Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN THYPOID

DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah KDK 2

Disusun Oleh kelompok :

Ainiyah Bintari Solehah

NIM 20180502

Dida Nurul Huda

NIM 20180509

Gita Anastasia S

201805017

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN NERS

STIKes MITRA KELUARGA

BEKASI

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada pasien Thypoid Dengan Gangguan Kebutuhan Nutrisi” sebagai
salah satu tugas dari mata kuliah KDK II. Makalah ini menjawab tentang
“bagaimana peran perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
Typhoid dengan kurangnya kebutuhan nutrisi”. Dalam penyusunan makalah ini
telah banyak pihak yang memberikan dukungan secara langsung atau tidak
langsung berupa ilmu dan pikiran, khususnya pada dosen pembina mata kuliah
KDK yang telah memberikan bimbingan. Atas bantuannya tersebut kami ucapkan
terima kasih. Mengingat waktu dan keterbatasan pengetahuan kelompok, makalah
ini masih banyak kekurangan sehingga kami dengan terbuka menerima saran dan
masukkan dari pembaca. Kelompok berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Demikian tulisan ini kelompok persembahkan, atas perhatiannya dan dukungannya
kami ucapkan terimakasih.

Bekasi Januari 2019

ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
C. Metode Penulisan .................................................................................................. 2
D. Sistematika penulisan ........................................................................................... 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................. 4
A. Konsep Kebutuhan Nutrisi.................................................................................... 4

B. Konsep Penyakit Demam Typhoid......................................................................... 5

BAB III
PEMBAHASAN KASUS ............................................................................................. 10
Asuhan Keperawatan Dasar........................................................................................ 10
A.PENGKAJIAN.......................................................................................................... 10
1.Data Demografi.......................................................................................................... 10
2.Resume ....................................................................................................................... 10
3.Riwayat Kesehatan Masa Lalu................................................................................. 11
4. Riwayat Kesehatan Keluarga .................................................................................. 12
5. Riwayat Kesehatan Sekarang.................................................................................. 12
7. Data Penunjang ........................................................................................................ 17
7. Terapi ........................................................................................................................ 18
8. Data Fokus ................................................................................................................ 18
8. Analisa Data .............................................................................................................. 19
b)DIAGNOSA ............................................................................................................... 20
c)INTERVENSI ............................................................................................................ 21
e)EVALUASI ................................................................................................................ 26
BAB IV .......................................................................................................................... 29
PENUTUP ..................................................................................................................... 29

iii
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 29
B. SARAN ................................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 30

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak cara manusia untuk bertahan hidup, salah satunya adalah memenuhi
kebutuhan nutrisi. Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan fisiologis yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan energi atau digunakan dalam
aktivitas tubuh. Sedangkan, nutrisi itu sendiri merupakan apa yang orang
makan dan bagaimana tubuh menggunakannya. Jika, seseorang tidak mampu
memenuhi asupan makanan untuk tubuhnya, individu tersebut akan mengalami
kelaparan dan tidak mendapatkan energi. Jika tidak Ia akan kesulitan
melakukan aktivitas apapun dan mengalami penurunan berat badan. Maka dari
itu, tubuh manusia perlu nutrisi untuk mempertahankan kelangsungan
fungsinya.
Jika ingin melihat kebutuhan nutrisinya cukup, seseorang bisa menghitung
status nutrisinya atau menanyakan bagaimana individu tersebut mengatur pola
makannya dalam sehari. Termasuk, zat-zat nutrisi apa saja yang masuk ke
dalam tubuh. Seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Semua
itu sangat berpengaruh pada proses metabolisme sel yang akan menjadikan
makanan tersebut sebagai energi. Adapun, di beberapa daerah seseorang tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisnya. Menyebabkan status gizi buruk di
Indonesia meningkat. Salah satunya, di Nusa Tenggara Timur dan Papua.
Menurut Kementerian Kesehatan, di kedua wilayah tersebut masih cukup
tinggi. Namun, secara nasional, status gizi di Indonesia mengalami perbaikan
yang signifikan. Sebagai contoh provinsi NTT penurunan prevalensi stunting
sebanyak 9.1%, hampir 2 % pertahun penurunan, hal ini menunjukkan upaya
multisektor yang terkonvergensi pusat dan daerah.
Faktor dari proses penyakit tentunya juga menjadi salah satu faktor
terganggunya pemenuhan kebutuhan seseorang khususnya pada penyakit
Demam Thypoid, merupakan penyakit endemik yang sering terjadi menyerang

