Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pre-eklampsia berat ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema,


dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi
dalam trimester II kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya. Pre-eklampsia berat
merupakan sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat
vasospasme dan aktivitas endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan
darah dan proteinuria. Pre-eklampsia berat terjadi pada umur kehamilan 20
minggu lebih. Dikatakan pre-eklampsia berat, bila disertai tekanan darah 160/110
mmHg atau lebih, oligouria, urin kurang dari 500 cc/24 jam, proteinuria lebih dari
3gr/liter, adanya gangguan serebral, gangguan virus dan rasa nyeri di epigastrium
dan terdapat edema paru dan sianosis.

Data Laporan Kematian Ibu di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat


kasuskematian ibu di Sumatera Barat pada tahun 2012 adalah 99 kasus, tahun
2013adalah 90 kasus, sedangkan pada tahun 2014 adalah 116 kasus. Meningkat
daritahun sebelumnya. Kota Padang merupakan daerah yang memiliki kematian
ibutertinggi yaitu 16 kasus pada tahun 2013 dan 2014. Laporan Tahunan
DinasKesehatan Kota Padang penyebab kematian maternal pada tahun 2012 dan
2013adalah preeklampsia-eklampsia, perdarahan, infeksi. Pada tahun 2014
penyebabkematian ibu adalah preeklamsia-eklampsia 31,25%, perdarahan
18,75%, daninfeksi 12,5% dapat diketahui bahwa setiap tahunnya penyebab
utama kematian ibu secara langsung di kota Padang masih sama.

Begitu banyak kasus ibu hamil yang disebabkan oleh pre-eklamsi berat
tidak dapat ditangani dengan baik yang disebabkan oleh kurangnya kepedulian ibu
untuk melakukan pemeriksaan teratur.

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui defenisi pre-eklamsi berat
2. Mahasiswa dapat memahami etiologi preeklampsia berat

1
3. Mahasiswa dapat memahami tanda dan gejala
4. Mahasiswa dapat memahami patofiologis preeklampsia berat
5. Mahasiswa dapat memahami Pencegahan preeklampsia berat
6. Mahasiswa dapat memahami penatalaksanaan preeklampsia berat
7. Mahasiswa dapat memahami komplikasi preeklampsia berat
8. Mahasiwa dapat memaham pemeriksaan penunjang untuk preeklampsia
berat
9. Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan paa ibu hamil yang
mengalami preeklamsia

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi

Preeklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai


dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria
dan atau disertai edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. (Niwang
Ayu, 2016)
Preeklamsia berat adalah preeklamsi dengan tekanan darah sistolik
≥160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria
lebih 5 g / 24 jam.(Sarwono Prawihardjo, 2016)

B. Etiologi preeklamsia berat


Menurut betsy b. Kennedy dalam modul manajemen intrapartum
(2013) ada beberapa faktor predisposisi preeklamsia berat yaitu :
1. Ibu yang hamil untuk pertama kalinya (primigravida)
2. Ibu hamil pada usia > 35 tahun atau hamil pada usia < 20 tahun
3. Ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi kronis atau penyakit
ginjal
4. Ibu yang mengalami kehamilan kembar
5. Ibu hamil yang memiliki riwayat preeklamsia
6. Ibu hamil yang memiliki penyakit kolagen vaskular (seperti lupus
atau sindrom antibodi antifosfolipid).
C. Tanda Dan Gejala
1. Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau diastolik ≥ 110 mmHg
2. Proteinuria + ≥ 5 g/24 jam atau ≥ 3 pada tes celup
3. Oliguria ( < 500 ml dalam 24 jam)
4. Penurunan visus dan serebral : penurunan kesadaran, nyeri kepala,
dan pandangan kabur
5. gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoselular) : peningkatan
kadar alanin dan aspartate aminotransferase

3
6. Nyeri epigastrum dan ikterus
7. Trombositopenia berat : < 100.000 sel/mmᶟ atau penurunan
trombosit dengan cepat
8. Pertumbuhan janin terhambat
9. Mual muntah (Niwang Ayu, 2016)
10. Sakit kepala berat dan terus menerus, biasanya pada kepala bagian
frontal atau oksipital
11. Dekompensasi jantung, edema paru atau sianosis (reeder.dkk,
2011)

D. Patofisiologis Preeklamsia Berat

Pada pre eklampsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan


retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola
glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya
sehingga hanya dapat dilakui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua
arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tenanan darah akan naik
sebagai usaha untuk mengatasi tekanan perifer agar oksigenasi jaringan
dapat dicukupi. Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang
disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan interstitial
belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.

