Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN

METODE ROLE PLAY TERHADAP PERILAKU


PERSONAL HYGIENE PADA ANAK
KELAS III DI SD PANDAK I
BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
DILIANI
070201132

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011
1
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN
METODE ROLE PLAY TERHADAP PERILAKU
PERSONAL HYGIENE PADA ANAK
KELAS III DI SD PANDAK I
BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan
di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan „Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh :
DILIANI
070201132

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2011

2
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN


METODE ROLE PLAY TERHADAP PERILAKU
PERSONAL HYGIENE PADA ANAK
KELAS III DI SD PANDAK I
BANTUL

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh :
DILIANI
070201132

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui oleh:


Pembimbing : Lutfi Nurdian Asnindari, S.Kep., Ns.
Tanggal : 10 Mei 2011
Tanda tangan :

3
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah


melimpahkan berkah, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh pendidikan kesehatan dengan
metode role play terhadap perilaku personal hygiene pada anak kelas III di SD
Pandak I Bantul” guna memperoleh gelar sarjana Keperawatan dari Program Studi
Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan „Aisyiyah Yogyakarta.
Dengan selesainya skripsi ini, maka pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Warsiti, M.Kep., Sp.Mat., selaku Ketua STIKES „Aisyiyah Yogyakarta.
2. Ery Khusnal, MNS., selaku Ketua Prodi Ilmu Keperawatan Stikes „Aisyiyah
Yogyakarta.
3. Lutfi Nurdian Asnindari, S.Kep., Ns. selaku pembimbing skripsi yang telah
bersedia membagi waktu, pengalaman, bantuan pemikiran, bimbingan dan
dorongan yang sangat berguna bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Tenti Kurniawati S.Kep., Ns., M.Kep selaku penguji II yang telah memberikan
masukan yang berarti dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Rubinah, BA. Selaku kepala sekolah SD Pandak I Bantul yang telah memberikan
izin untuk melakukan penelitian di SD Pandak I Bantul.
6. Wahyu Purnomo, S.Pd. selaku wali kelas III SD Pandak I Bantul dan siswa-siswi
yang telah meluangkan waktu untuk penelitian ini.
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah mendukung
dan berpartisipasi dalam skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Masih banyak
kekurangan baik dalam isi maupun penulisannya, untuk itu penulis mohon maaf dan
demi kebaikan skripsi ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
seperti yang diharapkan.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yogyakarta, 10 Mei 2011

Penulis

4
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN
METODE ROLE PLAY TERHADAP PERILAKU
PERSONAL HYGIENE PADA ANAK
KELAS III DI SD PANDAK I
BANTUL1
Diliani2, Lutfi Nurdian Asnindari 3
INTISARI

Latar belakang: Usia sekolah bagi anak merupakan masa rawan terserang berbagai
penyakit. Penyakit anak usia sekolah terkait perilaku yaitu cacingan,anemia,karies
dan lain-lain. Faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah personal hygiene
anak sekolah yang buruk. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satu langkah yang
dapat dilakukan dengan melakukan pendidikan kesehatan metode role play tentang
personal hygiene.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
dengan metode role play terhadap perilaku personal hygiene pada anak kelas III di
SD Pandak I Bantul.
Metode Penelitian: Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2011, dengan
desain penelitian metode quasi experiment dengan rancangan non equivalent control
group. Sampel diambil dengan teknik sampling jenuh sejumlah 32 responden.
Teknik analisis data menggunakan analisis uji t test independent.
Hasil: Analisa pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode role play terhadap
perilaku personal hygiene pada anak kelas III di SD Pandak I Bantul, didapatkan t
hitung 0,71 < t tabel 1,697 dan nilai p > 0,05 (p=0,48). Hal ini menunjukkan Ha
ditolak.
Kesimpulan: Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode role play
yang signifikan rata-rata perilaku tentang personal hygiene antara kelompok
perlakuan dengan kelompok kontrol pada anak kelas III di SD Pandak I Bantul.
Saran : Pihak sekolah lebih sering melakukan pendidikan kesehatan tentang
personal hygiene dengan menerapkan berbagai metode yang lebih efektif.

Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Metode Role Play, Perilaku Personal


Hygiene
Kepustakaan : 26 Buku (2000-2010), 2 Jurnal, 7 Website
Jumlah Halaman : xiii, 68 Halaman, 5 Tabel, 7 Gambar

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswi PPN-STIKES „Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Pembimbing Skripsi STIKES „Aisyiyah Yogyakarta

5
THE INFLUENCE OF HEALTH EDUCATION USING ROLE PLAY
METHOD TO THE PERSONAL HYGIENE BEHAVIOR
OF STUDENTS OF THE THIRD GRADEOF
PANDAK I ELEMENTARY SCHOOL
IN

Abstrack
Background: School age for a child is the disease-prone age. The diseases are the
ones related to children‟s behavior, such as worminess, anemia, caries, etc. One of
the influential factors is the poor personal hygiene. One of the ways to solve this
problem is by giving health education using the method of role plays about personal
hygiene.
Purpose: This study aims at finding the influence of health education using role play
method to the personal hygiene behavior of the students of the third grade of Pandak
I Elementary School in Bantul.
Methodology: The data were collected in March 2011 using quasi experiment
research method with non equivalent control group design. The samples were chosen
using saturated sampling as many as 32 respondents. The technique of data analysis
used was t test independent.
Result: The analysis of the influence of health education using role play method to
the personal hygiene behavior of students of the third grade of Pandak I Elementary
School in Bantul has resulted in t score 0.71 < t table 1.697 and p value > 0.05 (p =
0.48). This result shows that Ha is rejected.
Conclusion: There is no significant mean influence of health education using role
play of the personal hygiene behavior between treatment group and control group of
the students of the third grade of Pandak I Elementary School in Bantul.
Suggestion: The school should give health education on personal hygiene more often
by using the more effective method.

Key Words : Health Education, Role Play Method, Personal Hygiene Behavior
References : 26 books (2000-2010), 2 journals, 7 websites
Pages : xiii, 68 pages, 5 tables, 7 figures

1
Title of Research
2
Student of PPN-PSIK STIKES „Aisyiyah Yogyakarta
3
Undergraduate Thesis Supervisor in STIKES „Aisyiyah Yogyakarta

6
PENDAHULUAN dan Periodental jumlah kasus 74,4%
(SKRT, 2001). Selain itu, menurut
Anak sebagai generasi muda Badan Kesehatan Dunia atau World
penerus cita-cita bangsa dan sumber Health Organization setiap tahun
daya manusia bagi pembangunan 100.000 anak Indonesia meninggal
nasional merupakan aset bangsa yang akibat diare. Diantara 1000 penduduk
utama.Untuk mewujudkan sumber daya terdapat 300 orang yang terjangkit
manusia yang berkualitas diperlukan penyakit diare sepanjang tahun (Diskes
pembinaan secara terus menerus demi Provinsi Jawa Barat, 2006 ).
kelangsungan hidup, pertumbuhan dan Permasalahan kesehatan anak
perkembangan fisik, mental dan sosial banyak ditemukan pada periode anak
anak, termasuk mendapatkan pelayanan sekolah, hal ini sangat menentukan
kesehatan. Masalah kesehatan padan kualitas anak di kemudian hari. Masalah
anak di negara-negara berkembang kesehatan tersebut meliputi perilaku
masih sedikit sekali diperhatikan, hidup sehat, gangguan infeksi, gangguan
mengingat kondisi perekonomian yang pertumbuhan, gangguan perkembangan,
belum stabil. Hal ini memperburuk gangguan perilaku dan gangguan belajar.
tingkat kesehatan penduduk terutama Kemudian secara epidemiologis masalah
populasi anak (Nelson, 1994, dalam kesehatan anak terkait dengan
Kustiningsih dan Hartati, 2008). penyebaran penyakit berbasis
Masa kanak-kanak adalah suatu lingkungan di kalangan anak sekolah,
tahap dimana manusia itu belajar resiko gangguan kesehatan pada anak
sebanyak-banyaknya tentang kehidupan akibat pencemaran lingkungan dari
dan manusia bersifat imitatif dan meniru berbagai proses kegiatan pembanguna di
dari apa saja yang ada dan terjadi Indonesia masih tinggi/meningkat dan
disekitarnya (Yudono, 2010). Masa ini masalah yang harus diperhatikan adalah
berada dalam satu rentang perubahan membetuk perilaku sehat pada anak
pertumbuhan dan perkembangan yang sekoah . Permasalahan perilaku
dimulai dari bayi hingga remaja yaitu kesehatan pada anak usia SD biasanya
bayi (0-1 tahun) usia bermain/ oddler (1- berkaitan dengan kebersihan perorangan
2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5 tahun), dan lingkungan seperti gosok gigi yang
usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja baik dan benar, kebiasaan cuci tangan
(11-18 tahun). Dimana ketahanan fisik pakai sabun, kebersihan diri (Anonim,
masa ini lebih rentan ketahanannya 2007).
dibandingkan dengan dewasa dan masih Personal hygiene atau kebersihan
dalam proses menuju kematangan perorangan merupakan faktor yang
(Hidayat, 2005). penting karena bila ada masalah dengan
Penduduk Indonesia 30% adalah personal hygiene akan berdampak pada
anak-anak atau sekitar 73 juta orang. kesehatan seseorang. Selain itu Personal
Jumlah siswa menurut umur (7-12 tahun) hygiene juga penting karena personal
pada tahun 2005/2006 sebanyak hygiene yang baik akan meminimalkan
22.421.070 (Nasional, Badan Penelitian pintu masuk (portal of entry)
dan Pengembangan, Pusat Statistik mokroorganisme yang ada dimana-mana
Pendidikan, 2006). Usia sekolah bagi dan pada akhirnya mencegah seseorang
anak merupakan masa rawan terserang terkena penyakit. Personal hygiene yang
berbagai penyakit. Penyakit anak tidak baik akan mempermudah tubuh
sekolah (SD) terkait perilaku yaitu terserang berbagai penyakit, seperti
cacingan jumlah kasus 40-60% (Depkes, penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit
2005), Anemia jumlah kasus 23,2% mulut, dan penyakit saluran cerna atau
(Yayasan KUsuma Buana, 2007), Karies bahkan dapat menghilangkan fungsi

