PENDAHULUAN
2.3.1. Selektivitas
Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan
komponen-komponen lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek, terutama
pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain (misalnya lemak,
resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yang diinginkan.
Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan,
yaitu misalnya diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua.
2.3.2. Kelarutan
Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang
besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).
2.3.4 Kerapatan
Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaan
kerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini
dimaksudkan agar kedua fasa dapat dengan mudah dipisahkan kembali
setelah pencampuran (pemisahan dengan gaya berat). Bila beda kerapatannya
kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan menggunakan gaya
sentrifugal.
2.3.5. Reaktivitas
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia
pada komponen-kornponen bahan ekstraksi. Sebaliknya, dalam hal-hal
tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam)
untuk mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali Ekstraksi juga
disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan
mutlak harus berada dalam bentuk larutan.
2.4.1. Maserasi
Maserasi istilah aslinya adalah macerare (bahasa latin, artinya merendam)
adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati yaitu
direndam menggunakan pelarut bukan air (pelarut non polar) atau setengah air,
misalnya etanol encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam
buku resmi kefarmasian (FI Ed. IV).
Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia yang paling sederhana,
menggunakan pelarut yang cocok dengan beberapa kali pengadukan pada
temperatur ruangan (kamar) (Ditjen POM, 2000). Maserasi digunakan untuk
nenyari zat aktit yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung stirak,
benzoin dan lain-lain. Maserasi pada umumnya dilakukan dengan cara merendam
10 bagian serbuk simplisia dalam 75 bagian cairan penyari (pelarut) (Ditjen POM,
1986).
Komponen alat
Keterangan :
A : Bejana untuk maserasi berisi bahan yang sedang dimaserasi.
B: Tutup
C: pengaduk yang digerakkan secara mekanik.
2.4.2. Perkolasi
Perkolasi merupakan estraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna (exhaustive extraction) umumnya dilakukan pada suhu kamar.
Komponen alat
Keterangan :
A : Perkolator
C: Keran
G: Botol perkolat