Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA


Disusun untuk memenuhi tugas mata Kuliah “Bahasa Indonesia”
Dosen Pengampu : Dra. Darmiati, M.Pd

Oleh :

Lilis Nurasi : (019151016)


Kasma Tatroman : (019151015)
Wainta Rumodar : (019151036)
Hasan Basri : (019151037)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)


PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
FATTAHUL MULUK PAPUA
TAHUN
2019
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan masalah............................................................................... 1
C. Tujuan penulisan................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 2
A. Fungsi dan kedudukan bahasa indonesia......................................... 2
B. Eksistensi bahasa indonesia............................................................. 7
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 10
A. Kesimpulan...................................................................................... 10
B. Saran................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ !!!
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang kami beri judul "Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia".
Adapun makalah ilmiah tentang "Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia"
ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari
banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh
sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang "Fungsi dan
Kedudukan Bahasa Indonesia" ini dapat diambil manfaatnya sehingga dapat
memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran dari Anda kami
tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.

Jayapura, 01 Oktober 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kita tahu bahwa bahasa sebagai alat komunikasi lingual manusia, baik
secara terlisan maupun tertulis. Ini adalah fungsi dasar bahasa yang tidak
dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari, yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan
status. Bahasa tidak dapat ditinggalkan, ia selalu mengikuti kehidupan
manusia sehari-hari, baik sebagai manusia anggota suku maupun anggota
bangsa. Karena kondisi dan pentingnya bahasa itulah, maka ia diberi ‘label’
secara eksplisit oleh pemakainya yang berupa kedudukan dan fungsi tertentu.
Semuanya itu dituangkan dalam bentuk kebijaksanaan pemerintah
yang bersangkutan. Di negara kita itu disebut Politik Bahasa Nasional, yaitu
kebijaksanaan nasional yang berisi perencanaan, pengarahan, dan ketentuan-
ketentuan yang dapat dipakai sebagai dasar bagi pemecahan keseluruhan
masalah bahasa.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional?
2. Apakah fungsi bahasa indonesia secara umum dan secara khusus?
3. Bagaimana eksistensi bahasa indonesia pada era globalisasi?
4. Bagaimana tantangan bahasa indonesia di era globalisasi?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui Kedudukan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional.
2. Mengetahui Fungsi Bahasa Indonesia Secara Umum dan Secara Khusus.
3. Mengetahui Tantangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi.
4. Mengetahui Eksistensi Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi dan kedudukan bahasa indonesia sebagai bahasa nasional


