Modul
Modul
1 ILWIS
ILWIS adalah singkatan dari Integrated Land and Water Information System,
yaitu suatu perangkat lunak Sistem Informasi Geografi (SIG) yang juga memiliki
kemampuan untuk pengolahan citra (image processing). Perangkat lunak ini
dibuat oleh International Institute for Aerospace Survey and Earth Sciences
(ITC), Enschede Belanda yang pertama kali bertujuan untuk bidang akademik
dan penelitian. Pada hakekatnya perangkat lunak ini tidak jauh berbeda dengan
perangkat lunak lain yang dirancang sebagai alat bantu (tool) dalam aplikasi
SIG dan atau Penginderaan Jauh (remote sensing). Hal penting yang membuat
ILWIS menarik untuk dipelajari adalah kategorinya sebagai perangkat lunak
yang bersifat open source dan freeware atau bebas digunakan.
• Menu bar yang teridiri dari enam menu yaitu: File, Edit, Operations, View,
Window, dan Help.
• Command line dimana kita dapat menuliskan atau mengetikkan perintah
untuk menampilkan obyek, persamaan peta (map calculation formulae),
ekspresi, menjalankan script dan lain sebagainya.
• Catalog yang menampilkan obyek-obyek yang terdapat pada direktori
tertentu. Obyek yang dimaksud adalah : peta raster (raster map), peta
poligon (polygon map), peta garis (segment map), tabel atribut, dan lain
sebagainya.
• Operation-tree dan Operation list yang menunjukkan seluruh operasi pada
perangkat lunak ILWIS.
• Navigator untuk berpindah drive atau direktori.
• Standard toolbar, berisikan sejumlah jalan pintas
(shortcut) untuk mengakses beberapa perintah yang sering
digunakan, misalnya membuka catalog baru, copy dan paste obyek dari
satu catalog ke catalog lainnya, menghapus obyek dari catalog dan lain
sebagainya.
• Object selection toolbar, berisi sejumlah tombol untuk memilih atau
menentukan tipe-tipe obyek yang akan tampak pada suatu catalog.
• Status bar, terletak di dibagian bawah main window dan berfungsi memberi
penjelasan singkat mengenai: perintah yang diakses, fungsi tombol dan
deskripsi suatu atau beberapa obyek.
2
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Standar toolbar
3
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Map Window
Table window
4
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
5
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
6
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Data spasial dengan struktur raster, dalam perangkat lunak ILWIS, disebut
dengan raster map. Setiap piksel dalam suatu raster map mempunyai dimensi
yang sama dan tersusun dalam suatu pola yang teratur (regular pattern). Struktur
penyimpanan data lebih sederhana dibandingkan struktur data vektor. Sebagai
contoh, informasi koordinat tidak perlu disimpan untuk setiap piksel, tetapi
cukup dengan menyimpan ukuran piksel dan parameter untuk mentransformasi
posisi piksel (baris dan kolom) ke suatu sistem koordinat (X,Y). Proses untuk
melakukan transformasi ini disebut dengan georeferencing
7
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
2 Landsat
Program pengembangan satelit landsat pertama kali dilakukan oleh Amerika
serikat. Program tersebut diinspirasi dengan terbangnya satelit Apollo untuk
pertama kali dengan mengambil foto permukaan bumi dari luar angkasa.
Sementara tahun 1960 satelit perkiraan cuaca telah memonitor bumi, belum ada
keperdulian terhadap data spasial permukaan bumi hingga akhir tahun 1960.
Sekitar sepuluh tahun kemudian NASA disetujui untuk membuat satelit yang
berfungsi mengambil citra permukaan bumi yang di selesaikan dalam waktu
2 tahun dan sekaligus memulai era remote sensing permukaan bumi dari luar
angkasa. Pada bulan Juli 1972, Dr. Paul Lowman, pioner dari ilmu remote sensing
membuat peta dengan mempergunakan foto landsat untuk pertama kalinya.
Landsat mengambil ke 7 band tersebut pada waktu yang bersamaan, dan pada
lokasi yang sama. Apabila diperhatikan secara seksama, maka akan terlihat
bahwa ke 7 gambar tersebut tidak terlihat sama. warna yang gelap dan terang
8
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
tidak terlihat pada lokasi yang sama. Hal tersebut dikarenakan tiap objek yang
terdapat pada bumi (seperti : tanaman, tanah, air, dll) memiliki perbedaan
panjang gelombang pantulan dari cahaya. Yang berwarna terang pada gambar,
memiliki tingkat pantulan paling tinggi dibanding yang lain.
9
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Gambar citra satelit yang dihasilkan hanya berwarna hitam dan putih, sehingga
menimbulkan pertanyaan, bagaimanakah menghasilkan warna yang menyerupai
warna nyata pada tiap objek di gambar tersebut ?
Seperti yang kita ketahui bahwa tiga warna yang menghasilkan warna nyata
pada suatu gambar adalah merah, biru, dan hijau. Pada teorinya, tiap band dapat
menghasilkan kombinasi warna gambar.
10
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
11
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
3 Input Data
Data input merupakan proses encoding data untuk di inklusi menjadi database.
Pembuatan data base yang akurat adalah tahapan penting dari SIG. Pengumpulan
dan penyediaan database masih menjadi upaya yang banyak memakan biaya
serta waktu di bidang SIG, sekitar 60 % hingga 80 % dana project dipergunakan
untuk database.
Prinsip utama dari data base yakni dapat menyimpan informasi dari kondisi
dilapangan secara maksimal. Apabila data yang berhasil dikumpulkan
dilapangan hanya dapat ditampilkan sebagai point, garis, atau polygon maka
idealnya ditampilkan seperti demikian. Terkadang dibutuhkan perubahakan
format dari vektor menjadi raster untuk kebutuhan analisis, maka format raster
dapat dihasilkan untuk menjadi data pendukung vektor dengan melakukan
konversi yang tersedia pada software SIG pada umumnya.
Permasalahan yang sering timbul pada saat pengumpulan database yaitu skala
berapa yang akan dipergunakan. Hal penting yang perlu diperhatikan yaitu
data yang disimpan pada SIG tidak memiliki skala. Terkadang beberapa orang
mengatakan database skala 1:25000. Sebenarnya yang mereka maksudkan yaitu
data yang diambil dari peta dengan skala 1:25000 atau peta yang memiliki tingkat
keakuratan yang secara umum sebanding dengan peta 1:25000.
Dari penjelasan diatas dapat dilakukan perubahan agar tujuan utama database
tidak menjadi sia-sia.
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meng input data ke dalam
SIG, yakni:
Tiap tahapan dari input data seharusnya dilakukan verifikasi agar data yang
telah diimport memiliki tingkat kesalah yang sekecil-kecilnya
Ketika akan mengembangkan data raster untuk tujuan tertentu, terdapat beberapa
pertimbangan yang diperhatikan, yaitu:
Untuk melakukan Input data pada ILWIS, terlebih dahulu jalankan software Ilwis
3.5 yang akan dipergunakan dalam praktek ini. Software ilwis tidak membuat
shortcut pada desktop atau menu start. Pengguna diharuskan membuka direktori
C:/Program file/N52/Ilwis 3.5/Ilwis_client. Pada Navigator, tentukan direktori mana
yang akan dipergunakan untuk menyimpan hasil import file.
13
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Setelah Main --> Windows Ilwis telah terlihat maka tahap selanjutnya, kita
masuk ke menu bar Ilwis dan memilih File --> Import --> Via GDAL.
