Makalahkonsepdanpenerapanmakp1 130519194518 Phpapp01 PDF
Makalahkonsepdanpenerapanmakp1 130519194518 Phpapp01 PDF
MANAJEMEN KEPERAWATAN
KONSEP DAN PENERAPAN MANAJEMEN ASUHAN
KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP)
KELOMPOK 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya makalah Manajemen Keperawatan yang berjudul “Konsep dan Penerapan
Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)” ini dapat disusun. Makalah ini
memuat segala informasi tentang konsep MAKP hingga bagaimana penerapan MAKP dalam
suatu ruangan atau bangsal keperawatan klien. Penulis berupaya untuk menyajikan makalah
ini dalam bentuk yang jelas, menarik, dan ringkas tanpa mengurangi ke-eksensiannya.
Makalah ini dibuat agar para mahasiswa dapat lebih mengetahui tentang bagaimana
melaksanakan asuhan keperawatan profesional sesuai MAKP yang benar sehingga perawat
dapat memberikan asuhan keperawatan dengan tepat guna, khususnya bagi mahasiswa
fakultas ilmu kesehatan program studi keperawatan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
penulis berharap pembaca dapat memberikan ide, saran maupun kritik yang membangun isi
makalah ini.
Demikian makalah ini kami buat, semoga makalah ini dapat memberikan kemudahan
para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya khususnya program studi keperawatan
dalam pemahaman tentang “Konsep dan Penerapan Manajemen Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP)” berdasarkan ilmu manajemen keperawatan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................
1.3 Tujuan .............................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep dan Penerapan Manajemen Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) .............................................................................
2.2 Model Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) .........................................................................................
2.3 Timbang Terima .............................................................................
2.4 Sentralisasi Obat .............................................................................
2.5 Ronde Keperawatan ........................................................................
2.6 Penerapan Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP)...........................................................................................
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan .....................................................................................
3.2 Saran ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan latar belakang tersebut, kami tertarik untuk menyusun makalah tentang
“Konsep dan Penerapan Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)”
sehingga dapat dirumuskan pemberian asuhan keperawatan profesional kepada klien
sesuai konsep ilmu manajemen keperawatan.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah “Bagaimanakah konsep dan penerapan manajemen asuhan keperawatan
profesional (MAKP) ?”
1.3 Tujuan
Mendapatkan gambaran secara nyata dan mengembangkan pola pikir ilmiah dalam
menerapkan manajemen asuhan keperawatan profesional (MAKP) di ruang rawat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur, proses
dan nilai-nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &
Woods, 1996).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses
dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian
asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. (Ratna Sitorus
dan Yulia, 2006).
Model Pelayanan untuk memberikan asuhan kepada masyarakat secara optimal yang
dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat (Irman Soemantri, 2011)
Sistem Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) adalah suatu kerangka
kerja yang mendefinisikan keempat unsur: standart, proses keperawatan, pendidikan
keperawatan dan sistem MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip- prinsip nilai yang
diyakini dan akan menentuakan kualitas produksi atau jasa layanan keperawatan.
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Intervensi
d. Implementasi
e. Evaluasi
f. Dokumentasi
b. Mempertahankan kesehatan
c. Informed concent
d. Discharge planning
a. Fungsional
b. Kasus
c. Tim
d. Primer
e. Modifikasi tim-primer
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap tim keperawatan
Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya adalah
d. Pengawasan
e. Pengendalian
9. Operasi ringan
PARTIAL CARE
Setiap suatu perubahan, harus selalu mempertimbangkan biaya dan efektifitas dalam
kelancaran pelaksanaanya. Bagaimana baiknya suatu model, tanpa ditunjang oleh
biaya memadai, maka tidak akan didapatkan hasil yang sempurna.
Tujuan akhir asuhan keperawatan adalah kepuasan pelanggan atau pasien terhadap
asuhan yang diberikan oleh perawat. Oleh karena itu model yang baik adalah model
asuhan keperawatan yang dapat menunjang terhadap kepuasan klien.
Kelancaran pelaksanaan suatu model sangat ditentukan oleh motivasi dan kinerja
perawat. Oleh karena itu model yang dipilih harus dapat meningkatkan kepuasan
perawat bukan justru menambah beban kerja dan frustasi dalam pelaksanaannya.
5. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainnya
Komunikasi secara profesional sesuai dengan lingkup tanggung jawab merupakan
dasar pertimbangan penentuan model. Model asuhan keprawatan diharapkan dapat
meningkatkan hubungan interpersonal yang baik antara perawat dan tenaga kesehatan
lainnya.
Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode
pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di
masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan, yaitu:
CCM
PA PA PA
PAGI
PA PA PA
PA PA
SORE PA
PA
MALAM PA
PA PA
PA PA
LIBUR/CUTI PA PA
PA
PA PA
a. Kerjasama dan dukungan dari semua anggota pelayanan dan anggota kunci dalam
organisasi ( Administrator, dokter dan perawat).
Administrator Keperawatan
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien
akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa
pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus
biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat
privat atau untuk keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care. Metode ini berdasarkan
pendekatan holistik dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan
dan observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2002).
Metode ini adalah suatu penugasan yang diberikan kepada perawat untuk memberikan
asuhan secara total terhadap seorang atau sekelompok klien.
a. Keuntungan
Asuhan yang diberikan komprehensif,berkesinambungan dan holistik.
b. Kerugian
Kurang efisien karena memerlukan perawat profesional dengan keterampilan tinggi dan
imbalan yang tinggi, sedangkan masih ada pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh asisten
perawat.
Pasien / client
Perawatan pasien
total 24 jam/hari
Keuntungan
a. Otonomi, motivasi, tanggung jawab & tanggung gugat perawat meningkat.
b. Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan
c. Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien.
d. Terciptanya kolaborasi yang baik.
e. Penugasan pasien oleh seorang perawat primer.
Kerugian
a. Ruangan tidak memerlukan perawat pelaksana, harus perawat profesional.
b. Biaya yang diperlukan banyak
5. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang
perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatankelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaburatif (Douglas, 1984).
Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul
motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan
keperawatan meningkat. Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus
berdasarkan konsep berikut:
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila
didukung oleh kepala ruang.
Metode ini di gunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang
pendidikan dan kemampuannya. Ketua tim mempunyai tanggung jawab untuk
mengkordinasikan seluruh kegiatan asuhan keperawatan dalam tanggung jawab untuk
mengkoordinasikan seluruh kegiatan asuhan keperawatan dalam tanggung jawab kegiatan
anggota tim. Tujuan metode penugasan keperawatan tim untuk memberikan keperawatan
yang berpusat pada pasien. Ketua tim melakukan pengkajian dan menyusun rencana
keperawatan pada setiap pasien, dan anggota tim bertanggung jawab melaksanakan asuhan
keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah di buat.Oleh karena
kegiatan dilakukan bersama-sama dalam kelompok, maka ketua tim seringkali melakukan
pertemuan bersama dengan anggota timnya (konferensi tim) guna membahas kejadian-
kejadian yang di hadapi dalam pemberian askep.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2 – 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam
satu grup kecil yang saling membantu.
3. Memberikan laporan.
1. Membuat perencanaan.
3. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien.
5. Menyelenggarakan konferensi.
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
d. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua
tim membawahi 2 – 3 perawat.
h. Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua tim.
i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.
3. Pengarahan
4. Pengawasan
a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada
pasien.
b. Melalui supervisi:
• Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/ mengawasi
kelemahannya yang ada saat itu juga.
• Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan
tugas.
• Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
• Audit keperawatan.
Kepala Ruang
Gambar 2.6 Struktur MAKP Tim (Marquis & Huston, 1998,p. 149)
Saat pasien baru masuk di ruang rawat, pasien dan keluarga akan diterima oleh Ketua
Tim dan diperkenalkan kepada anggota tim yang ada. Kemudian ketua tim akan memberikan
orientasi tentang ruang, peraturan-peraturan ruangan, perawat bertanggung jawab (ketua tim)
dan anggota tim.
Ketua tim (dapat dibantu oleh anggota tim) melakukan pengkajian, kemudian
membuat rencana keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang sudah ada setelah
terlebih dahulu melakukan analisa dan modifikasi terhadap rencana keperawatan tersebut
sesuai dengan kondisi pasien.
Bila anggota tim yang menerima pasien baru pada sore dan malam hari atau pada saat
hari libur, pengkajian awal dilakukan oleh anggota tim terutama yang terkait dengan masalah
kesehatan utama pasien, anggota tim membuat masalah keperawatan yang utama dan
melakukan tindakan keperawatan dengan terlebih dahulu mendiskusikannya dengan
penanggung jawab sore atau malam atau hari libur. Saat ketua tim ada, pengkajian dilengkapi
oleh ketua tim, kemudian membuat rencana yang lengkap dan selanjutnya akan menjadi
panduanbagi anggota tim dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
Pada dinas pagi, ketua tim bersama anggota tim melakukan operan dari dinas malam
(hanya pasien yang dirawat oleh tim yang bersangkutan), selanjutnya dengan anggota tim
pagi melakukan konferens tentang permasalahan pasien, pembagian pengelolaan pasien untuk
tiap anggota tim, dan mengkoordinasikan tugas yang harus dilakukan oleh anggota tim.
Selain dengan anggota tim, ketua tim juga melakukan komunikasi langsung dengan
dokter, ahli gizi dan tim keehatan lain untuk membahas perkembangan pasien dan
perencanaan baru yang perlu dibuat. Selain itu mengidentifikasi pemeriksaan penunjang yang
telah ada dan yang perlu dilakukan selanjutnya. Bila terdapat rencana baru atau ada tindakan
tertentu yang harus dilakukan, maka ketua tim akan mengkomunikasikan kepada anggota tim
untuk melaksanakannya. Jika terdapat tindakan spesifik yang mungkin tidak dapat dilakukan
oleh anggota tim maka ketua tim yang akan melakukan langsung tindakan tersebut. Terutama
dalam melakukan intervensi pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga akan dilakukan
oleh ketua tim yang didasarkan atas hasil pengkajian pada kebutuhan peningkatan
pengetahuan. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan mandiri oleh ketua tim atau kolaborasi,
misalnya dengan ahli gizi untuk penjelasan mengenai diet pasien yang benar.
Selama anggota tim melakukan asuhan keperawatan pada pasien, ketua tim akan
memonitor tindakan yang dilakukan dan member bimbingan pada anggota tim. Anggota tim
selama melakukan asuhan keperawatan harus mendokumentasikan semua tindakan yang telah
dilakukan pada format-format yang terdapat dipapan dokumentasi. Kemudian ketua tim akan
memonitor dan mengevaluasi dokumentasi yang dibuat oleh anggota tim.
Bila ada pasien yang akan pulang atau pindah keunit perawatan lain, ketua tim akan
membuat resume keperawatan sebagai informasi tentang asuhan keperawatan yang telah
diberikan pada pasien selama dirawat, yang berisi masalah-masalah pasien yang timbul dan
masalah yang sudah teratasi, tindakan keperawatan yang telah dilakukan dan pendidikan
kesehatan yang telah diberikan.
Pada penggantian dinas pagi-sore dilakukan peran anggota tim sore yang didampingi
oleh ketua tim. Komponem utama yang diinformasikan dalam operan antara lain keadaan
umum pasien, tindakan/intervensi yang telah dilakukan dan atau tindakan yang belum
dilakukan, hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh perawat dinas sore dan malam yang
berkaitan dengan perencanaan keperawatan pasien yang akan dibuat oleh ketua tim.
Selanjutnya bila perlu, ketua tim melengkapi informasi-informasi penting yang belum
disampaikan kepada dinas sore. Anggota tim juga menulis laporan pagi/sore/malam pada
format yang tersedia.
1. Kelebihan :
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberi
kepuasan kepada anggota tim.
2. Kelemahan :
a. Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim,
yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan pada waktu-
waktu sibuk.
2.3.1 Pengertian
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002).
2. Menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya.
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
c. Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang lengkap dicatat
secara khusus untuk kemudian diserahkan kepada perawat jaga berikutnya.
d. Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima: identitas dan diagnosa
medis, masalah keperawatan, tindakan yang sudah dan belum dilakukan,
intervensi
Pasien
Rencana tindakan
Perkembangan
keadaan klien
Masalah:
Teratasi
Belum
Sebagian
Baru
Pre Conference adalah komunikasi kepala primer dan perawat pelaksana setelah
selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ka primer atau
penanggung jawab primer. Jika yang dinas pada primer tersebut hanya 1 (satu) orang, maka
pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian)
dan tambahan rencana dari kepala primer dan penanggung jawab primer. (Modul MPKP,
2006)
Waktu : setelah operan
Tempat : meja masing-masing perawat primer
Penanggung jawab : kepala primer atau penanggung jawab primer
Kegiatan :
1. Kepala primer atau penanggung jawab primer membuka acara
2. Kepala primer atau penanggung jawab primer menanyakan rencana harian masing-
masing perawat pelaksana
3. Kepala primer atau penanggung jawab primer memberikan masukan dan tindakan
lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu
4. Kepala primer atau penanggung jawab primer memberikan reinforcement
5. Kepala primer atau penanggung jawab primer menutup acara
2.4.1 Pengertian
Kontroling atau pengawasan terhadap penggunaan dan konsumsi obat merupakan
salah satu peran perawat sehingga perlu dilakukan dalam suatu pola yang sistematis sehingga
penggunaan obat benar-benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko kerugian secara
materiil maupun non materiil dapat dieliminir. Upaya sistematik meliputi uraian terinci
tentang pengelolaan obat secara tepat oleh perawat diperlukan sebagai bentuk tanggung
jawab perawat dalam menyelenggarakan kegiatan keperawatan.
Sentralisasi obat ( teknik pengelolaan obat penuh) adalah pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada perawat,
pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
DOKTER
KELUARGA/ PASIEN
FARMASI/ APOTIK
KELUARGA/ PASIEN
• Surat persetujuan
Cara
Pemberian Sisa
Nama
(rute):
Cara
Pemberian Sisa
Nama
(rute):
2.4.6 Petunjuk Teknis Pengisian Tanda Bukti Serah Terima Obat (Untuk Pasien)
1. Pengisian nama pasien, umur, No. Registrasi ruangan
2. Kolom tanggal penerimaan obat diisi sesuai dengan tanggal serah terima obat.
3. Kolom nama obat, dosis dan jumlah (sediaan) diisi sesuai dengan nama obat,
frekuensi pemberian dan jumlah yang diterima.
4. Kolom TT atau nama terang yang menyerahkan disi oleh keluarga atau klien.
5. Kolom TT atau nama terang yang menerima diisi oleh perawat atau keluarga yang
menerima.
Format Tanda Bukti Serah Terima Obat (Untuk Pasien)
validasi data
Penetapan Pasien
Persiapan Pasien :
* Inform Concernt
* Hasil Pengkajian/ Validasi data
Penyajian
Masalah
Tim Kesehatan :
dokter, perawat dan Keadaan pasien :
tenaga kesehatan Klinis dan pemeriksaan penunjang
lain Tingkat ketergantungan pasien
Penyelesaian
Perencanaan pulang
administrasi
Aturan Diet :
Sumberglagah ……………..
Pasien / Keluarga Koordinator Fungsional Ruangan
( ) ( )
Mengetahui
Manager Sistem Rawat Inap
( )
e. Ronde keperawatan
f. Dokumentasi
4. M4 : Money
Menentukan tarif pelayanan sesuai kebijakan pelayanan kesehatan dan analisa
pendapatan dengan pengeluaran di ruang MAKP
5. M5 : Marketing
a. BOR
b. Pemasaran
c. SOP 10 (sepuluh) penyakit terbanyak
d. Instrumen tingkat kepuasaan klien terhadap pelayanan keperawatan (X1-X2)
meliputi :
• Reliability (Kepercayaan)
• Assurance (Jaminan)
• Emphaty (Empati)
• Tangibles (Kenyataan)
• Responsivness (Tanggung Jawab)
2. Intra Implementasi
1. Kegiatan kepala ruangan
Membuat pembagian penugasan askep pada PP (Katim) 1 perawat: 6-8 pasien
Menjamin terciptanya lingkungan yang kondusif Untuk pembelajaran dan praktik
Menyiapkan SDM, Sarana/fasilitas yang diperlukan
Sebagai Role model
Melakukan BST (Bed side teaching)
Mendampingi PP ketika berkolaborasi & bertanggung jawab - bertanggiung gugat
Memfasilitasi pertemuan khusus dg tim pengembangan MAKP
Memfasilitasi sarana untuk konsultasi/komunikasi antara pasien/keluarga dengan
perawat
Mengikuti pre-post confrence (timbang terima)
Mengevaluasi kinerja perawat supervisi PP atau katim dan PA
Tujuan dan
KARU
instrumen supervisi Pendelegasian
Responsibility
Accountability
Kinerja PP Authority
1. pelaksanaan askep
2. dokumentasi
3. timbang terima
4. sentralisasi obat KUALITAS
5. ronde keperawatan 1. peningkatan kualitas
2. keuntungan
3. eksistensi RS
4. kepuasaan perawat dan klien
3F:
5. standar
Fair
Feed back
Follow up
Evaluasi indikator klinik keperawatan, misal kepuasan pasien pada saat akan pulang
Pada akhir uji terap: buat cheklis evaluasi dan kesan-kesan dan masukan dari: dokter,
tim kesehatan lain
3. Post Implementasi
a. Mengevaluasi uji penerapan, dilihat dari aspek :
• Kepuasan pasien terhadap asuhan
• Kesan perawat yang terlibat uji penerapan
• Kesan dokter
• Klasifikasi pasien
• Kolaborasi interdisiplin
• Audit keperawatan
• Kompetensi perawat
• Biaya jasa tindakan keperawatan
b. Memberi laporan kepada direktur
c. Rekomendasi
d. Evaluasi penerapan MAKP
• Indikator kinerja perawat
• Indikator mutu pelayanan keperawatan
Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui
tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-
indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap :
BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)
BOR menurut Huffman (1994) adalah “the ratio of patient service days to
inpatient bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut
Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal adalah
antara 60-85% (Depkes RI, 2005).
Rumus :
BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur X Jumlah hari
dalam satu periode)) X 100%
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem manajemen asuhan keperawatan profesional (MAKP) adalah suatu kerangka
kerja yang mendefinisikan keempat unsur: standart, proses keperawatan, pendidikan
keperawatan dan sistem MAKP. Definisi tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang
diyakini dan akan menentuakan kualitas produksi atau jasa layanan keperawatan.
Terdapat 4 (empat) model MAKP antara lain :
a. Fungsional
b. Kasus
c. Tim
d. Primer
e. Modifikasi tim-primer
Dalam MAKP terdapat :
a. Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien (Nursalam, 2002).
b. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu yang
harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan, perawat
Asocciate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
(Nursalam,2002).
c. Sentralisasi obat ( teknik pengelolaan obat penuh) adalah pengelolaan obat dimana
seluruh obat yang akan diberikan kepada pasien diserahkan sepenuhnya kepada
perawat, pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh perawat.
Penerapan MAKP terdapat 3 (tiga) tahap yaitu :
a. Pra implementasi
b. Intra implementasi
c. Post implementasi
4.2 Saran
Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai kelompok
mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman – teman sesama
mahasiswa. Dengan mengetahui konsep dan penerapan manajemen asuhan keperawatan
profesional diharapkan kita sebagai calon perawat profesional mampu mengaplikasikan
MAKP di suatu ruangan pelayanan keperawatan sehingga klien dan perawat dapat merasakan
kepuasan atas kinerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Aditama, Tjandra Yoga. 2004. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta : UIP
Muninjaya, A. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta : EGC