Drg. Sari, drg. Linda dan drg. Fani berencana akan membuat klinik gigi
modern yang dikelola secara professional. Dalam membuat perencanaan ini mereka
berkonsultasi dengan drg. Bagas yang juga seorang ahli ekonomi kesehatan. Drg
Bagas mulai menghitung berapa biaya investasi, biaya operasional dan biaya
pemeliharaan untuk klinik ini. Setelah diperoleh jumlah modal yang dibutuhkan,
drg Bagas mulai menghitung unit cost, perkiraan Break Event Point. Mereka bertiga
merencanakan klinik gigi ini harus dijalankan dengan manajemen keuangan yang
baik sesuai dengan prinsip akuntansi, segala transaksi harus tercatat dengan rapid
an diakhir tahun agar dapat dibuatkan laporan keuangannya dan diketahui laporan
laba ruginya. Sesuai dengan keinginan pemilik modal, drg Bagas juga diminta
membuat rencana kegiatan, rencana anggaran dan menyusun strategi untuk
memperoleh keuntungan. Salah satu strategi yang terpikirkan oleh drg Bagas adalah
membuat kerjasama dengan pihak lain dalam menetapkan system pembayaran
kesehatan bagi pasien yang akan berobat di klinik gigi ini. Dapatkah anda
membantu drg Bagas membuat masterplan klinik gigi modern ini.
Biaya investasi : biaya yang dikeluarkan untuk barang modal yang kegunaannya
bisa berlangsung selama 1 tahun atau lebih.
Break Event Point : titik dimana pendapatan dari usaha sama dengan modal yang
dikeluarkan, tidak terjadi kerugian atau keuntungan. Atau yang bisa dikenal sebagai
balik modal atau titik impas.
1
Unit cost : biaya per-unit produk atau biaya per-pelayanan. Atau hasil pembagian
antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan.
Biaya operasional : biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan pokok yang digunakan
untuk menjalankan barang investasi sebagai unit produksi, cenderung barang habis
pakai dan cenderung waktu singkat
Ahli ekonomi kesehatan : seseorang yang ahli dalam ilmu kesehatan yang
menerapkan ilmu ekonomi di bidang kesehatan
1. Apa yang perlu dipersiapkan untuk klinik gigi modern dalam operasional ?
2. Apa saja jenis biaya untuk anggaran sebuah klinik ?
3. Apa saja yang termasuk biaya investasi, operasional dan pemeliharaan ?
4. Bagaimana cara menghitung biaya investasi ?
5. Bagaimana cara menghitung unit cost ?
6. Apa saja komponen dasar dari BEP ?
7. Apa rumus BEP ?
8. Apa manfaat BEP drg. Bagas ?
9. Apa saja prinsip akuntansi ?
10. Bagaimana cara manejemen keuangan yang baik menurut prinsip akuntansi ?
11. Apa tujuan dari laporan keuangan ?
12. Apa saja hal yang terdapat dalam laporan keuangan ?
2
13. Apa tujuan pembuatan rencana anggaran dan rencana kegiatan?
14. Apa saja strategi untuk memperoleh keuntungan ?
15. Kerjasama seperti apa yang dimaksud di scenario ?
16. Bagaimana system pembayaran yang dimaksud di scenario ?
17. Apa fungsi / tujuan masterplan ?
1. Yang perlu dipersiapkan untuk klinik gigi modern dalam operasional yaitu
- SDM
- Rancangan
- Manajemen
- Keuangan
- Logistic
3
biaya pre-operating ( konsultan )
biaya bangunan
biaya peralatan medis
dll
- biaya operasional :
modal kerja
biaya gaji / upah pegawai
obat-obatan,
listrik dan air
dll
Ket :
i = inflasi
t = lama pakai
4
- Tentukan unit penunjang dan unit produksi
- Pisahkan unit penunjang dan unit produksi
- Distribusi biaya dengan sederhana
𝑇𝐶
UC =
𝑇𝑂
Ket :
UC = Unit Cost
TC = Total Cost ( penjumlahan direct cost, indirect cost )
TO = Total Output yang dihasilkan
7. Rumus BEP
- BEP Unit yaitu jumlah produk dinyatakan dalam jumlah penjualan
produk dengan nilai tertentu
𝐹𝐶
BEP Unit =
( 𝑃 − 𝑉𝐶 )
5
8. Manfaat BEP
- Untuk mengetahui jumlah umum pasien agar tidak rugi
- Untuk mengetahui jumlah yang dihasilkan untuk mendapatkan keuntungan
- Untuk mengetahui batas minimal pasien
- Untuk mengetahui efek biaya dari vol pasien
- Menganalisa jumlah yang diproduksi dan seberapa banyak uang yang didapat
untuk mendapatkan balik modal
- Pertimbangan harga jual, mengambil keputusan oleh manager
9. Prinsip akuntansi
- Entitas ekonomi
- Berkelanjutan
- Biaya history
- Satuan moneter
- Periode waktu
- Akuntansi actual
- Pengakuan pendapatan
- Berpasangan
- Konservatif
- Pengungkapan penuh
6
- Mengatur modal kerja penekanan biaya produksi serendah mungkin
- Membuat laporan keuangan
- Penekanan biaya produksi serendah mungkin
- Membuat anggaran pengeluaran dan pemasukan
- Analisis keuangan secara berkala
- Memperhatikan kondisi liquiditas
7
- Untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi
- Untuk memberi pengarahan
- Untuk meminimalisir pemborosan
- Untuk menetapkan standart
8
9
Langkah 4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan
dan mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat
solusi secara terintegrasi.
