Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Laporan Kuliah Kerja Lapangan ini disusun berdasarkan apa yang telah
penulis lakukan pada saat dilapangan yakni pada Badan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah Kota Bogor yang mulai dari tanggal 18 Februari 2019 sampai
dengan 18 April 2019. Laporan kuliah kerja lapangan ini disusun dengan judul “
ANALISIS PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH MENURUT
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 27 TAHUN 2017 PADA
PEMERINTAH KOTA BOGOR”. Laporan ini merupakan salah satu
persyaratan wajib yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa untuk menyusun
laporan akhir.
iv
7. Teman-teman mahasiswa seperjuangan Fakultas Ekonomi Universitas Nusa
Bangsa yang senantiasa selalu mendukung.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
terlibat dalam penyusunan laporan magang ini dari awal hingga akhir. Semoga
Tuhan senantiasa memberkati segala usaha kita.
Selain itu, penulis menyadari bahwa didalam penulisan laporan magang ini
masih terdapat banyak kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati penulis
memohon kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Akhir kata penulis berharap agar upaya ini bisa mencapai maksud yang
diinginkan dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua orang.
v
DAFTAR ISI
vi
LAMPIRAN 2 REKAP ASET MILIK DINAS RUMKIM ................................................. 16
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I PENDAHULUAN
1
bergerak dan barang tidak bergerak yang melaksanakan pengelolaanya yakni melalui Badan
Pengelolaan Keuangan Keuangan dan Aset Daerah pada bidang aset Kota Bogor.
Pengelolaan barang milik daerah di Kota Bogor mempunyai dasar hukum pada
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.
Pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2014 Pasal 2 disebutkan bahwa Barang Milik
Daerah meliputi barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja
Negara atau Daerah dan barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah. Barang yang
dimaksud adalah barang yang diperoleh dari hibah dan sumbangan atau yang sejenis, barang
yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian atau kontrak, barang yang diperoleh sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau barang yang diperoleh berdasarkan
putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap.
Permasalahan yang sering terjadi pada pemerintah daerah dalam pengelolaan barang
milik daerah adalah belum diterapkan secara benar aturan pengelolaan barang milik daerah
yang berakibat pada pengadaan barang yang belum sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
SKPD, penggunaan barang milik daerah yang tidak sesuai penetapan penggunaan, barang
barang rusak dan usang hanya dibiarkan begitu saja, belum lengkap administrasi aset daerah
sehingga rawan hilang dan dicuri, barang-barang yang dibiarkan dan tidak terpelihara diambil
alih pihak lain, laporan administrasi barang milik daerah oleh SKPD sering terlambat, barang
yang tidak dikembalikan ke SKPD oleh pejabat yang telah pensiun, rendahnya kinerja pengurus
dan penyimpan barang milik daerah untuk menjaga dan merawat barang milik daerah ditambah
lagi aparatur daerah yang kurang berkompetensi.
Barang milik daerah mutlak menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah.
Mengingat pengelolaan barang milik daerah memberikan dampak bagi jalannya roda
pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat dan salah satu dasar dalam pemberian opini oleh
BPK. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan barang milik
daerah menurut PP No. 27 Tahun 2014 pada Pemerintah Kota Bogor. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis kesesuaian pengelolaan barang milik daerah Kota Bogor dengan
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2014 di Kota Bogor. Bagi Pemerintah Kota Bogor
diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam mengambil
keputusan/ kebijakan mengenai pengelolaan barang milik daerah Kota Bogor. Bagi dunia
pendidikan, diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu yang berkaitan dengan
2
masalah pengelolaan barang milik daerah dan memperkuat teori-teori yang telah berkembang
sebelumnya, serta sebagai referensi terhadap jenis penelitian yang sama.
