; sedangkan pendekatan kegiatan didasarkan kepada konsep dunia yang nyata (real-
world) mengenai kegiatan atau peristiwa dalam arti yang luas.

2.2.4. LABA MENURUT KONSEP LABA EKONOMI (ECONOMIC INCOME)


Pada awal abad XX Fischer, lindhal dan hick (1946) menjelaskan secara spesifik
menyebutkan bahwa laba ekonomi (economic income) adalah jumlah maksimum yang dapat
dikonsumsi selama satu minggu tanpa harus mengurangi jumlah kemakmuran pada awal
periode, sifat-sifat laba ekonomi mencakup tiga tahap:
1. Physical Income, Yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya memberikan
kesenangan fisik dan pemenuhan kebutuhan. Laba jenis ini tidak dapat diukur.
2. Real Income, Adalah ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan terhadap
kesenangan fisik. Ukuran yang dapat digunakan untuk real income ini adalah ‘biaya hidup’
(cost of living). Dengan kata lain kepuasan timbul karena kesenangan fisik yang timbul dari
keuntungan yang diukur dengan pembayaran uang yang dilakukan untuk membeli barang dan
jasa sebelum dan sesudah dikonsumsi.
3. Money Income, Merupakan hasil uang yang diterima dan dimaksudkan untuk konsumsi
dalam memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Ficher realincome lebih dekat pada pengertian
akuntansi tentang income. Lindahl menganggap konsep laba sebagai interest yaitu merupakan
penghargaan yang terus menerus terhadap barang modal sepanjang waktu. Perbedaan antar
interest dengan konsumsi yang diharapkan pada periode tertentu dianggap sebagai saving
sehingga laba dianggap sebagai konsumsi tambah saving.

2.3.1. LABA AKUNTANSI DARI SEGI SEMANTIK


Laba dari segi semantik diartikan sebagai kesejahteraan dan kemakmuran (wealth) atau
diartikan sebagai perubahan kemakmuran, atau perubahan capital, atau modal. Menurut Irving
Fisher, laba adalah arus jasa atau aliran kemakmuran, sedangkan modal adalah stock dari
kemakmuran (stock of wealth).
Menurut konsep kemakmuran, laba timbul jika ada aliran lebih yang masuk setelah
aliran pada awal periode dapat dipertahankan sampai pada akhir periode. Dengan adanya
pemikiran tersebut, maka timbul konsep dengan apa yang disebut mempertahankan
kemakmuran atau konsep mempertahankan modal (capital).
Konsep laba/income menurut tingkatan semantik didasarkan pada hubungan antara
fenomena (peristiwa terjadinya income) dengan simbol yang mewakili dari fenomena tersebut.
Pada konsep ini dipengaruhi oleh konsep-konsep para ahli ekonomi yang mengakibatkan ada
masalah terhadap definisi capital dan income yang belum dijabarkan secara jelas.
Hal tersebut berakibat dalam penerapan dalam akuntansi dihubungkan dengan
fenomena tersebut yang menghasilkan konsep-konsep pengukuran laba didasarkan pada
keadaan awal dan keadaan akhir periode dapat dilakukan, dengan konsep sebagai berikut:
1. Capitalization adalah net assets pada awal dan akhir periode dihitung dengan cara
mengkapitalisasi semua arus kas dari perusahaan kepada pemilik yang diharapkan dimasa-
masa mendatang.
2. Market valuation adalah konsep capitalization di atas akuntan dibebani tugas menaksir arus
kas dikemudian hari. Dalam hal ini, konsep market valuation of the firm, penentuan yang
subjektif ini diganti dengan penggunaan data pasar (bursa saham).
3. Current cash equivalent adalah konsep pengukuran lan dengan alternatif lain untuk menilai
perusahaan pada awal dan akhir tahun adalah mengukur asset berdasarkan current cash
equivalent (CEE). CEE didefinisikan sebagai harga (pasar) jual atau realizable price dari assets
yang dipunyai oleh perusahaan.
4. Historical input prices adalah dalam pengukurannya income merupakan selisih antara
penilaian awal dan akhir periode (capital maintenance concept).
5. Current input prices adalah income meliputi capital gains atau capital losseskarena
perubahan harga, tanpa memperhatikan apakah gains atau lossestersebut sudah atau belum
direalisasi lewat penjualan atau pertukaran.
6. Maintenance of constant purchasing power adalah income diukur berdasarkan keadaan
nyatanya dan bukan dalam arti mempertahankan nilai-nilai uang (maintaining monetory
values).

