Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KEGIATAN ELEKTIF

MANAJEMEN TERPADU
UGD UPTD PUSKESMAS TANON I
TANON SRAGEN JAWA TENGAH.

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Dalam Mengikuti


Program Pendidikan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Di Puskesmas Tanon I

Ditulis oleh :

Naufal Mubarak (11711147)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS TANON I KABUPATEN SRAGEN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2017
LEMBAR PENGESAHAN

MANAJEMEN TERPADU UGD UPTD PUSKESMAS TANON I

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuuti Program


Pendidikan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat

Dipuskesmas Tanon I

Oleh :

Naufal Mubarak (11711147)

Telah Disetujui Oleh

Dosen Pembimbing Klinik I Dosen Pembimbing Klinik II

dr. Endah Riswandari Edy Kardyanto


NIP. 19751225 200701 2 013 NIP. 19620406 198311 1 001
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan izinNya, kami dapat menyelesaikan penugasan elektif tentang
“Manajemen Terpadu UGD UPTD Puskesmas Tanon I” dengan tepat waktu.
Alhamdulillah, penugasan Elektif ini dapat terselesaikan dengan baik, selesainya
penugasan ini tidak lepas berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak
sehingga hambatan maupun kekurangan selama proses pembuatan tugas ini dapat
dilewati dengan baik. Dengan selesainya tugas ini kami berharap tugas ini dapat
memberikan manfaat bagi yang memerluhkan, terutama untuk kepentingan
Puskesmas Tanon I, tenaga medis, serta pihak-pihak lain yang membutuhkan
informasi mengenai manajemen terpadu UGD.

Untuk itu, kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. dr. Endah Riswandari selaku kepala Puskesmas Tanon I, yang telah


berbagi banyak ilmu dan memberikan kami kesempatan untuk
melaksanakan kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Tanon I.
2. drg. Punik Mumpuni Wijayanti, M.Kes, selaku dokter pembimbing
stase Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan banyak
bekal dan membimbing kami selama kegiatan Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat berlangsung
3. Para tenaga kesehatan beserta staf Puskesmas Tanon I yang selalu
mendukung dan banyak membantu selama terlaksananya kegiatan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
4. Para tokoh masyarakat, bidan Desa, dan ibu-ibu kader Tanon I yang
sudah banyak membantu terlaksananya kegiatan ini.
5. Rekan-rekan sejawat dokter muda FKUII seperjuangan.
6. Serta pihak- pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Tugas yang sudah diselesaikan ini tentu memiliki kekurangan sehingga
kami mengharapkan saran dan masukan yang membangun agar dapat menjadi
sebuah koreksi dan perbaikan dimasa yang mendatang. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak.

Sragen, 8 Februari 2017

Dokter Muda FKUII


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

BAB II. METODE ................................................................................................ 3

BAB III. HASIL ................................................................................................... 4

3.1 Fakta yang ditemukan ............................................................................ 4

3.1.1. Peralatan Puskesmas Ruang Unit Gawat Darurat ..................... 4

3.1.2. Perawatan dan Penyimpanan Obat dan Alat Medis.................... 12

3.1.3. Kelengkapan Administrasi yang berkaitan dengan UGD........... 13

3.2 Rencana Intervensi................................................................................. 15

BAB IV. INTERVENSI ........................................................................................ 17

4.1. Kegiatan yang telah dilakukan.............................................................. 17

4.2. Respon masyarakat ............................................................................... 20

4.3. Perubahan yang terjadi ......................................................................... 20

BAB V. PEMBAHASAN ..................................................................................... 21

BAB VI. KESIMPULAN...................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24

LAMPIRAN

Jadwal kegiatan elktif ........................................................................................... 25

Foto kegiatan elektif ............................................................................................. 30


BAB I
PENDAHULUAN

Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan agar dapat


mewujudkan masyarakat indonesia sehat, masyarakat yang mengerti tentang
konsep sehat sepenuhnya. Oleh karena itu guna mendukung hal tersebut
pemerintah indonesia telah mendirikan fasilitas-fasilitas kesehatan salah satunya
Puskesmas. Kini fasilitas pelayanan kesehatan dituntut dapat memberikan
pelayanan kesehatan secara paripurna (Depkes, 2016).

Salah satu bentuknya adalah adanya Unit Gawat Darurat, sebagaimana


pasal 32 Undang-undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan menyebutkan dalam seluruh fasilitas pelayanan kesehatan harus dapat
memberikan pelayanan kegawatdaruratan, kepada masyarakat yang menderita
penyakit akut dan atau kecelakaan sesuai ketentuan yang berlaku. Unit Gawat
Darurat khususnya menangani pasien dengan kondisi gawat darurat. Kondisi
gawat darurat merupakan keadaan klinis pada pasien yang membutuhkan tindakan
medis sesegera mungkin untuk penyelamatan nyawa dan mencegah kecacatan
lebih lanjut (Nurfadhli, 2012).

UGD diharuskan selalu siap sedia 24 jam untuk rumah sakit, klinik 24 jam
maupun puskesmas rawat inap. Pada tingkat puskesmas Unit Gawat Darurat lebih
sederhana daripada di rumah sakit, baik dari kasus yang ditangani maupun
peralatan yang tersedia masih dalam lingkup pelayanan fasilitas kesehatan tingkat
pertama atau primer. Kasus-kasus yang ditangani di puskesmas sesuai dengan
standar kompetensi puskesmas sehingga kasus yang ditanganipun terbatas. Meski
UGD di puskesmas sebatas melayani pasien dengan kasus-kasus terbatas di
penyedia pelayanan klinik tingkat pertama, tetapi pelayanannya menjadi sangat
penting karena merupakan pintu gerbang paling awal dalam menangani pasien di
daerah yang terpencil dan aksesnya jauh dari rumah sakit. (Musliha, 2010).

Dalam memberikan pelayanan kesehatan tentu harus didukung dengan


ketersediaan peralatan medis dan non-medis yang lengkap dan memadai sesuai

1
dengan jenis pelayanan yang diberikan dan memenuhi standar mutu, keamanan,
dan keselamatan serta memiliki izin edar sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan (Depkes,2016).

Guna peningkatan mutu pelayanan kesehatan puskesmas, pemerintah


Sragen berkomitmen akan ditahun 2019 seluruh Puskesmas di Sragen sudah
terakreditasi. Kemarin di tahun 2016, 8 puskesmas sudah di akreditasi diataranya
adalah Puskesmas Sragen, Puskesmas Karangmalang, Puskesmas Kedawung 2,
Puskesmas Sambirejo, Puskesmas Sambungmacan 2, Puskesmas Masaran 1,
Puskesmas Masaran 2 dan Puskesmas Sumberlawang. Dalam surat kabar Suara
Merdeka ditulis bahwa sekarang ditahun 2017 ini pemerintah Sragen menargetkan
12 puskesmas lagi untuk menjalankan akreditasi, salah satu Puskesmas yang akan
menjalani akreditasi adalah puskesmas Tanon I. Akreditasi juga akan
dilaksanakan di UGD. Sehingga guna menghadapi akreditasi yang direncanakan
bulan Agustus 2017. Maka penulis dokter muda melakukan observasi dan
wawancara terkait manajemen UGD di Puskesmas Tanon I dan melakukan
identifikasi kelengkapan alat dan manajemen sesuai dengan Peraturan Mentri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas).