Wanita dengan hipertensi pada kehamilan dapat mengalami


peningkatan respon terhadap berbagai substansi endogen (seperti
prostaglandin, tromboxan) yang dapat menyebabkan vasospasme dan
agregasi platelet. Vasopasme merupakan akibat peningkatan sensitivitas
terhadap tekana darah,seperti angiotensin II dan kemungkinan suatu
ketidakseimbangan antara protstasiklin prostaglandin dan tromboksan.

Penumpukan trombus dan perdarahan dapat mempengaruhi sistem


saraf pusat yang ditandai dengan sakit kepala dan defisit syaraf lokal dan
kejang. Nekrosis ginjal dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi
glomelurus dan proteinuria. Kerusakan hepar dari nekrosis hepatoseluler
menyebabkan nyeri epigastrium dan peningkatan tes fungsi hati.

4
Manifestasi terhadap kardiovaskuler meliputi penurunan volume
intavaskuler, meningkatnya kardiak output dan peningkatan tahanan
pembuluh perifer. Peningkatan hemolisis microangiopati menyebabkan
anemia dan trobositopeni. Infark plasenta dan obstruksi plasenta
menyebabkan pertumbuhan janin terhambat bahkan kematian janin dalam
rahim. Perubahan pada organ :

1. Perubahan kardiovaskuler
Gangguan fungsi kardiovaskuler yang parah sering terjadi pada
preeklamsia dan eklampsia. Berbagai gangguan tersebut pada dasarnya
berkaitan dengan peningkatan afterload jantung akibat hipertensi,
preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya
secara patologis hipervolemia kehamilan atau yang secara iatrogenik
ditingkatkan oleh larutan onkotik/kristaloid intravena, dan aktifasi
endotel disertai ekstravasasi kedalam ekstravaskuler terutama paru.
2. Metabolisme air dan elektrolit
Hemokonsentrasi yang menyerupai preeklampsia dan eklampsia tidak
diketahui penyebabnya. jumlah air dan natrium dalam tubuh lebih
banyak pada penderita preeklamsia dan eklampsia dari pada wanita
hamil biasa atau penderita dengan hipertensi kronik. Penderita
preeklamsia tidak dapat mengeluarkan dengan sempurna air dan garam
yang diberikan. Hal ini disebabkan oleh filtrasi glomerulus menurun,
sedangkan penyerapan kembali tubulus tidak berubah. Elektrolit,
kristaloid, dan protein tidak mununjukkan perubahan yang nyata pada
preeklampsia. Konsentrasi kalium, natrium, dan klorida dalam serum
biasanya dalam batas normal.
3. Otak
Pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan
anemia pada korteks serebri, pada keadaan yang berlanjut dapat
ditemukan perdarahan.

5
4. Mata
Dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan oleh edema intraokuler
dan merupakan salah satu indikasi untuk melakukan terminasi
kehamilan.
5. Uterus
Aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada
plasenta, sehingga terjadi gangguan pertumbuhan janin dan karena
kekurangan oksigen terjadi gawat janin. Pada preeklampsia dan
eklampsia sering terjadi peningkatan tonus rahim dan kepekaan
terhadap rangsangan, sehingga terjad partus prematur.
6. Paru-paru
Kematian ibu pada preeklampsia dan eklampsia biasanya disebabkan
oleh edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bisa juga
karena aspirasi pneumonia atau abses paru. (Niwang Ayu, 2016)

E. Pencegahan Preeklamsia Berat

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan


tanda-tanda dini preeklampsia, dan dalam hal itu harus dilakukan
penanganan semestinya. Kita perlu lebih waspada akan timbulnya
preeklampsia dengan adanya faktor-faktor predisposisi seperti yang telah
diuraikan di atas. Walaupun timbulnya preeklamsia tidak dapat dicegah
sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian
penerangan secukupnya dan pelaksanaan pengawasannya yang baik pada
wanita hamil.
Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam
pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti berbaring di tempat tidur, namun
pekerjaan sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan lebih banyak duduk
dan berbaring. Diet tinggi protein dan rendah lemak, karbohidrat, garam
dan penambahan berat badan yang tidak berlebihan perlu dianjurkan.
Mengenal secara dini preeklampsia dan segera merawat penderita tanpa
memberikan diuretika dan obat antihipertensif, memang merupakan