Tentukan di direktori mana file yang akan di-import berada, setelah itu pilih
file yang akan di-import dan berikan nama output file sesuai dengan file yang
akan di-import (contoh: B10.TIF diberikan nama B1, B20.TIF diberikan nama B2,
begitu selanjutnya hingga B70.TIF yang diberikan nama B7) dan diakhiri dengan
meng-klik OK
14
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Proses Import akan melalui console Command Prompt, seperti gambar berikut
ini
Hasil file yang telah berhasil di import akan terlihat pada Ilwis catalog. Pada
gambar dibawah ini, telah dilakukan import untuk B10.TIF yang diberikan nama
B1
15
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Seperti yang terlihat di gambar di bawah ini, peta yang kita tampilkan tersebut
ternyata belum memiliki warna (penjelasan landsat), sehingga menyulitkan
dalam melakukan interpretasi jenis lahan pada peta tersebut.
Untuk membuat maplist, pilih Ilwis Menu Bar --> File --> Create --> Maplist.
Pilih keseluruhan band, band 1 hingga band 7. Berikan nama untuk maplist yang
akan di buat dan klik OK.
16
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Setelah terlihat window maplist, klik show. Tentukan band yang akan
dipergunakan (dalam latihan ini, akan dipergunakan band 3, 2,1) kemudian klik
OK
Setelah tahapan di atas telah dilakukan maka pengguna dapat melihat peta
yang telah berwarna. Peta ini merupakan kombinasi dari band 3,2, dan 1. Tiap
kombinasi yang berbeda akan menghasilkan peta yang berbeda warna pula.
17
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
4 Koreksi Geometrik
Citra yang dihasil dari satelit tidak dapat langsung dipergunakan sebagai peta,
karena citra biasanya mengalami distorsi geometrik. Distorsi yang terjadi dapat
disebabkan oleh kesalahan posisi orbit dari satelit sehingga mempengaruhi axis
citra yang direkam. Hal tersebut juga diperparah dengan citra yang diambil tidak
secara tegak lurus.
Beberapa distorsi, seperti efek perputaran bumi dan sudut kamera pada waktu
pengambilan citra satelit, dapat diprediksi. Sehingga kesalahan tersebut dapat
dikalkulasi dan dikorekasi secara sistematik. Satelit pada umumnya memiliki
sistem onboard yang secara konstan memonitoring terjadinya perubahan yang
mempengaruhi pergerakan satelit. Informasi tersebut dapat dipergunakan untuk
memperbaiki jalur satelit yang salah (apabila diperlukan), selain itu juga dapat
dipergunakan untuk mengoreksi citra secara geometrik.
Pada umumnya koreksi geometrik yang dilakukan oleh satelit adalah dengan
mempergunakan informasi yang telah diketahui satelit. Contoh pada Citra SPOT,
pengguna dapat membeli citra SPOT yang belum terkoreksi secara geometrik
(citra level 1A). Namun sejumlah besar pengguna citra SPOT mempergunakan
citra yang telah terkoreksi secara sistematik (level 1B images). Koreksi ini dapat
dilakukan tanpa pengetahuan yang spesifik mengenai daerah citra tersebut.
Tingkat keakuratan dari citra spot berkisar 500m.
18
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Untuk membuat georeference baru, lakukan pemilihan File --> Create -->
Coordinat System, maka akan muncul tampilan Window Create Coordinat
System seperti gambar dibawah ini
Pilih Projection kemudian pilih UTM --> klik OK. Tentukan tipe Ellipsoid yang
akan dipergunakan, Klik Ellipsoid, gunakan WGS84 klik OK
Kemudian lakukan pemilihan Datum dan pilih WGS 1984 klik OK. Lakukan
uncheck untuk Northern Hemisphere dan isi kotak zona dengan 48, diakhiri dengan
klik OK. Pada proses tersebut telah selesai dilakukan maka akan terbentuk file koordinat
system baru dengan nama utm48s_wgs84.
Tahap selanjutnya adalah mengimport file peta GCP jalan dan sungai. Untuk
melakukan import, lakukan tahapan yang sesuai dengan proses import peta
landsat namun untuk tipe file yang dipergunakan adalah Arc/View.SHP shape file.
19
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Setelah file GCP diimport, sistem koordinatnya harus disamakan dengan sistem
koordinat yang telah dibuat yaitu utm48s_wgs84. Seperti yang terlihat pada
gambar berikut.
Selanjutnya dibutuhkan peta GCP (jalan dan sungai) yang akan dibandingkan
dengan peta yang akan dikoreksi. Pada Ilwis catalog klik kanan pada file vektor
jalan -> open. Apabila peta vektor jalan telah terlihat, masih pada map window
sungai klik add layer kemudian pilih file vektor sungai. Pada saat ditampilkan
display option untuk file vektor jalan dan sungai, dapat dilakukan perubahan
warna presentasi yang akan dipergunakan.
22
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Pada gambar diatas terdapat 11 titik tie point namun dapat terlihat dari tabel,
bahwa titik ke 11 memiliki tingkat kesalahan yang tinggi sehingga tidak akan
dipergunakan dalam pengambilan tie point. Untuk menonaktifkan suatu titik tie
point yang telah dibuat cukup dengan meng klik kolom active sesuai urutannya
kemudian ketik huruf maka secara otomatis titik tersebut akan dianggap salah
(false). Setelah seluruh prosedur telah dilakukan maka cukup dengan meng klik
exit editor, seluruh koordinat akan tersimpan secara otomatis dan peta akan
memiliki sistem koordinat yang baik dibanding sebelumnya.
23
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
5 Digitasi
Langkah pertama, import tabel data suvey. File --> Import --> Table
Pilih file data_survey.csv kemudian klik next --> Import Method gunakan Ilwis
import , kemudian klik next --> Table Format gunakan Comma delimited, kemudian
klik next --> pada column detail ubah domain name dari string menjadi class, ubah
new domain dari no menjadi yes, berikan nama domain menjadi data_survey,
kemudian pilih next --> gunakan nama data_survey untuk nama outputnya.
Apabila prosedur diatas telah dilakukan, maka akan terlihat table data_survey
pada ilwis catalog. Klik kanan pada table data_survey kemudian pilih open. Pada
table data survey kita dapat merubah urutan maupun panjang dari tiap kolom
dengan mengklik dua kali tulisan column pada bagian atas yang kemudian akan
memunculkan column properties.
24
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Pada file table data_survey lakukan klik kanan, pilih table operations --> pilih
table to pointmap. Tampilan selanjutnya adalah window Table to point map
, X column dengan column 3 (koordinat X) dan Y column (koordinat Y. Ubah
Coordinate system dengan utm48s_wgs84. Berikan nama peta yang akan
dihasilkan menjadi data_survey_point kemudian klik show.
25
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Untuk representasi yang akan ditampilkan yaitu titik dengan keterangan nama
jenis lahan , pilih symbols by attributes, pilih class untuk column 2, check list
kotak text dan gunakan untuk column 2, kemudian klik ok
Kemudian lakukan overlay dengan peta landsat. Pilih add layer --> maplist
landsat_stretch --> pilih OK --> pilih show map list menjadi color composite.
Tentukan red band dari band 5, green band dari band 4, blue band dari band
2. Dapat terlihat bahwa tidak semua daerah dapat dilakukan digitasi, karena
hanya sebagian daerah saja yang dilakukan pengambilan data survey. Oleh
sebab itu untuk mengurangi generalisasi terhadap daerah lain (tidak diambil
data lapangan) dan untuk mempercepat kerja digitasi akan dilakukan cropping,
sehingga hanya pada daerah yang tercover oleh titik data survey saja yang akan
di digitasi.
26
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Setelah tampilan pada peta seperti diatas, lakukan proses awal digitasi yaitu file
--> create --> segment map. Berikan nama digit_segment kemudian klik OK.
Sebelum melakukan proses digitasi, lakukan proses pengaturan yang akan
mempengaruhi proses digitasi. Pada menu bar klik file --> customize. Selanjutnya
akan muncul tampilan seperti berikut.
28
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Ubah nilai snap tolerance menjadi 30, nilai tolerance menjadi 2, dan nilai tunnel
tolerence menjadi 0 yang diakhiri dengan klik OK.
Untuk melakukan proses digitasi klik icon insert mode. Pada praktek digitasi
ini, luasan citra yang dipergunakan cukup besar sehingga menyulitkan apa-
bila langsung melakukan digitasi pada keseluruhan citra. Untuk mempermu-
dah proses digitasi, lakukan proses zoom in pada daerah tertentu hingga dapat
dilakukan pembedaan jenis lahan dengan baik. Dengan icon insert mode, buat
kotak untuk membatasi wilayah kerja digitasi. Lakukan dengan meng-klik kiri
pada sudut-sudut kotak, apabila ingin mengakhiri proses pembuatan polygon
lakukan dengan meng - klik dua kali pada tombol kiri mouse.
Seperti yang dapat dilihat apabila mengakhiri proses digitasi akan muncul win-
dow attributes. Untuk sementara hiraukan window tersebut dan atur posisi win-
dow attributes (dengan menarik ke posisi kiri)
seperti gambar dibawah ini agar memudah-
kan proses digitasi.
29
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Untuk melakukan digitasi pada software ILWIS dapat dilakukan dengan meng
- klik pada sudut polygon atau dapat dengan menekan tombol kiri mouse dan
menahannya kemudian menjalankan cursornya sehingga proses digitasi akan
lebih cepat dilakukan seperti menggambar dengan alat tulis pada kertas tulis,
namun hal ini akan mengurangi tingkat ketelitian dari proses digitasi.
Terlebih dahulu, tentukan jenis lahan yang terdapat pada daerah kotak yang
telah dibuat kemudian tentukan batas dari jenis lahan tersebut dan mulai den-
gan mempergunakan insert mode pada batas daerahnya (dapat dilakukan di-
manapun). Lakukan klik kiri pada mouse untuk memulai membuat polgygon dan
arahkan kursor pada sudut selanjutnya hingga ditemui batas akhir polygon dari
wilayah tersebut (gambar digitasi awal).
Untuk merekatkan antara dua garis, usahakan untuk melakukan zoom in agar
dapat diketahui dengan pasti bahwa garis telah bersatu dengan baik. Prosedur
perekatandapatdilakukandenganduacara,yaitu:menambahkangarisbaruan-
30
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
tara kedua jarak garis tersebut (add line) dan memindahkan salah satu garis agar
mendekati garis lainnya (moving line).
Pada saat kedua garis akan bersatu, akan terjadi proses snapping yang akan
memunculkan window atas ini , klik YES. Tampilan tersebut juga akan muncul
pada saat proses digitasi dimulai dari salah satu batas polygon.Lakukan digitasi
hingga seluruh bagian kotak tertutup dengan polygon.
Hal yang menarik dari proses digitasi di ILWIS adalah pengguna dapat melaku-
kan proses pengecekan kesalahan yang dilakukan pada waktu digitasi agar taha-
31
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
pan selanjutnya dapat dilakukan. Terdapat tiga jenis pengecekan error di ILWIS.
Pertama adalah self overlap, pada menu bar pilih file -->check segments --> self
overlap, yang berfungsi untuk pengecekan apabila terjadi kelebihan segment
yang saling berhimpitan. Kedua adalah dead ends, pada menu bar pilih file -->
check segments --> dead ends yang berfungsi untuk pengecekan apabila terjadi
kelebihan panjang garis sehingga kedua garis tidak bersatu. Ketiga adalah in-
tersections, pada menu bar pilih file --> check segments --> intersections, yang
berfungsi untuk melakukan pengecekan apabila seharusnya 2 garis atau lebih
yang berlainan disatukan pada satu titik terjadi kesalahan.
Ubah domain menjadi data_survey dan berikan nama pada output polygon map
32
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
menjadi digit_polygon kemudian klik ok. Untuk selanjutnya garis - garis polygon
berubah menjadi hitam (bergantung pada pengaturan/costumize segment edi-
tor). Untuk memberikan jenis kelas lahan pada tiap polygon, klik kiri dua kali
pada mouse maka akan diberikan pilihan jenis lahan apa yang ada pada polygon
tersebut (sesuai dengan kelas data survey lapangan). Lakukan pada keseluruhan
polygon yang terdapat pada kotak. Untuk mengakhiri proses digitasi dan meny-
impannya, klik pada icon exit editor.
33
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
6 Supervised Classification
Tahapan selanjutnya adalah melakukan supervised classification. Pada peta
landsat terdapat dua kelas yang harus ditambahkan selain kelas yang ada di data
survey, yaitu tambahkan kelas awan dan bayangan awan. Untuk menambahkan
jenis kelas pada ilwis dilakukan dengan klik dua kali pada file domain data_survey
--> add domain item. Tambahkan dua kelas baru yaitu awan dan bayangan awan.
Kemudian edit representasi class dari data survey, yakni dengan melakukan
klik dua kali file representsi data_survey, ubah warna awan menjadi putih dan
bayangan awan menjadi abu-abu.
Kemudian pilih file --> create --> sample set. Isi sample set name dengan sample_
set, kemudian pilih data_survey sebagai domain, dan gunakan landsat_stretch_
crop sebagai maplist. Untuk representasi, pergunakan band 5 untuk red band,
band 4 untuk green band, band 2 untuk blue band, dan akhiri dengan klik OK.
34
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Overlay peta landsat dengan peta data_survey. Pada window sample set editor pilih
layer --> data survey point --> pilih symbols by attribute --> class untuk column 2,
pilih representasi untuk data_survey, check list pada kotak text dan pilih column 2, OK
Untuk mengambil data sampel dari landsat , ikuti terlebih dahulu titik-titik data survey
kemudian gunakan tool/klik icon normal. Usahakan untuk melakukan zoom agar diperoleh
tingkat keakuratan yang lebih tinggi, tentukan daerah yang akan di jadikan sample dan
drag hingga dianggap cukup. Pada daerah yang telah tertutup oleh arsiran klik kanan
--> edit --> pilih jenis kelas untuk daerah tersebut, kemudian klik OK. lakukan Hingga
keseluruhan jenis lahan telah terwakili. Akhiri proses pembuatan sampel set dengan klik
exit editor.
35
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Lakukan proses klasifikasi, pada operation list --> classify --> untuk sample set , gunakan
sample_set, untuk classification method gunakan maximum likehood --> berikan nama
hasil_klasifikasi pada output raster map. kemudian klik show.
Tahapan ini akan cukup memakan waktu dan bergantung dari kemampuan hardware tiap
komputer yang digunakan. Apabila proses telah dilakukan maka pada Ilwis catalog akan
terbentuk peta raster dengan nama hasil_klasifikasi. Klik dua kali pada peta tersebut
maka akan terlihat bahwa terbentuk peta yang telah terklasifikasi berdasar kelas masing-
masing.
36
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
37
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Import peta kontur (.shp), File --> Map --> Kontur.shp --> OK
Dari ilwis catalog, klik kanan di file kontur --> properties --> Ubah koordinat
sistem dari unknown menjadi wgs84_wgs84, domain dipergunakan kontur,
attribute table kontur, kemudian klik OK
Selanjutnya klik kanan pada file Kontur --> Vector Operations --> Attribute Map,
terdapat tampilan window Attribute map of Segment Map, berikan nama output
38
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
segment map kontur_atr. Selanjutnya setelah file kontur_atr terbentuk maka akan
ada tampilan progress manager, setelah itu terdapat display options segment
map (coba untuk melihat hasilnya dengan melakukan klik OK)
Langkah selanjutnya pada operation tree, pilih Script --> Slope --> setelah itu
akan ada tampilan calculate slope map using contourline map and georeference.
Pada kotak input countour map gunakan kontur_atr, pada kotak Georef to be
used, gunakan cropping. Pada kotak output biarkan secara default kemudian
klik OK.
39
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Untuk menampilkan hasil slope in degree lakukan klik dua kali pada file raster
slope in degree kemudian pada display options , ubah representation menjadi
elevation 1. kemudian akhiri dengan OK.
40
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
41
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
42
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
8 Layouting
Peta yang telah di klasifikasi selanjutnya akan dibuat layout untuk dapat di print
atau untuk disimpan dalam format softcopy. Buka tampilan map hasil_klasifikasi
dengan meng - klik dua kali di file raster hasil_klasifikasi --> OK. Simpan tampilan
peta hasil_klasifikasi dengan memberi nama Hasil Klasifikasi --> OK
Masih dalam window map Hasil klasifikasi, klik File --> Create Layout -->
berikan skala 600000 --> OK
43
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Terlihat tampilan awal layout, kemudian ubah ukuran kertas cetak dengan A4
dan orientasi kertas menjadi landscape , dan berikan nilai margin untuk tiap-tiap
sisi menjadi 5 milimeter serta diakhri dengan klik OK.
Atur posisi peta dengan kursor, sehingga terlihat seperti gambar dibawah ini.
44
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Pilih Edit box untuk membuat box batas pinggir layout. Tambahkan lagi
kotak dengan mempergunakan cara yang sama untuk membuat kotak - kotak
keterangan peta. Atur posisi kotak - kotak tersebut hingga terlihat seperti gambar
dibawah ini.
Pada kotak pertama digunakan sebagai kotak judul peta. Untuk membuat text
dilakukan dengan cara pilih edit text untuk membuat keterangan judul peta.
45
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Pada kotak kedua, digunakan sebagai kotak skala peta. Untuk membuat skala
peta, dapat dilakukan dengan cara edit scale text. Berikan juga bar skala, untuk
mempermudah identifikasi skala secara visual. Proses pembuatan bar skala
dengan edit scale bar dan gunakan parameter seperti gambar berikut. Berikan
juga tanda arah utara pada peta di kotak kedua, lakukan dengan cara mengklik
icon North Arrow. Gunakan parameter seperti gambar berikut.
Atur posisi text skala, skala bar, dan gambar arah utara seperti gambar berikut
ini.
46
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Gunakan Map Border untuk menampilkan grid koordinat seperti yang ada
dibawah ini
Buat satu kotak untuk memisahkan antara kotak informasi peta dengan peta
hasil_klasifikasi.
47
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
Simpan hasil layout yang telah dibuat dengan melakukan File --> Safe --> berikan
nama file --> save
Hasil layout juga dapat di export kedalam bitmap, dengan melakukan klik File
--> Export to Bitmap
48
DEP. BIOLOGI FST UNAIR – PRODI ITL SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS LINGKUNGAN
DAFTAR ISI
1. Ilwis......................................................................................................................... 1
1.1 Komponen dasar ilwis................................................................................ 1
1.1.1 Ilwis window............................................................................... 1
1.1.1.1 Main window................................................................ 1
1.1.1.2 Map window................................................................. 4
1.1.1.3 Table window................................................................ 4
1.1.1.4 Pixel Information window............................................ 5
1.1.2 Ilwis object.................................................................................. 5
1.1.2.1 Data object.................................................................... 5
1.1.2.2 Container object........................................................... 6
1.1.2.3 Service object............................................................... 6
1.2 Struktur data spasial dalam ilwis................................................................ 6
1.2.1 Data vektor................................................................................... 6
1.2.2 Data raster.................................................................................... 7
2. Landsat..................................................................................................................... 8
3. Input data................................................................................................................. 12
4. Koreksi geometrik................................................................................................... 18
5. Digitasi..................................................................................................................... 24
6. Supervised classification.......................................................................................... 34
8. Layouting................................................................................................................. 43