2
BAB II
METODE

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara


dan diskusi. Observasi dilakukan oleh peneliti secara langsung di ruang UGD
Puskesmas Tanon I dan melakukan wawancara dan diskusi bersama kepala
puskesmas Tanon I, kepala ruang UGD dan petugas kesehatan yang berjaga di
UGD. Hasil dari proses tersebut kemudian akan disajikan dalam bentuk narasi
dan foto dokumentasi.

Saat melakukan observasi di ruang UGD, peneliti sebelumnya menyiapkan


checklist guna membantu penulis dalam melihat dan mendata mengenai kondisi
lingkungan UGD, kelengkapan peralatan UGD, data obat emergensi, dan
dokumen administrasi ruang UGD. Selain itu penulis juga melakukan
pengambilan data sekunder yang terkait manajemen UGD.

Proses elektif di laksanakan selama satu minggu dengan enam hari peran
aktif di ruang UGD, guna mempelajari secara langsung pelaksanaan kegiatan
UGD Puskesmas Tanon I dan membantu puskesmas dalam menghadapi
akreditasi. Hasil yang diperoleh akan dipaparkan dan di anlisis dalam bentuk
cheklist kelengkapan sesuai pedoman akrditasi puskesmas.

3
BAB III
HASIL

3.1. Fakta yang Ditemukan


3.1.1. Peralatan Puskesmas Ruang Unit Gawat Darurat

Kelengkapan alat medis yang tersedia di Puskesmas Tanon I terbilang


cukup. Jumlah dan jenis-jenis yang tersedia belum lengkap sesuai peraturan tetapi
ada beberapa peralatan yang ditemukan dalam kondisi baru masih tersegel belum
pernah digunakan. Dalam Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
dituliskan pesyaratan peralatan minimal yang seharusnya tersedia di ruang UGD
Puskesmas yang terdiri dari :

1) Set Tindakan Medis/Gawat Darurat


2) Bahan Habis Pakai
3) Perlengkapan
4) Meubelair
5) Pencatatan & Pelaporan

Jumlah
No Peralatan dan sarana Stok Keterangan
Minimal
I.Set Tindakan Medis/Gawat Darurat
Baki logam tempat alat steril
1 3 buah 2 buah
tertutup
2 Collar Brace/Neck Collar anak 1 buah tidak ada
3 Collar Brace/Neck Collar dewasa 1 buah tidak ada
Corong telinga/Spekulum telinga
4 1 set 1 set
ukuran kecil, besar, sedang
5 Doppler 1 buah tidak ada
6 Dressing Forceps 1 buah 1 buah
7 EKG 1 buah ada
8 Emesis Basin/ Nierbeken besar 2 buah 3 buah
9 Forceps Aligator 3 buah 1 buah
10 Forceps Bayonet 3 buah 1 buah
Guedel Airway (Oropharingeal
11 2 buah tidak ada
Airway)

4
12 Gunting bedah standar, lengkung 3 buah tidak ada
Gunting bedah standar, lengkung,
13 3 buah tidak ada
ujung tajam/tajam
Gunting bedah standar, lengkung,
14 3 buah tidak ada
ujung tajam/tumpul
Gunting bedah standar, lengkung,
15 3 buah tidak ada
ujung tumpul/tumpul
Gunting bedah standar, lurus
16 3 buah 2 buah
ujung tumpul/tumpul
Gunting bedah standar, lurus,
17 3 buah 2 buah
ujung tajam/tajam
Gunting bedah standar, lurus,
18 3 buah 3 buah
ujung tajam/tumpul
19 Gunting pembalut 1 buah 1 buah
20 Gunting pembuka jahitan lurus 3 buah tidak ada
21 Handle kaca laring 1 buah tidak ada
22 Handle kaca nasopharing 1 buah tidak ada
23 Hooked probes 1 buah 1 buah
24 Kaca laring ukuran 2,4,5,6 1 set tidak ada
25 Kaca nasopharing ukuran 2,4,5,6 1 set tidak ada
26 Kait dan kuret serumen 1 buah 1 buah
27 Kanula hidung anak 1 buah tidak ada
28 Kanula hidung dewasa 1 buah tidak ada
29 Klem arteri 14 cm (Kocher) 3 buah 1 buah
Klem arteri, 12 cm lengkung,
30 dengan gigi 1x2 (Halstead- 3 buah 1 buah
Mosquito)
Klem arteri, 12 cm lengkung,
31 3 buah tidak ada
tanpa gigi (Halstead-Mosquito)
Klem arteri, 12 cm lurus, dengan
32 3 buah 1 buah
gigi 1x2 (Halstead-Mosquito)
Klem arteri, 12 cm lurus,tanpa
33 3 buah tidak ada
gigi (Halstead-Mosquito)
34 Klem arteri, lurus (Kelly) 3 buah 2 buah
Klem/pemegang jarum jahit, 18
35 3 buah 2 buah
cm (Mayo-Hegar)
Korentang, lengkung, penjepit
36 2 buah tidak ada
alat steril (23 cm)
37 Korentang, penjepit sponge 2 buah 1 buah
38 Kursi roda 1 buah 1 buah

5
39 Lampu kepala 1 buah 1 buah
40 Laringoskop anak 1 buah tidak ada
41 Laringoskop dewasa 1 buah tidak ada
42 Laringoskop neonatus bilah lurus 1 buah tidak ada
43 Magill Forceps 3 buah 1 buah
44 Nebulizer 1 buah 1 buah
45 Otoskop 1 buah tidak ada
46 Palu reflex 1 buah 1 buah
47 Pinset alat, bengkok (Remky) 3 buah tidak ada
48 Pinset anatomis, 14,5 cm 3 buah 1 buah
49 Pinset anatomis, 18 cm 3 buah 3 buah
50 Pinset bedah, 14,5 cm 3 buah tidak ada
51 Pinset bedah, 18 cm 3 buah 1 buah
52 Pinset epilasi 1 buah tidak ada
53 Pinset telinga 1 buah 1 buah
Pinset insisi Hordeolum/
54 1 buah tidak ada
Chalazion
55 Resusitator anak-anak & sungkup 1 buah tidak ada
56 Resusitator dewasa & sungkup 1 buah ada
57 Resusitator neonatus & sungkup 1 buah tidak ada
58 Retraktor, pembuka kelopak mata 1 buah tidak ada
59 Semprit gliserin 1 buah 1 buah
60 Silinder korentang steril 1 buah 1 buah
61 Skalpel, tangkai pisau operasi 3 buah 2 buah
62 Spalk 1 buah 5 buah
63 Spekulum hidung 1 buah tidak ada
64 Spekulum mata 1 buah tidak ada
65 Sphygmomanometer untuk anak 1 buah tidak ada
Sphygmomanometer untuk
66 1 buah 1 buah
dewasa
67 Stand lamp untuk tindakan 1 buah 3 buah 1 rusak
68 Standar infus 2 buah 4 buah
69 Steteskop anak 1 buah 2 buah
70 Steteskop dewasa 1 buah 3 buah
71 Steteskop janin/Laenac 1 buah 1 buah
72 Suction pump (alat penghisap) 1 buah 1 buah
Sudip lidah logam/Spatula lidah
73 4 buah 1 buah
logam panjang 12 cm
Sudip lidah logam/Spatula lidah
74 4 buah tidak ada
logam panjang 16,5 cm

6
75 Tabung oksigen dan regulator 1 buah 2 buah
Tempat tidur periksa dan
76 1 buah 2 buah
perlengkapannya
77 Termometer anak 1 buah 1 buah
78 Termometer dewasa 1 buah 3 buah
79 Timbangan anak 1 buah 1 buah
80 Timbangan dewasa 1 buah 1 buah
81 Tissue Forceps 1 buah 1 buah
82 Torniket karet 1 buah 2 buah
83 Usungan (brankar ) 1 buah 3 buah

II. Bahan Habis Pakai


sesuai
1 Abocath/wing needle No. 22 ada
kebutuhan
sesuai
2 Abocath/wing needle No. 24 ada
kebutuhan
sesuai
3 Abocath/wing needle No. 26 ada
kebutuhan
sesuai
4 Abocath/wing needle No.18 ada
kebutuhan
5 Alkohol 1 botol ada
6 Anestesi topikal tetes mata 1 botol tidak ada
sesuai
7 Benang chromic catgut ada
kebutuhan
sesuai
8 Benang silk ada
kebutuhan
Cairan desinfektan/Povidone
9 1 botol 3 botol
Iodine
sesuai
10 Disposable syringe 1 cc ada
kebutuhan
sesuai
11 Disposable syringe 10 cc ada
kebutuhan
sesuai
12 Disposable syringe 2,5 - 3 cc ada
kebutuhan
sesuai
13 Disposable syringe 5 cc ada
kebutuhan
sesuai
14 Disposable syringe 50 cc tidak ada
kebutuhan
15 Endotracheal tube ( ETT ) 2.5 1 buah tidak ada

7
16 Endotracheal tube ( ETT ) 3 1 buah tidak ada
17 Endotracheal tube ( ETT ) 4 1 buah tidak ada
18 Goggle 1 buah tidak ada
sesuai
19 Infus set/ intra vena set dewasa ada
kebutuhan
sesuai
20 Infus set/intra vena set anak ada
kebutuhan
Jarum jahit untuk operasi mata, ½ sesuai
21 ada
lingkaran kebutuhan
Jarum jahit, lengkung, ½ lingkaran sesuai
22 ada
penampang segitiga kebutuhan
Jarum jahit, lengkung, ½ sesuai
23 ada
lingkaran, penampang bulat kebutuhan
Jarum jahit, lengkung, 3/8 sesuai
24 ada
lingkaran penampang segitiga kebutuhan
Jarum jahit, lengkung, 3/8 sesuai
25 ada
lingkaran, penampang bulat kebutuhan
sesuai
26 Kapas ada
kebutuhan
sesuai
27 Kasa non steril ada
kebutuhan
sesuai
28 Kasa steril ada
kebutuhan
29 Kateter Foley ukuran 5-8 French 2 buah ada
sesuai
30 Kateter karet No. 10 (Nelaton) ada
kebutuhan
sesuai
31 Kateter karet No. 12 (Nelaton) ada
kebutuhan
sesuai
32 Kateter karet No. 14 (Nelaton) ada
kebutuhan
33 Lubricant gel 1 tube ada
sesuai
34 Masker wajah ada
kebutuhan
sesuai
35 Micropore surgical tape ada
kebutuhan
Mucous suction, silikon Nomor 8 sesuai
36 tidak ada
dan 10 kebutuhan
Nasogastric Tube/selang lambung sesuai
37 ada
(3,5,8) kebutuhan

8
sesuai
38 Pelilit kapas/Cotton applicator ada
kebutuhan
39 Sabun tangan atau antiseptic 1 botol 4 botol
sesuai
40 Sarung tangan non steril ada
kebutuhan
sesuai
41 Sarung tangan steril ada
kebutuhan
sesuai
42 Selang karet untuk anus
kebutuhan
43 Skapel, mata pisau bedah besar 1 box tidak ada
44 Skapel,mata pisau bedah kecil 1 box ada
sesuai
45 Verban elastic ada
kebutuhan
Water based gel untuk EKG dan
46 1 tube 1 tube
Doppler

III. Perlengkapan
1 Bak instrument tertutup 1 buah 1 buah
2 Bantal 1 buah 3 buah
3 Celemek plastic 1 buah tidak ada
Dorongan tabung oksigen dengan
4 1 buah 1 buah
tali pengaman
5 Duk bolong, sedang 2 buah 2 buah
6 Jam/timer 1 buah 1 buah jam dinding
7 Kain balut segitiga ( mitella ) 5 buah tidak ada
8 Kasur 1 buah 3 buah
9 Kotak penyimpan jarum bekas 2 buah 1 buah
10 Lemari alat 1 buah 1 buah
11 Lemari obat 1 buah 1 buah
12 Mangkok untuk larutan 2 buah 2 buah
13 Meja instrumen/alat 1 buah 1 buah
14 Perlak plastic 2 buah 1 buah
15 Pispot 2 buah 1 buah
16 Sarung bantal 2 buah 6 buah
17 Seprei 2 buah 6 buah
18 Sikat tangan 1 buah 2 buah
Sikat untuk membersihkan
19 1 buah 1 buah
peralatan

9
20 Stop Watch 1 buah 1 buah
Tempat sampah tertutup yang
21 dilengkapi dengan injakan 2 buah 3 buah
pembuka penutup
22 Toples kapas/Kasa steril 1 buah 1 buah
Tromol kasa/Kain steril 25 X 120
23 1 buah ada
mm
24 Waskom bengkok 4 buah 3 buah
25 Waskom cekung 2 buah 1 buah
26 Waskom cuci 2 buah 1 buah

IV. Meubelair
1 Kursi kerja 3 8 baik
2 Lemari arsip 1 2 baik
3 Meja tulis ½ biro 1 2 baik

Berdasarkan hasil diskusi dengan perawat yang bertugas di ruang UGD


Puskesmas Tanon I didapatkan informasi bahwa :
 Banyak alat set medis yang belum lengkap dikarenakan, sulitnya
membeli peralatan tersebut terutama yang berukuran kecil dan
memiliki bentuk yang hampir serupa dengan yang lainnya.
 Belum ada dokumen berisi tentang inventaris alat medis di UGD, yang
ada hanya dokumen inventaris berupa meubleair dan perlengkapan
lainnya.
 Untuk pemeriksaan inspeksi alat medis tidak dilakukan secara rutin
dan belum ada lembar pemeriksaan untuk mendata alat-alat medis
yang sudah rusak.
 Alat-alat yang rusak masih banyak yang menjadi satu dengan alat
medis yang baik kondisinya dan bisa digunakan tercampur dalam satu
lemari dan tidak dipisahkan dan tertata secara rapi.
 Banyak alat-alat medis barus yang belum berada di UGD dan masih
tersimpan di gudang puskesmas.

10
 Gudang yang tersedia berisi alat-alat medis yang belum digunakan
(stok baru) dan alat yang sudah rusak. Jika terdapat alat dan benda
medis yang rusak, akan dibuat lembar permintaan pengadaan alat
kepada kepala puskesmas yang kemudian ditemuskan ke bendahara
puskesmas selaku pemengang kunci gudang.
 Setiap alat medis yang telah dipakai akan dicuci dengan sabun dan
direndam dengan larutan klorin. Alat medis bekas pakai yang
seharusnya di sterilkan dengan sterilisator belum dilakukan,
dikarenakan alat sterilisatornya masih baru dan belum pernah
digunakan dan banyak staff UGD belum mengerti cara pengunaannya.
Petugas UGD selesai menangani satu pasien kemudian menyemprot
alat bekas pakai tersebut dengan alkohol 70%.
 Banyak peralatan bahan habis pakai yang berada di apotik puskesmas.
Hal ini dikarenakan anjuran dari dinas kesehatan kabupaten sragen
tentang sentralisasi bahan habis pakai dan obat-obatan di UGD dan
hanya menyisakan sedikit barang-barang yang paling sering di
gunakan guna keperluan darurat.
 Barang bahan habis pakai tidak langsung di catat di UGD akan tetapi
akan di bawa ke ugd ketika ada resep dokter yang memerlukan barang
tersebut.
 alat set medis yang belum lengkap dikarenakan, sulitnya membeli
peralatan tersebut terutama yang berukuran kecil dan memiliki bentuk
yang hampir serupa dengan yang lainnya.
 Beberapa barang perlengkapan dan meubelair memiliki data inventaris
tersendiri.
 Tempat sampah belum ada keterangan pembeda antara tempat sampah
medis, organik dan anorganik.

11
3.1.2. Perawatan dan Penyimpanan Obat dan Alat Medis

Penulis melakukan observasi obat-obat yang tersedia di UGD Puskesmas


Tanon I yang sebelumnya telah menyiapkan checklist yang telah disesuaikan
dengan Surat Keputusan Kepala Puskesmas tentang Penyediaan Obat-Obat
Emergensi agar dapat membantu dalam pendataan terkait jumlah dan kondisinya.
Hal yang didapat pada observasi ketersediaan obat antara lain:

Nama Item Stok Minimal Keterangan


1 Epinefrin injeksi 10 ampul Ada, Baik
2 Aminophilin injeksi 10 ampul Ada, Baik
3 Dexamethasone injeksi 10 ampul Ada, Baik
4 Ranitidin injeksi 10 ampul Ada, Baik
5 Stesolid Rektal Supp 3 pcs Ada, Baik
6 Atropin sulfat injeksi 10 ampul Ada, Baik
7 Diazepam injeksi 10 ampul Ada, Baik
8 Fitomenadion injeksi 10 ampul Ada, Baik
9 Metochlorpamine 10 ampul Ada, Baik
injeksi
10 Lidocaine ineksi 20 ampul Ada, Baik
11 Cairan RL 5 botol Ada, Baik
12 Cairang D5 5 botol Ada, Baik
13 Cairan Nacl 5 botol Ada, Baik
14 Bismicon Salep 2 tube Ada, Baik
15 Phenol Gliserol 1 botol Ada, Baik
16 Gentamicin salep 2 tube Ada, Baik
17 Gliserol 1 botol Ada, Baik
18 Hidrogen peroxidum 1 botol Ada, Baik
50% 500ml

12
Hasil yang didapatkan dalam proses observasi dan diskusi adalah:

 Ketersediaan obat telah tercatat dengan rapi, sehingga stok yang tersedia
atau habis tidak terlaporkan dengan baik.
 Pendataan obat telah mengunakan lembar registrasi untuk mendata obat
rusak atau yang sudah kadaluarsa.
 Penyimpanan obat-obatan di lemari belum diberi nama, jumlah obat di
UGD terlalu banyak dan masih banyak ditemukan obat-obat lain selain
jenis obat-obat emergensi.
 Seluruh obat yang bukan jenis obat-obat emergensi rencananya nanti akan
di pindah ke apotik. Sebagaimana saran dari pembimbing akreditasi
tentang sentralisasi obat di apotik.

3.1.3. Kelengkapan Administrasi yang Berkaitan dengan UGD


Penulis melakukan observasi terhadap dokumen-dokumen administrasi di
UGD Puskesmas Tanon I dengan sebelumnya menyiapkan checklist sesuai
Permenkes No.75 tahun 2014 tentang puskesmas dan juga dokumen penting
lainnya sesuai dengan buku Instrumen Akreditasi Puskesmas guna membantu
dalam pendataan. Hal yang didapat pada antara lain :

V. Pencatatan & Pelaporan


sesuai
1 Buku register pelayanan Ada
kebutuhan selalu di isi
sesuai
2 Formulir Informed Consent Ada
kebutuhan selalu di isi
sesuai
3 Formulir rujukan Ada
kebutuhan di isi jika perlu
sesuai
4 Kertas resep Ada
kebutuhan selalu di isi
sesuai
5 Surat Keterangan Sakit Ada
kebutuhan
selalu di isi
Formulir dan Surat Keterangan
sesuai
6 lain sesuai kebutuhan pelayanan Ada
yang diberikan : kebutuhan

