Anda di halaman 1dari 16

TUGAS REKAYASA IDE

MATA KULIAH
THERMODINAMIKA
PRODI S1 PTO-FT

Skor Nilai:

(TRI)
TUGAS REKAYASA IDE

NAMA MAHASISWA : DANIEL R SIHOMBING


NIM : 5183122020

DOSEN PENGAMPU : JANTER P. SIMANJUNTAK, ST., MT., Ph.D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEI 2019

KATA PENGANTAR
1
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunianyalah penulis dapat menyelesaikan tugas Tugas Rekayasa Ide, Dan juga tidak lupa
saya berterima kasih kepada Dosen mata kuliah Thermodinamika yang sudah memberi
masukan dalam penyelesaian tugas ini.

Penulis sangat berharap tugas makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan.
Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.

Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi
orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan , Mei 2019

Daniel R Sihombing

DAFTAR ISI

2
COVER ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 3


2.1 Entalpi............................................................................................... 3
2.2 Hukum Hess….. ............................................................................... 4
2.3 Hukum II Termodinamika…............................................................. 6
2.4 Mesin Kalor....................................................................................... 7
2.5 Entropi .............................................................................................. 10
2.6 Perbedaan Entalpi dan Entropi.......................................................... 13
2.7 Entropi dan hukum II Termodinamika.............................................. 15

BAB III PENUTUP……....................................................................................... 17


4.1 Kesimpulan ...................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Termodinamika membahas tentang sistem keseimbangan (equilibrium), yang


dapat digunakan untuk mengetahui besarnya energi yang diperlukan untuk mengubah

3
suatu sistem keseimbangan, tetapi tidak dapat dipakai untuk mengetahui seberapa cepat
(laju) perubahan itu terjadi karena selama proses sistem tidak berada dalam
keseimbangan. Suatu sistem tersebut dapat berubah akibat dari lingkungan yang berada
di sekitarnya. Sementara untuk aplikasi dalam materialnya, termodinamika membahas
material yang menerima energi panas atau energi dalam bentuk yang berbeda-beda.

Dalam termodinamika, terdapat hukum-hukum yang menjadi syarat termodinamika. Di


dalam hukum-hukum tersebut terdapat rumus-rumus yang berbeda pula, sesuai dengan
permasalahan yang ada. Ada Hukum 0 Termodinamika atau biasa disebut sebagai
Hukum awal Termodinamika, lalu ada Hukum 1 Termodinamika, Hukum 2
Termodinamika, dan Hukum 3 Termodinamika.

Di dalam Hukum 1 Termodinamika itu sendiri, menjelaskan tentang energi yang ada
dalam suatu sistem dalam termodinamika. Hukum I Termodinamika juga menjelaskan
tentang entalpi. Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah
energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk
melakukan kerja. Entalpi juga merupakan transfer panas antara sistem dan lingkungan
yang ditransfer dalam kondisi tekanan konstan (isobarik).

Di dalam Hukum II Termodinamika, menjelaskan tentang entropi. Entropi merupakan


suatu ukuran kalor atau energi yang tidak dapat diubah. Dalam Hukum II
Termodinamika, terdapat sistem yang disebut Mesin Carnot/Kalor dan Mesin Pendingin.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana menjelaskan tentang Entropi tersebut
2. Apa Teori Dasar dari pengertian Entropi
3. Bagaimana bunyi hukum II termodinamika

4
4. Apa hubungan antara Entalpi dengan Hukum II termodinamika

1.3 TUJUAN REKAYASA IDE


1. Dapat memahami apa itu Entalpi
2. Dapat mengetahui Teori Dasar Entalpi
3. Dapat memahami Proses entalpi dalam siklus carnot
4. Dapa mengetahui hubungan Entalpi dengan Termodinamika

BAB II ISI 2.1 Entalpi


Hukum kekekalan energi menjelaskan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari bentuk energi yang satu
menjadi bentuk energi yang lain. Nilai energi suatu materi tidak dapat diukur, yang dapat
diukur hanyalah perubahan energi (ΔE). Demikian juga halnya dengan entalpi, entalpi
tidak dapat diukur, kita hanya dapat mengukur perubahan entalpi (ΔH).

5
ΔH = Hp – Hr
dengan:
ΔH = perubahan entalpi
Hp = entalpi produk
Hr = entalpi reaktan atau pereaksi

a. Bila H produk > H reaktan, maka ΔH bertanda positif, berarti terjadi penyerapan
kalor dari lingkungan ke sistem.
b. Bila H reaktan > H produk, maka ΔH bertanda negatif, berarti terjadi pelepasan kalor
dari sistem ke lingkungan.

Gambar 1. Perubahan Entalpi pada Sistem

2.2 Hukum Hess

Dalam perubahan entalpi, terdapat hukum yang dinamakan Hukum Hess. Hukum
Hess adalah hukum yang menyatakan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi akan sama
walaupun reaksi tersebut terdiri dari satu langkah atau banyak langkah. Perubahan
entalpi tidak dipengaruhi oleh jalannya reaksi, melainkan hanya tergantung pada keadaan
awal dan akhir.
Hukum Hess mempunyai pemahaman yang sama dengan hukum kekekalan
energi, yang juga dipelajari di hukum pertama termodinamika. Hukum Hess dapat
digunakan untuk mencari keseluruhan energi yang dibutuhkan untuk melangsungkan
reaksi kimia. Perhatikan diagram berikut:

6
Gambar 2. Diagram Hukum Hess

Diagram di atas menjelaskan bahwa untuk mereaksikan A menjadi D, dapat menempuh


jalur B maupun C, dengan perubahan entalpi yang sama (ΔH1 + ΔH2 = ΔH3 + ΔH4).
Jika perubahan kimia terjadi oleh beberapa jalur yang berbeda, perubahan entalpi
keseluruhan tetaplah sama. Hukum Hess menyatakan bahwa entalpi merupakan fungsi
keadaan. Dengan demikian ΔH untuk reaksi tunggal dapat dihitung dengan:

ΔHreaksi = ∑ ΔHf (produk) - ∑ ΔHf (reaktan)

Jika perubahan entalpi bersih bernilai negatif (ΔH < 0), reaksi tersebut merupakan
eksoterm dan bersifat spontan. Sedangkan jika bernilai positif (ΔH > 0), maka reaksi
bersifat endoterm.
Perhatikan diagram berikut:

Pada diagram di atas, jelas bahwa jika C (s) + 2H2 (g) + O2 (g) direaksikan menjadi CO2
(g) + 2H2 (g) mempunyai perubahan entalpi sebesar -393,5 kJ. Walaupun terdapat reaksi
dua langkah, tetap saja perubahan entalpi akan selalu konstan (483,6 kJ + 90,1 kJ =
-393,5 kJ).

 Ketergantungan ΔH dengan temperatur

7
Pada umumnya entalpi reaksi tergantung pada temperatur walaupun dalam
banyak reaksi ketergantungan ini sangat kecil sehingga sering diabaikan.

∆H untuk reaksi aA + bB → cC + dD

∆H = c HC +d HD – a HA – b HB

Bila persamaan tadi didefinisikan terhadap temperatur pada tekanan tetap didapatkan :

Ingat bahwa

2.3 Hukum II Termodinamika


Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan apakah proses-proses yang
dianggap taat azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi di alam. Hukum
kedua termodinamika seperti yang diungkapkan oleh Clausius mengatakan, “Untuk
suatu mesin siklis maka tidak mungkin untuk menghasilkan efek lain, selain dari
menyampaikan kalor secara kontinu dari sebuah benda ke benda lain pada temperatur
yang lebih tinggi".

Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat proses
terbalikkan: pemuaian isotermal dengan penambahan kalor, pemuaian adiabatik,
pemampatan isotermal dengan pelepasan kalor dan pemampatan adiabatik; jika integral
sebuah kuantitas mengitari setiap lintasan tertutup adalah nol, maka kuantitas tersebut
yakni variabel keadaan, mempunyai sebuah nilai yang hanya merupakan ciri dari
keadaan sistem tersebut, tak peduli bagaimana keadaan tersebut dicapai. Variabel
keadaan dalam hal ini adalah entropi. Perubahan entropi hanya gayut keadaan awal dan
keadaan akhir dan tak gayut proses yang menghubungkan keadaan awal dan keadaan
akhir sistem tersebut.

Hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi mengatakan, "Sebuah proses


alami yang bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan berakhir di dalam satu
keadaan kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang menyebabkan entropi
dari sistem dan lingkungannya semakin besar".

8
2.4 Mesin Kalor
Mesin kalor atau yang biasa disebut dengan mesin carnot adalah suatu alat yang
menggunakan panas/kalor (Q) untuk dapat melakukan kerja (W). Alat ini tidak ideal,
pasti ada kalor yang terbuang walaupun hanya sedikit. Ada beberapa ciri khas yang
menggambarkan mesin kalor, yaitu :
• Kalor yang dikirimkan berasal dari tempat yang panas (reservoir panas) dengan
temperatur tinggi lalu dikirimkan ke mesin.
• Kalor yang dikirimkan ke dalam mesin sebagian besar melakukan kerja oleh zat
yang bekerja dari mesin, yaitu material yang ada di dalam mesin melakukan
kerja.
• Kalor sisa dari input dibuang ke temperatur yang lebih rendah yang disebut
reservoir dingin

Gambar 3. Skema Mesin Kalor


Mesin kalor bekerja menurut siklus carnot, siklus carnot bekerja dalam 4 tahap
proses, tetapi hanya isotermal dan adiabatik.

9
Gambar 4. Siklus Carnot

 Tahap pertama yaitu isotermal reversibel secara ekspansi atau penurunan tekanan,
dengan melakukan kerja (W) dari keadaan A sampai B

QW

Vb
QH Wab nRTH ln Va

 Tahap kedua yaitu adiabatik reversibel secara ekspansi, dengan melakukan kerja
(W) dari keadaan B sampai C

W = Cv (T1 – T2) = Cv (TH – TC)

• Tahap ketiga yaitu isotermal reversibel secara kompresi atau penaikan tekanan,
dengan melakukan kerja (W) dari keadaan C sampai D
• Tahap keempat yaitu adiabatik reversibel secara kompresi, dengan melakukan
kerja (W) dari keadaan D kembali ke A

Ketika sistem tersebut melakukan siklus, tak ada perubahan energi dalam sistem.
Itu sesuai dengan Hukum I Termodinamika

UQW QQH QC QH QC

0QW WQQH QC


QW
WQH QC

QH : besarnya input kalor


QC : besarnya kalor yang dibuang
W : kerja yang dilakukan
Dalam mesin carnot, ada yang dinamakan efisiensi mesin. Efisiensi dari suatu mesin
didefinisikan sebagai perbandingan antara kerja yang dilakukan (W) dengan kalor yang
masuk (QH).

10

W QH QC 1QC
WQH QC     QH QH QH
Atau bisa juga dalam bentuk

2.5 Entropi
Entropi merupakan sifat keadaan suatu sistem yang menyatakan tingkat
ketidakteraturan, berkaitan dengan jumlah keadaan mikro yang tersedia bagi molekul
sistem tersebut. entropi juga dapat didefinisikan sebagai kecenderungan sistem untuk
berproses ke arah tertentu. Entropi dapat dihasilkan, tetapi tidak dapat dimusnahkan.
Entalpi tidak dapat memprediksi apakah reaksi spontan atau tidak. Tetapi Hukum
II Termodinamika menyatakan bahwa total entropi sistem dan lingkungannya selalu
bertambah untuk proses spontan. Entropi meningkat seiring dengan kebebasan dari
molekul untuk bergerak.entropi dilambangkan dengan huruf (S)

S(g) > S(l) > S(s)

Gambar 5. Besar Entropi pada Padat, Cair, dan Gas

2.6 Perbedaan Entalpi Dan Entropi

Apa perbedaan antara Entalpi dan entropi?

1. Entalpi adalah perpindahan kalor berlangsung dalam tekanan konstan. Entropi


memberikan gambaran tentang keacakan suatu sistem.
2. Dalam reaksi, perubahan entalpi bisa positif atau negatif. Reaksi spontan terjadi dalam
rangka untuk meningkatkan entropi universal.

11
3. Entalpi adalah energi yang dilepaskan atau diserap selama reaksi.

4. Entalpi terkait dengan hukum pertama termodinamika yang mengatakan, “Energi dapat
tidak diciptakan atau dihancurkan.” Tapi entropi secara langsung berkaitan dengan
hukum kedua termodinamika.

