stigma negatif dari masyarakat kepada bung fahri. Salah satunya yaitu
ungkapannya mengenai DPR baru yang mungkin, atas keputusannya ‘mereka' bisa
didemo selama 5 tahun.
Disini bung fahri dan segenap barisan dpr periode 2014-2019 diakhir masa
jabatannya merencang kuhp , yang isinya banyak dianggap rancu oleh berbagai
kalangan. Hal ini bisa menjadi stigma negatif, seolah olah bung fahri itu ‘lempar
batu sembunyi tangan’, dan seolah olah diakhir masa jabatannya dia kejar target
untuk membuktikan kinerja kerjanya dengan mensahkan berbagai ruu.
Seolah olah dia sengaja melempar batu pada anggota dpr baru, dalam rangka
menunjukan kepiawaiannya dalam menjabat sebaagai wakil ketua DPR. diperkuat
lagi oleh ungkapannya, “60% DPR adalah anggota baru, Hal ini mengesahkan satu
tesis bahwa masyarakat ingin wakil yang baru”. Ditambah lagi, dia mengungkapkan
bahwa dia tidak maju lagi, tidak mencalonkan lagi. bukan tidak dipilih.
Padahal dengan sistem kebut seperti itu, bisa terjadi banyak kecacatan baik cacat
materiil maupun formil, dikarenakan pengesahan yang tidak sesuai dengan
prosedur. Contohnya mungkin seperti RUU P-KS.
“Jika ada demo berarti ada masalah, panggil menteri dan pemerintahnya!”
Salah satu ungkapan fahri hamzah, yang menurut saya banyak celah tumbuhnya
presepsi negatif.
Dengan mengatakan hal yang demikian DPR seolah olah sengaja membuat rkuhp
kontroversial, padahal hal seperti demo bisa dicegah dengan mengkaji lagi rkuhp
agar tidak menimbulkan demo. Ya maksudnya seperti tindakan pencegahan,
kenapa harus ada api yang tersulut baru dipadamkan, kalo kita bisa menjaganya
agar tidak terusulut?
__________________________________________________________________
https://www.youtube.com/watch?v=ZyFdFSMy-Fk