PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara maritim yang memiliki luas tetorial laut dua per tiga
dari luas total luas negeri ini. Lalu indonesia diapit dua samudera Hindia dan Pasifik. Hal
ini menyebabkan potensi laut yang diluar dugaan bila dikembangkan dengan baik.
Khusus di bidang energi, keuntungan bagi Indonesia adalah dari segi besarnya potensi
energi laut. Energi laut yang dihasilkan dari pasang surut laut, energi gelombang, energi
arus laut dan energi perbedaan lapisan suhu serta pembangkit tenaga uap.
Salah satu Pembangkit tenaga uap terbesar di daerah Jawa Tengah ini adalah
PLTU Cilacap Unit #3 Expansion 1 x 600 MW yang beroperasi sejak awal 2016 lalu.
PLTU ini berlokasi di sebelah barat bermuaranya Sungai Serayu. Berbeda dengan PLTU
unit 1 dan 2, PLTU ini merupakan Supercritical Steam. Sebagaimana diketahui bahwa
dengan meninggikan tekanan pada sistem maka akan menurunkan panas laten pada
perubahan air menjadi steam. 220,6 bar untuk 374o C dengan panas laten 1318 kJ/kg.
Panas laten berhubungan dengan penggunaan air. Semakin kecil panas laten air menjadi
uap semakin kecil pula konsumsi air untuk berubah menjadi steam. Hal ini yang membuat
konsumsi air demin pada PLTU ini lebih rendah dibandingkan PLTU lainnya yang
memproduksi listrik 660 MW.
Hal itu tak lepas dari Water treatment yang digunakan untuk menghilangkan TDS
(Total Disolved Solid) dan TSS (Total Suspension solid). Pada unit terakhir water
treatment yaitu mixbed, yaitu unit terakhir untuk menghilangkan TDS dan TSS sehingga
air keluaran dari mixbed siap untuk diumpankan ke boiler. Untuk menjaga setiap unit
bisa beroperasi dengan maksimal, diperlukan backwash pada unit MMF (Multimedia
Filter), ACF (Activated carbon Filter) dan Mixbed. Bila ditelaah lebih lanjut, bisa
diperoleh keuntungan dari pemanfaatan air washing.
Untuk pemanfaatan air washing, pembuatan ide ini akan terfokus pada
pemanfaatan air washing pada mixbed dan Water Treatment.
1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari inovasi ini adalah remodifikasi mixbed ion exchanger untuk
mengurangi penggunaan fresh water pada saat start up dan regenerasi mixbed.
Daftar Pustaka
Water treatment adalah suatu proses pengolahan air untuk mencapai spesifikasi air
tertentu tergantung dari kebutuhan. Semua industry memerlukan air sebagai unit utilitas untuk
menunjang kinerja. Penggunaan air umumnya berperan sebagai media untuk penggerak,
pertukaran panas atau pendingin. Air yang digunakan biasanya dilakukan dulu pemanasan di unit
Boiler pada kondisi tertentu. Adapun flow diagram proses pengolahan air di PT. S2P unit 3
ditunjukkan pada gambar 2.1.
Dari Gambar 2.1, Air umpan yang digunakan adalah sea water yaitu air laut yang dikumpulkan
di water intake. Di water intake dilakukan pre treatment awal dengan melakukan screening agar
sampah-sampah ukuran besar bisa terhalang di screen filter. Water intake ini berfungsi sebagai 2
hal utama yaitu sebagai umpan clarifier WTP (water treatment plant) dan sebagai cooling water
di condenser. Di water intake dilakukan injeksi clorine yang berfungsi untuk membunuh microba
atau bakteri yang hidup di dalam air sehingga tidak melapisi. air yang menuju ke clarifier
dilakukan treatment dengan menggunakan chemical PAC yang berfungsi untuk memperbesar
suspensed solid yang terkandung di dalam air sehingga bisa mengendap akibat bertambahnya
berat jenis. Kemudian air memasuki unit siphon basin yaitu penyaringan dengan menggunakan
media pasir sebagai penyaring sisa-sisa suspensed solid yang lolos dari clarifier, air kemudian di
tamping di sea water reservoir. Sea water reservoir merupakan feed untuk unit WTP, feed ini
dipompa menuju unti MMF yaitu Multi Media Filter sebagai media penyaring untuk
menghilangkan sisa suspensed solid. Di sebelah MMF terdapat unit ACF (Activated Carbon
Filter) yaitu media karbon aktif yang berfungsi untuk menyerap koloidal mikroba dan juga
mereduksi klorin yang ada. Feed ini kemudian dipompakan dengan HPP pump pada tekanan 4
MPa ke unit SWRO (Sea Water Reserve Osmosis), dimana unit ini terjadi proses desalinasi air.
SWRO ini berfungsi untuk mengurangi konduktifitas feed dari 45000-50000 mc menjadi 600-
800 mc, kemudian di tampung di Middle Tank. Setelah itu air di pompakan ke BWRO (Brekrish
Water Rseverse Osmosis) untuk menurunkan kondutifitas menjadi 6-8 mc. Fresh water
kemudian dipompakan ke Unit Ion Exchange, dimana dini terjadi pertukaran ion fresh water dan
menjadi demin water. Data kualitas air dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Mixbed ion exchange merupakan proses paling penting dalam memproduksi air demin
(demineral water). pada proses ini terjadi pertukaran ion dimana ion-ion yang ada dalam fresh
water bereaksi dengan resin didalam mixbed. Proses reaksinya sebagai berikut :
Reaksi Anion :
Gambar 2.1 Reaksi Resin Anion dengan ion-ion negatif di dalam air
Reaksi Kation:
Gambar 2.1 Reaksi Resin Kation dengan ion-ion positif di dalam air
Reaksi yang terjadi memiliki masa jenuhnya yaitu masa dimana resin tidak mampu lagi
mengikat ion-ion yang ada sehingga proses perturan tidak terjadi. Untuk itu perlu adanya
regenerasi yaitu proses aktivasi resin menjadi keadaan semua dengan menggunakan larutan
kimia, asam klorida (HCl) untuk resin kation dan natrium hidroksida (NaOH) untuk resin anion.
Proses regenerasi memiliki banyak step, dimulai dengan melakukan mixing terhadap resin
dengan menggunakan blower, kemudian melakukan proses backwash yaitu proses penghilangan
suspensed solid (resin pecah) di dalam mixbed, dilanjutkan dengan proses pemasukan asam dan
alkali ke mixbed untuk regenerasi, lalu di akhiri dengan proses pencucian resin dengan
menggunakan air demin dan uji resin dengan melakukan flusing.
Proses regenerasi di Unit 3 S2P dilakukan sebanyak 2 hari sekali untuk setiap mixbed
(terdapat 2 mixbed). Berdasarkan data lapangan, disaat proses regenerasi terjadi pemborosan air
pada step first running dan step washing terakhir. 2 proses ini adalah proses uji resin sehingga air
fresh water yang masuk ke mixbed langsung dibuang sebagai drain dimana kualitas drain ini
dapat dilihat pada table 2.2.
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa tahap regenerasi ini memiliki 5 tahap
dengan running time-nya masing-masing. Secara garis besar tahap ini tersusun dari flushing,
washing, rinsing dan uji coba. Pada tahap wash nomor 15. Ini adalah tahap uji coba apakah
setelah regenerasi, air tersebut bisa digunakan atau tidak sesuai dengan kualitas outlet
mixbed. Air yang digunakan adalah air fresh water, produk dari RO2. Adapun hal ditinjau
disini adalah conductivity. Conductivity mewakili disolved solid yang terdapat dalam air.
Adapun conductivity fresh water adalah 6-8 μS/cm. Bila conductivity outlet mixbed < 0,19
μS/cm maka mixbed tersebut dapat digunakan.
Untuk lamanya running time selama washing itu membutuhkan waktu selama 3000
detik dengan laju alir Fresh Water 45 m3 / hingga dilanjutkan dengan conductivity outlet
mixbed sebesar 0,20 μS/cm. Lalu dilanjutkan pada tahap First Running hingga conductivity
< 0,15 μS/cm. Berikut adalah total Consumption Fresh Water untuk Washing dan First
Running.
Tabel 3.2 Kualitas Air Washing, Washing Pada First Running Dan Fresh Water Tank
Conductivity
Tinjauan pH
(mS/cm)
Washing 7,0 s/d 7,1 <5
Wash First running 7,0 s/d 7,1 < 0,20
Fresh water tank 7,1 s/d 7,3 6 s/d 8
Dari Tabel 3.2 dan 3.3 bisa disimpulkan bahwa air buangan Washing dan pada saat
First Running sebanyak 1875 m3 untuk 15 kali regenerasi yang dilakukan dalam sebulan.
bila dilihat dari kualitas air yang telah dilakukan pengujian menunjukan bahwa kualitas air
dari tangki fresh water tidak jauh berbeda dari air buangan pada saat Washing dan Washing
First Running. Sehingga air yang terbuang bisa digunakan kembali dengan tujuan untuk
mengurangi waste agar penggunaan mixbed bisa lebih efisien.
Pada proses Water Treatment, ada 2 hal yang harus dikurangi hingga kualitas air
layak untuk dijadikan air umpan boiler yaitu TSS (Total Suspended Solid) dan TDS (Total
Disolved Solid). Dari water intake hingga Activated Carbon, itu yang dihilangkan adalah
Suspended Solid. Adapun Chemical yang digunakan adalah PAC sebagai Coagulant
(N3276) dengan dosis 10 ppm. Sebelum masuk ke SWRO (Seawater Reverse Osmosis) ada
dua chemical yang digunakan untuk mereduksi free chlorine yang disebabkan oleh
penginjeksian NaOCl di Water Intake. Untuk itu digunakanlah Sodium Metabisulfit (N-
47027) dan untuk mengurangi scale yang disebabkan oleh hardness dari air tersebut seperti
Mg dan Ca digunakanlah PC-1020T dengan masing-masing dosisnya 2 dan 3 ppm. Berikut
ditampilkan penggunaan chemical sebagai berikut.
Ada 3 pump yang digunakan dalam produksi fresh water ini, yaitu High Pressure
Pump (310,9 kW), Feed Pump (46,6 kW) dan RO2 High pressure Pump (71,0 kW).
Sehingga energi totalnya 417,9 kW dengan 4,5 kWH / m3 tiap produksi fresh water.
Total 418,07
Gambar 3.2 Kondisi saat ini Mixbed di unit #3 1 x 660 MW
Pada gambar 3.2 menujukan kondisi saat ini mixbed dengan produksi 35 m3 / Jam
untuk sekali produksi. Waste dibuang melalui drain menuju Neutral Pond sedangkan produk
dari mixbed akan dialirkan menuju demin tank 2 x 3000 m3 dengan resin trap sebagai safety
equipment agar bila suatu saat terjadi kebocoran pada strainer pada mixbed resin-resin tidak
terbawa ke demin tank. Bila hal itu terjadi, resin-resin tersebut akan merusak propeler
pompa.
Pada Gambar 3.3, dengan memanfaatkan line outlet mixbed dibuatlah aliran menuju
Fresh Water Tank lalu ditambahkan Resin Trap sebagai safety-nya. Adapun sistem kerjanya
adalah ketika sudah mencapai tahap washing dibukalah Valve menuju tangki Fresh Water
secara manual. Adapun alat-alat yang dibutuhkan adalah Resin Trap valve manual 2 pcs.
Sedangkan pada Gambar 3.4, dengan memanfaatkan line setelah keluaran outlet
resin trap lalu bila conductivity dari line < 0,19 μS/cm maka valve automatic akan terbuka
ke demin water tank sedangkan valve automatic menuju fresh water tank akan tertutup. Bila
conductivity dari line > 0,19 μS/cm maka valve automatic akan tertutup ke demin water tank
sedangkan valve automatic menuju fresh water tank akan terbuka.
Tabel 3.5 Kebutuhan equipment yang dibutuhkan pada Alternatif I dan Alternatif II
No. Kebutuhan Material Alternatif I Alternatif II
60 m 60 m
1 Pipa UPVC, DN 80, PN 10
(15 Batang) (15 Batang)
2 Fitting dan Accesorries, UPVC, DN 80, PN 10 1 Lot 1 Lot
Tabel 3.6 Hasil perhitungan konsumsi chemical dan energi dalam sebulan produksi Fresh
water
10 ppm = 10 mg / L
𝑥 −6 𝐾𝑔
= −3
= , 𝑘𝑔 tiap m3 seawater
P = I x V x cos q x Cos Q
Dimana :
Total 418,07
Adapun banyaknya fresh water yang digunakan untuk produksi mixbed adalah 94 m3/ Jam.
Sehingga
Energi yang dibutuhkan untuk produksi demin tank dengan laju alir 94 m3/ Jam adalah
4 , 𝑘𝑊
= 𝑚3
4𝐻
Tabel A.4 Hasil perhitungan konsumsi chemical dan energi dalam sebulan produksi Fresh
water
Pemakaiaan / bulan Nominal (IDR)
N-3276 (Rp. 13.650 /
43,8 599.003
Kg )
PC-1020T (Rp. 49500
13,1 651.662
/ Kg)
N-47027 (Rp. 17500 /
8,7 153.590
Kg)
Energi (Rp.1200 /
8437,5 10.125.000
kWH)
Total 11.529.255
Contoh perhitungan pemakaian N3276 dalam sebulan
laju alir seawater 220 m3/ Jam dengan basis produk freshwater 94 m3/ Jam.
= 2,2 kg
= 43,8 kg
laju alir seawater 220 m3/ Jam dengan basis produk freshwater 94 m3/ Jam.
Banyak energi yang digunakan untuk fresh water yang terbuang 1875 m3 sebulan
= 8437,5 kWH