Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MODUL IX
MOTOR 3 FASA DUA ARAH PUTARAN
A. TUJUAN
1. Siswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan
kontaktor sebagai pengunci.
2. Siswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik yang bekerja secara
interlocking dan memutar balik arah putaran menggunakan tombol OFF REV
FWD.
3. Siswa mampu menganalisis rangkaian instalasi motor listrik yang bekerja secara
interlocking dan memutar balik arah putaran menggunakan tombol OFF REV
FWD.
B. PENDAHULUAN
Rangkaian interlock adalah istilah yang digunakan dalam sistem rangkaian kontrol
sebagai sarana untuk mengunci / menutup kondisi dari dua atau lebih kondisi yang berbeda
sehingga tidak saling bekerja pada saat yang bersamaan. Sebagai contoh Rangkaian Interlock
dengan kontaktor magnet dapat kita lihat pada Rangkaian kontrol forward Reverse, biasanya
pada rangkaian ini terdapat minimal 2 buah kontaktor. Anggaplah kontaktor pertama
digunakan untuk forward (arah maju), sedangkan untuk kontaktor yang satunya lagi pasti
untuk Reverse ( arah mundur/terbalik).
Prinsip kerja untuk membalik putaran motor listrik 3 fasa adalah dengan cara menukar
2 fasa input yang masuk ke motor listrik sedangkan 1 fasa pada kondisi tetap, demikian inilah
yang di terapkan pada 2 buah kontaktor sehingga diharapkan bekerjanya kontaktor hanya
salah satu saja dengan menggunakan sistem Rangkaian Interlock atar kontaktor.
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK
TEKNIK ELEKTRO UM PALEMBANG
S1 dan S2 adalah push button start yang mengendalikan motor harus berputar forward
atau reverse. Saat push button S1 ataupun S2 ditekan maka kontak bantu NO 53-54 dari
masing-masing kontaktor yang beroperasi yang terpasang paralel dengan push button tersebut
akan segera mengunci sehingga fungsi push button dalam hal ini adalah sebagai pemberi
tegangan sesaat sehiungga jika kontak bantu NO 53-54 yang terpasang paralel tersebut sudah
mengunci maka kondisi push button dari close menjadi open tidak berpengaruh lagi.
Pada kondisi putaran awal forward ataupun reverse, maka merubah arah putaran
secara langsung tidak bisa dilakukan karena coil kontaktor forward ataupun reverse ter-
interlock dengan kontaktor bantu NC 61-62 putaran lawannya. Ini dimaksudkan sebagai
pengaman karena proses forward menjadi reverse akan ada pertukaran salah satu phase
supply sehingga jika kondisi forward menuju reverse bisa dilakukan langsung tanpa interlock,
maka otomatis akan ada short circuit antara phasa yang ditukar tersebut. Oleh sebab itu
digunakanlah pengaman berupa kontaktor bantu NC 61-62 yang dipasang serial pada masing-
masing coil kontaktor putaran lawannya yang berfungsi sebagai interlock jika salah satu
putaran motor beroperasi. jadi saat motor operasi forward, kontaktor reverse tidak akan bisa
dioperasikan, pun sebaliknya.
Perpindahan operasi dari forward menuju reverse atau sebaliknya, hanya bisa
dilakukan dengan menekan push button stop S0 terlebih dahulu. jadi ketika motor berputar
forward, push button reverse S2 otomatis tidak bisa difungsikan. Anda harus menekan push
button S0 terlebih dahulu, baru push button reverse S2 bisa berfungsi. Begitu juga sebaliknya.
Saat motor operasi forward ataupun reverse anda bisa mengetahuinya dengan melihat lampu
indikator H1 dan H2. Saat motor operasi forward, lampu H1 akan menyala, sedangkan saat
motor operasi reverse, lampu H2 yang menyala. Jika motor trip karena Thermal Over Load
Relay bekerja, maka aliran listrik ke semua coil kontaktor motor akan terputus dan lampu H3
akan menyala sebagai indikasi overload.
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK
TEKNIK ELEKTRO UM PALEMBANG
Kontaktor Magnet
Kontaktor magnet atau sakelar magnet adalah sakelar yang bekerja berdasarkan
kemagnetan. Artinya sakelar ini bekerja bila ada gaya kemagnetan. Magnet berfungsi sebagai
penarik dan pelepas kontak-kontak. Sebuah kontaktor harus mampu mengalirkan arus dan
memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal ialah arus yang mengalir
selama pemutusan tidak terjadi. Sebuah kontaktor kumparan magnetnya (coil) dapat
Dirancang untuk arus searah (arus DC) atau arus bolak-balik (arus AC). Kontaktor arus AC
ini pada inti magnetnya dipasang cincin hubung singkat, gunanya adalah untuk menjaga arus
kemagnetan agar kontinu sehingga kontaktor tersebut dapat bekerja normal.
Sedangkan pada kumparan magnet yang dirancang untuk arus DC tidak dipasang
cincin hubung singkat. Kontaktor akan bekerja normal bila tegangannya mencapai 85 % dari
tegangan kerja, bila tegangan turun kontaktor akan bergetar. Ukuran dari kontaktor ditentukan
oleh batas kemampuan arusnya. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu
kontak normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal menutup (Normally
Close = NC). Kontak No berarti saat kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya
membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu menutup/ menghubung. Sedangkan kontak
NC berarti saat kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor
bekerja kontak itu membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO
dan NC bekerja membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO menutup.
a. Kontak Utama Kontak utama dirancang lebih luas dan tebal sehingga mampu
untuk dialiri arus listrik yang relatif besar. Kontak utama 1, 3 dan 5 biasanya
dihubungkan dengan sumber listrik R, S dan T sedangkan Kontak 2, 4 dan 6
dihubungkan dengan beban Motor listrik 3 phasa U, V dan W atau beban lainnya.
b. Kontak Bantu Untuk Kontak Bantu konstruksinya dirancang lebih tipis sehingga
hanya digunakan untuk bagian kontrol saja dengan arus listrik yang relatif kecil.
Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan simbol huruf dan angka pada
kontaktor.
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK
TEKNIK ELEKTRO UM PALEMBANG
F. LANGKAH KERJA
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum. Cek apakah
alat berfungsi dengan baik atau tidak.
2. Sambungkan kabel seperti pada gambar rangkaian. Rangkai rangkaian kontrol
terlebih dahulu kemudian rangkaian utama.
3. Lakukan pengecekan kembali pada rangkaian yang sudah dirangkai, apakah sudah
tersambung dengan benar atau belum.
4. Tes apakah rangkaian berjalan dengan baik atau tidak. Amati cara kerja rangkaian
dan cek lampu indikator dan catat hasilnya.
MODUL X
MOTOR 3 FASA START BINTANG (Y) - SEGITIGA (Δ)
SECARA MANUAL
A. TUJUAN
1. Siswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik menggunakan
kontaktor sebagai pengunci.
2. Siswa mampu dan terampil melakukan instalasi motor listrik yang bekerja secara
Starting (mulai awal) rangkaian Bintang dan Running (berjalan) rangkaian
Segitiga.
3. Siswa mampu menganalisis rangkaian instalasi motor listrik yang bekerja secara
Bintang-Segitiga. bintang (Y) - segitiga (Δ).
B. PENDAHULUAN
Motor induksi 3 fasa merupakan motor listrik arus bolak-balik yang paling banyak
digunakan dalam dunia industri. Dinamakan motor induksi karena arus rotor motor 3fasa
bukan diperoleh dari suatu sumber listrik, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai
akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar. Dalam
kenyataannya, motor induksi dapat diperlakukan sebagai sebuah transformator, yaitu dengan
kumparan stator sebagai kumparan primer yang diam, sedangkan kumparan rotor sebagai
kumparan sekunder yang berputar. Motor induksi tiga fasa berputar pada kecepatan yang
pada dasarnya adalah konstan, mulai dari tidak berbeban sampai mencapai keadaan beban
penuh. Kecepatan putaran motor ini dipengaruhi oleh frekuensi, dengan demikian pengaturan
kecepatan tidak dapat dengan mudah dilakukan terhadap motor ini. Walaupun demikian,
motor induksi tiga fasa memiliki beberapa keuntungan, yaitu sederhana, konstruksinya
kokoh, harganya relatif murah, mudah dalam melakukan perawatan, dan dapat diproduksi
dengan karakteristik yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Motor induksi 3 fasa yang digunakan pada mesin produksi di pabrik memiliki
masalah utama dalam starting, karena jika dihidupkan secara langsung akan mengalami drop
tegangan sebesar lima sampai tujuh arus nominal. Kapasitas motor yang kecil sampai 5 KW,
pengaruh tidak besar pada drop tegangan. Motor 30KW sampai 100 KW berpengaruh pada
drop tegangan yang besar dan membuat sistem kelistrikan menurun bahkan merusak
peralatan listrik yang lain. Untuk memperkecil drop dilakukan pengasutan motor induksi.
Pengasutan motor induksi adalah cara menjalankan pertama kali motor, tujuannya agar arus
starting kecil dan drop tegangan masih dalam batas toleransi. Ada beberapa cara teknik
pengasutan, diantaranya : hubungan langsung (Direct On Line = DOL), tahanan depan stator
(Primary Resistor), Transformator, bintang-segitiga (Star-Delta), Pengasutan Soft starting,
dan tahanan rotor lilit. Akan tetapi disini penulis hanya membahas pengasutan bintang (Y) -
segitiga (Δ). Fungsi lainnya rangkaian ini yaitu mengurangi jumlah arus start disaat motor
untuk pertama kalinya dihidupkan. Karena fungsi inilah, star delta paling banyak digunakan
pada system starting di motor-motor listrik. Pemakaian rangkaian ini akan mengurangi
lonjakan arus-listrik pada saat motor di starter. Prinsip kerjanya adalah dengan membuat star
awal menjadi tidak dikenakan tegangan secara penuh, yaitu dengan cara dihubungkan dengan
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK
TEKNIK ELEKTRO UM PALEMBANG
star. Kemudian saat motor telah berputar serta arus menjadi menurun, akan dipindakan
dengan otomatis (menggunakan timer) atau dengan manual rangkaian menjadi delta. Dengan
berubahnya menjadi delta, maka arus yang melalui motor akan menjadi penuh.
Jenis pengasutan yang sering digunakan bintang (Y) - segitiga (Δ). Hubungan bintang
digunakan untuk menurunkan tegangan yang masuk ke kumparan stator, sedangkan pada saat
motor berjalan normal, kumparan stator dihubung segitiga.
Jika masing-masing arus yang mengalir pada listrik 3 phasa bernilai sama maka disebut arus
yang seimbang sehingga titik netral bernilai 0 (null), tetapi, jika masing-masing arus yang
mengalir berbeda nilainya maka disebut arus tidak seimbang. Arus yang tidak seimbang itu
akan mengalir ke netral dan diteruskan ke tanah (ground). Hal ini bertujuan untuk melindungi
trafo dari kerusakan. Koneksi star ini digunakan untuk transmisi listrik jarak jauh.
simbol induktor pada gambar star dan delta adalah V (tegangan phasa)
koneksi delta tidak terdapat titik netral, tetapi arus yang mengalir ke beban langsung
di teruskan ke tanah (ground)
Keterangan:
Name plate 1, motor listrik hanya bisa dihubungkan star saja mengapa ?
Karena tegangan PLN dengan tegangan motor adalah pada hubungan star (bintang)
saja, jika dihubungkan dengan sistem delta kemungkinan motor akan terbakar karena jika
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK
TEKNIK ELEKTRO UM PALEMBANG
dihubungkan dengan tegangan PLN sebesar 380 V otomatis kumparan motor tidak akan
bertahan lama.
Sedangkan pada name plat 2 dan 3 motor listrik dapat dijalankan dan dianjurkan
mengunakan sistem rangkaian star delta karena tegangan moor listrik sebesar 660 V, 690 V
jika diberikan input tegangan sebesar 380 V maka motor listrik akan menarik arus menjadi
kecil, dikarnakan menyesuaikan dengan daya pada motor tersebut.
Hitung berapa
besarnya arus (I), dengan daya (P) yang sama, coba anda bagi dengan tegangan(V) yang
berbeda. Tentu saja hasilnya sudah bisa ditebak, dengan tegangan yang besar maka arus akan
kecil, begitu juga sebaliknya. Lalu apa hubungannya rumus diatas dengan
rangkaian star delta?? Pada koneksi star delta ada perbedaan antara besarnya tegangan
pada koneksi star dan besarnya tegangan pada koneksi delta. Besarnya tegangan (V) line pada
sambungan star/bintang (Y) adalah akar 3 . V fasa, dan besarnya arus line pada sambungan
star/bintang sama dengan besarnya arus fasa. Sedangkan pada sambungan delta/ segitiga (Δ)
tegangan(V) line = V fasa, dan arus(I) line = √akar 3 . arus(I) fasa.
Tegangan pada sambungan star --- Vline = akar 3 . V fasa = 1.73 . 220V = 380V
Tegangan pada sambungan delta--- V line = V fasa = 220V
Dari hasil diatas pada hubungan star memiliki tegangan yang lebih besar dibanding tegangan
pada hubungan delta. dan tentu sudah terbukti metode starting motor secara star delta dapat
menurunkan besarnya arus start.
LABORATORIUM MESIN-MESIN LISTRIK
TEKNIK ELEKTRO UM PALEMBANG
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum. Cek
apakah alat berfungsi dengan baik atau tidak.
2. Sambungkan kabel seperti pada gambar rangkaian. Rangkai rangkaian kontrol
terlebih dahulu kemudian rangkaian utama.
3. Lakukan pengecekan kembali pada rangkaian yang sudah dirangkai, apakah
sudah tersambung dengan benar atau belum.
4. Tes apakah rangkaian berjalan dengan baik atau tidak. Amati cara kerja
rangkaian dan cek lampu indikator dan catat hasilnya.