Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PERAWATAN LUKA PADA

ULKUS DIABETIKUM

KELOMPOK 5

NURUL HUDA NH0218035


NURUL NISWA NH0218036
PUTRI IJA AYU LISTIA NH0218038
RASNIATI LATIF NH0218039
RATNAWATI NH0218040
RIAWULANDARI NH0218041
RUMI TANDIPAYUNG NH0218042
SULFI BASNAM NH0218044

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN B


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah sistem endokrin. Adapun tujuan
penulisan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu ulkus diabetikum
dan bagaimana proses perawatan lukanya.
Kita mengetahui bahwa Ulkus Diabetikum merupakan kerusakan sebagian
atau keseluruhan pada kulit yang dapat meluas ke jaringan bawah kulit, tendon,
otot, tulang atau persendian yang terjadi pada seseorang yang menderita penyakit
diabetes mellitus
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan,
namun berkat bimbingan dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan, Semoga dengan makalah ini kita dapat menambah ilmu
pengetahuan serta wawasan tentang proses perawatan luka pada ulkus diabetikum
sehingga kita semua dapat terhindar dari penyakit tersebut.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan tugas ini. Semoga tugas ini bermanfaat
bagi pembacanya.

Makassar, April 2019

Kelompok 5
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Penulisan ....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3
A. Defenisi ......................................................................................... 3
B. Etiologi ..........................................................................................
C. Prinsip Penatalaksanaan Ulkus Diabetikum..................................
D. Perawatan Ulkus Diabetikum........................................................
1. Persiapan petugas ....................................................................
2. Persiapan pasien ......................................................................
3. Persiapan alat ..........................................................................
4. Penatalaksanaan ......................................................................
BAB IV PENUTUP .................................................................................. 30
A. Kesimpulan ................................................................................... 30
B. Saran .............................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang berhubungan dengan defisiensi relatif atau
absolut sekresi insulin yang ditandai dengan hiperglikemia kronis yang
disebabkan oleh faktor lingkungan dan keturunan.(DM4) Penyakit DM ini
merupakan salah satu ancaman utama bagi umat manusia pada abad 21 ini.
Badan WHO memperkirakan, pada tahun 2000 jumlah pengidap penyakit DM
yang berusia di atas 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu
25 tahun kemudian pada tahun 2025, jumlah itu akan meningkat menjadi 300
juta orang.. (DM4)
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menimbulkan berbagai
komplikasi, salah satunya yaitu ulkus kaki diabetikum.. Ulkus diabetikum
merupakan kejadian luka yang timbul pada penderita DM akibat komplikasi
mikroangiopati dan makroangiopati. Neuropati perifer akan menyebabkan
hilangnya sensasi di daerah distal kaki. Lamanya seseorang menderita DM
akan menyebabkan komplikasi mikroangiopati sehingga neuropati diabetikum
akan menyebabkan timbulnya ulkus pada kaki. (DM1)
Menurut (Chadwick, 2013) Ulkus diabetikum adalah suatu luka terbuka
pada lapisan kulit sampai ke dalam dermis, yang biasanya terjadi di telapak
kaki yang bersifat kronik sehingga dapat berdampak jangka panjang
mempengaruhi angka kesakitan, kematian dan kualitas hidup seseorang.
Ulkus diabetikum disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu neuropati,
trauma, deformitaskaki, tekanan tinggi pada telapak kaki dan penyakit vaskuler
perifer. Pemeriksaan dan klasifikasi ulkus diabetikum yang menyeluruh dan
sistematik dapat membantu memberikan arahan perawatan yang adekuat. Dasar
