Bab Ii PDF
Bab Ii PDF
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat IPA
dari kata latin scientia yang berarti “saya tahu”. IPA merupakan singkatan
sebagai berikut.
12
b. Scientific processes (metode ilmiah) adalah cara khusus dalam
memuai.
that has resulted from inquiry”. Berdasarkan Collete & Chiapetta maka
ada tiga pokok bagian dari IPA yaitu a way of thinking , a way of
fenomena alam.
13
c. IPA sebagai kumpulan pengetahuan (a body of knowledge)
model.
dengan segenap pikiran dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai yang
ada.
14
learningmerupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta
meningkat.
karakteristik.
15
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah
atau dapat dialami oleh peserta didik secara langsung akan lebih
situasi tersebut.
3) Penyelidikan otentik
16
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut peserta didik
5) Kolaborasi
peserta didik yang bekerja sama satu dengan yang lain, paling
17
peserta didik yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran
5. Meningkatkan motivasi
18
pembelajaran yang bertujuan untuk membangun rasa ketertarikan dan
keingintahuan yang tinggi akan suatu hal dalam diri peserta didik.
suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil
19
Tabel 1. Sintaks PBL dan Perilaku Guru yang Relevan
bahwa guru memiliki peran yang berbeda saat mengajar dikelas yang
20
1. mengajukan masalah atau mengorganisakan peserta didik kepada
eksperimen/ percobaan.
21
3. Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL)
sebelumnya
22
5) peserta didik melakukan evaluasi secara kontinu
kerjakan
perubahan.
23
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan essensial, yaitu
3. Create a Schedule
proyek.
6. Evaluation
24
d. Manfaat Project Based Learning (PJBL)
a. Increased Motivation
d. Increased Collaboration
25
e. Increased Resource-Management Skills
4. Pemahaman Konsep
26
408). Konsep pembelajaran mencakup pengenalan sifat-sifat,
Tahap Contoh
Menyebutkan nama konsep Kursi
Mendefinisikan konsep Tempat duduk denga
Menyebutkan sifat-sifat yang relevan sandaran untuk satu orang
Menyebutkan sifat-sifat yang tidak Tempat duduk, sandaran
relevan Kaki, ukuran, warna, bahan
Menyebutkan contoh-contohnya Kursi rendah, kursi tinggi,
Menyebutkan yang bukan contohnya kursi empuk
Bangku, meja, tempat duduk
tanpa sandaran
(Sumber : Dale H. Schunk, 2012: 414)
27
a. Menafsirkan
informasi dalam satu bentuk ke bentuk yang lain. Format tes yan
berbeda.
b. Mencontohkan
c. Mengklasifikasikan
28
atau prinsip utama. Format tes yang sesuai tepat yaitu berupa
d. Merangkum
dan kemudian memilih judul yang tepat dari empat pilihan judul atau
tidak tepat.
e. Menyimpulkan
29
f. Membandingkan
persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih obyek, peristiwa, ide,
bagaimana setiap bagian dari sebuah obyek, ide, masalah atau situasi
berkaitan dengan setiap bagian dari sebuah obyek, ide, masalah atau
situasi lain.
g. Menjelaskan
30
kategori memahami (C2) adalah sebagai berikut: memperkirakan,
5. Keterampilan ProsesSains
mempelajari sains sesuai dengan apa yang para ahli lakukan seperti
dasar yang meliputi : (a) Observasi , (b) Klasifikasi, (c) Komunikasi, (d)
31
Pengukuran, (e) Prediksi, dan (f) Penarikan kesimpilan.Kedua
eksperimen.
dibawah ini
memadai
penggolongan
situasi baru
32
terjadi
digunakan
dan disimpulkan
secara sistematis
33
1. Pengorganisasian informasi terdiri dari :
b. Menggolongkan (classifying)
c. Mengurutkan (sequencing)
inferring)
operational definitions)
controlling variable)
34
Tabel 4. Klasifikasi Keterampilan Proses Sains (diadaptasi dari Longfield)
Basic
objek/kejadian
Intermediate
kejadian serupa
Advanced
bentuk pertanyaan
35
Keterampilan proses sains perlu dikembangkan dalam diri siswa
karena dapat memberikan dampak positif bagi siswa yaitu siswa dapat
aktif.
a. Perkembangan Kognitif
36
tahapan yaitu sensorimotor, praoperasional,operasi konkret, dan
tahapan sebelumnya.
bahwa peserta didik sudah dapat berpikir secara abstrak dan sudah
tabel 5.
37
Tabel 5. Perkembangan Kognitif Piaget
konkret
imaginal kekekalan,
masih
konkret
yang mendatang
waktu,
probabilitas,
kausalitas
38
Dacey & Kenny (Desmita, 2009: 205) menjelaskan yang dimaksud
berpikir abstrak pada remaja mulai muncul, dari berpikir kongkrit beranjak
dari egosentris remaja yang merasa dirinya adalah orang yang paling tahu
akan dirinya sendiri, biasanya remaja yang mengalami fase ini akan
39
sosial, karena dua perkembangan ini akan sangat mempengaruhi kegiatan
pembelajaran.
B. Kajian Keilmuan
yang sesuai dengan kurikulum yang digunakan pada waktu penelitian yaitu
kurikulum 2013. Berdasarkan subyek dan waktu penelitian, yaitu pada kelas
VII semester genap maka materi penelitian yang dipilih adalah bab perubahan
Peta konsep
Perubahan materi
1. Pengertian Materi
40
umum materi dapat diperiksa sifat fisiknya melalui indera kita. Misalnya
sifat-sifatnya. Sifat umum ialah sifat yang sama dengan materi lain dengan
satu golongan tertentu. Sifat lainnya ialah sifat khusus, yaitu sifat khas
Sifat materi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu sifat fisik dan sifat
Contohnya:
d. massa jenis
41
Sifat kimia ialah sifat yang diamati akibat perubahan dari suatu materi
dan pembakar bahan bakar (I Gusti Ayu & I Nyoman Tika, 2013: 62-
64).
2. Klasifikasi Materi
dan gas. Benda padat merupakan zat yang dapat menjaga bentuknya, gaya
benda-benda yang terbuat dari batu dan kayu. Benda cair merupakan zat
Contohnya air dan minyak. Sebaliknya benda gas, merupakan zat yang
Materi
42
Lebih jauh, klasifikasi materi berdasarkan komposisinya adalah
sebagai berikut.
1. Zat murni adalah materi yang terdiri atas bagian-bagian yang sejenis.
2. Unsur adalah zat tunggal yang paling sederhana dan tidak dapat
diuraikan lagi menjadi zat lain degan cara kimia biasa. Contoh : besi,
3. Senyawa adalah materi yang dibentuk dari 2 unsur atau lebih dengan
nisbah tertentu. Senyawa juga dapat diartikan sebagai zat tunggal yang
dengan reaksi kimia. Contoh : air, garam dapur, asam asetat, etanol,
dan karbondioksida.
satu jenis unsur atau lebih. Contoh molekul gas oksigen (O2), dan
5. Campuran adalah suatu bahan atau materi yang terdiri atas 2 atau
lebih zat tunggal yang berlainan, bergabung menjadi satu dan masih
bagian tidak seragam dan membentuk lebih dari satu fase. Contoh
pertama adalah lumpur, ada bagian yang banyak tanahnya ada bagian
yang lebih banyak airnya. Contoh kedua pasir dalam air, ada bagian
43
yang banyak endapan pasirnya ada yang tidak. Contoh lain ialah
minyak dan lainnya adalah air, jadi ada bidang batas antara minyak
dengan air sehingga terbentuk dua fase. Meskipun sama-sama zat cair,
lain.
membentuk satu fase. Fase adalah keadaan zat yang sifat dan
campuran gula dengan air (larutan gula), garam dengan air (larutan
3. Perubahan Materi
44
penyusunnya tetap sama dengan zat semula, sebaliknya pada perubahan
Salah satu ciri perubahan fisika adalah bersifat reversibel, yakni dapat
Adapun perubahan kimia, kecuali dengan reaksi kimia, benda yang telah
45
2. Deposisi merupakan proses perubahan dari wujud gas menjadi padat
46
5. Keterangan : g, l, dan aq yang dituliskan dalam reaksi tersebut
4. Pemisahan Campuran
campuran larutan secara fisik. Pemisahan ini sangat bergantung pada jenis,
1. Dekantasi, yaitu pemisahan zat padat dari zat cair yang saling tidak
47
3. Destilasi, yaitu pemisahan dua atau lebih zat cair berdasarkan
campuran air dan etanol, pada suhu 25oC dan tekanan 1 atm, titik
dengan zat cair lain, misalnya air dengan alkohol, digunakan alat
plate. Uap yang dihasilkan adalah uap hasil dari zat yang bertitik didih
nantinya akan menetes kedalam labu elenmeyer. Proses aliran air pada
agar uap yang dihasilkan dapat didinginkan dengan baik dan optimal
48
serta melawan arah datangnya uap agar proses penyubliman
pendistribusi kalor.
49
campuran A dan B, digunakan campuran pelarut X dan Y, A hanya
yang berbeda.
terjadinya satu atau lebih zat yang jenisnya baru. Proses perubahnnya
melalui reaksi kimia. Pada dasarnya suatu reaksi kimia terjadi akibat
50
menyebabkan ada transfer energi. Transfer energi inilah yang
51
dibandingkan dengan peserta didik yang dibelajarkan dengan model
Penelitian ini ditujukan untuk peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1
sedang dengan faktor gain 0,58 dan kelas kontrol pada kriteria sedang
pada kelas eksperimen pada kriteria sedang dengan faktor gain 0,35 dan
pada kelas kontrol pada kriteria rendahdengan faktor gain 0,25. Hasil
D. Kerangka Berpikir
didik karena pelajaran IPA dianggap pelajaran hapalan dan tidak menarik.
52
kurang dipahami secara mendalam oleh peserta didik, padahal pembelajaran
IPA menuntut peserta didik untuk menjadi peserta didik aktif dan turut
mendorong peserta didik untuk aktif dan terlibat lansgung dalam proses
terhadap peserta didik di SMP Negeri 5 Sleman dimana peserta didik kurang
aktif dalam proses pembelajaran. Perlakuan akan menunjukkan hasil ada atau
proes sains peserta didik dari penerapan model Problem Based Learning (PBL)
53
Problem Based Learning Project Based Learning
Aspek
E. PerumusanHipotesis
1. Tidak ada perbedaan pemahaman konsep antara peserta didik yang diberi
(PJBL).
54
2. Tidak ada perbedaan keterampilan proses sains antara peserta didikyang
learning (PJBL).
55