MATA KULIAH
THERMODINAMIKA
PRODI S1 PTO-FT
Skor Nilai:
(TRI)
TUGAS REKAYASA IDE
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunianyalah penulis dapat menyelesaikan tugas Tugas Rekayasa Ide, Dan juga tidak lupa
saya berterima kasih kepada Dosen mata kuliah Thermodinamika yang sudah memberi
masukan dalam penyelesaian tugas ini.
Penulis sangat berharap tugas makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan.
Untuk itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang
membangun.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi
orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.
Daniel R Sihombing
DAFTAR ISI
2
COVER ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan .............................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
3
suatu sistem keseimbangan, tetapi tidak dapat dipakai untuk mengetahui seberapa cepat
(laju) perubahan itu terjadi karena selama proses sistem tidak berada dalam
keseimbangan. Suatu sistem tersebut dapat berubah akibat dari lingkungan yang berada
di sekitarnya. Sementara untuk aplikasi dalam materialnya, termodinamika membahas
material yang menerima energi panas atau energi dalam bentuk yang berbeda-beda.
Di dalam Hukum 1 Termodinamika itu sendiri, menjelaskan tentang energi yang ada
dalam suatu sistem dalam termodinamika. Hukum I Termodinamika juga menjelaskan
tentang entalpi. Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah
energi internal dari suatu sistem termodinamika ditambah energi yang digunakan untuk
melakukan kerja. Entalpi juga merupakan transfer panas antara sistem dan lingkungan
yang ditransfer dalam kondisi tekanan konstan (isobarik).
4
4. Apa hubungan antara Entalpi dengan Hukum II termodinamika
5
ΔH = Hp – Hr
dengan:
ΔH = perubahan entalpi
Hp = entalpi produk
Hr = entalpi reaktan atau pereaksi
a. Bila H produk > H reaktan, maka ΔH bertanda positif, berarti terjadi penyerapan
kalor dari lingkungan ke sistem.
b. Bila H reaktan > H produk, maka ΔH bertanda negatif, berarti terjadi pelepasan kalor
dari sistem ke lingkungan.
Dalam perubahan entalpi, terdapat hukum yang dinamakan Hukum Hess. Hukum
Hess adalah hukum yang menyatakan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi akan sama
walaupun reaksi tersebut terdiri dari satu langkah atau banyak langkah. Perubahan
entalpi tidak dipengaruhi oleh jalannya reaksi, melainkan hanya tergantung pada keadaan
awal dan akhir.
Hukum Hess mempunyai pemahaman yang sama dengan hukum kekekalan
energi, yang juga dipelajari di hukum pertama termodinamika. Hukum Hess dapat
digunakan untuk mencari keseluruhan energi yang dibutuhkan untuk melangsungkan
reaksi kimia. Perhatikan diagram berikut:
6
Gambar 2. Diagram Hukum Hess
Jika perubahan entalpi bersih bernilai negatif (ΔH < 0), reaksi tersebut merupakan
eksoterm dan bersifat spontan. Sedangkan jika bernilai positif (ΔH > 0), maka reaksi
bersifat endoterm.
Perhatikan diagram berikut:
Pada diagram di atas, jelas bahwa jika C (s) + 2H2 (g) + O2 (g) direaksikan menjadi CO2
(g) + 2H2 (g) mempunyai perubahan entalpi sebesar -393,5 kJ. Walaupun terdapat reaksi
dua langkah, tetap saja perubahan entalpi akan selalu konstan (483,6 kJ + 90,1 kJ =
-393,5 kJ).
7
Pada umumnya entalpi reaksi tergantung pada temperatur walaupun dalam
banyak reaksi ketergantungan ini sangat kecil sehingga sering diabaikan.
∆H untuk reaksi aA + bB → cC + dD
∆H = c HC +d HD – a HA – b HB
Bila persamaan tadi didefinisikan terhadap temperatur pada tekanan tetap didapatkan :
Ingat bahwa
Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat proses
terbalikkan: pemuaian isotermal dengan penambahan kalor, pemuaian adiabatik,
pemampatan isotermal dengan pelepasan kalor dan pemampatan adiabatik; jika integral
sebuah kuantitas mengitari setiap lintasan tertutup adalah nol, maka kuantitas tersebut
yakni variabel keadaan, mempunyai sebuah nilai yang hanya merupakan ciri dari
keadaan sistem tersebut, tak peduli bagaimana keadaan tersebut dicapai. Variabel
keadaan dalam hal ini adalah entropi. Perubahan entropi hanya gayut keadaan awal dan
keadaan akhir dan tak gayut proses yang menghubungkan keadaan awal dan keadaan
akhir sistem tersebut.
8
2.4 Mesin Kalor
Mesin kalor atau yang biasa disebut dengan mesin carnot adalah suatu alat yang
menggunakan panas/kalor (Q) untuk dapat melakukan kerja (W). Alat ini tidak ideal,
pasti ada kalor yang terbuang walaupun hanya sedikit. Ada beberapa ciri khas yang
menggambarkan mesin kalor, yaitu :
• Kalor yang dikirimkan berasal dari tempat yang panas (reservoir panas) dengan
temperatur tinggi lalu dikirimkan ke mesin.
• Kalor yang dikirimkan ke dalam mesin sebagian besar melakukan kerja oleh zat
yang bekerja dari mesin, yaitu material yang ada di dalam mesin melakukan
kerja.
• Kalor sisa dari input dibuang ke temperatur yang lebih rendah yang disebut
reservoir dingin
9
Gambar 4. Siklus Carnot
Tahap pertama yaitu isotermal reversibel secara ekspansi atau penurunan tekanan,
dengan melakukan kerja (W) dari keadaan A sampai B
QW
Vb
QH Wab nRTH ln Va
Tahap kedua yaitu adiabatik reversibel secara ekspansi, dengan melakukan kerja
(W) dari keadaan B sampai C
• Tahap ketiga yaitu isotermal reversibel secara kompresi atau penaikan tekanan,
dengan melakukan kerja (W) dari keadaan C sampai D
• Tahap keempat yaitu adiabatik reversibel secara kompresi, dengan melakukan
kerja (W) dari keadaan D kembali ke A
Ketika sistem tersebut melakukan siklus, tak ada perubahan energi dalam sistem.
Itu sesuai dengan Hukum I Termodinamika
10
W QH QC 1QC
WQH QC QH QH QH
Atau bisa juga dalam bentuk
2.5 Entropi
Entropi merupakan sifat keadaan suatu sistem yang menyatakan tingkat
ketidakteraturan, berkaitan dengan jumlah keadaan mikro yang tersedia bagi molekul
sistem tersebut. entropi juga dapat didefinisikan sebagai kecenderungan sistem untuk
berproses ke arah tertentu. Entropi dapat dihasilkan, tetapi tidak dapat dimusnahkan.
Entalpi tidak dapat memprediksi apakah reaksi spontan atau tidak. Tetapi Hukum
II Termodinamika menyatakan bahwa total entropi sistem dan lingkungannya selalu
bertambah untuk proses spontan. Entropi meningkat seiring dengan kebebasan dari
molekul untuk bergerak.entropi dilambangkan dengan huruf (S)
11
3. Entalpi adalah energi yang dilepaskan atau diserap selama reaksi.
4. Entalpi terkait dengan hukum pertama termodinamika yang mengatakan, “Energi dapat
tidak diciptakan atau dihancurkan.” Tapi entropi secara langsung berkaitan dengan
hukum kedua termodinamika.
dQ
dS T
dQrev
dS T
d 'q dS
T
T
2
dT T2
ln
Sbenda 1 CP T CP T1
12
T
Perubahan entropi pada saat suhu tetap T2 menjadi semakin kecil, tetapi perubahan
entropinya tetap positif.
Hubungan antara hukum I Termodinamika dengan Hukum II Termodinamika yaitu
Hukum I : dQ = dU + dW dW = PdV
dU = TdS – PdV
U TS
T v Tv
13
U T S Cv
T v Tv
H = U + PV
H S P
T V
T p T p T p
H S
T CP
T P TP
dU = TdS – PdV
dS = dU/T + PdV/T dS =
CvdT/T+ nRdV/V
dS = Cv d lnT + nR d lnV
T2 nRln V2 S
Cv ln
T1 V1
T2 nRln P2 SCp ln
T1 P1
14
dQrev
dS ∆Q =0
T
∆S = 0
T=0 ; U=0
dQ = dW = PdV
dS = dQ/T
T V
V2
SnR ln
V1
Standar molar entropi adalah entropi dari 1 mol zat murni pada tekanan 1 atm dan
pada suhu 25°C. reaksi entropi standar yaitu :
15
= (cS0C + d S0D) – (aS0A + b S0B)
3.1 KESIMPULAN
Hukum kekekalan energi menjelaskan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan
tidak dapat dimusnahkan, tetapi hanya dapat diubah dari bentuk energi yang satu
menjadi bentuk energi yang lain. Dalam perubahan entalpi, terdapat hukum yang
dinamakan Hukum Hess. Hukum Hess adalah hukum yang menyatakan bahwa
perubahan entalpi suatu reaksi akan sama walaupun reaksi tersebut terdiri dari satu
langkah atau banyak langkah. Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan apakah
proses-proses yang dianggap taat azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi
di alam. Hukum kedua termodinamika seperti yang diungkapkan oleh Clausius
mengatakan, “Untuk suatu mesin siklis maka tidak mungkin untuk menghasilkan efek
lain, selain dari menyampaikan kalor secara kontinu dari sebuah benda ke benda lain
pada temperatur yang lebih tinggi".
Daftar Pustaka
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas-2/entalpi-danperubahan-
entalpi-%CE%B4h/
http://www.ilmukimia.org/2014/08/hukum-hess.html
http://www.ilmukimia.org/2013/02/entropi.html
http://ppmplp.files.wordpress.com/2010/10/4-entropi-spontanitas-reaksi.ppt
http://hikam.freevar.com/kuliah/termo/pdf_bab/thmd04.pdf
16