Anda di halaman 1dari 45

TUGAS METODE PELAKSANAAN PROYEK

Pembangunan Gedung Wisma Pramuka

Oleh :

I PUTU WAHYUDI ARIE PRATAMA (1661121010)

KADEK SURYA ARYASTANA DWI CAHYA (1661121012)

I NYOMAN AGUS ARI WIJAYA PUTRA (1661121019)

UNIVERSITAS WARMADEWA

FAKUTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena
atas Anugrah-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas metode pelaksanaan proyek
kontruksi tepat pada waktunya.

Pada Laporan ini kami melakukan Perancangan metode pelaksanaan


pekerjaan proyek pada data yang kami peroleh yaitu proyek Kegiatan
Pembangunan Wisma Pramuka Di Bumi Perkemahan Margarana.

Pada kesempatan ini juga kami tidak lupa berterimakasih Kepada Bapak Ir. I
Wayan Jawat, MT. sebagai dosen pengampu mata kuliah dan teman - teman yang
telah membantu kami dalam penyelesaian laporan ini.

Akhirnya, tidak lupa kami memohon maaf atas kekurangan dalam Laporan
Perkerasan Jalan ini .Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah memberikan masukan demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, Mei 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2

1.5 Batasan ..................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3

2.1 Pengertian Proyek ......................................................................................... 3

2.2 Jenis-Jenis Proyek Kontruksi ........................................................................ 3

2.3 Perencanaan Pelaksanaan Proyek Konstruksi ............................................... 4

2.4 Perencanaan Pelaksanaan Proyek Konstruksi yang Terpadu ........................ 5

2.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan ..................................................................... 5

2.6 Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang Baik .................................................... 7

2.7 Penentuan Metode Pelaksanaan Pekerjaan ................................................... 8

BAB III METODE PERENCANAAN ................................................................... 9

3.1 Lokasi Proyek ............................................................................................... 9

3.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 9

3.3 Jenis dan Sumber Data Perencanaan ........................................................... 10

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 11

4.1 Gambaran Umum Proyek ....................................................................... 11

4.2 Lingkup Pekerjaan .................................................................................. 11

ii
4.3 Metode Pencapaian Proyek .................................................................... 11

4.4 Work Breakdown Structure (WBS) ............................................................ 12

4.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Wisma Pramuka Di Bumi


Perkemahan Margarana Kabupaten Tabanan.................................................... 13

4.5.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Bore Pile ......................... 13

4.5.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan kolom ............................................ 17

4.5.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Pelat .................................. 21

4.6 Produktivitas alat .................................................................................... 34

BAB V REKAPAN HASIL PEMBAHASAN ..................................................... 36

5.1 Rekapan Hasil Pekerjaan Galian ................................................................. 36

5.2 Rekapan Hasil Pekerjaan Bekisting ............................................................ 37

5.3 Rekapan Hasil Pekerjaan Pembesian .......................................................... 38

5.4 Rekapan Hasil Pekerjaan Pengecoran ......................................................... 39

BAB VI KESIMPULAN ...................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proyek konstruksi berhubungan erat dengan perkembangan kebutuhan
hidup manusia. Untuk memenuhi hal tersebut, maka proyek konstruksi harus diolah
secara professional dengan manajemen yang baik dan berbobot. Sukses tidaknya
suatu proyek amat ditentukan oleh kebijaksanaan yang diambil. Ini berarti pada saat
memulai dan menyelesaikan proyek perlu direncana, diorganisasi, dikerjakan,
diarahkan, dikoordinasi dan diawasi dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu untuk
pembangunan diperlukan perencanaan yang baik antara lain dengan
mempertimbangkan waktu yang efisien, biaya yang efisien dan mutu yang
berkualitas.

Sebagai salah satu fungsi dan proses kegiatan proyek dalam pelaksanaan
proyek yang sangat mempengaruhi hasil akhir proyek, Metode Pelaksanaan
mempunyai peran penting dalam meminimalisasi segala penyimpangan yang dapat
terjadi selama proses berlangsungnya pelaksanaan proyek. Ketidak cermatan dalam
memilih metode pelaksanaan proyek dapat berpengaruh pada keterlambatan waktu
proyek, efisiensi biaya proyek, maupun kualitas mutu dari proyek tersebut.

Oleh karena itu metode pelaksanaan proyek sangat penting adanya dalam
pelaksanaan suatu proyek. Pada tugas ini kami meninjau metode pelaksanaan
pekerjaan pada proyek Kegiatan Pembangunan Gedung Wisma Pramuka Di Bumi
Perkemahan Margarana

1.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan hal-hal yang telah dipaparkan dalam latar belakang,


maka yang akan menjadi rumusan masalah yaitu bagaimana metode pelaksanaan
pekerjaan pada proyek Kegiatan Pembangunan Wisma Pramuka Di Bumi
Perkemahan Margarana Kabupaten Tabanan ?

1
1.3 Tujuan
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah maka
tujuan dari pembahasan ini adalah untuk mengetahui metode pelaksanaan pekerjaan
pada proyek Kegiatan Pembangunan Wisma Pramuka Di Bumi Perkemahan
Margarana Kabupaten Tabanan.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari pembahasan ini adalah dapat
Menambah wawasan mahasiswa mengenai metode pelaksanaan pekerjaan pada
suatu proyek konstruksi khususnya pada proyek Kegiatan Pembangunan Wisma
Pramuka Di Bumi Perkemahan Margarana Kabupaten Tabanan.

1.5 Batasan
Dalam perencanaan pelaksanaan proyek Kegiatan Pembangunan Wisma
Pramuka Di Bumi Perkemahan Margarana Kabupaten Tabanan penulis membatasi
untuk scope pekerjaan yang ditinjau hanya pada pekerjaan pondasi bor pile, kolom
struktur , Balok dan Pelat

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Proyek

Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang memiliki tujuan dan sasaran yang jelas,
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu. Dari pengertian diatas
terlihat bahwa ciri pokok proyek adalah sebagai berikut (Ir. Irika Widiasanti, 2013):
1. Memiliki tujuan dan sasaran berupa suatu produk akhir.
2. Proyek memiliki sifat sementara, yaitu telah jelas titik awal mulai dan selesai.
3. Biaya, waktu dan mutu dalam pencapaian tujuan dan sasaran tersebut telah ditentukan.
4. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung menyebabkan proyek
memiliki sifat nonrepetetitif, atau tidak berulang.
Proyek konstruksi merupakan proyek yang berkaitan dengan pembangunan suatu bangunan
dan infrastruktur yang umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk dalam bidang teknik sipil
dan arsitektur. Selain itu, juga melibatkan bidang ilmu lainnya, seperti Teknik industry, mesin,
elektro, geoteknik, lanskap (Ir. Irika Widiasanti, 2013).
Tahapan proyek konstruksi dimulai sejak munculnya prakarsa pembangunan suatu bangunan,
yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan survey dan seterusnya, hingga konstruksi benar-benar berdiri
dan dapat dioperasikan sesuai dengan tujuan fungsionalnya (Ir. Irika Widiasanti, 2013).

