Anda di halaman 1dari 2

Hubungan pembangunan dan Kemiskinan

Banyak yang berpendapat bahwa pertumbuhan yang cepat berakibat buruk kepada kaum
miskin, karena mereka akan tergilas dan terpinggirkan oleh perubahan struktural pertumbuhan
modern.
Hubungan yang dekat antara pertumbuhan ekonomi dengan kemajuan yang terjadi
diantara golongan miskin tidak begitu saja mengindikasikan hubungan sebab akibat. Sebagian
dari kemajuan yang dinikmati golongan miskin dapat saja berasal dari pendapatan, pendidikan,
dan kesehatan yang lebih baik diantara golongan miskin untuk mempercepat pertumbuhan
secara menyeluruh.

Indikator Pembangunan
Sejumlah indikator ekonomi yang dapat digunakan oleh lembaga-lembagainternasional antara lain
pendapatan perkapita, struktur perekonomian, urbanisasi, dan jumlah tabungan. Berikut merupakan
lima indikator pembangunan:

a. Pendapatan perkapitaDalam perspektif makroekonmi, indikator ini merupakan bagian


kesejahteraanmanusia yang dapat diukur sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan
dankemamuran masyarakat. Tampaknya pendapatan perkapita telah menjadiindikator
makroekonomi yang tidak bisa di abaikan, walaupun memeiliki beberapa kelemahan.
b. Struktur ekonomiDengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan perkapita,
konstribusisektor manufaktur/industri dan jasa terhjadap pendapatan nasional akanmeningkat
terus. Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akanmeningkatkan
permintaan atas barang-barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan
perluasan tenaga kerja.
c. UrbanisasiUrbanisasi dapat siartikan sebagai meningkatnya proposi penduduk
yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Di negaraindustri,
sebagian besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan dinegara-negara yang
sedang berkambang proporsi terbesar tinggal di
wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satuindikato
r pembangunan.
d. Indeks Kualitas Hidup (IKH)IKH atau Physical Quality of Life Index (PQLI) digunakan
untuk mengukurkesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Misalnya, pendapatan
nasionalsebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatankesejahteraan
sosial. Indeks ini dihitung berdasarkan kepada (1) angka rata-rataharapan hidup pada umur
satu tahun, (2) angka kematian bayi, dan (3) angkamelek huruf. Dalam indeks ini, angka rata-
rata harapan hidup dan kematian bayiakan menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat
kesehatan, danlingkungan keluarga yang langsung berasosiasi dengan kesejahteraan
keluarga.Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat
menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembanguna
n.Variabel ini menunjukan kesejahteraan masyarakat, karena tingginya statusekonomi
keluarga aka mempengaruhi status pendidikan para anggotanya.
e. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)Dalam pemahaman ini
pwmbangunan dapat diartikan sebagai sebuah prosesyang bertujuan mengembangkan pilihan-
pilihan uang dapat dilakukan olehmanusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan
kualitas sumberdaya

manusia akan diikut oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia
secara bebas.Adapun tolok ukur pembangunan berkelanjutan secara sederhana yang dapatdigunakan
baik untuk pemerintah pusat maupun di daerah untuki menilai keberhasilanseorang kepala
pemerintahan dalam pelaksanaan proses pembangunan yang berkelanjutan yang meliputi:
a.Pro Ekonomi Kesejahteraan
b.Pro Lingkungan Berkelanjutan
c.Pro Keadilan Sosial

Di Indonesia pola perkembangan pembangunan juga mengikuti pendapatan yangdikemukakan


Kuznets, artinya golongan miskin kurang terjamah oleh hasil-
hasil pertumbuhan ekonomi. Mengapa mereka tidak terangkat, padahal pemerintah telahmengambi
l kebijaksanaan penyebaran proyek-proyek ke daerah-daerah ke desa-desa.Bila diteliti golongan-
golongan miskin yang tidak terjamah oleh hasil-hasil pembangunan karena:

a) Ketimpangan dalam peningkatan pendidikan. Selama belum ada kewajiban belajar golongan miski
n tidak akan mampu berpartisipasi mengenyam peningkatan anggaran pendidikan.

b) Ketidakmerataan kemampuan untuk berpartisipasi. Untuk berpartisipasidiperlukan tingkat


pendidikan, keterampilan, relasi, dan sebagainya. Golonganmiskin tidak memilikinya

c) Ketidakmerataan pemilikan alat-alat produksi.Golongan miskin tidak memilikialat-alat produksi,


penghasilannya untuk makan saja sudah susah, sehinggatidak mungkin untuk membentuk modal

d) Ketidakmerataan kesempatan terhadap modal dan kredit ada. Modal dan kredit pemberiannya meng
hendaki syarat-syarat tertentu dan golongan miskin tidakmungkin memenuhi persyaratannya.
e) Ketidakmerataan menduduki jabatan-jabatan. Untuk mendapat pekerjaan yangmemberi makan
pada keluarga saja susah, apalagi menduduki jabatan-jabatanyang sering memerlukan relasi tertentu
dan persyaratan tertentu.
f) Ketidakmerataan mempengaruhi pasaran. Karena miskin dan pendidikannyarendah, maka tidak
mungkin golongan miskin dapat mempengaruhi pasaran .
g) Ketidakmerataan kemampuan menghindari musibah misalnya penyakit,kecelakaan dan ketidak
beruntungan lainnya. Bagi golongan miskin
dibutuhkan bantuan untuk dapat mengatasi musibah tersebut. Mengharapkan diri merekasendiri dapat
mengangakat dirinya tanpa pertolongan, sukar dipastikan.
h) Laju pertumbuhan penduduk lebih memberatkan golongan miskin. Dengan jumlah keluarga besar,
mereka sulit dapat menyekolahkan, memberi makan,
dan pakaian secukupnya. Hanya keluarga yang kaya atau berpenghasilan besarsajalah yang mampu.
Dapatlah dipastikan bahwa golongan berpenghasilan rendah, karena kurangterjamah pendidikan, tidak
memiliki sarana-sarana, misalnya kredit, modal, alat-alat produksi, relasi dan sebagainya, tidak akan
mampu berpartisipasi dalam pertumbuhanekonomi dan menikmati pembagian hasil-hasilnya tanpa
adanya kebijaksanaan khususyang ditujuakan untuk mengangkat mereka.

Anda mungkin juga menyukai