Anda di halaman 1dari 9

Nama : Maureen Pandelaki

NIM : 19101103025

Jurusan : Matematika A

PROPOSAL PENELITIAN TENTANG BULLYING

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bullying sudah lama terjadi tetapi permasalahan ini tetap saja menjadi topic yang masih hangat
diperbincangkan dan belummenemukan titk terang. Keberadaan bullying seakan akan di pandang sebelah
mata, sehingga mungkin baru sedikit yang menyadari bahaya dari keberadaan bullying tersebut. Padahal
bahaya dari bullying dapat sampai mengakibatkan kehilangan nyawa. Kini saatnya di butuhkan
penyadaran terhadap berbagai pihak untuk mengatasi masalah bullying.

Bullying seakan akan sudah menjadi tradisi yang rutin terjadi sehingga menimbulkan pola diantara
orang orang, contohnya saja disekolah yang kami teliti saat ini. Bullying dapat dikatakan sebagai hal yang
sangat wajar. Setiap masalah pasti selalu ada penyebab yang melatarbelakangi, sehingga kami sebagai
peneliti dapat mengetahui mengapa bullying selalu terjadi bahkan sudah menjadi sebuah tradisi. Bullying
bukan saja bisa terjadi karena tradisi yang dilestarikan, tetapi juga bisa terjadi karena ketidaksadaran
seorang pelaku, korban dan saksi yang berujung terhadap tindakan bullying.

Dalam penelitian ini kami ingin mengetahui dan mendalami mengapa bullying bisa terjadi.
Pengaruh apa saja yangdapat dirasakan bagi pelaku, korban, dan saksi dari kasus bullying. Dari pengaruh
yang berdampak negative tersebut apakah ada sebuah pengaruh yang berkaitan terhadap keaktifan siswa
disekolah.

B. Identifikasi Masalah

Masalah Bullying sangatlah luas dan kompleks. Beberapa faktor penyebab terjadinya
tindakan Bullying adalah :

1. Faktor pribadi anak itu sendiri

2. Faktor keluarga

3. Faktor lingkungan

4. Faktor sekolah
5. Faktor pengaruh media

Faktor-faktor tersebut merupakan penyebab munculnya tindakan Bullying di dalam dan luar dunia
pendidikan.

C. Pembatasan Masalah

Penulis mengangkat topik tindakan Bullying ini bertujuan untuk mengembalikan Tujuan Pendidikan
Nasional sesuai UUD 1945 (versi Amandemen), seperti yang sudah termaktub di latar belakang penulisan,
Pasal 31, ayat 3, menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system
pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan, yang diatur dengan undang-undang.”

D. Perumusan Masalah

§ Apakah yang dimaksud dengan bullying?

§ Apakah pengaruh bullying pada siswa?

§ Apa dampak dari bullying?

§ Bagaimana cara mengatasi bullying?

E. Tujuan Penelitian

Menjawab dari rumusan masalah di atas.

F. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini agar tidak terjadi lagi bullying diantara kalangan pelajar atau siswa maupun
disekolah. Selanjutnya, Manfaat penulisan laporan ini adalah :

1. Sebagai referensi bacaan untuk para pembaca .

2. Sebagai pengetahuan terhadap pembaca.

3. Sebagai standarisasi nilai siswa.


BAB II

KERANGKA TEORI ATAU KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

· Makna Bullying

Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang perilaku Bullying :

1. Ken Rigby (2002:15) : “Penekanan atau penindasan yang berulang-ulang secara psikologis
atau fisik terhadap seseorang yang memiliki kekuatan atau kekuasaan yang kurang, oleh
seseorang atau kelompok orang yang lebih kuat.”

2. Andrew Mellor (1997), seorang psikolog dari University of Edinburgh, Inggris,


mendefinisikan Bullying terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang
lain dan dia takut bila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi, dan merasa tak berdaya
untuk mencegahnya.

