Anda di halaman 1dari 23

EKSPLORASI

GEOKIMIA
KELOMPOK 3
MARTHIN CHRISTIAN YUSUF 11.2014.1.00493
SASTRA DIHARLAN BAHAR 11.2014.1.00479
RIKE SATRIYA PRAMBUDHI 11.2014.1.00494
INTAN SRI SURYANI 11.2014.1.00480
M YUSUF ASHARI 11.2014.1.00487
ARRINA KHANIFA 11.2014.1.00495
BATASAN MASALAH

1. Mengetahui Secara Umum Eksplorasi


Geokimia
2. Mengetahui Beberapa Metode Dasar
Eksplorasi Geokimia
PENDAHULUAN
Geokimia adalah ilmu yang mempelajari kandungan unsur dan isotop dalam lapisan
bumi, terutama yang berhubungan dengan kelimpahan (abundant), penyebaran serta
hukum-hukum yang mengontrolnya. Dari dasar ini berkembang beberapa cabang ilmu
geokimia di antaranya yaitu geokimia panasbumi, geokimia mineral, geokimia
petroleum dan geokimia lingkungan.

Geokimia memiliki beberapa definisi, definisi yang dilakukan oleh Goldschmidt


.menekankan pada dua aspek,yaitu:
1.Distribusi Unsur dalam bumi (deskripsi)
2.Prinsip-prinsip yang mengatur distribusi tersebut diatas (interpretasi)

Pada dasarnya definisi ini menyatakan bahwa geokimia mempelajari jumlah dan
distribusi unsur kimia dalam mineral, bijih, batuan tanah, air, dan atmosfer. Tidak
terbatas pada penyelidikan unsur kimia sebagai unit terkecil dari material, juga
kelimpahan dan distribusi isotop-isotop dan kelimpahan serta distribusi inti atom
PRINSIP DASAR
EKSPLORASI GEOKIMIA
Prinsip Dasar Prospeksi/Eksplorasi Geokimia
Prospeksi/eksplorasi geokimia pada dasarnya terdiri dari dua metode:
1. Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral yang
relatif stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas, platina, kasiterit,
kromit, mineral tanah jarang). Cocok digunakan di daerah yang kondisi iklimnya
membatasi pelapukan kimiawi.
2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi.Pola ini dapat
diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak tererosi,
TIPE SURVEI GEOKIMIA
Beberapa macam survei geokimia yang dapat dilakukan adalah :
1. Survei Sedimen Sungai
Beberapa pertimbangan dan alasan pemilihan metoda sedimen sungai adalah:
a) Dipakai dalam eksplorasi tahap awal (regional geochemical reconnaissance)
diareal yang luas
b) Menangkap dispersi geokimia sekunder di sepanjang aliran sungai
Keuntungan: Mampu menjangkau daerah yang luas dalam waktu yang singkat,
jumlah contoh yang relatif sedikit, dan biaya yang relatif murah.
Sedangkan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan survey sedimen
sungai adalah :
· Waktu, biaya dan luas area yang disurvei
· Lokasi penyontoan/penyamplingan, densitas contoh
· Sensitifitas, akurasi dan presisi
· Kemungkinan adanya kontaminasi
Beberapa varian yang dilakukan dalam survei sedimen sungai adalah:
1.1. Sedimen sungai aktif (stream sediment, SS)
Yaitu mengambil fraksi berukuran silt-clay dengan cara menyaring sedimen dengan
saringan berukuran -80#. Tujuan dari metoda ini adalah menangkap butiran emas dan
base metal berukuran halus (lihat Gambar 4.1).

Gambar 4.1. Pengambilan contoh sedimen sungai aktif (foto diambil dari kegiatan
pengambilan sampel Freeport, Irian Jaya).
1.2. Konsentrat dulang (pan concentrate, PC)
Yaitu mengambil fraksi mineral berat dalam sedimen sungai dengan cara
mendulang dengan tujuan menangkap emas berbutir kasar dan mineral berat lainnya
(Gambar 4.2).

Gambar 4.2. Geologist mengambil sampel dulang (pan concentrate) untuk


mendapatkan mineral-mineral berat.
1.3. Bulk Leach Extractable Gold (BLEG)
Semua fraksi sedimen diambil tanpa terkecuali. Tujuannya untuk menangkap
semua butiran emas dan mampu mendeteksi kadar emas yang sangat rendah
(ambang deteksi 0,1 ppb). Dalam prakteknya BLEG dilakukan pada tahap awal
dengan densitas 1 contoh per 5-10 km2, sedangkan SS dan PC dilakukan pada tahap
berikutnya dengan densitas 1 contoh per 1-3 km2. Contoh peta yang dihasilkan
dengan menggunakan metoda geokimia dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Gambar 4.3. Contoh peta geokimia sebaran unsur tembaga (Cu) dari data endapan
sungai aktif di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa bagian Barat (Meiyanto, 2004).
2. Survei Percontohan Tanah (soil sampling)
a) Tahapan eksplorasi lanjutan setelah stream sediment
b) Menangkap dispersi geokimia sekunder di sekitar (di atas) tubuh mineralisasi
c) Metoda: Grid atau spurs and ridges
d) Alat : hand auger

Situasi dimana survei soil dilakukan antara lain :


a) Survei pendahuluan dilakukan di daerah yang pola pengalirannya tidak
berkembang
b) Survei lanjutan dilakukan di daerah anlomali yang dilokalisir oleh survei
sedimen sungai
c) Survei lanjutan di daerah anomali yang dilokallisir oleh survei geofisika
d) Survei lanjutan di sekitar lokasi gossan
e) Mendeliniasi target bor uji di sekitar mineralisasi yang diketahui
Gambar 4.4. Pola pengambilan sampel ridge and spur pada daerah punggungan
bukit (Rose et al., 1979)
Kondisi yang harus diperhatikan pada waktu melakukan sampling dengan metoda
percontohan tanah adalah :
· Cukup material yang diambil untuk analisis
· Contoh diambil dari horison yang sama (umumnya B)
· Jika horison soil tidak berkembang, contoh diambil pada kedalaman yang sama
· Contoh harus diambil dari jenis soil yang sama (residual / transported)
· Faktor yang menyebabkan adanya kontaminasi pada sampel harus diketahui.
3. Survei Percontohan Batuan (Rock Sampling)
a) Dilakukan dalam tahap akhir eksplorasi permukaan
b) Lokasi pengambilan contoh: singkapan, float, pits, trenches, drill holes
c) Menangkap dispersi geokimia primer
d) Dimaksudkan untuk keperluan analisis kimia mineral (unsur utama, unsur target,
unsur pathfinder) dan fisika mineral (petrografi, X-Ray, dan inklusi fluida).

Beberapa cara pengambilan contoh yang dapat dilakukan adalah dengan :


· Grab / specimen
· Chip
· Channel / Panel
· Drill cutting / Core
4. Hydrogeochemistry (water sampling)
Metoda ini merupakan metoda untuk menganalisis/menghitung komposisi kimia
material yang terlarut dalam air. Jenis-jenis air (natural water) yang dapat dipakai
sebagai media sampling yaitu air sungai, danau, air tanah, mata air, dan lain - lain.

Permasalahan yang dapat muncul dalam metoda ini :


1. Konsentrasi yang sangat rendah (ppb)
· Analytical difficulties
· Serious risk of contamination
2. Kimia air sangat sensitif terhadap kondisi cuaca dan lingkungannya
3. Merupakan indikator yang paling baik untuk serangkaian endapan U, V, Rn
(Radon), He, Mo, Zn, Bi, F dan SO4 2-
4. Indikator Cu dan Pb umumnya sulit untuk diinterpretasi.
5. Biogeochemistry surveys
Metoda ini memanfaatkan komposisi kimia tumbuhan yang dipakai sebagai media
contoh. Akar tumbuhan potensial sebagai media sampling karena sifatnya yang
menyerap larutan dalam air tanah. Larutan ini mungkin membawa garam-garam
inorganik yang dapat diendapkan di berbagai tumbuhan, seperti daun, kulit kayu,
buah dan bunga. Pada bagian tertentu dari beberapa jenis tumbuhan telah terbukti
menunjukkan kadar konsentrasi unsur-unsur tertentu yang lebih tinggi jika tumbuh
pada soil yang berkembang di atas cebakan mineral daripada di soil biasa. Istilah
geobotany melibatkan identifikasi visual jenis spesies tumbuhan yang hidup di
daerah tertentu. Pengamatan terhadap jenis tumbuhan penutup mungkin dapat
mengindikasikan mineralisasi di bawahnya.

Contoh :
− Becium homblei dipakai di Afrika bagian selatan untuk mengindikasikan anomali
Cu dalam soil.
− Di daerah tropis bagian atas porfiri sistem yang kaya sulfida biasanya tidak
ditumbuhi tumbuhan atau hanya semak rumput, misalnya Grasberg di Irian Jaya.
Fenomena ini dapat terlihat dalam foto udara dan Landsat.
6. Gas surveys
Survei gas ini didasarkan dari banyakya cebakan mineral yang mengandung
volatile. Karena mobilitasnya tinggi, material volatile ini dapat mencapai permukaan
dan dilepaskan ke atmosfer.

Contoh :
− Mercury di atas cebakan logam dasar (base metals) dan emas epitermal
− Radon sebagai hasil peluruhan U238 dalam cebakan uranium
− Helium dari cebakan U dan Th
− SO2 terdeteksi sebagai hasil oksidasi sulfide
− Berbagai hidrokarbon volatile dalam survei minyak dan gas bumi Teknik
penyontoan bervariasi dari mulai dengan pesawat terbang atau helikopter,
detektor yang dipasang dalam tanah atau dalam air, sampai anjing yang dilatih
untuk mendeteksi sulfida dari kehadiran H2S.
METODE ANALITIS
EKSPLORASI GEOKIMIA
Metode Analitis Dalam eksplorasi geokimia tidak perlu mengutamakan akurasi
yang tinggi, yang terpenting cepat, tidak mahal dan sederhana. Metode yang banyak
digunakan dalam prospeksi geokimia adalah kromatografi, kolorimetri, spektroskopi
emisi, XRF, dan AAS. Metode lain yang juga digunakan dalam kasus khusus adalah
aktivasi neutron, radiometri dan potensiometri. AAS (atomic absorpsion
spectrometry) merupakan teknik yang paling banyak dipakai dalam analisis unsur
tunggal standar.
1. AAS (Atomic absorption spectroscopy)
Atomic absorption spectroscopy (AAS) adalah prosedur spectroanalytical untuk
penentuan kuantitatif unsur kimia menggunakan penyerapan radiasi optik (cahaya)
oleh atom-atom bebas dalam keadaan gas.

Dalam kimia analitik teknik ini digunakan untuk menentukan konsentrasi


elemen tertentu (analit) dalam sampel yang akan dianalisis. AAS dapat digunakan
untuk menentukan lebih dari 70 elemen yang berbeda dalam larutan atau langsung
dalam sampel padat digunakan dalam farmakologi, biofisika dan penelitian
toksikologi.

Teknik ini memanfaatkan spektrometri serapan untuk menentukan konsentrasi


suatu analit dalam sampel.
2. XRF (X-ray fluorescence)
X-ray fluorescence (XRF) adalah emisi karakteristik "sekunder" (atau neon)
sinar-X dari materi yang telah gembira dengan membombardir dengan sinar-X
berenergi tinggi atau sinar gamma.

Fenomena ini banyak digunakan untuk analisis unsur dan analisis kimia,
terutama dalam penyelidikan logam, kaca, keramik dan bahan bangunan, dan untuk
penelitian dalam geokimia, ilmu forensik dan arkeologi.
3. XRD (X-ray Diffraction)
X-ray Diffraction adalah metode yang digunakan untuk menentukan struktur
atom dan molekul kristal, di mana atom kristal menyebabkan berkas sinar-X untuk
lentur ke banyak arah tertentu.

Dengan mengukur sudut dan intensitas dari berkas difraksi, crystallographer


dapat menghasilkan gambar tiga dimensi kepadatan elektron dalam kristal.

Dari kerapatan elektron ini, posisi rata-rata dari atom dalam kristal dapat
ditentukan, serta ikatan kimia mereka, gangguan mereka dan berbagai informasi
lainnya.
Pada dekade pertama penggunaan, metode ini menentukan ukuran atom, panjang
dan jenis ikatan kimia, dan perbedaan skala atom antara berbagai bahan, terutama
mineral dan paduan.

Metode ini juga mengungkapkan struktur dan fungsi dari banyak molekul biologis,
termasuk vitamin, obat-obatan, protein dan asam nukleat seperti DNA.

X-ray kristalografi masih merupakan metode utama untuk mencirikan struktur atom
bahan baru dan bahan cerdas yang muncul mirip dengan eksperimen lain.
4. ICP-MS (Inductively couple plasma mass spectrometry)
Inductively couple plasma mass spectrometry (ICP-MS) adalah jenis spektrometri
massa yang mampu mendeteksi logam dan beberapa non-logam pada konsentrasi
rendah sebagai salah satu bagian dalam 1012 (bagian per triliun). Hal ini dicapai
dengan ionisasi sampel dengan coupled plasma induktif dan kemudian
menggunakan spektrometer massa untuk memisahkan dan mengukur ion tersebut.

Dibandingkan dengan teknik serapan atom, ICP-MS memiliki kecepatan yang lebih
besar, presisi, dan sensitivitas. Namun, analisis dengan ICP-MS juga lebih rentan
untuk melacak kontaminan dari gelas dan reagen.Selain itu, keberadaan beberapa
ion dapat mengganggu deteksi ion lainnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai