Bab-08-1986-Cek 20090203144825 1797 7
Bab-08-1986-Cek 20090203144825 1797 7
BAB VIII
INDUSTRI
I.PENDAHULUAN
VII/3
industri; pengembangan industri permesinan dan elektronika; pe-
ngembangan industri kecil; pengembangan ekspor hasil industri;
pengembangan kemampuan perangkat lunak, dalam bidang-bidang pe-
nelitian terapan; rancang bangun dan perekayasaan. Dalam pelak-
sanaannya pendalaman struktur tersebut sejauh mungkin dilandasi
dengan program keterkaitan, baik keterkaitan antar industri
maupun keterkaitan antara industri dengan sektor ekonomi lain-
nya.
VII/14
sinan mendorong terciptanya keterkaitan yang erat antara indus -
tri tersebut dengan kegiatan industri kecil dalam bentuk hu-
bungan subkontrak dan sistem bapak-angkat/anak-angkat yang Sa-
ling menguntungkan.
VIII/5
dustri ini adalah industri yang menghasilkan sentral telepon,
transformator distribusi, kWh meter, kertas sigaret/rumah tang-
ga, zink oksida.
Dalam pada itu jumlah tenaga kerja baru yang dapat diserap
oleh seluruh kelompok industri pada tahun 1985/86 mencapai jum-
lah kurang lebih 621.500 orang yang berarti menunjukkan kenaik-
an sebesar 76% dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja yang da-
VIII/6
pat diserap pada tahun 1984/85. Dari jumlah tersebut, 8.000
orang diserap oleh kelompok industri kimia dasar, 12.000 orang
oleh kelompok industri mesin dan logam dasar, 44.500 orang oleh
ke-lompok aneka industri dan 557.000 orang oleh industri kecil.
VIII/7
katnya kemampuan teknologi di samping juga adanya peningkatan
permintaan akan hasil-hasil barang logam. Namun demikian keter-
gantungan pada impor di sektor ini masih cukup besar. Sekitar
96% hasil produksi industri ini digunakan untuk pemenuhan kebu-
tuhan dalam negeri sedangkan sisanya sebesar 4% untuk diekspor.
V111/8
yang menonjol dari kegiatan industri ini antara lain mesin bor
(drilling machine), mesin freis (milling machine), mesin tekuk
(bending machine), mesin roll (rolling machine) dan mesin po-
tong. Pada tahun kedua Repelita IV produksi mesin-mesin ini me-
ningkat terus seperti tampak dalam Tabel VIII-1. Dibandingkan
dengan hasil produksi pada tahun sebelumnya, kenaikan hasil me -
sin-mesin tersebut untuk tahun 1985/86 tercatat masing-masing
sebesar 65%, 42%, 796%, 500% dan 170%.
VIII/9
TABEL VIII - 1
VIII/10
Lanjutan Tabel VIII - 1
Repelita IV
No. Jenis Barang Satuan 1983/84
1984/85 1985/86
V. INDUSTRI ELEKTRONIKA
41. Sentral Telepon Otomat dan PABX line unit 45.000 42.000 *) 80.000
42. HF - SSB buah 2.500 2.700 1.957
43. Radio Broadcast buah 20 20 5
44. Radio Transmitter buah 10 30 13
45. Radio d Wind Sonde buah - 5.000 -
46. PCM/Multiplex buah 2.500 6.500 7.622
47. Stasiun Bumi Kecil buah 8 10 10
48. VHF/UHF Single Channel buah 1.400 2.250 4.022
49. TV Relays Station buah 50 120 30
50. Integrated Circuit juta unit 639 600.929 274.971
51. Pesawat Telepon buah 40.300 37.500 112.022
52. Radio Mobil Telephone
- Radio Base Station buah 3 6 1
- Radio Mobil buah 600 1.200 1.060
53. Rural Telephone base/ball 15/750 28/1.400 10/500
54. Komputer Mikro buah - 5 2.561
VIII/11
Lanjutan Tabel VIII - 1
VIII/12
No. Jenis Barang Satuan 1983/84
Repelita IV
1984/85
1985/86
VIII. INDUSTRI PESAWAT TERBANG
*) Angka diperbaiki
GRAFIK V I I I - 1
PRODUKSI INDUSTRI MESIN DAN LOGAM DASAR.
1983/84 - 1985/86
VIII/13
36.000 buah, sedangkan pada tahun 1985/86 produksinya turun
menjadi 10.691 buah, 485 buah, 20.833 buah dan 5.667 buah, atau
masing-masing mengalami penurunan produksi sebesar 40,4%,
82,9%, 35,8% dan 84,3%. Sedangkan untuk jenis transformator
tenaga, kWh meter, MCB dan transformator distribusi, pada tahun
1985/86 mengalami peningkatan produksi masing-masing sebesar
10,7%, 65,4%, 5,2% dan 107,6% dibandingkan dengan produksi ta-
hun 1984/85.
VIII/14
Demikian juga untuk produksi alat-alat mobil. Hampir semua
produksi yang dihasilkan pada tahun 1985/86 mengalami penurunan
dibandingkan dengan produksi tahun 1984/85, kecuali untuk oil
dan air filter, piston dan piston ring yang masing-masing meng -
alami peningkatan sebesar 130,6%, 10,0% dan 12,5%.
VIII/15
nyai kemampuan untuk melakukan disain enjinering, konstruksi
dan pembuatan mesin peralatan. Produksi mesin peralatan pabrik
kelapa sawit, mesin peralatan pabrik gula, mesin pengolah kopi
dan mesin peralatan pabrik karet pada tahun 1984/85 mencapai
masing-masing 9.420 ton, 1.700 ton, 31 buah dan 1.050 ton. Pada
tahun 1985/86 produksinya 10.200 ton, 9.375 ton, 1.050 ton dan
1.675 ton, atau masing-masing mengalami peningkatan sebesar
8,3%, 451,5%, 3287,1% dan 59,5%. Sementara itu produksi mesin
diesel, tangki baja dan konstruksi baja pada tahun 1985/86
mengalami penurunan sebesar 14%, 11,5% dan 6,3% dibandingkan
dengan produksi tahun 1984/85. Sejalan dengan perkembangan in-
dustri mesin dan peralatan pabrik ini, produksi ketel uap kecil
dan besar serta blower pada tahun 1985/86 meningkat 71,4%,
106,3% dan 33,3% dibandingkan dengan produksi tahun 1984/85.
VIII/16
menjadi 11.000 ton pada tahun 1985/86 atau meningkat sebesar
10%. Produksi alumunium sheet sebesar 24.500 ton pada tahun
1984/85 meningkat sebesar 8,2% menjadi 26.500 ton pada tahun
1985/86. Dalam industri tembaga, produksi batang tembaga pada
tahun 1985/86 mengalami peningkatan 17,7% dibandingkan dengan
pada tahun 1984/85. Batang tembaga yang merupakan bahan baku
untuk industri kabel, pada tahun 1984/85 produksinya baru men-
capai sebesar 17.000 ton dan pada tahun 1985/86 mencapai 20.000
ton.
VIII/17
dang teknologi, pasar, pengadaan bahan baku, sistem perlindung-
an, program penanggalan, program keterkaitan dan sistem SII.
VIII/18
Jumlah SII dari komoditi industri mesin dan logam dasar
masih relatif kecil, sedangkan masalah yang dihadapi dalam
pangujian antara lain tingginya biaya pengujian karena penye-
baran balai-balai pengujian yang masih belum merata sebagaimana
penyebaran industrinya. Juga balai-balai pengujian yang ada be -
lum terkoordinasi dalam suatu sistem yang terintegrasi.
VIII/19
katan efisiensi teknik produksi melalui upaya-upaya penghemat-
an energi; peningkatan keterkaitan baik di dalam sektor indus-
tri sendiri maupun dengan sektor-sektor ekonomi lainnya; dan
mendorong terealisasinya program ekspor melalui peningkatan pe-
manfaatan keunggulan komparatif dalam rangka menunjang kebijak-
sanaan ekspor non migas.
VIII/20
produksi pestisida. Selama dua tahun pertama Repelita IV pro-
duksinya telah meningkat dengan pesat, yaitu dari 500 ton pada
tahun 1984/85 menjadi 3.300 ton pada tahun 1985/86. Produksi
pestisida juga mengalami peningkatan dari 40.600 ton pada akhir
Repelita III menjadi 50.700 pada tahun 1984/85 dan 53.100 ton
pada tahun 1985/86 atau naik 4,6% dibanding dengan tahun perta-
ma Repelita IV.
VIII/21
sing-masing sebesar 5,6%, dan 5,9%, sedangkan yang lainnya se-
perti kimia tekstil, synthetic resin, PVC resin, serta adhesive
resin mengalami kenaikan masing-masing sebesar 18,8%, 19,2%,
7,4% dan 7,3%.
VIII/22
TABEL VIII - 2
PRODUKSI INDUSTRI KIMIA DASAR
1983/84 - 1985/86
VIII/23
GRAFIK V I I I — 2
PRODUKSI INDUSTRI KIMIA DASAR.
1983/84 — 1985/86
VIII/24
ekspor menunjukkan kenaikan seperti urea, semen Portland, klin-
ker, amonia, ban luar kendaraan bermotor roda empat, pulp dan
kertas budaya. Komoditi yang paling menonjol kenaikannya adalah
urea sebesar 173,5% dan ban luar kendaraan bermotor roda empat
sebesar 168,1%. Ban kendaraan bermotor roda empat tidak hanya
di eskpor ke negara-negara berkembang saja, tetapi juga ke ne -
gara-negara maju. Sementara itu beberapa komoditi lain seperti
kaca lembaran, ethyl alkohol, kertas industri dan synthetic or-
ganik dyestuff mengalami penurunan nilai ekspor yang cukup be-
sar.
VIII/25
3. Aneka Industri
VIII/26
pendalaman struktur meliputi peningkatan keterkaitan antara in-
dustri kecil dengan industri menengah dan industri besar, teru-
tama industri permesinan dan industri-industri yang menghasil-
kan bahan baku industri. Sementara itu, pengembangan kelompok
industri ini diarahkan sejauh mungkin untuk memanfaatkan bahan
baku dalam negeri. Di samping itu dilakukan usaha-usaha untuk
meningkatkan keterkaitan dengan sektor ekonomi lainnya antara
lain sektor pertanian, kehutanan, pertambangan dan jasa.
VIII/27
Selanjutnya diambil langkah-langkah bagi pengembangan pro-
duksi, usaha optimalisasi kapasitas terpasang dengan meningkat-
kan efisiensi dan produktivitas permesinan dan tenaga kerja,me-
ningkatkan kualitas produk serta mengembangkan disain dan di-
versifikasi produk sesuai dengan permintaan pasar.
VIII/28
alih teknologi dalam rangka peningkatan efisiensi dan produkti-
vitas melalui , pendalaman struktur industri maupun pemanfaatan
teknologi canggih.
VIII/29
TABEL VIII - 3
PRODUKSI ANEKA INDUSTRI.
1983/84 - 1985/86
VIII/3
0
mengolah bahan baku dalam negeri, seperti garam, minyak goreng
kelapa, kayu lapis, galas dan botol; industri yang sebagian be-
sar di ekspor, seperti kayu lapis, pakaian jadi, baterai ke-
ring; industri yang menghasilkan kebutuhan rakyat, seperti mi-
nyak goreng kelapa, sabun mandi, tapal gigi; industri yang me-
nunjang sektor pertanian, seperti pipa PVC, alat semprot hama;
serta industri yang mempunyai keterkaitan luas dengan industri
kecil, antara lain tekstil lembaran, sepatu karet/kanvas.
VIII/31
relatif tinggi dibandingkan dengan produk-produk sejenis dari
luar negeri. Sedangkan dalam rangka ekspor, masalah yang sering
dihadapi antara lain adalah keterbatasan kemampuan teknis dan
manajemen dalam negeri sehingga mutu dan harga kalah bersaing di
pasaran internasional, disamping masalah kuota yang juga me-
rupakan hambatan dalam rangka pengembangan ekspor kelompok
aneka industri.
VIII/32
adalah masih kurangnya minat industri dalam negeri untuk meng-
gunakan mesin dan peralatan buatan dalam negeri dengan alasan
mutu yang rendah dan harga yang lebih tinggi dibandingkan de-
ngan impor.
4. Industri Kecil
VIII/33
Untuk LIK yang telah berdiri, dilaksanakan program konsoli-
dasi yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan usaha indus-
tri. Untuk membantu upaya para pengusaha industri kecil guna
meningkatkan mutu produksinya, pada beberapa sentra tertentu
dan LIK/PIK, didirikan Unit Pelayanan Teknis (UPT). Sampai
tahun 1983/84 telah didirikan sebanyak 149 UPT.
VIII/34
Sejalan dengan usaha peningkatan pembinaan sentra industri
kecil dalam Repelita IV, jumlah sentra yang telah dibina pada
tahun 1985/86 meningkat dengan 18,15% dari tahun 1984/85 yaitu
dari 1.322 sentra menjadi 1.562 sentra. Dari hasil pembinaan
sentra-sentra selama dua tahun pertama pelaksanaan Repelita IV
ternyata di semua propinsi di Indonesia kecuali daerah Aceh dan
Sumatera Utara, jumlah sentranya selalu mengalami peningkatan.
Di daerah Aceh tahun 1984/85 (29 sentra) turun dibandingkan
dengan tahun 1983/84 (34 sentra) dan pada tahun 1985/86 naik
menjadi 36 sentra. Sebaliknya jumlah sentra di daerah Sumatera
Utara pada tahun 1984/85 (106 sentra) meningkat bila dibanding-
kan dengan tahun sebelumnya (96 sentra), namun pada tahun
1985/86 menurun menjadi 36 sentra.
VII1/35
menjadi 4.700.000 orang pada tahun 1984/85 dari 4.400.000 orang
pada tahun 1983/84 dan seterusnya pada tahun 1985/86 meningkat
lagi menjadi 5.200.000 orang. Dari data tersebut terlihat sela-
ma dua tahun pertama Repelita IV industri kecil telah mampu
menampung sekitar 800.000 orang atau 90% dari target penyerapan
tenaga kerja sebesar 930.000 orang, sehingga diharapkan sasaran
penyerapan tenaga kerja oleh industri kecil tercapai, bahkan
mungkin dapat melampaui.
VIII/36
TABEL VIII - 4
* ) Angka sementara.
Tidak termasuk garment, kulit dan barang dari k u l i t ,
furniture dan kerupuk
kerajinan sendiri, perusahaan industri besar, menengah, sektor
jasa maupun usaha-usaha ekonomi lainnya sehingga dapat memberi-
kan dampak yang positip terhadap pembangunan nasional. Sebagai
pendukung usaha tersebut pemerintah memberikan penghargaan Upa-
karti kepada mereka yang telah berjasa dan berprestasi di dalam
melaksanakan program keterkaitan dalam pengembangan industri
kecil dan kerajinan, sedangkan tujuan daripada penghargaan
tersebut adalah untuk mendorong partisipasi masyarakat luas un-
tuk berperan dalam pengembangan industri kecil dan kerajinan.
VIII/38
relatip kecil, serta modal usaha yang masih terbatas. Sumber
dana industri kecil sebagian berasal dari luar lembaga keuang-
an. Hal ini terutama karena adanya persyaratan perbankan yang
kurang mampu dipenuhi oleh pihak pengusaha. Hambatan lain yang
juga dihadapi yaitu di bidang tatalaksana dan organisasi yang
masih lemah.
VIII/39