6
kemajuan yang penting dari pemeriksaan antenatal yang baik. (Niwang
Ayu, 2016)

F. Penatalaksanaan
1. Perawatan aktif
Pada setiap penderita sedapat mungkin sebelum perawatan aktif
dilakukan pemeriksaan fetal assesment yakni pemeriksaan nonstrees
test (NST) dan ultrasonograft (USG), dengan indikasi (salah satu atau
lebih), yakni :
a. Pada ibu
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih, dijumpai tanda-tanda atau
gejala impending eklamsia, kegagalan terapi konservatif yaitu
setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan darah
atau setelah 24 jam perawatan edicinal, ada gejala-gejala status quo
(tidak ada perbaikan).
b. Janin
Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG) yaitu ada tanda intra
uterine growth retardation (IUGR)/janin terhambat.
c. Hasil laboratorium
Adanya HELLP syndrome (haemolisis dan peningkatan fungsi
hepar dan trombositopenia).
2. Pengobatan medicinal pasien pre-eklamsi berat (dilakukan dirumah
sakit dan atas instruksi dokter). (Niwang Ayu, 2016)

G. Komplikasi
1). Eklamsia
2). Solusio plasenta
3). Pendarahan subkapsula hepar
4). Sindrom HELLP ( hemolisis, elevated, liver, enzymes, dan low platelet
count)
5). Gagal jantung hingga syok dan kematian
6). Hipoksia janin

7
7). Prematur
8). Gagal ginjal
9). Kebutaan
10). Kejang
11). Hipertensi permanen
12). Kematian janin dalam uterus (Niwang Ayu, 2016)

H. Pemeriksaan Penunjang Untuk Penyakit Preeklampsia Berat


1. Laboratorium
a) Pemeriksaan spesimen urine mid–stream untuk
menyingkirkan infeksi urine
b) Pemeriksaan darah lengkap khususnya : kadar ureum darah,
hematokrit, trombosit, dan kadar hemoglobin
c) Pemeriksaan fungsi hati
 bilirubin meningkat (normal : < 1 mg/dl)
 LDH (laktat dehidrogenase) meningkat
 AST (aspartat aminomtransferase) > 60 ul
 SGPT meningkat (normal : 15–45 u/ml)
 SGOT meningkat (normal : < 31 u/l)
 total protein serum menurun (normal : 6,7-8,7 g/dl)
d) Tes kimia darah. Asam urat meningkat (normal 2,4-2,7
mg/dl)
e) Pemeriksaan retina untuk mendeteksi perubahan pada
pembuluh darah vena
f) Pemeriksaan kadar human laktogen plasenta (HPL) dan
esteriol didalam plasma

2. Radiologi
a) Elektrokardiogram dan foto dada menunjukkan pembesaran
ventrikel dan kardiomegali

8
b) Ultrasonografi. ditemukan retardasi pertumbuhan janin
intrauterus. Pernapasan intrauterus lambat, aktivitas jani
lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.
c) Kardiotografi : diketahui detak jantung janin lemah.
(Niwang Ayu, 2016)

I. Asuhan Keperawatan Preeklampsia Berat


1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : klien mengeluh pusing, sakit kepala dan nyeri
2) Riwayat kesehatan sekarang : terjadi peningkatan tekanan
darah sistolik ≥160 mmHg dan diastolik ≥110 mmHg, edema,
pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur,
Oliguria ( < 500 ml dalam 24 jam)
3) Riwayat kesehatan sebelumnya: riwayat penyakit ginjal,
anemia,pernah preeklamsi pada kehamilan sebelumnya,
vaskular esensial, hipertensi kronik.
b. Riwayat kehamilan
Biasanya riwayat kehamilan ganda, hidatidosa serta kehamilan
preeklampsia sebelumnya dan faktor usia ibu hamil (< 20 tahun
atau >35 tahun)
c. Riwayat KB
Yang perlu di pertanyakan adalah:
1) Pernah mengikuti KB atau tidak
2) Jenis kontrasepsi yang digunakan
3) Alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi)
4) Lamanya memakai alat kontrasepsi
d. Pemeriksaaan fisik
1) Sistem pernapasan
Pernapasan kurang dari 14x/menit, klien mengalami sesak
napas dan adanya edema paru.

9
2) Sistem kardiovaskuler
Kulit pucat, konjungtiva anemis, apakah terdapat sianosis,
terjadi peningkatan tekana darah,serta edema periorbital yang
tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam.
3) Sistem reproduksi
Ada atau tidak nya masa abnormal, nyeri tekan pada
payudara,ada tidaknya pengeluaran pervagina berupa lendir
yang bercampur darah serta diketahui tinggi fundus uteri,letak
janin,lokasi edema dan biasanya terdapat kontraksi uterus.
4) Sistem integumen dan perkemihan
Kulit tampak pucat dan Terjadi gangguan pada ginjal yang
dibuktikan dengan awitan proteinuria.

2. Diagnosa keperawatan
a) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan
hipertensi
b) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hiperventilasi
c) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

3. Intervensi keperawatan

Diagnosa NOC NIC


keperawatan

Resiko Setelah dilakukan Manajemen edema serebral


ketidakefektifan tindakan keperawatan 1 x Aktivitas – aktivitas :
perfusi jaringan otak 24 jam diharapkan pasien
a. Monitor adanya
berhubungan dengan mampu mencapai kriteria
keluhan pusing dan
hipertensi – kriteria sebagai berikut
pingsan
:
b. Memonitor tanda –
a. Tekanan darah tanda vital
sistolik dalam c. Memonitor status

10
kisaran normal pernapasan, frekuensi,
b. Tekanan darah irama, kedalaman
diastolik dalam pernapasan, PaO2,
kisaran normal PCO2, Ph, bikarbonat
c. Sakit kepala d. Merncanakan asuhan
berkurang keperawatan untuk
memberikan periode
istirahat
e. Memberikan obat
antikejang sesuai
kebutuhan
f. Memposisikan pasien
semifowler
g. Mendorong keluarga
untuk mengajak pasien
berbinang bincang
h. Batasi pemberian
cairan
i. Memantau intake dan
output pasien
j. Melakukan tindakan
untuk pencegahan
kejang pada pasien

Ketidakefektifan Setelah dilakukan Manajemen jalan napas


pola napas tindakan keperawatan 1 x Aktivitas – aktivitas :
berhubungan dengan 24 jam diharapkan pasien
a. Memposisikan pasien
hiperventilasi mampu mencapai kriteria
semifowlert untuk
– kriteria sebagai berikut
memaksimalkan
:
ventilasi
a. Frekuensi b. Ajarkan pasien untuk
pernapasan dalam bernapas dengan

11
kisaran normal perlahan
b. Irama pernapasan c. Pemberian pengobatan
normal aerosol
c. Kedalaman d. Memberikan oksigen
inspirasi normal kepada pasien
d. Kepatenan jalan e. Memantau tanda –
napas tidak tanda vital pasien
terganggu
e. Sesak napas
berkurang

Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri


berhubungan dengan tindakan keperawatan 1 x Aktivitas – aktivitas :
agen cidera biologis 24 jam diharapkan pasien
a. Melakukan pengkajian
mampu mencapai kriteria
terkait lokasi,
– kriteria sebagai berikut
karakteristik, durasi,
:
frekuensi, kualitas dan
a. Mampu penyebab nyeri
mengenali kapan b. Mengatur kondisi
nyeri terjdi ruangan yang dapat
b. Mampu mempengaruhi respon
menggambarkan pasien terhadap
penyebab nyeri ketidaknyamanan
c. Mampu c. Mengajarkan teknik
melaporkan nyeri napas dalam
d. Mampu d. Mendorong pasien
melakukan untuk tidur agar nyeri
tindakan berkurang
pengurangan e. Pemberian analgetik
nyeri tanpa dan juga pantau respon
analgetik tubuh pasien terhadap
obat yang diberikan

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Preeklamsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan


timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau
disertai edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. (Niwang Ayu, 2016)

Preeklamsia berat mengakibatkan pasien merasa pusing, sakit kepala,


nyeri, mual muntah dan gejala – gejala lainnya. Preeklamsia berat berpotensi
mengakibatkan kematian janin, kebutaan dan gagal jantung pada ibu.

13
DAFTAR PUSTAKA

Betsy B. Kennedy. 2013. Modul Manajemen Intrapartum. Jakarta : EGC

Niwang Ayu. 2016. Patologi Dan Patofisiologi Kebidanan. Yogyakarta : Nuha


Medika

Prawirohardjo, Sarwono. 2016. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Reeder, Sharon J Dkk. 2011. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi


Dan Keluarga. Jakarta : EGC

14

Anda mungkin juga menyukai