2.3.2. LABA AKUNTANSI DARI SEGI PRAGMATIK


Pada tingkat pragmatis (perilaku) konsep income dikaitkan dengan pengguna laporan
keuangan terhadap informasi yang tersirat dari laba perusahaan. Beberapa reaksi usaha users
dapat ditunjukkan dengan proses pengambilan keputusan dari investor dan kreditor, reaksi
harga surat terhadap pelaporan income atau reaksi umpan balik (feedback) dari manajemen dan
akuntan terhadap income yang dilaporkan.
1. Laba sebagai alat prediksi
Angka laba dapat memberikan informasi sebagai alat untuk menaksir dan menduga aliran kas
untuk pembagian dividen, dan sebagai alat untuk menaksir kemampuan perusahaan dalam
manaksir earning power dan nilai perusahaan di masa mendatang.
2. Laba sebagai alat pengendalian manajemen
Laba dapat digunakan sebagai tolak ukur bagi manajemen dalam mengukur kinerja manajer
atau divisi dari suatu perusahaan.

2.3.3. LABA MENURUT KONSEP CAPITAL MAINTENANCE


Menurut konsep ini, laba baru disebut ada setelah modal yang dikeluarkan tetap masih
ada (capital maintained atau return on capital) atau biaya yang dikeluarkan telah tertutupi
(cost recovery) atau pengembalian modal return of capital. Konsep ini dapat dinyatakan baik
dalam ukuran uang (units of money) yang disebut financial capital atau dalam ukuran tenaga
beli (general purchasing power) yang disebut physical capital.
Kedua konsep ini menghasilkan 4 konsep capital maintenance (Belkaoui):
1. Money maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut unit uang. Konsep ini sama
dengan konsep yang dianut dalam conventional accounting.
2. General purchasing power money maintenance, yaitu financial capital yang diukur menurut
tenaga beli yang sama. Konsep ini sama dengan konsep yang dianut dalam GPLA historical
cost accounting.
3. Productive capacity maintenance yaitu physical capital yang diukur menurut unit uang.
Konsep ini sama dengan konsep yang dianut dalam current value accounting.
Current value dapat dihitung dengan 3 metode:
a. Capitalization atau present value method
Pengukuran Laba dalam Konsep Mempertahankan Kapital yaitu:
Jenis-jenis kapital:
1. Kapital Finansial (Financial Capital)
Kapital financial merupakan klaim dalam bentuk jumlah rupiah/dolar tanpa memperhatikan
wujud fisiknya. Dengan konsep ini, laba atau atau return atas capital financial akan timbul bila
jumlah rupiah klaim financial pada akhir periode melebihi jumlah rupiah klaim financial pada
awal (setelah pengaruh transaksi pemilik dikeluarkan (Suwardjono).
Dalam analisis laporan keuangan, kita mengenal Return on Assets (ROA) yang mengukur
tingkat return atas financial capital tersebut, dengan rumus seperti berikut:
ROA = Income
2. Kapital Fisik (Physical Capital)
Kapital fisik adalah sumber ekonomis yang dikuasai oleh entitas yang dipandang
sebagai kapasitas produksi fisik, yaitu kemampuan menghasilkan barang dan jasa. Dengan
konsep ini, laba akan timbul/return atas kapital fisik (return on physical capital) apabila
kapasitas produksi fisik pada akhir periode melebihi kapasitas produksi fisik pada awal periode.
Kapital dapat dipertahankan apabila asset nonmeter diukur atas dasar nilai sekarang (current
cost-nya) atau replacement cost-nya pada saat penilaian
Kapasitas produksi tersebut dapat berupa:
- Aktiva nonmoneter dimiliki perusahaan
- Volume produksi
- Volume penjualan
b. Current entry price
c. Current exit price