1
sistem pencernaan khususnya usus halus dimana tempat penyerapan nutrisi
terjadi. Proses ini tidak akan lepas dari pantauan tenaga kesehatan, dimana pun
kasusnya tenaga kesehatan dibentuk untuk selalu siaga membantu perbaikan
nutrisi penderita. Dalam perhitungan data kasus gangguan nutrisi harus diambil
dari indeks berat badan menurut tinggi badan (BBTB) atau yang disebut sangat
kurus sesuai standar WHO yang disertai dengan gejala klinis (Dirjen Kesehatan
Masyarakat Kirana Pritasari, 2019).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuannya dari penyusunan makalah ini yaitu mampu memahami
asuhan keperawatan pada pasien Thypoid dengan gangguan kebutuhan
nutrisi.
2. Tujuan khusus
a. Memahami apa itu nutrisi
b. Memahami proses penyakit yang mempengaruhi gangguan kebutuhan
nutrisi
c. Memahami proses tahapan ASKEP gangguan kebutuhan nurisi

C. MetodePenulisan
1. Metode Naratif dan Deskriptif
Metode pertama yang kamu gunakan yaitu dengan cara menjabarkan,
menjelaskan dalam bentuknarasi dan deskripsi.
2. Metode Pustaka
Metode kedua yang kami gunakan yaitu dengan cara mencari dan
mengumpulkan data dari pustaka, seperti buku dan jurnal.
3. Metode Diskusi
Metode ketiga yang kami gunakan yaitu dengan cara bertanya langsung
atau berdiskusi dengan pembimbing konsultasi untuk mengetahui tentang
informasi yang di perlukan dalam pembuatan makalah.

2
D. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan: Latar belakang, Tujuan penulisan, Metode penulisan,
Sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka: Pembahasan yang
menjelaskan hasil pengumpulan data dari metode pustaka dan metode
diskusi. Bab III: Kasus. Bab IV Pembahasan. Bab V Penutup: Kesimpulan,
Saran. Daftar Pustaka.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kebutuhan Nutrisi


1. Definisi Nutrisi
Nutrisi merupakan ikatan kimia yang merupakan kebutuhan utama
tubuh yang memiliki fungsi untuk membagun dan memelihara jaringan,
mengatur proses-proses kehidupan, mempertahankan kesehatan,
pertumubuhan dan perkembangan merupakan kebutuhan utama pasien
kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari parenteral karena lebih murah,
aman, fisiologis dan efisien. (Soenarjo. 2000., Rock Cl .2004).
2. Jenis Nutrisi
a. Nutrisi Makro
Merupakan nutrisi yang dibutuhkan tubuh dengan jumlah yang
besar (gram/orang/hari).
b. Nutrisi Mikro
Merupakan nutrisi yang diperlukan tubuh dengan jumlah yang
kecil (miligram/orang/hari).
3. Gangguan Kebutuhan Nutrisi
a. Definisi
Gangguan kebutuhan nutrisi adalah keadaan dimana seseorang
mengalami masalah pengaturan proses-proses dalam tubuh.
Dimana tubuh menjadi tidak seimbang, pembentukan sumber
tenaganya kurang, kekebalan tubuhnya menurun, nafsu makannya
tidak adekuat.
b. Etiologi
1) Fisiologi
Intake nutrien, kemampuan mendapat dan mengolah makanan,
pengetahuan, gangguan menelan, perasaan tidak nyaman
setelah makan, anoreksia, nausea dan vomitus, intake kalori
dan lemak yang berlebihan.

4
2) Kemampuan mencerna nutrisi
Obstruksi mencerna cairan, mal absorbsi nutrisi, Diabetes
militus.
3) Kebutuhan metabolisme
Pertumbuhan, stres, kondisi yang meningkatkan bmr, kanker.
4) Jenis kelamin
Metabolisme basal pada laki-laki lebih besar dari pada wanita.
5) Tinggi badan dan berat badan
6) Status kesehatan
Nafsu makan yang lebih baik adalah tanda yang sehat.
c. Manifestasi Klinik
1) Subjektif meliputi merasakan ketidakmampuan, melaporkan
perubahan sensasi rasa, melaporkan kurangnya makan
2) Objektif seperti tidak tertarik untuk makan
d. Diagnosa Keperawatan
1) Berat badan lebih
2) Defisit nutisi
3) Diare
4) Disfungsi motilitas gastrointestinal
5) Hipervolema
6) Hipovolemia
7) Ikterik neonatus
8) Kesiapan peningkatan nutrisi
9) Ketidakstabilan kadar glukosa darah
10) Obesitas

B. Konsep Penyakit Demam Thypoid


1. Definisi
Demam Typhoid merupakan penyakit infeksi sistemik akut pada
saluran pencernaan yang disebabkan Salmonella Thypi. Infeksi ini
masuk melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, lalat, feses
dan urin dari orang yang terinfeksi bakteri Salmonella (Arief