7
bagian tubuh tertentu, seperti halnya Saat ini banyak Anak-anak yang
kulit (Sudarto, 1996, dalam sari, lukman, sakit akibat dari kurangnya menjaga
dan setiawan, 2007). kebersihan diri, sehingga hal ini harus
Munculnya sebagian Penyakit segera dapat diatasi dan diberikan
yang sering menyerang anak usia penanggulangan secepatnya. Selama ini
sekolah, ternyata umumnya berkaitan Pemerintah Indonesia telah memberikan
dengan PHBS. Oleh karena itu, Kebijakan Nasional Promosi kesehatan
penanaman nilai-nilai PHBS disekolah untuk mendukung upaya peningkatan
merupakan kebtuhan mutlak dan dapat perilaku sehat ditetapkan Visi nasional
dilakukan melalui pedekatan Usaha Promosi Kesehatan sesuai Keputusan
Kesehatan Sekolah (UKS) (Diskes Menteri Kesehatan RI. No.
Provinsi Jawa Barat, 2006).selain itu 1193/MENKES/SK/X/2004 yaitu
Salah untuk meningkatkan perilaku “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
personal hygiene dengan pendidikan 2010” (PHBS 2010). Upaya
kesehatan. Steward (1986, dalam pengembangan program promosi
Machfoedz dan Suryani, 2003) kesehatan dan PHBS yang lebih terarah,
mengatakan bahwa Pendidikan terencana, terpadu dan
kesehatan dapat berpengaruh mengubah berkesinambungan, dikembangkan
perilaku perseorangan atau masyarakat melalui Kabupaten/Kota percontohan
dengan tujuan untuk tercapai integrasi promosi kesehatan dengan
pencegahan penyakit dan peningkatan sasaran utama adalah PHBS Tatanan
kesehatan. Metode pendidikan kesehatan Rumah Tangga (individu, keluarga,
antara lain bimbingan dan penyuluhan masyarakat) dan Institusi Pendidikan,
(guidance and counseling),wawancara ( diharapkan akan berkembang kearah
interview), ceramah, seminar, diskusi Desa/Kelurahan, Kecamatan/ Puskesmas
kelompok, curah pendapat (brain dan Kabupaten/Kota sehat menuju
strorming) , bola salju (snow ball), Indonesia Sehat 2010 (Tulang dan
kelompok-kelompok kecil (buzz group), Haryamin, 2006)
bermain peran (role play), permainan Selain kebijakan-kebijakan yang
simulasi (simulasition dilakukan pemerintah, pada zaman
game)(Notoadmojo, 2003 ). Salah satu sesudah masehi amat terkenal ajaran
metode pendidikan kesehatan yang sesui Nabi Muhammad SAW mengenai
dengan tahap perkembangan usia berbagai kegiatan pendidikan kesehatan,
sekolah adalah bermain peran (role seperti anjuran bersikat gigi dengan
play). Bermain suatu peran (role siwak, menutup aurat dengan kain atau
playing) bertujuan untuk mendapatkan pakaian , memakan makanan yang
pandangan yang lebih luas terhadap bernilai gizi tinggi, dan Rosulullah SAW
suatu perilaku baru (Efendi, 2009). bersabda “Kebersihan sebagian dari
Novil (2010) menjelaskan bahwa iman”. Betapa pentingnya menjaga
munculnya penyakit yang sering kebersihan diri untuk kesehatan bahkan
menyerang anak usia sekolah terkait dianggap sebagai bagian dari perintah
masih kurangya kesadaran masyarakat agama. (Machfoeds dan Suryani, 2003).
tentang pentingnya menjaga kebersihan Berdasarkan studi pendahuluan
diri. Hal ini didasarkan data riset yang dilakukan di Sekolah Dasar Pandak
kesehatan dasar (RisKesDa) dan I pada tanggal 27 November tahun 2010
kementrian Indonesia ditemukan terhadap 10 siswa kelas III didapatkan
mayoritas penyakit yang dialami anak- data 4 anak menderita karies gigi, 7 anak
anak adalah infeksi sistem pernafasan yang mengalami sakit gigi, 9 anak
(34%) dan diare (16%). mempunyai kebiasaan mencuci tangan
sebelum dan makan tapi ada 6 anak

8
kadang-kadang tidak menggunakan personal hygiene, prinsip personal
sabun, kuku tangan anak tampak hygiene,dan dampak personal hygiene.
panjang, pakaian kurang rapi, ada Perilaku personal hygiene
beberapa anak yang tidak menggunakan adalah tindakan yang diperlihatkan oleh
sepatu serta kebiasaan anak membuang anak SD pandak kelas III terkait dengan
sampah di bawah meja. Selain itu di SD pemeliharaan dan peningkatan personal
Pandak I Bantul belum pernah dilakukan hygiene diukur dengan instrumen berupa
pendidikan kesehatan tentang personal kuisioner. Kuesioner untuk mengetahui
hygiene. perilaku siswa dalam penerapan
Berdasarkan data di atas penulis personal higiene terdiri dari 16
tertarik untuk mengadakan penelitian pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan
mengenai pengaruh pendidikan favourable dan unfavourable. Untuk
kesehatan dengan metode role play pertanyaan favourable, dengan jawaban
terhadap perilaku personal hygiene pada selalu bernilai (4), sering (3), kadang-
anak kelas III di SD Pandak I Bantul. kadang (2), tidak pernah (1). Sedangkan
untuk pertanyaan unfavourable dengan
METODE PENELITIAN jawaban selalu bernilai (1), sering (2),
Jenis penelitian ini adalah kadang-kadang (3), tidak pernah (4).
kuantitatif menggunakan metode quasi Pengukurannya menggunakan skala
experimen dengan rancangan non interval dengan rentang nilai 16 sampai
equivalent control group, dengan 64. Pengukuran perilaku personal
rancangan ini pengelompokan angota hygiene dilakukan satu minggu sebelum
sample pada kelompok eksperimen dan dan setelah pendidikan kesehatan dengan
kelompok kontrol tidak dilakukan secara metode role play. Siswa yang mengukur
random atau acak. Sehingga sering dirinya sendiri dengan menjawab
disebut non random control group pretes kuesioner perilaku personal hygiene.
postes (Setiadi, 2007). Populasi pada penelitian ini adalah
Dengan menggunakan variabel anak kelas III SD Pandak I Bantul
bebas Pendidikan kesehatan dengan dengan jumlah 32 responden.
metode role play dan variabel terikat Pengambilan sampel dilakukan dengan
Perilaku anak tentang personal hygiene. teknik sampling jenuh. Dalam penelitian
Dan dua variabel pengganggu dalam ini, Peneliti mengambil kelompok
penelitian ini tidak dikendalikan. perlakuan pada kelas III SD Pandak I 16
Pendidikan kesehatan dengan role anak dan untuk kelompok kontrol,
play adalah tindakan menyampaikan peneliti mengambil 16 anak.
informasi tentang personal hygiene pada Alat pengumpulan data untuk
anak usia sekolah kelas III yang mengetahui perilaku anak tentang
disampaikan melalui metode bermain personal higiene pada penelitian ini
peran yang diperankan oleh siswa menggunakan kuesioner. Bentuk
sedangkan siswa yang tidak bermain kuesioner menggunakan closed anded
peran sebagai pengamat. Pendidikan yaitu dengan jawaban yang sudah
kesehatan dengan metode role play ditentukan dan tidak diberikan
dilakukan sekali pada tanggal 10 Maret kesempatan untuk memberikan jawaban
2011 Pukul 10.10-11.00 di Ruang Kelas lain. Kuesioner untuk mengetahui
III SD Pandak I Bantul. Informasi yang perilaku siswa dalam penerapan
disampaikan tentang personal hygiene personal higiene terdiri dari 16
meliputi : definisi personal hygiene, pertanyaan yang terdiri dari pertanyaan
tujuan personal hygiene, faktor-faktor favourable dan unfavourable. Untuk
yang mempengaruhi personal pertanyaan favourable, dengan jawaban
hygiene,upaya mencegah gangguan selalu bernilai (4), sering (3), kadang-

9
kadang (2), tidak pernah (1). Sedangkan Karakteristik Responden
untuk pertanyaan unfavourable dengan Dari hasil penelitian diketahui
jawaban selalu bernilai (1), sering (2), karakteristik responden sebagai
kadang-kadang (3), tidak pernah (4). berikut:
Pengukuran uji validitas dan uji a. Karakteristik responden
reliabilitas kuesioner dilakukan pada berdasarkan jenis kelamin
tanggal 24 Februari 2011 di SD Wijirejo Jenis kelamin responden pada
1. Responden yang digunakan untuk uji kelompok eksperimen mayoritas
validitas sebanyak 28 orang dan perempuan sebanyak 11 orang
didapatkan dari 19 item pertanyaan (68,8%). Sedangkan kelompok
perilaku, didapatkan 3 butir item gugur kontrol mayoritas laki-laki
sehingga didapatkan jumlah 16 item sebanyak 14 orang (43,8%).
yang layak digunakan sebagai b. Karakteristik responden
instrument penelitian karena dikatakan berdasarkan umur
valid jika nilai sign ≤ 0,05. Dan angka Umur responden pada kelompok
reliabilitas 0,893. Analisa data eksperimen mayoritas berumur 9
menggunakan uji statistik parametrik uji tahun 12 orang (75%) sedangkan
t test independent untuk membandingkan yang paling sedikit berumur 8
nilai rata-rata dari dua perlakuan yang tahun 4 orang (2,5%). Pada
ada, atau dalam bentuk rancangan kasus kelompok kontrol terbanyak
kontrol, dimana untuk menguji suatu berumur 9 tahun yaitu 10 orang
perlakuan (eksperimen) yang (62,5%) sedangkan 11 tahun
dibandingkan dengan kontrol yang paling sedikit 1 orang
(Riwidikdo, 2009) (6,2%).
c. Karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan orang tua
HASIL DAN PEMBAHASAN pekerjaan orang tua pada
Gambaran Umum Lokasi Penelitian kelompok eksperimen sebagian
Sekolalah Dasar Pandak I Bantul besar ayah bekerja sebagai
merupakan salah satu SD yang Wiraswasta yaitu 7 orang
terlatak di Desa Wijirejo yang (43,8%) sedangkan sebagian
beralamat di Jalan Srandakan. SD kecil bekerja sebagai tani dan
Pandak I Bantul mempunyai visi pegawai swasta masing-masing 2
unggul dalam prestasi, terampil orang (12,5%). Pada kelompok
dalam olahraga dan seni berdasarkan kontrol sebagian besar ayah
iman dan taqwa. Pada tahun ajaran bekerja sebagai tani yaitu 7 orang
2010/2011 SD Pandak I Bantul (43,8%) sedangkan sebagian
memiliki siswa yang berjumlah 187 kecil bekerja sebagai buruh,
siswa dari mulai kelas I sampai VI, ABRI, pegawai swasta, PNS
sedangkan untuk siswa kelas III ada masing-masing 1 orang (6,2%).
32 siswa. SD Pandak sudah tersedia Untuk pekerjaan Ibu Kelompok
UKS dan guru UKS tapi tidak ada eksperimen maupun kontrol Ibu
dokter kecil. Selain itu belum pernah rumah 100% (16 orang
ada pendidikan kesehatan tentang eksperimen dan 16 orang
personal hygiene di SD Pandak I kontrol).
Bantul. Tenaga kesehatan/medis d. Karakteristik responden
jarang melakukan kunjungan berdasarkan pendidikan orang tua
kesehatan di SD Pandak I Bantul. Pendidikan ayah pada kelompok
eksperimen terbanyak yaitu SD
sebanyak 7 orang (43,8%)

10
sedangkan yang paling sedikit Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa
yaitu SLTP sebanyak 4 orang tidak ada beda perilaku personal
(25%). Pada pendidikan ayah hygiene sebelum pendidikan kesehatan
kelompok kontrol terbanyak dengan metode role play (pretest)
yaitu SLTP sebanyak 11 orang kelompok kontrol dan kelompok
(68,8%) sedangkan yang paling eksperimen yang ditunjukkan nilai p >
sedikit SLTA sebanyak 2 orang 0,05 (p=0,974), t hitung 0,03 < t tabel
(12,5%). 1,697 dengan df 30. Sedangkan
Pendidikan Ibu pada kelompok perilaku posttest kelompok kontrol dan
eksperimen terbanyak yaitu eksperimen juga tidak ada beda
SLTP sebanyak 6 orang (37,5%). perilaku personal hygiene setelah
Pada pendidikan Ibu kelompok pendidikan kesehatan dengan metode
kontrol terbanyak yaitu SLTP role play (posttest) kelompok kontrol
sebanyak 6 orang (37,5%) dan kelompok eksperimen yang
sedangkan yang paling sedikit D ditunjukkan nilai p > 0,05 (p=0,48), t
II sebanyak 1 orang (6,2%). hitung 0,71 < t tabel 1,697 dengan df
30. Berdasarkan hasil analisis dengan
ANALISA DATA Independent t-test dapat disimpulkan
Setelah didapatkan data dengan bahwa tidak ada perbedaan perilaku
membagikan kuesioner sebelum dan personal hygiene siswa kelas III
setelah pendidikan kesehatan dengan Pandak I Bantu pada kelompok
metode role play, maka peneliti eksperimen dan kelompok kontrol
melakukan uji normalitas data dengan setelah dilakukan pendidikan kesehatan
kolmogrov smirnov. Hasil uji dengan metode role play.
normalitas data menunjukkan bahwa
data penelitian berdistribusi normal PEMBAHASAN
sehingga dapat dilanjutkan dengan Hasil analisis dengan
analisis independent t-test untuk menggunakan Independent t-test
mengetahui apakah ada pengaruh terhadap perilaku personal hygiene
pendidikan kesehatan dengan metode kelompok eksperimen dan kelompok
role play terhadap perilaku personal kontrol saat sebelum dan setelah
hygiene pada siswa kelas III SD pendidikan kesehatan dengan metode
Pandak I Bantul. Hasil analisis dengan role play dapat dilihat pada table 5.
menggunakan Independent t-test dapat Pada tabel 5 berdasarkan hasil uji t
dilihat pada tabel dibawah ini. test perilaku personal hygiene saat
Tabel 5. Hasil analisa posttest kelompok kontrol dan
independent t-test perilaku personal eksperimen didapatkan t hitung 0,71
hygiene < t tabel 1,697 dan nilai p > 0,05
(p=0,48). Hal ini menunjukkan Ha
Variabel Mean T P Df ditolak. Jadi dapat disimpulkan
different hitung bahwa tidak ada beda yang signifikan
Perilaku 0,06 0,03 0, 30 perilaku tentang personal hygiene
pretest 97 antara kelompok perlakuan dengan
KK & 4 kelompok kontrol.
KE Menurut Purwanto (2004),
Perilaku 1,81 0,71 0, 30 keberhasilan pendidikan dipengaruhi
posttest 48 oleh row input, environment input,
KK & 2 instrumental input. Row input dalam
KE hal ini adalah kualitas siswa yang
akan mengikuti proses pendidikan.

11
Kualitas tersebut dapat berupa potensi 2. Rata-rata nilai Perilaku personal
kecerdasan, minat dan lain-lain. Pada hygiene pada kelompok
penelitian ini ada beberapa siswa eksperimen setelah pendidikan
yang minatnya kurang saat proses kesehatan dengan metode role play
pendidikan kesehatan (role play), hal (posttest) yaitu mean 54,68 dan SD
ini terlihat saat role play siswa 8,3. Sedangkan rata-rata nilai
tersebut kadang-kadang ngobrol Perilaku personal hygiene pada
dengan temannya. Environment input kelompok kontrol setelah
lingkungan fisik (suhu, kelembapan pendidikan kesehatan dengan
udara, kondisi tempat belajar), social metode role play (posttest) yaitu
(lalu lintas, kagaduhan/keramaian), mean 52,87 dan SD 5,8.
sedangkan instrumental input adalah 3. Hasil uji statistik didapatkan nilai
faktor-faktor yang sengaja dirancang p = 0,48, berarti pada α 5% terlihat
dan dimanipulasi seperti sarana dan tidak ada perbedaan yang
fasilitas serta manajemen yang signifikan rata-rata perilaku
berlaku termasuk menentukan metode personal hygiene antara kelompok
dan mengatur alokasi waktu. eksperimen dengan kelompok
Kelemahan dari pendidikan kontrol.
kesehatan ini adalah hasilnya, karena
perubahan perilaku melalui proses Saran
pembelajaran pada umumnya 1. Bagi Profesi Keperawatan
memerlukan waktu yang lama Bagi profesi keperawatan
(Notoatmodjo,2005). Selain itu Huber khususnya perawat perawat
(2006) menyebutkan bahwa komunitas agar lebih
perubahan perilaku memerlukan memperhatikan tentang Perilaku
waktu yang lama yaitu waktu 3 personal hygiene sehingga siswa
sampai 6 bulan sebelum perubahan sekolah dapat lebih menjaga dan
perilaku itu dapat diterima. meningkatkan kebersihan
dirinya. Perawat perlu
KETERBATASAN PENELITIAN bekerjasama dengan pihak
Penelitian ini ada beberapa siswa sekolah untuk mendorong
yang minatnya kurang saat proses terciptanya perilaku personal
pendidikan kesehatan (role play), hal hygiene di sekolah dan lebih
ini terlihat saat role play siswa sering melakukan kunjungan
tersebut kadang-kadang ngobrol untuk melakukan pendidikan
dengan temannya. kesehatan tentang personal
hygiene.
KESIMPULAN DAN SARAN 2. Bagi SD pandak I Bantul
Kesimpulan Hasil penelitian ini dapat
1. Rata-rata nilai Perilaku personal digunakan oleh pihak sekolah
hygiene pada kelompok agar dapat membuat program
eksperimen sebelum pendidikan sekolah yang berkaitan dengan
kesehatan dengan metode role play upaya-upaya peningkatan
(pretest) yaitu mean 52 dengan SD parilaku personal hygiene siswa
5,6. Sedangkan rata-rata nilai dan pihak sekolah lebih sering
perilaku personal hygiene pada melakukan pendidikan kesehatan
kelompok kontrol sebelum tentang personal hygiene dengan
pendidikan kesehatan dengan menerapkan berbagai metode
metode role play (pretest) yaitu yang lebih efektif. Sehingga
mean 52,06 dengan SD 4,9. siswa mengaplikasikan perilaku

12
personal hygiene dalam Riwidikdo, H., 2009. Statistik Untuk
kehidupan sehari-harinya. Penelitian Kesehatan Dengan
3. Bagi peneliti selanjutnya Aplikasi Program R dan SPSS.
Bagi peneliti lain yang berminat Pustaka Rihama, Yogyakarta.
melakukan penelitian tentang
personal hygiene dengan metode Sari, S, P. Lukman, M. dan Setiawan, R.
role play lebih baik (2007). Hubungan Faktor
dikombinasikan dengan metode Predisposisi dengan Perilaku
yang lain misalnya ceramah. Pesonal Hygiene Anak Jalanan
Bimbingan Rumah Singgah
Yayasan Masyarakat Sehat
DAFTAR PUSTAKA Bandung, Majalah Keperawatan
Unpad. 8 (XV). 11.
Anonim., 2007. Permasalahan Umum
Kesehatan Anak Usia Sekolah Setiadi., 2007. Konsep dan Penelitian :
Dalam Riset Keperawatan, Grahailmu,
http://www.anugerah.hendra.or.id, Yogyakarta.
diakses tanggal 4 november 2010 Tulang, T. & Haryamin., 2006. Pedoman
Deskes Provinsi Jawa Barat., 2006. Pengembangan Kabupaten/ Kota
PHBS di Sekolah, diakses 18 Percontahan Program Perilaku
oktober 2010 dalam Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
http://www.diskes.jabarprov.go.id diakses 24 november 2010
http//www. dinkes-sulsel.go.id
Hidayat, A.A., 2005. Pengantar Ilmu
keperawatan Anak, Salemba Yudono,J., 2010. Berbekal dari Masa
Medika, Jakarta. Kanak-Kanak dalam
http://www.oase.kompas.com,
Kustiningsih dan Hartati, T., (2008). diakses tanggal 19 November 2010
Pengaruh Terapi Musik Klasik
terhadap Intensitas Nyeri pada
Anak Usia Sekolah Saat Dilakukan
Prosedur Invasif di RS PKU
Muhammadiah Yogyakarta, Jurnal
Kebidanan dan Keperawatan
‘Aisyiyah. 4 (2). 87.
Machfoedz, I. & Suryani, E., 2008.
Pendidikan Kesehatan bagian dari
Promosi Kesehatan, Fitramaya,
Yogyakarta.
Novil., 2010. Perayaan Hari Cuci
Tangan Sedunia dalam
http://www.sentrajakarta.com,
diakses tanggal 15 Desember 2010
Notoatmodjo, S., 2005. Promosi
Kesehatan Teori dan Aplikasi,
Rineka Cipta, Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai