Anda di halaman 1dari 48

MODUL 3

KLINIK GIGI MODERN

Drg. Sari, drg. Linda dan drg. Fani berencana akan membuat klinik gigi
modern yang dikelola secara professional. Dalam membuat perencanaan ini mereka
berkonsultasi dengan drg. Bagas yang juga seorang ahli ekonomi kesehatan. Drg
Bagas mulai menghitung berapa biaya investasi, biaya operasional dan biaya
pemeliharaan untuk klinik ini. Setelah diperoleh jumlah modal yang dibutuhkan,
drg Bagas mulai menghitung unit cost, perkiraan Break Event Point. Mereka bertiga
merencanakan klinik gigi ini harus dijalankan dengan manajemen keuangan yang
baik sesuai dengan prinsip akuntansi, segala transaksi harus tercatat dengan rapid
an diakhir tahun agar dapat dibuatkan laporan keuangannya dan diketahui laporan
laba ruginya. Sesuai dengan keinginan pemilik modal, drg Bagas juga diminta
membuat rencana kegiatan, rencana anggaran dan menyusun strategi untuk
memperoleh keuntungan. Salah satu strategi yang terpikirkan oleh drg Bagas adalah
membuat kerjasama dengan pihak lain dalam menetapkan system pembayaran
kesehatan bagi pasien yang akan berobat di klinik gigi ini. Dapatkah anda
membantu drg Bagas membuat masterplan klinik gigi modern ini.

Langkah 1. Mengklarifikasi terminology yang tidak diketahui dan


mendefinisikan hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan interpretasi

Biaya investasi : biaya yang dikeluarkan untuk barang modal yang kegunaannya
bisa berlangsung selama 1 tahun atau lebih.

Break Event Point : titik dimana pendapatan dari usaha sama dengan modal yang
dikeluarkan, tidak terjadi kerugian atau keuntungan. Atau yang bisa dikenal sebagai
balik modal atau titik impas.

1
Unit cost : biaya per-unit produk atau biaya per-pelayanan. Atau hasil pembagian
antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan.

Biaya pemeliharaan : biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu


barang investasi agar terus berfungsi baik

Biaya operasional : biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan pokok yang digunakan
untuk menjalankan barang investasi sebagai unit produksi, cenderung barang habis
pakai dan cenderung waktu singkat

Masterplan : rencana pengembangan suatu wilayah, komunitas, kota / desa dengan


segala aspeknya. Seperti perekonomian, bisnis, dll. Dan merupakan kerangka dari
semua rancangan dan berupa rencana induk ( rencana terpadu ).

Ahli ekonomi kesehatan : seseorang yang ahli dalam ilmu kesehatan yang
menerapkan ilmu ekonomi di bidang kesehatan

Langkah 2. Menentukan masalah

1. Apa yang perlu dipersiapkan untuk klinik gigi modern dalam operasional ?
2. Apa saja jenis biaya untuk anggaran sebuah klinik ?
3. Apa saja yang termasuk biaya investasi, operasional dan pemeliharaan ?
4. Bagaimana cara menghitung biaya investasi ?
5. Bagaimana cara menghitung unit cost ?
6. Apa saja komponen dasar dari BEP ?
7. Apa rumus BEP ?
8. Apa manfaat BEP drg. Bagas ?
9. Apa saja prinsip akuntansi ?
10. Bagaimana cara manejemen keuangan yang baik menurut prinsip akuntansi ?
11. Apa tujuan dari laporan keuangan ?
12. Apa saja hal yang terdapat dalam laporan keuangan ?

2
13. Apa tujuan pembuatan rencana anggaran dan rencana kegiatan?
14. Apa saja strategi untuk memperoleh keuntungan ?
15. Kerjasama seperti apa yang dimaksud di scenario ?
16. Bagaimana system pembayaran yang dimaksud di scenario ?
17. Apa fungsi / tujuan masterplan ?

Langkah 3. Menganalisis masalah melalui brain storming dengan


menggunakan prior knowledge

1. Yang perlu dipersiapkan untuk klinik gigi modern dalam operasional yaitu
- SDM
- Rancangan
- Manajemen
- Keuangan
- Logistic

2. Jenis biaya untuk anggaran sebuah klinik


- Biaya fungsi menurut barang : biaya langsung ( langsung ke unit produksi ) dan
biaya tidak langsung ( penunjang )
- Berdasarkan lama pakai :investasi dan operasional
- Fixed cost
- Variable cost
- Semi variable cost
- Total cost ( jumlah FC, VC, S-VC )

3. Yang termasuk biaya investasi, operasional dan pemeliharaan


- Biaya investasi :
 penanaman modal tetap / tidak tetap

3
 biaya pre-operating ( konsultan )
 biaya bangunan
 biaya peralatan medis
 dll
- biaya operasional :
 modal kerja
 biaya gaji / upah pegawai
 obat-obatan,
 listrik dan air
 dll

4. Cara menghitung biaya investasi


Biaya investasi disebut juga Annualized Investment Cost / AIC
IIC ( 1 + i )^t
𝐴𝐼𝐶 =
L

Ket :

AIC = Annualized Investment Cost

IIC = Initial Investment Cost

i = inflasi

t = lama pakai

L = perkiraan masa pakai

5. Cara menghitung unit cost

4
- Tentukan unit penunjang dan unit produksi
- Pisahkan unit penunjang dan unit produksi
- Distribusi biaya dengan sederhana

𝑇𝐶
UC =
𝑇𝑂

Ket :
UC = Unit Cost
TC = Total Cost ( penjumlahan direct cost, indirect cost )
TO = Total Output yang dihasilkan

6. Komponen dasar BEP


- Fixed cost ( biaya tetap / konstan ), contohnya seperti biaya tenaga kerja
- Variable cost ( biaya / unit yang sifatnya dinamis ), contohnya seperti biaya
produksi, VC, bahan baku
- Selling price ( harga jual / unit barang / jasa yang diproduksi )

7. Rumus BEP
- BEP Unit yaitu jumlah produk dinyatakan dalam jumlah penjualan
produk dengan nilai tertentu
𝐹𝐶
BEP Unit =
( 𝑃 − 𝑉𝐶 )

- BEP Rupiah yaitu jumlah produk dinyatakan dalam jumlah


penjualan produk dengan harga penjualan tertentu
𝐹𝐶
BEP Rupiah =
1 − ( 𝑉𝐶⁄𝑃)

5
8. Manfaat BEP
- Untuk mengetahui jumlah umum pasien agar tidak rugi
- Untuk mengetahui jumlah yang dihasilkan untuk mendapatkan keuntungan
- Untuk mengetahui batas minimal pasien
- Untuk mengetahui efek biaya dari vol pasien
- Menganalisa jumlah yang diproduksi dan seberapa banyak uang yang didapat
untuk mendapatkan balik modal
- Pertimbangan harga jual, mengambil keputusan oleh manager

9. Prinsip akuntansi
- Entitas ekonomi
- Berkelanjutan
- Biaya history
- Satuan moneter
- Periode waktu
- Akuntansi actual
- Pengakuan pendapatan
- Berpasangan
- Konservatif
- Pengungkapan penuh

10. Cara manejemen keuangan yang baik menurut prinsip akuntansi


- Adanya perencanaan
- Pemantauan atau observasi setiap perencanaan
- Pengontrolan keuangan
- Menilai kelayakan investasi

6
- Mengatur modal kerja penekanan biaya produksi serendah mungkin
- Membuat laporan keuangan
- Penekanan biaya produksi serendah mungkin
- Membuat anggaran pengeluaran dan pemasukan
- Analisis keuangan secara berkala
- Memperhatikan kondisi liquiditas

11. Tujuan laporan keuangan


- Untuk menyediakan informasi menyangkut keuangan, kinerja perusahaan,
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai
- Untuk menunjukan apa yang telah dilakukan oleh manajemen
- Dilakukan di periode akuntansi
- Untuk menentukan potensi suatu perusahaan dalam menghasilkan laba
- Informasi dalam kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan
- Informasi keuangan yang dapat dipercaya
- Untuk gambaran pergeseran asset / kepemilikan
- Informasi tentang sumber daya ekonomi

12. Hal yang terdapat dalam laporan keuangan


- Neraca, terdiri dari oktifa, kewajiban, modal
- Laporan laba / rugi, seperti pemasukan dan pengeluaran
- Laporan ekuitas ( modal )
- Laporan bersih, seperti catatan atas laporan keuangan ( rangkuman )
- Cash flow

13. Tujuan pembuatan rencana anggaran dan rencana kegiatan

7
- Untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi
- Untuk memberi pengarahan
- Untuk meminimalisir pemborosan
- Untuk menetapkan standart

14. Strategi untuk memperoleh keuntungan


- Memperhatikan dan meningkatkan kualitas ( kreatif dan inovatif )
- Melakukan promosi
- Melakukan manajemen bisnis

15. Kerjasama yang dimaksud yaitu


- Kerjasama dengan instansi yang berhubungan
- Kerjasama dengan instansi yang sejenis
- Kerjasama dengan 2 pihak / lebih
- Kerjasama dengan BPJS ( Sistem pembayaran dengan pemerintah )
- Kerjasama dengan asuransi ( system pembayaran dengan swasta )

16. System pembayaran yang dimaksud di scenario yaitu


- S.1 : primary health care ( pelayanan kesmas )
- S.2 : dokter pelayanan primer
- S.3 : pusat rujukan
17. Fungsi / tujuan masterplan yaitu
- Memperoleh keterpaduan
- Memperoleh arah pengembangan fisik
- Dasar penahapan dari pengembangan fisik

8
9
Langkah 4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan
dan mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat
solusi secara terintegrasi.