Manfaat magang Bagi Pemerintah Kota Bogor diharapkan penelitian ini dapat
memberikan sumbangan pemikiran dalam mengambil keputusan/ kebijakan mengenai
pengelolaan barang milik daerah Kota Bogor. Bagi dunia pendidikan, diharapkan dapat
bermanfaat bagi perkembangan ilmu yang berkaitan dengan masalah pengelolaan barang milik
daerah dan memperkuat teori-teori yang telah berkembang sebelumnya, serta sebagai referensi
terhadap jenis penelitian yang sama.
Penulis melaksanakan kegiatan magang selama dua bulan, pada tanggal 18 Februari
sampai dengan tanggal 18 April 2019 yang telah ditetapkan oleh program Fakultas Ekonomi
Universitas Nusa Bangsa.
3
BAB II DESKRIPSI INSTITUSI MITRA
2.1. Sejarah Singkat Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Bogor
Pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2014 Pasal 2 disebutkan bahwa
Barang Milik Daerah meliputi barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran
pendapatan dan belanja Negara atau Daerah dan barang yang berasal dari perolehan lainnya
yang sah. Atas dasar ketentuan tersebut yang semula Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Aset Daerah ( DPPKAD ) di ubah menjadi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kota Bogor, mengingat beban tugas yang semakin berat dengan pelimpahan kewenangan
dalam pengelolaan keuangan daerah secara umum maka Organisasi Perangkat Badan,
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah perlu ditunjang dengan Jabatan Struktural yang
relevan dengan tugas pokok dan fungsinya sehingga beban tugas kedinasan dapat dilaksanakan
secara merata oleh pejabat struktural yang mengemban.
Adapun struktur organisasi perangkat Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah terdiri
atas :
1. Kepala Badan
2. Sekretaris, membawahi :
a. Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Kepala Sub Bagian Keuangan
c. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan
3. Kepala Bidang Anggaran, membawahi :
a. Sub Bidang Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
b. Sub Bidang Administrasi Anggaran
4. Kepala Bidang Akuntansi dan Perbendaharaan, membawahi:
a. Sub Bidang Akuntansi
b. Sub Bidang Perbendaharaan
5. Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Aset, membawahi :
a. Sub Bidang Pengendalian Aset
b. Sub Bidang Perencanaan Evaluasi Aset
6. Kepala Bidang Pentausahaan dan Penggunausahaan, membawahi:
a. Sub Bidang Penatausahaan Aset
b. Sub Bidang Penggunausahaan Aset
4
2.3.Visi dan Misi Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Bogor
Visi dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Bogor adalah’’
TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH YANG
AKUNTABEL DAN PROFESIONAL SEBAGAI PENDUKUNG UTAMA
PEMERINTAHAN DAERAH”
Meningkatkan tata kelola keuangan dan aset daerah yang tertib dan akuntabel.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan keuangan dan aset
daerah Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan keuangan
dan aset daerah.
5
BAB III HASIL KERJA PRAKTIK
Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan PP No. 27 Tahun 2014, maka Bupati
adalah pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah dibantu oleh Sekda sebagai
Pengelola barang milik daerah. Sebagai Pembantu Pengelola barang milik daerah Kota
Bogor adalah PPKD (Pejabat Pengelola Keuangan Daerah) yaitu Kepala Dinas Pengelola
Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah. Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi dalam
pengelolaan barang milik daerah seperti yang telah diamanatkan, maka pengelolaan barang
milik daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset
daerah membawahi Bidang Aset dengan dibantu oleh Seksi Pengelolaan Aset, Seksi
Inventarisir Aset, Seksi Analisa. Kepala SKPD adalah pengguna barang milik daerah
dibantu oleh Pengurus Barang, Penyimpan Barang dan Atasan Langsung Pengurus Barang.
Dinas Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah memiliki sifat yang khas, karena
Kepala Dinas Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah bertindak sebagai Kepala
SKPKD dan SKPD. Sesuai dengan Perda No. 4 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang
Milik Daerah di Kota Bogor maka Dinas Pengelola Keuangan, Pendapatan dan Aset Daerah
mempunyai tugas dan fungsi mengkoordinir penyelenggaraan pengelolaan barang milik
daerah pada SKPD.
