SKRIPSI
Disusun oleh :
Endah Febiana Gunawan
119114083
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
SKRIPSI
Oleh :
NIM : 119114083
Pembimbing,
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
NIM : 119114083
Yogyakarta,
Fakultas Psikologi
Dekan,
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setiap individu itu unik, maka Allah berikan proses yang berbeda ketika
menempanya.
~ Efg
Our deepest fear is not that we are inadequate. Our deepest fear is that we are
powerful beyond measure. It’s our light, not our darkness.
~Marianne Williamson
Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu, dan
~ QS : Al-Mujadilah, 11
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
Penulis,
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan harga diri dan penalaran
moral pada remaja akhir. Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu
terdapat hubungan harga diri dan penalaran moral pada remaja akhir. Subjek dalam
penelitian ini adalah 101 remaja akhir dengan rentang usia 18 sampai 21 tahun.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling dan alat pengumpul data berupa skala kuesioner. Alat pengumpul data
penelitian menggunakan dua alat ukur yaitu Coopersmith Self Esteem Inventory dan
Defining Issue Test. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif
dengan teknik analisis data spearman Rho. Hasil penelitian menunjukan nilai R 0,592
dengan signifikansi (p < 0,05) yang berarti bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara harga diri dan penalaran moral pada remaja akhir.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Hubungan Antara Harga Diri dan Penalaran Moral Pada Remaja Akhir
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain
untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Dibuat di Yogyakarta
Yang menyatakan,
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah yang Maha Esa atas rahmat-
menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini, peneliti ingin
1. Dr. Titik Kristiyani M.Psi., Psi, selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta,
3. P. Eddy Suhartanto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi peneliti yang telah
membimbing dan membantu dalam penyelesaian serta memberikan arahan, saran dan
kritik selama proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih banyak Pak atas
4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
memberikan banyak pengetahuan, pelajaran dan ilmu selama masa study penulis.
Ucapan terimakasih juga tidak lupa penulis ucapkan kepada seluruh jajaran Staf
Sekertariat, Staf Laboratorium Fakultas Psikologi, dan tidak lupa Pak Gie.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Kedua orang tua yang penulis kasihi, Ibu (Margi Untung Astuti) dan Bapak
(Gunawan). Terima kasih atas doa, dukungan dan kesabaran dalam menunggu penulis
hingga selesai kuliah dan entah sampai kapan tidak akan pernah bisa penulis
balaskan. Semoga Ibu dan Bapak sehat selalu sampai saya bisa membahagiakan Ibu
dan Bapak suatu hari nanti. Teruntuk kedua adikku Elen Meytika dan Elicia Luhur
Nurlintang yang penulis kasihi, terima kasih atas doa, canda, marah, pertanyaan, dan
6. Para responden penelitian yang berasal dari berbagai sekolah dan latar belakang,
7. Kunprayogie Herlambang, S.Ikom, yang telah lebih dahulu memperoleh gelarnya dan
tak pernah lelah mengingatkan serta menemani drama jatuh bangunnya selama
nggarap skripsi. Septhiani Monawarah, S.Ked, selaku teman serumah saudara yang
telah membantu melalui doa dan menyemangati. Acil kesayangan Banyuriatiga., M.E
yang juga selalu siap mendengarkan keluh kesah penulis. Terimakasih ku ucapkan.
8. Sahabat selama penulis berkuliah yaitu mam Agnes, Manda, Tara, Gunam, Bayu,
Rhisang, dan teman-teman seperjuangan yang memberikan warna dan cerita dalam
dalam meraih cita-cita. Terimakasih untuk selalu menyemangati penulis dalam proses
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Ucapan terimakasih juga penulis haturkan untuk seluruh sanak saudara dan kerabat
penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu. Terimakasih atas doa, nasihat
untuk mas-mas barista yang telah membuatkan kopi yang enak sebagai teman
mengerjakan skripsi penulis. Bapak penjaga parkiran kampus, mas-mas kopma, ibu
penjaga perpustakaan. Orang-orang yang penulis temui setiap hari yang telah
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak.
Peneliti,
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................ 11
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Kerangka Berpikir……………………………………...................................48
F. Hipotesis ......................................................................................................... 48
BAB IV………………………………………………………………………….... 71
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Uji Hipotesis………………………………………………………... 74
D. Pembahasan ……………………………………………………………. 75
E. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………... 79
BAB V…………………………………………………………………………. 81
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 81
B. Saran ………………………………………………………………….. 81
1. Bagi Remaja ……………………………………………………….. 81
2. Bagi Lembaga Pendidikan ……………………………………….... 81
3. Bagi Orangtua dan Masyarakat ………………............................... 82
4. Bagi Peneliti Selanjutnya…………………………………………… 82
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2. Blue print skala Harga diri sebelum uji coba ………………………. 55
Tabel 3. Distribusi item skala Harga diri untuk uji coba …………………….. 56
Tabel 5. Distribusi item skala Penalaran Moral untuk uji coba …………….. 58
Tabel 10. Distribusi item bentuk final skala penalaran moral ……………….. 66
Tabel 14. Uji korelasi Harga Diri dan Penalaran Moral …………………….. 75
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2. Korelasi item total skala harga diri final ………………………… 103
Lampiran 3. Uji reliabilitas alpha cronbach skala harga diri final …………… 104
Lampiran 4. Korelasi item total skala penalaran moral final …………………. 105
Lampiran 5. Uji reliabilitas alpha cronbach skala penalaran moral final …….. 106
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dari usia anak-anak hingga usia lanjut. Diantara periode tersebut, masa remaja
adalah salah satu fase perkembangan yang mendapat perhatian besar. Menurut
dan moral remaja akhir berada dalam periode yang kritis “critical period”. Pada
periode ini rentan muncul masalah. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh
Hurlock, masa remaja dikenal sebagai usia bermasalah (Santrock, 2009). Masalah
pada usia remaja mulai muncul ketika remaja tidak mampu mengatasi situasi yang
Disisi lain, remaja memiliki kebutuhan untuk eksplorasi dan mencoba berbagai
minat, dan idiologi yang dianggap sesuai dengan diri mereka. Oleh karena itu
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengalaman dan hal positif maupun negatif dari keluarga maupun lingkungannya.
Pada masa eksplorasi ini remaja seringkali mencoba berbagai macam hal dan
membawa dampak negatif sehingga melanggar aturan atau norma yang berlaku di
masyarakat.
ini. Kasus kriminal yang dilakukan remaja semakin bertambah dan menjadi hal
yang mencemaskan bagi banyak pihak. Salah satunya yang terjadi di awal tahun
2016 ialah kasus pembunuhan seorang remaja wanita bernama Yuyun (16 tahun)
yang di lakukan oleh 14 orang remaja pria dengan rentang usia yang termuda 14
tahun dan yang paling tua berusia 22 tahun. Tidak hanya membunuh, sebelumnya
para pelaku juga melakukan kekerasan seksual terhadap korban. Pelaku mengaku
Selain itu kasus terbaru di 2018 yang cukup viral di sosial media adalah
remaja putri lainnya yang notabene disebabkan karena masalah hubungan asmara.
Dikutip dari detik news motif pelaku melakukan penganiayaan adalah "Pelaku
bahwa ada yang tidak dipahami remaja ketika mereka hidup berdampingan
agama, adat, hukum dan kesusilaan (kesopanan) berisi nilai-nilai moral yang
penting untuk remaja pahami. Sebagian orang berpendapat bahwa moral dapat
pandangan masyarakat.
perspective taking, kecerdasan, dan kemampuan berpikir abstrak. Selain itu, hal
orang lain. Penelitian lain juga menunjukan bahwa penalaran moral berkorelasi
penilaian moral bagi remaja merupakan tahapan penting. Hal tersebut dibutuhkan
diasumsikan sebagai orang yang sehat secara mental (Desmita, 2006). Remaja
yang memiliki pemahaman moral yang baik akan lebih mudah mengembangkan
terlepas dari globalisasi yang terus berkembang. Dampak buruk dari globalisasi
adalah menggeser nilai-nilai yang ada ditengah masyarakat. Misalnya saja dalam
dianggap “keren” saat ini tanpa pertimbangan panjang. Oleh karena itu salah satu
lingkungan.
penerimaan peran yang sedang ia jalani untuk mengetahui siapa dirinya. Hal ini
akan membentuk penilaian remaja terhadap dirinya sebagai orang yang berarti,
berharga, dan menerima keadaan diri sesuai kenyataannya sehingga remaja akan
Harga diri sendiri merupakan evaluasi yang dibuat individu dan kebiasaan
memandang dirinya terutama mengenai sikap menerima atau menolak, diri. Selain
Remaja yang mendapatkan sedikit dukungan secara emosi dari keluarga dan
teman ialah mereka yang memiliki harga diri yang rendah. Mereka relatif akan
mengalami depresi, mudah putus asa dan kemudian teman sebaya seringkali
mengajak untuk berperilaku yang salah (Hurlock, 2002). Remaja yang mengalami
depresi dan putus asa akan rentan diajak melakukan perilaku yang menyimpang.
maupun antara remaja dengan kelompoknya yang berkaitan dengan nilai dan
percaya diri yang stabil. Dengan kata lain, tercapai atau tidaknya penyesuaian
dialami serta berhasil atau tidaknya remaja menyelesaikan konflik tersebut secara
efektif.
dan tidak sesuai dengan nilai-nilai moral tidak jarang membuat remaja berperilaku
usia 0-18 tahun atau belum menikah. Usia remaja sendiri masih masuk dalam
diresahkan oleh perilaku “klitih” yang mana perilaku tersebut merupakan tindak
adalah sekelompok anak yang memasuki usia remaja. Beberapa pelaku telah
diamankan oleh pihak yang berwenang dan ketika diintrogasi maka diketahui
bahwa motif mereka cenderung tidak memiliki alasan khusus selain untuk ikut-
ikutan temannya.
skripsi ini. Survey sederhana yang dilakukan adalah dengan mewawancarai secara
tersebut yaitu, mereka menyadari bahwa hal yang telah mereka lakukan
merupakan perbuatan yang tidak baik dan tidak dibenarkan. Namun, mereka tetap
melakukannya tanpa berpikir panjang mengenai dampak yang akan mereka alami.
Hal ini cukup menarik perhatian peneliti, dikarenakan peneliti melihat adanya
keyakinan para remaja dan keberanian terkait harga dirinya, mereka serta
kesadaran secara moral dalam hal ini. Selanjutnya peneliti juga menemukan
penelitian terdahulu yang terkait dengan variabel harga diri penalaran moral ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang kurang sejalan teori yang dikemukakan oleh Hurlock dengan hasil penelitian
penelitian yang dilakukan oleh Evy Nurahma (2013) mengenai gambaran harga
diri pada narapidana yang memiliki masa tahanan kurang dari tiga tahun
dihasilkan bahwa mereka memiliki harga diri yang cenderung tinggi. Begitu pula
pada penelitian yang dilakukan oleh Dhini Andriani (2011) mengenai gambaran
harga diri pada anak didik pemasyarakatan yang berada di Rumah Tahanan Kelas
1 Bandung juga menghasilkan 100% dari mereka memiliki harga diri yang tinggi.
dari pernyataan pelaku tindak kejahatan yang hampir semua pelaku mengetahui
bahwa apa yang mereka lakukan merupakan perbuatan yang salah atau tidak baik.
penaralan moral dan harga diri pada remaja beresiko juga menemukan hasil
bagaimana gambaran harga diri dan penalaran moral yang terdapat pada diri
remaja. Pada penelitian sebelumnya, belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai
gambaran harga diri dan penalaran moral pada tiap bentuk perilaku yang
dilakukan remaja.
akhir masa remaja ini individu memiliki kepribadian tersendiri yang akan menjadi
dan moral yang telah dimiliki remaja dalam masa remaja awal dan yang
selanjutnya. Disisi lain bagi remaja yang telah melakukan pelangaran hukum hal
ini menjadi penting karena akan ada dampak yang timbul ketika remaja telah
menjalani masa tahanan. Salah satunya adalah munculnya sindrom pasca trauma
(Evans, 2007).
membentuk identitas diri mereka. Selain itu, usia remaja tentunya masih sangat
lebih positif. Oleh karena itu, penelitian mengenai harga diri dan penalaran moral
ini menjadi penting untuk dilakukan agar dapat membantu remaja, dan keluarga
yang memiliki anak dengan usia remaja dan orang-orang di lingkungan remaja
B. Rumusan Masalah
Masalah utama yang diteliti dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
“hubungan antara harga diri dan penalaran moral pada remaja akhir ?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Tujuan Penelitian
mengetahui hubungan antara harga diri dan penalaran moral pada remaja akhir.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
ranah Psikologi.
2. Manfaat praktis
informasi terkait dengan harga diri dan penalaran moral mereka sehingga
depannya.
negatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
c. Bagi orang tua dan masyarakat di sekitar remaja, hasil penelitian ini
11
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Bab ini menjelaskan teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teori
harga diri, penaralan moral, remaja dan dinamika hubungan variabel tersebut.
A. Harga diri
merupakan suatu evaluasi atau hasil penilaian yang dilakukan oleh diri sendiri
dan keberartian dirinya. Harga diri berisi evaluasi dan penghargaan terhadap diri
sendiri yang menghasilkan penilaian tinggi atau rendah. Definisi harga diri
menurut Coopersmith :
“ Self esteem we refer to the evaluation which the individual makes and
or disapproval, and indicates the extent to which the individual belives himself to
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Harga diri merupakan evaluasi yang dibuat dan senantiasa dipelihara oleh
ini ditunjukan melalui sikap penerimaan dan penolakan, dan menunjukan sejauh
mana individu meyakini dirinya sebagai individu yang mampu, berarti, sukses,
dan berharga. Secara singkat harga diri adalah penilaian pribadi mengenai
yang dimiliki individu bahwa dirinya mampu, berarti, berhasil, dan berharga.
Harga diri adalah penilaian yang diterapkan individu pada dirinya sendiri
dalam bentuk perasaan positif dan negatif serta menunjukan tingkat kepercayaan
individu terhadap diri sendiri bahwa ia merasa mampu dan ditunjukan melalui
Definisi lain dari harga diri adalah penilaian tinggi atau rendah terhadap
diri sendiri yang menunjukan sejauh mana manusia meyakini dirinya sebagai
manusia yang mampu, penting dan berharga yang berpengaruh dalam perilaku
seseorang (Frey dan Carlock 1987; Siahaan 2008). Harga diri yang tumbuh dan
maupun negatif, merupakan cerminan harga diri yang dimilikinya, (Frey dan
13
Susan Harter (Santrock, 2009) menyatakan bahwa harga diri (self esteem)
juga dapat diartikan sebagai penilain diri (self-worth) dan gambaran diri (self-
yang memiliki harga diri yang tinggi akan menerima dan menghargai dirinya
sendiri apa adanya, percaya diri, puas dengan karakter dan kemampuan diri
sendiri. Begitu pula sebaliknya, manusia dengan harga diri rendah akan merasa
tidak puas dengan kondisi dirinya, tidak menghargai kelebihan diri dan melihat
bahwa harga diri adalah penilaian diri yang berupa penerimaan atau penolakan
Penilaian ini dapat berupa perasaan positif atau negatif dan tinggi atau rendah.
Evaluasi penilaian tinggi atau rendah yang dibuat tersebut diperoleh dari
a. Menganggap diri sendiri sebagai orang yang berharga dan sama baiknya
dengan orang lain yang sebaya dengan dirinya dan menghargai orang
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c. Menyukai tugas baru dan menantang serta tidak cepat bingung apabila
sesuatu berjalan di luar rencana.
c. Tidak menyukai segala hal atau tugas baru, sehingga akan sulit baginya
untuk menyesuaikan diri dengan segala sesuatu yang belum jelas
baginya.
d. Tidak yakin akan pendapat dan kemampuan diri sendiri sehingga kurang
berhasil dalam prestasi akademis dan kurang dapat mengekspresikan
dirinya dengan baik.
15
f. Kurang memiliki nilai dan sikap yang demokratis serta orientasi yang
kurang realistis.
Harga diri mencerminkan persepsi yang tidak selalu sesuai dengan realita
persepsi mengenai apakah ia memiliki inteligensi yang baik, menarik, atau tidak.
Orang dengan harga diri tinggi dapat merujuk pada persepsi mengenai
orang lain, sombong, berlebihan, dan tidak bertoleransi terhadap alasan. Demikian
juga, orang dengan harga diri yang rendah mengindikasikan persepsi mengenai
a. Power (Kekuatan)
orang lain dan dirinya sendiri. Pada situasi tertentu kebutuhan ini ditunjukan
dengan penghargaan dan penghormatan dari orang lain. Aspek ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
berupa pengaruh dan wibawa pada seorang indiviu. Ciri-ciri individu yang
mempunyai aspek ini biasanya menunjukan sikap asertif. Selain itu, kekuatan
(power) ini ditandai oleh adanya pengakuan dan rasa hormat yang diterima
b. Significance (Keberartian)
jika ada penghargaan, penerimaan, perhatian, dan kasih sayang dari orang-
kata lain adalah penerimaan yang diperoleh berdasarkan penilaian orang lain.
Keberartian ini ditandai oleh adanya kepedulian dan afeksi yang diterima
oleh individu dari orang lain. Dengan adanya lingkungan yang mendukung,
c. Virtue (Kebajikan)
yang ada di dalam masyarakat. Seseorang yang taat pada aturan dan
ketentuan yang ada dalam masyarakat akan mempunyi perasaan berharga dan
bangga pada diri sendiri. Hal ini disebabkan dengan menunjukan perilaku
yang diharapkan dan diinginkan oleh masyarakat, maka orang lain akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
yang berkelakuan baik dan bisa dijadikan teladan. Hal ini ditandai oleh
ketaatan untuk menjauhi tingkah laku yang tidak diperbolehkan, dan individu
mendorong harga diri yang positif, demikian juga sebaliknya. Aspek ini
interaksinya.
d. Competence (Kemampuan)
dengan adanya kemampuan yang cukup individu akan merasa yakin untuk
mencapai apa yang dicita-citakan dan mampu mengatasi setiap masalah yang
meraih hasil sesuai dengan tujuan yang dimiliki. Competence ini ditandai
18
harga diri. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri individu berasal dari
tersebut meliputi :
a. Faktor Internal
1) Jenis Kelamin
bersaing dan berkeinginan untuk menjadi lebih baik dari remaja putri
putri mudah terkena ganguan citra diri dibandingkan dengan remaja putra.
Harga diri remaja putri rendah, tingkat kesadaran mereka tinggi dan citra diri
2) Intelegensi
memiliki harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang lebih
tinggi dibandingan remaja dengan harga diri yang rendah. Hal ini dikarenakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
remaja dengan harga diri tinggi cenderung memiliki inteligensi yang baik,
3) Kondisi Fisik
hormon yang mengaktifkan ciri seks primer dan sekunder. Hormon tersebut
juga berpengaruh terhadap naik dan turunnya berat badan. Remaja dengan
kondisi fisik yang baik dan menarik, cenderung memiliki harga diri yang
tinggi dan lebih baik dibandingkan dengan remaja yang memiliki kondisi fisik
b. Faktor Eksternal
1) Keluarga
asuh dalam keluarga yang memberikan kesempatan anak untuk aktif, berlaku
adil, dan mendidik dengan demokratis akan membuat anak membentuk harga
diri yang tinggi. Sebaliknya pola asuh yang seringkali memberikan hukuman
dan larangan tanpa alasan dapat menyebabkan anak merasa tidak berharga dan
2) Lingkungan Sosial
dirinya berharga atau tidak. Lingkungan memiliki andil besar alam hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
kepada individu.
mereka dari orang tua dan guru. Anak-anak belum dapat mengevaluasi diri
mereka, mengenai apakah mereka orang yang baik atau jahat (Davis-Kean;
remaja pula, pemahaman mereka terhadap diri sendiri lebih tertata dan
pandangan Harter (Santrock, 2007), remaja yang merupakan masa transisi menuju
Harga diri remaja dapat menjadi tidak stabil karena remaja sangat
memperhatikan dan mempedulikan kesan yang mereka buat terhadap orang lain.
persetujuan dari orang lain atau tidak. Hal ini juga dikarenakan remaja telah
21
lingkungan sekitarnya. Namun tidak semua perilaku remaja ini akan diterima. Hal
stabil dan tidak teratur normal terjadi pada masa remaja oleh karena transisi peran
masa remaja awal, khususnya pada remaja perempuan namun para kritikus
menyatakan perlu dilakukan penelitian lebih banyak lagi mengenai hal ini (Harter;
harga diri menurun di antara remaja perempuan dari usia 12-17 tahun. Sebaliknya
harga diri meningkat di antara remaja laki-laki dari usia 12 hingga 14 tahun,
hasil studi ini, fluktuasi harga diri selama masa remaja berkaitan dengan
Santrock 2007).
pengaruh terhadap perkembangan harga diri remaja. Sebuah studi yang dilakukan
baru-baru ini menemukan bahwa ketika kohesivitas remaja meningkat, harga diri
remaja juga meningkat seiring dengan bertambahnya usia (Badwin & Hoffman;
Santrock, 2002).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
mereka peroleh ketika berusia anak-anak. Sebuah studi yang dilakukan oleh
Raymond Montemayor (1986), menemukan bahwa orang tua dan remaja yang
memiliki komunikasi yang baik dan memiliki pola pengasuhan yang dapat
hubungan yang lebih baik daripada yang tidak. Hal ini dikarenakan orang tua juga
memiliki harga diri yang rendah dan beresiko mengalami beberapa masalah. Hal
ini sesuai dengan yang diungkapkan Usher (2000), harga diri rendah pada remaja
diri anak yang memasuki usia remaja menjadi tidak stabil. Hal ini sesuai dengan
harga diri selama masa remaja berkaitan dengan peristiwa-peristiwa hidup dan
konteks sosial seperti keluarga, kawan-kawan dan sekolah. Oleh karena itu,
serta kepribadiannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
suatu alat ukur yang berupa kuesioner SEI (Self Esteem Inventory) yang disusun
yang telah diadaptasi untuk mengukur harga diri pada siswa SMA. Diperoleh
(1) sebagian besar siswa diasuh dengan tingkat gaya pengasuhan otoritatif
yang tinggi (61,77%), (2) sebagian besar siswa memiliki tingkat self esteem
yang tinggi (56,47%), (3) ada hubungan positif dan signifikan antara gaya
Mahasiswa yang dikenakan pada 191 subjek. Terdapat hubungan antara self
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
(CSEI) dinilai masih sangat objektif digunakan untuk mengukur harga diri
individu hingga saat ini. CSEI terdiri dari 58 item pernyataan dimana responden
atau tidak.
B. Penalaran Moral
1. Pengertian Moral
Secara epistimologis istilah moral berasal dari kata latin mos (mores) yang
berarti tata cara, adat istiadat atau kebiasaan. Kata moral mempunyai arti yang
sama dengan kata Yunani ethos, yang berarti etika. Moral dalam bahasa arab
dikenal juga sebagai budi pekerti, sedangkan dalam kamus besar bahasa
Indonesia moral dikenal sebagai ajaran tentang baik buruk yang diterima oleh
Moral pada umumnya didefinisikan oleh para ahli psikologi sebagai sikap
25
memutuskan benar atau salah (Hook, 1999; Tatik 2012). Kartono (1986),
patokan mengenai tingkah laku benar atau salah sesuai dengan keyakinan etis,
pribadi atau kaidah-kaidah kelompok dan kaidah sosial. Konsep moral itu
hal yang benar dan salah untuk dilakukan. Kohlberg lebih berfokus pada alasan
dipakai dalam menilai dan melakukan tindakan dalam situasi moral. Hal ini
tingkah laku yang sesuai dengan kelompok sosial. Hal ini sejalan dengan yang
26
psikoanalisis tidak membedakan antara moral, norma, dan nilai. Menurut Freud,
semua hal tersebut menyatu dalam konsepnya yaitu super ego. Seperti yang kita
ketahui, Super ego berfungsi untuk mengendalikan tingkah laku ego sehingga
bahwa tindakan moral adalah tingkah laku menghindari rasa malu (shame) dan
moral anak kecil ke orang dewasa adalah perubahan dari tahap menghindari rasa
penilaian sosial, dan juga penilaian terhadap kewajiban yang mengikat individu
untuk melakukan suatu tindakan. Selain itu, penalaran moral adalah suatu
prinsip yang dipakai dalam menilai dan melakukan suatu tindakan dalam situasi
moral.
lebih menekankan pada alasan yang menjadi dasar seseorang bisa melakukan
2002). Penalaran moral selanjutnya menjadi sebuah indikator dari tingkatan atau
27
moral yang memperhatikan kepentingan orang lain secara luas. Selain itu,
individu akan terhindar dari suatu keputusan moral yang berwawasan sempit
yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain (Veronikha dkk. 2013).
perilaku yang baik atau buruk. Tingkah laku yang bemoral merupakan tingkah
laku yang sesuai dengan norma-norma yang hidup dalam masyarakat. Seseorang
hidup dalam masyarakat. Oleh karena itu, dengan kata lain moral merupakan
bermasyarakat untuk berperilaku yang baik dan benar sesuai dengan norma
bahwa penalaran moral adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu
yang benar dan salah atau mana yang baik dan buruk. Dengan kata lain
28
dia tidak terlibat dalam intraksi sosial dan dimensi interpersonal yang mengatur
antara lain berupa hukuman dan pujian yang sering dialami oleh anak (Gunarsa,
1987).
moral jika perilakunya sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam masyarakat.
29
oang yang bertindak sesuai dengan moral adalah orang yang mendasarkan
Santrock, 2007).
tingkatan terendah dalam teori perkembangan moral. Pada tingkat ini, anak
mengenai baik dan buruk serta benar dan salah. Pada tahapan ini, baik dan
(hukuman) eksternal.
tahap pertama dalam teori Kohlberg. Pada tahap ini, penalaran moral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
bertindak serupa. Karena itu, menurut mereka yang benar adalah sesuatu
terhadap orang lain, orang lain juga akan baik terhadap mereka.
tahap ini individu memberlakukan standar tertentu (internal), namun standar ini
ditetapkan oleh orang lain (eksternal), misalnya oleh orang tua atau pemerintah.
Pada tingkat ini anak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok, atau
dari penilaian moral. Anak dan remaja sering kali mengadopsi standar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
moral orang tua pada tahap ini, agar dianggap sebagai anak yang baik
dapat bekerja secara efektif, maka komunitas perlu diindungi oleh hukum
pada teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, moralitas sepenuhnya
bernalar bahwa nilai, hak, dan prinsip perlu melandasi atau melampaui
sosial dapat diuji dan dinilai berdasarkan sejauh mana hal ini menjamin,
Tahap 6. Prinsip etika universal (Orientasi kata hati) merupakan tahap keenam
32
hukum dan hati nurani, seseorang bernalar bahwa yang harus diikuti
Tabel 1
Tingkat Tahap
a. Prakonvensional 1) Moralitas Heteronom (Orientasi
Pada level ini anak mengenal moralitas kepatuhan dan Hukuman)
berdasarkan dampak yang ditimbulkan Pemahaman anak tentang baik dan buruk
oleh suatu perbuatan, yaitu ditentukan oleh otoritas. Kepatuhan
menyenangkan (hadiah) atau terhadap aturan adalah untuk
menyakitkan (hukuman). Anak tidak menghindari hukuman moralitas.
melanggar aturan karena takut akan 2) Individualisme, tujuan instrumental
ancaman hukuman dari otoritas. dan pertukaran (Orientasi hedonistik-
Instrumental)
Suatu perbuatan dinilai baik apabila
berfungsi sebagai instrument untuk
memenuhi kepuasan diri.
33
merupakan sebuah rangkaian dan berkaitan dengan usia. Sebelum usia 9 tahun,
dilema moral. Di masa awal remaja, mereka bernalar secara lebih konvensional
dan sebagian besar remaja bernalar pada tahap 3, dan beberapa diindikasikan
teori ini adalah memahami proses penalaran kognitif seorang individu dalam
mengatasi dilema etika, bukan untuk menilai benar atau salah. Kohlberg
dan dan diyakini cara terbaik melakukannya adalah dengan menguji bagaimana
perkembangan penalaran moral merupakan sebuah proses alih peran, yaitu proses
berlangsung menurut enam tahap atau fase. Akan tetapi tidak setiap anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pasti dapat dikaitkan dengan umur-umur tertentu, bisa jadi seorang anak akan
mengalami fiksasi dalam suatu tahap dan tidak akan berkembang lagi (Bertens,
1993; Ananta, 2015). Lebih lanjut Kohlberg menyatakan bahwa anak yang
komponen pokok utama dalam penalaran moral. Adapun empat komponen utama
35
James Rest (dalam Kurtines dan Gerwitz, 1992) juga membagi komponen
Penguatan ini berkaitan dengan bentuk-bentuk sikap yang harus dirasakan oleh
individu, yaitu kesadaran akan jati diri (conscience), percaya diri (self esteem),
kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty), cinta kebenaran (loving the good),
tindakan moral yang merupakan hasil (outcome) dari dua komponen lainnya.
Untuk memahami apa yang mendorong seseorang dalam perbuatan yang baik (act
morally) maka harus dilihat tiga aspek lain yaitu kompetensi (competence),
36
alat ukur yang berupa kuesioner DIT (Defining Issue Test) yang disusun oleh
pengaruh harga diri dan penalaran moral terhadap perilaku seksual remaja
c. Solvia Karina Tarigan dan Ade Rahmawati Siregar (2013) dari Universitas
1979) konsistensi internal Alpha Cronbach pada DIT adalah diatas 0,70. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan Deffining Issue Test (DIT) untuk mengukur
penalaran moral pada remaja akhir di kota Yogyakarta karena merupakan tes
moral dari Kohlberg. Saat ini terdapat dua versi DIT yaitu DIT-1 dan DIT-2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Dalam penelitian ini penulis menggunakan DIT-1 bentuk pendek (short form)
yang terdiri dari 3 buah cerita atau dilema sosial yang menyangkut moral, dan
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to
grow atau to grow maturity (Golinko; Rice, 1990). Banyak tokoh yang
dewasa. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa anak-anak berakhir,
yang ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat. Pertumbuhan yang terjadi pada
tubuh remaja baik diluar dan didalam ini membawa akibat yang tidak sedikit
Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya
dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun
awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
usia remaja antara 11 hingga 22 tahun. Masa remaja awal dan akhir dibedakan
oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi
perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa. Pada usia tersebut, tugas-tugas
a. Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya
dewasa lainnya
keluarga
39
Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam
b. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang
hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit kewajiban dibebankan oleh
orangtua.
Anna Freud (Hurlock, 1989) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi
perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan (Papalia &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Olds, 2001). Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan
tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara
Masa remaja dikenal sebagai periode yang memiliki masalah dan keunikan
tersendiri. Hal ini dikarenakan pada masa remaja, manusia mengalami transisi dan
a. Perubahan Fisik
Perubahan yang paling terlihat pada remaja adalah perubahan fisik dan
hormonalnya. Ciri-ciri seks primer dan sekunder sudah mulai tampak. Transisi
kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai
(Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses
pubertas sebagai berikut; meningkatnya ukuran penis dan testis, keluarnya rambut
diiringi dengan bertambah tingginya badan serta pinggul yang melebar melebihi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dalam siklus pubertas. Pada pubertas perempuan tidak terjadi perubahan suara
seperti yang terjadi pada laki-laki. Kemudian akhir masa pubertas, payudara
Sebuah aspek psikologis yang berkaitan dengan perubahan fisik adalah citra
mengenai tubuhnya. Preokupasi terhadap citra tubuh itu sangat kuat di antara para
remaja, tetapi secara khusus sangat terlihat pada masa remaja awal, ketika
kebanyakan remaja tidak puas dengan tubuhnya dibandingkan masa remaja akhir
(Santrock, 2009).
Pada masa remaja, aspek kognitif anak mengalami peningkatan yang sangat
memproses informasi dari usia anak-anak ke usia remaja (Kail & Miller, 2006).
Secara umum, kognisi remaja menjadi lebih terkontrol, koordinasinya lebih baik,
dan lebih banyak mengenai refleksi diri. Menurut Piaget (Santrock, 2011), ketika
anak berusia 11 tahun, tahap perkembangan kognitif yang keempat dan final atau
tahap operasional formal pun dimulai. Remaja juga mulai berpikir dengan cara
lebih scientist dan ekperimen. Pemikiran operasional formal ini lenih bersifat
42
peristiwa yang masih berupa kemungkinan dan memcoba berpikir logis tentang
Selain berpikir abstrak dan idealis, remaja juga berpikir logis. Remaja
remaja ini muncul ketika remaja telah mampu mengenali pikiran orang lain, tetapi
gagal untuk membedakan objek yang menjadi pemikiran orang lain dan fokusnya
terhadap diri sendiri. Sebagai akibatnya remaja berasumsi bahwa orang lain juga
terobsesi dengan diri mereka sendiri. Keyakinan bahwa remaja dan orang lain
terobsesi dengan penampilan dan perilaku mereka ini disebut dengan imaginary
audience.
diri yang terbentuk melalui relasi sosial yang diwarnai oleh fluktuasi emosi.
43
dalam bebagai aspek dan hal tersebut merupakan hal yang wajar. Oleh karena itu,
intimasi meningkat di masa remaja awal dan memotivasi remaja untuk mencari
sahabat. Sahabat juga dianggap dapat menjadi tempat menunjukan rasa percaya
intimasi, perubahan dalam aspek sosioemosi yang terjadi pada masa remaja terkait
yang berarti bahwa remaja dapat berpikir mengenai sifat-sifat masyarakat dan
muncul pada tahapan perkembangan ini karena remaja lebih mengerti mengenai
konsep-konsep seperti hukum, cinta, dan kebebasan, dan remaja mulai berpikir
mengenai kemungkinan yang dapat terjadi daripada realita. Dalam beberapa hal
remaja mungkin akan jadi “dreamer” daripada menjadi dewasa hal ini
bagaimana untuk tinggal dan bekerja di dunia ini (Inhelder & Piaget, 1958).
kelekatan dengan lawan jenisnya dan remaja mulai memikirkan tujuan akhir
mereka di masa depan. Remaja mulai fokus membuat kehidupan pribadi mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
agar lebih baik dan juga mulai memilih pendidikan dan bagaimana karir mereka di
Remaja atau orang dewasa tidak harus mencapai tingkat metakognisi yang
paling tinggi. Sebagai contoh remaja dan orang dewasa berhubungan dalam
dengan masalah yang ada. Orang-orang dari berbagai umur, termasuk remaja,
seperti ekonomi, tekhnologi dan lingkungan. Hal ini terntu membawa pengaruh
Salah satu hal penting dalam membangun identitas adalah membangun harga diri.
kualitas harga diri. Perubahan tersebut dimulai umumnya pada usia 12-13 tahun
challenges yang akan berpengaruh pada rendahnya harga diri remaja. Tantangan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
lingkungannya atau tidak. Harga diri remaja menjadi tidak stabil karena mereka
sangat memperhatikan dan mempedulikan kesan yang mereka buat terhadap orang
lain (Erikson, dalam Acocella 1995). Pertentangan nilai dan norma yang sering
terjadi antara nilai dan moral kelompok dan pihak lain (nilai dan norma dalam
keluarga), seringkali timbul pada masa remaja. Dalam hal inilah penyesuaian diri
“peraturan” di rumah, sementara itu ia juga merasa takut akan dikucilkan oleh
dari konflik adalah mengorbankan sikap ‘menurut’ mereka pada orang tuanya. Di
sisi lain hal-hal yang biasanya menjadi sumber konflik antara remaja (yang
membawa nilai kelompok) dengan orang tua (yang memiliki nilai tersendiri),
menyangkut persoalan keuangan, cara pakaian, penggunaan waktu, dan juga soal
teman bergaul.
fisik dan badannya masih ada jarak yang cukup lebar, maka kegagalan seringkali
ditemui remaja dalam memenuhi tuntutan sosial ini yang menyebabkan mereka
frustasi dan mengalami konflik-konflik batin pada remaja terutama apabila tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
ada pengertian dari orang dewasa. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa
para remaja lebih dekat dengan teman sebayanya dari pada orang dewasa.
sekitarnya. Oleh karena itu, masa transisi ini merupakan masa dimana remaja
kenyataan di atas, dapat dimengerti jika hal-hal yang bersangkutan dengan tingkah
laku, minat, bahkan sikap dan pikiran remaja banyak dipengaruhi oleh teman-
teman dalam kelompok mereka disamping pengaruh kuat dari orang tua mereka.
sendiri dan menolak bantuan dari orang tua ataupun guru. Namun, karena
masalahnya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka (Hurlock, 1980). Selain itu
tak jarang mereka melanggar aturan atau nilai moral yang berlaku di masyarakat.
Masa transisi remaja yang tidak disertai dengan pengawasan dan penanaman nilai
moral yang baik akan membawa remaja pada masalah-masalah yang dapat
meresahkan remaja dan lingkungan sosialnya. Remaja yang memiliki harga diri
rendah juga akan lebih beresiko mengalami beberapa masalah (Usher, 2000).
ada hal-hal yang tidak dipahami remaja ketika mereka hidup berdampingan
47
agama, adat, hukum dan keseusilaan berisi nilai-nilai moral yang penting untuk
remaja dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu, identitas negatif dimana adanya
kegagalan dalam mengatasi identitas peran, memiliki orang tua yang jarang
memantau anak atau memberi sedikit dukungan, dan pasif dalam mendisiplinkan,
serta bergaul dengan teman sebaya yang memberikan dampak buruk (Santrock,
2007).
Pada masa remaja, moral merupakan suatu pedoman atau petunjuk bagi
remaja dalam rangka mencari jalannya sendiri menuju kepribadian yang matang
dan menghindarkan diri dari konflik-konflik peran yang selalu terjadi pada masa
kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan salah dan bertindak atas
melakukan yang benar dan sebaliknya akan merasa bersalah atau malu ketika
melanggar standar tersebut (Hasan, 2006). Oleh karena itu, peneliti berasumsi
bahwa terdapat hubungan antara harga diri dan penalaran moral pada remaja yang
harinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
E. Kerangka Berfikir
Remaja Akhir
(18-21Tahun)
P
e
m
e
n
u
h
a
n
Lingkungan
Tugas
Perkembangan
Remaja Akhir Penalaran
Harga
Moral
Diri
Havighurst
(Hurlock,
1990)
F. Hipotesis
mengajukan sebuah hipotesis yaitu; terdapat “hubungan antara harga diri dan
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.
untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel,
prosedur statistik (Creswell, 2009). Melalui penelitian ini peneliti ingin menguji
signifikansi hubungan antara harga diri dan penalaran moral pada remaja akhir.
Variabel merupakan atribut atau sifat yang sedang diselidiki yang nilainya
dapat bervariasi atau berbeda satu sama lain dari satu subjek ke subjek lain atau
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
berikut :
1. Variabel Bebas
2. Variabe Terikat
C. Definisi Operasional
1. Harga Diri
Definisi operasional harga diri adalah hasil penilaian diri atau evaluasi
yang dibuat individu terhadap dirinya sendiri yang relatif tetap. Harga diri dapat
meyakini kemampuan dirinya sendiri. Penilaian ini dapat berupa perasaan positif
atau negatif dan tinggi atau rendah. Evaluasi penilaian tinggi atau rendah yang
Tingkat harga diri diukur menggunakan skala SEI (Self Esteem Inventory)
51
b. Significance, adanya kepedulian, afeksi serta rasa suka baik dari diri
melakukan hal-hal yang dianggap baik dan menjauhi sesuatu yang tidak
diperbolehkan.
dihadapinya.
memakai cara berpikir tertentu yang dapat menerangkan apa yang telah
moral dapat dilihat dari jawaban yang dominan pada skor total.
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
52
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Dengan kata lain, sampel merupakan subjek
penelitian yang dapat mewakili dari seluruh populasi penelitian yang dinilai
representatif.
memberikan peluang kesempatan yang sama bagi setiap unsur anggota atau
53
E. Prosedur Penelitian
dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan pengambilan data, tahap pembahasan dan
1. Tahap Persiapan
penelitian.
penelitian.
out).
item-item yang baik dan buruk, serta layak untuk digunakan sebagai alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(Supratiknya, 2014).
4. Tahap Pembahasan
digunakan.
menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner atau skala. Skala merupakan
suatu alat ukur berupa pertanyaan atau pernyataan yang memiliki stimulus untuk
diinterpretasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kuesioner atau angket. Kuesioner atau angket adalah teknik yang dilakukan
Adapun blue print alat ukur yang dibuat dalam penelitian ini
Blue print (kisi-kisi) alat ukur ini mengukur derajad harga diri
56
Tabel 2
Blue print skala Harga diri sebelum uji coba
57
Tabel 3
Distribusi item skala Harga diri untuk uji coba :
Favourable Unfavourable
Power 1. Pengakuan dan rasa 1 2,3 3
(Kekuatan) hormat yang diterima
individu dari orang lain.
58
Tabel 4
Penilaian Skor
aspek harga diri. Hasil skor selanjutnya digolongkan pada dua kategori
penalaran moral siswa adalah Defining Issue Test (DIT). DIT telah
penting dan tidak penting. Dari ke-12 pertanyaan ini responden diminta
untuk memilih salah satu dari lima pertimbangan yang disediakan. Adapun
table sebaran item dari skala DIT (Defining issue Test) sebelum uji coba
59
Tabel 5
Distribusi item skala Penalaran Moral untuk uji coba
diminta untuk memilih salah satu dari lima pertimbangan yang disediakan.
yaitu :
A. Sangat Penting
B. Penting
C.Agak Penting
D. Kurang Penting
E. Tidak Penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 6
Pemberian skor skala DIT (Defining issue Test)
1. Validitas
Validitas adalah sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa
yang ingin diukur. Suatu skala pengukuran dikatakan valid apabila skala
yang dianut dan bukan konsep lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan dua jenis validitas, yaitu validitas isi dan validitas konstruk.
seberapa memadai isi tes mewakili ranah isi serta seberapa relevan ranah
isi tersebut sesuai dengan interpretasi skor tes yang dimaksud. Isi tes
mengacu pada tema-tema, pilihan kata, serta format atau bentuk item,
tugas, atau pertanyaan yang digunakan dalam tes. Validitas isi lazim
61
skripsi. Dalam proses penterjemahan dan adaptasi skala harga diri peneliti
menterjemahkan ulang dan menganalisis kata demi kata yang tepat untuk
orang berbeda yang peniliti anggap cukup berkompeten. Selain itu, peneliti
juga telah meminta pendapat dari dua orang akademisi lain yang sedang
demikian sebelum dilakukan uji coba aitem, validitas isi kedua skala item
dalam penelitian ini telah dilakukan koreksi oleh orang yang dianggap
ahli.
sedemikian rupa sesuai dengan konstruk yang diukur. Pengujian ini terkait
homogenitas tes yang tinggi dipandang sebagai bukti yang kuat bahwa tes
62
2. Analisis Item
94 item yang terdapat pada skala harga diri dan penalaran moral yang
digunakan saat try out. Penghitungan item total dapat menunjukan item-
item yang paling baik dalam mengukur konstruk atau isi yang akan diukur.
rendah dari skor total maka harus digugurkan. Sebagai patokan suatu item
Besarnya koefisien korelsi aitem total antara 0 sampai 1,00 dengan tanda
positif atau negatif. Semakin baik daya beda aitem maka koefisien
Try out atau uji coba telah dilaksanakan pada bulan Desember
2017 hingga Januari 2018. Berikut adalah hasil dari seleksi item pada
58 item skala harga diri dan 36 skala penalaran moral yang digunakan saat
try out. Semakin tinggi korelasi skor item dan skor total skala, maka
semakin baik juga item tersebut. Sebagai patokan, semua item yang
63
korelasi aitem-total (rix) yang ditemukan dalam hasil try out adalah -0,180 –
0, 797.
aitem dari 58 aitem yang diujikan dengan kualitas baik. Adapun 21 item
yang gugur yaitu item nomor 2, 8, 15, 17, 18, 20, 23, 25, 26, 28, 31, 32,
36, 39, 43, 45, 49, 50, 53, 55, dan 57.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 7
Distribusi item skala harga diri yang gugur
Favourable Unfavourable
Power 1 (2),3
1 (Kekuatan) 6
4 5,6
Significance 7,(8),9,10,11 12,13,14,(15),
2 (Keberartian) 16,(17),(18),1
9
(20),21,22, (26),27,(28),2 29
(23), 24,(25) 9, 30,(31),(32)
33,34 35
Virtue (36),37,38, 40 5
3 (Kebijakan) (39)
item total (rix) adalah 0,256 – 0,797. Dengan demikian, bentuk final dari
skala harga diri dalam penelitian ini terdiri dari 37 item. Berikut distribusi
65
Tabel 8
Distribusi item bentuk final skala harga diri
Tabel 9
Distribusi item skala Penalaran Moral yang gugur
66
total (rix) adalah 0,204 – 0,624. Dengan demikian, bentuk final dari skala
harga diri setelah dilakukan seleksi item terdiri dari 26 item yang
Tabel 10
Distribusi item bentuk final skala penalaran moral
3. Uji Reliabilitas
Kuesioner yang berisi data untuk mengukur harga diri dan penalaran moral
pengukuran apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan alat pengukuran yang sama pula (Supratiknya, 2014). Uji reliabilitas ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajad kemampuan alat ukur tersebut
67
rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin mendekati angka 1,00 maka semakin
tinggi pula reliabilitas alat ukur. Sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas
mendekati angka 0, maka semakin rendah pula reliabilitas alat ukur (Azwar,
2007).
Dalam penelitian ini uji reliabilitas yang digunakan adalah uji reliabilitas
konsistensi internal. Hal ini dilakukan karena uji reliabilitas konsistensi internal
memiliki kelebihan yaitu, pemberian instrumennya hanya satu kali dengan satu
Jika nilai alpha > 0,7 artinya reliabilitas mencukupi, sementara jika alpa >
0,80 ini berarti seluruh item reliabel dan seluruh tes secara internal konsisten
karena memiliki reliabilitas yang kuat. Adapun kriteria reliabilitas adalah sebagai
berikut :
Tabel 11
dalam tes tersebut. Salah satu metode untuk mengestimasi konsistensi internal
68
Bentuk final skala harga diri yang terdiri dari 37 item memiliki koefisien
reliabilitas alpha 0,899 sedangkan untuk skala penalaran moral yang terdiri dari
26 item memiliki koefisien reliabilitas alpha 0,793. Hal ini menunjukan bahwa
skala harga diri dan penalaran moral memiliki reliabilitas atau konsistensi hasil
(entry) data ke dalam komputer. Setelah itu, peneliti melakukan evaluasi dengan
deskripsi statistik, dan tahap selanjutnya melakukan tabulasi data dan analisa data.
Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi dan uji
1. Uji Asumsi
Uji asumsi merupakan salah satu syarat dalam penggunaan teknik korelasi
untuk memperoleh kesimpulan yang benar berdasarkan data yang ada. Penelitian
69
a. Uji Normalitas
lebih besar dari 10% atau 0,1. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan
Santoso (2010), jika nilai p lebih besar dari 0,1, dengan kata lain sebaran
b. Uji Linearitas
skor variabel tergantung dan variabel bebas merupakan bergaris lurus atau
tidak. Data dapat dikatakan linear apabila memenuhi syarat taraf signifikansi
70
2. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini, uji hipotesis akan dilakukan dengan teknik korelasi.
Teknik korelasi adalah teknik analisis yang melihat kecenderungan pola dalam
suatu variabel berdasarkan kecenderungan pola dan variabel lain. Dengan kata
variabel lain, maka dapat disimpulkan bahwa dua variabel tersebut memiliki
dikelompokan ke dalam dua kelompok uji statistik, yaitu uji statistik parametrik
parametrik tergantung pada asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Uji
harga diri dan penalaran moral pada remaja akhir di kota Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB IV
A. Pelaksanaan Penelitian
diperoleh ragam latar belakang dan pendidikan dari remaja akhir yang merupakan
subjek penelitian.
Pengambilan data dilakukan oleh peneliti di hari dan waktu yang berbeda.
Dalam prosesnya peneliti juga dibantu oleh asisten peneliti. Peneliti menyebarkan
sebanyak 120 kuesioner yang berisi skala harga diri dan penalaran moral pada
responden.
semester awal dengan rentang usia 18-21 tahun. Dari 120 kuesioner yang disebar,
terdapat 101 kuesioner yang dapat dipakai dalam penelitian ini. Hal ini
dikarenakan pengisian 101 kuesioner tersebut lengkap, diisi sesuai instruksi, dan
memenuhi kriteria responden penelitian. Dari 101 responden yang mengisi paket
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Selain itu, 19 kuesioner yang tidak dapat dipakai dalam penelitian ini. 19
kuesioner yang tidak dapat dipakai tersebut terdiri dari 9 yang tidak diisi dengan
lengkap, 4 tidak diisi sesuai instruksi, dan 3 diisi oleh responden yang tidak
Tabel 12
dahulu peneliti melakukan uji asumsi dasar. Pengujian ini dimaksudkan untuk
melihat apakah data yang diperoleh memenuhi syarat untuk dianalisis. Uji asumsi
73
1. Uji Asumsi
a. Uji normalitas
distribusi sebaran aitem dalam penelitian ini bersifat normal atau tidak.
Tabel 13
Kolmogorov Smirnov P
Harga Diri 1,576 0,014
Penalaran Moral 1,113 0,153
sebesar 0,014 (p ≥ 0,1) dan signifikansi penalaran moral 0,153 (p ≥ 0,1). Data
dinyatakan berdistribusi normal apabila signifikansi lebih besar dari 10% atau
0,1. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan Santoso (2010), jika nilai p lebih
besar dari 0,1, dengan kata lain sebaran data yang kira uji mengikuti distribusi
normal. Hal ini menunjukkan bahwa data yang berasal dari skala harga diri
memilki sebaran data yang tidak normal. Sebaliknya, data dari skala penalaran
74
b. Uji Linearitas
variabel tergantung dan variabel bebas bergaris lurus atau tidak (Santoso, 2003).
Dengan kata lain, apabila kedua variabel bersifat linear maka korelasi yang
menggunakan Test For Linearity pada SPSS for Windows 16. Berdasarkan
penghitungan test for linearity, didapatkan hasil F sebesar 60,914 dengan p (2-
tailed) sebesar 0,000 (p ≤ 0,05). Hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan
c. Uji Hipotesis
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji asumsi, maka peneliti
hubungan kedua variabel yaitu harga diri dan penalaran moral. Hal ini
dikarenakan terdapat data salah satu variabel yang memikiki sebaran data tidak
normal yaitu variabel harga diri. Pengujian korelasi dilakukan terhadap variabel
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 14
SPSS Statistic for Windows 16, diperoleh angka koefisien (r) sebesar 0,592
dengan taraf signifikansi (p) sebesar 0,000. Penghitungan ini dilakukan pada taraf
signifikansi p < 0,05 dan memakai uji 2-tailed. Berdasarkan hasil tersebut, dapat
D. Pembahasan
harga diri dan penalaran moral pada remaja diterima. Hubungan antara kedua
variabel positif signifikan (p < 0,05). Dengan kata lain, hasil analisis menunjukan
bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu terdapat hubungan antara harga diri dan
76
Hasil tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi harga diri yang dimiliki
Hasil ini sejalan dengan penelitian eksperimen yang dilakukan oleh Scott
(2004) yang menemukan bahwa perilaku dan penalaran moral dapat dipengaruhi
oleh tingkat harga diri dan rasa hormat kepada orang lain. Para peneliti
sebelumnya (Scott, 2004) juga telah mencatat bahwa remaja dengan harga diri
rendah dan pengalaman negatif menunjukkan sedikit rasa hormat dan toleransi
kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri harga diri rendah yang
dikemukakan oleh Coopersmith, bahwa anak dengan harga diri rendah memiliki
pesimis selanjutnya hal ini akan menjadi kendala atau hambatan dalam
berinteraksi dengan orang lain. Perilaku ini akan semakin mempengaruhi jumlah
lingkungan sekitar. Maka perilaku yang ditampilkan baik positif maupun negatif,
merupakan cerminan harga diri yang dimilikinya (Frey dan Carlock; Siahaan
2008). Selain itu Kaplan (Scoot, 2004) menyatakan bahwa harga diri yang rendah
lain, remaja dengan harga diri rendah yang telah dipengaruhi pengalaman negatif
satu aspek dari harga diri adalah (kebajikan). Dalam hal ini seseorang dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
harga diri yang baik akan cenderung menunjukan sikap-sikap taat pada aturan dan
ketentuan dalam masyarakat (moral dan etika). Hal ini dikarenakan harga diri
berpengaruh terhadap perasaan moral yang tumbuh dalam diri individu . Seperti
yang dikemukakan oleh Rest, dimana salah satu faktor yang mempengaruhi
perasaan moral individu merupakan harga diri. Hal ini tentu semakin mendukung
pernyataan Coopersmith mengenai individu dengan harga diri tinggi maka ia akan
interaksinya dengan orang lain tanpa merasa rendah diri dan berputus asa.
Perasaan berharga ini akan membentengi individu dari pengaruh buruk dan
menyesuaikan diri terhadap aturan atau kaidah yang ada dalam lingkungan
remaja. Hal ini juga sesuai dengan yang dinyatakan Kohlberg yaitu, remaja yang
moral yang semakin berkembang ini remaja juga mengembangkan motif dan
perasaan antar pribadi yang baik, berupa kasih sayang, empati, peduli kepada
orang lain dan berusaha mengurangi egois (Crain, 2007), sehingga remaja
78
sesuai yang akan berdampak negatif bagi diri dan orang lain. Kemampuan
penalaran moral yang tinggi akan membekali remaja menilai baik buruknya suatu
perilaku. Remaja yang memiliki tingkat penalaran moral yang tinggi akan
Selain itu, hasil penelitian ini juga selaras dengan yang diungkapkan oleh
memperoleh sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku. Dengan adanya
hubungan positif antara harga diri dan penalaran moral pada remaja akhir, hal ini
akhir tersebut.
bahwa hubungan kedua variabel yaitu harga diri dan penalaran moral termasuk
dalam kategorisasi hubungan yang cukup atau sedang (Sarwono, 2006). Dengan
kata lain, data yang diperoleh dari penelitian ini belum seluruhnya
menggambarkan bahwa ketika harga diri tinggi maka penalaran moral pada
remaja akhir rendah, dan begitu juga sebaliknya ketika tingkat penalaran moral
tinggi maka harga diri remaja akhir juga tinggi. Koefisien korelasi yang terdapat
pada kedua variabel merupakan gambaran kenyataan yang sebenarnya. Hal ini
dapat terjadi dikarenakan adanya variabel asing (extraneous variable) yang dapat
mempengaruhi kedua variabel tersebut. Variabel asing adalah variabel yang bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
asing atau faktor yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian ini dapat berupa
jenis kelamin, tingkat intelegensi, kondisi fisik, keluarga dan lingkungan sosial
E. Keterbatasan Penelitian
mengerjakan skala harga diri dan penalaran moral yang diberikan. Selain
itu peneliti juga tidak membatasi waktu dan tempat dalam pengerjaanya
skala harga diri dan penalaran moral kurang efektif apabila langsung
80
validitas dan reliabilitas yang bisa dikatakan baik, diperlukan waktu yang
lama bagi peneliti untuk skoring dan mengolah data penelitian. Sehingga
pada penelitian ini peneliti lebih menekankan pada skor total kedua
81
BAB V
A. Kesimpulan
Correlation, diperoleh hasil koefisien (r) sebesar 0,592 dengan taraf signifikansi
(p) sebesar 0,000 (p < 0,05). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat
hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan penalaran moral pada
remaja akhir. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi
harga diri maka semakin tinggi pula penalaran moral dan begitu pula sebaiknya.
B. Saran
1. Bagi Remaja
dengan penalaran moral pada remaja akhir. Oleh karena itu disarankan bagi
remaja untuk selalu mempelajari hal-hal positif guna meningkatkan harga diri dan
penalaran moral mereka. Remaja dihimbau untuk lebih aktif dalam berbagai
dimanfaatkan remaja untuk dapat mengembangkan harga diri mereka serta lebih
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
tempat remaja belajar secara unformal. Orang tua dan masyarakat diharapkan
mendukung dan mengarahkan remaja kepada kegiatan yang positif yang sekiranya
dapat meningkatkan harga diri remaja untuk positif. Untuk penanaman nilai moral
orang tua dan masyarakat juga perlu untuk memahami nilai-nilai yang baik untuk
melihat secara langsung contoh dari keseharian mereka dan menerapkan nilai-nilai
penggunaan skala tersebut di Indonesia. Desain skala yang lebih efisien dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
simple dirasa akan lebh mudah dipahami oleh subjek remaja. Sehingga diharapkan
peneliti selanjutnya dapat lebih mudah dalam menginterpretasikan skor dari skala
84
DAFTAR PUSTAKA
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Piaget, J. (1965). The Moral Judgement of The Child. New York: Free Press
Rice, F.P., (1990). The Adolescent Development, relationship & Culture. Boston;
Ally & Bacon
Santoso, Agung. (2010). Statistik Untuk Psikologi, Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta
Santrock, J. W. (1995). Perkembangan masa hidup jilid 2. Terjemahan oleh Juda
Damanika & Ach. Chusairi. Jakarta: Erlangga.
Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak Jilid 2. Edisi 11. Jakarta: Erlangga
Santrock. J. W. (2009). Remaja Jilid 1. Edisi 11. Jakarta: Erlangga
Santrock, J. W. (2011). Masa Perkembangan Anak (Buku 2). Edisi 11. Jakarta;
Erlangga
Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Sarwono, S.W. (2007). Psikologi Remaja. Edisi I. Jakarta : PT Raya Grafindo
Persada
Siahaan, G. T. (2008). Hubungan Harga Diri dengan Makna Hidup Pada
Narapidana. Skripsi. Universitas Sumatera Utara
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis.Yogyakarta: Penerbit Univeritas
Sanata Dharma
Trisakti., Astuti. K (2014). Hubungan Antara Harga Diri dan Persepsi Pola Asuh
Orang Tua yang Authoritatif dengan Sikap Remaja Terhadap
Penyalahgunaan Narkoba. Jurnal Ilmiah. No.2
Utami, A.R. (2014). Gambaran Self Esteem Narapidana Remaja Berdasarkan
Klasifikasi Kenalakan Remaja. Universitas Padjajaran Bandung.
Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
http://peduliwni.kemlu.go.id/app/download/referensi/UU_no_11_th_2012
1.pdf.html
Scott, David A. A. (2004). Character Education Program: Moral Development,
Self-Esteem and At-Risk Youth. Research Report. A dissertation
submitted to the Graduate Faculty of North California State University.
Sudrajad, Akhmad. (2010). Pengembangan Karakter.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/26/pengembangan-
karakter/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
87
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh :
NIM : 119114083
89
Perkenalkan, saya :
NIM : 119114083
Hormat saya,
90
Nama/Inisial :
Usia : Tahun
telah membaca informasi terkait penelitian yang dilakukan oleh Sdri. Endah
Febiana Gunawan dan saya bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini. Saya
berpartisipasi secara sukarela dan tanpa paksaan atau tekanan dari pihak tertentu.
Dalam penelitian ini terdapat sebuah kuesioner yang terdiri dari :
1. Skala harga diri, Coopersmith Self Esteem Inventory (CSEI) yang telah di
adaptasi ke dalam bahasa Indonesia.
Semua jawaban yang saya berikan dalam skala penelitian ini merupakan
jawaban yang jujur dan murni berasal dari diri saya yang sesungguhnya, bukan
berdasarkan apa yang benar atau salah dan apa yang baik atau buruk dalam
masyarakat. Saya juga mengizinkan peneliti untuk menggunakan jawaban-
jawaban yang saya berikan untuk kepentingan penelitian ini.
Menyetujui,
…………..2018
…………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
SKALA A
Petunjuk pengisian
Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap salah
atau benar serta tidak ada penilaian baik dan buruk, karena itu pilihlah yang paling sesuai
dengan diri teman-teman secara jujur dan sepenuhnya bebas menentukan pilihan.
Usahakan agar tidak ada satu pun pernyataan yang terlewatkan.
Selamat Mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya menghabiskan banyak waktu untuk melamun.
2. Saya sering berharap saya adalah orang lain.
3. Saya mudah disukai.
4. Saya dan keluarga sering bersenang-senang bersama.
5. Saya tidak pernah mengkhawatirkan apapun.
6. Saya merasa sangat sulit untuk berbicara di depan
kelompok.
7. Jika bisa ada banyak hal tentang diri saya yang ingin
saya ubah.
8. Saya bisa mengambil keputusan tanpa kesulitan.
9. Bersama saya itu menyenangkan.
10. Saya mudah marah di rumah.
11. Saya selalu melakukan hal yang benar.
12. Saya merasa bangga dengan pekerjaan saya.
13. Saya butuh waktu yang lama untuk membiasakan diri
dengan hal yang baru.
14. Keluarga saya biasanya mempertimbangkan perasaan
saya.
15. Saya melakukan yang terbaik yang saya bisa.
16. Saya sangat mudah menyerah.
17. Saya merasa cukup bahagia.
18. Saya menyukai semua orang yang saya kenal.
19. Saya memahami diri saya.
20. Menjadi saya adalah hal yang sulit.
21. Tidak satupun orang memperhatikan saya dirumah.
22. Saya tidak pernah dimarahi.
93
SKALA B
Petunjuk pengisian
Eri bermaksud membeli sebuah mobil. Ia sudah menikah dan memiliki dua
orang anak serta memiliki penghasilan yang cukup. Mobil yang akan dibelinya,
akan menjadi kendaraan satu-satunya yang dimiliki keluarga. Kendaraan tersebut
akan digunakan untuk keperluan ke kantor dan lainnya di dalam kota. Tetapi,
sesekali juga untuk berpesiar di waktu libur. Dalam merencanakan mobil yang
sebaiknya ia beli, eri menyadari bahwa ada beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan. Pada halaman berikutnya kami sajikan beberapa pertanyaan yang
mungkin timbul pada diri eri.
94
95
Cerita : 1
96
97
Cerita 2
BURONAN
98
kembali ?
4. Apakah penting apabila
masyarakat menunjukan
kejujuran Didi agar ia
bebas dari tuntutan
untuk dipenjarakan
kembali ?
5. Pentingkah arti penjara
yang akan memisahkan
Didi (notabene seorang
buronan) dari
masyarakat, padahal
kini ia hidup sebagai
seorang dermawan?
6. Pentingkah bila
seseorang dapat
betindak dengan kejam
dan tidak berperasaan
agar dapat mengirimkan
Didi kembali ke penjara
?
7. Pentingkah kaeadilan
bagi narapidana lain
yang harus menjalani
hukuman sepenuhnya
apabila Didi tetap
dibiarkan bebas ?
8. Pentingkah Ibnu Amir
yang telah lama
menjadi teman Didi
untuk melindunginya ?
9. Apakah penting dan
merupakan kewajiban
bagi setiap warga
negara untuk
melaporkan adanya
narapidana yang
melarikan diri tanpa
memperdulikan
keadaan lingkungannya
?
10. Apakah memenjarakan
kembali Didi akan
berakibat baik bagi
dirinya, ataukah hanya
penting karena kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
harus melindungi
kepentingan orang lain
?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Cerita 3
101
102
Selesai-
103
Lampiran 2
104
Lampiran 3
Uji reliabilitas alpha cronbach skala harga diri final
Reliability Statistics
105
Lampiran 4
106
Lampiran 5
Uji reliabilitas alpha cronbach skala penalaran moral final
Reliability Statistics
107
Lampiran 6
Uji Normalitas
Skala Harga Diri
One-sample Kolmogorov-Smirnov Test
Skor Total
N 101
Normal Parameters Mean 15.2376
Std. Deviation 9.76642
Absolute .157
Positive .157
Negative -.0.63
Kolmogorov-Smirnov Z 1.5726
Asymp. Sig. (2-tailed) .014
a. Test distribution is Normal
Skor Total
N 101
Normal Parameters Mean 66.2574
Std. Deviation 11.78274
Absolute .113
Positive .085
Negative -.113
Kolmogorov-Smirnov Z 1.133
Asymp. Sig. (2-tailed) .153
a. Test distribution is Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 7
Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Harga_diri * Between (Combined) 6282.890 40 157.072 2.895 .000
Penalaran_moral Groups Linearity 3305.024 1 3305.024 60.914 .000
Deviation from Linearity 2977.866 39 76.356 1.407 .115
Within Groups 3255.407 60 54.257
Total 9538.297 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 8
Uji Hipotesis
Correlations
Penalaran_
Harga_diri moral
Spearman's rho Harga_diri Correlation Coefficient 1.000 .592**
Sig. (2-tailed) . .000
N 101 101
Penalaran_moral Correlation Coefficient .592** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 101 101
**. Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).