3 dokter gigi

Ingin membuat klinik gigi Konsultasi Ahli ekonomi


modern kesehatan

Rancangan Rancangan strategi


Rancangan anggaran
kegiatan keuntungan

Pembuatan biaya investasi,


Kerjasama dengan operasional, dan pemeliharaan
pihak lain dalam
system pembayaran

Modal

Unit cost Break Event


Point

Manajemen keuangan
yang baik Prinsip
akuntansi

Laporan
keuangan

10
Langkah 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang teori biaya


2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang break event point
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang manajemen
keuangan yang baik
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang laporan keuangan
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang pembiayaan
kesehatan

Langkah 6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain.

Langkah 7. Sintesis dan uji informasi yang telah diperoleh

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang teori biaya


Biaya adalah nilai sejumlah input (faktor produksi) yang dipakai untuk
menghasilkan suatu produk/output (Jacobalis, 1989). Biaya adalah nilai suatu
pengorbanan yang dikeluarkan (dipakai) untuk memperoleh suatu hasil dalam
mencapai tujuan tertentu, dengan demikian disini pengorbanan itu dapat diukur
dengan uang (Depkes, 1977). Pengorbanan itu dapat berupa uang, barang,
tenaga, waktu maupun kesempatan.
Menurut Mulyadi (2003), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang
diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan
terjadi untuk tujuan tertentu.

Biaya dalam pengertian produksi ialah semua beban yang harus ditanggung
oleh produsen untuk menghasilkan suatu produksi, sehingga biaya produksi

11
adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk
menghasilkan suatu barang. Secara sederhana biaya produksi dapat
dicerminkan oleh uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan sejumlah input
(Sugiato, 2002).

Menurut Soeharno (2006:97) biaya produksi adalah total nilai dari input dalam
kegiatan produksi untuk menghasilkan suatu produk baik barang atau jasa.
Kegiatan produksi dan biaya adalah hal yang tidak terpisahkan. Biaya memiliki
pengaruh terhadap tingkat suatu produksi. Setiap pengusaha harus dapat
menghitung biaya produksi agar dapat menetapkan harga pokok barang yang
dihasilkan. Dalam kegiatan produksi, diperlukan faktor-faktor produksi, seperti
tenaga kerja, tanah, listrik, bahan baku, dan lain-lain (Sugiato, 2002).
Perusahaan akan mengganti penggunaan faktor produksi tersebut dalam bentuk
gaji, uang sewa, harga listrik, hargan bahan baku, dan lain-lain. Keseluruhan
beban atau pengorbanan yang dikeluarkan oleh produsen untuk kegiatan
produksi inilah yang biasa disebut dengan biaya produksi.

Untuk menetapkan biaya produksi memerlukan kecermatan karena ada yang


mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga yang sulit diidentifikasikan
hitungannya sehingga untuk memudahknnya terdapat unsur-unsur sebagai
faktor yang mempengaruhi usaha untuk meminimalkan biaya produksi
(Pindyck, 2014). Biaya produksi dapat meliputi beberapa unsur sebagai
berikut:

1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi


2. Uang modal sewa
3. Bahan-bahan pembantu atau penolong
4. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi,
pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi
5. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur

12
6. Penyusutan peralatan produksi
7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
8. Pajak

Secara umum unsur biaya tersebut dapat kelompokan atas tiga komponen biaya
sebagai berikut (Sari, 2014).

1. Komponen biaya bahan, meliputi semua bahan yang berkaitan


langsung dengan produksi.
2. Komponen biaya gaji / upah tenaga kerja
3. Komponen biaya umum (biaya over head pabrik) meliputi semua
pengorbanan yang menunjang terselenggaranya proses produksi.

Terkait dengan biaya produksi, ada beberapa konsep biaya yang perlu diperlu
diketahui, antara lain sebagai berikut (Soeharno, 2006.)
1. Biaya Langsung dan Biaya Tak langsung
Biaya langsung adalah biaya yang dapat dihitung untuk setiap unit output yang
dihasilkan. Termasuk biaya langsung misalnya adalah biaya membeli bahan
baku, biaya tenaga kerja, yang langsung menangani produksi. Adapun biaya tak
langsung adalah biaya yang dikeluarkan, tetapi tidak bisa dihitung untuk setiap
unit produk yang dihasilkan karena adanya unsur-unsur biaya penggunaan
fasilitas bersama.

2. Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit


Biaya ekslplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan perusahaan,
misalnya pengeluran untuk membeli bahan baku untuk produksi, untuk
membayar tenaga langsung yang berkaitan dengan produksi atau sebagainya.
Adapun biaya implisit adalah nilai dari input yang dimiliki perusahaan yang

13
digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak sebagai pengeluaran yang nyata
yang dikeluarkan perusahaan

3. Biaya Kesempatan dan Biaya Historis


Biaya kesempatan(Oppoturnity Cost) adalah nilai dari sumber-sumber ekonomi
dalam penggunaan alternative yang paling baik. Sumber-sumber ekonomi
termasuk factor produksi, misalnya bahan baku, tenaga kerja, dapat digunakan
secara alternative. Misalnya bahan baku tadi berupa kayu, apabila kayu tersebut
telah digunakan untuk nenghasilkan suatu barang lan dengan kayu tersebut.
Nilai kesempatan yang hilang ini merupakan biaya kesempatan. Biaya
kesempatan tercermin dari harga factor produksi tersebut di pasar. Biaya
historis adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan pada waktu membeli factor
produksi (input). Misalkan input tersebut disimpan lalu dikemudian hari
digunakan dalam proses produksi makamenurut biaya historis adalah sama pada
waktu factor produksi itu dibeli. Sebagai contoh harga satu sak semen yang saat
dibelii adalh Rp. 25.000. Kemudian semen digunakan satu bulan kemudian saat
harga satu sak semen dipasaran adalah Rp. 30.000. Menurut konsep biaya
historis, biaya perhitungan pada saat semen di beli Rp. 25.000. Namun menurut
konsep biaya kesempatan biaya diperhitungkan pada saat semen digunakan Rp.
30.000

4. Biaya Incremental
Biaya incremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat adanya keputusan
yang telah dibuat. Dengan melihat adanya perubahan biaya total dengan
demikian, biaya incremental dapat berupa biaya tetap atau biaya variabel, atau
kedua-duanya. Sma halny dengan biaya relevan yakni merupakan biaya-biaya
yang akan dibebankan bila suatu keputusan telah dilakukan. Dengan demikian,
biaya relevan adalah incremental cost

14
5. Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya tergantung pada output yang
dihasilkan. Misalnya, biaya bahan untuk menghasilkan suatu produk. Semakin
banyak produk yang dihasilkan maka semakin banyak nahan yan digunakan
sehingga biayanya semakin besar.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada banyak sedikitnya produk
yang dihasilkan. Misalnya, biaya penyusutan mesin, biaya penysutan ini tidak
bergantung apakah mesin digunkan pada kapasitas penuh, setengah kapasitas,
atau bahkan tidak digunakan, biaya tetap harus dikeluarkan sebesar penyusutan
yang ditetapkan pertahunnya.

Klasifikasi Biaya Produksi

Beberapa kriteria untuk keperluan analisis, konsep biaya dikelompokkan


sebagai berikut. :

Pembagian Biaya Berdasarkan Pengaruhnya pada Skala Produksi

Menurut Pindyck, 2014, berikut adalah pembagian biaya berdasarkan


pengaruhnya pada skala produksi adalah sebagai berikut

1. Biaya tetap (fixed cost = FC


Biaya tetap (fixed cost = FC), yaitu biaya yang nilainya secara relatif tidak
dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi (output). Biaya ini harus tetap
dikeluarkan walaupun tidak ada pelayanan. Contoh FC adalah nilai dari gedung
yang digunakan, nilai dari peralatan (besar) kedokteran, ataupun nilai tanah.
Nilai gedung dimasukan dalam FC sebab biaya gedung yang digunakan tidak
berubah baik ketika pelayanannya meningkat maupun menurun, demikian pula
dengan alat kedokteran. Biaya stetoskop relatif tetap, baik untuk memeriksa
dua pasien maupun sepuluh pasien. Artinya biaya untuk memeriksa dengan
suatu alat pada dua pasien sama dengan biaya untuk memeriksa sepuluh pasien.

15
Dengan demikian biaya alat adalah tetap dan tidak berubah meskipun jumlah
pasien yang dilayani berubah.

2. Biaya variabel (variabel cost = VC)


Biaya variabel (variabel cost = VC), adalah biaya yang nilainya dipengaruhi
oleh banyaknya output. Contoh yang termasuk dalam VC adalah biaya obat,
biaya makan, biaya alat tulis kantor, biaya pemeliharaan. Biaya obat dan
makanan dimasukan dalam VC karena jumlah biaya tersebut secara langsung
dipengaruhi oleh banyaknya pelayanan yang diberikan. Biaya obat dan
makanan untuk melayani dua pasien akan berbeda dengan biaya obat dan
makanan untuk melayani sepuluh pasien, dengan demikian besarnya biaya obat
atau makanan akan selalu berpengaruh secara langsung oleh banyaknya pasien
yang dilayani. Pada umumnya besar volume produksi sudah direncanakan
secara rutin, oleh sebab itu, VC sering juga disebut dengan biaya rutin. Dalam
praktek sering kali dialami kesulitan untuk membedakan secara tegas apakah
suatu biaya termasuk FC atau VC. Contoh dalam menentukan gaji pegawai
misalnya gaji pegawai dimasukan dalam FC atau VC. Gaji pegawai terkadang
tidak dipengaruhi oleh besarnya output terutama pada fasilitas pemerintah.
Dalam praktek misalnya, penambahan (kenaikan gaji) atau pengurangan gaji
pegawai terutama pada fasilitas pemerintah, tidak semudah seperti penurunan
dan penambahan output pelayanan. Berdasarkan teori, biaya pegawai
sebenarnya dipengaruhi oleh besarnya output.

Total cost adalah jumlah dari fixed cost ditambah variabel cost.

TC = TF + V

Pembagian Biaya Berdasarkan Lama Penggunaannya

16
Menurut Soeharno (2006), berikut adalah pembagian biaya berdasarkan lama
penggunaannya adalah sebagai berikut :

1) Biaya investasi
Biaya investasi adalah biaya yang masa kegunaannya dapat berlangsung untuk
waktu yang relatif lama. Biasanya waktu untuk biaya investasi ditetapkan lebih
dari satu tahun. Batas satu tahun ditetapkan atas dasar kebiasaan merencanakan
dan merealisasi anggaran untuk jangka waktu satu tahun. Biaya investasi ini
biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktur
fisik dan kapasitas produksi (alat produksi). Contoh yang termasuk dalam biaya
investasi antara lain biaya pembangunan gedung, biaya pembelian mobil, biaya
pembelian peralatan besar dan sebagainya.

Beberapa instansi, penetapan apakah suatu biaya termasuk biaya investasi atau
tidak dilakukan dengan melihat harga (nilai) suatu barang. Pada umumnya
besar biaya investasi sudah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, jika batas yang
ditentukan adalah Rp. 100.000,- maka barang yang nilainya kurang dari Rp.
100.000,- tidak termasuk dalam biaya investasi, meskipum penggunaannya
dapat lebih dari satu (biaya tersebut dimasukan dalam biaya operasional).

Biaya investasi dihitung dari nilai barang investasi yang disetahunkan (AIC
atau biaya depresiasi atau biaya penyusutan). Nilai barang investasi dalam
analisis biaya harus memperhitungkan (1) harga satuan (nilai awal barang)
masing-masing jenis barang investasi, (2) lama pemakaian barang tersebut, (3)
laju inflasi (tingkat bunga bank) dan (4) umur ekonomis barang tersebut.

Biaya penyusutan (depreciation cost), adalah biaya yang timbul akibat


terjadinya pengurangan nilai barang investasi (asset) sebagai akibat
penggunaannya dalam proses produksi. Setiap barang investasi yang dipakai
dalam proses produksi akan mengalami penyusutan nilai, baik karena makin
usang atau karena mengalami kerusakan fisik. Nilai penyusutan barang

17
investasi, seperti gedung, kendaraan, dan peralatan, disebut sebagai biaya
penyusutan.

Salah satu metode yang paling umum digunakan untuk menghitung penyusutan
adalah metode penyusutan garis lurus (straight line method) dimana jumlah
historis yang sama dikurangi setiap tahun. Pada umumnya analisis biaya
dilakukan untuk satu kurun waktu tertentu, misalnya satu tahun anggaran, maka
untuk itu perlu dicari nilai biaya investasi setahun, sehingga biaya investasi itu
dapat digabung dengan biaya operasional.

Nilai biaya investasi satu tahun ini disebut nilai tahunan biaya investasi
(Annualized Investment Cost = AIC). Besarnya nilai tahunan dari biaya
investasi tersebut dipengaruhi oleh nilai uang (inflasi) serta waktu pakai dan
masa hidup suatu barang investasi.

AIC = IIC (1 + I)t

2) Biaya operasional (operasional cost)


Biaya operasional (operasional cost) adalah biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan dalam suatu proses produksi dan memiliki sifat habis
pakai dalam kurun waktu yang relatif singkat (kurang dari satu tahun).Contoh
yang termasuk dalam biaya operasional antara lain biaya obat, biaya makan,
gaji pegawai, air dan listrik.

Konsep yang sering dipakai secara bersamaan dengan biaya operasional yaitu
biaya pemeliharaan (mantainance cost). Biaya pemeliharaan adalah biaya yang
dikeluarkan untuk mempertahankan nilai suatu barang investasi agar dapat
terus berfungsi, misalnya biaya pemeliharaan gedung dan pemeliharaan

18
kendaraan. Antara biaya operasional dan biaya pemeliharaan dalam praktek
sering disatukan menjadi biaya operasional dan pemeliharaan (operational and
mantainance cost).

Biaya operasional dan pemeliharaan, dengan sifatnya yang habis pakai pada
umumnya dikeluarkan secara berulang karena itu biaya pemeliharaan sering
disebut sebagai biaya berulang (recurrent cost). Contoh biaya operasional
seperti biaya pegawai (gaji), biaya obat dan bahan medis, biaya listrik dan air,
biaya bahan kantor (ATK), biaya telepon, biaya pemeliharaan barang investasi.
Untuk biaya listrik dan air, biaya bahan kantor (ATK), biaya telepon, biaya
pemeliharaan barang investasi dikenal dengan sebutan overhead atau biaya
umum. Contoh biaya pemeliharaan seperti biaya yang dikeluarkan untuk
mempertahankan nilai suatu barang agar terus berfungsi. Misalnya biaya
pemeliharaan gedung, biaya pemeliharaan alat medis dan pemeliharaan
kendaraan.

3) Biaya total (total cost)


Biaya Tota (total Cost= TC), adalah jumlah dari biaya investasi ditambah
biaya operasional.

TC = IC + OC

Pembagian Biaya berdasarkan Fungsi atau Aktifitas Sumber Biaya

1. Biaya langsung (direct cost), adalah biaya yang dibedakan pada sumber biaya
yang mempunyai fungsi (aktifitas) langsung terhadap output. Contoh : gaji
perawat, biaya obat-obatan, biaya peralatan medis.

