Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER

METODOLOGI STUDI ISLAM

MOCH GHIYATS LUTFHI NAZMUDDIN


1 AFI A

1. Apa yang sodara ketahui tentang pengertian ruang lingkup islamic studies
(kajian keislaman) ?

Kajian islam atau islamic studies berasal dari dua kata studies (kajian) dan islamic (islam).
Kata Islam menurut Harun Nasution "islam merupakan agama yang ajaran ajarannya di wahyukan
Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW.1 Secara istilah adalah mengacu
kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SWT bukan berasal dari
manusia dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad SAW.2 Sedangkan studies atau kajian
adalah kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan maksud untuk memperoleh keterangan,
mencapai pemahaman yang lebih besar, atau meningkatkan suatu ketrampilan.
Jadi kajian islam adalah secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal
yang berhubungan dengan agama islam. Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam
kenyataannya bukan hanya dilaksanakan oleh kalangan umat islam saja, melainkan juga
dilaksanakan oleh orang-orang diluar kalangan umat islam.
Menurut Muhammad Nur Hakim, tidak semua aspek agama khususnya islam dapat menjadi obyek
studi. Dalam konteks Studi Islam, ada beberapa aspek tertentu dari islam yang dapat menjadi obyek
studi, yaitu:
1. Islam sebagai doktrin dari tuhan yang kebenarannnya bagi pemeluknya sudah final, dalam arti
absolut, dan diterima secara apa adanya.
2. Sebagai gejala budaya yang berarti seluruh apa yang menjadi kreasi manusia dalam kaitannya
dengan agama, termasuk pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.
3. Sebagai interaksi sosial yaitu realitas umat islam.
Sedangkan menurut M.Atho’ Mudzhar menyatakan bahwa obyek kajian islam adalah substansi
ajaran-ajaran islam, seperti kalam, fiqih dan tasawuf. Dalam aspek ini agama lebih bersifat
penelitian budaya hal ini mengingat bahwa ilmu-ilmu keislaman semacam ini merupakan salah satu
bentuk doktrin yang dirumuskan oleh penganutnya yang bersumber dari wahyu Allah melalui
proses penawaran dan perenungan
Sedangkan menurut saya pribadi, berdasarkan sumber sumber yang telah saya baca dan saya
jabarkan diatas, objek kajian islam adalah semua hal yang berhubungan tentang islam, mulai dari
manusianya,ajarannya hingga kitab sebagai pedoman hidupnya.

_____________________
1 Harun Nasution. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. Jilid 1, (Jakarta: UI Press, 1979), hlm. 24
2 Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Metodologi Studi Islam,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1998), hlm. 65.

2. Silahkan sodara jelaskan salah satu dari keempat istilah ini : Islam tradisionalis, islam
modernis, islam fundamentalis dan islam moderat ( pengertian ciri ciri dan faham
keagamaannya).

Fundamental artinya ebagai kata sifat yang memberikan pengertian ”bersifat dasar (pokok);
mendasar”, diambil dari kata ”fundament” yang berarti ”dasar, asas, alas, fondasi”.6 Dengan
demikian, fundamentalisme dapat diartikan dengan paham yang berusaha untuk memperjuangkan
atau menerapkan sesuatu yang dianggap mendasar. 3
Berdasarkan pada pengertian fundamental sendiri, fundamentalisme Islam dapat diartikan sebagai
gerakan umat Muslim yang ingin kembali ke masa lampau dan berniat mengembalikan nilai
fundamental agama contohnya hidup seperti gaya hidup nabi dan para sahabatnya.
Istilah fundamentalisme pada mulanya dipakai untuk menyebut gerakan dalam agama Kristen
Protestan di Amerika Serikat, yang menganut ajaran ortodoksi Kristen yang berdasarkan atas
keyakinan-keyakinan mendasar tertentu. Keyakinan- keyakinan itu adalah:
1. The literal inerrancy of the Scriptures (bahwa Kitab Suci secara harfiah sama sekali tidak
mengandung kesalahan);
2. 2. The second coming of Jesus Christ (bahwa Yesus akan turun kembali ke dunia);
3. 3.The virgin birth (bahwa Yesus dilahirkan dari perawan Maria, bukan dari konsepsi tak
ternoda atau immaculate conception); 4. The physical resurrection of the body (bahwa Yesus
dibangkitkan secara jasmaniyah dari kematian); dan
4. 5 The substitutionary atonement (bahwa Yesus menebus dosa seluruh manusia).4
Karakteristik fundamentalisme adalah skriptualisme, yaitu keyakinan harfiah terhadap kitab suci
yang merupakan firman Tuhan dan dianggap tanpa kesalahan. Dengan keyakinan itu,
dikembangkanlah gagasan dasar yang menyatakan bahwa agama tertentu dipegang secara kokoh
dalam bentuk literal dan bulat tanpa kompromi, pelunakan, reinterpretasi dan pengurangan.5

Beberapa karakteristik islam fundamentalis :


1. Mereka cenderung melakukan interpretasi literal terhadap teks-teks suci agama, dan menolak
pemahaman kontekstual atas teks agama karena pemahaman seperti ini dianggap akan
mereduksi kesucian agama. Dari segi metodologi, pemahaman, dan penafsiran teks-teks
keagamaan, kaum fundamentalis mengklaim kebenaran tunggal. Mereka tidak memberi ruang
(space) kepada pemahaman dan penafsiran selain mereka. Seolah-olah upaya yang dilakukan
oleh penafsir teks lalu dianggap itulah ”kehendak Tuhan”. Hal ini cukup berbahaya karena
ketika terjadi perselingkuhan antara agama dan kekuasaan, maka yang muncul kemudian adalah
otoritarianisme atau kesewenang-wenangan penguasa .6

2. Mereka menolak pluralisme dan relativisme. Bagi kaum fundamentalis, pluralisme merupakan
produk yang keliru dari pemahaman terhadap teks suci. Pemahaman dan sikap yang tidak
selaras dengan pandangan kaum fundamentalis, yang merupakan bentuk dari relativisme
keagamaan.