3 dokter gigi
Modal
Manajemen keuangan
yang baik Prinsip
akuntansi
Laporan
keuangan
10
Langkah 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran
Biaya dalam pengertian produksi ialah semua beban yang harus ditanggung
oleh produsen untuk menghasilkan suatu produksi, sehingga biaya produksi
11
adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk
menghasilkan suatu barang. Secara sederhana biaya produksi dapat
dicerminkan oleh uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah input
(Sugiato, 2002).
Menurut Soeharno (2006:97) biaya produksi adalah total nilai dari input dalam
kegiatan produksi untuk menghasilkan suatu produk baik barang atau jasa.
Kegiatan produksi dan biaya adalah hal yang tidak terpisahkan. Biaya memiliki
pengaruh terhadap tingkat suatu produksi. Setiap pengusaha harus dapat
menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang
dihasilkan. Dalam kegiatan produksi, diperlukan faktor-faktor produksi, seperti
tenaga kerja, tanah, listrik, bahan baku, dan lain-lain (Sugiato, 2002).
Perusahaan akan mengganti penggunaan faktor produksi tersebut dalam bentuk
gaji, uang sewa, harga listrik, hargan bahan baku, dan lain-lain. Keseluruhan
beban atau pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen untuk kegiatan
produksi inilah yang biasa disebut dengan biaya produksi.
12
6. Penyusutan peralatan produksi
7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
8. Pajak
Secara umum unsur biaya tersebut dapat kelompokan atas tiga komponen biaya
sebagai berikut (Sari, 2014).
Terkait dengan biaya produksi, ada beberapa konsep biaya yang perlu diperlu
diketahui, antara lain sebagai berikut (Soeharno, 2006.)
1. Biaya Langsung dan Biaya Tak langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk setiap unit output yang
dihasilkan. Termasuk biaya langsung misalnya adalah biaya membeli bahan
baku, biaya tenaga kerja, yang langsung menangani produksi. Adapun biaya tak
langsung adalah biaya yang dikeluarkan, tetapi tidak bisa dihitung untuk setiap
unit produk yang dihasilkan karena adanya unsur-unsur biaya penggunaan
fasilitas bersama.
13
digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaran yang nyata
yang dikeluarkan perusahaan
4. Biaya Incremental
Biaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya keputusan
yang telah dibuat. Dengan melihat adanya perubahan biaya total dengan
demikian, biaya incremental dapat berupa biaya tetap atau biaya variabel, atau
kedua-duanya. Sma halny dengan biaya relevan yakni merupakan biaya-biaya
yang akan dibebankan bila suatu keputusan telah dilakukan. Dengan demikian,
biaya relevan adalah incremental cost
14
5. Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang
dihasilkan. Misalnya, biaya bahan untuk menghasilkan suatu produk. Semakin
banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak nahan yan digunakan
sehingga biayanya semakin besar.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk
yang dihasilkan. Misalnya, biaya penyusutan mesin, biaya penysutan ini tidak
bergantung apakah mesin digunkan pada kapasitas penuh, setengah kapasitas,
atau bahkan tidak digunakan, biaya tetap harus dikeluarkan sebesar penyusutan
yang ditetapkan pertahunnya.
15
Dengan demikian biaya alat adalah tetap dan tidak berubah meskipun jumlah
pasien yang dilayani berubah.
Total cost adalah jumlah dari fixed cost ditambah variabel cost.
TC = TF + V
16
Menurut Soeharno (2006), berikut adalah pembagian biaya berdasarkan lama
penggunaannya adalah sebagai berikut :
1) Biaya investasi
Biaya investasi adalah biaya yang masa kegunaannya dapat berlangsung untuk
waktu yang relatif lama. Biasanya waktu untuk biaya investasi ditetapkan lebih
dari satu tahun. Batas satu tahun ditetapkan atas dasar kebiasaan merencanakan
dan merealisasi anggaran untuk jangka waktu satu tahun. Biaya investasi ini
biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur
fisik dan kapasitas produksi (alat produksi). Contoh yang termasuk dalam biaya
investasi antara lain biaya pembangunan gedung, biaya pembelian mobil, biaya
pembelian peralatan besar dan sebagainya.
Beberapa instansi, penetapan apakah suatu biaya termasuk biaya investasi atau
tidak dilakukan dengan melihat harga (nilai) suatu barang. Pada umumnya
besar biaya investasi sudah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, jika batas yang
ditentukan adalah Rp. 100.000,- maka barang yang nilainya kurang dari Rp.
100.000,- tidak termasuk dalam biaya investasi, meskipum penggunaannya
dapat lebih dari satu (biaya tersebut dimasukan dalam biaya operasional).
Biaya investasi dihitung dari nilai barang investasi yang disetahunkan (AIC
atau biaya depresiasi atau biaya penyusutan). Nilai barang investasi dalam
analisis biaya harus memperhitungkan (1) harga satuan (nilai awal barang)
masing-masing jenis barang investasi, (2) lama pemakaian barang tersebut, (3)
laju inflasi (tingkat bunga bank) dan (4) umur ekonomis barang tersebut.
17
investasi, seperti gedung, kendaraan, dan peralatan, disebut sebagai biaya
penyusutan.
Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk menghitung penyusutan
adalah metode penyusutan garis lurus (straight line method) dimana jumlah
historis yang sama dikurangi setiap tahun. Pada umumnya analisis biaya
dilakukan untuk satu kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun anggaran, maka
untuk itu perlu dicari nilai biaya investasi setahun, sehingga biaya investasi itu
dapat digabung dengan biaya operasional.
Nilai biaya investasi satu tahun ini disebut nilai tahunan biaya investasi
(Annualized Investment Cost = AIC). Besarnya nilai tahunan dari biaya
investasi tersebut dipengaruhi oleh nilai uang (inflasi) serta waktu pakai dan
masa hidup suatu barang investasi.
Konsep yang sering dipakai secara bersamaan dengan biaya operasional yaitu
biaya pemeliharaan (mantainance cost). Biaya pemeliharaan adalah biaya yang
dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang investasi agar dapat
terus berfungsi, misalnya biaya pemeliharaan gedung dan pemeliharaan
18
kendaraan. Antara biaya operasional dan biaya pemeliharaan dalam praktek
sering disatukan menjadi biaya operasional dan pemeliharaan (operational and
mantainance cost).
Biaya operasional dan pemeliharaan, dengan sifatnya yang habis pakai pada
umumnya dikeluarkan secara berulang karena itu biaya pemeliharaan sering
disebut sebagai biaya berulang (recurrent cost). Contoh biaya operasional
seperti biaya pegawai (gaji), biaya obat dan bahan medis, biaya listrik dan air,
biaya bahan kantor (ATK), biaya telepon, biaya pemeliharaan barang investasi.
Untuk biaya listrik dan air, biaya bahan kantor (ATK), biaya telepon, biaya
pemeliharaan barang investasi dikenal dengan sebutan overhead atau biaya
umum. Contoh biaya pemeliharaan seperti biaya yang dikeluarkan untuk
mempertahankan nilai suatu barang agar terus berfungsi. Misalnya biaya
pemeliharaan gedung, biaya pemeliharaan alat medis dan pemeliharaan
kendaraan.
TC = IC + OC
1. Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang dibedakan pada sumber biaya
yang mempunyai fungsi (aktifitas) langsung terhadap output. Contoh : gaji
perawat, biaya obat-obatan, biaya peralatan medis.
19
2. Biaya tidak langsung (indirect cost), adalah biaya yang dibebankan pada
sumber biaya yang mempunyai fungsi penunjang (aktivitas tak langsung)
terhadap output. Contohnya adalah gaji bagian administrasi, gaji direktur, biaya
ATK, TU, biaya peralatan non medis.
3. Total cost, merupakan penjumlahan dari direct cost ditambah indirect cost.
TC = Direct C + Indirect C
4. Unit cost, adalah biaya yang dihitung untuk menghasilkan satu satuan produk
(misalnya satu jenis pelayanan). Secara sederhana unit cost dapat diartikan
sebagi biaya per unit produk atau biaya per pelayanan. Unit cost didefinisikan
sebagai hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit
produk yang dihasilkan. Dalam menghitung unit cost harus ditetapkan terlebih
dahulu besaran produk (cakupan pelayanan). Unit cost sering kali disamakan
dengan biaya rata-rata (average cost). Tinggi rendahnya unit cost suatu produk
tidak saja dipengaruhi oleh besarnya TC tetapi juga dipengaruhi oleh besarnya
pelayanan. Makin tinggi utilitas dengan demikian makin besar jumlah output
akan semakin kecil unit cost pelayanan.
5. Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau
pengurangan output, biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi atau
operasi. Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari
suatu keputusan. Incremental cost diukur dari berubahnya IC karena suatu
keputusan, oleh sebab itu sifatnya bisa variabel, bisa juga fixed. Contohnya
adalah penambahan biaya total produksi karena keputusan manajemen untuk
penambahan tenaga kerja dan bahan baku.
6. Marginal cost adalah kenaikan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan
sebagai akibat kenaikan satu output, perbedaanya dengan incremental cost
adalah terletak pada aspek yang memberi perubahan pada total cost, jika pada
incremental cost perubahan total cost dipengaruhi oleh perubahan keputusan,
pada marginal cost perubahan total cost dipengaruhi oleh penambahan satu unit
produk atau selanjutnya. Contohnya adalah perusahaan harus menambah
20
anggaran biaya produksi dikarenakan adanya penambahan permintaan dari
orderer yang sebelumnya memesan.
7. Recurring cost (biaya terulang) adalah biaya yang besarnya sama yang harus
dibayarkan lagi dengan adanya tambahan suatu aktivitas yang menghasilkan
produk (output) yang sama. Setiap penambahan 1 unit output, biaya yang
ditanggung berulang atau bertambah sebesar biaya per unitnya. Contohnya
adalah mesin photo copy digunakan atau tidak, perusahaan akan membayar
uang sewa mesin photo copy sebesar Rp. 1 juta per bulannya.
8. Unrecurring cost (biaya tak berulang) adalah biaya yang hanya muncul satu
kali, artinya tidak ada sesuatu yang ditambahkan setelah biaya ini dikeluarkan.
Contohnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli tanah.
9. Sunk cost ialah biaya yang telah dikeluarkan atau diterima sebelum terjadinya
suatu keputusan. Contoh dari sunk cost ialah biaya yang dikeluarkan untuk rapat
dan penelitian.
Biaya satuan atau (Unit Cost) disebut juga biaya rata-rata (Average Cost)
merupakan biaya yang diperlukan atau dikeluarkan untuk menghasilkan satu satuan
produk (barang atau jasa) atau dalam bidang kesehatan biaya ini dihitung untuk
setiap pelayanan (Sugiarto, 2005). Dalam analisis biaya rumah sakit untuk
perhitungan biaya satuan perlu diketahui secara rinci jenis produk dan jenis
pelayanan yang dihasilkan oleh unit-unit produksi (Wina, 2012).
Menurut Sugiato (2005) setiap satuan produk dipengaruhi oleh biaya total dan
besarnya produk/layanan. Jenis biaya satuan ada 2, yaitu:
21
produk pelayanan kesehatan dalam kurun waktu tertentu. Besarnya biaya satuan
aktual diperoleh dari membagi biaya total (TC) dengan jumlah output yang
dihasilkan (Q), didapatkan dengan rumus:
UC = TC / Q
Keterangan:
TC = biaya total di unit produksi bersangkutan
Q = jumlah output
Keterangan:
UC = Unit cost normative
FC = Fixed cost, biaya tetap yang diperlukan untuk beroperasi
Kap = Kapasitas produksi pusat biaya tersebut dalam setahun
VC = Variabel cost termasuk didalamnya biaya obat/bahan medis bahan pakai habis.
Secara umum biaya satuan diperoleh dengan cara membagi biaya total (Total
Cost=TC) dengan jumlah output atau total produksi (Quantity= Q) atau TC/Q .
Dari pengertian ini biaya satuan dipengaruhi oleh besarnya biaya total yang
mencerminkan tinggi rendahnya fungsi produksi di unit pelayanan tersebut serta
tingkat utilisasi-nya. Makin tinggi tingkat utilisasi maka makin besar juga jumlah
Q dan makin kecil jumlah biaya satuan suatu pelayanan. Sebaliknya makin rendah
22
tingkat utilisasi-nya maka makin kecil jumlah Q dan akan semakin besar jumlah
biaya satuan suatu pelayanannya (Wita,2012). sesuai dengan rumus:
AC = TC / Q atau AC = FC + TC
Agar perbandingan dapat dilakukan, ukuran efisiensi harus sebagai Unit Cost.
Unit Cost adalah hasil dari total biaya dibagi jumlah unit pelayanan.
Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan perusahaan dimana dengan keadaan
tersebut perusahaan tidak mengalami kerugian juga perusahaan tidak mendapatkan
laba sehingga terjadi keseimbangan atauimpas. hal ini bisa terjadi bila perusahaan
dalam pengoperasiannya menggunakan biaya tetap dan volume penjualannya hanya
cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variable (Syarifuddin Alwi, 1990 : 239
dalam Marhaeni, 2011).
Break even point dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan didalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak
menderita kerugian, dengan kata lain dalam keadaan tersebut keuntungan atau
kerugian adalah sama dengan nol menurut Syamsuddin (2007:90 dalam Parade
2013). Sedangkan pengertian break even point menurut Adisaputro (2007:93
Parade 2013) adalah suatu keadaan dimana penghasilan dari penjualan hanya cukup
untuk menutup biaya, baik yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap.
Dengan kata lain keadaan break even point menunjukkan jumlah laba sama dengan
nol atau bahwa penghasilan total sama dengan biaya total. Tujuan titik impas adalah
23
untuk mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan dari hasil penjualan sama
dengan jumlah semua biaya variabel dan biaya tetap.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa titik impas
adalah suatu keadaan dimana pendapatan dan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam
suatu perusahaan sama besarnya, dalam arti perusahaan tersebut tidak mendapatkan
laba dan tidak menderita kerugian. Dalam perencanaan BEP juga dibutuhkan
analisis break even point yang merupakan teknik analisa pendekatan perencanaan
laba sama dengan total biaya dan penghasilan penjualan.