2.4. CAKUPAN LABA


Terdapat dua konsep cakupan laba, yaitu:
1. Current Operating Concept (Earnings)
Konsep laba periode, menurut konsep ini income hanya meliputi item-item yang
sifatnya regular dan dari elemen-elemen pendapatan dan beban yang sifatnya berulang
(recurring) dan berasal dari operasi saat ini (current operating). Item-item yang
sifatnya irregular tidak dimasukkan sebagai komponen laba, sehingga tidak
mencerminkan earning power di masa yang akan datang dari satu kesatuan usaha.
Konsep ini relevan dengan kepentingan manajemen sebagai pengukur efisiensi, yaitu berkaitan
dengan pemanfaatan semua input dan sumber daya yang digunakan dalam rangka
menghasilkan laba.
Laba periode tidak memasukkan pengaruh kumulatif akibat perubahan akuntansi. Misalnya:
(1) pengaruh penyesuaian akuntansi tertentu untuk periode lalu yang dialami dalam periode
berjalan; (2) perubahan aktiva bersih tertentu lainnya (holding gains and losses) yang diakui
pada periode berjalan seperti untung rugi perubahan harga pasar investasi saham sementara,
dan untung rugi penjabaran mata uang asing. jadi yang menjadi penentu laba periode adalah
pendapatan, biaya, untung dan rugi yang benar-benar terjadi pada periode berjalan.
2. All Inclusive Concept
Menurut konsep ini, cakupan laba meliputi semua perubahan dan kenaikan net
assetselama periode tertentu, kecuali yang mengakibatkan dari investasi oleh pemilik dan
distribusi kepada pemilik (transaksi modal). Dalam konsep ini, item-item yang sifatnya dan
berasal dari aktivitas baik regular dan nonreguler, recurring, maupun nonrecurring, termsuk
dalam cakupan laba.
Terdapat lima kategori irregular items dalam konsep all inclusive tersebut, yaitu sebagai
berikut:
a. Item-item yang berasal dari operasi yang dihentikan (discontinued operation), Penghentian
segmen bisnis berarti kegiatan operasional bisnis tersebut dihentikan atau dijual. Untung atau
rugi yang akan diakui termasuk dua faktor berikut:
- Laba atau rugi kegiatan segmen mulai tanggal pengukuran sampai tanggal penghentian
- Untung atau rugi penghentian segmen
b. Extraordinary item
Adalah peristiwa atau transaksi yang memiliki pengaruh material, dan diharapkan jarang terjadi
serta tidak berasal dari faktor yang sifatnya berulang-ulang dalam kegiatan usaha normal
perusahaan (APB Opinion No. 9:1966 par. 21)
Dengan dikeluarkannya APB Opinion No. 30, menyebutkan bahwa elemen laporan keuangan
dikatakan sebagai extraordinary item jika memenuhi dua syarat:
- Tidak umum (unusual), artinya peristiwa atau transaksi yang harus memiliki tingkat
ubnormal yang tinggi dan tidak berkaitan dengan kegiatan normal perusahaan yang
berlangsung terus menerus.
- Jarang terjadi (infrequency of occurrence), artinya peristiwa atau transaksi tersebut
merupakan tipe transaksi yang diharapkan jarang terjadi di masa mendatang.
c. Perubahan Akuntansi
Perubahan akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga jenis:
- Perubahan prinsip akuntansi, yaitu perubahan yang terjadi dimana perusahaan memilih
metode akuntansi yang berbeda dengan metode yang digunakan sebelumnya. Misalnya:
perubahan metode penilaian persediaan dari FIFO keAverage.
- Perubahan estimasi akuntansi, yaitu perubahan taksiran jumlah tertentu atas jumla taksiran
yang telah ditentukan pada periode sebelumnya. Misalnya: taksiran umur ekonomi aktiva tetap,
atau taksiran piutang tidak tertagih.
- Perubahan entitas pelaporan, yaitu perubahan yang berkaitan dengan status entitas pelaporan
sebagai akibat konsolidasi perubahan anak perusahaan tertentu atau perubahan jumlah yang
dikonsolidasikan.
d. Penyesuaian periode sebelumnya
FASB mengeluarkan SFAC No.16, “Prior Period Adjustment”, yang membatasi penyesuaian
periode sebelumnya pada elemen berikut:
- Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan periode sebelumnya
- Penyesuaian yang berasal dari realisasi income tax benefit ataspreacquisition operating loss
carry-forward dari pembelian anak perusahaan.
- Kesalahan dalam pengukuran laba periode sebelumnya (error in prior years income
measurement) harus dilaporkan sebagai penyesuaian retained earning (disesuaikan
dalam retained earning statement). Menurut FSAB konseb laba all inclusive ini adalah konsep
laba dengan apa yang dikenal dengan istilah laba komprehensif (comprehensive income).
Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam SFAC Nomor 6, menyatakan
bahwa:
Comprehensive income adalah perubahan dalam ekuitas suatu perusahaan bisnis selama suatu
periode yang berasal dari transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa lain atau kejadian lain
yang bukan berasal dari sumber pemilik. Termasuk semua perubahan dalam ekuitas selama
periode tertentu kecuali yang diakibatkan dari investasi oleh pemilik dan distribusi kepada
pemilik.
Comprehensive Income = Earning + Penyesuaian + Perubahan Ekuitas Lain
Kumulatif Selain dari Pemilik
Earning = Revenue – Expenses + Gain – Losses

2.5. KONSEP LABA DILIHAT DARI SISI KELOMPOK PENERIMANYA


Konsep laba apabila dilihat dari sisi kelompok yang menerimanya terdapat 5 konsep
laba, yaitu:
1. Value added concept of income
Kelompok penerima: karyawan, kreditor, pemerintah.
2. Enterprise’s net income
Kelompok penerima: pemegang saham, pemegang obligasi, pemerintah.
3. Net income to investor
Kelompok penerima: pemegang saham dan pemegang obligasi.
4. Net income to shareholder
Kelompok penerima: pemegang saham biasa dan pemegang saham istimewa.
5. Net income to residual equity holder’s
Kelompok penerima: pemegang saham biasa.

2.5.1. INCOME SMOOTHING


Perataan laba merupakan normalisasi laba yang dilakukan secara sengaja untuk
mencapai trend atau level laba tertentu (Belkaoui, 1993). Definisi income smoothing lainnya
adalah definisi yang dikemukakan oleh Beidelman (1973): Perataan laba yang dilaporkan dapat
didefinisikan sebagai usaha yang disengaja untuk meratakan atau memfluktuasikan tingkat laba
sehingga pada saat sekarang dipandang normal bagi suatu perusahaan. Dalam hal ini, perataan
laba menunjukkan suatu usaha manajemen perusahaan untuk mengurangi variasi abnormal
laba dalam batas-batas yang diijinkan dalam praktik akuntansi dan prinsip manajemen yang
wajar (sound).
Hayworth (1953) menyatakan bahwa motivasi yang mendorong dilakukannya perataan
laba adalah untuk memperbaiki hubungan dengan kreditor, investor dan karyawan, serta
meratakan siklus bisnis melalui proses psikologis. Sementara itu, Gordon (1964) mengajukan
proposisi berkaitan dengan perataan laba sebagai berikut:
- Kriteria yang digunakan manajemen perusahaan dalam memilih metode akuntansi adalah
untuk memaksimumkan kepuasan atau kemakmurannya.
- Kepuasan merupakan fungsi dari keamanan pekerjaan, level dan tingkat pertumbuhan gaji
serta level dan tingkat pertumbuhan besaran (size) perusahaan.
- Kepuasan pemegang saham dan kenaikan performan perusahaan dapat meningkatkan status
dan reward bagi manajer.
- Kepuasan yang sama tergantung pada tingkat pertumbuhan dan stabilitas laba perusahaan.
Dascher dan Malcolm (1970) membedakan bentuk income smoothing menjadi dua yaitu
1. Real Smoothing
Real smoothing berkaitan dengan transaksi aktual yang dilakukan atau tidak dilakukan
berdasarkan pada pengaruh perataan terhadap laba.
2. Artificial Smoothing
Artificial smoothing berkaitan dengan prosedur akuntansi yang diterapkan untuk
mengubah cost atau pendapatan dari satu periode ke periode lain. (p. 253-254).
Penyajian Laba
Masalah konseptual yang erat kaitannya dengan penyajian adalah pemisahan pelaporan pos-
pos operasi dan pos-pos transaksi dengan pemilik (transaksi modal). Pos-pos operasi dalam arti
luas (transaksi nonpemilik) pada umumnya dilaporkan melalui statemen laba rugi sedangkan
pos-pos yang jelas-jelas merupakan transaksi modal dilaporkan melalui statemen laba ditahan
ataustatemen perubahan ekuitas.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi
murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanaman
modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut
(termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan
sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya
adalah dalam hal pendefinisian biaya. Laba merupakan selisih antara pendapatan dan biaya
secara akrual.
Di dalam FASB konsep income di dalam teori akuntansi tersebut disebut dengan laba
komprehensif. Karena secara umum, akuntansi menganut konsep penandingan, konsep kos
historis, dan asas akrual, maka laba akuntansi yang sekarang dianut dimaknai sebagai selisih
pendapatan dan biaya.
Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam
kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang
direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan pada periode tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
http://jumse09.blogspot.com/2016/05/konsep-laba.html

Anda mungkin juga menyukai