3. Barbara Coloroso (2003:44) : “Bullying adalah tindakan bermusuhan yang dilakukan secara
sadar dan disengaja yang bertujuan untuk menyakiti, seperti menakuti melalui ancaman
agresi dan menimbulkan terror. Termasuk juga tindakan yang direncanakan maupun yang
spontan bersifat nyata atau hampir tidak terlihat, dihadapan seseorang atau di belakang
seseorang, mudah untuk diidentifikasi atau terselubung dibalik persahabatan, dilakukan
oleh seorang anak atau kelompok anak.

Dari beberapa pengertian diatas maka pada dasarnya bullying adalah bentuk tindakan atau
perilaku, agresif seperti mengganggu, menyakiti atau melecehkan yang dilakukan secara sadar, sengaja
dengan cara berulang-ulang oleh seseorang atau sekelompok orang.

Bullying dapat terjadi di mana saja, tidak memilih umur atau jenis kelamin korban. Korban bullying pada
umumnya adalah anak yang lemah, pemalu, pendiam dan special (cacat, tertutup, cantik atau punya ciri-
ciri tubuh yang tertentu) yang dapat menjadi bahan ejekan.

· Jenis-jenis Bullying

Menurut Andi Priyatna (2010:3), jenis-jenis bullying dikategorikan sebagai berikut :


1. Fisikal : memukul, menendang, mendorong, merusak

2. Verbal : mengolok-olok nama panggilan, mengancam, menakut-nakuti

3. Sosial : gossip, rumor, dikucilkan dari pergaulan, dan sejenisnya

4. Cyber/elektronik: mempermalukan orang dengan menyebar gossip di jejaring social


internet (missal : Facebook)

· Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Bullying

Beberapa faktor penyebab terjadinya tindakan bullying adalah :

1. Faktor pribadi anak itu sendiri

2. Faktor keluarga

3. Faktor lingkungan

4. Faktor sekolah

5. Faktor pengaruh media

B. Penelitian Relevan

Berdasarkan data yang didapat dalam sebuah penemuan internasional dikatakan 59 persen siswa di
Indonesia yang disurvey melaporkan bahwa siswa tersebut mendengar ejekan yang menyakitkan hati dan
perasaannya setiap harinya di sekolah sehingga merasa enggan atau malas untuk datang ke sekolah
lantaran trauma dan 10% sampai 16% siswa di Indonesia yang disurvey melaporkan bahwa siswa tersebut
telah diejek, diolok-olok, dikucilkan, dipukul, ditendang, atau didorong setidaknya sekali dalam setiap
minggunya di sekolah. (Huneck, 2006).

Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan oleh seorang psikolog bernama A. Kasandra Putranto pada
seminar yang diadakan di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta pada tanggal 21 November
2012 lalu, menunjukkan bahwa dari 353 siswa yang dijadikan sampel penelitian, tindak bullying yang
pernah dialami oleh mereka merupakan tindak bullying dalam klasifikasi fisik dan psikis. Bullying tersebut
33% disebabkan karena siswa kesulitan dalam bergaul dan 26% disebabkan karena fisik yang kecil/ lemah
dan cacat. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan dampak yang ditimbulkan oleh aksi bullying
membuat 55% siswa merasa tertekan dan gugup, sedangkan 37% siswa mengalami kekurangan dalam
berkonsentrasi. Dalam penelitian tersebut, ditunjukkan pula bahwa 36% korban bullying membalas tindak
bullying yang mereka terima ( Koebler, Jason. 2011 ).

Menurut Ratna (dalam Juwita, 2008, h.2) selaku ketua peneliti kekerasan bullying yang hasilnya
diumumkan di seminar nasional ketiga anti-bullying yang digelar di Hotel JW Marriott, meningkatnya
kasus bullying di kalangan remaja disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya melibatkan peran media
massa, yaitu begitu banyaknya film yang selalu menampilkan adegan kekerasan.

C. Kerangka Berfikir

Menurut teori konvergensi yang dikemukan oleh William Stern, dikemukakan bahwa perkembangan
individu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor bawaan saja, tetapi faktor lingkungan juga ikut berpengaruh.
Sehingga manusia perlu berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang dimaksud dengan anak
adalah:

“Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan.”

Menurut Ganter & Yeakel adalah lembaga yang terakreditasi bagi anak pengaruhnya terhadap sikap
mereka mengembangkan adalah signifikan. Sikap dikembangkan sesuai dengan kebutuhan bagi seorang
anak untuk mendapatkan proses yang tepat. Salah satu fungsi utama dari sekolah adalah mencari
pengetahuan. Sikap anak terhadap belajar terutama ditandai oleh pengetahuan mencari, dan sikap ini
sering berubah dalam kondisi sekolah formal. Di banyak sekolah anak masih diharapkan menjadi tidak
aktif, anak terkadang bersikap malas dan kurang ada rasa ingin tahu.

School Bulying menurut Riauksina, Djuwita dan Soesinto didefinisikan sebagai perilaku agresif yang
dilakukan berulang-ulang oleh seorang/sekelompok pelajar yang memiliki kekuasaan, terhadap
pelajar/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.

Cohen dengan teori subkebudayaan delinkuennya menjelaskan bahwa perilaku kenakalan dilakukan oleh
anak-anak yang berkelompok dengan teman-temannya. Kenakalan ini salah satunya adalah bullying, yang
menurut Cohen sebuah tindakan yang tidak memiliki asas atau tujuan yang jelas.

Shawn dan Mc Kay mengemukakan sebuah teori yang berpendapat bahwa kenakalan perlu di transmisi
karena pengaruh gaya hidup dan mendapatkan status merupakan hal yang penting. Teori ini dinamakan
sebagai Cultural Transmission Theory.

D. Hipotesis Penelitian

1. Pengertian Bullying

Bullying berasal dari kata asal bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya “anc
aman” yang dilakukan seseorang terhadap orang lain (yang umumnya lebih lemah atau “rendah”
dari pelaku), yang menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya, berupa stres yang muncul dala
m bentuk gangguan fisik atau psikis, atau keduanya.
Bully biasanya berlangsung dalam waktu yang lama (tahunan), sehingga sangat mungkin mempen
garuhi korban secra psikis. Korban bully
akan merasa marah dan kesal dengan kejadian yang menimpa mereka, ada juga peresaan marah,
malu, dan kecewa pada diri sendiri, karena “membiarkan” kejadian tersebut,
dan tidak berani untuk melaporkan pelaku pada orang dewasa.

2. Pengertian Pengaruh Bullying Terhadap Siswa

Bullying menurut psikolog Andrew Mellor adalah


pengalaman yang terjadi ketika seseorang merasa teraniaya oleh tindakan orang lain dan
ia takut apabila perilaku buruk tersebut akan terjadi lagi . Ron Banks memaparkan sebuah
penelitian pada tahun 1997 di Scandinavian bahwa ada koleksi yang kuat
antara bullying yang dilakukan oleh siswa selama beberapa tahun.
Mereka sebagai korban bullying sering mengalami ketakutan untuk sekolah dan menjadi
tidak percaya diri, merasa tidak nyaman, dan tidak bahagia.
Aksi bullying menyebabkan seseorang menjadi terisolasi dari kelompok sebayanya
karena teman sebaya korban bullying tidak mau akhirnya mereka menjadi
target bullying karena mereka berteman dengan korban.

3. Dampak dari Bullying

Para korban bullying umumnya bukanlah pemberani, memiliki rasa cemas, dan rendah diri, yang
menjadikan mereka sebagai korban tindak kekerasan ( Ramdan, Dadan Muhammad. 2008 ). Akibat
mendapat perlakuan ini,korban pun memiliki rasa dendam,untuk suatu ketika akan mebalasnya terhadap
individu lain. Sehingga bukan tak mungkin korban bullying akan menjadi pelaku bullying pada anak lain
yang ia pandang sesuai dengan tujuannya,yaitu guna mendapat kepuasan dengan cara membalas
dendam. Ada proses belajar yang sudah ia jalani, dan ada dendam yang tak terselesaikan.siswa korban
“bullying” akan mengalami permasalahan kesulitan dalammembina hubungan interpersonal dengan
orang lain dan jarang datang ke sekolah. Akibatnya, mereka (korban bullying) ketinggalan pelajaran dan
sulit berkonsentrasi dalam belajar sehingga hal tersebut mempengaruhi kesehatan fisik dan mental baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa hal yang bisa menjadi indikasi awal bahwa anak
mungkin sedang mengalami “bullying” di sekolah oleh bullying, tidak menyadari dampak bullying yang
merusak kegiatan belajar siswa, serta tida ada campur tangan secara efektif dari sekolah.