Analisis break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan,
bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat
keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Dalam analisis BEP
terdapat manfaat bagi manajemen antara lain:
24
a. Berapa banyak volume penjualan saat ini bisa berkurang sebelum industri
menderita rugi?
b. Berapa kenaikan laba bila ada kenaikan volume penjualan?
4. Menganalisis harga jual dan dampak perubahan biaya. Menunjukkan
pengaruh yang mungkin terjadi atas laba akibat perubahan harga jual yang
disertai oleh perubahan lain, sebagai contoh:
a. Perubahan apa yang dapat diharapkan dalam laba jika terjadi perubahan
harga dengan asumsi semua faktor lainnya tetap/konstan?
b. Jika harga barang dikurangi apa kombinasi perubahanvolume dan biaya
yang paling praktis untuk diberikan dan apa pengaruh bersih kombinasi
industri tersebut terhadap laba?
c. Demikian pula jika harga naik apa kombinasi perubahan dan
pengaruhnya terhadap laba yang layak untuk diharapkan?
5. Merundingkan upah. Membantu manajemen karena:
a. Menunjukkan dengan cepat kemungkinan pengaruh perubahan usulan
gaji terhadap laba (dianggap tidak ada perubahan efisiensi karyawan)
b. Memberikan bantuan dalam menentukan kemungkinan penghematan
efisiensi yang dapat melindungi posisi laba industri
25
Menganalisa bauran produk. Memungkinkan dilakukan pengujian
krisis atas bauran produk. Analisa impas untuk tiap jalur produk
merupakan bantuan yang berharga dalam menentukan produk mana
yang mungkin harus dihapuskan.
6. Menilai keputusan-keputusan kapitulasi dan ekspansi lanjutan
memberi sarana guna menilai terlebih dahulu usulan belanja barang
modal yang dapat mengubah struktur biaya industri.
7. Menganalisa margin pengamanan sebagai cadangan margin
pengaman dan cara untuk mempengaruhi melalui pengamanan.
20
Rumusan untuk menghitung BEP = titik impas
𝐹𝐶
BEP Unit =
( 𝑃 − 𝑉𝐶 )
𝐹𝐶
BEP Rupiah =
1 − ( 𝑉𝐶⁄𝑃)
1. Perencanaan
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta kehiatan-kegiatan
lainnya untuk periode tertentu.
2. Penganggaran
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail
pengeluaran dan pemasukan.
3. Pengelolaan
Mengguanakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada
dengan berbagai cara.
21
4. Pencarian
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional
kegiatan perusahaan.
5. Penyimpanan
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan
aman.
6. Pengendalian
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan
pada perusahaan.
7. Pemeriksaan
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak
terjadi penyimpangan.
1. Konsistensi (consistency)
Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari
waktu ke waktu. Ini tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh
disesuaikan apabila terjadi perubahan di organisasi. Pendekatan yang
tidak konsisten tehadap manajemen keuangan merupakan suatu tanda
bahwa manipulasi di pengelolaan keuangan.
2. Akuntabilitas(accountability)
Akuntabilitas adalah kewajiban ,moral atau hukum, yang melekat pada
individu, kelompok atau organisasi. Organisasi harus dapat menjelaskan
bagaimana dia menggunakan sumber dayanya dan apa yang telah dia
capai sebagai pertanggumg jawaban kepada pemangku kepentingan dan
penerima manfaat.
22
3. Transparansi (transparancy)
Organisasi harus terbuka berkenaan dengan pekerjaannya,menyediakan
informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para
pemangku kepentingan. Termasuk didalamnya, menyiapkan laporan
keuangan yang akurat, lengkap, dan tepat waktu serta dapat dengan
mudah dpat diakses oleh pemangku kepentingan dan penerima manfaat.
Apabila organisasi tidak transparan, hal ini mengindikasikan ada sesuatu
hal yang disembunyikan.
4. Kelangsungan hidup (integrity)
Agar keuangan terjaga pengeluaran organisasi ditingkat stratejik
maupun operational harus sejalan /disesuaikan dengan dana yang
diterima. Kelangsungan hidup atau (viability)merupakan suatu ukuran
tingkat keamanan dan keberlanjutan keuangan organisasi.
5. Integritas (integrty)
Dalam melaksanankan kegiatan operationalnya , individu yang terlibat
harus mempunyai integritas yang baik. selain itu, laporan dan catatan
keuangan harus tetap dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan
keakuratan pencatatan keuangan.
6. Pengelolaan (stewardship)
Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah
diperoleh dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
7. Standar akutansi (accounting standarts)
Sistem akuatansi dan keuangan yang diguanakn organisasi harus sesuai
dengan prinsip dan standart akutansi yang berlaku umum.
23
kegiatan operasi normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan
yang berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun
entitas-entitas lain diluar perusahaan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2012:5) mengemukakan pengertian laporan
keuangan yaitu :
Laporan keuangan merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangan dan
kinerja keuangan dalam sebuah entitas.Tujuan umum dari laporan keuangan ini
untuk kepentingan umum adalah penyajian informasi mengenai posisi
keuangan (financial position), kinerja keuangan (financial performance), dan
arus kas (cash flow) dari entitas yang sangat berguna untuk membuat keputusan
ekonomis bagi para penggunanya.Untuk dapat mencapai tujuan ini, laporan
keuangan menyediakan informasi mengenai elemen dari entitas yang terdiri dari
aset, kewajiban, networth, beban, dan pendapatan (termasuk gain dan loss),
perubahan ekuitas dan arus kas. Informasi tersebut diikuti dengan catatan, akan
membantu pengguna memprediksi arus kas masa depan.
Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari
neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca
menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba- rugi
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang
terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan
sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan
ekuitas
24
“Annual report that publicly owned corporations must provide to
stockholders; it summarizes and documents the firms financial
2activities during the past year”.
25
berguna bagi pemakai informasi bahwa harus terdapat empat karakteristik
kualitatif pokok yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat
diperbandingkan.
1. Dapat dipahami
2. Relevan
26
dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh
tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam
bentuk ramalan eksplisit.Namun demikian, kemampuan laporan keuangan
untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan penampilan informasi
tentang transaksi dan peristiwa masa lalu.Misalnya nilai prediktif laporan
laba-rugi dapat ditingkatkan kalau akun-akun penghasilan atau badan yang
tidak biasa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.
3. Keandalan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika
bebas dari pengertian yang menyesatkan, material, dan dapat diandalkan
pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya
disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi
mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan
maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
Misalnya jika tindakan hukum masih dipersengkatakan, mungkin tidak tepat
bagi perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam
neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan
dari tuntutan tersebut.
a) Penyajian jujur
Informasi harus digambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.Jadi misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aset, kewajiban dan ekuitas
perusahaan pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.
27
c) Netralitas
d) Pertimbangan sehat
e) Kelengkapan
4. Dapat dibandingkan
28
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
antara perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan secara relatif. Oleh
karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan, transaksi, dan
peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk
perushaan bersangkutan, antar periode perusahaan yang sama dan untuk
perusahaan yang berbeda.
1. Neraca
Menurut Harahap (2009:107), neraca atau daftar neraca disebut juga laporan
posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset,
kewajiban dan ekuitas pada saat tertentu. Neraca atau balance sheet adalah
laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau
aset kewajiban- kewajibannya atau utang, dan hak para pemilik perusahaan
yang tertanam dalam perusahaan tersebut atau ekuitas pemilik suatu saat
tertentu. Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan
gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu neraca
tepatnya dinamakan statements of financial position. Karena neraca merupakan
potret atau gambaran keadaan pada suatu saat tertentu maka neraca merupakan
status report bukan merupakan flow report.
Menurut Riyanto (2010:19), aset dapat dibagi atas dua kelompok besar, yaitu
aset lancar adalah aset yang habis dalam satu kali perputaran dalam proses
produksi dan proses berputarnya adalah dalam waktu yang pendek (umumnya
kurang dari satu tahun). Dalam perputarannya yang satu kali ini, elemen-elemen
29
dari aset lancar tidak sama cepatnya ataupun tingkat perputarannya, misalnya
piutang menjadinya kas adalah lebih cepat daripada inventory (apabila
penjualan dilakukan secara kredit), karena piutang menjadi kas hanya
membutuhkan satu langkah saja, sedangkan inventory melalui piutang dahulu
barulah menjadi kas.
Dengan kata lain, aset lancar ialah aset yang dapat diuangkan dalam waktu yang
pendek. Sedangkan aset tetap adalah aset yang tahan lama yang tidak atau
secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. Syarat lain
untuk dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap selain aset itu dimiliki
perusahaan, juga harus digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aset
tersebut mempunyai umum kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis
dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan).
2. Laporan Laba-Rugi
30
Menurut Munawir (2010:26), laporan laba-rugi merupakan suatu laporan
yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh
suatu perusahaan selama periode tertentu. Walaupun belum ada keseragaman
tentang susunan laporan laba-rugi bagi tiap-tiap perusahaan, namun prinsip-
prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut:
31
perusahaan yang masuk dan keluar. Selain itu, laporan arus kas juga
berfungsi sebagai indikator untuk memprediksi arus kas di periode yang akan
datang. Laporan arus kas merupakan bentuk pertanggungjawaban arus kas
masuk dan keluar selama periode pelaporan. Laporan arus kas terdiri dari 3
aktivitas utamanya, berikut ketiga aktivitas tersebut:
Aktivitas operasi merupakan laporan arus kas yang terdiri dari kegiatan
operasional perusahaan. Dengan kata lain, aktivitas ini dapat diperoleh
dengan memasukkan nilai dari pengaruh kas/bank pada transaksi yang
dilibatkan dalam penentuan laba bersih. Contohnya seperti, penjualan barang
dan jasa dari pelanggan, pembelian persediaan, dan lainnya.
Aktivitas investasi ini berkaitan dengan aktivitas arus kas yang dihasilkan
dari penjualan atau pun pembelian aktiva tetap.
32
Berdasarkan pengertian ini, maka biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut
yaitu berdasarkan
2. Pemakai Jasa Pelayanan (Health consumer), adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan. Dalam hal ini biaya
kesehatan menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan, namun dalam
batas-batas tertentu pemerintah juga turut serta, yakni dalam rangka
terjaminnya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
membutuhkannya. Besarnya dana bagi pemakai jasa pelayanan lebih menunjuk
pada jumlah uang yang harus dikeluarkan (out of pocket) untuk dapat
memanfaatkan suatu upaya kesehatan. (Azwar, A. 1999).
33
Pelayanan kesehatan memiliki beberapa ciri yang tidak memungkinkan setiap
individu untuk menanggung pembiayaan pelayanan kesehatan pada saat
diperlukan:
1) Kebutuhan pelayanan kesehatan muncul secara sporadik dan tidak dapat
diprediksikan, sehingga tidak mudah untuk memastikan bahwa setiap
individu mempunyai cukup uang ketika memerlukan pelayanan
kesehatan.
2) Biaya pelayanan kesehatan pada kondisi tertentu juga sangat mahal,
misalnya pelayanan di rumah sakit maupun pelayanan kesehatan canggih
(operasi dan tindakan khusus lain), kondisi emergensi dan keadaan sakit
jangka panjang yang tidak akan mampu ditanggung pembiayaannya oleh
masyarakat umum.
3) Orang miskin tidak saja lebih sulit menjangkau pelayanan kesehatan,
tetapi juga lebih membutuhkan pelayanan kesehatan karena rentan
terjangkit berbagai permasalahan kesehatan karena buruknya kondisi gizi,
perumahan.
4) Apabila individu menderita sakit dapat mempengaruhi kemampuan untuk
berfungsi termasuk bekerja, sehingga mengurangi kemampuan
membiayai. (Departemen Kesehatan RI, 2004).
34
2) Risk pooling, beberapa jenis pelayanan kesehatan (meskipun resiko rendah dan
tidak merata) dapat sangat mahal misalnya hemodialisis, operasi spesialis
(jantung koroner) yang tidak dapat ditanggung oleh tabungan individu (risk
spreading). Sistem pembiayaan harus mampu menghitung dengan
mengakumulasikan resiko suatu kesakitan dengan biaya yang mahal antar
individu dalam suatu komunitas sehingga kelompok masyarakat dengan tingkat
kebutuhan rendah (tidak terjangkit sakit, tidak membutuhkan pelayanan
kesehatan) dapat mensubsidi kelompok masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan. Secara sederhana, suatu sistem pembiayaan akan
menghitung resiko terjadinya masalah kesehatan dengan biaya mahal dalam
satu komunitas, dan menghitung besaran biaya tersebut kemudian membaginya
kepada setiap individu anggota komunitas. Sehingga sesuai dengan prinsip
solidaritas, besaran biaya pelayanan kesehatan yang mahal tidak ditanggung
dari tabungan individu tapi ditanggung bersama oleh masyarakat.
Connection between ill-health and poverty, karena adanya keterkaitan antara
kemiskinan dan kesehatan, suatu sistem pembiayaan juga harus mampu
memastikan bahwa orang miskin juga mampu pelayanan kesehatan yang layak
sesuai standar dan kebutuhan sehingga tidak harus mengeluarkan pembiayaan
yang besarnya tidak proporsional dengan pendapatan. Pada umumnya di negara
miskin dan berkembang hal ini sering terjadi. Orang miskin harus membayar
biaya pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau oleh penghasilan mereka dan
juga memperoleh pelayanan kesehatan di bawah standar.
35
2) Mengupayakan pencapaian kepesertaan semesta dan penguatan
permeliharaan kesehatan masyarakat miskin
3) Pengembangan skema pembiayaan praupaya termasuk didalamnya
asuransi kesehatan sosial
4) Penggalian dukungan nasional dan internasional
5) Penguatan kerangka regulasi dan intervensi fungsional
6) Pengembangan kebijakan pembiayaan kesehatan yang didasarkan pada
data dan fakta ilmiah
7) Pemantauan dan evaluasi.
Tingginya biaya kesehatan disebabkan oleh beberapa hal, beberapa yang terpenting
diantaranya sebagai berikut:
1. Tingkat inflasi
Apabila terjadi kenaikan harga di masyarakat, maka secara otomatis biaya
investasi dan juga biaya operasional pelayanan kesehatan akan meningkat pula,
yang tentu saja akan dibebankan kepada pengguna jasa.
2. Tingkat permintaan
36
Pada bidang kesehatan, tingkat permintaan dipengaruhi sedikitnya oleh dua
faktor, yaitu meningkatnya kuantitas penduduk yang memerlukan pelayanan
kesehatan, yang karena jumlahnya lebih atau bertambah banyak, maka biaya
yang harus disediakan meningkat pula. Faktor kedua adalah meningkatnya
kualitas penduduk. Dengan tingkat pendidikan dan penghasilan yang lebih
baik, mereka akan menuntut penyediaan layanan kesehatan yang baik pula dan
hal ini membutuhkan biaya pelayanan kesehatan yang lebih baik dan lebih
besar.
37
adanya pembagian spesialisasi dan subspesialisasi tenaga pelayanan kesehatan,
menyebabkan hari perawatan juga akan meningkat.
38
Biaya kesehatan banyak macamnya, karena kesemuanya tergantung dari jenis dan
kompleksitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan atau yang
dimanfaatkan. Hanya saja disesuaikan dengan pembagian pelayanan kesehatan,
maka biaya kesehatan tersebut dapat dibedakan atas dua macam yaitu:
Ciri utama model direct payment adalah setiap individu menanggung secara
langsung besaran biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
penggunaannya. Pada umumnya sistem ini akan mendorong penggunaan
pelayanan kesehatan secara lebih hati-hati, serta adanya kompetisi antara para
provider pelayanan kesehatan untuk menarik konsumen atau free market.
Meskipun tampaknya sehat, namun transaksi kesehatan pada umumnya bersifat
tidak seimbang dimana pasien sebagai konsumen tidak mampu mengenali
39
permasalahan dan kebutuhannya, sehingga tingkat kebutuhan dan penggunaan
jasa lebih banyak diarahkan oleh provider. Sehingga free market dalam
pelayanan kesehatan tidak selalu berakhir dengan peningkatan mutu dan
efisiensi namun dapat mengarah pada penggunaan terapi yang berlebihan
2. User payments
Dalam model ini, pasien membayar secara langsung biaya pelayanan kesehatan
baik pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta. Perbedaannya dengan
model informal adalah besaran dan mekanisme pembayaran, juga kelompok
yang menjadi pengecualian telah diatur secara formal oleh pemerintah dan
provider. Bentuk yang paling kompleks adalah besaran biaya yang bebeda
setiap kunjungan sesuai dengan jasa pelayanan kesehatan yang diberikan
(biasanya terjadi untuk fasilitas pelayanan kesehatan swasta). Namun model
yang umum digunakan adalah ’flat rate’, dimana besaran biaya per-episode
sakit bersifat tetap.
3. Saving based
Model ini mempunyai karakteristik ‘risk spreding’ pada individu namun tidak
terjadi risk pooling antar individu. Artinya biaya kesehatan langsung, akan
ditanggung oleh individu sesuai dengan tingkat penggunaannya, namun
individu tersebut mendapatkan bantuan dalam mengelola pengumpulan dana
(saving) dan penggunaannya bilamana membutuhkan pelayanan kesehatan.
Biasanya model ini hanya mampu mencakup pelayanan kesehatan primer dan
akut, bukan pelayanan kesehatan yang bersifat kronis dan kompleks yang
biasanya tidak bisa ditanggung oleh setiap individu meskipun dengan
mekanisme saving. Sehingga model ini tidak dapat dijadikan model tunggal
pada suatu negara, harus didukung model lain yang menanggung biaya
kesehatan lain dan pada kelompok yang lebih luas.
4. Informal
Ciri utama model ini adalah bahwa pembayaran yang dilakukan oleh individu
pada provider kesehatan formal misalnya dokter, bidan tetapi juga pada
provider kesehatan lain misalnya: mantri, dan pengobatan tradisional; tidak
40
dilakukan secara formal atau tidak diatur besaran, jenis dan mekanisme
pembayarannya. Besaran biaya biasanya timbul dari kesepakatan atau banyak
diatur oleh provider dan juga dapat berupa pembayaran dengan barang. Model
ini biasanya muncul pada negara berkembang dimana belum mempunyai sistem
pelayanan kesehatan dan pembiayaan yang mampu mencakup semua golongan
masyarakat dan jenis pelayanan.
5. Insurance Based
Sistem pembiayaan dengan pendekatan asuransi mempunyai perbedaan utama
dimana individu tidak menanggung biaya langsung pelayanan kesehatan.
Konsep asuransi memiliki dua karakteristik khusus yaitu pengalihan resiko
kesakitan pada satu individu pada satu kelompok serta adanya sharing looses
secara adil. Secara sederhana dapat digambarkan bahwa satu kelompok
individu mempunyai resiko kesakitan yang telah diperhitungkan jenis,
frekuensi dan besaran biayanya. Keseluruhan besaran resiko tersebut
diperhitungkan dan dibagi antar anggota kelompok sebagai premi yang harus
dibayarkan. Apabila anggota kelompok, maka keseluruhan biaya pelayanan
kesehatan sesuai yang diperhitungkan akan ditanggung dari dana yang telah
dikumpulkan bersama. Besaran premi dan jenis pelayanan yang ditanggung
serta mekanime pembayaran ditentukan oleh organisasi pengelola dana
asuransi.
41
42