2.7 Entropi dan Hukum II Termodinamika Hukum II


termodinamika kedua:
Entropi semesta (sistem + lingkungan) selalu naik pada proses spontan dan tidak
berubah pada proses kesetimbangan. Untuk proses spontan,perubahan entropi (dS) dari
suatu sistem adalah lebih besar dibanding panas dibagi temp mutlak

dQ
dS  T

DSsemesta = DSsis + DSling > 0 proses spontan.

Sementara untuk proses reversibel, yaitu :

dQrev
dS  T

DSsemesta = DSsis + DSling = 0 proses kesetimbangan

• Proses pada tekanan tetap

Panas yang mengalir ke benda QP = CP dT

d 'q dS

T
T
2
dT T2

 ln
Sbenda 1 CP T CP T1

12
T

Sehingga pada tekanan tetap, perubahan entropi akan naik

• Reservoir, pada suhu tetap T2


Q T
Sreservoir  CP 2 T1
T2 T2
 T T

Stotal Sbenda Sreservoir CP ln T2  2T2T1 


 1

Perubahan entropi pada saat suhu tetap T2 menjadi semakin kecil, tetapi perubahan
entropinya tetap positif.
Hubungan antara hukum I Termodinamika dengan Hukum II Termodinamika yaitu
Hukum I : dQ = dU + dW dW = PdV

Hukum II : dQRev = TdS


TdS = dU +
Sehingga PdV
• Hubungan energi dalam (U) dengan entropi (S) dan volume (V)

dU  U dS U sdV


S v V 

dU = TdS – PdV

dU = TdS – PdV didiferensial dengan volume konstan terhadap suhu (T)


U TS  PV 

T v Tv T v

U TS 


T v Tv

13
U T S  Cv
T v Tv

• Sementara itu, entalpi juga dapat dihubungkan dengan entropi, yaitu :

H = U + PV

dH = dU + PdV + VdP……. TdS = dU + PdV dH =


TdS - PdV + PdV + VdP
dH = TdS + VdP
lalu didiferensialkan dengan tekanan tetap terhadap suhu (T)

H  S  P
 T  V 
T p T p T p

H S 
 T  CP
T P TP

• Entropi pada gas ideal

dU = TdS – PdV

dS = dU/T + PdV/T dS =
CvdT/T+ nRdV/V
dS = Cv d lnT + nR d lnV

T2 nRln V2 S
Cv ln 
T1 V1

T2 nRln P2 SCp ln 
T1 P1

• Pada proses adiabatik reversibel

14
dQrev
dS  ∆Q =0
T

∆S = 0

• Perubahan entropi dengan gas ideal pada proses isotermal

T=0 ; U=0

dQ = dW = PdV

dS = dQ/T

PdV dV dS nR

T V

V2
SnR ln
V1

• Standard molar entropi

Standar molar entropi adalah entropi dari 1 mol zat murni pada tekanan 1 atm dan
pada suhu 25°C. reaksi entropi standar yaitu :

∆S° = ∑nS°(products) – ∑nS°(reactants)

• Entropi dalam reaksi kimia

Jika ada reaksi aA + bB  cC + dD (25oC)

S0t = S0produk - S0reaktan

15
= (cS0C + d S0D) – (aS0A + b S0B)

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hukum kekekalan energi menjelaskan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari bentuk energi yang satu
menjadi bentuk energi yang lain. Dalam perubahan entalpi, terdapat hukum yang
dinamakan Hukum Hess. Hukum Hess adalah hukum yang menyatakan bahwa
perubahan entalpi suatu reaksi akan sama walaupun reaksi tersebut terdiri dari satu
langkah atau banyak langkah. Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan apakah
proses-proses yang dianggap taat azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi
di alam. Hukum kedua termodinamika seperti yang diungkapkan oleh Clausius
mengatakan, “Untuk suatu mesin siklis maka tidak mungkin untuk menghasilkan efek
lain, selain dari menyampaikan kalor secara kontinu dari sebuah benda ke benda lain
pada temperatur yang lebih tinggi".

Daftar Pustaka

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas-2/entalpi-danperubahan-
entalpi-%CE%B4h/
http://www.ilmukimia.org/2014/08/hukum-hess.html
http://www.ilmukimia.org/2013/02/entropi.html
http://ppmplp.files.wordpress.com/2010/10/4-entropi-spontanitas-reaksi.ppt
http://hikam.freevar.com/kuliah/termo/pdf_bab/thmd04.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai