DISUSUN OLEH :
AAN MULYATI, S.Pd
Puji syukur kehadirat Allah swt. Yang telah memberikan rahmat dan
hidayah kepada kita semua sehingga penyusunan dan pelaksanaan Best Practice ini
dapat terselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Best Practice
merupakan laporan uraian hasil pengalaman nyata seorang guru dalam
memecahkan masalah yang dijumpai sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
memiliki nilai bermanfaatan baik secara langsung untuk guru itu sendiri atau tidak
langsung meliputi (peserta didik, masyarakat, Rekan sejawat lain nya). Best
practice juga berisi cara pembaharuan atau berinovasi untuk meningkatkan sebuah
pembelajaran di lingkungan sekolah bagi guru itu sendiri.
Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih
kepada
1. Kepala UPTD Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Lebakgedong atas
bimbingan dan arahannya
2. Kepala Sekolah SDN I Cipanas yang telah memberi izin, kesempatan dan
kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas-
luasnya
4. Istri dan anak-anak yang selalu memberikan dukungan baik dalam bentuk
doa dan memberikan kekuatan dalam setiap langkah.
5. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice
ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Best Practice ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan di dalamnya. Sehingga, saran, dan kritikan dapat
menjadikan penulis untuk lebih baik, demi kesempurnaan penyusunan Best Practice
selanjutnya. Terima kasih.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Guru adalah sumber daya manusia di sekolah, bahkan merupakan tumpuan
utama peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Dalam rangka menjaga mutu
SDM (guru) maka dalam kegiatan manajamen SDM dapat menerapkan beberapa
cara, antara lain melalui penerapan fungsi manajerial dan fungsi operasional
dalam manajemen sumber daya manusia (MSDM). Fungsi manajemen
seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Sedangkan
fungsi operasional seperti pengadaan, fungsi pengembangan, fungsi kompensasi,
fungsi intergrasi dan fungsi pemeliharaan (Wukir, 2013: 52). Fungsi-fungsi
tersebut diterapkan harus melihat kondisi yang ada di sekolah, karena bagi sekolah
negeri masalah pengadaan bukan menjadi wilayah kerja sekolah. Hal ini
disebabkan sistem sekolah negeri pengadaan pegawai merupakan kewenangan
pemerintah, dan pihak sekolah perlu memperhatikan fungsi yang lain
terutama fungsi pengembangan, fungsi kompensasi, fungsi intergrasi dan
fungsi pemeliharaan. Fungsi-fungsi tersebut lebih fokus penekanan pada
peningkatan SDM guru karena guru adalah agent of change di sekolah.
Seorang guru yang profesional merupakan sumber daya manusia yang unggul,
karena guru yang profesional memiliki ciri-ciri, antara lain: (1) memiliki
keahlian mendidik dalam bidangnya, (2) memiliki rasa tanggung jawab
yang berkomitmen dan peduli terhadap tugasnya, dan (3) memiliki rasa
kesejawatan, menghayati tugasnya sebagai guru serta mampu menjaga kode
etik profesinya (Sahartien, 2010: 2).Dalam rangka mewujudkan guru yang
profesional perlu adanya kegiatan peningkatan mutu guru.
Adapun cara meningkatkan mutu guru dapat melalui beberapa cara seperti
menerapkan fungsi pengembangan, pembinaan, kompensasi dan fungsi
pengawasan (supervisi). Supervisi menurut Suhardan (2010) adalah pengawasan
terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar mengajar, pengawasan
terhadap guru dalam mengajar, pengawasan terhadap murid yang belajar dan
pengawasan terhadap situasi yang menyebabkannya. Pengawasan dalam
pendidikan merupakan pelayanan terhadap kebutuhan pokok guru agar mampu
meningkatkan potensinya sehingga benar-benar menjadi sumber daya manusia
di sekolah yang profesional secara berkesinambungan. Adapun pelaksanaan
kegiatan supervisi di sekolah, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kepala
sekolah, karena salah satu tugas pokok kepala sekolah adalah sebagai
supervisor.
B. Jenis kegiatan
Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran, selanjutnya akan disingkat
dengan Program PKP, merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan
kompetensi siswa melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan,
sampai dengan mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS). Program ini
merupakan bagian dari program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yang
diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
C. Dasar Hukum
Program PKP dikembangkan dengan memperhatikan beberapa peraturan sebagai
berikut.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang
Guru sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008 tentang Guru.
C. Manfaat kegiatan
Manfaat Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
Manfaat pengembangan keprofesian berkelanjutan yang terstruktur, sistematik dan
memenuhi kebutuhan peningkatan keprofesian guru adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Didik. Dengan adanya pelaksanaan PKB, maka peserta didik
memperoleh jaminan pelayanan dan pengalaman belajar yang efektif.
2. Bagi Guru. Kepada guru dengan melaksanakan PKB (pengembangan
keprofesian berkelanjutan) akan dapat memenuhi standar dan
mengembangkan kompetensinya sehingga mampu melaksanakan tugas-
tugas utamanya secara efektif sesuai dengan kebutuhan belajar peserta
didik untuk menghadapi kehidupan di masa datang.
3. Bagi Sekolah/Madrasah. Sekolah/Madrasah akan mampu memberikan
pelayanan pendidikan yang lebih baik dan berkualitas bagi peserta didik.
4. Orang tua/masyarakat memperoleh jaminan bahwa anak mereka
mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas dan pengalaman belajar
yang efektif.