4. Cara mengatasi bullying

Di samping itu cara mengatasi bullying yang terjadi di kalangan remaja adalahmenghimbau para orang tua
untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak sejak dini.Ajarkan anak untuk memliki rasa empati,
menghargai orang lain, dan menyadarkan sang anak bahwa dirinya adalah mahluk sosial yang
membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Masyarakat mendesak pemerintah agar memiliki program
yang tegas, jelas dan terarah, kalau kita diam saja, maka itu sama saja dengan melegalkan tradisi dendam
di sekolah tersebut. Dan merupakan bahaya yang akan kerap menghantui para siswa sekolah, baik pada
generasi ini, dan pada generasi mendatang.Untuk mengatasi dan mencegah masalah bullying diperlukan
kebijakan yang bersifat menyeluruh di sekolah, sebuah kebijakan yang melibatkan komponen dari guru
sampai siswa, dari kepala sekolah sampai orang tua murid ,kerja sama antara guru,orang tua dan
masyarakat atau pihak lain yang terkait seperti kepolisian, aparat hukum dan sebagainya sangat
diperlukan dalam menangani masalah ini.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Kami melakukan penelitian ini di SMA Negeri 1 Jakarta

B. Waktu Penelitian

Kami akan melakukan penelitian ini dari awal selama 4 minggu. Dengan rincian sebagai berikut :

Minggu ke-1 : Melakukan survei terhadap masyarakat sekitar.

Minggu ke-2 : Pembuatan teknis penelitian dan mencari informan.

Minggu ke-3 : Merumuskan masalah-masalah.

Minggu ke-4 : Memasukan data yang telah di dapat seta menganalisisnya.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Menurut Oakley.1999:156 dalam Jurnal internasional relations Penelitian Kuantitatif adalahPenelitian


Ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena yang terjadi.

D. Sumber Data

Data yang kami peroleh adalah dari hasil survei dan pendapat dari siswa SMAN 1 Padang Panjang yang
kami lakukan,sumber data yang kami peroleh didapat di Internet dan buku-buku.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Prof. Heru (2006) Observasi adalah Aktivitas yang dilakukan seseorang terhadap suatu proses
atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena
berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya,untuk mendapatkan informasi-
informasi yanf dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian
F. Teknik Analisis

Menurut Sugiyono ( 2003:II ) Deskriptif Kualitatif adalah Prosedur penelitian berdasarkan data deskriptif
,yaitu berupa lisan atau kata tertulis dari seseorang subjek yang telah diamati dan memiliki karakteristik
bahwa data yang tidak diubah serta menggunakan cara yang sistematis dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenaranya.

DAFTAR PUSTAKA
Alexander,2008. Bullying dan Peserta didik. Jakarta : PT.Rosdakarya.

Prof.Heru. 2006.observasi.Penerbit: PT. Rosdakarya

Ramdan, Dadan Muhammad. 2008. Inilah Catatan Kasus Kekerasan di Sekolah. Available
at:http://okezone.com/Bullying/inilah-catatan-kasus-kekerasan-di-sekolah.htm

Ratna Djuwita, (2008). Bullying: Kekerasan Terselubung di Sekolah. Jakarta: Erlangga

Riauskina,Djuwita dan Soesetro (2001). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Bumi
Aksara

Sugiyono. 2003. Deskriptif Kualitatif. Perencanaa Pembelajaran. Bandung.Penerbit: PT.Remaja


Rosdakarya.

Suryanto,2007.Bullying dan Peserta didik. Jakarta : PT. Rosdakarya

Yuyun. 2011. Masalah Kesehatan Mental Remaja di Era Globalisasi. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai