Anda di halaman 1dari 17

2017

Pemanfaatan air Washing Mixbed


di WTP Unit #3 1x660 MW
BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara maritim yang memiliki luas tetorial laut dua per tiga
dari luas total luas negeri ini. Lalu indonesia diapit dua samudera Hindia dan Pasifik. Hal
ini menyebabkan potensi laut yang diluar dugaan bila dikembangkan dengan baik.
Khusus di bidang energi, keuntungan bagi Indonesia adalah dari segi besarnya potensi
energi laut. Energi laut yang dihasilkan dari pasang surut laut, energi gelombang, energi
arus laut dan energi perbedaan lapisan suhu serta pembangkit tenaga uap.

Salah satu Pembangkit tenaga uap terbesar di daerah Jawa Tengah ini adalah
PLTU Cilacap Unit #3 Expansion 1 x 600 MW yang beroperasi sejak awal 2016 lalu.
PLTU ini berlokasi di sebelah barat bermuaranya Sungai Serayu. Berbeda dengan PLTU
unit 1 dan 2, PLTU ini merupakan Supercritical Steam. Sebagaimana diketahui bahwa
dengan meninggikan tekanan pada sistem maka akan menurunkan panas laten pada
perubahan air menjadi steam. 220,6 bar untuk 374o C dengan panas laten 1318 kJ/kg.
Panas laten berhubungan dengan penggunaan air. Semakin kecil panas laten air menjadi
uap semakin kecil pula konsumsi air untuk berubah menjadi steam. Hal ini yang membuat
konsumsi air demin pada PLTU ini lebih rendah dibandingkan PLTU lainnya yang
memproduksi listrik 660 MW.

Hal itu tak lepas dari Water treatment yang digunakan untuk menghilangkan TDS
(Total Disolved Solid) dan TSS (Total Suspension solid). Pada unit terakhir water
treatment yaitu mixbed, yaitu unit terakhir untuk menghilangkan TDS dan TSS sehingga
air keluaran dari mixbed siap untuk diumpankan ke boiler. Untuk menjaga setiap unit
bisa beroperasi dengan maksimal, diperlukan backwash pada unit MMF (Multimedia
Filter), ACF (Activated carbon Filter) dan Mixbed. Bila ditelaah lebih lanjut, bisa
diperoleh keuntungan dari pemanfaatan air washing.

Untuk pemanfaatan air washing, pembuatan ide ini akan terfokus pada
pemanfaatan air washing pada mixbed dan Water Treatment.

1.1 Tujuan
Adapun tujuan dari inovasi ini adalah remodifikasi mixbed ion exchanger untuk
mengurangi penggunaan fresh water pada saat start up dan regenerasi mixbed.

1.2 Tinjauan masalah


Adapun tinjauan masalah dari pembuatan ide ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengaruh modifikasi mixbed terhadap pemanfaatan fresh water, energy
pump consumption dan chemical yang digunakan.
BAB 2

Daftar Pustaka

2.1 Water Treatment Proses

Water treatment adalah suatu proses pengolahan air untuk mencapai spesifikasi air
tertentu tergantung dari kebutuhan. Semua industry memerlukan air sebagai unit utilitas untuk
menunjang kinerja. Penggunaan air umumnya berperan sebagai media untuk penggerak,
pertukaran panas atau pendingin. Air yang digunakan biasanya dilakukan dulu pemanasan di unit
Boiler pada kondisi tertentu. Adapun flow diagram proses pengolahan air di PT. S2P unit 3
ditunjukkan pada gambar 2.1.

Dari Gambar 2.1, Air umpan yang digunakan adalah sea water yaitu air laut yang dikumpulkan
di water intake. Di water intake dilakukan pre treatment awal dengan melakukan screening agar
sampah-sampah ukuran besar bisa terhalang di screen filter. Water intake ini berfungsi sebagai 2
hal utama yaitu sebagai umpan clarifier WTP (water treatment plant) dan sebagai cooling water
di condenser. Di water intake dilakukan injeksi clorine yang berfungsi untuk membunuh microba
atau bakteri yang hidup di dalam air sehingga tidak melapisi. air yang menuju ke clarifier
dilakukan treatment dengan menggunakan chemical PAC yang berfungsi untuk memperbesar
suspensed solid yang terkandung di dalam air sehingga bisa mengendap akibat bertambahnya
berat jenis. Kemudian air memasuki unit siphon basin yaitu penyaringan dengan menggunakan
media pasir sebagai penyaring sisa-sisa suspensed solid yang lolos dari clarifier, air kemudian di
tamping di sea water reservoir. Sea water reservoir merupakan feed untuk unit WTP, feed ini
dipompa menuju unti MMF yaitu Multi Media Filter sebagai media penyaring untuk
menghilangkan sisa suspensed solid. Di sebelah MMF terdapat unit ACF (Activated Carbon
Filter) yaitu media karbon aktif yang berfungsi untuk menyerap koloidal mikroba dan juga
mereduksi klorin yang ada. Feed ini kemudian dipompakan dengan HPP pump pada tekanan 4
MPa ke unit SWRO (Sea Water Reserve Osmosis), dimana unit ini terjadi proses desalinasi air.
SWRO ini berfungsi untuk mengurangi konduktifitas feed dari 45000-50000 mc menjadi 600-
800 mc, kemudian di tampung di Middle Tank. Setelah itu air di pompakan ke BWRO (Brekrish
Water Rseverse Osmosis) untuk menurunkan kondutifitas menjadi 6-8 mc. Fresh water
kemudian dipompakan ke Unit Ion Exchange, dimana dini terjadi pertukaran ion fresh water dan
menjadi demin water. Data kualitas air dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1, Data kualitas air untuk SWRO


PC1020T
N 3276 Anti scalant
Coagulant N N 8507
NaOCl 47027 pH Adjust
Biocide
Clarifier Seawater Resevoir
3 SWRO (TM820V-400)

Gambar 2.1 Flow Proses Water Treatment


Sea 2 Unit, 1000 m
MMF ACF 2 Train, 31 Vessel, 7 membranes each
Water 5 unit
4 unit
Catridge Filter
Intake Pump Booster Pump 3
3 Siphon 3 275 m /h SWRO HPP
280 m /h 275 m /h 3
Filter Brine to
275 m /h
Sludge to seawater Backwash Pump
3
seawater Catridge Filter
250 m /h
3
16 m /h Cleaning Tank 110
15000 L 280 3
3
Fresh Water
3
Mixed 200 m
3 3
Bed 35 m /h 94 m /h
2 unit
110
3
Demin Water Tank Middle Water Tank
2 x 3000 BWRO (TM720D-440) BWRO HPP
50 m
3
3
3 2 Train, 2 stage, 8:4 Array
35 m /h
7 membranes each
2.2 Mixbed Ion Exchange

Mixbed ion exchange merupakan proses paling penting dalam memproduksi air demin
(demineral water). pada proses ini terjadi pertukaran ion dimana ion-ion yang ada dalam fresh
water bereaksi dengan resin didalam mixbed. Proses reaksinya sebagai berikut :

Reaksi Anion :

Gambar 2.1 Reaksi Resin Anion dengan ion-ion negatif di dalam air

Reaksi Kation:

Gambar 2.1 Reaksi Resin Kation dengan ion-ion positif di dalam air

Reaksi yang terjadi memiliki masa jenuhnya yaitu masa dimana resin tidak mampu lagi
mengikat ion-ion yang ada sehingga proses perturan tidak terjadi. Untuk itu perlu adanya
regenerasi yaitu proses aktivasi resin menjadi keadaan semua dengan menggunakan larutan
kimia, asam klorida (HCl) untuk resin kation dan natrium hidroksida (NaOH) untuk resin anion.
Proses regenerasi memiliki banyak step, dimulai dengan melakukan mixing terhadap resin
dengan menggunakan blower, kemudian melakukan proses backwash yaitu proses penghilangan
suspensed solid (resin pecah) di dalam mixbed, dilanjutkan dengan proses pemasukan asam dan
alkali ke mixbed untuk regenerasi, lalu di akhiri dengan proses pencucian resin dengan
menggunakan air demin dan uji resin dengan melakukan flusing.

Proses regenerasi di Unit 3 S2P dilakukan sebanyak 2 hari sekali untuk setiap mixbed
(terdapat 2 mixbed). Berdasarkan data lapangan, disaat proses regenerasi terjadi pemborosan air
pada step first running dan step washing terakhir. 2 proses ini adalah proses uji resin sehingga air
fresh water yang masuk ke mixbed langsung dibuang sebagai drain dimana kualitas drain ini
dapat dilihat pada table 2.2.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Konsumsi Air, Chemical dan Energi

Gambar 3.1 Tahap – tahap regenerasi mixbed

Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa tahap regenerasi ini memiliki 5 tahap
dengan running time-nya masing-masing. Secara garis besar tahap ini tersusun dari flushing,
washing, rinsing dan uji coba. Pada tahap wash nomor 15. Ini adalah tahap uji coba apakah
setelah regenerasi, air tersebut bisa digunakan atau tidak sesuai dengan kualitas outlet
mixbed. Air yang digunakan adalah air fresh water, produk dari RO2. Adapun hal ditinjau
disini adalah conductivity. Conductivity mewakili disolved solid yang terdapat dalam air.
Adapun conductivity fresh water adalah 6-8 μS/cm. Bila conductivity outlet mixbed < 0,19
μS/cm maka mixbed tersebut dapat digunakan.

Untuk lamanya running time selama washing itu membutuhkan waktu selama 3000
detik dengan laju alir Fresh Water 45 m3 / hingga dilanjutkan dengan conductivity outlet
mixbed sebesar 0,20 μS/cm. Lalu dilanjutkan pada tahap First Running hingga conductivity
< 0,15 μS/cm. Berikut adalah total Consumption Fresh Water untuk Washing dan First
Running.

Tabel 3.1 Konsumsi fresh water pada tahap regenerasi mixbed


Flow Time Volume
Tahapan 3
(m / Jam) (detik) (m3)

Washing 45 3000 37,5


First running 45 2000 25
TOTAL 62,5
Untuk 2 mix bed dalam sebulan 1875

Tabel 3.2 Kualitas Air Washing, Washing Pada First Running Dan Fresh Water Tank
Conductivity
Tinjauan pH
(mS/cm)
Washing 7,0 s/d 7,1 <5
Wash First running 7,0 s/d 7,1 < 0,20
Fresh water tank 7,1 s/d 7,3 6 s/d 8

Dari Tabel 3.2 dan 3.3 bisa disimpulkan bahwa air buangan Washing dan pada saat
First Running sebanyak 1875 m3 untuk 15 kali regenerasi yang dilakukan dalam sebulan.
bila dilihat dari kualitas air yang telah dilakukan pengujian menunjukan bahwa kualitas air
dari tangki fresh water tidak jauh berbeda dari air buangan pada saat Washing dan Washing
First Running. Sehingga air yang terbuang bisa digunakan kembali dengan tujuan untuk
mengurangi waste agar penggunaan mixbed bisa lebih efisien.

Pada proses Water Treatment, ada 2 hal yang harus dikurangi hingga kualitas air
layak untuk dijadikan air umpan boiler yaitu TSS (Total Suspended Solid) dan TDS (Total
Disolved Solid). Dari water intake hingga Activated Carbon, itu yang dihilangkan adalah
Suspended Solid. Adapun Chemical yang digunakan adalah PAC sebagai Coagulant
(N3276) dengan dosis 10 ppm. Sebelum masuk ke SWRO (Seawater Reverse Osmosis) ada
dua chemical yang digunakan untuk mereduksi free chlorine yang disebabkan oleh
penginjeksian NaOCl di Water Intake. Untuk itu digunakanlah Sodium Metabisulfit (N-
47027) dan untuk mengurangi scale yang disebabkan oleh hardness dari air tersebut seperti
Mg dan Ca digunakanlah PC-1020T dengan masing-masing dosisnya 2 dan 3 ppm. Berikut
ditampilkan penggunaan chemical sebagai berikut.

Tabel 3.3 Konsumsi Chemical yang digunakan per m3 seawater


Chemical Pemakaiaan (Kg)
N-3276 0,010
PC-1020T 0,003
N-47027 0,002

Ada 3 pump yang digunakan dalam produksi fresh water ini, yaitu High Pressure
Pump (310,9 kW), Feed Pump (46,6 kW) dan RO2 High pressure Pump (71,0 kW).
Sehingga energi totalnya 417,9 kW dengan 4,5 kWH / m3 tiap produksi fresh water.

Tabel 3.4 Konsumsi energi pompa untuk produksi fresh water


3
Voltase Ampere
Pump Energi (kW) kWH / m
(Volt) (A)
Feed 380 83,45 46,68

SWRO 6000 34 300,33


4,44
BWRO 380 127 71,50

Total 418,07
Gambar 3.2 Kondisi saat ini Mixbed di unit #3 1 x 660 MW

3.2 Design mixbed saat ini dan beberapa Alternatif

Pada gambar 3.2 menujukan kondisi saat ini mixbed dengan produksi 35 m3 / Jam
untuk sekali produksi. Waste dibuang melalui drain menuju Neutral Pond sedangkan produk
dari mixbed akan dialirkan menuju demin tank 2 x 3000 m3 dengan resin trap sebagai safety
equipment agar bila suatu saat terjadi kebocoran pada strainer pada mixbed resin-resin tidak
terbawa ke demin tank. Bila hal itu terjadi, resin-resin tersebut akan merusak propeler
pompa.

Pada Gambar 3.3, dengan memanfaatkan line outlet mixbed dibuatlah aliran menuju
Fresh Water Tank lalu ditambahkan Resin Trap sebagai safety-nya. Adapun sistem kerjanya
adalah ketika sudah mencapai tahap washing dibukalah Valve menuju tangki Fresh Water
secara manual. Adapun alat-alat yang dibutuhkan adalah Resin Trap valve manual 2 pcs.

Gambar 3.3 Alternatif II

Sedangkan pada Gambar 3.4, dengan memanfaatkan line setelah keluaran outlet
resin trap lalu bila conductivity dari line < 0,19 μS/cm maka valve automatic akan terbuka
ke demin water tank sedangkan valve automatic menuju fresh water tank akan tertutup. Bila
conductivity dari line > 0,19 μS/cm maka valve automatic akan tertutup ke demin water tank
sedangkan valve automatic menuju fresh water tank akan terbuka.

Tabel 3.5 Kebutuhan equipment yang dibutuhkan pada Alternatif I dan Alternatif II
No. Kebutuhan Material Alternatif I Alternatif II
60 m 60 m
1 Pipa UPVC, DN 80, PN 10
(15 Batang) (15 Batang)
2 Fitting dan Accesorries, UPVC, DN 80, PN 10 1 Lot 1 Lot

3 Manual valve, DN 80, PN 10 2 pcs 1 pcs


4 Peunematic Valve, DN 80 , PN 10 - 2 pcs
5 Resin Trap DN 300, PN 50 1 pcs -
3.3 Potensi penghematan

Tabel 3.6 Hasil perhitungan konsumsi chemical dan energi dalam sebulan produksi Fresh
water

Pemakaiaan / bulan Nominal (IDR)


N-3276 (Rp. 13.650 /
43,8 599.003
Kg )
PC-1020T (Rp. 49500
13,1 651.662
/ Kg)
N-47027 (Rp. 17500 /
8,7 153.590
Kg)
Energi (Rp.1200 /
8437,5 10.125.000
kWH)
Total 11.529.255
Note : Rp. 1.200 /kWH untuk harga daya yang dijual untuk Industri.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan basis perhitungan freshwater 94,00 m3 / Jam,


didapatlah feed seawater sebesar 276,47 m3 / Jam. Untuk produksi fresh water 94,00 m3 /
Jam dibutuhkan 2,76 kg N3276. Dengan demikian, sebanyak 1875,00 m3 dibutuhkan 55,05
kg N3276. Sedangkan untuk energi, dibutuhkan 4,5 kWH/ m3 untuk produksi total
freshwater. Dengan demikian bila sebanya 1875 m3 yang terbuang diperoleh energi sebesar
8437,5 kWH tiap bulannya. Untuk hasil perhitungan dari semua chemical digunakan dapat
dilihat pada Tabel 3.6.
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN

A.1 Perhitungan konsumsi freshwater selama tahap regenerasi


Tabel A.1 Konsumsi freshwater pada tahap regenerasi mixbed
Flow Time Volume
Tahapan 3
(m / Jam) (detik) (m3)

Washing 45 3000 37,5


First running 45 2000 25
TOTAL 62,5
Untuk 2 mix bed dalam sebulan 1875

A.2 Perhitungan konsumsi chemical yang digunakan per seawater

Tabel A.2 Konsumsi Chemical yang digunakan per m3 seawater


Chemical Pemakaiaan (Kg)
N-3276 0,010
PC-1020T 0,003
N-47027 0,002

Dosis N3276 di aliran seawater adalah 10 ppm

10 ppm = 10 mg / L

𝑥 −6 𝐾𝑔
= −3

= , 𝑘𝑔 tiap m3 seawater

A.3 Perhitungan konsumsi energi yang digunakan per freshwater

P = I x V x cos q x Cos Q

Dimana :

Cos Q (Power Factor) = 0,85 untuk satu phase

Contoh perhitungan untuk feed pump

P = 380 Volt x 83,45 x √3 x Cos Q


P = 380 Volt x 83,45 A x √3 x Cos Q

P = 46.686 watt = 46,6 kW

Tabel A.3 Konsumsi energi pompa untuk produksi fresh water


3
Voltase Ampere
Pump Energi (kW) kWH / m
(Volt) (A)
Feed 380 83,45 46,68

SWRO 6000 34 300,33


4,44
BWRO 380 127 71,50

Total 418,07

Adapun banyaknya fresh water yang digunakan untuk produksi mixbed adalah 94 m3/ Jam.

Sehingga

Energi yang dibutuhkan untuk produksi demin tank dengan laju alir 94 m3/ Jam adalah

4 , 𝑘𝑊
= 𝑚3
4𝐻

= 4,44 kW Jam/ m3 = 4,44 kWH/ m3

A.3 Perhitungan konsumsi chemical yang digunakan per seawater

Tabel A.4 Hasil perhitungan konsumsi chemical dan energi dalam sebulan produksi Fresh
water
Pemakaiaan / bulan Nominal (IDR)
N-3276 (Rp. 13.650 /
43,8 599.003
Kg )
PC-1020T (Rp. 49500
13,1 651.662
/ Kg)
N-47027 (Rp. 17500 /
8,7 153.590
Kg)
Energi (Rp.1200 /
8437,5 10.125.000
kWH)
Total 11.529.255
Contoh perhitungan pemakaian N3276 dalam sebulan

laju alir seawater 220 m3/ Jam dengan basis produk freshwater 94 m3/ Jam.

Penggunaan N3276 dalam sebulan adalah 0,010 Kg / m3 seawater

Banyak N3276 dalam sebulan untuk laju 220 m3 = 0,010 kg / m3 x 220 m3

= 2,2 kg

Untuk memproduksi 94 m3 freshwater, dibutuhkan 2,2 kg

Sehingga bila sebanyak 1875 m3 freshwater yang terbuang, dibutuhkan

= 1875 m3 x 2,20 kg /94 m3

= 43,8 kg

Contoh perhitungan pemakaian energi dalam sebulan

laju alir seawater 220 m3/ Jam dengan basis produk freshwater 94 m3/ Jam.

Penggunaan energi dalam sebulan adalah 4,44 kWH / m3 seawater

Banyak energi yang digunakan untuk fresh water yang terbuang 1875 m3 sebulan

= 4,44 kWH / m3 x 1875 m3

= 8437,5 kWH

Untuk total keseluruhan bisa dilihat pada Tabel A. 4

Anda mungkin juga menyukai