PENGENDALIAN INFEKSI
DALAM PELAYANAN RUKTI
JENAZAH
i
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM
NOMOR : A.1/60/V/2018
TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN PELAYANAN RUKTI JENAZAH
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM ASTRINI
MEMUTUSKAN
Menetapkan : P
ii
E
M
B
E
R
L
A
K
U
A
N
P
A
N
D
U
A
N
P
E
L
A
Y
A
N
A
N
R
U
K
T
I
J
E
N
A
Z
A
iii
H
D
I
R
E
K
T
U
R
R
U
M
A
H
S
A
K
I
T
U
M
U
M
A
S
T
R
I
N
I
iv
Wonogiri dimaksud diktum KESATU merupakan acuan prosedur
kegiatan pelayanan kesehatan.
Ditetapkan : Di Wonogiri
Pada tanggal : 07 Mei 2018
DIREKTUR
RSU ASTRINI WONOGIRI
dr.
Paj
ar
Sig
it
Nu
gro
ho
v
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Buku PANDUAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI PELAYANAN RUKTI JENAZAH ini berhasil disusun.
Terima kasih yang sebesar besarnya, kami haturkan kepada Direktur RSU Astrini
Wonogiri yang telah memberikan dukungan moril dan materiil dalam pembuatan panduan ini,
para pejabat struktural dan tenaga fungsional di lingkungan RSU Astrini Wonogiri yang telah
memberikan masukan dalam proses penyusunan panduan ini, serta seluruh staf di RSU Astrini
Wonogiri yang telah dan akan berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan, pelaksanaan
sampai pada proses monitoring dan evaluasi panduan ini.
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
HalamanJudul...................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................... iv
DAFTAR ISI.......................................................................................... v
BAB I DEFINISI................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP...................................................................... 2
BAB III TATALAKSANA........................................................................ 3
BAB IV DOKUMENTASI....................................................................... 7
BABA V PENUTUP............................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 9
vii
BAB I
DEFINISI
Pemulasaran jenazah atau Rukti jenazah adalah proses perawatan jenazah yang meliputi
kegiatan penanganan jenazah di ruangan (IGD, Ruang Perawatan/Bangsal), memandikan,
mengkafani, mensholatkan atau sesuai dengan kepercayaan yang dianut sampai pada penyerahan
kepada pihak keluarga.
Seorang dinyatakan meninggal dunia apabila fungsi pernafasan dan jantung telah berhenti
secara pasti atau irreversible atau bila terbukti telah terjadi kematian batang otak. Tujuan
perawatan jenazah di kamar jenazah adalah merawat jenazah sesuai tuntutan islam tanpa
mengesampingkan aspek kesehatan terkait resiko penularan penyakit infeksi.
Jenazah dengan penyakit menular atau infeksius adalah orang yang meninggal yang semasa
hidupnya atau setelah meninggal menderita penyakit (infeksi) tertentu yang dapat berpindah dari
satu orang ke orang lain. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Tujuan perawatan jenazah
dengan penyakit menular adalah mencegah dan menurunkan resiko penularan penyakit infeksius
dari jenazah dengan penyakit menular ke petugas kesehatan kamar jenazah.
1
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Pelayanan Rukti Jenazah di RSU ASTRINI WONOGIRI, panduan ini meliputi :
A. Prinsip- prinsip tata laksana pemulasaraan jenazah
B. Penatalaksanaan perawatan/rukti jenazah di kamar jenazah
C. Pemeriksaan Post Mortem
D. Kewaspadaan Standart
2
BAB III
TATA LAKSANA
Perinsip-perinsip tata laksana Pemulasaran Jenazah yang dilakukan di Rumah Sakit antara
lain sebagai berikut :
1. Petugas kesehatan harus menjalankan Kewaspadaan Standar ketika menangani
pasienyang meninggal akibat penyakit menular.
2. APD lengkap harus digunakan petugas yang menangani jenazah jika pasien tersebut
meninggal dalam masa penularan.
3. Jenazah harus terbungkus seluruhnya dalam kantong jenazah yang tidak mudah
tembus sebelum dipindahkan ke kamar jenazah.
4. Jangan ada kebocoran cairan tubuh yang mencemari bagian luar kantong jenazah.
5. Pindahkan sesegera mungkin ke kamar jenazah setelah meninggal dunia.
6. Jika keluarga pasien ingin melihat jenazah, diijinkan untuk melakukannya sebelum
jenazah dimasukkan ke dalam kantong jenazah dengan menggunakan APD.
7. Petugas harus memberi penjelasan kepada pihak keluarga tentang penanganan khusus
bagi jenazah yang meninggal dengan penyakit menular. Sensitivitas agama,
adatistiadat dan budaya harus diperhatikan ketika seorang pasien dengan penyakit
menularmeninggal dunia.
8. Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet.
9. Jika akan diotopsi harus dilakukan oleh petugas khusus, jika diijinkan oleh keluarga
dan direktur Rumah Sakit.
10. Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
11. Jenazah hendaknya diantar oleh mobil jenazah khusus.
12. Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 4 (empat) jam disemayamkan di pemulasaraan
jenazah
3
b. Handuk
c. Waskom berisi air, sabun
d. Plester kedap air
e. Kapas
f. Pembalut/Pempres
g. Sisir atau Sikat
h. Pewangi
i. Wadah barang berharga
j. Brangker Jenazah
3. Prosedur Perawatan Jenazah
a. Cuci tangan
b. Memakai APD
c. Memandikan jenazah
d. Keringkan dengan handuk
e. Ganti pembalut absorben di perinium
f. Tutup mata, telinga dan mulut dengan kapas
g. Letakkan jenazah dalam posisi terlentang, tangan disisi atau terlipat di dada
h. Taruh handuk kecil dibawah kepala
i. Sampah dan bahan terkontaminasi dimasukkan ke kantong plastik kuning
(infeksius)
j. Setiap percikan atau tumpahan darah/cairan tubuh di permukaan segera bersihkan
dengan larutan klorin 0.05%
k. Peralatan yang akan digunakan kembali harus diproses dengan dekontaminasi,
pembersihan,disinfeksi dan sterilisasi.
l. Bungkus jenazah dengan kain kafan atau linennya
m. Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh di buka kembali
n. Jenazah tidak boleh dibalsem, disuntik pengawet dan diotopsi kecuali oleh petugas
khusus.
o. Otopsi boleh dilakukan setelah mendapat persetujuan pimpinan Rumah Sakit
p. Pindahkan jenazah ke ruang pendingin atau ke peti jenazah
q. Petugas melepaskan APD
r. Mencuci tangan
4
e. Memandikan jenazah dengan perinsip standar kewaspadaan isolasi yaitu semua jenis
cairan tubuh, sekret, eksreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir penderita
dianggap sebagai sumber penularan infeksi seperti hepatitis B,C, HIV dan lain-lain
f. Standar operasional kewaspadaan isolasi jenasah infeksius :
- Mencuci tangan
- Mengunakan APD untuk mengurangi kontak dengan cairan tubuh jenazah
- Perlindungan diri terhadap benda tajam
- Pemakaian antiseptik dan desinfektan
- Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan
- Pengelolaan alat-alat bekas pakai (dekontaminasi, sterilisasi, disinfeksi)
- Kondisi petugas tidak sedang hamil atau terluka.
D. Kewaspadaan Standart
Sebagai petunjuk umum, terapkan Kewaspadaan Standar sebagai berikut :
a. Gunakan peralatan sesedikit mungkin ketika melakukan otopsi.
b. Hindari penggunaan pisau bedah dan gunting dengan ujung yang runcing.
c. Jangan memberikan instrumen dan peralatan dengan tangan, selalu gunakan nampan.
d. Jika memungkinkan, gunakan instrumen dan peralatan sekali pakai.
e. Upayakan jumlah petugas seminimal mungkin dan dapat menjaga diri masing-masing.
5
f. Perawatan jenazah / persiapan sebelum pemakaman
g. Petugas kamar jenazah atau tempat pemakaman harus diberi tahu bahwa kematian
pasien adalah akibat penyakit menular agar Kewaspadaan Standar diterapkan
dalampenanganan jenazah.
h. Penyiapan jenazah sebelum dimakamkan seperti pembersihan, pemandian,
perapianrambut, pemotongan kuku, pencukuran, hanya boleh dilakukan oleh petugas
khususkamar jenazah.
6
BAB IV
DOKUMENTASI
Audit peanganan rukti jenazah di Rumah Sakit Umum Astrini Wonogiri dilakukan oleh
Tim PPI setiap Bulan dan dianalisa setiap 3 bulan sekali. Pendokumentasian hasil audit
penanganan rukti jenazah tersebut dilakukan oleh IPCN.Sedangkan pencatatan kegiatan
pelayanan rukti jenazah dilakukan unit pemulasaraan jenazah di Instalasi Sanitasi Laundry dan
Pemulasaraan Jenazah
7
BAB V
PENUTUP
Panduan pencegahan dan pengendalan infeksi Rumah Sakit dalam Pelayanan Rukti jenazah
sangat penting untuk meningkatkan kewaspadaan setiap pekerja rumah sakit agar terhindar dari
infeksi yang dimungkinkan terjadi. Diharapan agar panduan ini juga menjadi acuhan bagi pihak
managemen dan setiap petugas dalam meningkatkan kesadaran tentang pentingnya upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi di RSU ASTRIN Wonogiri.
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Menteri Ksehatan Republik Indonesia No 27 Tahun 2017 Tentang Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Fsilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.