3. Setiap gerakan fundamentalisme hampir selalu dapat dihubungkan dengan fanatisme,


eksklusifisme, intoleran, radikalisme, dan militanisme. Kaum fundamentalisme selalu
mengambil bentuk perlawanan –yang bukannya tak sering bersifat radikal- terhadap ancaman
yang dipandang membahayakan eksistensi agama dalam bentuk modernitas atau modernisme,
sekularisasi atau tata nilai Barat pada umumnya. Selanjutnya, kekerasan dan fundamentalisme
dalam kesadaran banyak orang sangat sulit untuk dipisahkan. Selain itu, peran media masa
sangat besar dalam penisbahan yang salah kaprah ini. 7

Sedangkan faham keagamaan islam fundamentalis menurut saya, berdasarkan sumber yang saya
baca, initinya islam fundamentalis lebih berpegang teguh pada nilai nilai ajaran islam masa lampau,
karena dianggap sebagai dasar dari berbagai ajaran islam lainnya.

_____________________
3 Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), cet.III, hal. 245.
4 Frederick M. Denny, Islam and The Muslim Community (New York: Herper & Row, 1987), hal. 117.
5 Azyumardi Azra, ”Fenomena Fundamentalisme dalam Islam” dalam Ulumul Qur’an No. 3 Vol. IV, 1993.
6 Abou el-Fadl, Atas Nama Tuhan, Dari Fikih Otoriter ke Fikih Otoritatif, terj. oleh R. Cecep Lukman Yasin (Jakarta: PT Serambi

Ilmu Semesta, 2004), hal. 16.


7 Machasin, “Fundamentalisme dan Terorisme”, hal. 798.

3. Menurut cak nun bahwa sikap pasrah pada tuhan merupakan hakikat dari pengertian
islam. silahkan sodara jelaskan.

Menurut saya, maksud dari ungkapan cak nun tersebut yaitu, kita sebagai manusia tidak ada daya
dan upaya untuk menghadapi masalah tanpa peran tuhan dalam kehidupan, baik itu dalam
menghadapi masalah, maupun setelah melewatinya. Maka dari itu terlepas dari seberapa besar
usaha kita pada akhirnya kita hanya bisa pasarah pada tuhan mengenai hasilnya, karena berserah
diri pada tuhan merupakan bagian dari pengertian islam.

4. Silahkan sodara jelaskan, bahwa islam agama perdamaian dan agama rahmatan lil
a’lamin. kapan dan bagaimana hal itu bisa terealisir dalam kenyataan?

istilah Islam Rahmatan lil Alamin merupakan istilah yang bersumber dan tercantum dalam al-
Qur’an (building in Islam), Allah Swt langsung yang memberikan istilah tersebut untuk menyebut
sebuah ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad akan berdampak positif, inklusif, komprehensif
dan holistik. Gagasan yang tidak memiliki kekurangan dan kelemahan, gagasan yang ‘suci’ dan
gagasan Ilahiah, lebih autentik.
Islam sebagai agama perdamaian , salah satunya karena Islam sama sekali menolak adanya cara-
cara paksa dalam hal agama dan keyakinan. Qur’an Suci menetapkan perkara ini dengan kalimat
yang sangat jelas:
“Tak ada paksaan dalam agama, sesung- guhnya kebenaran itu nyata jelas beda- nya dengan
kesesatan.” (2:256)8

Kapan dan bagaimana terealisasinya? saat seluruh umat islam dapat menjalankan fungsi perannya
sebagai seorang muslim sekaligus sebagai manusia yang pada hakikatnya saling membutuhkan
sebagaimana mestinya. Dalam hal ini seperti saling mengasihi, saling menasehati, juga saling
menghargai pada siapapun tanpa pandang bulu.

_____________________
8 Zahid Aziz, M.Sc., Ph.D. Islam, Perdamaian dan Toleransi. (Yogyakarta: Darul Kutubil Islamiyah,2018), hlm. 23.

5. Para sarjana muslim melakukan kajian keislaman, dengan menggunakan pendekatan


“pola transmisi”, sedangkan sarjana barat menggunakan “pola kajian kritis”.
silahkan sodara jelaskan kedua pola tersebut. sebutkan ciri ciri, dan implikasinya
masing masing.

Pola transmisi adalah suatu pola pendekatan kajian keislaman yang lebih sering dilakukan oleh
sarjana muslim, dimana pola ini melakukan kajian dan penelitian lebih banyak mengulang dari apa
saja yang telah disampaikan oleh gurunya.
Sedangkan kajian kritis merupakan suatu kegiatan membaca, menelaah, menganalisis suatu bacaan,
(buku, artikel, dan laporan hasil penelitian) untuk memperoleh ide-ide, penjelasan, data pendukung
yang mendukung pikiran utama serta memberikan komentar terhadap isi bacaan secara keseluruhan
dari sudut pandang pengkaji.
Cirinya pola kajian kritis lebih berfokus pada mencari data untuk memperkuat pikiran utama, serta
memberi komentar terhadap bacaan secara kesuluruhan yang berasal dari sudut pandang pengkaji.
Berbeda dengan pola kajian kritis, pola transmisi memiliki ciri yaitu, peneliti lebih banyak mengkaji
apa yang telah disampaikan oleh gurunya.

Anda mungkin juga menyukai