5
Maeyer,2006). Thypoid dapat bersifat intermitten (sementara),
reminten (kambuh) dan continue (terus-menerus) tergantung dari
periode terjadinya demam.
2. Etiologi
Demam Typhoid disebabkan oleh bakteri Salmonella Tyhpi A. B dan
C. Ditularkan oleh pasien dengan demam thyphoid dan pasien carier
(klien yang sudah sembuh dari demam Thyphoid dan masih
mengeksresi Salmonella thypi dalam feses dan urin selama lebih dari 1
tahun. Salmonella Typhi, basil gram (-), bergerak dengan rambut getar,
tidak berspora, memiliki kurang lebih 4 macam antigen (antigen O
somatik, H Flagella, Vi dan protein membran hialin).
Mansjoer,(2004).Penularan umum Salmonella thypi dikenal dengan 5F
yaitu food (makanan), fingers (jari-jari), formitus (muntah), fly (lalat),
feses dan urin. (Haryono rudi, 2012).
3. Manifestasi
Tanda dan gejala yang sering muncul meliputi, demam 5-7 hari yang
tidak stabil nyeri kepala, badan lemah, perut kembung disertai nyeri,
mual, muntah dan batuk, bising usus 5-30 x/menit, konstipasi
(Nasronudin, 2007 dan Debora, 2011).
4. Penatalaksanaan
a. Perawatan
Klien di istirahatkan 7 hari atau 14 hari untuk mencegah kompikasi
pendarahan usus, mobilisasi bertahap bila tidak ada panas
(Syaifullah,2005:439).
b. Diet
Diet tinggi kalori tinggi protein TKTP yang sesuai (cukup kalori dan
tinggi protein), tidak mengandung banyak serat, tidak menimbulkan
gas, dapat diberi bubur saring, setelah bebas demam diberi bubur
kasar kemudian setelah 7 hari di beri nasi tim (Ngastiyah,
2005:239).

6
5. Obat-Obatan
Pemberian terapi Kloramfenikol atau Tiamfeniakol (antimikroba),
Ampisilin dan amoksilin, Vitamin B complex dan Vitamin C (menjaga
kesegaran dan kestabilan metabolisme tubuh).

C. Konsep Asuhan Keperawatan Gangguan Nutrisi


1. Pengkajian
Merupakan tahap awal yang meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi
yang meliputi; riwayat makanan, kemampuan makan, nafsu makan dan
jumlah asupan, pengetahuan tentang nutrisi. Pengkajian fisik secara
umum meliputi; pengukuran Antropometrik (IMT), keadaan Fisik,
riwayat penyakit, hasil Laboratorium.
2. Diagnosa
Merupakan diagnosis atau hal yang dapa terjadi berupa masalah dan
penyebab dari gangguan kebutuhan nutrisi dapat berupa diagnosa aktual
yang dirumuskan dengan Problem, Etiologi, Sign and Symptom (PES),
meliputi :
a. Kurangnya atau defisit nutrisi b/d penurunan nafsu makan / intake yang
tidak adekuat / sekresi berlebihan seperti muntah, penurunan absorpsi
nutrisi d/d tanda dan gejala.
b. Kelebihan Nutrisi b/d perubahan pola kenyang dari efek terapi /
penurunan fungsi oral / kelebihan asupan / perubahan gaya hidup d/d
tanda dan gejala.
3. Perencanaan
Merupakan Perencana tindakan yang berfokuskan pada tujuan dan
kriteria hasil sebagai pedoman dalam penatalaksanaan tindakan.
Meliputi:
a. Tujuan:
Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang, membantu
memenuhi kebutuhan nuutrisis, mempertahankan nutrisi melalui oral
atau parenteral.
b. Rencana Tindakan:

7
1)Monitor perubahan faktor yang menyebabkan terjadinya
kekurangan kebutuhan nutrisi.
2) Kaji tanda vital dan bising usus.
3) Monitor glukosa, albumin, hemoglobin.
4) Berikan pendidikan cara diet dan kebutuhan kalori.
5) Mengurangi kondi penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu
makan.
6) Menyajikan makanan yang mudah dicerna.
7) Pengaturan suhu makanan.
8) Anjurkan untuk oral hygiene sebelum dan sesudah makan.
9) Berikan dalam jumlah sedikit tapi sering.
10) Berikan suplemen tinggi kalori atau protein.
4. Implementasi
Merupakan penatalaksanaan pada klien yang berfokus pada rencana
tindakan, meliputi:
a. Pemberian nutrisi melalui oral
Merupakan pemberiaan nutrisi klien dengan membantu memberikan
makan melalui oral untuk membangkitkan selera makan dan
memenuhi kebutuhan nutrisi.
b. Pemberian nutrisi melalui pipa penduga atau lambung
Merupakan pemberian nutrisi melalui pipa yang disambungkan
langsung pada lambung karena klien sudah tidak mampu memenuhi
kebutuhan secara oral.
c. Pemberian Nutrisi melalui parenteral
Merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus yang dimasukan
kedalam tubuh melalui darah intravena dengan metode parental
parsial (pemenuhan sebagian nutrisi melalui intravena karena klien
masih mampu memenuhi sedikit kebutuhan melaui oral berupa
dextrose dan asam amino), parental total (pemenuhan keseluruhan
nutrisi dari intravena berupa triofusin E 1000, intralipid, Pan Amin G)
(Hidayat, dkk., 2005).
5. Evaluasi

8
Merupakan tahap akhir penilaian hasil tindakan yang berfokus pada
rencana tindakan apakah tujuan terselaikan atau dilanjutkan, meliputi:
a. Meningkatnya nafsu makan ditunjukan dengan hasil dengan adanya
kemampuan dalam makan sera perubahan nafsu makan.
b.Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau kelebihan berat badan.
c.Mempertahankan nutrisi oral dan parenteral ditunjukan adanya proses
pencernaan makanan yang adekuat.

9
BAB III

PEMBAHASAN KASUS

Asuhan Keperawatan Dasar


Tanggal pengkajian : 24 Juli 2018 jam 06.00 wib
Tanggal masuk RS : 24 Juli 2018 pukul 04.00 wib
Ruangan : 110
Nomor Regrister : 2379.88
Diagnosa Medis : Typhoid

A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
Pasien bernama Nn.I berumur 27 tahun berjenis kelamin perempuan,
lahir tanggal 16 Juni 1991 di Jakarta. Pasien beragama islam dan
berbahasaIndonesia. Pasien berasal dari suku jawa. Pendidikan terakhir
pasien S1 Manajemen Keuangan.
2. Resume
Nona I 30 tahun perempuan pada tanggal 23 juli 2018 pukul 04.00 wib
datang ke IGD RSMK dengan kesadaran compos mentis. Mendapat
rujukan untuk dirawat dengan diagnosa medis Typhoid dengan hasil lab:
Hematologi meliputi HB 14.0 gr/dl, leokosit 4500 jt/mm3, trombosit 470
jt/mm3. Hasil widal Typhi O: + 1/80, Paratyphi AH: + 1/80, Paratyphi
BH: + 1/160, Paratyphi CH: + 1/80. Hasil biokimia glukosa darah
sewaktu 95 mg/dl, HDL kolestrol45 mg/dl, Albumin 3.8 mg/dl, total
protein 5.9 mg/dl, globulin 2.8 mg/dl, SGOT 23 dan SGPT 24.
Nona I dirawat dikamar 110 lantai 1 dengan keluhan akibat telat makan
pasien menjadi tidak nafsu makan, mual, muntah, nyeri perut, lemas,
hanya makan ¼ porsi hari dan minum 1 Liter, jarang makan buah-
buahan dan sayur, sulit menelan, demam 5 hari, susah BAB Frekuensi
2 hari 1 kali keras, terlihat meringis dan memegang perut bagian atas,
terlihat pucat. Pemeriksaan TTV TD 100/70 mmHg, Suhu 38.3 ˚C, Nadi

10
105kali/menit, RR 21 kali/menit, palpasi kening dan tubuh tersa hangat,
kesadaran compos mentis, hasil perhitungan BB 44.4 kg TB 159 IMT
17.3.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

a. Penyakit yang pernah diderita

Pasien pernah mengalami asam lambung pada 6 bulan yang lalu.

b. Pernah dirawat di Rumah Sakit

Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit.

c. Obat – Obatan

Pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan.

d. Tindakan

Pasien mengatakan pernah dilakukan operasi Januari 2016.

e. Imunisasi

Pasien mengatakan imunisasinya tidak lengkap.

11
4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Susunan Keluarga Genogram 3 generasi hanya pada kasus tertentu :

Ket : : Laki-Laki

: Perempuan

: Almarhum

: Almarhum

5. Riwayat Kesehatan Sekarang

Tanggal mulai sakit : 24 Juli 2018 pukul 04.00 Wib

Keluhan utama : Pasien mengatakan mual, nyeri perut, lemas dan

demam

Terjadinya : Secara tiba-tiba

Lamanya : 2-3 jam

Faktor Pencetus : Pasien mengatakan akibat telat makan

Upaya mengurangi : Pasien mengatakan minum obat

Cara waktu masuk : Pasien ke IGD datang sendiri

12
6. Pengkajian Fisik Secara Fungsional

Data Subjektif Data Objektif

1. Keluhan pasien saat ini/saat Data klinik


pengkajian
a. Suhu : 38,3 C
Pasien mengatakan lemas b. Nadi : 105 x/mnt
c. Pernafasan : 21 x/mnt
d. Tekanan darah : 100/70 mmHg
e. Kesadaran : CM

Nutrisi dan Metabolisme Nutrisi dan Metabolisme


a) Nafsu Makan: Menurun a) Mukosa Mulut: Lembab
b) Penurunan & Peningkatan BB: (1)Warna: pucat
(2)Lesi: lembab
47 kg
(3)Kelembaban: -
c) Diit: Lunak (4)Kelainan palatum: tidak ada
d) Intake dalam sehari: (5)Bibir: pucat
(6)Gusi: merah muda
(1)Makan: 1/4 porsi
(7)Lidah: bersih
(2)Minum: 1 Liter
e) Mual: Pasien mengatakan mual b) Gigi:
(1)Kelengkapan gigi: lengkap
f) Dsyphagia: Pasien mengatakan
(2)Karang gigi: tidak ada
susah menelan (3)Karies: tidak ada
g) Muntah: Pasien mengatakan
muntah c) Obesitas: tidak ada

d) Kulit: halus
(1)Integritas: elastis
(2)Turgor: elastis
(3)Tekstur: elastis
(4)Warna: coklat
(5)NGT : tidak ada