13
Hasil yang didapatkan dalam proses observasi dan diskusi adalah:

 Puskesmas Tanon I telah memiliki buku register pasien yang mendapat


pelayanan dan tindakan di UGD. Isi dari buku register tersebut terdapat
data pasien yang meliputi: nama, alamat, keluhan, diagnosis, terapi, dan
jenis pembayarannya. Buku ini selalu terisi setiap ada pasien baru yang
datang ke UGD dan petugas penerima pasien yang akan mengisi. Namun,
dalam buku register ini tidak tertulis diagnosis yang sesuai dengan kode
ICD X dan tidak terdapat tanda tangan persetujuan atau stempel untuk
setiap tindakan yang diisi pasien maupun keluarga pasien
 Kelengkapan administrasi yang sudah ada berupa lembar inventaris alat
yang disediakan lembaran untuk diisi setiap bulan. Pada lembar inventaris
ini berisi nama alat dan jumlah yang tersedia, tetapi tidak didapatkan
jadwal untuk inspeksi rutin alat setiap bulan sehingga kondisi alat tidak
dapat dicek secara rutin.
 Formulir atau surat keterangan lain yang dimiliki ruang UGD Puskesmas
Tanon I adalah surat izin menunggu pasien untuk penunggu pasien, surat
pernyataan bayar bagi pasien umum.
 Protap dan SOP segala tindakan dan perbuatan di ruang UGD sudah
tersedia kecuali SOP Triase dan seluruh SOP atau protap filenya berada
dalam komputer UGD sedangkan Hardcovernya diletakkan menjadi satu
di dalam map. Protap dan SOP ini berisi jenis-jenis kasus yang paling
sering ditemukan di UGD dan membutuhkan penanganan cepat.
 Algoritma yang sudah tertempel di dinding UGD antara lain: 7 langkah
cuci tangan WHO, 5 moment cuci tangan, cara pengunaan APAR, Glow
Coma Scale, dan penanganan syok anafilatik.
 Selain itu UGD juga menempelkan di dinding jadwal piket UGD, dan
pengunguman-penguguman terkait larangan dan himbauan selama berada
didalam ruang UGD.

14
3.2. Rencana Intervensi

Intervensi yang akan dilakukan akan dibagi menjadi tiga jenis sesuai
dengan observasi yang telah dilakukan. Intervensi akan dilakukan di ruang UGD
Puskesmas Tanon I. Bentuk intervensi tersebut adalah :
a) Kelengkapan Dokumen
 Melakukan Penataan Ulang Alat-Alat Medis di Lemari
Penyimpanan
Ruangan di Puskesmas Tanon I tidak sesuai dengan standar dengan
UGD yang semestinya karena bertempat di rumah dinas yang terletak
terpisah dengan ruang puskesmas. Sehingga ruangannya pun relatif
lebih sempit. Penulis akan melakukan penataan kembali untuk
memisahkan alat yang masih bisa bekerja dan alat yang rusak
kemudian dilakukan pendataan tentang nama alat-alat yang rusak
beserta jumlahnya. Penulis juga akan memberi daftar nama-nama obat
yang tersimpan di rak atau lemari dengan tujuan untuk mempermudah
petugas dalam mengambil jika suatu saat dibutuhkan.
 Membuat Lembar Daftar Alat Medis yang Rusak
Penulis akan membuat lembar pencatatan alat medis yang rusak dan
dibedakan setiap bulannya. Tujuan pembuatan daftar ini untuk
membantu petugas UGD untuk melihat kondisi alat yang rusak ringan,
sedang, maupun rusak berat dan tidak dapat digunakan kembali.
Rencana tindak lanjut dan sistem pelaporan untuk perbaikan atau
pengadaan alat akan lebih mudah dengan menggunakan daftar ini.
 Membuat Algoritma, SOP atau protap yang Berkaitan dengan
Unit Gawat Darurat
Algoritma dibutuhkan untuk mempermudah petugas yang berjaga di
UGD yang akan ditempel didinding untuk membantu dalam proses
pelayanan. Direncanakan ada 2 hal yaitu SOP dan Alur triase yang
dipajang.

15
 Membuat Label Tempat Sampah
Penulis membuat label tempat sampah yang di bagi berdasarkan medis,
non medis (anorganik), non medis (organik).

b) Perawatan dan Penyimpanan Obat dan Alat Medis


 Menata ulang penyimpanan Obat dan Bahan medis
Penyimpanan obat kadaluarsa dengan yang masih baik ditemukan oleh
penulis masih menjadi satu. Hal ini akan membuat petugas medis sulit
untuk membedakan obat mana yang masih baik untuk digunakan saat
menangani pasien. Penulis akan menempatkan obat-obat dan alat
medis dalam rak kecil yang dipisah dan diberi nama untuk
mempermudah pencarian

c) Kelengkapan Administrasi yang Berkaitan dengan UGD


 Menata ulang registrasi dokumen UGD Puseksmas
Berkas-berkas di ruang UGD Puskesmas Tanon I tidak tertata dengan
rapi. Berkas tersebut menumpuk di meja penerimaan pasien baru UGD
dan mengganggu kerapian. Akan dilakukan penataan kembali berkas
tersebut dan melengkapi map dan alat tulis untuk keperluan
penerimaan pasien di UGD.

16
BAB IV
INTERVENSI DAN HASIL

4.1. Kegiatan yang telah dilakukan


4.1.1. Pelaksanaan Kegiatan
4.1.1.1. Observasi dan Magang di Puskesmas Tanon I
Pada hari pertama minggu elektif yaitu pada hari Senin, tanggal 30
Januari 2017 penulis datang ke Puskesmas Tanon I dan mengikuti apel
pagi. Selanjutnya penulis langsung bertemu dengan dokter kepala
puskesmas yaitu dr. Endah kemudian dijelaskan tentang UGD dan
gambaran singkat mengenai keadaan UGD Puskesmas Tanon I.
Penulis kemudian melakukan kegiatan magang dengan mengikuti
pelayanan pasien di ruang UGD. Penulis ikut melakukan tindakan bila
ada pasien baru di UGD. Setelah jam pelayanan selesai penulis
berdiskusi dengan perawat yang bertanggung jawab di UGD mengenai
kelengkapan alat yang tersedia di UGD dan perawatan alat-alat medis
selama ini yang sudah dilakukan.
Pada hari kedua yaitu tanggal 31 Januari 2017penulis melakukan
magang di UGD dan melanjutkan observasi mengenai pendataan obat
masuk dan keluar serta pengelolaan alat medis yang sudah digunakan.
Petugas menjelaskan bagaimana sat pasien baru masuk ke ruang UGD,
prinsip penanganannya serta penyeterilan alat yang dilakukan hanya
dengan mencuci dan menyemprot dengan alkohol. Penulis juga
berdiskusi dengan perawat mengenai manajemen obat serta
manajemen registrasi yang berkaitan dengan UGD.
Pada hari ketiga di minggu elektif yaitu hari Rabu, tanggal 1
Februari 2017 penulis melakukan magang dan setelah jam pelayanan
pasien selesai penulis melakukan pendataan dan memisahkan alat-alat
yang masih baik dan yang sudah rusak. Penulis juga mendata obat
yang sudah kadaluarsa dan memisahkannya untuk dilaporkan.

17
Pada hari ke empat yaitu hari Kamis, 2 februari 2017 Penulis
melakukan magang dan konsultasi dengan dokter fungsional
Puskesmas Tanon I dan petugas UGD mengenai hasil yang sementara
sudah diperoleh dan rencana pembuatan produk. Dokter dan perawat
penanggung jawab UGD menanggapi dengan positif dan mengizinkan
pembuatan produk elektif yang diususlkan oleh penulis.
Kemudian jumat 3 Februari 2017 penulis di minta untuk
melakukan presentasi modul elektifnya dan hasil temuan apa saja yang
didapat, dan melakukan perencanaan untuk membuat daftar alat yang
rusak, kartu registrasi obat dan alat yang masuk dan keluar serta
mencari bahan untuk pembuatan algoritma yang akan ditempel di
UGD Puskesmas Tanon I.
Pada hari Sabtu, tanggal 4 Februari 2015 penulis melakukan tata
ulang ruangan UGD beserta arsip-arsipnya. Penataan dimulai dari
ruang UGD dan meja tindakan. Kemudian berlanjut ke penataan lemari
penyimpanan obat dan alat medis. Penulis melakukan penempelan
daftar pada masing-masing rak dan memberi rak kecil untuk masing-
masing obat yang berada di dalam lemari kemudian memberi nama.
Daftar nama-nama obat dan alat medispun juga dibuat baru untuk
mempermudah pencarian.
Setelah itu, penulis meminta izin untuk melakukan penempelan
algoritma yang sudah dibuat yaitu mengenai triase dan pengelolaan
alat medis bekas pakai. Penulis dibantu oleh petugas di UGD
kemudian algoritma sudah terpasang di dinding UGD Puskesmas
Tanon I.

18
4.1.2. Bentuk Intervensi dan Produk
4.1.2.1.Kelengkapan Alat Medis
 Melakukan Penataan Ulang Alat-Alat Medis di Lemari
Penyimpanan
Penulis melakukan penataan kembali untuk memisahkan alat yang
masih bisa bekerja dan alat yang rusak kemudian dilakukan pendataan
tentang nama alat-alat yang rusak beserta jumlahnya. Penulis juga
memberi daftar nama-nama obat yang tersimpan di rak atau lemari
dengan tujuan untuk mempermudah petugas dalam mengambil jika
suatu saat dibutuhkan.
 Membuat Lembar Daftar Alat Medis yang Rusak
Penulis membuat lembar pencatatan alat medis yang rusak dan
dibedakan setiap bulannya. Tujuan pembuatan daftar ini untuk
membantu petugas UGD untuk melihat kondisi alat yang rusak ringan,
sedang, maupun rusak berat dan tidak dapat digunakan kembali.
Rencana tindak lanjut dan sistem pelaporan untuk perbaikan atau
pengadaan alat akan lebih mudah dengan menggunakan daftar ini.
 Membuat Algoritma yang Berkaitan dengan Unit Gawat Darurat
Algoritma dibutuhkan untuk mempermudah petugas yang berjaga di
UGD yang akan ditempel didinding untuk membantu dalam proses
pelayanan. Algoritma yang dibuat adalah tentang triase.
 Membuat Label Tempat Sampah
Penulis membuat label tempat sampah yang di bagi berdasarkan medis,
non medis (anorganik), non medis (organik).

4.1.2.2.Perawatan dan Penyimpanan Obat dan Alat Medis


 Menata ulang penyimpanan Obat dan Bahan medis
Penyimpanan obat kadaluarsa dengan yang masih baik ditemukan oleh
penulis masih menjadi satu. Penulis menempatkan obat-obat dan alat
medis dalam rak kecil yang dipisah dan diberi nama untuk
mempermudah pencarian

19
4.1.2.3.Kelengkapan Administrasi yang Berkaitan dengan UGD
 Menata ulang registrasi dokumen UGD Puseksmas
Berkas-berkas di ruang UGD Puskesmas Tanon I tidak tertata dengan
rapi. Berkas tersebut menumpuk di meja penerimaan pasien baru UGD
dan mengganggu kerapian. Penulis sudah melakukan penataan
kembali berkas tersebut dan melengkapi map dan alat tulis untuk
keperluan penerimaan pasien di UGD.
4.2. Respon terhadap Intervensi
Respon yang diberikan dokter fungsional dan perawat yang bertugas
di UGD terhadap intervensi yang dilakukan oleh penulis baik dan antusias.
Dokter dan perawat UGD memberikan komentar positif bahwa dengan
adanya penataan kembali ruang UGD membuat pekerjaan lebih mudah dan
UGD lebih rapi, bersih, dan nyaman untuk pelayanan pasien. Dengan
terbentuknya sistem registrasi yang sistematis juga membuat pelayanan
lebih baik. Petugas UGD Puskesmas Tanon I terbantu dengan adanya
algoritma yang telah dibuat dan tertempel di dinding dan dengan adanya
daftar alat medis yang rusak serta kartu registrasi obat dan alat.
4.3. Perubahan yang terjadi
Perubahan yang dapat diamati oleh penulis:
1. Ruang UGD Puskesmas Tanon I menjadi lebih rapi dan bersih
2. Alat yang rusak sudah tidak lagi tercampur dengan alat yang masih baik di
lemari.
3. Pengambilan alat dan obat-obatan medis menjadi lebih cepat karena tertata
rapi dalam rak.
4. Algoritma pensterilan alat membantu petugas untuk proses pensterilan alat
bekas pakai menjadi lebih lege artis.
5. Terisinya lembar registrasi untuk alat yang sudah rusak dan obat-obatan
yang sudah kadaluarsa sehingga petugas UGD dapat mengajukan
permohonan penyediaan alat dan obat yang dibutuhkan.
6. Meja penerimaan pasien yang sudah tertata rapi dan alat tulis yang
lengkap mempermudah petugas dalam mengisi buku registrasi pasien.

20
BAB V
PEMBAHASAN

pelayanan kesehatan yang prima dari puskesmas kini menjadi tuntutan


utama guna bertujuan masyarakat sadar akan kesehatan semakin tinggi. Untuk
memenuhi tuntutan itu puskesmas juga harus memiliki sarana dan prasarana
kesehatan yang lengkapa atau setidaknya dapat mencukupi pelayanan kesehatan
yang diharapkan masyarakat. Peningkatan sarana dan prasarana yang termasuk
adalah sebagai berikut:

 Peningkatan ketersediaan peralatan medis


 Peningkatan sarana pendukung, seperti: kursi ruang tunggu, penyejuk
ruangan di ruang tindakan, perluasan gedung puskesmas dan peningkatan
ketersediaan jumlah dan jenis obat-obatan.

