Panduan Resiko Jatuh
Panduan Resiko Jatuh
DEFINISI
I. Pengertian
Jatuh adalah suatu peristiwa dimana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa
disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja / tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai,
dengan atau tanpa mencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan)
atau lingkungan (lantai yang licin)1,5.
Kejadian jatuh terdiri dari1,5 :
a. Kejadian jatuh tidak disengaja yaitu : kejadian jatuh yang terjadi secara tidak sengaja
(misalnya terpeleset, tersandung). Pasien yang berisiko mengalami kejadian ini tidak
dapat diidentifikasikan sebelum mengalami jatuh dan umumnya tidak dikategorikan
dalam risiko jatuh. Kejadian jatuh jenis ini dapat dicegah dengan menyediakan
lingkungan yang aman.
b. Kejadian jatuh yang tidak diantisipasi yaitu : kejadian jatuh yang terjadi ketika penyebab
fisik tidak dapat diidentifikasi
c. Kejadian jatuh yang dapat diantisipasi (diperkirakan) yaitu : kejadian jatuh yang terjadi
pada pasien yang memang berisiko mengalami jatuh (berdasarkan skor asesemen risiko
jatuh)
II. Tujuan
Tujuan Umum
Mengidentifikasi, mencegah dan menangani kejadian pasien jatuh secara efektif di RS Martha
Friska.
Tujuan Khusus
1. Meningkatkan mutu dan kualitas keselamatan pasien di Rumah Sakit Martha Friska.
2. Mengidentifikasi dan mencegah pasien yang memiliki risiko jatuh dalam menangani pasien
jatuh secara seragam
3. Melakukan assesmen yang kontinu dan harian terhadap pasien berisiko jatuh
4. Menetapkan standar dalam upaya pencegahan dan penanganan pasien risiko jatuh secara
komprehensif
5. Meningkatkan kemampuan staf rumah sakit dalam mengidentifikasi faktor risiko pasien
jatuh pencegahan dan penanganannya
6. Membantu menurunkan biaya kesehatan akibat pasien jatuh di RS Martha Friska
7. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pasien yang dirawat inap di RS Martha Friska.
BAB II
RUANG LINGKUP
Keterangan :
Skor Minimal = 75
Skor Maximum = 23
Resiko tinggi = ≥ 12
Resiko rendah = < 12
Selain itu, faktor risiko pasien jatuh di rumah sakit dapat juga dikelompokkan menjadi kategori
dapat diperkirakan (anticipated) dan tidak dapat diperkirakan (unanticipated5)
Intrinsik (berhubungan dengan Ekstrinsik (berhubungan
BAB III
TATA LAKSANA
Setelah dilakukan pengkajian faktor risiko jatuh pasien di rumah sakit, maka selanjutnya
dilakukan tindakan pencegahan jatuh sesegera mungkin pada pasien yang memiliki faktor risiko
tersebut. Adapun prosedur pencegahan jatuh untuk segala jenis tingkatan risiko pada pasien
dewasa dan anak ≥ 16 tahun (pencegahan umum) adalah sebagai berikut : 2,5,6,7
1. Lakukan orientasi kamar inap kepada pasien
2. Posisikan bel panggilan, pispot, dan pegangan tempat tidur berada dalam jangkauan
3. Jalur untuk pasien berjalan harus bebas obstruksi dan tidak licin
4. Jauhkan kabel-kabel dari jalur berjalan pasien
5. Posisikan tempat tidur rendah (tinggi tempat tidur sebaiknya ≤ 63,5 cm), dan pastikan roda
terkunci
6. Tentukan penggunaan paling aman untuk pegangan di sisi tempat tidur. Ingat bahwa
menggunakan 4 sisi pegangan tempat tidur dianggap membatasi gerak (mechanical restraint)
7. Menggunakan sandal anti licin
8. Pastikan pencahayaan adekuat
9. Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan
10. Bantu pasien ke kamar mandi, jika diperlukan
Sedangkan untuk pasien dewasa dan anak ≥ 16 tahun dengan risiko jatuh tingkat sedang
sampai tinggi dilakukan prosedur pencegahan umum diatas ditambah : 2,5,6,7
1. Lokasi kamar tidur berdekatan dengan nurse station
2. Kunjungi pasien setiap jam oleh petugas medis dan lakukan pengawasan ketat
3. Pastikan sepanjang waktu bahwa posisi tempat tidur rendah dan kedua sisi pegangan
tempat tidur terpasang dengan baik
4. Tawarkan bantuan ke kamar mandi setiap 2 jam
5. Batasi aktivitas pasien dan berikan tindakan pencegahan pada pasien dan keluarga
6. Perawat mengingatkan keluarga untuk membawa alas kaki dan alat bantu dari rumah
(seperti tongkat, alat penopang)
7. Nilai kebutuhan akan fisioterapi
8. Nilai gaya berjalan pasien dan catat dalam bagian “Penanganan Keperawatan” di
Subbagian “Masalah Jatuh”.
9. Pastikan pasien menggunakan alat bantu yang sesuai
10. Kolaborasi dengan tim interdisiplin dalam merencanakan program pencegahan jatuh
11. Pastikan perangkat keselamatan pasien digunakan dan berfungsi dengan baik
12. Memakaikan gelang identifikasi berwarna kuning pada pasien yang tinggi risiko
jatuhnya
13. Memasang restrain pada pasien yang berisiko tinggi jatuh dan disertai penurunan
kesadaran yang tidak kooperatif atau terdapat gangguan mental (kognitif) / usaha bunuh
diri, atas anjuran dan sesuai instruksi dokter
Prosedur Pencegahan Resiko Jatuh untuk semua pasien < 16 tahun (Pencegahan Umum) : 6,7,9,10,12
a. Lakukan orientasi kamar kepada pasien / orang tua / pengasuh pasien
b. Posisikan tempat tidur rendah dan roda terkunci
c. Penyangga samping tempat tidur dapat ditinggikan lebih kurang 2 kali tinggi badan saat
pasien sedang berbaring / tempat tidur berpenyangga dengan tinggi 2 kali tinggi badan
pasien (khususnya anak kecil < 3 tahun yang kooperatif)
d. Memakai sandal dan pakaian dengan ukuran yang sesuai untuk mencegah risiko terselip
Prosedur pencegahan risiko jatuh terhadap pasien < 16 tahun yang memiliki risiko jatuh yang
tinggi yaitu seluruh prosedur penugasan umum ditambah: 6,7,9,10,12
a. Mengidentifikasi pasien dengan untuk gelang yang berwarna kuning
b. Menemani pasien saat hendak bepergian / berjalan
c. Menempatkan pasien didalam tempat tidur berpenyangga jika diperlukan
d. Lokasi tempat tidur pasien berdekatan dengan nurse station
e. Memenuhi kebutuhan jaga pasien dengan ratio 1:1
f. Mengevaluasi jam / waktu pemberian obat
g. Memindahkan perlengkapan tidak dipakai keluar ruangan pasien
h. Membiarkan pasien sementara terbuka (jika diperlukan) kecuali ada pengantar khusus
untuk tidak membiarkan pasien terbuka
i. Memasang restrain pada pasien yang berisiko tinggi jatuh dan disertai untuk penurunan
kesadaran yang tidak kooperatif atau terdapat gangguan mental / kognitif / usaha bunuh
diri, atas anjuran dan sesuai instruksi dokter.
Tidak menutup kemungkinan walaupun segala prosedur diatas sudah diterapkan tapi tetap
saja ada kasus pasien jatuh di rumah sakit, maka bila ada kejadian tersebut baik dengan atau
tanpa cedera, prosedur yang akan segera dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perawat segera memeriksa pasien terhadap cedera akibat jatuh (abrasi, kontusio, laserasi,
cedera kepala, dan lain-lain) dan memeriksa tanda vital
Sebagai tambahan karena faktor lingkungan dan menerima merupakan salah satu faktor risiko
penyebab pasien jatuh di Rumah Sakit maka perlu diperhatikan dalam hal 1,4,5
1. Staf House Keeping memasang tanda “Awas lantai licin” bila sedang mengepel / dijumpai
ada bagian lantai yang basah dan segera dibersihkan
2. Staf RS segera memberitahu staf House Keeping jika ada kondisi lantai licin akibat
tumpahan cairan / tetesan air / kebocoran / genangan.
3. Staf House Keeping mengepel / membersihkan lantai pada jam-jam sepi pengunjung /
aktivitasnya yaitu mulai jam 07.00 – 09.00 pagi dan jam 14.00 – 16.00 siang serta
memasang tanda “Awas lantai licin”
4. Penerangan didalam lingkungan rumah sakit adalah tergolong cukup baik sesuai syarat
K3RS
a. Informasikan pasien, keluarga, dan pengasuhnya dalam semua aktivitas sebelum memulai
penggunaan alat bantu
b. Ajari pasien untuk menggunakan pegangan dinding
c. Informasikan pasien / keluarga / pengasuhnya mengenai dosis dan frekusensi konsumsi
obat-obatan, efek samping, serta interaksinya dengan makanan/obat-obatan lain.
d. Pasien, keluarga, pengasuhnya / pengunjung diberitahu untuk tidak berlarian dalam
lingkungan rumah sakit
e. Pasien, keluarga, pengasuhnya / pengunjung diberitahu untuk memperhatikan tanda
“Awas lantai licin” yang dipasang staf House Keeping saat sedang membersihkan /
mengepel lantai
f. Melapor keperawat / staf RS (Customer Service, dll) bila menemukan ada kelalaian upaya
petugas rumah sakit yang tidak mencegah / menangani pasien jatuh.
Sistem pencatatan dan pelaporan dari asesmen, pencegahan dan manajemen pasien risiko
jatuh di RSMF adalah :
1.Asesmen pasien risiko jatuh dikelola sejak awal pasien masuk dari IGD /Poliklinik oleh dokter
dan perawat lalu di isikan ke formulir asesmen pasien risiko jatuh harian, khusus untuk
pasien dengan risiko yang tinggi dipakaikan gelang berwarna kuning sebagai identifikasi
2.Formulir assesmen pasien risiko jatuh harian ditaruh didalam rekam medis pasien. Formulir
asesmen pasien risiko jatuh ini berisi Morse Fall Score dan Humpty - Dumpty Fall
Assesment Score
3.Setelah asesmen skring dilakukan maka minimal 2 jam kemudian rencana intervensi segera
disusun, diimplementasikan dan dicatat dalam asuhan keperawatan
4.Selain itu skrining farmasi dan fisioterapi akan dilakukan pada semua pasien jika terdapat risiko
jatuh
5.Untuk asesmen ulang, pasien yang beresiko tinggi akan diskrining setiap 2 kali sehari, saat
transfer ke unit lain, adanya perubahan kondisi fisik atau status mental pasien atau adanya
kejadian jatuh pada pasien dengan mengisi formulir asesmen pasien risiko jatuh harian.
Kemudian akan dilakukan intervensi sesuai dengan hasil asesmen yang baru tersebut. Untuk
mengubah kategori dan risiko tinggi ke rendah diperlukan 2 kali pemeriksaan berturut-turut.
6.Risiko rendah/ tidak berisiko dilakukan assesmen ulang bila ada perubahan kondisi, Perubahan
Kondisi/ Pengobatan seperti pasien pasca operasi, pasien pasca sedasi, pasien pasca tindakan
invasif risiko tinggi, penambahan obat obat sedatif (kecuali pasien ICU yang menggunakan
sedasi dan paralisis) , Hipnotik, Barbiturat, Fenotiazin, Antidepresan, Laksans/
Diuretika,Narkotik, obat-obat berisiko tinggi (diuretik, narkotik, sedatif, anti psikotik,
laksatif, vasodilator, antiaritmia, antihipertensi, obat hipoglikemik, antidepresan,
neuroleptik, NSAID, Hipnotik, Barbiturat, Fenotiazin, penurunan kesadaran dan pasien pasca
jatuh
7.Saat pergantian jam kerja, setiap perawat yang bertugas akan melaporkan pasien yang telah
menjalani asesmen risiko jatuh kepada perawat jaga berikutnya
8.Pada semua jenis kasus pasien jatuh akan dicatat di asuhan keperawatan dan Integrated Note.
Pengasuh yang menyaksikan kejadian jatuh atau menemukan pasien jatuh akan mengisi
laporan kejadian (Incident Report) dan memberikannya kepada perawat yang bertugas.
9.Lalu perawat akan meneruskan laporan insiden ini ke bagian tim PMKPRS (Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit). Perawat yang bertugas juga akan melengkapi
“Formulir Harian Asesmen Risiko Jatuh Pasien” dan menyertakannya ke laporan insiden.
10.Pada kasus dimana ada tumpahan cairan / kebocoran (genangan) maka staf rumah sakit yang
mengetahui baik lewat laporan pasien / mengetahui sendiri, maka harus segera melapor ke
bagian yang mampu menanganinya. Kemudian dibuat laporannya oleh bagian yang
bersangkutan ke Tim PMKPRS.
BAB V
PENUTUP
Dengan adanya panduan pasien risiko jatuh ini maka diharapkan keselamatan pasien di RS
Martha Friska dapat lebih ditingkatkan. Selain itu dengan dapat menilai risiko jatuh, pencegahan
dan penanganannya yang baik, diharapkan dapat menurunkan biaya kesehatan yang dikeluarkan
serta meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pasien yang dirawat di RS Martha Friska.