Anda di halaman 1dari 4

Nama Kelompok: 1.

Khoirun Nisa
2. Tasya Aulia Putri
3. Siti Atika

1. Bagaimanakah sejarah penemuan Enzim?


Pada akhir tahun 1700-an dan awal tahun 1800-an, pencernaan daging oleh
sekresi perut dan konversi pati menjadi gula oleh ekstrak tumbuhan dan ludah
telah diketahui. Namun, mekanisme bagaimana hal ini terjadi belum diidentifikasi.
Pada abad ke-19, ketika mengkaji fermentasi gula menjadi alkohol oleh ragi,
Louis Pasteur menyimpulkan bahwa fermentasi ini dikatalisasi oleh gaya dorong
vital yang terdapat dalam sel ragi, disebut sebagai "ferment", dan diperkirakan
hanya berfungsi dalam tubuh organisme hidup. Ia menulis bahwa "fermentasi
alkoholik adalah peristiwa yang berhubungan dengan kehidupan dan organisasi sel
ragi, dan bukannya kematian ataupun putrefaksi sel tersebut."
Pada tahun 1878, ahli fisiologi Jerman Wilhelm Kühne (1837–1900) pertama
kali menggunakan istilah "enzyme", yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti
"dalam bahan pengembang" (ragi), untuk menjelaskan proses ini. Kata "enzyme"
kemudian digunakan untuk merujuk pada zat mati seperti pepsin, dan kata ferment
digunakan untuk merujuk pada aktivitas kimiawi yang dihasilkan oleh organisme
hidup.
Pada tahun 1897, Eduard Buchner memulai kajiannya mengenai kemampuan
ekstrak ragi untuk memfermentasi gula walaupun ia tidak terdapat pada sel ragi
yang hidup. Pada sederet eksperimen di Universitas Berlin, ia menemukan bahwa
gula difermentasi bahkan apabila sel ragi tidak terdapat pada campuran. Ia
menamai enzim yang memfermentasi sukrosa sebagai "zymase" (zimase). Pada
tahun 1907, ia menerima penghargaan nobel dalam bidang kimia atas riset
biokimia dan penemuan fermentasi tanpa sel yang dilakukannya. Mengikuti
praktek Buchner, enzim biasanya dinamai sesuai dengan reaksi yang dikatalisasi
oleh enzim tersebut. Umumnya, untuk mendapatkan nama sebuah enzim, akhiran
-ase ditambahkan pada nama substrat enzim tersebut (contohnya: laktase,
merupakan enzim yang mengurai laktosa) ataupun pada jenis reaksi yang
dikatalisasi (contoh: DNA polimerase yang menghasilkan polimer DNA).
Penemuan bahwa enzim dapat bekerja diluar sel hidup mendorong penelitian
pada sifat-sifat biokimia enzim tersebut. Banyak peneliti awal menemukan bahwa
aktivitas enzim diasosiasikan dengan protein, namun beberapa ilmuwan seperti
Richard Willstätter berargumen bahwa proten hanyalah bertindak sebagai
pembawa enzim dan protein sendiri tidak dapat melakukan katalisis. Namun, pada
tahun 1926, James B. Sumner berhasil mengkristalisasienzim urease dan
menunjukkan bahwa ia merupakan protein murni. Kesimpulannya adalah bahwa
protein murni dapat berupa enzim dan hal ini secara tuntas dibuktikan oleh
Northrop dan Stanley yang meneliti enzim pencernaan pepsin (1930), tripsin, dan
kimotripsin. Ketiga ilmuwan ini meraih penghargaan Nobel tahun 1946 pada
bidang kimia.
Penemuan bahwa enzim dapat dikristalisasi pada akhirnya mengijinkan struktur
enzim ditentukan melalui kristalografi sinar-X. Metode ini pertama kali diterapkan
pada lisozim, enzim yang ditemukan pada air mata, air ludah, dan telur putih, yang
mencerna lapisan pelindung beberapa bakteri. Struktur enzim ini dipecahkan oleh
sekelompok ilmuwan yang diketuai oleh David Chilton Phillips dan dipublikasikan
pada tahun 1965. Struktur lisozim dalam resolusi tinggi ini menandai dimulainya
bidang biologi struktural dan usaha untuk memahami bagaimana enzim bekerja
pada tingkat atom.(Wikipedia, 2019).

2. Apakah yang dimaksud dengan enzim?


Enzim adalah suatau biomolekul.berupa protein yang memiliki fungsi sebagai
katalis atau senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa ikut bereaksi.
3. Bagaimanakah struktur enzim?
Enzim terdiri atas apoenzim yang merupakan protein dan holoenzim (buakn
protein) yaitu kofaktor. Kofaktor tterdiri atas gugus prostetik ( ion dan vitamin)
dan koenzim (NAD. NADP, FAD, dan Asam Folat).

4. Apakah fungsi enzim bagi tubuh makhluk hidup?


Enzim pada hakikatnya merupakan katalis efektif, yang bertanggung jawab bagi
terjadinya reaksi kimia terkoordinasi yang terlibat dalam proses biologi dari sistem
kehidupan. Fungsi utama suatu enzim ialah sebagai katalis untuk proses biokimia
yang terjadi dalam sel maupun di luar sel (Murray,RK, 2003).
Kegunaan biomedis enzim :
Enzim fungsional: enzim intrasel atau ekstrasel yang masih melakukan fungsi
reaksi enzimatis. Contoh enzimekstrasel: lipoprotein lipase, proenzim untuk
pembekuan darah.
Enzim nonfungsional: Jika sel mengalami kerusakan,maka enzim intrasel keluar
dan masuk ke dalam peredaran darah dan tidak berfungsi.

5. Apakah enzim memiliki peranan penting dalam tubuh makhluk hidup?


Enzim memiliki peranan penting dalam tubuh makhluk hidup

6. Keterkaitan enzim dengan protein


Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia. Suatu
Pengantar Bila zat ini tidak ada maka proses-proses tersebut akan teljadi lambat
atau tidak berlangsung sama sekali. Hampir semua enzim· merupakan protein.
Enzim adalah biokatalisator, yang artinya dapat mempercepat reaksi- reaksi biologi
tanpa mengalami perubahan struktur kimia. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh
enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah molekul
tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Hampir semua
proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cepat.
Menurut Kuhne (1878), enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu di
dalam ragi. Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah
suatu protein yang berupa molekul-molekul besar. Pada enzim terdapat bagian
protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan bagian
yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus prostetik,
biasanya berupa logam seperti besi, tembaga, seng atau suatu bahan senyawa
organik yang mengandung logam. Apoenzim dan gugus prostetik merupakan suatu
kesatuan yang disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian enzim yang apoenzim dan
gugus prospetiknya tidak menyatu. Bagian gugus prostetik yang lepas kita sebut
koenzim, yang aktif seperti halnya gugus prostetik. Contoh koenzim adalah
vitamin atau bagian vitamin (misalnya: vitamin B1, B2, B6, niasin dan biotin).

7. Bagaimanakah sintesis enzim?

Anda mungkin juga menyukai