3.2. Pembahasan
6
Barang menjadi rencana kebutuhan barang milik daerah tidak terlaksana. Penerapan
kebijakan pengelolaan barang milik daerah memerlukan kerja sama antara pihak-pihak
yang terkait dengan pengelolaan barang milik daerah. Oleh karena itu, dibutuhkan
komunikasi yang baik antara pihak-pihak tersebut. Komunikasi dalam organisasi
merupakan suatu proses yang amat kompleks dan rumit (Edwards III, 1980 dalam Juanda,
2011).
b. Pengadaan
Pengadaan barang milik daerah merupakan proses yang panjang dan rumit sehingga
membutuhkan penjelasan lebih detail dalam peraturan yang secara khusus mengatur
mekanisme pengadaan yakni Perpres No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah. Mardiasmo (2000) dikutip Hasfi (2013) menyatakan bahwa pengelolaan
barang harus memenuhi akuntabilitas proses terkait dengan dipatuhinya prosedur yang
digunakan dalam melaksanakan pengelolaan kekayaan daerah, termasuk didalamya
dilakukan compulsory competitive tendering contract (CCTC) dan penghapusan mark-up.
Untuk itu perlu kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen, dan
prosedur administrasi.
c. Penggunaan
Penetapan status penggunaan oleh Pemerintah Kota Bogor dilakukan sebagai upaya
penegasan pemakaian barang milik daerah dalam rangka tertib pengelolaan barang dan
kepastian hak, wewenang dan tanggungjawab kepada SKPD. Penetapan status penggunaan
berdasarkan dari usulan SKPD ke pengelola barang melalui Bidang Aset yang nantinya
diterbitkan SK Penggunaan. Penetapan status pengunaan dilakukan agar barang milik
daerah mendapat pengamanan, tidak disalahgunakan, mudah dilakukan pengawasan dan
dapat dipertanggungjawabkan penggunaannya. Hal ini mendukung studi Juanda (2011)
bahwa prinsip good governance yaitu akuntabilitas.
d. Pemanfaatan
Pemanfaatan barang milik daerah yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor sebagai
upaya untuk mendayagunakan barang milik daerah yang tidak digunakan untuk
penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD serta untuk optimalisasi barang milik daerah
dengan tidak mengubah status kepemilikannya. Mardiasmo (2000) dikutip Hasfi (2013)
menyatakan bahwa prinsip akuntabilitas publik harus dipenuhi dalam rangka pengelolaan
7
barang milik daerah. Akuntabilitas publik yang harus dipenuhi terkait dengan akuntabilitas
kejujuran dan akuntabilitas hukum.
f. Penilaian
Nilai aset yang disajikan dalam neraca daerah merupakan nilai historis/nilai buku,
sehingga diperlukan penilaian kembali atas aset untuk mendapatkan nilai wajar meiputi
seluruh aset yang dimiliki Pemerintah Kota Bogor. Penilaian yang dilaksanakan
Pemerintah Kota Bogor dilakukan oleh KPKNL dalam 173 pengelolaan barang milik
daerah sebagai upaya untuk mendukung kepastian nilai dengan adanya ketepatan jumlah
dan nilai barang. Hasil ini mendukung studi yang dilakukan Simamora (2012) yang
menyatakan bahwa penilaian merupakan suatu proses kegiatan penelitian yang selektif
didasarkan pada data/fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknik
tertentu untuk memperoleh nilai barang milik daerah.
g. Pemindahtanganan
Pemindahtanganan barang milik daerah yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor
dilakukan melalui penjualan, tukar menukar, hibah, penyertaan modal. Pemindahtanganan
dilakukan terhadap barang yang sudah tidak diperlukan lagi dan sudah tidak dapat
digunakan dalam pelaksanaan tugas pemerintahan setelah sebelumnya ditentukan nilainya
dalam penilaian barang milik daerah. Chabib Sholeh dan Heru Rochmansjah (2010) serta
Darise (2009) menyebutkan bahwa pemindahtanganan barang milik daerah berdasarkan
8
asas kepastian nilai yaitu adanya ketepatan jumlah dan nilai barang yang akan dilakukan
pemindahtanganan.
h. Pemusnahan
Pemusnahan barang dapat dilakukan terhadap barang yang sudah tidak dapat
dimanfaatkan lagi, kadaluarsa atau tidak dapat dipindahtangankan dalam hal ini rusak dan
yang jikalau harus dijual maka biaya yang timbul untuk penjualan akan lebih besar dari
manfaat ekonomi yang di dapat. Penelitian ini mendukung hasil penelitian Tukunang
(2016) bahwa pemusnahan dilakukan karena tidak laku dijual, rusak, kadaluwarsa,
membahayakan kepentingan umum, atau karena ketentuan peraturan perundangan yang
mengharuskan untuk dimusnahkan.
i. Penghapusan
Penghapusan barang milik daerah oleh Pemerintah Kota Bogor yang dilakukan melalui
Bidang Aset sebagai tindakan membebaskan SKPD dari tanggung jawab penguasaan
terhadap barang milik daerah secara fisik dan secara administrasi dengan menghapus dari
daftar barang milik daerah. Subagya (1995) mendefinisikan penghapusan sebagai kegiatan
dan usaha-usaha pembebasan barang dari pertanggungjawaban sesuai peraturan atau
perundang-undangan yang berlaku. Penghapusan barang milik daerah yang dilakukan
Bidang Aset meliputi penghapusan dari daftar barang pengguna atau SKPD dan dari daftar
barang milik daerah Pemerintah Kota Bogor.
j. Penatausahaan
Proses penatausahaan yang dikoordinasikan Bidang Aset sudah menggunakan aplikasi
simda-BMD, dimana SKPD langung melakukan input data ke Simda-BMD menurut
perkiraan neraca yang terdiri dari aset lancar, aset tetap dan aset lainnya. Penatausahaan
barang milik daerah harus memenuhi akuntabilitas publik yang menurut Rahman (2000)
dikutip Lukow (2013) merupakan prinsip yang menjamin bahwa setiap kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka oleh pelaku
kepada pihak-pihak yang terkena dampak penerapan kebijakan. Pertanggungjawaban
barang milik daerah melalui laporan keuangan daerah khususnya didalam neraca daerah
sering terhambat sebagai akibat dari SKPD yang terlambat dalam menyampaikan laporan
barang milik daerah ke Bidang Aset.
9
k. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian
Pembinaan yang dilakukan Pemerintah Kota Bogor melalui Bidang Aset dilakukan
dengan pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, dan supervisi untuk menjamin
kelancaran penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah. Dalam pembinaan
pengelolaan barang, bimbingan sangat diperlukan karena pedoman tertulis masih bisa
menimbulkan perbedaan persepsi dari Kepala SKPD, pengurus dan penyimpan barang.
Pengawasan dan pengendalian merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari proses
pengelolaan barang milik daerah Pemerintah Kota Bogor, hal ini dimulai sejak dari
perencanaan sampai kepada pelaporan.
10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pada dasarnya, pengelolaan barang milik daerah telah diusahakan dilaksanakan sesuai dengan
aturan yang berlaku, walaupun ada hambatan dalam melaksanakan pengelolaan barang milik
daerah seperti belum adanya regulasi di daerah berupa Perda pengelolaan barang berdasarkan
PP 27 Tahun 2014, keterbatasan pengetahuan dan pemahaman sumber daya manusia dan
kurangnya komitmen pimpinan SKPD dalam pengelolaan barang milik daerah;
2. Perencanaan barang milik daerah Pemerintah Kota Bogor terhambat oleh karena tidak
dimasukkannya data perencanaan setiap SKPD yang diminta Bidang Aset untuk dihimpun
menjadi rencana kebutuhan barang milik daerah. Rencana kebutuhan barang yang tidak
dihimpunkan ke Bidang Aset bukan berarti perencanaan tidak dibuat SKPD, tapi sebagai
dampak peralihan peraturan pengelolaan barang milik daerah ke aturan yang terbaru.
Pertanggungjawaban barang milik daerah melalui laporan keuangan daerah khususnya didalam
neraca daerah sering terhambat sebagai akibat dari SKPD yang terlambat dalam menyampaikan
laporan barang milik daerah ke Bidang Aset. Proses-proses pengelolaan barang milik daerah
yang lainnya sesuai tahapan telah berjalan baik
Saran
1. Perlu segera menetapkan Perda pengelolaan barang milik daerah yang berpedoman pada PP
No. 27 Tahun 2014 dan Permendagri 19 Tahun 2016 yang baru diterbitkan Pemerintah sehingga
pelaksanaan pengelolaan barang milik daerah di Kota Bogor mendapat kepastian hukum;
2. Pemerintah Kota Bogor perlu menetapkan standar operasional prosedur pengelolaan barang
untuk memudahkan pemberian tugas dan tanggungjawab, memudahkan pemahaman
pengelolaan barang milik daerah, mempermudah dalam mengetahui terjadinya kegagalan
sistem dan penyelewengan kewenangan, memudahkan dalam kontrol ketepatan waktu
pelaporan dan monitoring;
3. Pemerintah Kota Bogor perlu mengadakan sosialisasi, bimbingan dan pelatihan teknis bagi
kepala SKPD, pengurus dan penyimpan barang milik daerah untuk meningkatkan komitmen,
pemahaman dan kapasitas mereka dalam melakukan pengelolaan barang milik daerah;
4. Pemerintah Kota Bogor perlu menetapkan pengendalian dan pengawasan yang meliputi
seluruh tahap dalam pengelolaan barang milik daerah. Pengendalian dan pengawasan dilakukan
oleh pejabat yang memang memiliki kapasitas dalam pengendalian dan pengawasan barang
milik daerah.
11
DAFTAR PUSTAKA
Chabib Soleh dan Heru Rocmansjah. 2010. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
Jakarta : Fokus Media Crhistine, Amela E. 2014. Perbandingan PP 27 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dengan PP 6 Tahun 2006 dan
PP 38 Tahun 2008. Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.
Darise, Nurlan. 2009. Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta : PT Indeks.
Juanda. 2011. Implementasi Good Governance Dalam Proses Transfer Aset Pemerintah
Daerah Kota Metro. Fakultas ISIP Prodi Magister Ilmu Pemerintahan. Universitas
Lampung
Lukow, Seftian. 2013. Eksistensi Good Governance Dalam Sistem Pemerintahan
Daerah Di Kota Manado. Program Studi Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Sam
Ratulangi. Vol.I/No.5/Oktober-Desember /2013.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi
Simamora, Rudianto. 2012. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan aset pasca
Pemekaran wilayah dan pengaruhnya terhadap kualitas laporan Keuangan
pemerintah di kab. Tapanuli selatan. Magister Sains Akuntansi Fakultas Ekonomika
& Bisnis UGM Yogyakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 10 Nomor 01
Subagya. 1995. Manajemen Logistik. Jakarta : PT. Gunung Agung
12
LAMPIRAN
13
LAMPIRAN LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. JURNAL KEGIATAN HARIAN KULIAH KERJA LAPANGAN
WAKTU KEGIATAN
14
Memeriksa file KIB milik dinas Pendidikan
15
LAMPIRAN 2 REKAP ASET MILIK DINAS RUMKIM
Kode
NO. Kelompok Tahun
Barang
1 01.01.09 Alang-alang dan Padang Rumput 0
2 02.03.03 Alat Angkut Apung Bermotor 10
3 02.03.04 Alat Angkut Apung Tak Bermotor 3
4 02.03.05 Alat Angkut Bermotor Udara 20
5 02.03.02 Alat Angkutan Berat Tak Bermotor 2
6 02.03.01 Alat Angkutan Darat Bermotor 7
7 02.04.01 Alat Bengkel Bermesin 10
8 02.04.02 Alat Bengkel Tak Bermesin 5
9 02.06.01 Alat Kantor 5
10 02.08.01 Alat Kedokteran 5
11 02.08.02 Alat Kesehatan 5
12 02.07.02 Alat Komunikasi 5
13 02.09.04 Alat Laboratorium Fisika Nuklir / Elektronika 15
14 02.09.07 Alat Laboratorium Lingkungan Hidup 7
15 05.18.02 Alat Olah Raga Lainnya 0
16 02.05.02 Alat Pemeliharaan Tanaman/Alat Penyimpan Pertanian 4
17 02.05.01 Alat Pengolahan Pertanian 4
18 02.09.02 Alat Peraga/Praktek Sekolah 10
19 02.09.05 Alat Proteksi Radiasi / Proteksi Lingkungan 10
20 02.06.02 Alat Rumah Tangga 5
21 02.07.01 Alat Studio 5
22 02.04.03 Alat Ukur 5
23 02.02.03 Alat-alat Bantu 7
24 02.02.02 Alat-Alat Besar Apung 8
25 02.02.01 Alat-Alat Besar Darat 10
26 02.10.03 Amunisi 3
27 04.14.08 Bangunan Air 40
28 04.14.06 Bangunan Air Bersih/Baku 40
29 04.14.01 Bangunan Air Irigasi 50
30 04.15.02 Bangunan Air Kotor 40
Lampiran 2 Rekap Aset Milik Dinas RUMKIM
16
31 04.14.02 Bangunan Air Pasang Surut 50
32 04.14.03 Bangunan Air Rawa 25
41 05.17.01 Buku 0
42 03.12.03 Candi 50
43 01.01.07 Danau/Rawa 0
44 05.19.01 Hewan 0
45 01.01.05 Hutan 0
46 04.14.07 Instalasi Air Kotor 30
47 04.15.01 Instalasi Air Minum/Air Bersih 30
48 04.15.06 Instalasi Gardu Listrik 40
17
61 01.01.04 Kebun Campuran 0
62 01.01.06 Kolam Ikan 0
63 06.00.00 Konstruksi Dalam Pengerjaan 0
64 02.06.04 Meja Dan Kursi Kerja/Rapat Pejabat 5
18
Bagian Administrasi Pemerintahan Umum
1 02.03.01.05.01 Sepeda Motor 1
2 02.06.02.01.11 Meja Tulis 3
3 02.06.02.01.11 Meja Tulis 1
4 02.06.02.01.11 Meja Tulis 3
5 02.06.02.01.11 Meja Tulis 1
6 02.03.02.01.29 Lain-lain Kendaraan Bermotor Angkutan Barang 3
7 02.03.02.01.29 Lain-lain Kendaraan Bermotor Angkutan Barang 10
8 02.03.02.01.29 Lain-lain Kendaraan Bermotor Angkutan Barang 4
9 02.03.02.01.29 Lain-lain Kendaraan Bermotor Angkutan Barang 4
10 02.06.02.01.37 Meja Komputer 1
11 02.06.03.04.08 Printer 1
12 02.06.02.01.30 Kursi Putar 4
13 02.06.03.04.15 Lain-lain Peralatan Mini Komputer 1
14 02.06.02.01.27 Kursi Rapat 3
15 02.06.02.01.30 Kursi Putar 2
16 02.06.02.01.31 Kursi Biasa 1
17 02.06.02.01.31 Kursi Biasa 1
18 02.06.02.01.34 Kursi Lipat 1
19 02.06.02.01.34 Kursi Lipat 1
20 02.06.02.01.37 Meja Komputer 2
21 02.06.02.02.03 Jam Elektronik 1
22 02.06.02.04.06 Kipas Angin 1
23 02.06.02.04.06 Kipas Angin 1
24 02.06.0206.03 Lain-lain Alat Pemadam Kebakaran 1
25 02.06.03.02.01 PC Unit 1
26 02.07.02.01.11 Pesawat Telephone 2
27 02.06.01.05.28 Overhead Projektor 1
28 02.06.02.01.11 Meja Tulis 2
29 02.06.02.01.39 Bantal 2
30 02.06.02.04.02 AC Sentral 1
31 02.06.01.01.02 Mesin Ketik Manual Standar (14-16) 1
32 02.06.01.01.02 Mesin Ketik Manual Standar (14-16) 1
33 02.06.01.04.04 Filling Besi/Metal 2
34 02.06.02.01.07 Sice 1
35 02.06.02.01.11. Meja Tulis 1
36 02.06.02.01.11 Meja Tulis 1
37 02.06.02.01.34 Kursi Lipat 15
38 02.06.02.01.46 Tikar 1
39 02.06.02.04.04 AC Split 1
Lampiran 3 Rekap Data Aset
19
Asisten Pemerintahan
1 02.03.01.01.01 Sedan 1
2 02.04.03.08.24 Air Conditioning Unit 1
3 02.06.01.04.02 Rak Besi/Metal 1
4 02.06.01.05.10 White Board 1
5 02.06.02.01.01 Lemari Kayu 1
6 02.06.02.01.01 Lemari Kayu 1
7 02.06.02.01.07 Sice 1
8 02.06.02.01.10 Meja Rapat 1
9 02.06.02.01.29 Kursi Tangan 1
10 02.06.02.01.34 Kursi Lipat 1
11 02.06.02.01.61 Lain-Lain Meubelair 1
12 02.06.02.02.03 Jam Elektronik 1
13 02.06.02.04.04 AC Split 1
14 02.06.02.06.39 Dispencer 1
15 02.06.03.02.01 PC Unit 1
16 02.09.01.63.83 Meja Kerja 1
17 02.09.01.63.83 Meja Kerja 1
18 02.06.01.04.04 Filling Besi/Metal 1
19 02.06.02.01.10 Meja Rapat 4
20 02.06.02.06.39 Dispencer 1
21 02.06.02.01.10 Meja Rapat 1
22 02.06.02.04.07 Exhause Fan 1
20
FORM KARTU KENDALI SEWA
JENIS KEGIATAN USAHA (BISNIS, NON BISNIS DAN SOSIAL)
NAMA
SK WALIKOTA/SURAT
PERSETUJUAN SEKDA
PERJANJIAN
JANGKA WAKTU SEWA
MULAI PERJANJIAN
BERAKHIR PERJANJIAN
JUMLAH RETRIBUSI
PERIODESITAS RETRIBUSI
JUMLAH RETRIBUSI SELAMA
MASA SEWA
NO TANGGAL URAIAN JUMLAH
(Rp)
JUMLAH PEMBAYARAN
RETRIBUSI SAMPAI -
DENGAN 31 DESEMBER 2017
SKRD Nomor :
008.1/SKRD/2018
SKRD/STS
SKRD/STS
SKRD/STS
SKRD/STS
SKRD/STS
SKRD/STS
SKRD/STS
-
SKRD/STS
-
SKRD/STS
-
SKRD/STS
-
SKRD/STS
-
JUMLAH PEMBAYARAN
RETRIBUSI SAMPAI
DENGAN 31 DESEMBER 2018
SALDO RETRIBUSI YANG
BELUM DIBAYARKAN -
Gambar 1 Form Kartu Kendali Sewa
21