Berdasarkan dengan pasal 32 Undang-Undang tentang kesehatan Republik


Indonesia No 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa jika dalam keadaan gawat
darurat, maka fasilitas pelayanan kesehatan, entah itu milik pemerintah atau
swasta, wajib melakukan pelayanan kesehatan guna usaha menyelamatkan nyawa
pasien dan pencegahan perburukan penyakit hingga kecacatan. Disinilah peran
penting ilmu manajemen fasilitas di ruang UGD untuk mengantisipasi adanya
kasus kegawatan yang tidak bisa diprediksi.
Menjaga standar kualitas pelayanan dan menjamin kualitas yang diberikan
adalah yang terbaik dengan mempertimbangkan hal diatas. Menurut Soekanto
tahun 2007, manajemen ruang, tata kelola, SDM dan prosedur pelayanan yang
baik di puskesmas diharapkan akan mendapat mutu pelayanan yang baik. Maka
setidaknya sebagai unit pelayanan kesehatan, puskesmas harus memperhatikan:
1. Peralatan, Sarana dan Prasarana
2. Sumber daya manusia
3. Administrasi dan Manajemen

21
Penulis mendapatkan banyak ilmu mengenai kelengkapan dan manajemen
di suatu UGD Puskesmas setelah melakukan proses magang di minggu elektif
yang bertempat di Puskesmas Tanon I. Ditinjau dari ketiga aspek tersebut
Puskesmas Tanon I masih belum maksimal.
Ruangan di Puskesmas Tanon I tidak sesuai dengan standar bangunan
UGD yang semestinya karena bertempat di rumah dinas yang terletak di samping
ruang induk puskesmas. Sehingga ruangannya pun relatif lebih sempit karena
model bangunannya seperti rumah pada umumnya dan bukan bangunan untuk
UGD puskesmas. Ditinjau dari penyimpanan kelengkapan alat-alat medis yang
sudah ada di puskesmas tersebut, penulis menemukan fakta tidak teraturnya
proses pemeliharaan dan penyimpanan alat medis oleh petugas di ruang UGD
sehingga alat yang rusak dan masih layak digunakan disimpan menjadi satu dan
tidak dipisahkan. Penulis melakukan penataan kembali untuk memisahkan alat
yang masih bisa bekerja dan alat yang rusak kemudian dilakukan pendataan
tentang nama alat-alat yang rusak beserta jumlahnya. Penulis juga memberi daftar
nama-nama obat yang tersimpan di rak atau lemari dengan tujuan untuk
mempermudah petugas dalam mengambil jika suatu saat dibutuhkan.
Penulis membuat lembar pencatatan alat medis yang rusak dan dibedakan
setiap bulannya dengan tujuan daftar ini dapat membantu petugas UGD untuk
menginspeksi kondisi alat yang rusak ringan, sedang, maupun rusak berat dan
tidak dapat digunakan kembali. Rencana tindak lanjut dan sistem pelaporan untuk
perbaikan atau pengadaan alat akan lebih mudah dengan menggunakan daftar ini.
Algoritma yang berkaitan dengan UGD dibutuhkan untuk mempermudah
petugas yang berjaga di UGD. Algoritma ini ditempel di dinding untuk membantu
mempermudah dalam proses pelayanan. Ketersediaan algoritma yang masih
terbatas di ruang UGD Puskesmas Tanon I dapat mengurangi kefektifan dalam
tindakan yang akan diberikan kepada pasien dengan kondisi gawat darurat.
Penulis sudah melakukan penempelan algoritma di UGD Puskesmas Tanon I yaitu
tentang pengelolaan alat medis bekas pakai dan triase.
Dalam perawatan dan penyimpanan obat di UGD Puskesmas Tanon I
masih banyak ditemukan obat-obat emergensi yang sudah kadaluarsa dan

22
tercampur dengan obat yang masih baik. Hal ini sudah diintervensi oleh penulis
dengan melakukan pembuatan kartu registrasi obat dan alat medis. Kartu
registrasi yang sudah dibuat ini berisi nama, kode, dan tanggal kadaluarsa barang.
Kemudian dibawahnya tertera tabel untuk tanggal, jumlah barang masuk, keluar,
dan sisa serta nama petugas yang mendata saat itu. Kartu ini diharapkan dapat
membantu petugas untuk mendata jumlah obat dan menghindari obat-obat
kadaluarsa yang tersedia agar tidak tercampur dengan yang masih baik.
Berkas-berkas yang terdapat di ruang UGD Puskesmas Tanon I tidak
tertata dengan rapi. Berkas tersebut menumpuk di meja penerimaan pasien baru
UGD dan mengganggu kerapian. Penulis melakukan penataan kembali berkas
tersebut dan melengkapi map dan alat tulis untuk keperluan penerimaan pasien di
UGD. Penulis juga menyampaikan kepada dokter penganggung jawab mengenai
ketersediaan lembar inform dan consent.
Lembar inform dan consent yang belum tersedia di ruang UGD Puskesmas
Tanon I hendaknya menjadi perhatian yang serius untuk mencegah hal-hal yang
tidak diinginkan. Penulis menyampaikan dan meminta dokter penanggung jawab
untuk sesegera mungkin menyediakan lembar inform dan consent yang sesuai.
Puskesmas Tanon I jika ditinjau dari segi peralatan, sarana dan prasarana, sumber
daya manusia serta administrasi dan manajemen yang khusunya di ruang UGD
masih belum maksimal karena beberapa kendala yang ada. Salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah faktor kedisiplinan. Kedisiplinan sumber daya manusia
yang bekerja di pelayanan kesehatan sangat berpengaruh dalam pelaksanaan tugas
dan akan membuat pelayanannya kepada masyarakat menjadi lebih baik. Petugas
yang disiplin akan melahirkan prestasi yang dapat menjadi poin khsusus yang
dapat menjadi perhatian pemerintah yang terkait untuk memberikan bantuan
peralatan, sarana dan prasana yang memadai di puskesmas tersebut.

23
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2016. Menkes: Penguatan Layanan Kesehatan Jadi Perhatian. [diakses
pada tanggal 3 februari 2017 dari
http://www.depkes.go.id/article/print/16040400004/menkes-penguatan-
layanan-kesehatan-jadi-perhatian.html]
Suaramerdeka.com,. 2017. 12 Puskesmas Dalam Proses Akreditasi. [diakses pada
tanggal 2 Februari 2017 dari http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/12-
puskesmas-dalam-proses-akreditasi/]
Muchlis., 2005. Analisis Terhadap Kinerja Pelayanan Kesehatan Puskesmas
Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Tesis, Fakultas Ekonomi Program
Pascasarjana Ilmu Ekonomi, Universitas Indonesia, Jakarta
Nurfadhli. 2012. Analisis Kelengkapan fasilitas Unit Gawat darurat Rumah Sakit
Umum Pusat Dokter Kariadi Semarang Terhadap Standar Operasional
Pelayanan Unit Gawat Darurat. Karya Tulis Ilmiah : FK UNDIP.
Soedarman, B. M., 2014. Manajemen Terpadu Unit Gawat Darurat di Puskesmas
Candimulyo Kecamatan Candimulyo Kabupaten Magelang, Jurusan
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta
Soekanto S. H. 2007. Aspek Medikolegal Pelayanan Gawat Darurat Vol.57. CV
Remadja Karya : Jakarta
Tietjen, Linda, dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi untuk Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo : Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Nuha Medika : Yogyakarta
Elok MQ. 2012. Manajemen Pelayanan Instalasi Gawat Darurat RSUD Kudus.
Porgram Pascasarjana : Fakultas IKM UNDIP

24
LAMPIRAN

DIARY KEGIATAN ELEKTIF

1 Senin 07.30 – 08.30  Sampai di Puskesmas Tanon I dan


16 Feb 15 mengikuti kegiatan rutin apel pagi.
08.30 – 09.00  Melaporkan rencana kegiatan hari pertama
kepada dokter fungsional puskesmas dan
meminta pengarahan.
09.00-12.00  Magang dan ikut menangani pasien yang
datang di UGD.
12.30-13.30  Melakukan diskusi dengan petugas yang
berjaga di UGD.

 Hasil yang didapatkan :


 Puskesmas Tanon I akan melaksanakan akreditasi puskesmas pada
agustus tahun 2017
 Pembenahan dan pendataan di bagian UGD masih belum di rapikan
lagi
 Kebingungan kepala puskesmas dan staff mengenai landasan atau
referensi yang benar tentang peralatan di UGD
 Mendapat informasi mengenai keterbatasan fasilitas di ruang UGD
Puskesmas Tanon I di karenakan ruangan yang sempit.
 Petugas melakukan perawatan terhadap pasien seadanya dikarenakan
keterbatasan petugas.

25
2 Selasa 07.30 – 08.00  Menyampaikan rencana observasi dan
17 Feb 15 melakukan wawancara kepada perawat
yang bertugas di UGD
08.00-11.00  Magang dan ikut menangani pasien yang
datang di UGD
11.30-13.15  Melakukan observasi ruang dan melakukan
pencatatan ketersediaan alat dan obat di
ruang UGD.
13.15-13.30  Melakukan diskusi dengan kepala tentang
peralatan di UGD.

 Hasil yang didapatkan :


 Buku register pasien di UGD Puskesmas Tanon I sudah berjalan
lama.
 Terdapat suatu kartu register atau buku yang membantu dalam
memanajemen obat dan bahan medis yang tersedia. Tetapi
berdasarkan peraturan terbaru, bahwa seluruh obat-obatan akan
tersentral di apotik.
 Belum stempel untuk setiap tindakan. Setiap tindakan yang
dilakukan ditulis tanggan
 Beberapa Alat yang rusak dengan yang masih baik tercampur di
ruang UGD.
 Banyak alat-alat baru UGD belum pernah di gunakan ditempatkan
di gudang.
 Pensterilan alat tidak dilakukan secara rutin dan berkala.
Sterilisator masih baru dan belum pernah digunakan.

26
3 Rabu 07.30 – 08.00  Melaporkan rencana kegiatan hari ini
18 Feb 15 kepada petugas yang bertanggung jawab di
UGD.
08.00-12.00  Magang dan ikut menangani pasien yang
datang ke UGD
12.30-14.00  Melakukan pendataan alat-alat yang
terdapat di meja tindakan UGD.

 Hasil yang didapatkan :


 Obat yang kadaluarsa menjadi satu tempat dengan obat yang masih
baik.
 Stok obat habis dan baru diketahui saat akan melakukan tindakan pada
pasien dan pihak apotek tidak melakukan pendataan rutin terhadap
obat di UGD.
 Petugas menyemprot alat medis dengan alkohol jika selesai
menggunakan suatu alat dan akan menggunakannya kembali untuk
pasien lainnya.
 Tidak terdapat daftar nama-nama alat dan obat yang tersimpan didalam
lemari sehingga petugas kesulitan jika mendadak akan menggunakan
suatu alat.

27
4 Kamis 07.30 – 08.30  Sampai di Puskesmas Tanon I dan
19 Feb 15 mengikuti kegiatan rutin apel pagi.
8.30 – 10.00  Magang dan ikut menangani pasien yang
datang ke UGD
10.00 – 12.00  Melakukan pendataan alat-alat yang
terdapat di lemari dan gudang UGD.
12.00 – 14.00  Melakukan diskusi terkait UGD dengan
kepala Puskesmas setelah pertemuan staff
puskesmas dengan supervisi dari Dinas
Kesehatan Kabupaten dalam membahas
akreditasi puskesmas.
 Hasil yang didapatkan :
 Tidak terdapat daftar nama-nama alat dan obat yang tersimpan didalam
lemari sehingga petugas kesulitan jika mendadak akan menggunakan
suatu alat.

5 Jumat 07.30 – 11.00  Melakukan presentasi dan diskusi terkait


20 Feb 15 modul elektif bersama kepala puskesmas.

-  Perencanaan pembuatan produk elektif dan


mencari bahan untuk algoritma yang
berkaitan dengan UGD.

28
6 Sabtu 07.00 – 07.30  Sampai di Puskesmas Tanon I dan
21 Feb 15 mengikuti kegiatan rutin apel pagi.
07.30 – 11.00  Magang dan ikut menangani pasien yang
datang ke UGD
11.00-12.30  Melakukan penataan alat-alat yang terdapat
di meja penerimaan pasien baru dan
menambah kelengkapan alat tulis.
 Memasang algoritma dan menyerahkan
berkas-berkas produk yang sudah dibuat
kepada petugas UGD
12.55-13.00  Pamit kepada petugas UGD

 Hasil yang didapatkan :


 Penyerahan produk elektif kepada petugas UGD Puskesmas Tanon I.

29
FOTO KEGIATAN ELEKTIF

Gambar 1. Tampak Depan Ruang UGD

Gambar 2. Ruangan UGD Puskesmas Tanon I

30
Gambar 3. Wastafel dan petunjuk cuci tanggan WHO

Gambar 4. Lemari Penyimpanan sebelum dirapikan

31
Gambar 5. Lemari Penyimpanan setelah dirapikan

Gambar 6. Oksigen dan Meja Alat

32
Gambar 7. Meja alat sebelum dirapikan

Gambar 8. Meja alat setelah dirapikan

33
Gambar 9. THT Set setelah dirapikan

Gambar 10. Merapikan Lemari Penyimpanan Obat Bersama Petugas UGD

34
Gambar 11. Melakukan registrasi obat

Gambar 12. Kartu registrasi obat

35
Gambar 12. Meletakan tempat sampah setelah pemberian label

Gambar 13. Algoritma Penatalaksanaan shok anafilatik

36
Gambar 14. Lembar Kendali Alat Inventaris

Gambar 15. Pedoman Glow Coma Scale (GCS)

37
Gambar 16. SOP Triase

Gambar 17. Alur Triase

38

Anda mungkin juga menyukai