5. Bagi Pemerinta, dengan adanya PKB akan memberikan jaminan kepada
masyarakat tentang layanan pendidikan yang berkualitas dan profesional.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
Dalam mengikuti program ini, guru harus mempelajari beberapa materi yang
telah disiapkan. Berikut kami bagikan beberapa materi yang dipelajari oleh guru-
guru guna mempersiapkan diri dalam mengikuti Program PKP berbasis Zonasi.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi
kelas 2 untuk tema hidup rukun yang merupakan pembelajaran tematik Bahasa
indonesia berikut ini
A. Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi
Masalah lainnya adalah guru tidak mempunyai kompetensi yang memadai untuk
membuat video pembelajaran. Padahal selain sebagai media pembelajaran,. Video
juga merupakan bentuk teks audiovisual yang juga harus disajikan sesuai dengan
rumusan KD.
Secara keseluruhan sudah di jabarkan hal yang berkenaan dengan hasil yang
diperoleh termasuk kendala yang di hadapi
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan
Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
dan meningkatkan kualitas lulusan.
B. Rekomendasi
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan diberikan teks cerita tentang hidup rukun yang mengandung
ungkapan, siswa berdiskusi untuk dapat menunjukkan ungkapan yang
terdapat pada teks cerita tersebut dengan tepat.
Dengan diberikan teks cerita tentang hidup rukun yang mengandung
ungkapan, siswa berdiskusi untuk dapat menjelaskan arti ungkapan yang
terdapat pada teks cerita tersebut dengan tepat.
Dengan diberikan kumpulan kubus lebih dari 100, siswa dapat menyatakan
kumpulan objek dengan bilangan sampai dengan 999 dengan benar.
Dengan diberikan kumpulan kubus lebih dari 100, siswa dapat membaca
lambang bilangan sampai dengan 999 dengan tepat.
Dengan diberikan kumpulan kubus lebih dari 100, siswa dapat menentukan
lambang bilangan sampai dengan 999 dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
1) Membaca teks percakapan tentang hidup rukun
2) Mengamati gambar
3) Membuat kalimat ungkapan
4) Bilangan cacah sampai 999
5) Nilai tempat
F.Media Pembelajaran
Beberapa Gambar yang berhubungan dengan Hidup rukun
G.Sumber belajar
Buku Pedoman Guru Tema : Hidup rukun Kelas II (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).
Buku Siswa Tema : Hidup rukun Kelas II (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2014).
Buku teks yang lain sebagai referensi.
Lingkungan setempat.
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke I
TAHAP ALOKASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN WAKTU
A. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan Pendahuluan 10
(persiapan/orientasi) Kelas dibuka dengan salam,
menanyakan kabar, dan doa bersama.
(Religius)
Guru mengecek kesiapan diri peserta
didik dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan
pakaian, posisi dan tempat duduk
disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran
Contoh Rubrik:
1) Bahasa Indonesia
Rubrik Penilaian Mengucapkan Ungkapan di dalam teks (KD 3.1 dan 4.1)
Skor
Aspek/Kriteria
4 3 2 1
Pengetahuan: Semua Ada beberapa Ada beberapa Belum ada
(KD 3.1) ungkapan di ungkapan ungkapan di ungkapan yang
ketepatan dalam teks di dalam dalam teks disebutkan
yang
menyebutkan disebutkan teks yang dengan benar
masih salah
ungkapan di dengan benar, masih salah meskipun
dalam disebutkan,
tanpa bantuan disebutkan, dengan
teks guru. tanpa bantuan dengan bantuan guru.
guru. bantuan guru.
Soal pengetahuan
1.Disajikan teks bacaan
Soal
Suatu hari ayah membawakan buah tangan untuk Mutiara dan udin
Mutiara mendapatkan buku cerita
Udin mendapatkan mainan
Mutiara dan udin menerima kasih kepada ayah dan ibu
Mutira dan Udin tidak saling berebut oleh-oleh
Ayah dan ibu bahagia melihat buah hati mereka selalu rukun
1 2 3 4 5 6 7
Soal 1
Suatu hari ayah membawakan buah tangan untuk Mutiara dan udin
Mutiara mendapatkan buku cerita
Udin mendapatkan mainan
Mutiara dan udin menerima kasih kepada ayah dan ibu
Mutira dan Udin tidak saling berebut oleh-oleh
Ayah dan ibu bahagia melihat buah hati mereka selalu rukun
1.Apa perbedaan antara ungkapan buah hati ayah dan ibu dan ayah membawakan
buah tangan ?...
Soal 2
2.Di dalam lemari terdapat 3 tumpukan buku. Tumpukan buku pertama terdapat 10
tumpuk yang masing-masing tumpuk berisi 10 buah buku. Tumpukan buku kedua
ada 4 tumpuk yang masing-masing berisi 10 buah buku. Tumpukan buku ketiga
terdapat 5 buah buku.
Tentukan bilangan yang tepat yang mewakili jumlah buku seluruhnya
3.1
Menjelaskan makna bilangan cacah sampai dengan 99 sebagai
Kompetensi Dasar banyak anggota suatu kumpulan objek.
Level Kognitif C4
Soal 2
Di dalam lemari Leni terdapat 3 tumpukan buku yang masing –masing 10 buah
buku,
Dan di dalam lemari Dayu terdapat 2 tumpukan buku masing-masing 5 buah buku
Buku siapa yang lebih banyak?...