dari perawatan ulkus diabetikum meliputi 3 hal yaitu debridement, offloading
dan kontrol infeksi. Tujuan utama perawatan ulkus diabetikum sesegera
mungkin didapatkan kesembuhan dan pencegahan kekambuhan setelah proses
penyembuhan. (Kruse I, 2006)
Faktor lain yang turut berperan timbulnya ulkus diabetikum meliputi
trauma, kelainan biomekanik, keterbatasan gerak sendi, dan peningkatan resiko
infeksi. (Kruse I, 2006) Perawatan yang tidak efektif dan keterlambatan
perawatan memicu terjadinya infeksi pada luka kaki diabetes, sehingga dapat
menimbulkan komplikasi yang serius, amputasi bahkan kematian. (Chadwick,
2013)
B. RumusanMasalah
Bagaimana cara perawatan luka pada penderita ulkus diabetikum dan apa itu
penyakit ulkus diabetikum ?
C. Tujuan
Menjelaskan mengenai penyakit ulkus diabetikum dan proses perawatan luka
pada ulkus diabetikum
D. Manfaat
Dengan makalah ini diharapkan agar para pembaca bisa memahami tentang
ulkus diabetikum dan mengetahui proses perawatan luka terhadap penderita
ulkus diabetikum.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menimbulkan
berbagai komplikasi, salah satunya yaitu ulkus kaki diabetikum.. Ulkus
diabetikum merupakan kejadian luka yang timbul pada penderita DM
akibat komplikasi mikroangiopati dan makroangiopati. Neuropati perifer
akan menyebabkan hilangnya sensasi di daerah distal kaki. Lamanya
seseorang menderita DM akan menyebabkan komplikasi mikroangiopati
sehingga neuropati diabetikum akan menyebabkan timbulnya ulkus pada
kaki. (DM1)
Ulkus diabetikum adalah keadaan ditemukannya infeksi, tukak dan
atau destruksi ke jaringan kulit yang paling dalam di kaki pada pasien
Diabetes Mellitus (DM) akibat abnormalitas saraf dan gangguan pembuluh
darah arteri perifer. (DM 4) sedangkan menurut (Handayani, 2016) Ulkus
diabetikum adalah suatu luka terbuka pada lapisan kulit sampai ke dalam
dermis, yang biasanya terjadi di telapak kaki yang bersifat kronik sehingga
dapat berdampak jangka panjang mempengaruhi angka kesakitan,
kematian dan kualitas hidup seseorang.
B. Klasifikasi
a. Kaki diabetic akibat iskemik
Disebabkan penurunan aliran darah ke tungkai akibat adanya
makroangiopati (aterosklerosis) dari pembuluh darah besar ditungkai
terutama di daerah betis. Gambaran klinisnya berupa penderita mgeluh
nyeri waktu isturahat, perabaan terasa dingin, pilsasi pembuluh darah
kurang kuat didapatkan ulkus smpai gangrene.
b. Kaki diabetik akibat neuropati
Terjadi kerusakan saraf somatic dan otonomik, tidak ada gannguan dari
sisrkulasi. Gambaran klinisnya di jumpai kaki yang kering, hangat,
kesemutan, mati rasa, oedema kaki, dengan pulsasi pembuluh darah
kaki teraba baik.
C. Etiologi
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya ulkus diabetikum yaitu :
1. Faktor endogen meliputi genetik metabolik, angiopati diabetik,
neuropati diabetic
2. Faktor eksogen meliputi trauma, infeksi obat
Faktor utama yang berperan timbulnya ulkus diabetikum adalah angiopati,
neuropati dan infeksi. Adanya neuropati perifer akan menyebabka hilang
atau menurunnya sensasi nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma
trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjdinya ulkus pada kaki.
Gangguan motoric juga akan menyebabkan terkadinya atrofi pada otot kaki
sehinga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulsetrasi pada kaki
penderita. (nuha medika)
D. Manifestasi klinik
Gangrene diabetic akibat mikroangiopatik disebut juga gangrene panas
karena walaupun nekrosis, daerah akral iu tampak merah dan teraba hangat
leh peradangan, dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal.
Sedangkan secara akut emboli akan memberikan gejala klinis berupa nyeri,
pucat, kesemutan, denyut nadi menghilang, serta lumpuh.bila terjadi
sumbatan kronik akan timbul gambaran berupa :
1. Stadium I : asimptomatis/gejala tidak khas (kesemutan)
2. Stadium II : terjadi klaudikasi intermitten
3. Stadium III : nyeri saat istirahat
4. Stadium IV : kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus)

E. Prinsip Penatalaksanaan Ulkus diabetikum (A.Langi, 2011)


Tujuan utama pengelolaan ulkus diabetikum yaitu untuk mengakses proses
kearah penyembuhan luka secepat mungkin karena perbaikan dari ulkus
kaki dapat menurunkan kemungkinan terjadinya amputasi dan kematian
pasien diabetes. Secara umum pengelolaan ulkus diabetikum meliputi
penanganan iskemia, debridemen, penanganan luka, menurunkan tekanan
plantar pedis (off-loading), penanganan bedah, penanganan komorbiditas
dan menurunkan risiko kekambuhan.
1. Penanganan Iskemia
Perfusi arteri merupakan hal penting dalam proses penyembuhan dan
harus dinilai awal pada pasien ulkus diabetikum. Penilaian kompetensi
vaskular pedis pada ulkus diabetikum seringkali memerlukan bantuan
pemeriksaan penunjang seperti MRI angiogram, doppler maupun
angiografi. Pemeriksaan sederhana seperti perabaan pulsasi arteri
poplitea, tibialis posterior dan dorsalis pedis dapat dilakukan pada kasus
ulkus diabetikum kecil yang tidak disertai edema ataupun selulitis yang
luas. Ulkus atau gangren kaki tidak akan sembuh bahkan dapat
menyerang tempat lain di kemudian hari bila penyempitan pembuluh
darah kaki tidak diatasi.
2. Debridemen
Debridemen merupakan upaya untuk membersihkan semua jaringan
nekrotik, karena luka tidak akan sembuh bila masih terdapat jaringan
nonviable, debris dan fistula. Tujuan debridemen yaitu untuk
mengevakuasi jaringan yang terkontaminasi bakteri, mengangkat
jaringan nekrotik sehingga dapat mempercepat penyembuhan,
menghilangkan jaringan kalus serta mengurangi risiko infeksi lokal.
Debridemen yang teratur dan dilakukan secara terjadwal akan
memelihara ulkus tetap bersih dan merangsang terbentuknya jaringan
granulasi sehat sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan
ulkus.
3. Perawatan Luka
Prinsip perawatan luka yaitu menciptakan lingkungan moist wound
healing atau menjaga agar luka senantiasa dalam keadaan lembab. Bila
ulkus memproduksi sekret banyak maka untuk pembalut (dressing)
digunakan yang bersifat absorben. Sebaliknya bila ulkus kering maka
digunakan pembalut yang mampu melembabkan ulkus. Bila ulkus
cukup lembab, maka dipilih pembalut ulkus yang dapat
mempertahankan kelembaban. Disamping bertujuan untuk menjaga
kelembaban, penggunaan pembalut juga selayaknya
mempertimbangkan ukuran, kedalaman dan lokasi ulkus. Untuk
pembalut ulkus dapat digunakan pembalut konvensional yaitu kasa
steril yang dilembabkan dengan NaCl 0,9% maupun pembalut modern
yang tersedia saat ini. Beberapa jenis pembalut modern yang sering
dipakai dalam perawatan luka, seperti: hydrocolloid, hydrogel, calcium
alginate, foam dan sebagainya. Pemilihan pembalut yang akan
digunakan hendaknya senantiasa mempertimbangkan cost effective dan
kemampuan ekonomi pasien.
4. Menurunkan Tekanan Pada Plantar Pedis (Off-Loading)
Tindakan off-loading merupakan salah satu prinsip utama dalam
penatalaksanaan ulkus kronik dengan dasar neuropati. Tindakan ini
bertujuan untuk mengurangi tekanan pada telapak kaki. Tindakan off-
loading dapat dilakukan secara parsial maupun total. Mengurangi
tekanan pada ulkus neuropati dapat mengurangi trauma dan
mempercepat proses penyembuhan luka.
5. Penanganan Bedah
Jenis tindakan bedah tergantung dari berat ringannya ulkus diabetikum.
Tindakan bedah profilaktif diindikasikan untuk mencegah terjadinya
ulkus atau ulkus berulang pada pasien yang mengalami neuropati
dengan melakukan koreksi deformitas sendi, tulang atau tendon. Bedah
kuratif diindikasikan bila ulkus tidak sembuh dengan perawatan
konservatif, misalnya angioplasti atau bedah vaskular.
6. Penanganan Komorbiditas
Diabetes merupakan penyakit sistemik multiorgan sehingga
komorbiditas lain harus dinilai dan dikelola melalui pendekatan tim
multidisiplin untuk mendapatkan hasil yang optimal. Komplikasi kronik
lain baik mikro maupun makroangiopati yang menyertai harus
diidentifikasi dan dikelola secara holistik. Kepatuhan pasien juga
merupakan hal yang penting dalam menentukan hasil pengobatan.
7. Mencegah Kambuhnya Ulkus
Pencegahan dianggap sebagai elemen kunci dalam menghindari
amputasi kaki. Pasien diajarkan untuk memperhatikan kebersihan kaki,
memeriksa kaki setiap hari, menggunakan alas kaki yang tepat,
mengobati segera jika terdapat luka, serta pemeriksaan rutin termasuk
debridemen pada kapalan dan kuku kaki yang tumbuh ke dalam.
F. Perawatan Ulkus Diabetikum menurut
Menurut (Delvi Hidayah, 2016) perawatan luka pada ulkus diabetikum
meliputi :
1. Persiapan petugas
a. Pastikan pasien yang akan dilakukan tindakan
b. Jelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
c. Identifikasi kebutuhan perawatan luka sesuai kebutuhan
d. Cuci tangan sesuai prosedur (SOP cuci tangan)
e. Gunakan alat pelindung diri (APD) sesuai kebutuhan
2. Persiapan pasien
a. Pastikan pasien bersedia dilakukan perawatan luka
b. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan perawat
3. Persiapan alat
Trolly perawatan luka berisi :
a. Set perawatan luka steril, berisi : kom kecil 2 buah, pinset anatomi 1
buah dan cirargi 1 buah, gunting jaringan 1 buah, arteri klem 1
buah.
b. Handscoon bersih 1 pasang dalam kom
c. Handscoon steril 1 buah
d. Kasa steril 1 buah
e. Verban sesuai ukuran yang diperlukan
f. Plaster sesuai kebutuhan
g. Gunting verban 1 buah
h. Cairan pencuci luka sesuai rekomendasi (NaCl 0,9 %)
i. Cairan antiseptik yang direkomendasikan
j. H2O2 3 % untuk luka yang mempunyai undermining (berongga)
k. Growth factor (amnion, oxoferin, dll) sesuai kebutuhan
l. Kantong sampah medik (kuning)
m. Perlak dengan pengalas
n. Nierbekken 2 buah (satu berisi larutan desinfektan dan satu berisi
pinset anatomi bersih)
o. Spoid tanpa jarum (ukuran sesuai kebutuhan)
4. Penatalaksanaan
1) Lakukan salam terapeutik (senyum, sapa, perkenalkan diri dan
pastikan identitas pasien yang akan dilakukan perawatan luka)
2) Jelaskan tujuan perawatan luka dan langkah-langkah yang akan
dilakukan
3) Lakukan kontrak waktu sekitar 20-30 menit (sesuai kondisi luka)
4) Minta kerja sama pasien, jaga privasi (gunakan sampiran) pasien
5) Dekatkan alat pada pasien
6) Cuci tangan dan gunakan APD sesuai kebutuhan
7) Letakkan nierbekken didekat luka pasien
8) Pasang perlak dan pengalas dibawah lokasi luka
9) Pasang handscoon bersih dan buka balutan dengan pinset anatomi
bersih, jika balutan kering basahi dengan NaCl 0,9
10) Masukkan bekas balutan luka kedalam bengkok dengan melipat
kearah dalam
11) Masukkan pinset yang telah digunakan kedalam bengkok berisi
larutan desinfektan
12) Lepaskan handscoon kotor
13) Buka set perawatan luka, masukkan kassa steril dan cairan yang
akan digunakan
14) Pasang handscoon steril
15) Bersihkan luka dengan NaCl 0,9 % dengan satu arah atau secara
sirkuler (dari dalam ke luar)
16) Untuk luka kotor yang berongga dan berpus, bersihkan dengan
H2O2 3 % secara irigasi (tidak dilakukan pada luka yang sudah
memerah/granulasi)
17) Angkat/gunting jaringan yang sudah nekrotik sampai batas jaringan
yang sehat sehingga darah sedikit merembes dari tepi luka
18) Lakukan penekanan, bila perlu pada daerah pinggir/sekitar luka
untuk mengeluarkan eksudat/pus
19) Luka dibersihkan dengan H2O2 3 %, bilas kembali dengan NaCl 0,9
%
20) Bersihkan daerah sekitar luka (buka daerah luka) dengan kassa steril
yang diberi antiseptik
21) Untuk merangsang pertumbuhan jaringan, sebelum luka ditutup
dapat ditambahkan growth factor (amnion, oxoferin, dll)
22) Tutup luka dengan kassa + NaCl 0,9 % (kassa lembab, tidak basah)
sesuai dengan ukuran luka
23) Kassa lembab hanya untuk daerah luka
24) Tambahkan kassa kering satu lapis diatas kassa lembab
25) Balut luka dengan verban dan tambahkan balutan elastis jika
diperlukan
26) Komunikasikan dengan pasien bahwa perawatan luka telah selesai
dilakukan dan jelaskan kondisi luka
27) Anjurkan menjaga kebersihan sekitar luka
28) Bersihkan dan rapikan alat-alat yang sudah digunakan
29) Lepaskan APD, perawat mencuci tangan
30) Dokumentasikan perawatan luka secara lengkap (kondisi luka : luas
luka, warna, bau, eksudat)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

Delvi Hidayah(2016) Perawatan Luka Gangren dan Diabetik. Di akses pada hari
rabu,3 April 2019, pukul 14.36.
https://www.academia.edu/11941028/PERAWATAN_LUKA_GANGREN_D
AN_DIABETIK

Anda mungkin juga menyukai