19
2. Biaya tidak langsung (indirect cost), adalah biaya yang dibebankan pada
sumber biaya yang mempunyai fungsi penunjang (aktivitas tak langsung)
terhadap output. Contohnya adalah gaji bagian administrasi, gaji direktur, biaya
ATK, TU, biaya peralatan non medis.
3. Total cost, merupakan penjumlahan dari direct cost ditambah indirect cost.
TC = Direct C + Indirect C
4. Unit cost, adalah biaya yang dihitung untuk menghasilkan satu satuan produk
(misalnya satu jenis pelayanan). Secara sederhana unit cost dapat diartikan
sebagi biaya per unit produk atau biaya per pelayanan. Unit cost didefinisikan
sebagai hasil pembagian antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah unit
produk yang dihasilkan. Dalam menghitung unit cost harus ditetapkan terlebih
dahulu besaran produk (cakupan pelayanan). Unit cost sering kali disamakan
dengan biaya rata-rata (average cost). Tinggi rendahnya unit cost suatu produk
tidak saja dipengaruhi oleh besarnya TC tetapi juga dipengaruhi oleh besarnya
pelayanan. Makin tinggi utilitas dengan demikian makin besar jumlah output
akan semakin kecil unit cost pelayanan.
5. Incremental cost adalah biaya yang timbul akibat adanya pertambahan atau
pengurangan output, biasanya merupakan hasil dari kegiatan produksi atau
operasi. Incremental cost juga merupakan biaya yang terjadi sebagai akibat dari
suatu keputusan. Incremental cost diukur dari berubahnya IC karena suatu
keputusan, oleh sebab itu sifatnya bisa variabel, bisa juga fixed. Contohnya
adalah penambahan biaya total produksi karena keputusan manajemen untuk
penambahan tenaga kerja dan bahan baku.
6. Marginal cost adalah kenaikan biaya yang harus dikeluarkan perusahaan
sebagai akibat kenaikan satu output, perbedaanya dengan incremental cost
adalah terletak pada aspek yang memberi perubahan pada total cost, jika pada
incremental cost perubahan total cost dipengaruhi oleh perubahan keputusan,
pada marginal cost perubahan total cost dipengaruhi oleh penambahan satu unit
produk atau selanjutnya. Contohnya adalah perusahaan harus menambah

20
anggaran biaya produksi dikarenakan adanya penambahan permintaan dari
orderer yang sebelumnya memesan.
7. Recurring cost (biaya terulang) adalah biaya yang besarnya sama yang harus
dibayarkan lagi dengan adanya tambahan suatu aktivitas yang menghasilkan
produk (output) yang sama. Setiap penambahan 1 unit output, biaya yang
ditanggung berulang atau bertambah sebesar biaya per unitnya. Contohnya
adalah mesin photo copy digunakan atau tidak, perusahaan akan membayar
uang sewa mesin photo copy sebesar Rp. 1 juta per bulannya.
8. Unrecurring cost (biaya tak berulang) adalah biaya yang hanya muncul satu
kali, artinya tidak ada sesuatu yang ditambahkan setelah biaya ini dikeluarkan.
Contohnya adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli tanah.
9. Sunk cost ialah biaya yang telah dikeluarkan atau diterima sebelum terjadinya
suatu keputusan. Contoh dari sunk cost ialah biaya yang dikeluarkan untuk rapat
dan penelitian.

Perhitungan Biaya Satuan Rata-Rata

Biaya satuan atau (Unit Cost) disebut juga biaya rata-rata (Average Cost)
merupakan biaya yang diperlukan atau dikeluarkan untuk menghasilkan satu satuan
produk (barang atau jasa) atau dalam bidang kesehatan biaya ini dihitung untuk
setiap pelayanan (Sugiarto, 2005). Dalam analisis biaya rumah sakit untuk
perhitungan biaya satuan perlu diketahui secara rinci jenis produk dan jenis
pelayanan yang dihasilkan oleh unit-unit produksi (Wina, 2012).

Menurut Sugiato (2005) setiap satuan produk dipengaruhi oleh biaya total dan
besarnya produk/layanan. Jenis biaya satuan ada 2, yaitu:

1. Biaya Satuan Aktual


Biaya aktual yaitu biaya yang dikeluarkan unit produksi pelayanan kesehatan
berdasarkan pengeluaran nyata untuk menghasilkan suatu output besaran

21
produk pelayanan kesehatan dalam kurun waktu tertentu. Besarnya biaya satuan
aktual diperoleh dari membagi biaya total (TC) dengan jumlah output yang
dihasilkan (Q), didapatkan dengan rumus:
UC = TC / Q

Keterangan:
TC = biaya total di unit produksi bersangkutan
Q = jumlah output

2. Biaya Satuan Normatif


Biaya yang diperlukan untuk menghasilkan suatu jenis pelayanan kesehatan
menurut standar baku dengan melihat kapasitas dan utilisasinya, didapatkan
dengan rumus:
𝐹𝐶 VC
UC = +
𝐾𝑎𝑝 𝑄

Keterangan:
UC = Unit cost normative
FC = Fixed cost, biaya tetap yang diperlukan untuk beroperasi
Kap = Kapasitas produksi pusat biaya tersebut dalam setahun
VC = Variabel cost termasuk didalamnya biaya obat/bahan medis bahan pakai habis.

Secara umum biaya satuan diperoleh dengan cara membagi biaya total (Total
Cost=TC) dengan jumlah output atau total produksi (Quantity= Q) atau TC/Q .
Dari pengertian ini biaya satuan dipengaruhi oleh besarnya biaya total yang
mencerminkan tinggi rendahnya fungsi produksi di unit pelayanan tersebut serta
tingkat utilisasi-nya. Makin tinggi tingkat utilisasi maka makin besar juga jumlah
Q dan makin kecil jumlah biaya satuan suatu pelayanan. Sebaliknya makin rendah

22
tingkat utilisasi-nya maka makin kecil jumlah Q dan akan semakin besar jumlah
biaya satuan suatu pelayanannya (Wita,2012). sesuai dengan rumus:

AC = TC / Q atau AC = FC + TC

Agar perbandingan dapat dilakukan, ukuran efisiensi harus sebagai Unit Cost.

Unit Cost adalah hasil dari total biaya dibagi jumlah unit pelayanan.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang break event


point

Pengertian Break Even Point

Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan perusahaan dimana dengan keadaan
tersebut perusahaan tidak mengalami kerugian juga perusahaan tidak mendapatkan
laba sehingga terjadi keseimbangan atauimpas. hal ini bisa terjadi bila perusahaan
dalam pengoperasiannya menggunakan biaya tetap dan volume penjualannya hanya
cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variable (Syarifuddin Alwi, 1990 : 239
dalam Marhaeni, 2011).

Break even point dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana
perusahaan didalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak
menderita kerugian, dengan kata lain dalam keadaan tersebut keuntungan atau
kerugian adalah sama dengan nol menurut Syamsuddin (2007:90 dalam Parade
2013). Sedangkan pengertian break even point menurut Adisaputro (2007:93
Parade 2013) adalah suatu keadaan dimana penghasilan dari penjualan hanya cukup
untuk menutup biaya, baik yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap.
Dengan kata lain keadaan break even point menunjukkan jumlah laba sama dengan
nol atau bahwa penghasilan total sama dengan biaya total. Tujuan titik impas adalah

23
untuk mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan dari hasil penjualan sama
dengan jumlah semua biaya variabel dan biaya tetap.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa titik impas
adalah suatu keadaan dimana pendapatan dan jumlah biaya yang dikeluarkan dalam
suatu perusahaan sama besarnya, dalam arti perusahaan tersebut tidak mendapatkan
laba dan tidak menderita kerugian. Dalam perencanaan BEP juga dibutuhkan
analisis break even point yang merupakan teknik analisa pendekatan perencanaan
laba sama dengan total biaya dan penghasilan penjualan.

Manfaat Analisis Break Even Point

Analisis break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan,
bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat
keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Dalam analisis BEP
terdapat manfaat bagi manajemen antara lain:

1. Membantu pengendalian melalui anggaran (budgetery control). Membantu


menunjukkan perubahan apabila ada yang diperlukan untuk menjadikan biaya
selaras dengan pendapatan.
2. Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan. Berlaku sebagai sinyal
peringatan untuk menggugah manajemen terhadap kemungkinan kesulitan
dalam program penjualan. Jika penjualan secara relatif tidak cukup tinggi
dibandingkan dengan biasanya seperti semestinya, kenyataan ini akan
diperhatikan. Dengan demikian akan tersedia cukup waktu guna mengevaluasi
kembali teknik penjualan.
3. Menganalisa dampak volume penjualan. Memberi jawaban atas pertanyaan
seperti:

24
a. Berapa banyak volume penjualan saat ini bisa berkurang sebelum industri
menderita rugi?
b. Berapa kenaikan laba bila ada kenaikan volume penjualan?
4. Menganalisis harga jual dan dampak perubahan biaya. Menunjukkan
pengaruh yang mungkin terjadi atas laba akibat perubahan harga jual yang
disertai oleh perubahan lain, sebagai contoh:
a. Perubahan apa yang dapat diharapkan dalam laba jika terjadi perubahan
harga dengan asumsi semua faktor lainnya tetap/konstan?
b. Jika harga barang dikurangi apa kombinasi perubahanvolume dan biaya
yang paling praktis untuk diberikan dan apa pengaruh bersih kombinasi
industri tersebut terhadap laba?
c. Demikian pula jika harga naik apa kombinasi perubahan dan
pengaruhnya terhadap laba yang layak untuk diharapkan?
5. Merundingkan upah. Membantu manajemen karena:
a. Menunjukkan dengan cepat kemungkinan pengaruh perubahan usulan
gaji terhadap laba (dianggap tidak ada perubahan efisiensi karyawan)
b. Memberikan bantuan dalam menentukan kemungkinan penghematan
efisiensi yang dapat melindungi posisi laba industri

25
Menganalisa bauran produk. Memungkinkan dilakukan pengujian
krisis atas bauran produk. Analisa impas untuk tiap jalur produk
merupakan bantuan yang berharga dalam menentukan produk mana
yang mungkin harus dihapuskan.
6. Menilai keputusan-keputusan kapitulasi dan ekspansi lanjutan
memberi sarana guna menilai terlebih dahulu usulan belanja barang
modal yang dapat mengubah struktur biaya industri.
7. Menganalisa margin pengamanan sebagai cadangan margin
pengaman dan cara untuk mempengaruhi melalui pengamanan.

Asumsi-Asumsi Analisis Break Even Point (BEP)

Analisis break even point membutuhkan asumsi tertentu sebagai dasarnya.


Asumsi-asumsi itu menurut Adisaputro (2007:95) adalah:

1. Bahwa biaya pada berbagai tingkat kegiatan dapat diperkirakan


jumlahnyasecara tepat. Dengan demikian perubahan tingkat produksi
dapat dijabarkan menjadi perubahan tingkat biaya.
2. Biaya yang diperkirakan itu dapat dipisahkan mana yang bersifat
variabel dan mana yang merupakan beban tetap. Analisa break even
hanya dapat dihitung bilamana sebagian biaya merupakan bebanm tetap.
3. Tingkat penjualan sama dengan tingkat produksi, artinya apa yang
diproduksi dianggap terjual habis. Dengan demikian tingkat persediaan
barang jadi tidak mengalami perubahan, atau perusahaan sama sekali
tidak menyediakan stock barang jadi.
4. Harga jual produk perusahaan pada berbagai tingkat penjualan tidak
mengalami perubahan.
5. Efisiensi perusahaan pada berbagai tingkat kegiatan juga tidak berubah.
6. Perusahaan dianggap seakan-akan hanya menjual satu macam produk
akhir. Bilamana dalam kenyataannya produk yang dibuat lebih dari satu
macam, maka sales mix dipertahankan tetap sama

20
Rumusan untuk menghitung BEP = titik impas

𝐹𝐶
BEP Unit =
( 𝑃 − 𝑉𝐶 )

𝐹𝐶
BEP Rupiah =
1 − ( 𝑉𝐶⁄𝑃)

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang manajemen


keuangan yang baik
Definisi Manajemen keuangan menurut beberapa ahli
Liefman : Manajemen kuangan adalah usaha untuk menyediakan uang dan
menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh ativa.
Suad husnan: Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-
fungsi keuangan.
Pengertian Manajemen keuangan secara umum.
Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,
pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana
yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

Fungsi Manajemen keuangan

1. Perencanaan
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaran serta kehiatan-kegiatan
lainnya untuk periode tertentu.
2. Penganggaran
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail
pengeluaran dan pemasukan.
3. Pengelolaan
Mengguanakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada
dengan berbagai cara.

21
4. Pencarian
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional
kegiatan perusahaan.
5. Penyimpanan
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan
aman.
6. Pengendalian
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan
pada perusahaan.
7. Pemeriksaan
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak
terjadi penyimpangan.

Manajemen keuangan bukan hanya berkutat pada seputar pencatatan


akutansi. Dia merupakan bagian penting dari manajemen program dan tidak
boleh dipandang sebagai suatu aktivitas tersendiri yang menjadi bagian dari
pekerjaan orang keuangan.
Prinsip dari manajemen yang harus diperhatikan.

1. Konsistensi (consistency)
Sistem dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari
waktu ke waktu. Ini tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh
disesuaikan apabila terjadi perubahan di organisasi. Pendekatan yang
tidak konsisten tehadap manajemen keuangan merupakan suatu tanda
bahwa manipulasi di pengelolaan keuangan.
2. Akuntabilitas(accountability)
Akuntabilitas adalah kewajiban ,moral atau hukum, yang melekat pada
individu, kelompok atau organisasi. Organisasi harus dapat menjelaskan
bagaimana dia menggunakan sumber dayanya dan apa yang telah dia
capai sebagai pertanggumg jawaban kepada pemangku kepentingan dan
penerima manfaat.

22
3. Transparansi (transparancy)
Organisasi harus terbuka berkenaan dengan pekerjaannya,menyediakan
informasi berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para
pemangku kepentingan. Termasuk didalamnya, menyiapkan laporan
keuangan yang akurat, lengkap, dan tepat waktu serta dapat dengan
mudah dpat diakses oleh pemangku kepentingan dan penerima manfaat.
Apabila organisasi tidak transparan, hal ini mengindikasikan ada sesuatu
hal yang disembunyikan.
4. Kelangsungan hidup (integrity)
Agar keuangan terjaga pengeluaran organisasi ditingkat stratejik
maupun operational harus sejalan /disesuaikan dengan dana yang
diterima. Kelangsungan hidup atau (viability)merupakan suatu ukuran
tingkat keamanan dan keberlanjutan keuangan organisasi.
5. Integritas (integrty)
Dalam melaksanankan kegiatan operationalnya , individu yang terlibat
harus mempunyai integritas yang baik. selain itu, laporan dan catatan
keuangan harus tetap dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan
keakuratan pencatatan keuangan.
6. Pengelolaan (stewardship)
Organisasi harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah
diperoleh dan menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
7. Standar akutansi (accounting standarts)
Sistem akuatansi dan keuangan yang diguanakn organisasi harus sesuai
dengan prinsip dan standart akutansi yang berlaku umum.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang laporan


keuangan
Pengertian laporan keuangan
Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi
keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan hasil dari

23
kegiatan operasi normal perusahaan akan memberikan informasi keuangan
yang berguna bagi entitas-entitas di dalam perusahaan itu sendiri maupun
entitas-entitas lain diluar perusahaan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2012:5) mengemukakan pengertian laporan
keuangan yaitu :
Laporan keuangan merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangan dan
kinerja keuangan dalam sebuah entitas.Tujuan umum dari laporan keuangan ini
untuk kepentingan umum adalah penyajian informasi mengenai posisi
keuangan (financial position), kinerja keuangan (financial performance), dan
arus kas (cash flow) dari entitas yang sangat berguna untuk membuat keputusan
ekonomis bagi para penggunanya.Untuk dapat mencapai tujuan ini, laporan
keuangan menyediakan informasi mengenai elemen dari entitas yang terdiri dari
aset, kewajiban, networth, beban, dan pendapatan (termasuk gain dan loss),
perubahan ekuitas dan arus kas. Informasi tersebut diikuti dengan catatan, akan
membantu pengguna memprediksi arus kas masa depan.
Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari
neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca
menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas dari suatu
perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba- rugi
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang
terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan
sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan
ekuitas

perusahaan. Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan


menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada
saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan
yang lazim dikenal adalah neraca, laporan laba-rugi atau hasil usaha,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, laporan posisi
keuangan.Sedangkan menurut Gitman (2012:44) adalah:

24
“Annual report that publicly owned corporations must provide to
stockholders; it summarizes and documents the firms financial
2activities during the past year”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan


keuangan untuk perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan
posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang dilaporkan
dalam neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas
dan laporan arus kas, dimana neraca menunjukkan jumlah aset, kewajiban
dan ekuitas perusahaan. Laporan laba-rugi menunjukkan hasil operasi
perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan ekuitas
menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang
menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan

Tujuan laporan keuangan


1. Informasi posisi laporan keuangan yang dihasilkan dari kinerja dan aset
perusahaan sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan,
sebagai bahan evaluasi dan perbandingan untuk melihat dampak keuangan
yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya.
2. Informasi keuangan perusahaan diperlukan juga untuk menilai dan
meramalkan apakah perusahaan di masa sekarang dan di masa yang akan
datang sehingga akan menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih
menguntungkan.
3. Informasi perubahan posisi keuangan perusahaan bermanfaat untuk
menilai aktivitas investasi, pendanaan dan operasi perusahaan selama
periode tertentu. Selain untuk menilai kemampuan perusahaan, laporan
keuangan juga bertujuan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan investasi.

Karakteristik Laporan Keuangan


Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5-8), laporan keuangan yang

25
berguna bagi pemakai informasi bahwa harus terdapat empat karakteristik
kualitatif pokok yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat
diperbandingkan.

1. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah


kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai.Untuk maksud ini,
pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi
dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang
seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan
hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tesebut terlalu sulit untuk
dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

2. Relevan

Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses


pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan,
atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Peran informasi dalam
peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama
lain. Misalnya informasi struktur dan besarnya aset yang dimiliki bermanfaat
bagi pemakai ketika mereka berusaha meramalkan kemampuan perusahaan
dalam memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi yang merugikan.
Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan penegasan
(confirmatory role) terhadap prediksi yang lalu, misalnya tentang bagaimana
struktur keuangan perusahaan diharapkan tersusun atau tentang hasil dari
operasi yang direncanakan. Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa
lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan
dan kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian
pemakai, seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas

26
dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh
tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam
bentuk ramalan eksplisit.Namun demikian, kemampuan laporan keuangan
untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan penampilan informasi
tentang transaksi dan peristiwa masa lalu.Misalnya nilai prediktif laporan
laba-rugi dapat ditingkatkan kalau akun-akun penghasilan atau badan yang
tidak biasa, abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.

3. Keandalan

Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika
bebas dari pengertian yang menyesatkan, material, dan dapat diandalkan
pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya
disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi
mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan
maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
Misalnya jika tindakan hukum masih dipersengkatakan, mungkin tidak tepat
bagi perusahaan untuk mengakui jumlah seluruh tuntutan tersebut dalam
neraca, meskipun mungkin tepat untuk mengungkapkan jumlah serta keadaan
dari tuntutan tersebut.

a) Penyajian jujur
Informasi harus digambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya
yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk
disajikan.Jadi misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur
transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aset, kewajiban dan ekuitas
perusahaan pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan.

b) Substansi mengungguli bentuk


Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu
dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan
bukan hanya bentuk hukumnya.

27
c) Netralitas

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu.


Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan
beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang
mempunyai kepentingan yang berlawanan

d) Pertimbangan sehat

Penyusunan laporan keuangan ada kalanya menghadapi ketidakpastian


peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang
diragukan, perkiraan masa manfaat prabrik serta peralatan, dan tuntutan
atas jaminan garansi yang mungkin timbul.Ketidakpastian semacam itu
diakui dengan mengungkapkan hakekat serta tingkatnya dan dengan
menggunakan pertimbangan sehat dalam penyusunan laporan
keuangan.Pertimbangan mengandung unsur kehati-hatian pada saat
melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aset atau
penghasilan tidak dinyatakan terlalu rendah. Namun demikian,
penggunaan pertimbangan sehat tidak diperkenankan, misalnya
pembentukan cadangan tersembunyi atau penyisihan berlebihan dan
sengaja menetapkan aset atau penghasilan yang lebih rendah atau
pencatatan kewajiban atau beban yang lebih tinggi, sehingga laporan
keuangan menjadi tak netral, dan karena itu tidak memiliki kualitas andal.

e) Kelengkapan

Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan


materialitas dan beban. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan
mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan
karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi
relevansinya.

4. Dapat dibandingkan

Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antara

28
periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
antara perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan secara relatif. Oleh
karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan, transaksi, dan
peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk
perushaan bersangkutan, antar periode perusahaan yang sama dan untuk
perusahaan yang berbeda.

Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2), laporan keuangan yang lengkap


biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan neraca dan laporan laba-rugi.

1. Neraca

Menurut Harahap (2009:107), neraca atau daftar neraca disebut juga laporan
posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aset,
kewajiban dan ekuitas pada saat tertentu. Neraca atau balance sheet adalah
laporan yang menyajikan sumber-sumber ekonomis dari suatu perusahaan atau
aset kewajiban- kewajibannya atau utang, dan hak para pemilik perusahaan
yang tertanam dalam perusahaan tersebut atau ekuitas pemilik suatu saat
tertentu. Neraca harus disusun secara sistematis sehingga dapat memberikan
gambaran mengenai posisi keuangan perusahaan. Oleh karena itu neraca
tepatnya dinamakan statements of financial position. Karena neraca merupakan
potret atau gambaran keadaan pada suatu saat tertentu maka neraca merupakan
status report bukan merupakan flow report.

Menurut Riyanto (2010:19), aset dapat dibagi atas dua kelompok besar, yaitu
aset lancar adalah aset yang habis dalam satu kali perputaran dalam proses
produksi dan proses berputarnya adalah dalam waktu yang pendek (umumnya
kurang dari satu tahun). Dalam perputarannya yang satu kali ini, elemen-elemen

29
dari aset lancar tidak sama cepatnya ataupun tingkat perputarannya, misalnya
piutang menjadinya kas adalah lebih cepat daripada inventory (apabila
penjualan dilakukan secara kredit), karena piutang menjadi kas hanya
membutuhkan satu langkah saja, sedangkan inventory melalui piutang dahulu
barulah menjadi kas.

Dengan kata lain, aset lancar ialah aset yang dapat diuangkan dalam waktu yang
pendek. Sedangkan aset tetap adalah aset yang tahan lama yang tidak atau
secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses produksi. Syarat lain
untuk dapat diklasifikasikan sebagai aset tetap selain aset itu dimiliki
perusahaan, juga harus digunakan dalam operasi yang bersifat permanen (aset
tersebut mempunyai umum kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis
dipakai dalam satu periode kegiatan perusahaan).

Menurut Munawir (2010:18), hutang adalah semua kewajiban-kewajiban


perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini
merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditur.
Hutang atau kewajiban-kewajiban perusahaan dapat dibebankan ke dalam
kewajiban lancar (kewajiban jangka pendek) dan kewajiban jangka panjang.
Kewajiban jangka pendek atau kewajiban lancar adalah kewajiban keuangan
perusahaan yang pelunasannya atau pembayarannya akan dilakukan dalam
jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aset
lancar yang dimiliki perusahaan, sedangkan kewajiban jangka panjang adalah
kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayaran (jatuh temponya) jangka
panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca).

Menurut Riyanto (2010:240), modal sendiri merupakan ekuitas yang berasal


dari pemilik perusahaan dan tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang
tidak tertentu lamanya. Ekuitas dari sumber ini merupakan dana yang berasal
dari pemilik perusahaan atau dapat pula bersumber dari pendapatan atau laba
yang ditahan.

2. Laporan Laba-Rugi

30
Menurut Munawir (2010:26), laporan laba-rugi merupakan suatu laporan
yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh
suatu perusahaan selama periode tertentu. Walaupun belum ada keseragaman
tentang susunan laporan laba-rugi bagi tiap-tiap perusahaan, namun prinsip-
prinsip yang umumnya diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha


pokok perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan service)
diikuti dengan harga pokok dari barang yang dijual, sehingga diperoleh
laba kotor.
2. Bagian kedua menunjukkan beban-beban operasional yang terdiri dari
beban penjualan dan beban umum/administrasi (operating expenses).
3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar operasi
pokok perusahaan, yang diikuti dengan beban-beban yang terjadi di luar
usaha pokok perusahaan (non operating/financial income dan expenses).
4. Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extra
ordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum
pajak pendapatan.

3. Laporan Perubahan Modal


Laporan perubahan modal adalah laporan yang menggambarkan perubahan
baik berupa peningkatan atau penurunan aktiva bersih selama satu periode.
Dalam laporan perubahan modal, juga dapat melihat penyebab dari adanya
perubahan modal tidak hanya perubahan nya saja. Beberapa data yang
diperlukan untuk membuat laporan ini adalah modal awal, prive atau
pengambilan dana pada periode tersebut, dan total laba atau rugi bersih yang
diperoleh. Karena untuk membuat laporan ini dibutuhkan laba-rugi maka
laporan ini dibuat setelah laporan laba rugi selesai.

4. Laporan Arus Kas


Jenis laporan keuangan yang ke empat yakni laporan arus kas atau cash flow
statement. Laporan arus kas memberikan informasi tentang aliran kas

31
perusahaan yang masuk dan keluar. Selain itu, laporan arus kas juga
berfungsi sebagai indikator untuk memprediksi arus kas di periode yang akan
datang. Laporan arus kas merupakan bentuk pertanggungjawaban arus kas
masuk dan keluar selama periode pelaporan. Laporan arus kas terdiri dari 3
aktivitas utamanya, berikut ketiga aktivitas tersebut:

 Aktivitas Operasi (Operating Activities)

Aktivitas operasi merupakan laporan arus kas yang terdiri dari kegiatan
operasional perusahaan. Dengan kata lain, aktivitas ini dapat diperoleh
dengan memasukkan nilai dari pengaruh kas/bank pada transaksi yang
dilibatkan dalam penentuan laba bersih. Contohnya seperti, penjualan barang
dan jasa dari pelanggan, pembelian persediaan, dan lainnya.

 Aktivitas Investasi (Investing Activities)

Aktivitas investasi ini berkaitan dengan aktivitas arus kas yang dihasilkan
dari penjualan atau pun pembelian aktiva tetap.

 Aktivitas Pendanaan (Financing Activities)

Seperti namanya, aktivitas pendanaan merupakan aktivitas kas yang berasal


dari penambahan modal perusahaan. Untuk menghitung aktivitas ini, Anda
dapat memasukkan nilai penambahan atau pengurangan kas yang berasal
dari kewajiban jangka panjang dan ekuitas pemilik.

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang pembiayaan


kesehatan
Proses pelayanan kesehatan tidak bisa dipisahkan dengan pembiayaan kesehatan.
Biaya kesehatan ialah besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.

32
Berdasarkan pengertian ini, maka biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut
yaitu berdasarkan

1. Penyedia Pelayanan Kesehatan (Health Provider), adalah besarnya dana yang


harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan, maka dilihat
pengertian ini bahwa biaya kesehatan dari sudut penyedia pelayanan adalah
persoalan utama pemerintah dan ataupun pihak swasta, yakni pihak-pihak yang
akan menyelenggarakan upaya kesehatan. Besarnya dana bagi penyedia
pelayanan kesehatan lebih menunjuk kepada seluruh biaya investasi (investment
cost) serta seluruh biaya operasional (operational cost).

2. Pemakai Jasa Pelayanan (Health consumer), adalah besarnya dana yang harus
disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan. Dalam hal ini biaya
kesehatan menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan, namun dalam
batas-batas tertentu pemerintah juga turut serta, yakni dalam rangka
terjaminnya pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang
membutuhkannya. Besarnya dana bagi pemakai jasa pelayanan lebih menunjuk
pada jumlah uang yang harus dikeluarkan (out of pocket) untuk dapat
memanfaatkan suatu upaya kesehatan. (Azwar, A. 1999).

Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil dan berkesinambungan memegang


peranan yang amat vital untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan dalam
rangka mencapai berbagai tujuan penting dari pembangunan kesehatan di suatu
negara diantaranya adalah pemerataan pelayanan kesehatan dan akses
(equitable access to health care) dan pelayanan yang berkualitas (assured
quality). Oleh karena itu reformasi kebijakan kesehatan di suatu negara
seyogyanya memberikan fokus penting kepada kebijakan pembiayaan
kesehatan untuk menjamin terselenggaranya kecukupan (ad-equacy),
pemerataan (equity), efisiensi (efficiency) dan efektifitas (effectiveness) dari
pembiayaan kesehatan itu sendiri. (Departemen Kesehatan RI, 2004).

33
Pelayanan kesehatan memiliki beberapa ciri yang tidak memungkinkan setiap
individu untuk menanggung pembiayaan pelayanan kesehatan pada saat
diperlukan:
1) Kebutuhan pelayanan kesehatan muncul secara sporadik dan tidak dapat
diprediksikan, sehingga tidak mudah untuk memastikan bahwa setiap
individu mempunyai cukup uang ketika memerlukan pelayanan
kesehatan.
2) Biaya pelayanan kesehatan pada kondisi tertentu juga sangat mahal,
misalnya pelayanan di rumah sakit maupun pelayanan kesehatan canggih
(operasi dan tindakan khusus lain), kondisi emergensi dan keadaan sakit
jangka panjang yang tidak akan mampu ditanggung pembiayaannya oleh
masyarakat umum.
3) Orang miskin tidak saja lebih sulit menjangkau pelayanan kesehatan,
tetapi juga lebih membutuhkan pelayanan kesehatan karena rentan
terjangkit berbagai permasalahan kesehatan karena buruknya kondisi gizi,
perumahan.
4) Apabila individu menderita sakit dapat mempengaruhi kemampuan untuk
berfungsi termasuk bekerja, sehingga mengurangi kemampuan
membiayai. (Departemen Kesehatan RI, 2004).

Berdasarkan karakteristik tersebut, sebuah sistem pembiayaan pelayanan kesehatan


haruslah bertujuan untuk:
1) Risk spreading, pembiayaan kesehatan harus mampu meratakan besaran resiko
biaya sepanjang waktu sehingga besaran tersebut dapat terjangkau oleh setiap
rumah tangga. Artinya sebuah sistem pembiayaan harus mampu
memprediksikan resiko kesakitan individu dan besarnya pembiayaan dalam
jangka waktu tertentu (misalnya satu tahun). Kemudian besaran tersebut
diratakan atau disebarkan dalam tiap bulan sehingga menjadi premi (iuran,
tabungan) bulanan yang terjangkau.

34
2) Risk pooling, beberapa jenis pelayanan kesehatan (meskipun resiko rendah dan
tidak merata) dapat sangat mahal misalnya hemodialisis, operasi spesialis
(jantung koroner) yang tidak dapat ditanggung oleh tabungan individu (risk
spreading). Sistem pembiayaan harus mampu menghitung dengan
mengakumulasikan resiko suatu kesakitan dengan biaya yang mahal antar
individu dalam suatu komunitas sehingga kelompok masyarakat dengan tingkat
kebutuhan rendah (tidak terjangkit sakit, tidak membutuhkan pelayanan
kesehatan) dapat mensubsidi kelompok masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan. Secara sederhana, suatu sistem pembiayaan akan
menghitung resiko terjadinya masalah kesehatan dengan biaya mahal dalam
satu komunitas, dan menghitung besaran biaya tersebut kemudian membaginya
kepada setiap individu anggota komunitas. Sehingga sesuai dengan prinsip
solidaritas, besaran biaya pelayanan kesehatan yang mahal tidak ditanggung
dari tabungan individu tapi ditanggung bersama oleh masyarakat.
Connection between ill-health and poverty, karena adanya keterkaitan antara
kemiskinan dan kesehatan, suatu sistem pembiayaan juga harus mampu
memastikan bahwa orang miskin juga mampu pelayanan kesehatan yang layak
sesuai standar dan kebutuhan sehingga tidak harus mengeluarkan pembiayaan
yang besarnya tidak proporsional dengan pendapatan. Pada umumnya di negara
miskin dan berkembang hal ini sering terjadi. Orang miskin harus membayar
biaya pelayanan kesehatan yang tidak terjangkau oleh penghasilan mereka dan
juga memperoleh pelayanan kesehatan di bawah standar.

3) Fundamental importance of health, kesehatan merupakan kebutuhan dasar


dimana individu tidak dapat menikmati kehidupan tanpa status kesehatan yang baik

Organisasi kesehatan se-dunia (WHO) sendiri memberi fokus strategi


pembiayaan kesehatan yang memuat isu-isu pokok, tantangan, tujuan utama
kebijakan dan program aksi itu pada umumnya adalah dalam area sebagai berikut:

1) Meningkatkan investasi dan pembelanjaan publik dalam bidang kesehatan

35
2) Mengupayakan pencapaian kepesertaan semesta dan penguatan
permeliharaan kesehatan masyarakat miskin
3) Pengembangan skema pembiayaan praupaya termasuk didalamnya
asuransi kesehatan sosial
4) Penggalian dukungan nasional dan internasional
5) Penguatan kerangka regulasi dan intervensi fungsional
6) Pengembangan kebijakan pembiayaan kesehatan yang didasarkan pada
data dan fakta ilmiah
7) Pemantauan dan evaluasi.

Implementasi strategi pembiayaan kesehatan di suatu negara diarahkan kepada


beberapa hal pokok yakni; kesinambungan pembiayaan program kesehatan
prioritas, reduksi pembiayaan kesehatan secara tunai perorangan (out of pocket
funding), menghilangkan hambatan biaya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan,
pemerataan dalam akses pelayanan, peningkatan efisiensi dan efektifitas alokasi
sumber daya (resources) serta kualitas pelayanan yang memadai dan dapat diterima
pengguna jasa. Sumber dana biaya kesehatan berbeda pada beberapa negara, namun
secara garis besar berasal dari:
1. Anggaran pemerintah.
2. Anggaran masyarakat.
3. Bantuan biaya dari dalam dan luar negeri.
4. Gabungan anggaran pemerintah dan masyarakat.

Tingginya biaya kesehatan disebabkan oleh beberapa hal, beberapa yang terpenting
diantaranya sebagai berikut:

1. Tingkat inflasi
Apabila terjadi kenaikan harga di masyarakat, maka secara otomatis biaya
investasi dan juga biaya operasional pelayanan kesehatan akan meningkat pula,
yang tentu saja akan dibebankan kepada pengguna jasa.

2. Tingkat permintaan

36
Pada bidang kesehatan, tingkat permintaan dipengaruhi sedikitnya oleh dua
faktor, yaitu meningkatnya kuantitas penduduk yang memerlukan pelayanan
kesehatan, yang karena jumlahnya lebih atau bertambah banyak, maka biaya
yang harus disediakan meningkat pula. Faktor kedua adalah meningkatnya
kualitas penduduk. Dengan tingkat pendidikan dan penghasilan yang lebih
baik, mereka akan menuntut penyediaan layanan kesehatan yang baik pula dan
hal ini membutuhkan biaya pelayanan kesehatan yang lebih baik dan lebih
besar.

3. Kemajuan ilmu dan teknologi


Sejalan dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan (penggunaan peralatan kedokteran yang modern dan
canggih) memberikan konsekuensi tersendiri, yaitu tingginya biaya yang harus
dikeluarkan dalam berinvestasi. Hal ini membawa akibat dibebankannya biaya
investasi dan operasional tersebut pada pemakai jasa pelayanan kesehatan.