2.2 Jenis-Jenis Proyek Kontruksi

jenis – jenis Proyek Konstruksi Terdapat 2 (dua) jenis proyek konstruksi (Nudja, Buku Ajar
Mata Kuliah Manajemen Biaya Proyek Konstruksi, 2018) yaitu :
1. Bangunan gedung.
Bangunan gedung meliputi :
a. Rumah
b. Kantor
c. Pabrik
d. Dan lain – lain 2.
2. Bangunan sipil Bangunan sipil meliputi :
a. Jalan
b. Jembatan

3
c. Bendungan
d. Dan infrastruktur lainnya.

2.3 Perencanaan Pelaksanaan Proyek Konstruksi

Secara teoritis, seharusnya perencanaan pelaksanaan (construction planning), telah disiapkan


pada saat kegiatan proses pemasaran, yaitu proses cost estimating atau pembuatan harga penawaran
proyek berdasarkan dokumen pengadaan. Karena secara teori, harga penawaran yang diajukan adalah
perkiraan real cost (direct cost) ditambah dengan mark up, untuk biaya tetap perusahaan, biaya
pemasaran, resiko dan cadangan laba proyek (Nudja, Buku Ajar Mata Kuliah Manajemen Biaya
Proyek Konstruksi, 2018). Proses pembuatan estimasi biaya, sering diulang bila mendapat angka yang
kurang diinginkan oleh para kontraktor dalam melakukan penawaran (bid price) atau harga
penawaran, oleh karena itu prosesnya merupakan suatu siklus, seperti terlihat pada Gambar 2.1,
(Nudja, Buku Ajar Mata Kuliah Manajemen Biaya Proyek Konstruksi, 2018) yaitu :

Gambar 2. 1 Siklus Estimasi Biaya

(Sumber : Nudja,2018)

Di dalam praktek, keren terbatasnya waktu, perkiraan real cost (direct cost) masih belum
akurat, sehingga untuk pedoman pelaksanaan perlu disusun kembali “Perencanaan pelaksanaan
(construction planning)” yang lebih detail, lebih akuratdan lebih realistic. Dalam hal ini berarti
perencanaan pelaksanaan (construction planning) dibuat setelah mendapatkan surat perintah kerja,
maka perencanaan pelaksanaan (construction planning) dibuat berdasarkan dokumen kontrak yang
ada (Nudja, Buku Ajar Mata Kuliah Manajemen Biaya Proyek Konstruksi, 2018).

4
2.4 Perencanaan Pelaksanaan Proyek Konstruksi yang Terpadu

Perencanaan pelaksanaan (construction planning) proyek konstruksi yang terpadu (Nudja,


Buku Ajar Mata Kuliah Manajemen Biaya Proyek Konstruksi, 2018), yaitu terdiri dari :

1. Time schedule pekerjaan (jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan).


2. Construction method (metode pelaksanaan yang dipilih untuk pelaksanaan pekerjaan).
3. Anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan (termasuk didalamnya kontribusi proyek terhadap
biaya tidak langsung dan cadangan laba proyek).
4. Cash flow (konsekuensi untuk dapat melaksanakan pekerjaan sesuai program yang telah
disusun, yaitu arus uang masuk dan uang keluar, yang tergambar dalam cash flow.

Keempat produk perencanaan pelaksanaan (construction planning) tersebut diatas perlu


pengesahan sebelum dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan (Nudja, Buku Ajar Mata Kuliah
Manajemen Biaya Proyek Konstruksi, 2018), yaitu :
1. Time schedule pekerjaan Construction method, perlu disahkan/setujui oleh pemilik
proyek (owner) atau yang mewakilinya.
2. Anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan dan Cash flow, perlu disahkan/setujui oleh
pimpinan perusahaan (bersifat item).
Hal diatas merupakan merupakan wujud dari dua janji yang harus dipenuhi oleh manajer proyek,
yaitu :
1. Janji kepada pemilik proyek (owner).
2. Janji kepada perusahaan.

2.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Metode pelaksanaan konstruksi pada hakekatnya adalah penjabaran tata cara dan teknik –
teknik pelaksanaan pekerjaan, merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam system manajemen
konstruksi.

Metode pelaksanaan konstruksi merupakan kunci untuk dapat mewujudkan seluruh


perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik. Pada dasarnya metode pelaksanaan konstruksi
merupakan penerapan konsep rekayasa berpijak pada keterkaitan antara persyaratan dalam dokumen

5
pelelangan (dokumen pengadaan), keadaan teknis dan ekonomis yang ada dilapangan, dan seluruh
sumber daya termasuk pengalaman kontraktor, (Mahendra, 2018).

Kombinasi dan keterkaitan ketiga elemen secara interaktif membentuk kerangka gagasan dan
konsep metode optimal yang diterapkan dalam pelaksanaan konstruksi. Konsep metode pelaksanaan
mencangkup pemeliharaan dan penetapan yang berkaitan dengan keseluruhan segi pekerjaan
termasuk kebutuhan sarana dan prasarana yang bersifat sementara sekalipun. Adapun bagan
hubungan antara dokumen pelelangan, keadaan teknis serta sumber daya kontraktor, dapat dilihat
pada gambar 2.2 berikut :

Teknologi konstruksi (constrction technology) mempelajarimetode atau teknik yang


digunakan untuk mewujudkan bangunan fisik dalam lokasi proyek. Technology berasal dari kata
techno dan logic. Logic dapat diartikan sebagai urutan dari setiap langkah kegiatan (prosedur),
sedangkan techno adalah cara yang harus digunakan secara logic, (Mahendra, 2018).

