Anda di halaman 1dari 7

SISFO - Jurnal Sistem Informasi

E-VOTING BERBASIS WEB DAN WAP DALAM PEMILIHAN


KEPALA DESA KABUPATEN MUSI RAWAS

Arie Yandi Saputra1), Robi Yanto2)


1,2
Program Studi Sistem Informasi, STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau
Jl. Yos Sudarso No.97 A Jawa Kanan Kota Lubuklinggau Sumsel
Telp : (0733) 322307 Fax : (0733) 322306
E-mail : arielahat@gmail.com1)

Abstract
Musi Rawas since 2013 have made use of the e-voting village elections. However, in practice it
less effective and efficient because of equipment owned limited, resulting in the many funds expende. The
aim of the research is to produce simulation applications of e-voting in the election of village heads and
WAP based website. The concept of work of the e-voting system is done online, so that the implementation
of the elections will be more effective and efficient because these systems can be used together in the
same time. The e-voting system has functional requirements that are able to accommodate the data of
voters, voter data validation, the electoral system, and a sound accounting system that meets the criteria
of e-voting. Judging from the results of this peneitian shows that application-based online e-voting can
beapplied and enough savings for implementation can be done simultaneously by the use of an e-voting
application.

Abstrak
Kabupaten Musi Rawas sejak tahun 2013 telah memanfaatkan perangkat e-voting dalam
pemilihan kepala desa. Namun dalam pelaksanaannya dinilai kurang efektif dan efisien karena peralatan
yang dimiliki terbatas, sehingga mengakibatkan akan banyaknya dana yang dikeluarkan. Tujuan dari
penelitian adalah menghasilkan aplikasi simulasi e-voting pada pemilihan kepala desa berbasis website
dan WAP. Konsep kerja dari sistem e-voting ini dilakukan secara online, sehingga pelaksanaan pilkades
akan lebih efektif dan efisien karena sistem ini dapat digunakan secara bersama-sama dalam waktu yang
bersamaan. Sistem e-voting ini memiliki kebutuhan fungsional yang mampu mengakomodir data calon
pemilih, validasi data pemilih, sistem pemilihan, dan sistem perhitungan suara yang memenuhi kriteria e-
voting. Dilihat dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa aplikasi e-voting berbasis online dapat
diterapkan dan cukup menghemat biaya karena pelaksanaannya dapat dilakukan secara bersamaan
dengan menggunaan satu aplikasi e-voting.

Kata kunci: e-voting, wap, website


1. PENDAHULUAN daerah kabupaten Musi Rawas, baru dilakukan
pada tahun 2013 kemarin di dua desa, dimana
Penerapan E-voting telah dilakukan diberbagai
pelaksanaan e-voting ini didasarkan pada
negara dengan berbagai model dan dalam 10
PERDA Kabupaten Musi Rawas Nomor 4
tahun terakhir, adopsi e-voting sebagai suatu
Tahun 2013.
sistem demokrasi telah banyak dilakukan, tidak
hanya di Amerika tapi juga sejumlah negara
Pelaksanaan pilkades dengan menggunakan e-
lainnya. Model adopsi e-voting pun sangat
vote pertama kali di kabupaten musi rawas
beragam, misalnya di Belgia dan Belanda,
dilakukan secara serentak di dua desa yaitu,
kedua negara ini menggunakan smart cards dan
Taba Renah Kecamatan Selangit dan Desa U2
touch screen computer. Menurut Hajjar, et.al
Purwodadi Kecamatan Purwodi. Secara umum
(2006) bahwa pertimbangan utama terhadap
pelakasanaan pilkades ini berjalan dengan baik,
penerapan e-voting adalah akurasi dan
namun karena jumlah peralatan e-voting yang
kecepatan. Di Indonesia sendiri, Badan
dimiliki terbatas dan jumlah pemilihan kepala
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
desa yang mancapai ratusan di tiap tahunnya
sudah memulai melakukan studi kelayakan
maka pelaksanaan pilkades di Musi Rawas tidak
penerapan teknologi ini di Kabupaten Jembrana,
dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Bali pada tahun 2008 silam, sedangkan untuk di

142.1
SISFO-Jurnal Sistem Informasi

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka ,output, dan skema basis data. Dimana
perlu dirancang sebuah sistem e-voting yang peneliti melakukan analisis terhadap jenis
dapat mengefektifkan dan mengefisienkan inputan dan keluaran yang dihasilkan seperti
pelaksanaan pilkades di musi rawas. E-voting penggunaan nomor KTP sebagai identitas
dengan konsep kerja online dapat dijadikan pemilih serta analisa terhadap formulir
solusi karena konsep kerja online tidak memiliki pemilihan kepala desa. Selain identifikasi
batasan baik dari sisi jumlah akses, maupun input dan output, peneliti juga melakukan
waktu akses sehingga sistem pilkades ini dapat analisis terhadap proses. Analisis proses
digunakan secara bersama-sama dalam waktu merupakan pendefinisian dari skema sistem
yang bersamaan. e-voting dalam bentuk fungsi-fungsi yang
akan digunakan dalam sistem untuk
2. METODOLOGI mengolah masukan sehingga menghasilkan
keluaran yang baik sesuai dengan aturan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
yang berlaku.
metodologi pengembangan sistem SLC (System
3. Tahap Perancangan
Life Cycle). Pemilihan metode ini dikarenakan
Setelah analisis dilakukan, maka hasil
metode SLC memiliki tahapan-tahapan yang
analisis tersebut harus dituangkan dalam
diperlukan dan bersifat terjadwal serta mudah
bentuk perancangan. Dalam tahap
untuk di kontrol. Menurut Mc. Leod dalam
perancangan ini, peneliti membagi beberapa
Isnaini (2009) System Life Cycle (SLC) terdiri
jenis perancangan atau desain, yaitu :
dari beberapa tahap yaitu, tahap perencanaan,
a. Desain input
analisis sistem, perancangan sistem,
b. Desain output
implementasi sistem, dan tahap penggunaan dan
c. Desain Basis data
pengujian.
d. Desain fungsi atau proses.
4. Tahap Implementasi
Implementasi pada sistem mobile voting ini
dilakukan dengan menggunakan bahasa
pemrograman PHP, teknologi WAP, dan
database MySQL.
5. Tahap Penggunaan dan pengujian sistem
Pengujian dilakukan untuk mendeteksi
kesalahan serta memastikan setiap input
yang dimasukan menghasilkan output yang
diharapkan. Dalam pengujian ini peneliti
Gambar 1. Metodologi Penelitian Model SLC
menggunakan metode black box.
Dari gambar 1 diatas terdapat 5 tahapan yang
3. PERANCANGAN SISTEM
harus dilakukan. Kelima tahapan tersebut adalah
3.1. Skema E-Voting
:
E-Voting (Electronic voting) adalah proses
1. Tahap Perencanaan
pemilihan umum yang memungkinkan pemilih
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan
untuk mencatatkan pilihannya yang bersifat
data mengenai sistem pemilihan (voting) dan
rahasia secara elektronik yang teramankan
sistem pemilihan elektronik (E-voting). Data
(Rokhman, 2011).
sistem pemilihan elektronik ini diambil dari
sistem pemilihan kepala desa yang telah
Menurut Hardjaloka (2001), Terdapat banyak
dilakukan sebelumnya. Adapun data yang
sekali pilihan teknologi yang dapat digunakan
diambil adalah data calon kepala desa, visi
dalam pelaksanaan e-voting seperti penggunaan
dan misi calon, serta data Daftar Pemilih
smart card untuk autentifikasi pemilih,
Tetap dimana nantinya data tersebut akan
penggunaan internet sebagai sistem pemungutan
digunakan sebagai acuan dalam merancang
suara, penggunaan touch screen sebagai
basis data. Selanjutnya adalah pencarian
pengganti kertas suara, dan masih banyak
data literatur mengenai sistem pemilihan
beberapa variasi teknologi yang dapat
yang digunakan seperti perda No.4 Tahun
digunakan.
2103 tentang tatacara pelaksanaan pilkades,
dan juga literatur lainnya yang berkaitan
Di Indonesia penggunaan e-voting secara
dengan e-voting.
bertahap mulai diterapkan. Umumnya,
pelaksanaan e-voting masih dilakukan untuk
2. Tahap analisis
skala kecil seperti pemilihan pimpinan
Adapun beberapa kegiatan pada tahap
organisasi baik organisasi kemasyarakatan
analisis, yaitu meliputi identifikasi input

142.3
SISFO-Jurnal Sistem Informasi

maupun yang bersifat bisnis. Sampai tahun 3.3. Analisis Kebutuhan


2011 ini baru satu daerah di Indonesia yang Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap
telah menerapkan e-voting dalam proses kebutuhan sistem dari data dan literatur yang
pemilihan di daerahnya yaitu Kabupaten didapat dengan hasil sebagai berikut :
Jembrana. Hanya saja e-voting yang diterapkan
di Jembrana baru sebatas untuk pemilihan 1. Hasil analisis skema e-voting
Kepala Dusun. a. Hanya pemilih yang sudah terdaftar dan
mendapatkan undangan serta username
Tujuan dari sistem keamanan e-voting adalah dan password yang dapat melakukan
untuk menjamin privasi atau kerahasiaan pemilihan.
pemilih serta keakuratan pilihan. Keamanan b. Setiap orang yang telah melakukan
sistem ini memiliki beberapa kriteria, yaitu : pemilihan tidak dapat melakukan
1. Eligibility, Hanya pemilih yang terdaftar pemilihan lagi atau memperbaiki
yang dapat melakukan pemilihan. pilihannya
2. Unreusability, Setiap pemilih hanya dapat c. Pilihan dari pemilih dirahasiakan.
memilih satu kali. d. Pemilihan baru bisa dilakukan sesuai
3. Anonymity, Pilihan pemilih dirahasiakan. dengan jadwal yang telah ditentukan dan
4. Accuracy, Pilihan tidak bisa diubah dan di akhiri juga sesuai dengan jadwal.
dihapus selama atau setelah pemilihan dan e. Pemilih hanya dapat melakukan
juga tidak bisa ditambahkan setelah pemilihan saja.
pemilihan ditutup.
5. Fairness, Perhitungan suara sebelum Pada sistem ini pemilih akan mendapatkan
pemilihan ditutup tidak bisa dilakukan. undangan dan undangan tersebut akan
6. Vote and Go, Pemilih hanya dapat ditukarkan dengan username dan password
melakukan pemilihan saja. pada saat di TPS.
7. Public Verifiability, Semua orang dapat
melakukan pengecekan pada berjalannya 2. Analisis kebutuhan pengguna
proses pemilihan. (canard dan sibert, 2001). Kebutuhan pengguna pada aplikasi e-voting ini
adalah sebagai berikut :
3.2. Arsitektur Sistem a. Sistem dapat mengelolah data pemilih
b. Sistem dapat mengelolah data kandidat
Untuk menggunakan hak pilihnya, pemilih c. Sistem dapat mengautentifikasi pemilih
hanya datang kemudian menukarkan undangan dalam melakukan pemilihan.
yang telah dibagikan oleh pihak panitia d. Sistem dapat melakukan proses
sebelumnya dengan username dan password, pemilihan kepala desa.
lalu pemilih dapat melakukan voting dengan e. Sistem dapat menambahkan jadwal
perangkat handphone masing-masing atau pemilihan.
dengan fasilitas pendukung yang telah
disediakan panitia. 3.4. Use Case
Panitia melakukan pendataan
dan penginputandata pemilih
Dari analisis kebutuhan yang telah didefinisikan
terdapat user case yang diturunkan dari aktivitas
kebutuhan tersebut sebagaimana berikut ini :
Sistem mengeluarkan surat
undangan berserta username 1. Sistem dapat mengelolah data pemilih
dan password a. Tambah data pemilih
b. Mengubah data pemilih
Pemilih melakukan
voting c. Menghapus data pemilih
d. Melihat data pemilih
e. Mencetak undangan pemilih
Menggunakan Menggunakan 2. Sistem dapat mengelolah data kandidat
Handphone (WAP) PC (WEB) a. Tambah data kandidat
b. Mengubah data kandidat
c. Menghapus data kandidat
Hasil Pemilihan d. Melihat data kandidat
DB
3. Sistem dapat melakukan autentifikasi
pemilih
Gambar 2 : Rancangan Umum Sistem
a. Login Pemilih
4. Sistem dapat melakukan proses pemilihan
a. Melakukan proses pemilihan
b. Melakukan proses perhitungan suara.

142.3
SISFO-Jurnal Sistem Informasi

5. Sistem dapat mengelolah jadwal pemilihan c. Menghapus data pemilihan


a. Menambah jadwal pemilihan d. Mengaktifkan jadwal pemilihan
b. Mengedit jadwal pemilihan e. Mennonaktifkan jadwal pemilihan

Gambar 3 : Use Case E-Voting Pilkades Musi Rawas

3.4. Class Diagram sedangkan reverse engineering sebaliknya


merubah kode program menjadi model (widodo,
Diagram kelas adalah inti dari proses
dan Herlawati 2011).
permodelan objek. Baik forward engineering
maupun reverse engineering memanfaatkan
diagram ini. Forward engineering adalah proses
perubahan model menjadi kode perogram

Petugas
Pemilih Kandidat
Usernamet *
Id_pemilih* Password Nis *
username_pm nama nama
password_pm hak_akses kelas
nama_lengkap status foto
nis + Simpan visi
kelas +Batal + Simpan
jenjang +Hapus +Hapus
jk +Edit +Edit
alamat
status jadwal_pemilihan
Pemilihan
+ Simpan
+Batal Id_jadwal*
+Hapus tahun Id_pemilihan *
+Edit tgl_mulai Id_kandidat **
status Id_jadwal **
aktif
username ** + Simpan

+ Simpan
+Hapus
+Edit

Gambar 4 : Class Diagram

142.3
SISFO-Jurnal Sistem Informasi

4 . IMPLEMENTASI SISTEM Gambar 8 menunjukan tampilan dari halaman


administrator. Pada tampilan tersebut terdapat
Dari hasil dan analisis yang telah di jelaskan beberapa fungsi seperti dashboard, data master,
sebelumnya maka dapat digambarkan rancangan laporan, users, dan pengaturan. Sebelum admin
antarmuka pengguna. Konsep desain antar muka dapat mengakses halaman utama administrator,
di buat menjadi dua jenis yang dapat seorang admin harus memasukan username dan
ditampilkan pada web browser pada PC dan password untuk keamanan dari sistem.
browser untuk jenis WAP pada ponsel.
Penjelasan dari setiap komponen yang terdapat
Aplikasi e-voting ini akan dapat diakses ketika pada halaman antar muka administrator
administrator mengklik tombol “aktif” sesuai dideskripsikan pada tabel 1.
dengan jadwal yang ditentukan baik tanggal
maupun jam pelaksanaan.

Gambar 5 menunjukan tampilan utama ketika


aplikasi e-voting dalam keadaan tidak aktif.

Gambar 5 : Halaman Utama tidak aktif


Gambar 6 merupakan tampilan halaman utama
(login) dari aplikasi e-voting ini. Halaman
utama disajikan dalam dua tampilan antar muka
yaitu tampilan web dan WAP seperti yang
terlihat pada gambar 7. Halaman utama ini Gambar 8: Halaman Administrator
berfungsi sebagai autentifikasi pemilih sebelum Adapun tampilan yang digunakan untuk proses
melakukan pemilihan. Username dan password pemilihan ditunjukan pada gambar 9 dan
didapatkan dari undangan yang diberikan oleh gambar 10. Proses pemilihan disajikan dalam
panitia pilkades. bentuk dua format yaitu web dan wap. Halaman
pemilihan disajikan dalam bentuk sederhana
sehingga memungkinkan pemilih tidak susah
dalam mengoperasikannya. Untuk tampilan
pada browser WAP tidak ditampilkan foto calon
kepala desa tetapi aplikasi hanya menampilkan
nama dan nomor urut calon kepala desa yang
ikut pemilihan.

Gambar 6 : Halaman UtamaWEB

Gambar 9: Halaman Pemilihan WEB

Gambar 7: Halaman Utama WAP


Gambar 10: Halaman Pemilihan WAP

142.3
SISFO-Jurnal Sistem Informasi

Dalam pengoperasikan halaman pemilihan, dinyatakan habis atau form pemilihan telah di
pemilih tinggal mengklik tombol pilih pada non aktifkan.
calon kepala desa yang tersedia. Setelah
pemilihan dilakukan maka username pemilih Menu berita acara hasil pemilihan berfungsi
akan terblokir dan tidak dapat melakukan sebagai pencetak hasil pelakasnaan pemilihan
pemilihan lagi. kepala desa. Informasi yang disajikan berupa
grafik capaian hasil suara masing-masing calon,
Gambar 11 menunjukan tampilan berita acara informasi total pemilih, informasi pemilih aktif
hasil pemilihan. Menu ini merupakan hasil (yang memilih), informasi pemilih yang tidak
keluaran dari pelaksanaan pemilihan, dan dapat memilih.
diakses jika pelaksanaan pemilihan telah

Gambar 11 : Antarmuka Hasil Pemilihan

Tabel 1. Deksripsi Halaman Utama Administrator

Komponen antarmuka Tujuan Isi/Batasan/Tingkah Laku


Dashboard Menunjukan informasi Informasi yang disajikan
perkembangan pelaksanaan berupa hasil capaian suara,
pemilihan kepala desa gambar calon kepala desa,
jumlah pemilih berdasarkan
jenis kelamin, dan data pemilih
dalam bentuk tabular
Data Master Menyajikan form input data Form input tersebut berupa
master form pemilih, form kandidat,
form jadwal pelaksanaan, dan
form user.
Laporan Menyajikan informasi hasil Menu laporan baru dapat
pemilihan suara diakses ketika pelaksaan
pemilihan selesai (admin
menekan tombol nonaktif)
dalam menu ini terdapat
fasilitas cetak hasil pemilihan.
User Mendata administrator Berisikan form input data
pengguna atau administrator
Pengaturan Mengelolah data master Berissikan informasi
datamaster. Dalam komponen
ini administrator dapat
melakukan perubahan data, dan
penghapusan data master.

142.3
SISFO-Jurnal Sistem Informasi

5. SIMPULAN DAN SARAN Konstitusi. Vol 8 Agustus 2011. Sekjen


Kepaniteraan Mahkamah Konsitusi RI,
Jakarta.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah dicapai
Isnaini, M., 2009. Analisis dan implementasi
terkait tentang sistem pemilihan kepala desa
e-voting sistem pada pemilihan kepala
dengan perangkat e-voting maka dapat
daerah. Departemen Ilmu Komputer IPB.
disimpulkan bahwa :
Bogor
1. Perangkat e-voting yang dibangun dapat
diterapkan pada pemilihan kepala desa
Mc. Leod, R., 2004. Management Information
kabupaten Musi Rawas karna aplikasi
System. New Jersey: Pearson Education.
yang dibangun mengacu kepada aturan
Inc.
berdasarkan perda Nomo 4 Tahun 2013
dan standar keamanan e-voting, yaitu
Perda Kab. Musi Rawas Nomor 4, Tahun 2013
Eligibility, Unreusability, Anonymity,
Tentang tata cara pencalonan, pemilihan,
Accuracy, Fairness, Vote and Go, dan
pengangkatan, pelantikan dan
Public Verifiability.
pemberhentian kepala desa, 2013.
2. Aplikasi e-voting yang dibangun tidak
hanya mengatur pada pelaksanaan
Rokhman, Ali. 2011. Prospek dan Tantangan
pemilihan dan perhitungan suara namun
Penerapan e-Voting di Indonesia.
juga mengatur pendataan DPT (Daftar
Seminar Nasional Peran Negara dan
Pemilih Tetap), sedangkan perangkat e-
Masyarakat Dalam Pembangunan
voting yang telah ada hanya melakukan
Demokrasi dan Masyarakat Madani di
pelaksanaan pemilihan dan perhitungan
Indonesia, 7 Juli 2011. Universitas
suara.
Terbuka, Jakarta.
3. Pelaksanaan pemilihan kepala desa
dapat dilakukan secara efektif dan
efisien karna aplikasi ini dibangun
dengan berbasiskan internet sehingga
dapat dilakukan secara serentak.

B. Saran
1. Aplikasi e-voting ini perlu
dikembangkan agar dapat melakukan
sinkronisasi antara data yang ada di
catatan sipil yang berkaitan dengan DPT
(Daftar pemilih Tetap).
2. Teknologi keamanan pada aplikasi e-
voting ini perlu ditingkatkan lagi.

6. DAFTAR PUSTAKA

Canard, S. dan Sibert, H., 2001. How to fit


cryptographic e-voting into smart card.
Perancis. IOS Press.

Fahmi, Husni i, Handoko, Dewi. 2010.


KajianTeknis tentang Pemungutan Suara
secara Elektronik Teknologi Informasi dan
Komunikasi, Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi, Jakarta.

Hajjar, M., et all., 2006. An e-voting system


for Lebanese elections. Journal of
Theoretical and Applied Information
Technology, pp. 21-22.

Hardjaloka, L., dan Simarmata, F., 2001. E-


Voting kebutuhan vs kesiapan
(menyungsong) E-Demokrasi. Jurnal

142.3

Anda mungkin juga menyukai