4. Perubahan Pola Penyakit


Meningkatnya biaya kesehatan juga dipengaruhi adanya perubahan pola
penyakit, yang bergeser dari penyakit yang sifatnya akut menjadi penyakit yang
bersifat kronis. Dibandingkan dengan berbagai penyakit akut, perawatan
berbagai penyakit kronis ternyata lebih lama. Akibatnya biaya yang dikeluarkan
untuk perawatan dan penyembuhan penyakit ini akan lebih besar. Hal ini akan
sangat mempengaruhi tingginya biaya kesehatan.

5. Perubahan pola pelayanan kesehatan


Perubahan pola pelayanan kesehatan ini terjadi akibat perkembangan keilmuan
dalam bidang kedokteran sehingga terbentuk spesialisasi dan subspesialisasi
yang menyebabkan pelayanan kesehatan menjadi terkotak-kotak (fragmented
health service) dan satu sama lain seolah tidak berhubungan. Akibatnya sering
terjadi tumpang tindih atau pengulangan metoda pemeriksaan yang sama dan
pemberian obat-obatan yang dilakukan pada seorang pasien, yang tentu
berdampak pada semakin meningkatnya beban biaya yang harus ditanggung
oleh pasien selaku pengguna jasa layanan kesehatan ini. Selain itu, dengan

37
adanya pembagian spesialisasi dan subspesialisasi tenaga pelayanan kesehatan,
menyebabkan hari perawatan juga akan meningkat.

6. Perubahan Pola Hubungan Dokter-Pasien


Sistem kekeluargaan yang dulu mendasari hubungan dokter-pasien seakan
sirna. Dengan adanya perkembangan spesialisasi dan subspesialisasi serta
penggunaan berbagai peralatan yang ditunjang dengan kemajuan ilmu dan
teknologi, mengakibatkan meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan oleh
pasien, hal ini tentu saja membuat pasien menuntut adanya kepastian
pengobatan dan penyembuhan dari penyakitnya. Hal ini diperberat dengan
semakin tingginya tingkat pendidikan pasien selaku pengguna jasa layanan
kesehatan, yang mendorong semakin kritisnya pemikiran dan pengetahuan
mereka tentang masalah kesehatan. Hal tersebut diatas mendorong para dokter
sering melakukan pemeriksaan yang berlebihan (over utilization), demi
kepastian akan tindakan mereka dalam melakukan pengobatan dan perawatan,
dan juga dengan tujuan mengurangi kemungkinan kesalahan yang dilakukan
dalam mendiagnosa penyakit yang diderita pasiennya. Konsekuensi yang
terjadi adalah semakin tingginya biaya yang dibutuhkan oleh pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.

7. Lemahnya mekanisme pengendalian biaya


Kurangnya peraturan perundang-undangan yang ditetapkan untuk mengatur
dan membatasi pemakaian biaya pelayanan kesehatan menyebabkan
pemakaiannya sering tidak terkendali, yang akhirnya akan membebani
penanggung ( perusahaan ) dan masyarakat secara keseluruhan.
8. Penyalahgunaan asuransi kesehatan
Asuransi kesehatan (health insurance) sebenamya merupakan salah satu
mekanisme pengendalian biaya kesehatan, sesuai dengan anjuran yang
diterapkan oleh pemerintah. Tetapi jika diterapkan secara tidak tepat
sebagaimana yang lazim ditemukan pada bentuk yang konvensional (third
party sistem) dengan sistem mengganti biaya (reimbursement) justru akan
mendorong naiknya biaya kesehatan. (Medis Online, 2009).

38
Biaya kesehatan banyak macamnya, karena kesemuanya tergantung dari jenis dan
kompleksitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan atau yang
dimanfaatkan. Hanya saja disesuaikan dengan pembagian pelayanan kesehatan,
maka biaya kesehatan tersebut dapat dibedakan atas dua macam yaitu:

1) Biaya pelayanan kedokteran


Biaya yang dimaksudkan adalah yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan
dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran, yakni yang tujuan utamanya
untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan penderita.

2) Biaya pelayanan kesehatan masyarakat


Biaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan
atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat yaitu yang tujuan
utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk
mencegah penyakit.

Sama halnya dengan biaya kesehatan secara keseluruhan, maka masing-masing


biaya kesehatan ini dapat pula ditinjau dari dua sudut yaitu dari sudut
penyelenggara kesehatan (health provider) dan dari sudut pemakai jasa pelayanan
(health consumer).

MODEL SISTEM PEMBIAYAAN

Terdapat beberapa model sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang


dijalankan oleh beberapa negara, berdasarkan sumber pembiayaannya:

1. Direct Payments by Patients

Ciri utama model direct payment adalah setiap individu menanggung secara
langsung besaran biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat
penggunaannya. Pada umumnya sistem ini akan mendorong penggunaan
pelayanan kesehatan secara lebih hati-hati, serta adanya kompetisi antara para
provider pelayanan kesehatan untuk menarik konsumen atau free market.
Meskipun tampaknya sehat, namun transaksi kesehatan pada umumnya bersifat
tidak seimbang dimana pasien sebagai konsumen tidak mampu mengenali

39
permasalahan dan kebutuhannya, sehingga tingkat kebutuhan dan penggunaan
jasa lebih banyak diarahkan oleh provider. Sehingga free market dalam
pelayanan kesehatan tidak selalu berakhir dengan peningkatan mutu dan
efisiensi namun dapat mengarah pada penggunaan terapi yang berlebihan

2. User payments
Dalam model ini, pasien membayar secara langsung biaya pelayanan kesehatan
baik pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta. Perbedaannya dengan
model informal adalah besaran dan mekanisme pembayaran, juga kelompok
yang menjadi pengecualian telah diatur secara formal oleh pemerintah dan
provider. Bentuk yang paling kompleks adalah besaran biaya yang bebeda
setiap kunjungan sesuai dengan jasa pelayanan kesehatan yang diberikan
(biasanya terjadi untuk fasilitas pelayanan kesehatan swasta). Namun model
yang umum digunakan adalah ’flat rate’, dimana besaran biaya per-episode
sakit bersifat tetap.

3. Saving based
Model ini mempunyai karakteristik ‘risk spreding’ pada individu namun tidak
terjadi risk pooling antar individu. Artinya biaya kesehatan langsung, akan
ditanggung oleh individu sesuai dengan tingkat penggunaannya, namun
individu tersebut mendapatkan bantuan dalam mengelola pengumpulan dana
(saving) dan penggunaannya bilamana membutuhkan pelayanan kesehatan.
Biasanya model ini hanya mampu mencakup pelayanan kesehatan primer dan
akut, bukan pelayanan kesehatan yang bersifat kronis dan kompleks yang
biasanya tidak bisa ditanggung oleh setiap individu meskipun dengan
mekanisme saving. Sehingga model ini tidak dapat dijadikan model tunggal
pada suatu negara, harus didukung model lain yang menanggung biaya
kesehatan lain dan pada kelompok yang lebih luas.

4. Informal
Ciri utama model ini adalah bahwa pembayaran yang dilakukan oleh individu
pada provider kesehatan formal misalnya dokter, bidan tetapi juga pada
provider kesehatan lain misalnya: mantri, dan pengobatan tradisional; tidak

40
dilakukan secara formal atau tidak diatur besaran, jenis dan mekanisme
pembayarannya. Besaran biaya biasanya timbul dari kesepakatan atau banyak
diatur oleh provider dan juga dapat berupa pembayaran dengan barang. Model
ini biasanya muncul pada negara berkembang dimana belum mempunyai sistem
pelayanan kesehatan dan pembiayaan yang mampu mencakup semua golongan
masyarakat dan jenis pelayanan.

5. Insurance Based
Sistem pembiayaan dengan pendekatan asuransi mempunyai perbedaan utama
dimana individu tidak menanggung biaya langsung pelayanan kesehatan.
Konsep asuransi memiliki dua karakteristik khusus yaitu pengalihan resiko
kesakitan pada satu individu pada satu kelompok serta adanya sharing looses
secara adil. Secara sederhana dapat digambarkan bahwa satu kelompok
individu mempunyai resiko kesakitan yang telah diperhitungkan jenis,
frekuensi dan besaran biayanya. Keseluruhan besaran resiko tersebut
diperhitungkan dan dibagi antar anggota kelompok sebagai premi yang harus
dibayarkan. Apabila anggota kelompok, maka keseluruhan biaya pelayanan
kesehatan sesuai yang diperhitungkan akan ditanggung dari dana yang telah
dikumpulkan bersama. Besaran premi dan jenis pelayanan yang ditanggung
serta mekanime pembayaran ditentukan oleh organisasi pengelola dana
asuransi.

41
42

Anda mungkin juga menyukai