Metode pelaksanaan pekerjaan atau biasa disingkat “CM” (Construction Method), merupakan
urutan pelaksanaan pekerjaan yang logis dan teknik sehubungan dengan tersedianya sumber daya
yang dibutuhkan oleh kondisi medan kerja, guna memperoleh cara pelaksanaan yang efektif dan
efisien.

Metode pelaksanaan pekerjaan tersebut, sebenernya dibuat oleh kontraktor yang bersangkutan
pada waktu membuat maupun mengajukan penawaran pekerjaan. Dengan demikian “CM”
(Construction Method) tersebut minmal telah teruji pada saat dilakukan klarifikasi atas dokumen
tendernya atau Construction Method (CM) – nya. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan,

6
bahwa sebelumnya pelaksanaan atau selama pelaksanaan pekerjaan Construction Method (CM),
tersebut perlu atau harus diubah (Mahendra, 2018).

2.7.1 Dokumen Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi pada umumnya terdiri dari (Nudja, 2016)
:

1. Project plant, dimana dokumen ini memuat antara lain :


a. Denah fasilitas proyek (jalan kerja, bangunan fasilitas, dan lain – lain).
b. Lokasi pekerjaan.
c. Jarak angkut.
d. Komposisi alat.
e. Kata – kata singkat (bukan kalimat panjang, dan jelas mengenai urutan
pekerjaan).
2. Sket atau gambar bantu, merupakan penjelasan pelaksanaan pekerjaan.
3. Uraian pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi :
a. Urutan pelaksanaan seluruh pekerjaan dalam rangka menyelesaikan proyek (urutan
secara global).
b. Urutan pelaksanaan per pekerjaan atau per kelompok pekerjaan, yang perlu
penjelasan lebih detail.
4. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kebutuhan tenaga kerja.
5. Perhitungan kebutuhan material/bahan dan jadwal kebutuhan material/bahan.
6. Perhitungan kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan.
7. Dokumen lainnya sebagai penjelasan dan pendukung perhitungan dan kelengkapan lainnya.

2.6 Metode Pelaksanaan Pekerjaan yang Baik

Metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi yang baik apabila memenuhi persyaratan
(Nudja, 2016), yaitu :

1. Memenuhi persyaratan teknis, yang memuat antara lain :


a. Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi lengkap dan jelas
memenuhi informasi yang dibutuhkan.
b. Bias dilaksanakan dan efektif (efisien dan efektif).

7
2. Memenuhi persyaratan sesuai dengan anggaran biaya, yaitu sesuai dengan biaya yang
dianggarkan dalam proyek.
3. Memenuhi pertimbangan non teknis lainnya, yang memuat antara lain:
a. Dimungkinkan untuk diterapkan di lokasi proyek dan di setujui atau tidak
ditentang oleh lingkungan ke empat.
c. Rekomendasi dan policy dari pemilik proyek.
d. Disetujui oleh sponsor proyek atau direksi perusahaan, apabila hal itu merupakan
alternatif pelaksanaan yang istimewa dan riskan.
4. Merupakan alternatif/pilihan yang terbaik dari beberapa alternatif yang lebih di
perhitungkan dan di pertimbangkan.
5. Manfaat positif construction method a. Memberikan arahan dan pedoman yang jelas atas
urutan dan fasilitas penyelesaian. b. Merupakan acuan/dasar pola pelaksanaan pekerjaan
dan menjadi satu kesatuan dokumen prosedur pelaksanaan pekerjaan di proyek.

2.7 Penentuan Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Tahap pertama sebelum memulai suatu pelaksanaan proyek konstruksi, harus ditentukan
terlebih dahulu suatu metode untuk melaksanakannya. Dalam skala organisasi suatu proses
perencanaan pelaksanaan proyek konstruksi, sangat penting untuk menentukan metode konstruksi
terlebih dahulu, karena jenis setiap metode konstruksi akan memberikan karakteristik pekerjaan
berbeda. Penentuan jenis metode konstruksi yang dipilih akan sangat membantu menentukan jadwal
proyek. (Nudja, 2016).

Metode konstruksi yang berbeda akan memberikan ruang lingkup pekerjaan yang berbeda
pula, yang mempunyai pertimbangan finansial dalam bentuk biaya. Ada factor – factor yang
mempengaruhi jenis ruang lingkup pekerjaan yang perlu di perhatikan dan di pertimbangkan, yaitu :

1. Sumber daya manusia dengan skiil yang cukup untuk melaksanakan suatu metode
pelaksanaan konstruksi.
2. Tersedianya peralatan penunjang pelaksanaan metode konstruksi yang dipilih.
3. Material cukup tersedia.
4. Waktu pelaksanaan yang maksimum disbanding pilihan metode konstruksi lainnya
5. Biaya yang bersaing.

8
BAB III
METODE PERENCANAAN

3.1 Lokasi Proyek

Bumi Perkemahan Margarana, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan

3.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, metode yang digunakan dalam perencanaan pelaksaan proyek
ini adalah :

Metode Kepustakaan Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan mengutip dari
buku/literatur/jurnal yang berkaitan dengan perencanaan pelaksanaan proyek.

9
3.3 Jenis dan Sumber Data Perencanaan

Jenis data dan sumber data yang digunakan dalam proses perencanaan antara lain sebagai
berikut :

 Data Sekunder
a) Data di dapat dari data kakak kelas pada saat Kerja Praktek

b) Data yang diperoleh dari instansi terkait atau pihak yang berkaitan dengan objek
permasalahan yang diangkat sebagai topik pembahasan. Data sekunder dalam
perencanaan pelaksanaan proyek ini diperoleh dari kontraktor PT. MEGATAMA
KARYA, antara lain :
 Spesifikasi teknis
 Gambar Perencanaan

10
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Proyek


Proyek perencanaan pelaksanaan proyek Kegiatan Pembangunan Wisma Pramuka Di Bumi
Perkemahan Margarana Kabupaten Tabanan memiliki gambaran umum sebagai berikut :

1. Proyek ini dimiliki oleh PRAMUKA PROVINSI BALI


2. Proyek ini membangun Gedung Wisma Pramuka
3. Pembangunan Proyek ini dilaksanakan oleh PT. Putra Ningrat
4. Nilai Proyek ini sebesar Rp. 4,875,321,000,00 (Empat milyar delapan ratus tujuh
puluh lima juta tiga ratus dua puluh satu ribu rupiah)
5. Proyek ini di mulai pada tanggal 09 agustus 2018

4.2 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan keseluruhan proyek Kegiatan Pembangunan Wisma Pramuka Di Bumi


Perkemahan Margarana Kabupaten Tabanan antara lain:

1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Konstruksi
3. Pekerjaan Mekanikal, elektrikal, Plumbing

4.3 Metode Pencapaian Proyek

Metode pencapaian proyek :

1. Tenaga Kerja
2. Pengadaan dan Pemilihan Alat
Pengadaan dan pemilihan peralatan yang tepat baik dari segi jenis, jumlah maupun
kapasitasnya serta akan disesuaikan kembali dengan kebutuhan lapangan dan volume pekerjaan yang
akan dilaksanakan untuk menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pekerjaan, yakni tepat biaya,
tepat mutu dan tepat waktu. Untuk pekerjaan Proyek Kegiatan Pembangunan Wisma Pramuka Di
Bumi Perkemahan Margarana Kabupaten Tabanan, peralatan yang akan dipergunakan sebagai
berikut:

11
No Jenis Alat Merk/Type Kapasitas Ket
1 2 3 4 5
1 Excavator - -
2 Tower Crane - -
3 Mesin Potong - -
4 Scaffolding - -
5 Dump Truck - -
6 Concrete pump - -
7 Concrete vibrator - -
8 Service Crane - -
Semprotan anti
9 - -
rayap

4.4 Work Breakdown Structure (WBS)

Berikut ini adalah jabaran kegiatan atau Work Breakdown Structure (WBS) pada pekerjaan
Proyek Kegiatan Pembangunan Wisma Pramuka Di Bumi Perkemahan Margarana Kabupaten
Tabanan :

12
4.5 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan Wisma Pramuka Di Bumi
Perkemahan Margarana Kabupaten Tabanan

4.5.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Bore Pile


Pekerjaan pondasi Bor Pile ini memerlukan alat-alat berat seperti alat bor, dll. Berikut
adalah tahapan pengerjaan pondasi telapak :

13
1. Marking dan setting out posisi pile

Sebelum memulai pengeboran, kontraktor harus mengajukan aproval shop drawing


terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan oleh direksi pekerjaan. Proses aproval shop
drawing ini bertujuan untuk memastikan agar jangan sampai terjadi kesalahan pada denah
posisi titik-titik bore pile yang akan dibor. Setelah aproval shop drawing mendapat
persetujuan oleh direksi pekerjaan maka surveyor melakukan pengukuran , marking dan
setting out titik pile yang akan dibor.

2. Pemasangan casing temporary

Setelah pekerjaan marking dan setting out titik bore selesai dilakukan oleh surveyor
lalu dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan casing temporary.Pemasangan casing
temporary ini bertujuan agar pada saat pekerjaan pengeboran dilakukan jangan sampai
terjadi keruntuhan pada permukaan tanah yang akan dibor tersebut.
3. Boring Operation / Pekerjaan Pengeboran

14
Sebelum memulai pekerjaan pengeboran , alat bor disetting pada titik bore pile yg
sudah di marking dan dipasang casing temporary tersebut. Pengeboran dilakukan dengan
menggunakan auger, diameter auger dan panjang kedalaman titik pile disesuaikan dengan
gambar rencana atau shop drawing

Gambar 4.1 bore pile

4. Cleaning
Setelah mencapai kedalaman design toe level ,alat bor auger diganti alat bor dengan
dasar yang flat (Cleaning Bucket). Cleaning bucket berfungsi untuk membersikan dasar
lubang bor.
5. Measuring tape / pengecekan kedalaman dasar pengeboran
Pengukuran kedalaman lubang Bor dilakukan dengan menurunkan measuring tape
sampai ke dasar lubang bor. Di ujung measuring tape di pasang plum dengan berat yang
cukup agar memastikan measuring tape sampai ke dasar bore hole
6. Reinforcement Steel Cage
Steel Cage (tulangan besi) di pabrikasi di lokasi proyek. Steel cage yang sudah di
pabrikasi kemudian di turunkan ke lubang bor yang sudah selesai di bor sampai kedalaman
desain toe level. Steel cage disambung dengan alat las

15
7. Setting tremi pipe
Setelah tulangan besi (steel cage) diturunkan ke dasar lubang ,lalu dilanjutkan
dengan setting pipa tremi untuk persiapan pekerjaan pengecoran.Pemasangan pipa tremi
ini bertujuan agar di saat pengecoran beton segar tidak bercampur dengan tanah.
8. Casting / pengecoran
Metode casting / pengecoran adalah dengan menggunakan pipa tremi. Ready mix
dituang melalui bucket yang berbentuk pipa corong. Panjang pipa tremi disesuaikan
dengan kedalaman dasar lubang bor. Sebelum ready mix dituang terlebih dahulu air di
tuang ke dalam corong untuk melancarkan aliran ready mix dalam pipa tremi. Casting
akan dihentikan jika concrete sudah 1 m diatas cut off level. Selama pengecoran pipa tremi
akan dipotong secara bertahap, tetapi tetap di jaga agar pipa tremi minimal 2 m tertanam
di bawah concrete level

Gambar 4.2 Concrete bucket

16
4.5.2 Metode Pelaksanaan Pekerjaan kolom

Pekerjaan Kolom melibatkan beberapa kegiatan antara lain adalah :

1. Penentuan As Kolom
Titik-titik as kolom disesuaikan dengan titik-titik pondasi Telapak yang telah
ditentukan.
2. Pembesian Kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
 Pembesian & perakitan tulangan kolom dilakukan dengan membaca gambar
kerja yang telah dirancang sebelumnya.
 Sebelum merakit tulangan kolom, diawali dengan pemotongan dan
pembengkokan besi yang dilakukan dilokasi proyek dilapangan terbuka.
 Pembesian pekerjaan kolom ini dipilih menggunakan mesin Cutting Machine
yang dipakai untuk memotong besi dan Rebar Bending Machine untuk
membengkokan tulangan.

17
 Tulangan dan sengkang yang akan dipakai diukur terlebih dahulu lalu dipotong
dan dibentuk sesuai panjang yang diinginkan.
 Tulangan dan sengkang yang telah dibentuk dibawa ke lokasi pekerjaan untuk
dirakit.
 Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan precast langsung dipasang.

Gambar 4.3. Perakitan pembesian Kolom


3. Pembuatan Bekisting Kolom
Adapun langkah kerja dalam pemasangan bekisting kolom adalah :
a. Pasang kaki kolom untuk menentukan selimut beton kolom.Pemasangan
kaki kolom menggunakan plat besi dan las sebagai pengikatnya
b. Karena bekisting kolom menggunakan sistem semi modern, perakitannya
telah dilakukan dilos kayu. Selanjutnya bekisting kolom yang diangkut dan
ditempatkan pada kolom yang telah diberi kaki kolom
c. Untuk dimensi kolom yang berbeda misalnya, untuk kolom yang terletak pada as
1 dengan tipe kolom sesuai dengan dimensi bekisting kolom masih dilakukan
dengan menggunakan sistem konvensional. Acuan nya terbuat dati plywood,
sedangkan untuk sabuk pengikatnya masih terbuat dari balok kayu.

18
Gambar 4.4 Pemasangan Bekisting Kolom

d. Setelah terpasang, maka kunci sabuk pengunci menggunakan clemp seperti


terlihat pada Gambar

e. Untuk menjaga ketegakan dan kelurusan pada bekisting, maka diguna.


Pengecoran Kolom
4. Pengecoran Kolom
Urutan pengecoran kolom adalah sebagai berikut :
a. Pastikan semua tulangan dan bekisting telah dicek
b. Pengujian test slump dan kuat tekan beton. Pengujian test slump bertujuan
untuk mengetahui nilai kelecakan suatu beton segar. Pada pekerjaan pengecoran
kolom ini tidak dilaksanakan.

c. Dari truck concrete pump tuangkan beton menggunakan tremi ke area kolom siap
cor . penuangan beton segar ke dalam kolom

19
Gambar 4.5 Truck Concrete Pump

f. Beton yang dituang tidak sepenuhnya, melainkan hanya ¾ dari tinggi


g. Beton yang telah dituang kemudian dipadatkan dengan mesin
vibrator .
f. Setelah dilakukan pengecoran pekerja mengetok bekisting dengan palu/ karet,
pada bagian luar bekisting mengikuti arah cor.
g. Kemudian para pekerja membersihkan sisa beton yang tumpah disekitar
pengecoran dengan sapu lidi, kain, sendok semen atau air.
h. Setelah semua proses pengecoran kolom selesai, lalu
dilaksanakanlah curring setelah beton berusia 24 hari.
4. Pembongkaran Bekisting
Proses pembongkaran bekisting kolom merupakan tahap terakhir dari pekerjaan
kolom, berikut urutan prosesnya :
a. Pertama-tama mengendorkan semua baut/ wing nut yang terdapat pada
bekisting. Pembongkaran Bekisting Kolom dapat dilaksanakan pada
umumnya 48 jam, namun bisa juga 24 jam setelah pengecoran, dengan
tenaga manusia.
b. Langkah kedua adalah mengendorkan Kicker brace dan secara bersamaan
bekisting kolom akan lepas dengan sendirinya dari muka beton.
c. Kemudian bekisting kolom tersebut diangkat dan dipindahkan/ dipasang pada
kolom berikutnya.

20
5. Perawatan Beton Kolom
Perawatan beton (curing) dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a. Menyemprotkan dengan lapisan khusus/ bahan kimia pada permukaan beton.
b. Untuk perawatannya, basahi permukaan kolom dengan air setiap 2 kali sehari
selama satu minggu

4.5.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Balok dan Pelat


Pekerjaan balok dan plat lantai dilakukan pengukuran di lapangan bersamaan dengan
persiapan bekisting dan persiapan tulangan dan dilakukan pabrikasi, kemudian hasil
pengukuran dilapangan di cek dengan gambar apakah sudah sesuai apabila tidak sesuai
dilakukan kembali pengukuran dan apabila telah sesuai dilakukan pemasang bekisting dan
kembali di cek apakah bekisiting tersebut telah sesuai atau belum, apabila belum sesuai
dilakukan perbaikan pada bekisting dan apabila telah sesuai dengan rencana dilanjutkan
dengan pemasangan besi tulangan dan di setelah di pasang pembesian di lakukan
pengecekan pada tulangan apakah sudah sesuai dengan rencana atau tidak, apabila tidak
sesuai besi dilakukan perbaikan dan apabila sudah sesuai dengan rencana dilanjutkan
dengan pekerjaan pembersihan, dan setelah bersih dilakukan pengecoran, dan dilanjutkan
dengan pekerjaan curing, setelah umur mencukupi bekisting di bongkar. Rangkaian
pekerjaan balok dan plat lantai dapat dilihat pada diagram alir pada aliran flowchart dibwah
ini.

21
Pekerjaan plat merupakan pekerjaan beton bertulang dengan bidang arah horizontal
dengan beban yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut. Plat lantai adalah lantai yang
tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang
satu dengan tingkat yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada
kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh: Besar lendutan yang
diinginkan Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung Bahan konstruksi
dan plat lantai Beban yang bekerja diperhitungkan terhadap beban mati maupun beban hidup
yang mengakibatkan terjadinya momen lentur. Ketebalan pada pekerjaan plat lantai gedung
akademik 1 sebesar 150 mm. Pekerjaan balok merupakan pekerjaan beton bertulang yang
direncanakan untuk menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban
lentur. Balok merupakan bagian struktur bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom penopang. Dimensi
ukuran balok pada pembangunan gedung akademik 1 sangat beragam, disesuaikan dengan
keperluan. Pekerjaan balok dan plat pada pembangunan gedung akademik 1 dilaksanakan
secara bersamaan. Detail dan dimensi plat lantai dan balok terlampir pada lampiran 3.
Pekerjaan plat lantai dan balok meliputi bekisting, pekerjaan pemasangan tulangan,
pekerjaan pengecoran dan pekerjaan pembongkaran bekisting.

22
4.5.2.1 Pekerjaan Bekisting

Gambar. 4.6 bekisting balok dan pelat

Pekerjaan bekisting dilaksanakan setelah pekerjaan marking selesai. Tahapan pada


pekerjaan marking ini telah dilaksanakan sebelum praktek kerja lapangan. Pekerjaan
bekisting merupakan tahapan pekerjaan sebelum pekerjaan pengecoran. Bekisting sendiri
berfungsi sebagai wadah atau cetakan untuk beton. Pekerjaan bekisting pada plat dan balok
menggunakan sistem semi modern. Sistem semi modern ini terlihat dengan adanya
pemakaian plywood dan scaffolding. Pekerjaan bekisting dibagi kedalam dua kategori,
diantaranya:

1. Acuan
Acuan pada pembangunan gedung akademik 1 menggunakan plywood dengan ukuran dan
ketebalan yaitu 12 mm. Plywood yang digunakan memiliki penggunaan berkisar 8-9 kali
pemakaian untuk bekisiting.
2. Perancah
Perancah atau pendukung acuan pada bekisting plat dan balok menggunakan scaffolding.
Scaffolding merupakan rangkaian dari besi yang kokoh menahan beban sendiri, beban bekisting,
beban tulangan, beban beton dan beban hidup lain diatasnya. Bahan-bahan yang digunakan untuk
pekerjaan bekisting
diantaranya:

23
24
25
Tahapan pekerjaan bekisting untuk plat dan balok ialah:
a) Memasang jack base yang berfungsi sebagai penyangga utama untuk tetap menjaga
mainframe berdiri dengan kokoh menahan beban yang dipikul. Penggunaan jack base
sebagai pengatur ketinggian/ elevasi scaffolding sesuai ketinggian yang telah direncanakan.
b) Memasang mainframe sebagai struktur utama dari scaffolding itu sendiri.
c) Memasang cross brace sebagai pengaku dan pengikat antar mainframe untuk menjaga
struktur scaffolding tetap kokoh dan berdiri tegak.
d) Memasang u-head jack sebagai penyangga balok suri. Selain itu u-head juga berfungsi
untuk mengatur ketinggian struktur balok yang akan direncanakan.
e) Pasang balok suri-suri dan pasang hollow diatas balok suri.
f) Memasang plywood sebagai cetakan untuk beton segar. keadaan bekisting yang telah
terpasang di lapangan
Tahapan pekerjaan beksiting ini sangat perlu diperhatikan karena berdampak lansung pada
pekerjaan-pekerjaan lainnya. Persyaratan pekerjaan beksiting menurut Dinas Pekerjaan
Umum yang harus dipenuhi ialah:
a) Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu tidak patah ketika
menerima beban yang bekerja.
b) Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami perubahan
bentuk/deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat struktur sia-sia.
c) Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan tiang/perancah tidak runtuh tiba-
tiba akibat gaya yang bekerja.
Selain itu, perencanaan dan disain bekisting harus memenuhi aspek bisnis dan teknologi
sehingga pertimbangan-pertimbangan di bawah ini setidaknya harus terpenuhi:
1. Ekonomis,
2. Kemudahan dalam pemasangan dan bongkar,
3. Tidak bocor.

26
4.5.2.2 Pekerjaan Tulangan

Gambar. 4.7 bekisting balok dan pelat

Pekerjaan tulangan merupakan pekerjaan yang meliputi pekerjaan pemotongan,


hingga pekerjaan perakitan baik itu pekerjaan tulangan yang dirakit ditempat lansung
maupun ditempat lain. Tulangan
merupakan salah satu bahan beton bertulang yang berfungsi sebagai penahan gaya tarik pada
struktur balok maupun plat. Pekerjaan tulangan plat lantai dan balok menggunakan sistem
perakitan di
tempat los besi, dan selanjutnya diangkut ketempat proyek menggunakan tower crane. Untuk
pekerjaan plat lantai menggunakan tulangan wire mesh tipe M7 Sedangkan untuk tulangan
balok dapat terliahat pada Tabel 4.1
no jenis balok tulangan utama sengkang
tumpuan lapangan tumpuan lapangan
1 B1 45/40 6D16 3D16 E8-10 E8-10
2 B2 20/30 3D16 2D16 E8-10 E8-10
3 B3 15/40 3D13 - E8-10 E8-10
4 BP 15/20 2D10 - E8-10 E8-10

27
Berikut alat dan bahan yang digunakan untuk pekerjaan penulangan
balok dan plat:

28
Pada pelat lantai dengan tulangan wire mash dipasang 2 lapis, tulangan cakar ayam
dipasang untuk menjaga ketinggian atau elevasi plat lantai. Pada bagian bawah plat dipasang
beton decking untuk patokan selimut beton pada plat lantai,
Sedangkan pada balok menggunakan sistem penulangan tumpuan dan lapangan.
Panjang tulangan pada tumpuan yaitu sebesar ¼ panjang bentang. Tahapan pekerjaan
pemasangan tulangan balok meliputi:
a. Persiapan bahan dan pemotongan tulangan sesuai gambar kerja yang
diperoleh di los besi
b. Pembengkokan tulangan berdasarkan data bbs dan panjang yang telah
ditentukan
c. Perakitan tulangan berdasarkan dimensi untuk pemasangan tulangan balok
d. Pengangkutan tulangan balok ke lokasi proyek
e. Penempatan tulangan dari lokasi proyek ke daerah pekerjaan menggunakan
tower crane
f. Pengecekan tulangan dan ikatan yang saling berhubungan
Tahapan pekerjaan pemasangan tulangan plat meliputi:
1. Persiapan bahan dan pengangkutan tulangan wire mesh kelokasi proyek.

29
2. Penempatan tulangan menggunakan tower crane dan pemotongan tulangan berdasarkan
dimensi plat lantai dilapangan .
3. Pemasangan tulangan cakar ayam pada plat lantai.
4. Pemasangan beton decking untuk menentukan selimut beton pada plat lantai

4.5.2.3 Pekerjaan Pengecoran

Gambar. 4.8 bekisting balok dan pelat

Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan penuangan beton segar kearea yang telah
bekisting yang telah diberi tulangan. Pengecoran pada plat lantai dan balok menggunakan
beton ready mix dengan perusahaan adhimix dan pionir dengan bantuan alat concrete pump.
Berikut adalah alat dan bahan yang

digunakan untuk pekerjaan pengecoran pada plat lantai dan balok Gambar :

Gambar. 4.9 truck concrete pump

30
31
Sebelum melakukan pekerjaan beton, langkah teknis yang harus

dipersiapkan yaitu:

1. Pengecekan tulangan dan kondisi bekisting yang sudah siap. Hal ini dilakukan
oleh seorang QC (Quality Control)
2. Jika sudah dilakukan pengecekan maka langkah selanjutnya ialah mengisi surat
ijin cor.
3. Setelah pengecekan selesai dilakukan, selanjutnya menyerahkan surat ijin cor
kepada pengawas MK.
4. Melakukan pengecekan ulang bersama pengawas MK
5. Jika hasil lapangan telah memenuhi menurut pengawas MK, selanjutnya
penandatanganan surat ijin cor dan area siap dilakukan pengecoran

Selanjutnya untuk tahapan pekerjaan pengecoran plat lantai dan balok

meliputi:

1. Pastikan semua tulangan dan bekisting telah dicek


2. Menentukan volume area siap cor. Untuk pekerjaan plat dan balok, penentuan
batas stop cor atau volume cor dilihat dari kondisi bekisting dilapangan. Jika
bekisting sudah siap pada jarak bentang tertentu, maka volume cor yang diambil
adalah ¼ atau ¾ jarak bentang area bekisting yang telah mampu menahan berat
beton segar (diambil pada perhitungan mekanika rekayasa, jarak yang diambil
merupakan jarak dimana besarnya momen sama dengan nol).
3. Pembersihan area yang akan dicor menggunakan mesin air compressor
4. Pengujian test slump. Pengujian test slump bertujuan untuk mengetahui nilai
kelecakan suatu beton segar.
5. Masukkan beton segar kedalam bucket
6. Tuang beton segar kedalam area siap cor,
7. Beton yang telah dituang kemudian dipadatkan dengan mesin vibrator
8. Pada saat pengecoran, setelah beton segar dituangkan dan dipadatkan dilakukan
pekerjaan perataan permukaan beton sesuai dengan ketebalan yang telah
direncanakan. Perataan ini masih menggunakan sistem manual memakai ruskam

32
kayu. Perataan ini bertujuan agar permukaan plat rata dan memastikan tidak ada
udara yang terjebak didalam campuran beton
9. Selanjutnya dilakukan pengukuran ketebalan plat sekaligus pengecekannya
menggunakan pesawat waterpass dan batang kayu yang telah diberi tanda.
10. Untuk perawatannya, basahi permukaan plat dan dengan air setiap 2 kali sehari
selama satu minggu
4.5.2.4 Pekerjaan Pembongkaran Bekisting
Pekerjaan pembongkaran bekisting plat dan balok dilakukan apabila beton telah cukup
umur yakni selama 7 hari. Beton yang cukup umur ialah beton yang dapat menahan berat
sendiri dan beban dari luar. Bekisting yang telah dibongkar dibersihkan dari sisa-sisa beton
yang melekat dan disimpan pada tempat yang terlindung untuk menjaga bekisting untuk
pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan pembongkaran bekisting plat dan balok dilakukan dengan
tidak mengurangi keamanan dan kemampuan struktur. Alat untuk pekerjaan pembongkaran
bekisting pada plat lantai dan balok ialah:

Berikut adalah tahapan pembongkaran bekisting:

1. Siapkan perlatan yang digunakan untuk pembongkaran


2. Bongkar plywood secara hati-hati untuk bagian pinggir area yang beton yang
telah cukup umur
3. Longgarkan u-head dan bongkar plywood bagian tengah secara hati-hati
4. Buka balok suri-suri kemudian hallow dan bongkar scaffolding

33
5. Setelah proses pembongkaran bekisting, maka selanjutnya pengecekan hasil cor
yang dilakukan oleh QC. Jika ditemui hasil cor yang kurang bagus, maka
selanjutnya dilakukan perbaikan sesuai dengan instruksi yang QC berikan.

4.6 Produktivitas alat

Alat : bore pile

Data Teknik :

 Jam kerja efektif : 8 jam (08.00 – 22.00)


 Kedalaman bore pile : 9.70 m dari MTA (muka air tanah)
 Jumlah titik bore pile : 22 titik
 Alat yang digunakan : 2 unit
Perhitungan Cyle Time Bore Pile
 Waktu check titik bore : 5 menit
 Waktu persiapan alat : 10 menit
 Wajtu check ketegakan alat : 5 menit
 Waktu untuk pasang casing : 20 menit
 Waktu untuk pengeboran : 90 menit
 Waktu untuk cleaning : 15 menit
 Waktu untuk instalasi besi : 15 menit
 Waktu untuk pengecoran : 45 menit
 Waktu untuk Tarik casing : 20 menit
 Total waktu : 225 menit (3.75 jam)

Kapasitas produksi alat / hari jam kerja efektif


 Jam kerja efektif / cycle time bore file
8 : 3.75 = 2 titik / hari

Maka kapasitas produksi pekerjaan bore pile


 Jumlah titik bore pile * jumlah alat =2 x 2 = 4/hari

34
Total waktu bore pile
 Jumlah titik bore pile / kapasitas produksi alat
22 : 4 = 5.5 ⁓ 6 hari

Alat : Truck concrete pump


 Volume pengecoran : 19.77 m3
 Kapasitas truck concrete : 10 m3/jam
 Lama pelakasanaan : 19.77 / 10 m3 = 1.98
 Kapasitas truck 5 m3 =19.77/5=3.9⁓4 truck
 Waktu operasi = 2 jam
 Waktu persiapan
- Pengaturan posisi : 5 menit
- Pemasangan pipa : 10 menit
 Pasca operasi
- Bongkar pipa : 10 menit
- Persiapan kembali : 15 menit
 Total waktu pelaksanaan : 3160 menit / 2 jam 40 menit.

35
BAB V
REKAPAN HASIL PEMBAHASAN

5.1 Rekapan Hasil Pekerjaan Galian

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 1

Pekerjaan Galian
Kebutuhan Tenaga Kerja Peralatan Bahan

Pekerja 10 orang casing


Tukang Besi 2orang temporary
auger
Kepala Tukang Besi 1 orang measuring tape
Mandor 1 orang Bore pile
Pembantu operator 3 orang

36
5.2 Rekapan Hasil Pekerjaan Bekisting

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 1


Pekerjaan bekisting Kolom, Balok Dan Pelat
Kebutuhan Tenaga Kerja Peralatan Bahan

Kebutuhan Tenaga Kerja


bekisting Pondasi P1, P2, P3

pekerja 5
tukang kayu 3
kepala tukang 3
mandor 3
Kebutuhan Tenaga Kerja
bekisting Pondasi kolom
pekerja 10 meteran Polywood
tukang kayu 5 Scaffolding balok suri-suri
kepala tukang 2 U-Head paku
mandor 2 join pin Kawat
Kebutuhan Tenaga Kerja pensil hollow
bekisting balok
pekerja 3 gergaji
tukang kayu 2 palu
kepala tukang 1
mandor 1

37
5.3 Rekapan Hasil Pekerjaan Pembesian

PEKERJAANSTRUKTUR LANTAI 1
Pekerjaan Pembesian Pondasi, Kolom, Balok Dan Pelat
Kebutuhan Tenaga Kerja Peralatan Bahan
Pemasangan Pembesian
Pondasi P1, P2, P3
Pekerja 8
Tukang Besi 8 tang besi Tulangan bawah besi 13-10
Kepala Tukang 3 mesin Tulangan bawah besi 13-11
pemotong
tulangan
Mandor 3 meteran Tulangan bawah besi 13-15
Kebutuhan Tenaga Kerja gunting Tulangan pokok besi D 16mm
Pembesian Kolom pemotong
tulangan
Pekerja 7 mesin Tulangan sengkang besi Ø
pembengkok 8mm
tulangan
Tukang Besi 7 Tulangan pokok besi D13mm
Kepala Tukang 3 Tulangan wiremesh M6, 1
lapis
Mandor 3 kawat
Kebutuhan Tenaga Kerja
Pembesian Balok
Pekerja 16
Tukang Besi 16
Kepala Tukang 2
Mandor 2
Kebutuhan Tenaga Kerja
Pembesian Pelat
Pekerja 4
Tukang Besi 1
Kepala Tukang 1
Mandor 1

38
5.4 Rekapan Hasil Pekerjaan Pengecoran

PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 1


Pekerjaan Pengecoran Kolom, Balok Dan Pelat
Kebutuhan Tenaga Kerja Peralatan Bahan
Pemasangan Pembesian
Pondasi
Pekerja 3 pipa tremi Semen Portland
Tukang Batu 3 ready mix Pasir Beton
Kepala Tukang 3 test slump Koral Beton
Mandor 3 truck concrete Air
pump
Pembantu operator 3 vibrator
Kebutuhan Tenaga Kerja waterpass
Pemasangan Pembesian Kolom waterpass
Pekerja 5
Tukang Batu 2
Kepala Tukang 2
Mandor 2
Pembantu operator 2
Kebutuhan Tenaga Kerja
Pengecoran Balok
Pekerja 3
Tukang Batu 1
Kepala Tukang 1
Mandor 1
Pembantu operator 1
Kebutuhan Tenaga Kerja
Pengecoran Pelat
Pekerja 3
Tukang Batu 1
Kepala Tukang 1
Mandor 1
Pembantu operator 1

39
BAB VI
KESIMPULAN

Berikut adalah metode untuk pelaksanaan untuk masing – masing pekerjaan yang
ditinjau pada proyek Pembangunan Gedung Wisma Pramuka Di Bumi Perkemahan Margarana:

1. Metode Pekerjaan Pondasi Pondasi


a. Untuk tahap penggalian menggunakan bantuan alat Bore Pile
b. Untuk tahap pengerjaan bekisting dan lantai kerja dilakukan secara konvensional
c. Untuk tahap pengecoran menggunakan alat truck mixer.

2. Metode Pekerjaan Kolom


a. menggunakan mesin Cutting Machine yang dipakai untuk memotong besi dan Rebar
Bending Machine untuk membengkokan tulangan
b. Pengecoran menggunakan bantuan alat concrete bucket menggunakan tremi dan
dituangkan ke area kolom.
c. Pada saat pengecoran menggunkan alat bantu vibrator concrete untuk membantu
pemerataan beton dalam bekisting.
d. Pembongkaran bekisting secara manual, kemudian bekisting kolom tersebut diangkat
dan dipasang untuk kolom berikutnya.
e. Perawatan beton dilakukan oleh pekerja dengan cara menyemprotkan air dan
membasahi seluruh permukaan beton.

3. Metode Pekerjaan Balok dan Pelat


a. Pengecoran menggunakan bantuan alat truck concrete pump menggunakan tremi dan
dituangkan ke dalam bekisting balok dan pelat
b. Perawatan beton dilakukan sebelum pembongkaran bekisting oleh pekerja dengan
metode curing atau penyiraman di atas permukaan pelat.
c. Menggunkan alat bantu vibrator concrete untuk membantu pemerataan beton dalam
bekisting.
d. Pembongkaran bekisting dilakukan secara manual atau konvensional.

40
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Jurnal Bab II Tinjauan Pustaka (http://e-journal.uajy.ac.id diakses tanggal 11 mei


2018 )

Anonim. Jurnal Bab I (erepo.unud.ac.id di akses 11 mei 2018 )

Anonim.2015.Laporan Pkl Jurusan T.Sipil Polban


(ttps://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/ diakses tanggal 13 mei 2018 )

Jawat, I Wayan. 2015. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi (Studi: Proyek Fave Hotel
Kartika Plaza)

Prasko. (2012, 08 15). Pengertian dan Jenis Proyek Konstruksi. Retrieved 05 16, 2018, from
Prasko Tujuh Belas: ( http://prasko17.blogspot.co.id/2012/08/pengertian-dan-jenis-proyek-
konstruksi.html Di akses 13 Mei 2018 )

Eko Saputro, M. David. 2014. ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT BOR (BORE


MACHINE) PADA PROSES PENGEBORAN PONDASI BORED PILE DI KOTA SURABAYA
(https://docplayer.info/32366906-Analisis-produktivitas-alat-bor-bore-machine-pada-proses-
pengeboran-pondasi-bored-pile-di-kota-surabaya-m-david-eko-saputro.html di akses tanggal 2 mei
2019 )

Nanda, Rizky. Studi Kasus: Proyek Pembangunan Apartemen Mansyur Residence


(https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jts/article/download/19457/8221 di akses pada tanggal 2 mei
2019 )

41

Anda mungkin juga menyukai