Janganlah sekali-kali disangka bahwa berhasilnya bangsa Indonesia
mempunyai bahasa Indonesia ini bagaikan anak kecil yang menemukan
kelereng di tengah jalan. Kehadiran bahasa Indonesia mengikuti perjalanan
sejarah yang panjang. (Untuk meyakinkan pernyataan ini, silahkan dipahami
sekali lagi Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia.) Perjalanan itu dimulai
sebelum kolonial masuk ke bumi Nusantara, dengan bukti-bukti prasasti yang
ada, misalnya yang didapatkan di Bukit Talang Tuwo dan Karang Brahi serta
batu nisan di Aceh, sampai dengan tercetusnya inpirasi persatuan pemuda-
pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 yang konsep aslinya
berbunyi:
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia.
Dari ketiga butir di atas yang paling menjadi perhatian pengamat
(baca: sosiolog) adalah butir ketiga. Butir ketiga itulah yang dianggap sesuatu
yang luar biasa. Sebab di negara lain, khususnya negara tetangga kita,
mencoba untuk membuat hal yang sama selalu mengalami kegagalan yang
dibarengi dengan bentrokan sana-sini. Oleh pemuda kita, kejadian itu
dilakukan tanpa hambatan sedikit pun, sebab semuanya telah mempunyai
kebulatan tekad yang sama. Kita patut bersyukur dan angkat topi kepada
mereka.
Kita tahu bahwa saat itu, sebelum tercetusnya Sumpah Pemuda,
bahasa Melayu dipakai sebagai lingua franca di seluruh kawasan tanah air
kita. Hal itu terjadi sudah berabad-abad sebelumnya. Dengan adanya kondisi
yang semacam itu, masyarakat kita sama sekali tidak merasa bahwa bahasa
daerahnya disaingi. Di balik itu, mereka telah menyadari bahwa bahasa
daerahnya tidak mungkin dapat dipakai sebagai alat perhubungan antar suku,
sebab yang diajak komunikasi juga mempunyai bahasa daerah tersendiri.
Adanya bahasa Melayu yang dipakai sebagai lingua franca ini pun tidak akan
mengurangi fungsi bahasa daerah. Bahasa daerah tetap dipakai dalam situasi
kedaerahan dan tetap berkembang.Kesadaran masyarakat yang semacam
itulah, khusunya pemuda-pemudanya yang mendukung lancarnya inspirasi
sakti di atas.
Apakah ada bedanya bahasa Melayu pada tanggal 27 Oktober 1928
dan bahasa Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928? Perbedaan ujud, baik
struktur, sistem, maupun kosakata jelas tidak ada. Jadi, kerangkanya sama.
Yang berbeda adalah semangat dan jiwa barunya. Sebelum Sumpah Pemuda,
semangat dan jiwa bahasa Melayu masih bersifat kedaerahan atau jiwa
Melayu. Akan tetapi, setelah Sumpah Pemuda semangat dan jiwa bahasa
Melayu sudah bersifat nasional atau jiwa Indonesia. Pada saat itulah, bahasa
Melayu yang berjiwa semangat baru diganti dengan nama bahasa Indonesia.
1. Fungsi Bahasa Indonesia
Fungsi bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu fungsi
bahasa secara umum dan secara khusus.
a. Fungsi bahasa secara umum yaitu sebagai berikut:
1) Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau
mengekspresikan diri.
Mampu mengungkapkan gambaran, maksud, gagasan, dan
perasaan. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka
segala sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita. Ada 2
unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:
a) Agar menarik perhatian orang lain terhadap diri kita.
b) Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan
emosi.
2) Sebagai alat komunikasi.
Bahasa merupakan saluran maksud seseorang, yang melahirkan
perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk bekerja sama.
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.
Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi, berarti
memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar menjadi
sasaran utama perhatian seseorang. Bahasa yang dikatakan
komunikatif karena bersifat umum. Selaku makhluk sosial yang
memerlukan orang lain sebagai mitra berkomunikasi, manusia
memakai dua cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal.
Berkomunikasi secara verbal dilakukan menggunakan alat atau
media bahasa (lisan dan tulis), sedangkan berkomunikasi secara
non verbal dilakukan menggunakan media berupa aneka simbol,
isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas atau sirene setelah
itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
3) Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial.
Pada saat beradaptasi dilingkungan sosial, seseorang akan memilih
bahasa yang digunakan tergantung situasi dan kondisi yang
dihadapi. Seseorang akan menggunakan bahasa yang non standar
pada saat berbicara dengan teman-teman dan menggunakan bahasa
standar pada saat berbicara dengan orang tua atau yang dihormati.
Dengan menguasai bahasa suatu bangsa memudahkan seseorang
untuk berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa.
4) Sebagai alat kontrol sosial.
Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku, serta tutur kata
seseorang. Kontrolsosial dapat diterapkan pada diri sendiri dan
masyarakat, contohnya buku-buku pelajaran, ceramah agama, orasi
ilmiah, mengikuti diskusi serta iklan layanan masyarakat. Contoh
lain yang menggambarkan fungsi bahasa sebagai alat kontrol sosial
yang sangat mudah kita terapkan adalah sebagai alat peredam rasa
marah. Menulis merupakan salah satu cara yang sangat efektif
untuk meredakan rasa marah kita.
b. Fungsi bahasa secara khusus, yaitu sebagai berikut :
1) Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari.
Manusia adalah makhluk sosial yang tak terlepas dari hubungan
komunikasi dengan makhluk sosialnya. Komunikasi yang
berlangsung dapat menggunakan bahasa formal dan non formal.
2) Mewujudkan seni (sastra).
Bahasa yang dapat dipakai untuk mengungkapkan perasaan
melalui media seni, seperti syair, puisi, prosa dan lain-lain.
Terkadang bahasa yang digunakan yang memiliki makna denotasi
atau makna yang tersirat. Dalam hal ini, diperlukan pemahaman
yang mendalam agar bisa mengetahui makna yang ingin
disampaikan.
3) Mempelajari bahasa-bahasa kuno.
Dengan mempelajari bahasa kuno, akan dapat mengetahui
peristiwa atau kejadian dimasa lampau. Untuk mengantisipasi
kejadian yang mungkin atau dapat terjadi kembali dimasa yang
akan datang, atau hanya sekedar memenuhi rasa keingintahuan
tentang latar belakang dari suatu hal. Misalnya untuk mengetahui
asal dari suatu budaya yang dapat ditelusuri melalui naskah kuno
atau penemuan prasasti-prasasti.
4) Mengeksploitasi IPTEK.
Dengan jiwa dan sifat keingintahuan yang dimiliki manusia, serta
akal dan pikiran yang sudah diberikan Tuhan kepada manusia,
maka manusia akan selalu mengembangkan berbagai hal untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik. Pengetahuan yang dimiliki
oleh manusia akan selalu didokumentasikan supaya manusia
lainnya juga dapat mempergunakannya dan melestarikannya demi
kebaikan manusia itu sendiri.
2. Kedudukan Bahasa Indonesia
Kedudukannya berada diatas bahasa-bahasa daerah. “Hasil Perumusan
Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada
tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi
sebagai:
a. Lambang kebanggaan nasional.
Sebagai lambang kebanggaan nasional bahasa Indonesia
memancarkan nilai- nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia.
Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus
bangga, menjunjung dan mempertahankannya. Sebagai realisasi
kebanggaan terhadap bahasa Indonesia, harus memakainya tanpa ada
rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bangga
memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
b. Lambang identitas nasional.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia
merupakan lambang bangsa Indonesia. Berarti bahasa Indonesia dapat
mengetahui identitas seseorang, yaitu sifat, tingkah laku, dan watak
sebagai bangsa Indonesia. Kita harus menjaganya jangan sampai ciri
kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa
Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang
sebenarnya.
c. Alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang
sosial budaya dan bahasanya.
Dengan fungsi ini memungkinkan masyarakat Indonesia yang
beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya
dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib
yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman
dan serasi hidupnya, karena mereka tidak merasa bersaing dan tidak
merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Karena dengan adanya
kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas
suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam
bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah
masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah
diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
d. Alat penghubung antar budaya antar daerah.
Manfaat bahasa Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat saling
berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala
kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan mudah
diinformasikan kepada warga. Apabila arus informasi antarmanusia
meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan
seseorang. Apabila pengetahuan seseorang meningkat berarti tujuan
pembangunan akan cepat tercapai.
B. Eksistensi Bahasa Indonesia
Eksistensi Bahasa Indonesia pada era globalisasi sekarang ini, jati diri
bahasa Indonesia perlu dibina dan dimasyarakatkan oleh setiap warga negara
Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia tidak terbawa arus oleh
pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan bahasa dan budaya bangsa
Indonesia. Pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi
dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa
Indonesia. Ini semua menyangkut tentang kedisiplinan berbahasa
nasional,pemakai bahasa Indonesia yang berdisiplin adalah pemakai bahasa
Indonesia yang patuh terhadap semua kaidah atau aturan pemakaian bahasa
Indonesia yang sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Disiplin berbahasa Indonesia akan membantu bangsa Indonesia untuk
mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif asing atas kepribadiannya
sendiri. Peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana keilmuan perlu
terus dilakukan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Seirama dengan ini, peningkatan mutu pengajaran bahasa Indonesia
di sekolah perlu terus dilakukan.
1. Tantangan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi.
Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu
dahsyat menuntut para pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja
lebih keras untuk lebih menyempurnakan dan meningkatkan semua sektor
yang berhubungan dengan masalah pembinaan bahasa. Sebagaimana
dikemukakan oleh Featherston (dalam Lee, 1996), globalisasi menembus
batas-batas budaya melalui jangkauan luas perjalanan udara, semaki
luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis (wisatawan) ke berbagai
negara.
Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang cukup
pesat, perkembangan di luar negeripun sangat menggembirakan. Data
terakhir menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah membuka program
bahasa Indonesia (Indonesian Language Studies). Bahkan, perkembangan
ini akan semakin meingkat setelah terbentuk Badan Asosiasi Kelompok
Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Walaupun
perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di sisi lain
peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula.
Berbagai peluang bahasa Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain
adanya dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk peran media massa.
Sementara itu, tantangannya dapat dikategorikan atas dua, yaitu tantangan
internal dan tantang eksternal. Tantangan internal berupa pengaruh negatif
bahasa daerah berupa kosakata, pembentukan kata, dan struktur kalimat.
Tantangan eksternal datang dari pengaruh negatif bahasa asing (terutama
bahasa Inggris) berupa masuknya kosakata tanpa proses pembentukan
istilah dan penggunaan struktur kalimat bahasa Inggris.
Mencermati berbagai peluang dan tantang tersebut, memunculkan
serangkaian pertanyaan berikut :
a) Mampukah bahasa Indonesia mempertahankan jati dirinya di tengah
arus tarik-menarik dari dua tantangan tersebut?
b) Apakah peluang-peluang yang mendukung pembinaan bahasa
Indonesia dalam mempertahankan jati diri bahasa Indonesia?
c) Apa saja tantangan-tantangan masa depan terhadap perkembangan
bahasa Indonesia dalam arus tarik-menarik tersebut?
d) Bagaimana upaya penanggulangan terhadap tantangan-tantangan
tersebut?
Berbagai fenomena dan kenyataan itu akan semakin mendukung ke
arah terjadinya suatu pertentangan (paradoks) dan arus tarik-menarik antara
globalisasi dan lokalisasi. Persoalan berikutnya adalah mampukah bahasa
Indonesia mempertahankan jati dirinya di tengah-tengah arus tarik-menarik
itu? Untuk menjawab persoalan ini, marilah kita menengok ke belakang
bagaimana bahasa Indonesia yang ketika itu masih disebut bahasa Melayu
mampu bertahan dari berbagai pengaruh bahasa lain baik bahasa asing
maupun bahasa daerah lainnya di nusantara. Sejauh ini tanpa terasa banyak
kosakata yang sebenarnya hasil serapan dari bahasa lain tetapi sudah kita
anggap sebagai kosakata bahasa Melayu atau Indonesia.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai kedudukan dan
fungsi yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Dimana kedudukannya
sebagai lambang kebanggan nasional, lambang identitas nasional, alat
pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial
budaya dan bahasanya, dan alat penghubung antarbudaya antar daerah.
Setelah mengetahui kedudukan dan fungsinya, pertanyaan kita
selanjutnya mampukah bahasa Indonesia mempertahankan jati dirinya di
tengah-tengah arus arus Globalisasi? Untuk menjawab persoalan ini, marilah
kita menengok ke belakang bagaimana bahasa Indonesia yang ketika itu
masih disebut bahasa Melayu mampu bertahan dari berbagai pengaruh bahasa
lain, baik bahasa asing maupun bahasa daerah lainnya di Nusantara. Sejauh ini
tanpa terasa banyak kosakata yang sebenarnya hasil serapan dari bahasa lain
tetapi sudah kita anggap sebagai kosakata bahasa Melayu atau Indonesia.
B. Saran
1. Sebaiknya kita harus memahami fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia
sesuai dengan pemakaiannya.
2. Mengetahui penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya menjadi lebih efektif dalam berkomunikasi.
3. Dan kita juga harus bisa berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Moulina Bella. Makalah Fungsi dan Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai


Bahasa Nasional. http:// gogreenbella. wordpress. com/2012/04/30/
tantangan-berbahasa indonesia-di-masa-kini.
Anonim. Bahasa Indonesia: Tantangan dan Peluang pada Era Globalisasi.
http://simpleon7.wordpress.com/2011/06/11/bahasa-indonesia-
tantangan-dan-peluang-pada-era-globalisasi.
Anonim. Artikel Peranan Bahasa Indonesia dalam Era Globalisasi. http://all-
be-on.blogspot.com/2012/11/artikel-peranan-bahasa-indonesia-
dalam.html.
Muslich, Mansur. (2007). http://muslich-
m.blogspot.com/2007/04/kedudukan-dan-fungsi-bahasa-
indonesia.html.

Anda mungkin juga menyukai