Respirasi/Sirkulasi Respirasi/Sirkulasi

13
a) Pernafasan a) Respirasi:
(1) Sesak nafas : Tidak ada (1)Suara Pernafasan: Tidak ada
(2) Sputum : Tidak ada (2)Batuk: Tidak ada
(3) Batuk : Tidak ada (3)Batuk berdarah: Tidak ada
(4) Sputum: Tidak ada
b) Sirkulasi : (5) Penggunaan otot bantu nafas : Tidak
(1) Sakit dada : Tidak ada
(2) Udema : Tidak ada ada
(6) Pernafasan cuping hidung : Tidak ada

b) sirkulasi
(1)Ikterus : Tidak ada
(2) Sianosis : Tidak ada
(3) Edema : Tidak ada
(4) Palpitasi : Tidak ada
(5) Pengisian Kapiler : < 3 detik
(6)Temperatur suhu : 38˚C

Eliminasi
Eliminasi

a) Abdomen : a) Abdomen :
(1) Kembung : Iya (1) Lemas : Ada
(2) Sakit/nyeri : iya (2) Tegang/kaku : Di sebelah kanan atas
dan bawah
b) BAB (3) Kembung : ada
(1) Bau : Tidak ada (4) Bising usus : 7x/mnt
(2) Warna : Tidak ada (5) Lingkar perut : Tidak terkaji
(3) Lendir : Tidak ada
(4) Diare : Tidak ada b) BAB
(5) Konsisitensi : Tidak ada (1) Bau : Tidak ada
(6) Frekuensi : Tidak ada (2) Warna : Tidak ada
(3) Lendir : Tidak ada
c) BAK (4) Konsistensi : Tidak ada
(1) Jumlah : 2000 cc (5) Melena : Tidak ada
(2) Frekunsi :6-7 x/hari (6) Frekuensi : Tidak ada

c) BAK
(1) Kepekatan : Pekat
(2) Warna : Kuning keruh
(3) Bau : Khas

14
Aktivitas/Latihan

Aktivitas/Latihan a) keseimbangan berjalan berjalan


b) Kekuatan menggenggam
a) Tingkat kekuatan/ketahanan: (1) Tangan kiri : 5
Pasien mengatakan lemas dan
nyeri saat BAB (2) Tangan Kanan : 5
b) Kemampuan untuk memenuhi c) bentuk kaki : lurus
kebutuhan pasien mengatakan d) Otot kaki : tidak membesar
masih mampu untuk memenuhi kelemahan : Tidak ada
kebutuhan sehar-hari f) Kejang : Tidak ada
g) lain-lain : Tidak ada
c) Adakah kekakuan pergerakan
sendi pasien mengatakan tidak
ada kekakuan pergerakan sendi

d) Rasa nyeri pada sendi pasien


mengatakan tidak nyeri pada
sendi Sensori Persepsi

Sensori Persepsi
a) Reaksi terhadap rangsangan tampak
dapat berjalan
a) Pendengaran : baik
b) Orientasi : ada
b) Penglihatan : baik
c) Pupil : Isokor
c) Penciuman : baik
d) konjungtiva : pucat
d) Perabaan : baik
e) Pendengaran : baik
e) pengecap : baik
f) Penglihatan : baik
g) Lain-lain : Tidak ada

Konsep Diri
Konsep Diri a) kontak mata: ada
b) Postur Tubuh: normal
Apakah penyakit tersebut
mempengaruhi pasien? c) Perilaku: tenang

Pasien mengatakan penyakit yang


diderita sekarang mempengaruhi
kebutuhan fisiknya seperti BAB
yang tidak normal Tidur/Istirahat

Tidur/Istirahat a) Tanda-tanda kurang tidur:


pasien mengatakan tidak ada tanda-tanda
a) Jika tidur apakah merasa nyenyak kurang tidur
Pasien mengatakan tidurnya
nyenyak

15
b) Masalah atau gangguan waktu
tidur pasien mengatakan tidak Seksualitas/Reproduksi
ada gangguan tidur
a) Wanita:
Seksualitas/Reproduksi (1) Benjolan pada buah dada: tidak
Ada
a) Wanita
b) Pria:
(1) Menstruasi: normal
(1)Kelainan skrotum: Tidak ada
(1x/bulan)
(2) Hyposphadia: Tidak ada
(2) Pemeriksaan Buah Dada: -
(3) Firnosis: Tidak ada
b) Pria
(4) Lain-lain
(1) Tidak dapat ereksi:
c. Uretra
(2) Sakit pada waktu BAK
(1) Kateter : Tidak ada
(3) Sakit/keluhan : Tidak ada (2) lain-lain : Tidak ada
(4) Nocturia : Tidak ada (3) Frekuensi : Tidak ada
(5) Dysuria : Tidak ada d) Rektum/Anus
(6) Hematuria : Tidak ada (1) Iritasi : Tidak ada
(7) Inkontinensia : Tidak ada (2) Atresia ani : Tidak ada
(3) Prolaps : Tidak ada
(4) Lain-lain : Tidak ada

16
7. Data Penunjang

Hasil Laboratorium

Nama : Nona I
Umur : 28 tahun
Alamat : Jl. Durian satu blok D2 No. 51 Rt 006/016
Bekasi Timur, Jawa Barat.
Tanggal : 24 Juli 2018

A Hematologi Hasil Nilai rujukan

1. Hemaglobin 14.0 16 – 20 gr/dl

2. Leokosit 4500 4-10 ribu mm3

3. Trombosit

B Widal 1/80 1/160

1. Typhi O +

2. Paratyphi AH +

3. Paratyphi BH +

4. Paratyphi CH +

C. Biokimia Hasil Nilai rujukan


Glukosa
1. 95 Sewaktu 60-120 mg/dl
darah

HDL
2. 45 40-70 mg/dl
kolestrol

3. Albumin 3.8 4.0-5.6 mg/dl

4. Total Protein 5.9 6.5-8.0 mg/dl

5. Gobulin 2.8 3.0-4.0 mg/dl

6. SGOT 23 25 ul

7. SGPT 24 35 ul

17
7. Terapi

1. Sanmol 4x1 gr drip : nyeri/demam

2. Ondonsentron 3x8 mg tab : mual/muntah

3. Ceftriqxona 1x3gr drip : Antibotik

8. Data Fokus

NO DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF

KU : Sakit sedang
TD : 100/70 mmHG
S : 38.3 ˚C
N : 105 kali/ menit
RR: 21 kali/menit

1. Kebutuhan Nutrisi Kebutuhan Nutrisi

Pasien mengatakan : Pasien terlihat :


1. Tidak nafsu makan Lemas
2. Hanya makan ¼ porsi makan Pucat mukosa bibir
perhari
Hanya menghabiskan ¼ porsi makan
3. Mual dan muntah
Hasilii.Perhitungan:

BB 44.4 kg
TB 159
Hasil IMT 17.3 (Dibawah normal)

2. Kebutuhan Eliminasi Kebutuhan Eliminasi

Pasien mengatakan: 1. Pemeriksaan palpasi


1.Susah BAB Perut bagian kanan bawah terasa
2. Jarang mengonsumsi buah- keras
buahan dan sayur 2. Pasien BAB 1 kali/ 2 hari

18
3. Kebutuhan Nyaman Kebutuhan Nyaman

Pasien mengatakan: 1. TTV suhu 38.3 ˚C


1. Panas 5 hari 2. Palpasi kening dan badan terasa
2. Lemas hangat
3. Nyeri abdomen 3. Terlihat meringis dan memegang
perut bagian atas.
4. Terlihat pucat dan lemas

8. Analisa Data

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI

DX
1. DS :
Pasien mengatakan:
1. Tidak nafsu makan Defisit Nutrisi Intake tidak
2. Menghabiskan ¼ porsi adekuat
makan/hari
3. Mual dan muntah

DO :
Pasien terlihat :
1. Lemas
2. Pucat mukosa bibir
3. Hanya menghabiskan ¼ porsi
makan
Hasil Perhitungan :

19
BB 44.4 kg
TB 159cm
Hasil IMT 17.3 (Dibawah
normal)
2. DS :
Pasien mengatakan:
1. Susah BAB
2. mengatakan jarang Resiko kontipasi Ketidakcukpan
mengkonsumsi buah-buahan asupan serat
dan sayur

DO :
Pasien terlihat :
1. Pemeriksaan palpasi
Perut bagian kanan bawah
terasa keras.
2. BAB 1 kali/2harikeras

3. DS:
Pasien mengatakan:
1. Panas 5 hari
2. Lemas Hipertermi Proses Penyakit

DO:

TTV suhu 38.3 ˚C

Palpasi kening dan badan terasa


hangat

Terlihat pucat dan lemas

b) DIAGNOSA

20
1. Defisit Nutrisi b/d Intake tidak adekuat d/d DS: pasien mengatakan
tidak nafsu makan, menghabiskan ¼ porsi makan/hari, mual dan
muntah. DO: Pasien terlihat lemas, pucat mukosa bibir, hanya
menghabiskan ¼ porsi makan, hasil Perhitungan BB 44.4 kg TB 159
Hasil IMT 17.3 (Dibawah normal).
2. Resiko Kontipasi b/d Ketidakcukupan asupan serat d/d DS: pasien
mengattakan susah BAB, jarang mengkonsumsi buah-buahan dan sayur
dengan DO: Pemeriksaan palpasi perut bagian kanan bawah keras, BAB
2 hari 1 kali hari keras.
3. Hipertemia b/d Proses penyakit d/d DS: pasien mengatakan panas 5 hari
lemas, nyeri abdomen DO: TTV suhu 38.3 ˚C, palpasi kening dan tubuh
terasa hangat, terlihat pucat dan lemas

c) INTERVENSI
NO
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
DX
1. Setelah dilakukan proses keperawatan Observasi
selama 4x24 jam defisit nutrisi 1. Identifikasi status nutrisi
Dengan Kriteria hasil: 2. Identifikasi makanan yang
1. Pasien tidak mengeluh mual dan disukai
muntah 3. Monitor asupan makanan 3
2. Pasien menghabiskan 1 kali/hari
porsi/setiap makanannya 4. Monitor IMT setiap hari (BB
3. IMT normal 18 – 24 dan TB)
4. Intake adekuat
Terapeutik

5. Lakukan oral hygine sebelum


dan sesudah makan
6. Sajikan makanan secara
menarik

21
7. Berikan makanan dalam
keadaan hangat
8. Berikan makanan dalam porsi
sedikit tapi sering

Edukasi

9. Ajarkan diet yang


diprogramkan
10. Edukasi kondisi pasien tentang
pentingnya nutrisi untuk
kesehatan

Kolaborasi

11. Kolaborasi dengan medis


berikan:
th/ Vit. Folic acid 3 x 5mg
th/ Ondansetron 3 x 8mg
12. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan.

22
d) IMPLEMENTASI
NO WAKTU TINDAKAN DAN HASIL PARAF
DX
1 Selasa
24-7-19

08.00
1. Memeriksa TTV
Hasil : TD 100/70 mmHg Suhu 38.3˚C, N
105x/menit, RR 21 x/menit.

08.25
2. Mengindentifikasi status nutrisi dan makanan
kesukaan
Hasil: intake nutrisi kurang
3. Memonitor makan pagi pasien
Hasil : Pasien makan ¼ porsi

08.35 4. Memonitor IMT (BB dan TB)


Hasil: BB 44,4 kg TB 159 cm IMT 17.3
5. Berkolaborasi dengan medis dalam pemberian
th/ Ondansetron 4 mg/tab oral
Hasil: Obat berhasil diminum

6. Melakukan oral hygiene sebelum makan


10.30 Hasil: Oral hygiene berhasil dilakukan, pasien
mengatakan tidak merasa mual
7. Memberikan makanan dalam keadaan hangat
Hasil: pasien makan 1/2 porsi
Kolaborasi dengan medis dalam pemberian th/
Vit. Folic acid 5mg kaps oral

23
Hasil: Vitamin berhasil diminum

13.20 8. Memeriksa TTV


Hasil : TD 100/76 mmHg Suhu 37.9˚C, N
98x/menit, RR 20 x/menit.
9. Berkolaborasi dengan medis dalam pemberian
th/ Ondansetron 8 mg tabs oral
Hasil: Obat berhasil diminum

Rabu
25-7-2018
1. Memeriksan TTV
08.00 Hasil : TD 110/90 mmHg Suhu 37˚C, N
100x/menit, RR 21 x/menit.
2. Memonitor makan pagi pasien
Hasil : Makan 1 porsi

3. Memonitor IMT (BB dan TB)


Hasil: BB 44,6 kg TB 159 cmIMT 17.8
08.20 4. Kolaborasi dengan medis dalam pemberian th/
Vit. Folic acid 5mg kaps oral
Hasil: Vitamin berhasil diminum

5. Melakukan oral hygiene sebelum makan


10.00 Hasil: Oral hygiene berhasil dilakukan, pasien
mengatakan tidak merasa mual

6. Memberikan penkes ke pasien tentang


11.00
pentingnya nutrisi untuk kesehatan
Hasil : pasien mengerti

7. Memberikan makanan dalam keadaan hangat


12.00 Hasil: pasien makan 1 porsi

10. Berkolaborasi dengan medis dalam pemberian


13.20 th/ Ondansetron 8 mg tabs oral

24
Hasil: Obat berhasil diminum

Kamis
26-7-19 1. Memeriksan TTV
08.00 Hasil : TD 110/90 mmHg Suhu 36,8˚C, N
100x/menit, RR 21 x/menit.
2. Mengindentifikasi status nutrisi
Hasil: intake makanan mulai stabil

3. Memonitor makan pagi pasien


08.45 Hasil : Makan 1 porsi dan tambahan cemilan
yang dibawa keluarga

4. Memonitor IMT
09.00 Hasil: BB 45 kg TB 159 cm IMT 18
8. Kolaborasi dengan medis dalam pemberian th/
Vit. Folic acid 5mg kaps oral
Hasil: Vitamin berhasil diminum

9. Memberikan penkes mengenai nutrisi yang baik


10.00
untuk kesehatan yang berhubungan dengan
penyakit pasien

10. Berkolaborasi dengan medis dalam pemberian


13.20
th/ Ondansentron 8 mg tabs oral
Hasil: Obat berhasil diminum

Jumat

25
27-7-19

08.00
1. Memeriksan TTV
Hasil : TD 120/90 mmHg Suhu 36˚C, N
90x/menit, RR 20 x/menit.
2. Mengindentifikasi status nutrisi
Hasil: inatake adekuat nutrisi tubuh tercukupi,
pasien mengatakan badanya lebih segar
3. Memonitor makan pagi pasien
Hasil : Pasien mengatakan makan 1 1/2 porsi

09.00
4. Memonitor IMT (BB dan TB)
Hasil: BB 45.4 kg TB 159 cm IMT 18.2
5. Kolaborasi dengan medis dalam pemberian th/
Vit. Folic acid 5mg kaps oral
Hasil: Vitamin berhasil diminum

11.00
6. Penkes pentingnya makanan sehat untuk tubuh
Hasil: Pasien mengerti

e) EVALUASI
Hari/tgl Dx Evaluasi

Selasa 1 S:
24-7-19 1. pasien mengatakanmerasa tidak mengeluh mual

O:
1. TTV :

26
TD 100/76 mmHg Suhu 37.9˚C, N 98x/menit, RR
20 x/menit.
2. IMT dibawah normal 17.3
3. Intake nutrisi kurang
4. Pasien menghabiskan makan ¼ porsi

A:

Masalah defisit nutrisi belum teratasi tujuan belum


tercapai

P:

Lanjutkan semua Intervensi


Rabu
S:
25-7-19 1
1. pasien mengatakan tidakmerasa mual

O:

TTV :

1. TD 110/90 mmHg Suhu 37˚C, N 100x/menit, RR


21 x/menit.
2. IMT 17.8 meningkat tapi masih dibawah normal
3. Pasien menghabiskan makan 1 porsi

A:

Masalah defisit nutrisi belum teratasi tujuan belum


tercapai

P:

Lanjutkan Intervensi no. 1,2,3,4,5,7,8 dan 11,12

27
S:

1. pasien mengatakan makan 1 porsi dan cemilan


1
Kamis O:
26-7-19
TTV :

1. TD 110/90 mmHg Suhu 36,8˚C, N 100x/menit, RR


21 x/menit.
2. Intake makanan mulai stabil
3. IMT masuk ke skala normal 18
4. Pasien menghabiskan makan 1 porsi

A:

Masalah defisit nutrisi belum teratasi tujuan belum


teratasi

P:

Lanjutkan Intervensi no. 1,2,3,4,7,8,10,11, dan 12

S:

1 1. Pasien mengatakan badannnya lebih segar


2. Pasien mengatakan makan 1 ½ porsi
Jumat
O:
27-7-19
TTV:

1. TD 120/90 mmHg Suhu 36˚C, N 90x/menit,


RR 20 x/menit.
2. IMT 18.2 (Normal)
3. Intake adekuat nutrisi tubuh tercukupi
4. Pasien menghabiskan makan 1 ½ porsi

28
5. Pasien terlihat segar

A:

Masalah defisit nutrisi teratasi tujuan tercapai

P:

Intervensi dihentikan

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Proses penyait seperti Typhoid merupakan penyakit infeksi sistemik akut pada
saluran pencernaan yang disebabkan Salmonella Thypi. Infeksi ini masuk
melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi, lalat, feses dan urin dari
orang yang terinfeksi bakteri Salmonella. Terserangnya salah satu organ
penceernaaan (usus halus) dimana tempat penyerapan nutrisi, menjadi
keterkaitan akan gangguan kebutuhan nutrisi.
Nutrisi sendiri merupakan ikatan kimia dari kebutuhan utama tubuh yang
memiliki fungsi untuk membagun dan memelihara jaringan, mengatur proses-
proses kehidupan, mempertahankan kesehatan, pertumubuhan dan
perkembangan merupakan kebutuhan utama pasien kritis dan nutrisi enteral
lebih baik dari parenteral karena lebih murah, aman, fisiologis dan efisien.
(Soenarjo. 2000., Rock Cl .2004). Tidak adekuatnya nutrisi sangat berpengaruh
pada tubuh manusia. Perhatian dan proses keperawatan yang kompleks,rutin,
dan signifikan sangat berpengaruh dalam proses pemenuhn kebutuhan nutrisi
seperti contohnya kasus yang kelompok bahas, dimulai dari pengkajian, analisa

29
data, pemilihan diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
merupakan tahapan yang berkesinambungan yang sangat diperhatikan untuk
menentukan keberhasilan tujuan .

B. SARAN
Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini,
tetapi masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan untuk
perbaikan dalam penyusunan makalah.

DAFTAR PUSTAKA

Kasus Gangguan Kebutuhan Pada Pasien Thypoid

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2016). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

30

Anda mungkin juga menyukai